ANALISIS PENYELESAIAN RUBIK 2X2 MENGGUNAKAN GRUP PERMUTASI

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Aljabar dapat didefinisikan sebagai manipulasi dari simbol-simbol. Secara historis

ORDER UNSUR DARI GRUP S 4

II. KONSEP DASAR GRUP. abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

1. GRUP. Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. analisis, desain/perancangan, kode, dan pengujian/implementasi. Tahap analisis

GRUP DAN HOMOMORFISMA GRUP PADA RUBIK REVENGE DWI TANTY KURNIANINGTYAS

Teorema-Teorema Utama Isomorphisma pada Near-Ring

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL

UNNES Journal of Mathematics

ENUMERASI GRAF SEDERHANA DENGAN ENAM SIMPUL MENGGUNAKAN TEOREMA POLYA

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

KONSTRUKSI HOMOMORFISMA PADA GRUP BERHINGGA

IMPLEMENTASI ALGORITMA LAYER-BY-LAYER UNTUK MENYELESAIKAN RUBIK S CUBE DALAM KODE PROGRAM

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

SYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH. Bambang Irawanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstact. Keywords : extension fields, elemen algebra

PERLUASAN DARI RING REGULAR

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

AUTOMORFISME GRAF LENGKAP DENGAN PENDEKATAN TEORI GRUP. Mulyono. Abstrak. ( ), dapat disimpulkan bahwa

SUBGRUP FUZZY ATAS SUATU GRUP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 65-70, Agustus 2001, ISSN : SYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

Semi Modul Interval [0,1] Atas Semi Ring Matriks Fuzzy Persegi

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang terjadi pada kehidupan nyata dengan menggunakan bantuan komputer (Law dan

PENGANTAR GRUP. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

1. Skema warnanya, terutama oppositenya. Ini penting, Jadi tau warna ini berlawanan dengan warna apa.

INF-104 Matematika Diskrit

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

RANK DARI GRUP DIHEDRAL TIGA (D 3 ) YANG BERAKSI

SUBGRUP C-NORMAL DAN SUBRING H R -MAX

HUBUNGAN BENTUK-BENTUK KHUSUS K-ALJABAR HIPER IMPLIKATIF

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI. Latar Belakang Berawal dari definisi grup periodik yaitu misalkan grup, jika terdapat unsur (nonidentitas)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di

IDEAL PRIMA FUZZY DI SEMIGRUP

Grup Permutasi dan Grup Siklis. Winita Sulandari

TUGAS GEOMETRI TRANSFORMASI GRUP

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

Sifat Lapangan pada Bilangan Kompleks

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

ENUMERASI DIGRAF TIDAK ISOMORFIK

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

Teorema Dasar Aljabar Mochamad Rofik ( )

IDEAL DIFERENSIAL DAN HOMOMORFISMA DIFERENSIAL. Na imah Hijriati, Saman Abdurrahman, Thresye

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

BAB III. Standard Kompetensi. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

AKAR-AKAR POLINOMIAL SEPARABLE SEBAGAI PEMBENTUK PERLUASAN NORMAL PADA RING MODULO

KLASIFIKASI NEAR-RING Classifications of Near Ring

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan disajikan beberapa teori dasar yang digunakan sebagai

next is 78, distance is 7? next is 6, distance is 6? Pair 83 Pair 1 next is 36, distance is 6? next is 26, distance is 6?

PENDEKATAN IDENTIFIKASI LOGIK DALAM PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR (The Logical Identification Approach on the Subject of Abstract Algebra)

BILANGAN AJAIB MAKSIMUM DAN MINIMUM PADA GRAF SIKLUS GANJIL

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

APLIKASI TEOREMA BURNSIDE PADA PEWARNAAN BOLA YANG MEMBENTUK SEGITIGA TERATUR OLEH TIGA WARNA

Aplikasi Graf Breadth-First Search Pada Solver Rubik s Cube

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

STRUKTUR ALJABAR 1. Kristiana Wijaya

POLINOMIAL ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

AUTOMORFISMA GRAPH. Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang. Abstrak

Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar

RING FAKTOR DAN HOMOMORFISMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

KONGRUENSI PADA SUBHIMPUNAN BILANGAN BULAT

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

GRUP AUTOMORFISME GRAF KIPAS DAN GRAF KIPAS GANDA

Sifat-Sifat Ideal Utama dan Ideal Maksimal dalam Near-Ring

PENDEKATAN IDENTIFIKASI LOGIK UNTUK MENGATASI KESULITAN MAHASISWA DALAM MEMAHAMI DEFINISI DAN TEOREMA PADA STRUKTUR ALJABAR LANJUT 1

AUTOMORFISME GRAF BINTANG DAN GRAF LINTASAN

MENYELESAIKAN PERMAINAN DENGAN METODE NILAI SHAPLEY ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPERASI PADA GRAF FUZZY

GRUP MONOTETIK TOPOLOGI DISKRIT BERHINGGA PADA DUALITAS PONTRYAGIN

MATEMATIKA DASAR PENDIDIKAN BIOLOGI UPI 0LEH: UPI 0716

K-ALJABAR. Iswati dan Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

Beberapa Sifat Ideal Bersih-N

Produk Cartesius Semipgrup Smarandache

Semigrup Legal Dan Beberapa Sifatnya

BAB II LANDASAN TEORI

PERMANEN DAN DOMINAN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

FUNGTOR KONTRAVARIAN DAN KATEGORI ABELIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif);

MATEMATIKA INFORMATIKA 2 FUNGSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya;

HIMPUNAN BILANGAN BULAT NON NEGATIF PADA SEMIRING LOKAL DAN SEMIRING FAKTOR. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Semarang 50275

Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta

DEKOMPOSISI PRA A*-ALJABAR

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

Surabaya, 23 Desember 2013

STRUKTUR ALJABAR II. Materi : 1. Ring 2. Sub Ring, Ideal, Ring Faktor 3. Daerah Integral, dan Field.

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 4 No. 2 Desember 2010: IDEAL MAKSIMAL DAN IDEAL PRIMA NEAR-RING

RING FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA FUZZY RING AND ITS PROPERTIES

Elvri Teresia br Sembiring adalah Guru Matematika SMA Negeri 1 Berastagi

Transkripsi:

βeta p-issn: 2085-5893 e-issn: 2541-0458 Vol. 4 No. 2 (Nopember) 2011, Hal. 151-161 βeta2011 ANALISIS PENYELESAIAN RUBIK 2X2 MENGGUNAKAN GRUP PERMUTASI Abdurahim 1, Mamika Ujianita Romdhini 2, I Gede Adhitya Wisnu Wardana 3 Abstrak: Penelitian ini bertujuan menyelesaikan Rubik 2x2, dipandang dari sudut matematika, yaitu bidang aljabar, khususnya grup permutasi. Seperti diketahui, Rubik ini memiliki enam warna berbeda dan dalam keadaan akhir, setiap sisinya memiliki warna yang sama. Dalam penyelesaianya, rubik ini pertama diacak dengan menggunakan koleksi permutasi yang mengakibatkan terjadi pemetaan untuk setiap kubus-kubus kecil. Selanjutnya dianalisis kondisi dan kasusnya dan diselesaikan Rubik 2x2 ini menggunakan grup permutasi. Kata kunci: Rubik 2x2; Grup Permutasi; Pemetaan A. PENDAHULUAN Berbagai macam cara dapat digunakan untuk mengasah otak sambil bermain. Salah satunya adalah permainan yang menggunakan strategi dan kesabaran yaitu rubik. Banyak jenis rubik yang sering dimainkan, seperti 2x2, 3x3 (Rubik s Cube), 4x4 (Revenge Cube) dan lainlain.secara umum, rubik 2x2 hampir sama dengan Rubik s Cube, yaitu memiliki enam permukaan dengan warna setiap permukaan berbedabeda, tapi pada rubik 2x2 tidak terdapat edge dan center, hanya terdapat corner. Rubik ini memiliki jumlah corner yang sama dengan Rubik s Cube, yaitu berjumlah delapan dan setiap corner terdiri dari tiga sisi warna yang berbeda (Daniel, dkk., 2008). 1 Universitas Mataram, Indonesia 2 Universitas Mataram, Indonesia 3 Universitas Mataram, Indonesia

Rubik 2x2 Rubik s Cube (Rubik 3x3) Gambar 1. Rubik 2x2 dan 3x3 Dalam sudut pandang matematika, rubik ini memiliki unsur teori graf, fungsi dan teori grup. Dalam tulisan ini, akan memanfaatkan teori grup pada bidang struktur aljabar. Grup ini memliki tiga sifat, yaitu asosiatif, memilki identitas dan invers, karena rubik ini memiliki tiga sifat tersebut maka rubik ini termasuk dalam grup dan lebih jauh, rubik juga termasuk dalam grup permutasi karena memilki pemetaan satu-satu dan pada. Dalam pembuktian grup, akan dimanfaatkan move yang terjadi dalam rubik, move yang dimaksud adalah kumpulan langkah dalam menyelesaikan rubik. Berdasarkan uraian diatas, pada penelitian ini akan dicoba menganalisa penyelesaian rubik 2x2 ini dengan memaanfaatkan ilmu matematika khususnya pada bidang struktur aljabar yaitu dengan menggunakan teori grup. Teori grup yang digunakan disini adalah grup permutasi. B. METODE PENELITIAN Notasi Rubik 2x2 Agar tidak terjadi pemahaman yang berbeda ketika menyelesaikan rubik maka harus ditetapkan notasi. Notasi yang akan digunakan pada penyelesaian ini adalah F, B, R, L, U, D ( front, back, right, left, up, down). Notasinya diambil dari huruf awal kata dalam Bahasa Inggrisnya. Dalam tulisan ini, rubik dimisalkan memiliki kondisi awal dengan sisi depan warna biru, sisi kanan warna merah dan sisi atas warna kuning. Jadi ketika diinginkan menggerakkan bagian depan atau notasi F, maka diputar permukaan bagian depan (sisi berwarna biru) searah jarum jam 152 βetavol. 4 No.2 (Nopember) 2011

sebesar 90 0. Demikian juga berlaku untuk notasi B, R, L, U dan D (Daniel, dkk. 2008). Gambar 2. Notasi pada rubik 2x2 Teorema Fungsi Bijektif (Grimaldi, 2004) Fungsi f : A B dapat dibalik (invertible) jika dan hanya jika satu-satu dan pada. Bukti : (a) Akan dibuktikan dari kiri ke kanan (i) Diasumsikan fungsi f : A B dapat dibalik, maka terdapat fungsi g : B A dengan f g = I A dan g f = I B. Jika a 1, a 2 є A dengan f(a 1 ) = f(a 2 ) maka g(f(a 1 )) = g(f(a 2 )) atau (f g)(a 1 ) = (g f)(a 2 ), berakibat a 1 = a 2, maka f adalah fungsi satu-satu. (ii) Ambil b є B maka g(b) є A. Karena g f = I B, dikatakan b = I B (b) = (g f)(b) = f(g(b)). Maka f merupakan fungsi pada. (b) Akan dibuktikan dari arah sebaliknyanya. Dari teorema dikatakan f : A B adalah fungsi bijektif. Karena f fungsi pada, maka untuk setiap b є B terdapat a є A dengan f(a) = b dan karena f juga merupakan fungsi satu-satu, berakibat setiap b є B hanya terdapat satu a є A. Karena setiap anggota B mempunyai pasangan tepat satu di A, maka dikatakan g : B A merupakan fungsi dan fungsi g merupakan invers dari fungsi f. Definisi Grup (Bhattacharya, 1994) Himpunan tak hampa G dengan operasi biner # pada G dikatakan grup jika memenuhi aksioma berikut : 1. Assosiatif βetavol. 4 No. 2 (Nopember) 2011 153

Setiap a, b є G, kita mempunyai (a # b) # c = a # (b # c) 2. Identitas Terdapat e є G э e # a = a # e = a, setiap a є G 3. Invers Setiap a є G, terdapat a є G э a # a = a # a = e. Definisi Permutasi (Fraleigh, 1994) Permutasi pada himpunan A adalah suatu fungsi f : A A yang bersifat satu-satu dan pada. Teorema Permutasi (Fraleigh, 1994) Misalkan A adalah himpunan tak hampa, dan misalkan S A adalah koleksi semua permutasi di A. Maka S A adalah sebuah grup atas operasi perkalian permutasi. Bukti : Karena yang harus dibuktikan adalah grup, maka harus dibuktikan tiga sifat grup, yaitu assosiatif, identitas dan invers. (i) Karena pemutasi adalah suatu pemetaan dan untuk menunjukkan setiap σ, τ dan μ berlaku (στ)μ = σ(τμ), harus ditunjukkan setiap komposisi fungsi memetakan setiap a є A ke peta yang sama di A. Oleh karena itu, harus ditunjukkan a[(στ)μ+ = a*σ(τμ)+ berlaku untuk semua a є A. Dikatakan a[(στ)μ+ = *a(στ)+μ = *(aσ)(τ)+μ = (aσ)(τμ) = a*σ(τμ)+. Jadi, (στ)μ dan σ(τμ) memetakan ke elemen yang sama untuk setiap a є A, sehingga (στ)μ dan σ(τμ) adalah permutasi yang sama. Jadi sifat pertama grup terpenuhi. (ii) Permutasi e yang bersifat ae = a untuk setiap a є A jelas berlaku layaknya unsur identitas, jadi sifat kedua grup terpenuhi. (iii) Untuk permutasi σ, didefinisikan σ adalah permuatsi yang membalikkan peta dari permutasi σ kesemula, yang berarti, aσ = a є A dengan a = a σ. Eksistensi ketunggalan a adalah akibat dari fakta bahwa, sebagai fungsi, σ bersifat satu-satu dan pada. Jelas bahwa ae = a = aσ = (aσ )σ = a(σ σ) dan juga a e = a = aσ = (aσ)σ = a(σσ ). Sehingga σσ dan σ σ merupakan permutasi e. Sehingga sifat ketiga grup terpenuhi. 154 βetavol. 4 No.2 (Nopember) 2011

Kaitan Rubik Dengan Grup Permutasi Jika rubik 2x2 ini dianggap sebagai kubus dan dibuka maka akan membentuk jaring-jaring kubus dengan setiap sisi kubus terbagi menjadi 4 bagian kotak kecil kemudian diberikan nomor dari 1 sampai 24 pada setiap kotak kecil serta memberikan huruf setiap sisi kubusnya sebagai notasi (lihat Gambar 2) maka setiap notasi-notasinya dapat dituliskan dalam bentuk permutasi yang terdiri dari cycle-cycle yang disjoint. Gambar 3. Jaring-jaring rubik 2x2 Jika ditulis notasi-notasi tersebut dalam bentuk permutasi, maka akan diperoleh permutasinya sebagai berikut : F = (9 10 12 11) (3 13 22 8) (4 15 U = (1 2 4 3) (5 17 13 9) (6 18 14 10) 21 6) D = (21 22 24 23) (7 11 15 19) (8 12 B = (17 18 20 19) (1 7 24 14) (2 5 16 20) 23 16) R = (13 14 16 15) (2 19 22 10) (4 17 L = (5 6 8 7) (1 9 21 20) (3 11 23 24 12) 18) (Joyner, 1966). Operasi Pada Rubik Secara umum, menurut definisi, grup memiliki operasi biner, misal dilambangkan oleh #. Tapi pada kasus rubik, operasi yang digunakan adalah komposisi fungsi. Sebagian besar pada komposisi fungsi, jika ditulis M 1 # M 2 maka M 2 digerakkan terlebih dahulu kemudian diikuti oleh M 1, tapi pada diktat literatur standar Rubik s Cube menyatakan bahwa jika βetavol. 4 No. 2 (Nopember) 2011 155

ditulis M 1 # M 2 maka yang digerakkan terlebih dahulu adalah M 1 kemudian diikuti oleh M 2 (Cordell, 2009). C. TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini dibahas lebih lanjut mengenai grup permutasi yang akan digunakan untuk menganalisa penyelesaian rubik 2x2. Sebelum lebih jauh, didefinisikan bahwa grup G adalah grup yang dibentuk oleh move M dalam rubik 2x2. Didefinisikan move M adalah kombinasi dari notasi-notasi dasar sebanyak berhingga atau dapat ditulis M = a i1 a i2... a in-1 a in dengan 1 i 1, i 2, i 3,..., i n 4 dan a adalah notasi dasar rubik 2x2. Teorema Jika G adalah himpunan semua move pada rubik 2x2, maka G membentuk grup. Bukti : Karena yang akan ditunjukkan bahwa sebarang move membentuk grup maka setiap move harus memenuhi ketiga sifat grup, yaitu assosiatif, terdapat identitas dan memiliki invers. (i) Asosiatif Akan dibuktikan (M 1 # M 2 ) # M 3 = M 1 # (M 2 # M 3 ) untuk M 1, M 2, M 3 sebarang. Sama artinya apabila dibuktikan (C)[(M 1 # M 2 ) # M 3 ] = (C)[M 1 # (M 2 # M 3 )] untuk C anggota corner sebarang. Ambil M 1, M 2, M 3 є G sebarang dan C sebagai corner sebarang. Pandang (C)[(M 1 # M 2 ) # M 3 ] = ((C)(M 1 # M 2 ))M 3 = (((C)M 1 )M 2 )M 3 dan pandang (C)[M 1 # (M 2 # M 3 )] = ((C)M 1 )(M 2 #M 3 )= (((C)M 1 )M 2 )M 3. Jadi, (M 1 # M 2 ) # M 3 = M 1 # (M 2 # M 3 ) (ii) Identitas Ambil e є G, dengan e sebagai identitas grup rubik yang dapat ditulis sebagai berikut e = a 4 a 4... a 4 a 4 dan M є G sebarang move. Pandang e # M = a 4 a 4... a 4 a 4 # a i1 a i2... a in-1 a in, jika diperhatikan untuk a 4 yang ke - n maka a 4 # a i1 a i2... a in-1 a in = a i1 a i2... a in-1 a in, kemudian untuk a 4 yang ke - n-1 maka a 4 # a i1 a i2... a in-1 a in = a i1 a i2... a in-1 a in, demikian seterusnya dilakukan sampai a 4 yang pertama sehingga e # M = a i1 a i2... a in-1 a in = M. Dan dengan cara yangg sama berlaku juga 156 βetavol. 4 No.2 (Nopember) 2011

untuk M # e = M. Jadi, M # e = e # M = M. Untuk selanjutnya e bisa ditulis menjadi e = a 4. (iii) Invers Ambil M є G sebarang dan didefinisikan M = a jn a jn-1... a j2 a j1 dan i + j = 4. Pandang M # M = e a i1 a i2... a in-1 a in # a jn a jn-1... a j2 a j1 = a 4, perhatikan a in # a jn = a 4 a in + jn = a 4 sehingga menjadi a i1 a i2... a in-1 # a 4 a jn-1... a j2 a j1 = a 4, karena a 4 a jn-1 = a 4 maka a i1 a i2... a in-1 # a jn-1... a j2 a j1 = a 4, selanjutnya perhatikan a in-1 # a jn-1 = a 4 a in-1 + jn-1 = a 4 sehingga menjadi a i1 a i2... a in-2 # a 4 a jn-2... a j2 a j1 = a 4, karena a 4 a jn-2 = a jn-2 maka a i1 a i2... a in-2 # a jn-2... a j2 a j1 = a 4, demikian seterusnya proses tersebut diulang sampai n kali sehingga diperoleh M = a jn a jn-1... a j2 a j1 dengan i n + j n = 4 j n = 4 - i n, j n-1 = 4 - i n -1, j n-2 = 4 - i n-2,..., j 2 = 4 - i 2, dan j 1 = 4 i 1 sehingga dapat ditulis M # M = e. Dan dengan cara yang sama berlaku juga M # M = e. Jadi M # M = M # M =e dengan M adalah invers dari M. Ketiga sifat grup terpenuhi Selanjutnya, dari rubik 2x2, grup G juga merupakan grup permutasi. Menurut Teorema Fungsi bahwa fungsi memiliki invers jika dan hanya jika fungsinya bersifat satu-satu dan pada. Karena move rubik 2x2 merupakan grup G dan terjamin memiliki invers (Definisi Grup) maka move rubik 2x2 juga merupakan grup permutasi (Teorema Permutasi). Selanjutnya bagaimana menyelesaikan rubik 2x2. Pada rubik 2x2 terdiri dari dua layer, yaitu layer pertama atau layer bawah dan layar kedua atau layer atas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini. Layer atas Layer bawah Gambar 4. Layer rubik 2x2 Dalam proses penyelesaian rubik 2x2 ini, dapat melalui bagan seperti dibawah ini. digambarkan βetavol. 4 No. 2 (Nopember) 2011 157

Gambar 5. Langkah-langkah penyelesaian Rubik 2x2 Penjelasan bagan di atas : 1. Pada posisi awal, rubik dalam posisi teracak. 2. Kemudian diselesaikan layer pertama (misal sisi warna putih). Untuk menyelsaikan layer pertama ini, harus dipilih salah satu corner sebagai patokan dan diletakkan pada pojok kiri bawah depan (misal dipilih putihorange-biru). Setelah itu corner yang akan dipasangkan dalam kasus ini harus berada pada posisi depan atas kanan atau depan kanan bawah demikian seterusnya sampai keempat corner berada pada posisi yang benar. Pada tahap ini terdapat lima kasus, yaitu sebagai berikut: Kasus 1 : Pada kasus ini, dapat diselesaikan dengan menggunakan solusi yaitu RUR. Kasus 2 : Kasus ini diselesaikan dengan solusi F U F. Kasus 3 : Solusi yang digunakan adalah RU 2 R U. Kemudian pada keadaan terakhir setelah melakukan rangkaian notasi tersebut sama dengan kasus pertama. 158 βetavol. 4 No.2 (Nopember) 2011

Apabila ditulis secara lengkap, solusinya adalah RU 2 R U RUR. Kasus 4 : Solusi yang digunakan adalah F U FU. Kemudian pada keadaan terakhir ini sama dengan kasus kedua. Apabila ditulis secara lengkap, solusinya adalah F U FUF U F Kasus 5 : Pada kasus ini dapat diselesaikan dengan solusi RUR U, kemudian keadaan terakhirnya sama dengan kasus pertama dan dapat diselesaikan dengan solusi penyelesaian kasus pertama. Apabila ditulis secara lengkap, solusinya adalah RUR U RUR Keterangan : Berdasarkan Teorema Permutasi penyelesaian dalam lima kasus yang digunakan merupakan grup atas operasi perkalian permutasi. Apabila sudah terselesaikan layer pertama, rubik akan tampak seperti pada gambar. Gambar 6. Layer pertama selesai, tampak dua sisi yang berlawanan 3. Setelah layer pertama selesai, kemudian akan diselesaikan layer atas bagian kuningnya saja atau biasa disebut OLL (Orientation Last Layer). Terdapat tujuh kasus yang ada dalam OLL rubik 2x2 beserta solusi penyelesainnya, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. βetavol. 4 No. 2 (Nopember) 2011 159

Tabel 1. Kondisi OLL dan solusi yang digunakan Kondisi Solusi Kondisi Solusi RUR URU 2 R R 2 DR U 2 RD R U 2 R R U RU R U 2 R F RU R U R FR RU 2 R 2 U R 2 U R 2 U 2 R R 2 U 2 R U 2 R 2 RUR U R FRF Keterangan : Berdasarkan Teorema Permutasi semua solusi dalam kasus OLL yang digunakan merupakan grup atas operasi perkalian permutasi. 4. Langkah terakhir yaitu membenarkan posisi layer atas bagian pinggir atau biasa disebut dengan PLL (Permutation Last Layer). PLL yang dibutuhkan yaitu dua kondisi beserta solusi penyelesainnya, selengkapnya dapat dilhat pada tabel dibawah ini. Tabel 2. Kondisi PLL dan solusi yang digunakan No. Kondisi Solusi 1 R U 2 R U R U 2 L U R U L 2 F R U R U R U R F R U R U R F R F 160 βetavol. 4 No.2 (Nopember) 2011

Keterangan : Kondisi pertama pada Tabel 2 digunakan jika terdapat sisi yang sudah jadi atau dua corner yang berpasangan dan diletakkan disebelah kiri, sehingga dalam kondisi ini akan terjadi pertukaran dua corner yang bersebelahan, yaitu corner bagian depan atas kanan dengan corner bagian belakang kanan atas. Kondisi kedua digunakan jika bukan kondisi pertama atau tidak terdapat dua corner yang bersebelahan dan berpasangan. Berdasarkan Teorema Permutasi maka kedua solusi pada PLL tersebut merupakan grup atas operasi perkalian permutasi. D. SIMPULAN Dari hasil pembahasan pada penelitian ini maka simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Move rubik 2x2 membentuk grup. 2. Grup yang dibentuk oleh move rubik 2x2 adalah grup permutasi. 3. Dalam menyelesaikan rubik 2x2 dapat diselesaikan dengan menggunakan grup permutasi. DAFTAR PUSTAKA Bhattacharya, P.B.,dkk., 1994, Basic Abstract Algebra, 2nd Edition, Camridge University Press, USA. Cordell, E., 2009, Group Theoretic Properties of the Rubik s Cube, http://129.81.170.14/~erowland/courses/2009-2/projects/cordell, diakses tanggal 8 Maret 2011. Daniel, dkk., 2008, Group Theory on the Rubik's Cube, www.kubologie.de, diakses tanggal 25 Mei 2001. Fraleigh, J. B., 1994, A First Course in Abstract Algebra, 5th Edition, Addison Wesley Publishing Company, USA. Grimaldi, R.P., 2004, Discrete And Combinatorial Mathematics, 5th Edition, Adisson Wesley, USA. Joyner, W. D., 1996, Mathematics of the Rubik s Cube, Dover Publications, New York. Klima, Richard E.,dkk., 1999, Applications of Abstract Algebra with Maple CRC Press, USA. Singmaster, D., 2003, Adventures in Group Theory: Rubik's Cube, Merlin's Machine and Other Mathematical Toys, Proquest, ISSN 00030996, Volume 91, Halaman 468. βetavol. 4 No. 2 (Nopember) 2011 161