BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep. Dengan variabel yang diteliti adalah tingkat spiritualitas dengan unsur yang dinilai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep. Dengan variabel yang diteliti adalah tingkat spiritualitas dengan unsur yang dinilai"

Transkripsi

1 BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat spiritualitas dan stres pada lansia di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan. Dengan variabel yang diteliti adalah tingkat spiritualitas dengan unsur yang dinilai yaitu hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, hubungan dengan alam atau lingkungan, hubungan dengan Tuhan dan tingkat stres unsur yang dinilai adalah respon fisik dan respon psikologis. Skema 3.1. Kerangka konseptual tingkat spiritual dan stres pada lansia j Tingkat o spiritualitas Tinggi Rendah Tingkat stress Berat Ringan 30

2 3.2 Definisi Operasional Table 3.2 Definisi Operasional tingkat spiritualitas dan stres pada lansia No Variabel 1 Tingkat spiritualitas Defenisi operasional Suatu keyakinan yang dimiliki seseorang atau individu dalam hubungannya dengan diri sendiri, hubungannya dengan orang lain, hubungannya dengan alam atau lingkungan dan hubungannya dengan Tuhan Alat ukur Hasil ukur Skala Kuesioner Tinggi (11- Ordinal 20) Rendah (0-10) 2 Tingkat stress Penilaian terhadap kondisi psikologis yang menghampiri dan dirasakan individu melalui pengalaman fisik/biologis, psikologis, dan sosial. Kuesioner Berat (20-49) Ringan (50-80) Ordinal

3 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat spiritualitas dan stress di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan. 4.2 Populasi dan Sampel Populasi Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang tinggal di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan yang berjumlah 80 orang Sampel Penelitian Sampel adalah sebagaian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling, yaitu pengumpulan sampel dengan berdasarkan jumlah populasi yang didasarkan atas pertimbangan dan karakteristik yang dikehendaki peneliti. Kriteria inklusi sampel pada penelitian ini adalah: a. Tidak sedang dalam kondisi sakit b. Dapat berkomunikasi dengan baik c. Orientasi orang, tempat dan waktu baik 32

4 Jumlah sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan yaitu 30 orang. Jumlah tersebut diperoleh setelah melakukan survei awal. 4.3 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan. Lokasi ini dipilih karena wilayah penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti dan belum ada peneliti yang melakukan penelitian tentang tingkat spiritualitas dan stress di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan sehingga peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian. Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober-Mei Pertimbangan Etik Penelitian Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari institusi Fakultas Keperawatan dan persetujuan dari Direksi Graha Resident Senior Karya Kasih Medan. selanjutnya peneliti melakukan beberapa langkah-langkah penelitian mulai dari pertimbangan etik penelitian yang meliputi: persetujuan dari responden penelitian (informed consent), lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan disertai judul penelitian. Sebelum menyerahkan informed consent (lembar persetujuan sebagai responden), peneliti terlebih dahulu menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian kepada calon responden. Apabila responden tidak bersedia menjadi responden maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghargai hak-hak responden. Bagi responden yang bersedia untuk diteliti, peneliti menyerahkan

5 informed consent untuk ditandatangani sebagai bukti kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan rahasia (anonymity), dan untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, maka saat penelitian ini, peneliti tidak mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode penelitian (confidentiality), kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti sebagai kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. Penelitian ini tidak menyakiti aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual dari responden. 4.5 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner ini dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada landasan teori dari variabel penelitian. Instrumen penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu: (1) Kuesioner tentang data demografi responden meliputi: inisial, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan, status perkawinan. (2) Kuesioner spiritual diidentifikasi berdasarkan karakteristik spiritualitas yaitu hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, hubungan dengan alam atau lingkungan dan hubungan dengan Tuhan menggunakan pertanyaan yang memberikan gambaran spiritualitas responden. Kuesioner ini terdiri dari 20 butir pernyataan yang disusun sendiri oleh peneliti yang sesuai dengan kebutuhan penelitian yang menggunakan jenis kuesionerskala Guttman.Kuesioner spiritualitas terdiri dari 20 pernyataan yang terbagi atas pernyataan hubungan dengan diri sendiri sebanyak 5 butir yang terdapat pada kuesioner nomor 1, 2, 3, 4, 5, pernyataan hubungan dengan orang lain sebanyak 5 butir yang terdapat pada

6 nomor 6, 7, 8, 9, 10, pernyataan hubungan dengan alam sebanyak 5 butir yang terdapat pada nomor 11, 12, 13, 14, 15, pernyataan hubungan dengan Tuhan sebanyak 5 butir yang terdapat pada nomor 16, 17, 18, 19, 20 dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak. Skor tertinggi pada skala ini adalah 1 dan skor terendah adalah 0. Seluruh kuesioner dalam penelitian ini adalah pernyataa positif. Spiritualitas pada lansia tersebut akan dikategorikan berdasarkan rumus statistika yaitu: i= rrrrrrrrrrrrrr bbbbbbbbbbbb kkkkkkkkkk dimana i merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah). Dari hasil skoring spiritualitas nilai tertinggi 20 dan terendah 0, maka rentang kelas adalah 20 dengan 2 kategori banyak kelas, sehingga diperoleh panjang kelas sebesar 10. Data untuk kuesioner spiritualitas dikategorikan sebagai berikut: adalah spiritualitas yang tinggi dan 0-10 adalah spiritualitas yang rendah. (3) Kuesioner stress diidentifikasi berdasarkan unsur fisik dan psikologis. Kuesioner stres yang digunakan merupakan kuesioner dengan skala likert yang sudah dimodifikasi dari alat ukur Depression Anxiety Stres Scale 42 (DASS 42) yang dikembangkan oleh Lovibond & Lovibond (1995). DASS 42 adalah seperangkat skala subjektif yang dibentuk untuk mengukur status emosional dari 3 sub yaitu depresi, kecemasan dan stres, di mana masing-masing sub terdiri dari 14 pernyataan. Instrumen stres dari DASS 42 kemudian dimodifikasi menjadi 20 pernyataan yang terdiri dari 2 subvariabel yaitu fisik 4 pernyataan, emosional/psikologis 14 pernyataan. Tingkat stres pada instrumen ini berupa berat

7 dan ringan. Peneliti menggunakan skala Likert untuk mengukur pernyataan negatif dengan nilai skor yaitu jika jawaban tidak pernah bernilai 4, kadangkadang bernilai 3, sering bernilai 2, dan selalu bernilai 1. Total skor diperoleh terendah 20 dan yang tertinggi 80. Berdasarkan rumus statistik menurut Riduwan (2005), p= rentang kelas/banyak kelas Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 60 dan 2 kategori kelas untuk mengukur tingkat stres yang berat dan ringan maka diperoleh panjang kelas 30. Menggunakan P = 30 dan nilai terendah 20 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka komponen ini dapat dikategorikan sebagai berikut: = ringan = berat 4.6 Validitas dan Reabilitas Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan memenuhi unsur penting dengan menentukan validitas pengukuran instrumen yaitu: relevansi isi, instrumen disesuaikan dengan tujuan penelitian agar dapat mengukur objek dengan jelas. Pada penelitian ini akan dilakukan penyesuaian instrumen penelitian sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu relevan pada sasaran subjek dan cara pengukuran melalui instrumen yang disusun sesuai

8 dengan tinjauan pustaka. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yang akan dilakukan uji validasi oleh 1 orang Dosen Fakultas Keperawatan yang berkompetensi dibidang spiritualitas dan stress dari Fakultas Keperawatan dan oleh beliau, kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan valid Reliabilitas Sebagai pemeriksaan pendahuluan sebelum melaksanakan penelitian, dilakukan suatu uji tentang kesamaan hasil apabila pengukuran dilakukan dengan orang yang berbeda atau waktu yang berbeda (Setiadi, 2012). Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau alat ukur secara konsisten objek yang akan diukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasi yang relative sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok sampel yang sama. Uji reliabilitas dilakukan pada tanggal 24 April-26 April 2017 di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan terhadap 10 orang responden yang memenuhi kriteria. Uji reliabilitas dilakukan dengan komputerisasi untuk analisa Cronbach s alpha dan KR 21, dengan hasil koefisien reliabilitas tingkat spiritualitas sebesar 0,80 (lampiran 8) dan reliabilitas tingkat stress sebesar 0,60 (lampiran 8). Sesuai dengan pendapat Riduan (2005) suatu instrumen dikatan reliabel apabila koefisiennya bernilai lebih besar dari 0, Pengumpulan Data

9 Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu tahap awal peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan USU) dan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan USU. Setelah mendapatkan surat rekomendasi kemudian peneliti meminta ijin ke pengelola Graha Resident Senior Karya Kasih Medan. Peneliti menentukan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Setelah mendapatkan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada responden tersebut tentang tujuan, manfaat dan cara pengisian kuesioner. Kemudian bagi calon responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani inform consent. Peneliti membacakan isi kuesioner kepada responden yang tidak bisa membaca, kemudian responden menjawab sesuai dengan keadaan yang dialaminya saat itu selanjutnya peneliti menandai jawaban yang diberikan responden di lembar kuesioner. Serta memberikan kuesioner secara langsung kepeda responden yang mampu membaca dan didampingi oleh peneliti. Dalam penelitian ini ada beberapa sampel yang tidak bersedia menjadi responden. Maka peneliti membatalkan responden tersebut dengan mengganti responden yang lain yang bersedia. Setelah pengisian kuesioner selesai, peneliti memeriksa kelengkapan data. Jika ada data yang kurang lengkap, dapat langsung dilengkapi, selanjutnya data yang sudah terkumpul akan dianalisa. 4.8 Analisa Data Dari semua data yang terkumpul, analisa data dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain tahap pertama editing yaitu mengecek nomor

10 responden dan kelengkapannya serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari kuesioner kedalam program komputer, tahap keempat adalah melalukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah dientry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Langkah selanjutnya pengolahan data statistik deskriptif, data demografi akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat bagaimana tingkat spiritualitas dan stress di Graha Senior Karya Kasih Medan Analisa Univariat Analisa univariat atau analisa deskriptif bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan variabel penelitian. Analisa ini akan menyajikan karakteristik responden, hasil kuesioner mekanisme koping dari lansia di Graha Residsent Senior Karya Kasih Medan. Pada analisa univariat ini akan menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari variabel, yang dihitung dengan rumus : Keterangan : P = persentase P = FF NN 100% F = frekuensi data N = Jumlah responden

11 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Bab ini menguraikan tentang Tingkat Spiritualitas dan Stres Pada Lansia di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan, diperoleh melalui pengumpulan data pada tanggal 02 Mei-30 Mei Hasil penelitian ini menggambarkan tentang tingkat spiritualitas dan menggambarkan tentang tingkat stress lansia di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan berdasarkan tiga kategori Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan terhadap responden sebanyak 30 orang responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin, umur, agama, suku bangsa, pendidikan terakhir, status perkawinan dan pekerjaan. Tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah usia 40

12 Tabel 1. Distribusi dan Karakteristik Responden (n=30) Karakteristik Frekuensi(n) Persentasi(%) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Umur Lanjut usia (60-74) Lanjut usia tua (75-90) Lanjut usia sangat tua (>90) Agama Islam Protestan Budha Katolik Suku Bangsa Jawa Batak Minang Tionghoa P. Terakhir SD SMP SMA Perguruan Tinggi Status Pernikahan Menikah Janda atau Duda Tidak menikah P. Sebelumnya Tidak bekerja Pensiunan Buruh/petani Wiraswasta Ibu rumah tangga

13 5.1.2 Gambaran Tingkat Spiritualitas Lansia Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan tingkat spiritual pada lansia dalam kategori tinggi sebanyak 29 orang (97%). Untuk lebih data lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Spiritualitas Lansia (n=30) Pernyataan Frekuensi (n) Persentasi (%) Tingkat Spiritualitas Tinggi (11-20) Rendah (0-10) Gambaran Tingkat Spiritualitas Lansia Berdasarkan Karakteristik Spiritual Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat spiritual berdasarkan karakteristik spiritual dalam hubungannya dengan Tuhan sebanyak 24 responden (80%) dalam kategori tinggi, berdasarkan karakteristik spiritual dalam hubungannya dengan diri sendiri sebanyak 23 responden (76%), berdasarkan karakteristik spiritual dalam hubungannya dengan orang lain sebanyak 26 responden (67%) dalam kategori tinggi dan berdasarkan karakteristik spiritual dalam hubungannnya dengan lingkungan sebanyak 26 responden (67%) dalam kategori tinggi

14 Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Spiritualitas Lansia berdasarkan karakteristik spiritualitas (n=30) Karakteristik Frekuensi (n) Persentasi (%) Hubungan dengan Tuhan Tinggi Rendah Hubungan dengan diri sendiri Tinggi Rendah Hubungan dengan orang lain Tinggi Rendah Hubungan dengan lingkungan Tinggi Rendah Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Tuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa 29 responden (97%) lansia menyatakan beribadah (berdoa, sembahyang/meditasi) untuk mendekatkan diri dengan Tuhan yang Maha Kuasa selama mereka tinggal di Panti, sebanyak 28 responden (93%) yakin dan percaya bahwa Tuhan akan membrikan mereka kesembuhan ketika mereka sakit, sebanyak 26 responden (87%) mengatakan dikunjungi oleh ahli agama selama tinggal dipanti.

15 Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Tuhan Pernyataan pasien selama di panti Saya berdoa/sembahyang/meditasi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Saya mengikuti kegiatan ibadah agama. Saya dikunjungi oleh rohaniawan Saya merasa bahwa ketika saya sakit saya berobat dan percaya kepada Tuhan akan memberikan kesembuhan. Saya membaca majalah buku agama. Frekuensi (Persentasi) Ya Tidak n (%) n (%) 29 (97) 1 (3) 26 (87) 4 (13) 26 (87) 4 (13) 28 (93) 2 (7) 11 (37) 19 (63) Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Diri Sendiri Hasil penelitian terhadap hubungan dengan diri sendiri didapati bahwa sebanyak 28 (93%) lansia menyatakan mampu menerima seluruh situasi hidup mereka, dan sebanyak 28 responden (93%) menyatakan dapat menerima perubahan-perubahan dalam hidup mereka. Sebanyak 21 responden (70%) menyatakan dapat menemukan arti dan tujuan hidup mereka.

16 Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Diri Sendiri Pernyataan kondisi pasien selama di panti Saya mampu menerima seluruh situasi hidup saya Saya dapat menerima perubahan hidup saya Saya dapat menemukan erti dan tujuan hidup saya Saya mempunyai peranan penting dalam keluarga Saya percaya dan menyakini bahwa hari tua menjadi hari bahagia Frekuensi(Persentasi) Ya Tidak n (%) n (%) 28 (93) 2 (7) 28 (93) 2 (7) 21 (70) 9 (30) 19 (63) 11 (37) 19 (63) 11 (37) Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Orang Lain Hasil penelitian berdasarkan hubungan dengan orang lain menunjukkan bahwa 27 responden (90%) mengatakan senang ketika keluarga datang menjenguk mereka, 26 (87%) responden mengatakan menerima dukungan dan pendampingan dari keluarga ketika mereka sakit, sebanyak 26 responden (87%) mengatakan berebagi dengan orang lain yang disekitar panti.

17 Tabel 6. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Orang Lain Pernyataan pasien selamat tinggal di panti Saya dapat bergaul dengan orang lain di panti Saya senang ketika keluarga datang menjenguk Saya menerima dukungan dan pendampingan dari keluarga ketika sakit Saya memaafkan orang lain Saya berbagi dengan orang lain yang ada disekitar panti Frekuensi (Persentasi) Ya Tidak n (%) n (%) 24 (80) 6 (20) 27 (90) 3 (10) 26 (87) 4 (13) 25 (83) 5 (16) 26 (87)4 (13) Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Lingkungan Berdasarka hasil penelitian menunjukkan bahwa 27 responden (90%) sering menikmati udara sekitar panti di pagi hari dan 27 responden (90%) mengatakan merasa nyaman dengan lingkungan panti. Ssebanyak 19 responden (63%) mengatakan seringpergi rekreasi bersama teman lansia di panti dan 17 responden (57%) mengatakan sering jalan-jalan sore hari disekitar panti.

18 Tabel 7. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Lingkungan Pernyataan pasien selama di panti Saya bercocok tanam selama dirawat di panti. Saya merasa nyaman dengan lingkungan panti. Saya sering pergi rekreasi bersama lansia panti. Saya menikmati udara disekitar panti di pagi hari. Saya sering jalan-jalan sore hari disekitar panti Frekuensi (Persentasi) Ya Tidak n (%) n (%) 1 (3) 29 (97) 27 (90) 3 (10) 19 (63) 11 (37) 27 (90) 3 (10) 17(57) 13 (43) Gambaran Tingkat Stres Lansia Hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan tingkat stres pada lansia dalam kategori ringan sebanyak 30 orang (100%) (tabel 8). Tabel 8. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Stres Lansia (n=30) Pernyataan Frekuensi (n) Persentasi (%) Tingkat stress Ringan (50-80) Berat (20-49)

19 Gambaran Tingkat Stres Pada Lansia Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia yang tinggal di panti mengatakan bahwa tidak pernah bereaksi berlebihan terhadap situasi misalnmya berbicara lebih cepat yaitu sebanyak 25 responden (83), sebanyak 17 responden (57) mengatakan kadang-kadang mudah merasa tersinggung, sebanyak 6 responden (20) sering mengatakan bahwa jika mereka sedih, mereka tidak bisa dihibur oleh siapapun dan sebanyak 5 responden (17) selalu mengatakan mereka sering merasa kesepian. Tabel 9. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Stres Lansia (n=30) Pernyataan pasien selama di panti Saya mudah merasa kelelahan Detak jantung saya meningkat setelah beraktivitas Saya cenderung bereaksi berlebihan Saya merasa telah banyak menghabiskan energi Saya merasa terganggu oleh masa lalu yang buruk Saya menjadi marah karena hal-hal kecil atau sepele Saya sulit untuk santai Saya mudah tersinggung Frekuensi (Persentasi) TP KK SR SL n (%) n(%) n (%) n (%) 21 (70) 5 (17) 4 (13) 0 23 (77) 5 (17) 1 (3) 1 (3) 25 (83) 4 (13) 1 (3) 0 20 (67) 9 (30) 1 (3) 0 22 (73) 6 (20) 2 (7) 0 12 (40) 15 (50) 2(7) 1 (3) 18 (60) 10 (33) 2 (7) 0 11 (37) 17 (57) 1(3) 1 (3)

20 Saya sulit untuk menenangkan pikiran Saya merasa ketakutan tanpa alasan yang jelas Saya merasa kesepian selama saya tinggal di panti Saya mudah gelisah Saya merasa sulit untuk beristirahat malam Saya merasa hidup saya tidak berarti lagi Saya merasa mudah marah Jika saya merasa tertekan, dan tidak melakukan kegiatan Saya tidak sabar ketika menunggu Saya kehilangan minat beraktifitas Saya mudah menangis Jika saya merasa sedih sulit dihibur 20 (67) 8 (27) 2 (7) 0 22 (73) 7 (23) 1 (3) 0 12(40) 10 (33) 3 (10)5(17) 18 (60) 10 (33) 1 (3) 1(3) 17 (57) 8 (27) 5 (27) 0 23 (77) 3 (10) 4 (13) 0 14 (47) 13 (43) 2(7) 1 (3) 18(60) 11(37) 1(3) 0 23 (77) 5 (17) 2 (7) 0 20 (67) 8 (27) 2 (7) 0 21 (70) 3 (10) 5(17) 1 (3) 7 (23) 16 (53) 6 (20) 1 (3)

21 2. Pembahasan Hasil dari penelitian yang di peroleh, pembahasaan akan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang tingkat spiritualitas dan stress di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Tingkat Spiritual Lansia di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan Hasil pengolahan data didapat bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual lansia di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan termasuk dalam kategori tinggi dengan frekuensi 29 orang dengan persentase (97 %). Hal ini disebabkan karena mayoritas responden berada pada rentang usia tahun sebanyak 18 orang (60 %) dan pada rentang usia tahun sebanyak 9 0rang (30 %). Spiritual adalah komponen yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraan bagi kaum lanjut usia dan akan menjadi lebih penting ketika seseorang semakin tua (Frederick, 2013). Perawatan di usia senja menekankan aspek perawatan spiritual dan fisik. Banyak orang yang menderita penyakit di usia senja menimba kekuatan dan kepercayaan keagamaan dan spiritual mereka (Mueller et al, 2001). Sehingga lansia berusaha untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya untuk mendapatkan kekuatan dan pengharapan dalam hidupnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Astaria (2010) tantang gambaran pemenuhan kebutuhan spiritual pada lansia di kelurahan tanjung Gusta kecamatan Medan Helvetia termasuk dalam kategori cukup baik dengan frekuensi 19 (61,3%) yang disebabkan mayoritas responden (61%) berada pada rentang usia tahun dan

22 pada usia tersebut sudah mengalami penurunan kemampuan untuk hidup secara produktif disertai keterbatasan secara fisik dan keadaan yang mereka yang hidup sendiri. Berdasarkan data demografi responden jumlah responden perempuan lebih banyak di bandingkan dengan jumlah responden laki-laki. Hal ini menujukkan bahwa umur harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan umur harapan hidup laki-laki (Kemenkes, 2013). Apabila di hubungkan dengan pemenuhan kebutuhan spiritual lansia, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual responden perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan pemenuhan kebutuhan spiritual laki-laki. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Gupta & Chadha, 2013) yang menyatakan bahwa adanya perbedaaan yang signifikan antara penglaman spiritual perempuan dibandingkan dengan pengalaman spiritual laki-laki. Perempuan telah terbina dengan etika kepedulian rasa percaya terhadap rahmat dan kasih tanpa pamrih terhadap orang lain. Kerendahan hati dan kepatuhan dalam perawatan lebih tinggi pada perempuan dalam masyarakat. Sehingga menyebabkan perempuan memiliki pengalaman yang lebih sering merasa bersyukur atas berkat seseorang merasa peduli tanpa pamrih untuk orang lain dan menerima orang lain bahkan ketika melakukan sebuah kesalahan. Menurut Asumsi Peneliti, pemenuhan kebutuhan spiritual dengan kategori tinggi mencapai (97%) kemungkinan dapat dipengaruhi oleh karakteristik responden yang terkait dengan frekuensi responden berdoa/sembahyang/meditasi

23 untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan merasakan bahwa ketika sakit, mereka percaya kepada Tuhan akan memberikan kesembuhan. Pemenuhan kebutuhan spiritual lansia dalam hubungannya dengan Tuhan di panti tersebut termasuk dalam kategori tinggi karena lansia berusaha memenuhi kebutuhan spiritualnya sendiri untuk mempertahankan tingkat spiritual mereka. Berdasarkan karakteristik dalam hubungan dengan diri sendiri juga menunjukkan bahwa tinggat spiritualitas tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klien mampu menerima seluruh situasi hidup klien yaitu sebanyak 28 responden (93%) dank lien dapat menerima perubahan dalam hidup klien sebanyak 28 responden (93%). Berdasarkan karakteristik dalam hubungan dengan orang lain menunjukkan bahwa sebanyak 27 responden (90%) klien senang ketika keluarga datang menjenguk mereka dan sebanyak 26 responden (87%) mengatakan bahwa menerima dukungan dan pendampingan dari keluarga. Berdasarkan karakteristik dalam hubungan dengan lingkungan menunjukkan bahwa sebanyak 27 responden (90%) mengatakan nyaman dengan lingkungan panti dan sebanyak 27 responden (90%) mengatakan dapat menikmati udara disekitar panti dipagi hari. Berdasarkan dimensi spiritualitas yaitu karakteritik spiritualitas hubungan dengan Tuhan, karakteristik hubungan dengan diri sendiri, karakteristik hubungan dengan orang lain dan karakteristik hubungan dengan lingkungan menunjukkan bahwa tingkat spiritualitas di Graha Resident Senior Karya Kasih Tinggi.

24 Hasil penelitian ini sesuai dengan pandangan Hart (2002, dalam Astaria 2010) keinginan untuk menjalin dan mengembnagkan hubungan antar manusia yang positif melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih. Teman dan keluarga dapat memberikan memberikan bantuan dan dukungan emosional untuk melawan banyak penyakit. Seseorang yang mempunyai pengalaman cinta kasih dan dukungan sosial yang kuat cenderung menentang perilaku tidak sehat dan melindungi individu dari penyakit. Pandangan ini didukung oleh teori yang dinyatakan oleh (Dewi, 2014) yang menyatakan bahwa aspek perilaku spiritualitas meliputi cara seseorang memanifestasikan kepercayaannya, yang meliputi arti dan tujuan hidup, kepercayaan, harapan, cinta dan pengampunan Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Tingkat Stres Lansia di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan Hasil pengolahan data didapat bahwa pemenuhan kebutuhan tingkat stress pada lansia di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan dalam kategori ringan dengan frekuensi 30 responden dengan persentasi 100%. Hal ini disebabkan karena 25 responden dengan persentasi (83%) mengatakan tidak pernah bereaksi berlebihan cepat dalam situasi apapun, sebanyak 23 responden dengan persentasi 77% mengatakan tidak pernah merasa hidup tidak berarti lagi, sebanyak 23 responden dengan persentasi 77 % mengatakan tidak pernah tidak sabar ketika menunggu, dan sebanyak 22 responden dengan persentasi 73% mengatakan tidak pernah merasakan ketakutan yang berlebihan. Menurut asumsi peneliti dari

25 beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat stress pada lansia di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan dalam kategori ringan.

26 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisa dan pembahasan dapat di ambil beberapa kesimpulan dan saran mengenai tingkat spiritualitas dan stress pada lansia di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan Kesimpulan Tingkat spiritualitas dan stress pada lansia di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan dalam kategori tinggi untuk spiritualitas. Dari data demografi terlihat karakteristik responden: perempuan, usia tahun, budha, pendidikan SMA, berstatus tidak menikah, suku bangsa tionghoa, dan pekerjaan sebelumnya wiraswasta. Karakteristik pemenuhan kebutuhan spiritual yang tertinggi adalah hubungan dengan orang lain, hubungan dengan lingkungan dan hubungan dengan Tuhan. Tetapi ada juga pemenuhan kebutuhan spiritual yang di nilai kurang berdasarkan karakteristik hubungan dengan diri sendiri. Hal ini disebabkan karena lansia kurang terlibat dalam kegiatan di keluarga sehingga mereka menarik diri dengan mengatakan bahwa mereka tidak berperan aktif dalam kegiatan keluarga dan kurang percaya terhadap kemampuan diri sendiri. Untuk kategori tingkat stress adalah ringan, hal ini dapat dilihat berdasarkan karakteristik dari beberapa pernyatan responden yang menyatakan bahwa tidak pernah merasa kesepian, merasa hidupnya masih sangat berarti dan dapat bergaul dengan teman lainnya dengan baik. 55

27 6.2. Saran Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan dan informasi yang berguna bagi mahasiswa keperawatan dan institusi dalam meningkatkan asuhan keperawatan dibidang spiritualitas dan stress Bagi keluarga, Masyarakat dan Pengelola Panti Keluarga sebagai orang yang terdekat sebagai lansia hendaknya mencurahkan segala perhatian kepada lansia, mengikutsertakan lansia dalam setiap kegiatan di keluarga walapun mereka tinggal di Panti. Karena hal ini dapat meningkatkan spiritualitas lansia. Kepada pihak yang bertugas mengelola panti diharapkan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan lansia terutama dalam bidang spiritualitas. Mengembangkan program kunjungan dan kariatif kepada lansia yang mengalami gangguan anggota gerak. Menciptakan suasana doa, serta menyediakan bahan bacaan rohani Bagi penelitian Selanjutnya Pada penelitian ini, peneliti tidak mengkaji lebih dalam kebutuhan spiritual yang dibutuhkan oleh lansia, sehingga peneliti mengharapkan untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan pengembangan instrumen dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh semua orang khususnya lansia. Selain itu peneliti juga menyarankan pada peneliti selanjutnya menggunakan desain kualitatif sehingga peneliti dapat menggali informasi lebih banyak tentang pemenuhan kebutuhan spiritual dan stres.

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual BAB 3 KERANGKA PENELITIAN Kerangka penelitian menggambarkan stres dan koping keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang merawat anggota keluarga yang sakit

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan tentang variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian, yaitu hubungan dukungan spiritualitas

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara No 1 JADWAL TENTATIF PENELITIAN 57 Lampiran 1 September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Aktivitas Penelitian 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasi (hubungan/ asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variabel dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah korelasional yaitu bentuk analisis terhadap variabel penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan hubungan, bentuk atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat correlational dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menerangkan atau membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini 1. Kerangka Penelitian BAB III KERANGKA PENELITIAN Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi deskriptif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Deskripsi peristiwa

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. KERANGKA PENELITIAN Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat yang meliputi faktor ketidakpatuhan sehubungan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes melitus

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes melitus LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Judul Penelitian : Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes melitus Nama Peneliti : Rina Rahmadani Sidabutar Nomor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang diarahkan mencari hubungan antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada pengukuran data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008). Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan desain studi diskriptif korelatif untuk menelaah hubungan antara dua variable pada suatu situasi atau sekelompok subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TIPE PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. 3.2. DESAIN PENELITIAN Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN Wirdasari Hasibuan*, Ismayadi** ABSTRAK Program pelayanan posyandu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara L A M P I R A N LEMBAR PERSETUJUAN Setelah membaca penjelasan penelitian ini dan mendapatkan jawaban atas pernyataan yang saya ajukan, maka saya mengetahui manfaat dan tujuan penelitian ini, saya mengerti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional study. Dalam arti kata luas,

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual.

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Penelitian dilakukan untuk mengetahui peran perawat dalam pemenuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan BAB III KERANGKA PENELITIAN 1.1 Kerangka Penelitian Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia. Berdasarkan hasil studi kepustakaan dapat disusun kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik korelatif. pendekatan cross sectional (Dahlan, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik korelatif. pendekatan cross sectional (Dahlan, 2010). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional (Dahlan, 2010). 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh gambaran tentang permasalahan yang akan. diteliti dalam bentuk angka-angka. Pendekatan ini digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh gambaran tentang permasalahan yang akan. diteliti dalam bentuk angka-angka. Pendekatan ini digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe dan dasar penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan tujuan untuk menemukan, menjelaskan dan memperoleh gambaran tentang permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah correlational dengan pendekatan crosss sectional, yaitu jenis penelitian yang menkankan pada waktu pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non-Eksperimental karena tidak ada intervensi atau rekayasa dari peneliti. Desain yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai. BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 2.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien pengguna Jampersal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penelitian yang data-datanya berhubungan dengan angka-angka baik yang diperoleh dari pengukuran maupun dari

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Peran keluarga car 1 Penyedia fasilitas belajar 2 Pendidik 3 Pembimbing Gaya Belajar 4 Model atau teladan hidup Kurang Cukup Baik Visual Auditorial Kinestetik

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2003). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

Universitas Sumatra Utara

Universitas Sumatra Utara Lembar Persetujuan Menjadi Responden Nama saya adalah Ahmad Syahidin Sinaga, mahasiswa S1 Keperawatan Ekstensi 2012 Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Stres Keluarga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif frekuentif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan desain cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah correlation study yang merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif analitik untuk menganalisis fenomena perbedaaan persepsi proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi, karena bertujuan untuk mencari hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan waktu penelitian, identifikasi variabel dengan definisi operasional,

BAB III METODE PENELITIAN. dan waktu penelitian, identifikasi variabel dengan definisi operasional, BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan urutan langkah dalam melakukan penelitian. Hal-hal yang termasuk dalam metode penelitian adalah desain penelitian yang digunakan, subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan case-control. Studi kasus kontrol adalah rancangan epidemiologi yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu menyusui dengan praktik pemberian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu menghubungkan antara dua variabel yang saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini pengukuran perilaku menggunakan kuesioner. Dengan 15 pernyataan yang berisikan tentang perawatan kejang demam pada balita usia 0-5 tahun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain descriptive untuk melihat gambaran self awareness

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain descriptive untuk melihat gambaran self awareness BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif dan menggunakan desain descriptive untuk melihat gambaran self awareness diabetes mellitus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Dulalowo Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Dulalowo Kota BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Dulalowo Kota Gorontalo selama ± 2 bulan mulai Mei s.d Juni 2013. 1.2 Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini bertujuan untuk menarik suatu kesimpulan, menguraikan dan menganalisa suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif, yaitu rancangan penelitian yang menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Penelitian komparatif untuk mencari perbandingan antara dua sampel atau dua uji

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau mendeskripsikan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (tingkat pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu

BAB III METODE PENELITIAN. descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen yaitu descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu pengukuran observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola-pola

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola-pola BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola-pola komunikasi orangtua tunggal yang ditinggal karena kematian maupun perceraian yang memiliki

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN Judul Penelitian Peneliti : Pengaruh Tingkat Stres terhadap Gambaran Siklus Menstruasi pada Mahasiswi SI Keperawatan Reguler Jalur A : Heppy Debora Banjarnahor NIM : 091101043

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu menggambarkan hubungan pelayanan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien pasca operasi rawat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian survei merupakan rancangan yang digunakan untuk menyediakan. antar variabel dalam suatu populasi (Nursalam, 2014).

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian survei merupakan rancangan yang digunakan untuk menyediakan. antar variabel dalam suatu populasi (Nursalam, 2014). BAB 3 METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menurut sifatnya, merupakan penilitian deskriptif analisis dengan rancangan penelitian survei untuk mengetahui gambaran faktor risiko kanker

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Berdasarkan hipotesis yang telah diterapkan, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi karena menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskritif dengan pendekatan kuantitatif. Rancangan penelitian cross sectional, dimana pengambilan data dengan potong lintang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Jiwa. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Jiwa. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Jawa Tengah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Jiwa. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis penelitian Non Experimen (Hidayat, 2007). Dalam rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, dan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN. analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu pengukuran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen yaitu descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu pengukuran observasi data variabel

Lebih terperinci

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik. korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik. korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan PENELITIAN BAB III METODE METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci