BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini
|
|
- Hadi Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi Gorontalo dengan tipe B yang terletak di jalan Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini juga merupakan salah satu Rumah Sakit alternatif dan rujukan utama untuk berobat bagi masyarakat di Provinsi Gorontalo serta sebagian masyarakat dari luar Provinsi Gorontalo, seperti masyarakat dari Provinsi Sulawesi Tengah (Kab. Buol dan Kab. Parigi Moutong) dan masyarakat Provinsi Sulawesi Utara (Kab. Bolaang Mongondow Utara). Dimana daerah-daerah tersebut berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 16 Mei sampai dengan 31 Mei di Ruang Perawatan Bedah RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloe Saboe Kota Gorontalo. Hasil penelitian ini diperoleh dari pembagian kuisioner kepada responden Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan oleh peneliti, di dapatkan secara accidental jumlah responden yang di rencanakan untuk operasi yakni sebanyak 51 responden. Namun, dari 51 responden ditentukan secara purposive dengan melihat kriteria, terdapat 7 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien telah direncanakan operasi dan bersedia menjadi 47
2 48 responden tetapi dalam kondisi yang lemah ditempat tidur. Sehingga responden yang memenuhi kriteria inklusi yang di berikan kuesioner yaitu sebanyak 44 responden. Hasilnya disajikan melalui analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan program SPSS Hasil Analisa Univariat Analisis univariat atau analisis deskriptif dilakukan untuk mendskripsikan dan melihat distribusi dari umur, jenis kelamin, pendidikan,, pendapatan (status ekonomi), diagnosa penyakit, dan pengalaman operasi sebelumnya. Analis data univariat dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, dan Pendapatan (Status Ekonomi) Umur responden menurut Depkes RI (2009) dibagi menjadi kelompok remaja yang terdiri tahun, dewasa terdiri dari umur tahun dan lansia yaitu umur dari tahun yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan tingkat pendidikan responden yaitu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi serta dengan pendapatan responden baik pendapatan rendah maupun tinggi yang di kategorikan berdasarkan standar UMR Provinsi Gorontalo Tahun 2013 yaitu sebesar Rp ,00. Distribusi respondennya dapat dilihat pada tabel 4.1.
3 49 Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan Pendidikan, Jaminan Kesehatan, dan Pendapatan (Status Ekonomi) di Ruang Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Tahun 2013 n = 44 Karakteristik Jumlah % Umur 1) Remaja : Tahun ) Dewasa : Tahun ) Lansia : Tahun Jenis Kelamin 1) Laki-laki ) Perempuan Pendidikan 1) SD ) SMP ) SMA ) Perguruan Tinggi Pendapatan 1) Penghasilan Rendah < Rp ,00 2) Penghasilan Tinggi > atau = Rp ,00 Sumber : data primer Dari hasil analisis tentang distribusi responden berdasarkan umur terdapat responden yang diteliti berusia tahun yang terdiri dari remaja, dewasa dan lansia, dan jumlah responden terbanyak terdapat pada kelumpok umur remaja yaitu sebanyak 19 orang (43.2 %), sedangkan kelompok umur yang paling sedikit terdapat pada kelompok umur dewasa yaitu sebanyak 10 orang (22.2 %). Sementara responden perempuan lebih banyak yaitu 27 orang (61.4 %) daripada laki-laki sebanyak 17 orang (38.6 %). Sedangkan dalam kategori pendidikan, dengan jumlah pendidikan SD yang terbanyak yaitu 14 orang (31.8 %), kemudian
4 50 SMA sebanyak 13 orang (29.5 %), Perguruan Tinggi sebanyak 9 orang (20.5 %) dan yang berpendidikan SMP sebanyak 8 orang (18.2 %). Adapun responden yang memiliki pendapatan tinggi lebih banyak yaitu 28 orang (63.6 %) dibandingkan dengan yang memiliki pendapatan rendah yaitu 16 orang (36.4 %) Distribusi Responden Berdasarkan Penyakit pada tabel 4.2 Distribusi penyakit responden yang akan menjalani operasi dapat dilihat Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Penyakit di Ruang Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Tahun 2013 Penyakit Jumlah % App (Appendisitis) Hernia DM (Diabetes Melitus) Tumor Payudara Tumor Patella Faringioma Luka Tusuk Benjolan bawah tulang Iga Benjolan Leher Kanan Combutio Fraktur Vesikolitiasis BPH Hematuria Total Sumber : data primer Dari hasil analisis di dapatkan bahwa responden yang paling banyak direncanakan melakukan operasi dengan penyakit App (Appendisitis) yaitu 18 orang (40.9 %), sedangkan responden yang paling sedikit direncanakan untuk
5 51 melakukan operasi adalah Tumor Payudara, Tumor Patella, Faringioma, Luka Tusuk, Benjolan bawah tulang iga, Benjolan Leher Kanan, Combutio, Vesikolitiasis, BPH dan Hematuria yaitu masing-masing berjumlah 1 orang (2.3 %) Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Operasi Sebelumnya Distribusi pengalaman responden baik yang pernah maupun belum pernah melakukan operasi sebelumnya dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Operasi Sebelumnya di Ruang Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Tahun 2013 Pengalaman Operasi Sebelumnya Jumlah % Pernah Belum Pernah Total Sumber : data primer Dari hasil analisis responden yang belum pernah melakukan operasi lebih banyak yaitu 26 orang (59.1 %) daripada yang pernah mempunyai pengalaman operasi sebanyak 18 orang (40.9 %) Distribusi Responden Berdasarkan Mekanisme Koping Distribusi responden berdasarkan mekanisme kopingnya dibagi menjadi dua kategori yaitu koping adaptif dan koping maladaptif dapat dilihat pada tabel 4.4.
6 52 Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Mekanisme Koping di Ruang Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Tahun 2013 Mekanisme Koping Jumlah % Koping adaptif Koping maladaptif Total Sumber : data primer Dari hasil analisis didapatkan jumlah responden dengan koping yang adaptif adalah 27 orang (61.4 %) dan koping maladaptif sebanyak 17 orang (38.6 %) Distribusi Responden Berdasarkan Kecemasan Distribusi responden berdasarkan kecemasan dibagi menjadi lima kategori yaitu tidak cemas, kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat, dan panik (sangat berat). Namun, dari hasil yang didapatkan tidak terdapat responden yang tidak cemas dan mengalami kepanikan. Distribusinya dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kecemasan di Ruang Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Tahun 2013 Kecemasan Jumlah % Kecemasan Ringan Kecemasan Sedang Kecemasan Berat Total Sumber : data primer
7 53 Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang mengalami cemas ringan sebanyak 13 orang (29.5 %), cemas sedang sebanyak 13 orang (29.5 %) dan cemas berat sebanyak 18 orang (40.9 %) Distribusi Karakteristik Responden Dengan Kecemasan Distribusi Karakterisrik responden seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan dan pengalaman operasi sebelumnya dengan kecemasan dapat dilihat pada tabel 4.6 yaitu sebagai berikut.
8 54 Tabel 4.6 Distribusi Karakteristik Responden dengan Kecemasan di Ruang Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Tahun 2013 n cemas ringan = 13 (29.5 %) n cemas sedang = 13 (29.5 %) n cemas berat = 18 (40.9 %) Karakteristik Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat Umur n % n % n % 1) Remaja : Tahun ) Dewasa : Tahun ) Lansia : Tahun Jenis Kelamin 1) Laki-laki ) Perempuan Pendidikan 1) SD ) SMP ) SMA ) Perguruan Tinggi Pendapatan 1) Penghasilan Rendah 2) < Rp , ) Penghasilan Tinggi 4) > atau = Rp , Pengalaman Operasi Sebelumnya 1) Pernah ) Belum Pernah Sumber : data primer Keterangan : n = jumlah Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang paling banyak menunjukkan kecemasan terdapat pada kelompok remaja dengan tingkat
9 55 kecemasan berat yaitu 11 orang (57.9 %), berdasarkan jenis kelamin perempuan paling banyak mengalami kecemasan berat yaitu 14 orang (51.9 %), dengan tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 7 orang (50 %) dan SMP sebanyak 4 orang (50 %). Sementara berdasarkan pendapatan responden yang paling banyak cemas berat terdapat pada responden yang memiliki pendapatan tinggi adalah 13 orang (46.4 %), dengan belum pernah memiliki pengalaman operasi sebelumnya sebanyak 17 orang (65.4 %) Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien pre operasi di ruang bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Analisis data secara statistik yaitu melalui uji pearson chi-square dengan nilai p value = Hubungan Mekanisme Koping dengan Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Hubungan mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien pre operasi di Ruang Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe disajikan pada tabel 4.7.
10 56 Tabel 4.7 Hubungan Mekanisme Koping dengan Kecemasan pada Pasien Pre Operasi di Ruang Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Tahun 2013 Kecemasan Total p value Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat Mekanisme Koping n % N % n % n % Koping adaptif Koping maladaptive Jumlah Sumber : data primer Dari hasil analisis hubungan mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien pre operasi diperoleh bahwa responden yang kopingnya adaptif, 13 orang (48.1 %) yang mengalami kecemasan ringan, 10 orang (37.0 %) yang mengalami kecemasan sedang, dan responden yang mengalami kecemasan berat sebanyak 4 orang (14.8 %) sementara responden yang koping maladaptif, tidak terdapat responden yang mengalami kecemasan ringan tetapi yang mengalami kecemasan sedang terdapat 3 orang (17.6 %) sementara yang mengalami kecemasan berat terdapat 14 orang (82.4 %). Berdasarkan hasil uji statistik pearson chi-square didapatkan nilai p value = (p < 0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien pre operasi.
11 Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien pre operasi di Ruang Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Sampel pada penelitian ini berjumlah 44 sampel yang ditentukan dengan teknik purposive sampling melalui pertimbangan peneliti berdasarkan kriteria inklusi yaitu pasien yang telah direncanakan untuk operasi sesuai prosedur di Ruang Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe dan bersedia menjadi responden yang sudah dipilih dari 51 sampel yang sebelumnya ditentukan secara accidental sampling. Adapun 7 sampel yang tidak dijadikan responden adalah sampel yang telah termasuk dalam kriteria inklusi namun kondisi pasien masih dalam keadaan lemah untuk dijadikan responden dalam penelitian maka telah menjadi kriteria eksklusi.. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa responden dengan koping maladaptif paling banyak menunjukkan adanya kecemasan berat yaitu sebanyak 14 orang (82.4 %), kecemasan sedang sebanyak 3 orang (17.6 %) dan kecemasan ringan 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa individu masih belum bisa mengatasi perasaan kecemasan yang dirasakannya. Menurut asumsi peneliti, kecemasan tersebut dikarenakan adanya ketidakmampuan dari responden untuk menyesuaikan diri ataupun beradaptasi terhadap masalah operasi yang dihadapinya saat ini. sehingga mekanisme koping menjadi maladaptif dan kecemasan menjadi tidak teratasi. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi kecemasan dimana sebagian responden yang akan melakukan operasi selalu mudah terkejut, sering mengalami gangguan tidurnya, sering sulit untuk berkonsentrasi, bahkan
12 58 responden sering murung dan merasa kurang bergairah dalam melakukan aktivitas apapun karena sering memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan operasi serta sering merasakan ketegangan (Dilihat pada lampiran jawaban kuesioner). Sedangkan responden dengan koping adaptif, paling banyak menunjukkan kecemasan ringan sebanyak 13 orang (48.1 %), kecemasan sedang sebanyak 10 orang (37.0 %) dan kecemasan berat sebanyak 4 orang (14.8 %). Sehingga individu dengan koping yang adaptif lebih banyak merasakan kecemasan ringan daripada kecemasan berat. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi kecemasan dimana sebagian besar responden tidak pernah merasa takut untuk melakukan operasi ataupun takut ditinggal sendirian, tidak pernah merasa gemetaran, dan tidak penah mengalami gejala mual/muntah, nafas terasa cepat dan pendek, serta tidak pernah mengalami gangguan pada pendengaran bahkan sangat jarang merasa tersinggung, tegang, gelisah dan tidak tenang, mimpi buruk dan jarang mengalami gejala seperti nyeri pada otot-otot, denyut nadi cepat, dada tertekan, sering BAK ataupun mulut terasa kering, pusing atau sakit kepala. Meskipun dengan koping yang adaptif individu masih merasakan cemas, maka kecemasan individu tersebut bisa saja karena faktor lainnya seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, status ekonomi dan pengalaman menjalani operasi sebelumnya (Dilihat pada lampiran jawaban kuesioner). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa mekanisme koping ada hubungan yang bermakna dengan kecemasan pada pasien pre operasi di Ruang Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Dari hasil uji
13 59 bivariat diperoleh nilai p value = (p < 0.05) sehingga ada hubungan yang bermakna antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien pre operasi. Penggunaan koping yang maladaptif dapat menimbulkan respon negatif dengan munculnya reaksi mekanisme pertahanan tubuh dan respon verbal yang tidak efektif (Suryani dan Widyasih (2008) dalam P. Rini (2012). Sedangkan menurut Miller (dalam P.Rini, 2012), koping merujuk kepada mengatasi suatu situasi yang menimbulkan ancaman terhadap individu sehingga individu dapat mengatasi perasaan tidak nyaman seperti ansietas (kecemasan), rasa takut, berduka dan rasa bersalah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian P. Rini (2012) tentang Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Cilandak Jakarta Selatan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien pre operasi dengan nilai p value = (< 0.05). Adapun hasil penelitian yang didapatkan pada kelompok remaja paling banyak mengalami kecemasan dimana dengan tingkat kecemasan berat yaitu 11 orang (57.9 %), berdasarkan jenis kelamin perempuan paling banyak mengalami kecemasan berat yaitu 14 orang (51.9 %), dengan tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 7 orang (50 %) dan SMP sebanyak 4 orang (50 %). Sementara berdasarkan pendapatan responden yang paling banyak cemas berat terdapat pada responden yang memiliki pendapatan tinggi adalah 13 orang (46.4 %), dengan
14 60 belum pernah memiliki pengalaman operasi sebelumnya sebanyak 17 orang (65.4 %). Dilihat dari karakteristik umur responden, hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa usia muda lebih banyak mengalami kecemasan dari pada usia yang sudah lanjut. Menurut peneliti, umur lebih muda belum memiliki banyak pengalaman dan berpikir secara matang dalam menghadapi setiap masalah. Sehingga sulit bagi orang dengan usia yang masih sangat muda untuk bisa beradaptasi dalam berbagai situasi. Sedangkan pada usia yang dewasa memiliki tingkat adaptasi yang adekuat dan mulai mampu mengatasi segala bentuk masalah, terutama masalah operasi yang dihadapi saat ini dan pada lanjut usia, memiliki pemikiran yang matang dan pengalaman yang lebih sehingga mampu untuk mengatasi masalah yang ada secara bijaksana sesuai dengan kondisi yang dilaminya. Hasil analisis ini sejalan dengan penelitian P. Rini (2012) tentang Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Cilandak Jakarta Selatan, menyimpulkan bahwa usia < 30 tahun rata-rata dari 28 responden mengalami tigkat kecemasan paling tinggi yaitu dibandingkan dengan usia > atau = 30 tahun rata-rata dari 19 responden yaitu Menurut Hawari (2006) bahwa faktor umur muda lebih mudah mengalami stres atau kecemasan daripada yang berumur lebih tua, dimana terlalu banyak masalah yang sering dialami oleh seseorang pada usia muda. Walau umur sukar ditentukan karena sebagain besar pasien melaporkan bahwa mereka mengalami kecemasan selama yang dapat mereka ingat. Sedangkan
15 61 menurut Haryanto (2001) dalam Kurasein (2009) bahwa umur menunjukkan ukuran waktu pertumbuhan dan perkembangan seorang individu. Umur berkolerasi dengan pengalaman, pengalaman berkolerasi dengan pengetahuan, pemahaman dan pandangan terhadap suatu penyakit atau kejadian sehingga akan membentuk suatu persepsi dan sikap. Kemudian kecemasan dilihat dari karakteristik jenis kelamin responden dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak mengalami kecemasan daripada laki-laki. Menurut peneliti, perempuan seringkali sensitif terhadap hal-hal yang bisa mengancam dirinya, baik dari segi fisik maupun psikis. Sedangkan laki-laki, mampu mengatasi berbagai masalah secara santai dan lebih menginginkan masalah tersebut diselesaikan dengan cepat. Apabila terdapat lakilaki yang mengalami kecemasan, apalagi pada tingkat kecemasan berat, hal tersebut dikarenakan adanya faktor lain yang mempengaruhi pria tersebut mengalami kecemasan. Misalnya, selama sakit pasien sering memikirkan hal-hal tentang tanggung jawabnya waktu dirinya masih merasakan sehat seperti pekerjaan, kehilangan peran, tidak dapat berbuat apa-apa untuk keluarga bahkan terus memikirkan masalah pembiayaan selama di rawat dan melakukan tindakan operasi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian P. Rini (2012) tentang Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Cilandak Jakarta Selatan, menjelaskan bahwa rata-rata dari 20 rasponden laki-laki yang mengalami kecemasan adalah 31.4 sedangkan dari 27 responden perempuan rata-rata mengalami kecemasan yaitu sehingga
16 62 dapat disimpulkan bahwa perempuan lebih banyak mengalami kecemasan daripada laki-laki. Myers (1983) dalam Kurasein (2009) mengatakan bahwa perempuan lebih cemas akan ketidakmampuannya daripada laki-laki. Laki-laki lebih aktif dan rileks sedangkan perempuan lebih sensitif. Sedangkan berdasarkan penjelasan Kaplan dan Shaddock dalam P.Rini (2012) bahwa jumlah mereka yang menderita kecemasan baik akut maupun kronik dengan perbandingan wanita dan laki-laki yaitu 2:1, selain itu umumnya perempuan dalam merespon stimulus atau rangsangan yang berasal dari luar lebih kuat dan lebih sensitif daripada laki-laki. Apabila dipandang dari status pendidikan responden, hasil analisis menunjukkan bahwa yang memiliki pendidikan SD dan SMP paling banyak mengalami kecemasan. Menurut peneliti, hal ini dikarenakan bahwa individu tidak mampu mengingat, memahami dan menyerap informasi tentang persiapan operasi atau informasi kesehatan lainnya, baik yang disampaikan oleh dokter, perawat ataupun petugas kesehatan lainnya. Individu lebih memfokuskan pemikirannya pada hal-hal yang akan terjadi setelah operasi nanti. Seperti, adanya rasa nyeri, takut mengalami kecacatan atau kematian dan takut dengan peralatan yang digunakan pada saat melakukan pembedahan. Hasil analisis yang didapatkan mendukung penelitian Bahiroh (2008) tentang Hubungan Karakteristik Dengan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Elektif di Ruang Boegenvil RSUD Dr. Raden Soedjati Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan yang paling banyak mengalami kecemasan berada pada
17 63 tingkat SD yaitu sebanyak 75.8 %. Notoatmodjo (2002) menjelaskan bahwa tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan tentang pra operasi yang mereka peroleh. Dari kepentingan keluarga pendidikan itu sendiri amat diperlukan seseorang agar lebih tanggap dengan adanya masalah kesehatan dan bisa mengambil tindakan secepatnya. Status pendidikan yang kurang pada seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih mudah mengalami cemas atau stress dibanding dengan mereka yang status pendidikannya lebih tinggi. Sedangkan hasil analisis dari tingkat pendapatan (status ekonomi) responden, menunjukkan bahwa yang memiliki pendapatan tinggi lebih banyak mengalami kecemasan daripada yang memiliki pendapatan rendah. Hal ini terjadi karena, adanya biaya yang sangat banyak dibutuhkan untuk memenuhi segala bentuk pembayaran yang berkaitan dengan proses operasi, baik dari segi pelayanan, kebutuhan nutrisi, cairan, obat-obatan, fasilitas yang digunakan dan lain-lain. Kondisi status ekonomi seseorang yang meningkat belum tentu dapat membuat kondisi kesehatannya menjadi baik. Bisa saja terdapat hal lain yang selalu dipikirkan oleh pasien selama kondisi kesehatannya kurang baik, seperti adanya kehilangan peran atau tidak dapat bekerja, memikirkan segala bentuk aktifitas yang biasanya dilakukan setiap hari, bahkan mulai merasa selalu bergantung kepada orang lain dengan kondisi setelah operasi nanti. Dari hasil analisis yang didapatkan berbeda dengan hasil penelitian P. Rini (2012) menunjukkan bahwa responden yang cemas dengan penghasilan yang tidak mencukupi rata-rata mencapai dari pada responden yang memiliki
18 64 penghasilan mencukupi yaitu rata-rata Jadi, disimpulkan bahwa yang memiliki penghasilan tidak mencukupi, tingkat kecemasannya lebih tinggi daripada yang penghasilannya mencukupi. Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kuantitas maupun kualitas kesehatan sehingga ada hubungan yang erat antara pendapatan dengan keadaan kesehatan seseorang. Pendapatan yang meningkat tidak merupakan kondisi yang menunjang bagi keadaan kesehatan seseorang menjadi memadai (BPS (2005) dalam Bahiroh (2008)). Sementara hasil analisis kecemasan berdasarkan pengalaman operasi sebelumnya menunjukkan bahwa responden yang belum pernah memiliki pengalaman operasi sebelumnya paling banyak mengalami kecemasan. Hal ini berhubungan dengan kurangnya informasi tentang segala bentuk proses pembedahan, baik tidak disampaikan oleh petugas pelayanan maupun adanya ketidakpahaman terhadap informasi yang diberitahukan dan tidak menanyakan kembali tentang informasi tersebut baik itu tentang penyakitnya, persiapan sebelum operasi dan setelah operasi apa-apa yang harus dilakukan oleh responden. Sedangkan yang pernah melakukan pembedahan sebelumnya, telah mengetahui berbagai prosedur baik positif maupun negatif dalam pembedahan. Sehingga, dengan pengalaman tersebut bisa saja seseorang mampu mengatasi kecemasan karena sudah pernah merasakan pembedahan sebelumnya. Hasil penelitian ini, sejalan dengan penelitian Kurasein (2009) tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Pasien yang akan Menjalani Operasi Mayor elektif di ruang Rawat Bedah RSUP Fatmawati Jakarta Selatan, menunjukkan nilai OR=1.429 dimana pasien yang memiliki
19 65 pengalaman operasi sebelumnya kali memiliki kecemasan ringan daripada yang tidak pernah melakukan operasi sebelumnya atau memiliki pengalaman operasi sebelumnya. Hal ini sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Robby (2009) dalam Kurasein (2009) yaitu pengalaman masa lalu operasi baik yang positif maupun negative dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan menggunakan koping yang baik, sebaliknya jika terjadi kegagalan pada operasi sebelumnya menimbulkan reaksi emosional menyebabkan adanya koping yang maladaptif terhadap ansietas atau stressor tertentu.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini menguraikan tentang tingkat nyeri pada pasien post operasi, yang diperoleh
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang tingkat nyeri pada pasien post operasi, yang diperoleh melalui pengumpulan data menggunakan kuesioner data demografi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota
55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pasien pre operasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. H. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum terbesar yang ada di
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo bertempat di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan
Lebih terperinciSUMMARY ABSTRAK. Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Keluarga, Stroke
SUMMARY ABSTRAK Prily Apriliany S. Husain, 84140901. Gambaran Tingkat dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke di Ruangan Neuro RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei saboe Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah merupakan Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spirituial dan penyakit)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, individu bisa saja merasakan sehat maupun sakit. Sehat adalah keadaan dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
Lebih terperinciMEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG
MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG Asri Rahmawati, Arena Lestari, Ferry Setiawan ABSTRAK Salah satu penyakit yang menjadi
Lebih terperinciLembar Persetujuan Responden
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden Saya yang bernama Sri Lestari Mei Donna Siregar/ 1102334 adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Ruang ICU merupakan ruang rawat di Rumah sakit yang dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien
Lebih terperinciPENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA
PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA Pandeirot *, Fitria**, Setyawan** Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI Ibrahim N. Bolla ABSTRAK Tindakan pembedahan adalah suatu tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami tindakan invasif seperti pembedahan. Dilaporkan pasien mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah sebuah fasilitas, sebuah institusi dan sebuah organisasi yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada pasien diagnostik dan terapeutik
Lebih terperinciPROSES TERJADINYA MASALAH
PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada saluran pencernaan (gastrointestinal) merupakan sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medik. Kasus pada sistem gastrointestinal
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kesakitan anak di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4 tahun sebesar 25,8%, usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dengan adanya perubahan gaya hidup berdampak pada penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Lebih terperinciLampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Program DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA
HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad
Lebih terperinciPENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK
PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan mengancam bagi setiap orang, terutama bagi anak yang masih dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI Dewi Utami, Annisa Andriyani, Siti Fatmawati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien karena akan muncul berbagai kemungkinan masalah dapat terjadi yang akan membahayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Gagal ginjal kronik adalah penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit taktus urinarius dan ginjal. Awitan gagal ginjal dapat terjadi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat Penelitian dengan judul Perbedaan terapi musik dan relaksasi terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta telah dilaksanakan pada bulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap (G2) Bedah RSUD Prof. DR. Aloei Saboe kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (umur, status pendidikan, status ekonomi (pendapatan), pengetahuan, tipe
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (umur, status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecemasan merupakan istilah yang menggambarkan keadaan khawatir dalam kehidupan sehari-hari (Dalami, 2005). Kecemasan dapat ditimbulkan dari peristiwa sehari-hari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Operasi merupakan penyembuhan penyakit dengan jalan memotong dan mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi, dirawat inap dan jenis operasi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN: 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) Silakan anda memberi tanda di kolom isi sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan
1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Data epidemiologis menunjukkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan penyakit cerebrovaskular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino Gondohutomo Semarang (RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang) yang beralamat di Jl. Brigjend
Lebih terperinciDUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Christine Handayani Siburian*, Sri Eka Wahyuni** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum Penelitian Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Yogyakarta pada tanggal 9 Agustus - 1 September 2016. Data dikumpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hospitalisasi 1. Pengertian Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan keadaan dimana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial dan perkembangan atau spiritual seseorang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga yang merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta kelas D milik Yayasan Islam Bani Shobari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah suatu keadaan yang sangat serius pada pasien pre operasi yang ditandai dengan perasaan ketakutan dan gelisah serta menggambarkan perasaan keraguraguan,
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tilote sebagai salah satu pelayanan dasar dan terdepan di Kecamatan Tilango memberikan pelayanan rawat jaan dan rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu organisasi kesehatan yang dengan segala fasilitas kesehatannya diharapkan dapat membantu pasien dalam meningkatkan kesehatan dan mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kegagalan anestesi/meninggal, takut tidak bangun lagi) dan lain-lain (Suliswati,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cemas merupakan suatu keadaan emosi tanpa suatu objek yang spesifik dan pengalaman subjektif dari individu serta dan tidak dapat diobservasi dan dilihat secara langsung.
Lebih terperinciKUESIONER. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita
KUESIONER Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita Mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk menjawab kuesioner ini. Kuesioner ini dibuat untuk kepentingan skripsi penelitian
Lebih terperinciLEMBAR INFORMASI PENELITIAN. akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita
LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Informasi Penelitian LEMBAR INFORMASI PENELITIAN Assalammu laikum Wr Wb Saya, Sitti Nursanti dari Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERATIF SELAMA MENUNGGU JAM OPERASI ANTARA RUANG RAWAT INAP DENGAN RUANG PERSIAPAN OPERASI RUMAH SAKIT ORTOPEDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : PARYANTO J.210
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. xiv
xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan walaupun minor/mayor merupakan pengalaman yang sulit dan bisa menimbulkan kecemasan bagi hampir semua pasien dan keluarganya. Kecemasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan. melahirkan. Rumah sakit dituntut lebih profesional dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan
Lebih terperinciKata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.
LAMPIRAN Kata Pengantar Melalui kuesioner ini, kami dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Derajat kecemasan pada siswa kelas XI SMA Santa
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV 05.07.02 KEDIRI Mulazimah Akademi Kebidanan PGRI Kediri mulazimah@gmail.com ABSTRAK Latar
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU Diny Vellyana 1, Arena Lestari 2, Asri Rahmawati 3 1,2,3 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari yang merupakan salah satu rumah sakit umum milik pemerintah Kabupaten
Lebih terperinciGAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN
GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN Dolis Yesti Fennyria Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Sectio caesarea merupakan salah satu cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam segala proses kehidupan komunikasi merupakan hal paling pokok. HAM (Hubungan Antar Manusia) bisa terjadi tidak lain karena adanya sistem komunikasi. Berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mata sangatlah penting karena penglihatan tidak dapat digantikan dengan apapun, maka mata memerlukan perawatan yang baik. Kebutaan yang diakibatkan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Anak adalah individu yang masih memiliki ketergantungan pada orang dewasa dan lingkungan sekitarnya, anak memerlukan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam kebutuhan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan seperti perkembangan fisik, emosional, maupun sosial yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. A. Latar belakang Rumah sakit adalah
Lebih terperinciA. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari 4 (empat) ruangan, yaitu: Apotik, Poliklinik dan Rawat Inap.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr.H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Pertama kali dibangun pada tahun 1926 dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciPERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :
Lampiran I PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : 462010066 Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengurus anak, dan kerap kali harus berhubungan dan bergaul dengan anak-anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sakit dan dirawat di rumah sakit jauh dari menyenangkan bagi anak. Hal ini merupakan suatu stresor karena anak tidak mengerti mengapa dia dirawat. Perpisahan dengan
Lebih terperinciTINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG
TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG Iis Sriningsih* ), Dhani Afriani** ) *) Dosen Prodi DIV Keperawatan Semarang, Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciHamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)
61 Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 =
Lebih terperinciKECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BEDAH MAYOR
KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BEDAH MAYOR Ridwan Kustiawan 1, Angga Hilmansyah 2 1 Dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, 2 Alumni Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh dunia. Satu dari empat kematian yang terjadi di Amerika Serikat disebabkan oleh penyakit kanker (Nevid et
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan pada umumnya
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN Ika Agustina*Nur Asnah Sitohang** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN. Denah Gambaran Ruangan Perawatan Bedah adalah sebagai berikut : 2) Barat : Tangga khusus pengunjung kelantai 1
BAB IV HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil Penilitian disajikan dalam bentuk univariat yang menggambarkan distribusi frekuensi dari responden 4.1.1. Gambaran lokasi peniltian Denah
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUANGAN PERAWATAN BEDAH LANTAI 5 RUMAH
1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUANGAN PERAWATAN BEDAH LANTAI 5 RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO JAKARTA PUSAT TAHUN 2011 Petunjuk Pengisian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut hirarki Maslow tingkat yang paling dasar dalam kebutuhan
Lebih terperinciINFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN)
Lampiran 1 Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis Kelamin: INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN) Setelah mendapat penjelasan dan pemahaman tentang manfaat dari relaksasi autogenik dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan atau tindakan operatif, baik elektif maupun kedaruratan adalah peristiwa kompleks yang menegangkan. Segala bentuk pembedahan tersebut selalu didahului
Lebih terperinciPOLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN
POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN Efitri Novalina Siboro*, Iwan Rusdi ** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas
Lebih terperinciPERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI/Skripsi) salah satu tugas pada :
Lampiran I PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : RSJ. Direktur Soeharto Heerdjan Di Jakarta Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI/Skripsi) salah satu tugas pada : Instusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Penyakit gastrointestinal (saluran pencernaan) merupakan masalah kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan penyebab terbanyak kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemamouan tubuh gagal untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi medis dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman terhadap gangguan
Lebih terperinciLampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)
Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak merniliki objek yang spesifik. Kecemasan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit akibat gangguan peredaran darah otak yang dipengaruhi oleh banyak faktor resiko yang terdiri dari hipertensi, peningkatan kadar gula darah,
Lebih terperinciSkripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DERAJAT KEKEBALAN TERHADAP STRES (SKALA MILLER & SMITH) PADA LANSIA DI KELURAHAN KEDUNGWUNI TIMUR KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH
Lebih terperinci