Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember 2009

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II Model Aliran Multifasa Dalam Pipa

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

Konsep Gaya Hukum Newton I Massa Gaya grafitasi dan Berat Hukum Newton III Analisa Model dengan HK Newton II Gaya gesek

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II SIFAT-SIFAT ZAT MURNI

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON DRAIN (SOURCE FOLLOWER)

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

B C D E... 2h g. =v 2h g T AB. B, y. = 2 v' =2e v 2h T BC

Kebergantungan Faktor Pengisian (Fill Factor) Sel Surya Terhadap Besar Celah Pita Energi Material Semikonduktor Pembuatnya : Suatu Tinjauan Matematika

Gambar II.1. Skema Sistem Produksi

Xpedia Fisika. Mekanika 02

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR SIMBOL... viii BAB I PENDAHULUAN...

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

Bab 3 Persamaan Perubahan Tekanan di Sepanjang Pipa Alir

Bidang Fisika yg mempelajari tentang gerak tanpa mengindahkan penyebab munculnya gerak dinamakan Kinematika.

PERSAMAAN BERNOULLI. Ir. Suroso Dipl.HE, M.Eng

PEMODELAN MATEMATIS UNTUK MENGHITUNG KEMAMPUAN PRODUKSI SUMUR GAS

ANALISA JARINGAN PIPA LOOP-NODE DUA FASA MENGGUNAKAN METODE BEGGS AND BRILL

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

GERAK SATU DIMENSI. Sugiyanto, Wahyu Hardyanto, Isa Akhlis

METHODIST-2 EDUCATION EXPO 2016

Research Consortium OPPINET, Institut Teknologi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

dimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3

Fluida. Pada temperatur normal, zat dapat berwujud: Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

INSTANTON. Casmika Saputra Institut Teknologi Bandung

TERMODINAMIKA TEKNIK II

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

STUDI KARAKTERISTIK PENDINGINAN MODEL SUNGKUP APWR DENGAN LAMINAR SUBCOOLED WATER FILM

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN BATU DAN PLESTERAN YATNA SUPRIYATNA. Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia

Oleh : Luthfan Riandy*

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

KENDARAAN HIBRID RETROFIT: PENGANTAR KENDALI DISTRIBUSI DAYA. Estiko Rijanto

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VIII ALIRAN DI BAWAH PINTU

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

STUDI ABSORPSI CO 2 MENGGUNAKAN KOLOM GELEMBUNG BERPANCARAN JET (JET BUBBLE COLUMN)

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

HIDRODINAMIKA & APLIKASINYA

Kinerja Fasad Selubung Ganda dalam Menurunkan Konsumsi Energi untuk Pendinginan pada Bangunan Gedung

4 MESIN PENDINGIN ADSORPSI

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

I. PENDAHULUAN. Jurnal Teknika ATW_Edisi 08 1

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

VARIASI HAMBATAN DOWNSTREAMKE SIDE ARM T- JUNCTION SUDUT 45 O PADA SALURAN MIRING TERHADAP KARAKTERISTIK PEMISAHAN KEROSENE - AIR

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

DESAIN KONTROL PATH FOLLOWING QUADCOPTER DENGAN ALGORITMA LINE OF SIGHT

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

IV. METODE PENELITIAN

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU

KELUARGA METODE ITERASI ORDE EMPAT UNTUK MENCARI AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

Penentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama)

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

BAB III ANALISA TEORETIK

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR

FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

Gambar A.1. Fix Dies.

Aliran Dalam Saluran Terbuka

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG

SISTEM PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN PADA MANAJEMEN CALL CENTER DENGAN MULTI-CLASS PELANGGAN DAN MULTI-POOL SERVER

SIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU

Efektifitas fasad selubung ganda dalam mengurangi beban panas pada dinding luar bangunan

METODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA ABSTRACT

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Pendahuluan

6. OPTIKA FOURIER 6.1. ANALISIS FOURIER

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

Tujuan Pembelajaran Umum Setelah membaca modul mahasiswa memahami penggunaan atau penerapan persamaan momentum untuk aliran saluran terbuka.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

τ = R x F Titik acuan R

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI

Transkripsi:

Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia Siposiu Nasional IMI 009 andun, -5 Deseber 009 Makalah rofesional IMI 09 0 rediksi ola liran Multifasa untuk iap Seen pada Jarinan ipa Kopleks di Lapanan X,3 Ucok W.R. Siaian,,3 Leksono Muchara, 3,4 Lala S. Riza,,3 Lira diyanti,,3 rdian ) rora Studi Mateatika, Institut eknoloi andun ) rora Studi eknik erinyakan, Institut eknoloi andun 3) Research Consortiu OINE, Institut eknoloi andun 4) rora Ilu Koputer, Universitas endidikan Indonesia bstrak Distribusi tekanan erupakan salah satu pertibanan dala perancanan suatu siste jarinan pipa as-kondensat. rediksi enenai distribusi tekanan dapat dilakukan denan siulasi koputer denan enerapkan sejulah odel aliran dala suatu alorita nuerik. ada penelitian ini dikebankan suatu odel siulasi untuk ediksi distribusi tekanan pada suatu siste jarinan pipa as-kondesat. Model siulasi yan dikebankan pada penelitian ini terdiri dari dua baian. aian pertaa adalah linearisasi odel aliran dua fasa es and rill s. aian kedua adalah penebanan siste persaaan berdasarkan susunan jarinan pipa dan etode Kirchoff. ersaaan ateatik dari peodelan ini diselesaikan secara nuerik denan enunakan etode iterasi Newton. Hasil penelitian ini diaplikasikan untuk ediksi distribusi tekanan jarinan pipa pada kasus Lapanan X. Distribusi tekanan yan diediksi denan odel hasil penelitian ini sesuai denan hasil ediksi enunakan coercial software. erbandinan hasil tersebut telah enunjukkan kesesuaian. Kata kunci : Flow attern, es and rill s, Metode Iterasi Newton. endahuluan ada saat ini, konsusi inyak bui di dunia eninkat denan pesat, seirin denan eninkatnya perintaan eneri secara lobal. Hal ini jua epenaruhi hara inyak bui yan cenderun tidak stabil jika dibandinkan denan hara as bui yan berantun pada kontrak. eberapa neara berencana untuk ensubsitusi inyak bui denan eneri alternatif yan eiliki cadanan yan lebih banyak, salah satunya adalah as bui. Indonesia erupakan salah satu neara yan ikut enabil lankah ini. ren oduksi inyak bui di Indonesia cenderun enurun, tetapi oduksi as buinya justru eninkat. Selaa beberapa tahun, oduksi as bui di Indonesia eninkat secara kontinu. ada tahun 004, rata-rata oduksi as bui Indonesia adalah 8.35 SCFD dan konsusi as bui dala neeri adalah 4.88 SCFD sedankan sisanya, 3.47 SCFD diekspor ke berbaai neara. Cetak biru Kebijakan Eneri Nasional 005 05, enharapkan penunaan eneri nasional encapai titik optiu, yaitu 6.% untuk inyak bui, 30.6% untuk as ala, dan 3.8% untuk eneri eotheral. erdasarkan kasus ini, Research Consortiu OINE (Optiization on Gas and Oil ransission and Distribution ipeline Network) di bawah usat eodelan Mateatika dan Siulasi, sebaai salah satu pusat penelitian di I, kolaborasi berbaai bidan ilu, ikut endukun pencapaian nasional dala bidan inyak dan as bui. Optiasi oduksi as enjadi topik penelitian yan diharapkan dapat eninkatkan oduksi as. Metode optiasi oduksi dikebankan dari peodelan ateatika denan ebanun siulasi sesuai denan perasalahan di lapanan. endekatan ini dipilih karena biaya yan terjankau dan dapat direesentasikan dala kasus lapanan.

Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia enebanan Model Model yan diunakan dala penelitian ini terdiri dari 3 koponen utaa, yaitu odel aliran duafasa (etode linier es-rill), odel analisa jarinan Huku Kirchoff, dan osedur iterasi. Dala enebanan odel, diunakan beberapa asusi, yaitu :. Kondisi aliran steady state.. Koposisi fluida dan teperatur konstan sepanjan siste jarinan. 3. Minor lossess diabaikan. Model aliran dua fasa Model aliran dua fasa yan diunakan adalah etode es-rill. Dala penelitian ini, etode es-rill diunakan untuk eediksi perfora aliran as kondensat dala pipa. Model ini akan diunakan dala suatu siste jarinan pipa kopleks. Metode tersebut dapat ditulis sebaai berikut : n n W + = η Δ + i () diana η i didefinisikan sebaai: C W 3 η = i C () Δ Z + C W W dan C = sin ρ θ (3) c (3) (4) f C = 5 π d ρ c (5) (4) 4vs C = 3 π d c Untuk jarinan pipa yan tidak euat loop, kecepatan assa ( W ) pada setiap pipa adalah konstan untuk setiap waktu. Jadi, tidak dibutuhkan osedur iteratif untuk enentukan W sehina dapat ditulis sebaai : ( W ) = η Δ (6) i i i ressure drop pada setiap pipa dala jarinan dapat diselesaikan denan enunakan teknik solusi atriks. Dala penelitian ini, kai enunakan eleinasi Gauss. Matriks persaaan dapat diperoleh dari persaaan (6) Sifat fasa erhitunan sifat fasa dihapiri oleh perhitunan yan elibatkan berbaai suber. Sifatsifat fluida yan perlu dikalkulasi adalah densitas dan viskositas fluida (as, kondensat, dan air). ertaa, akan dihitun faktor koesibilitas as. Sifat pseudokritikal as didefinisikan sebaai (R.Sutton): = 756.8 3γ 3.6γ (7) = 69. + 349.5γ 74γ Jika terdapat ketidakurnian dala as, aka nilai pseudokritical perlu dikoreksi denan enunakan korelasi Wichert-zis = 0( ) ( ) 0.9.6 + 5 0.5 4 (9) diana = Julah fraksi ol CO dan H S = Fraksi ol N ' = ' = ' + y y ( - ) H S H S Sifat pseudoreduced dapat dihitun denan = = Faktor koesibilitas as dapat ditulis sebaai: 5 z = + ρ + ρ ρ 33 ρ + 0.634( + 0.7ρ ) exp( 0.7ρ ) diana ρ.07 0.5339 = 0.365 0.0569 0.0565 + 4 5 0.736 0.844 = 0.5475 + 0.736 0.844 = 0.056 + = 0.7 z 3 33 (8) () () (0) (3)

Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia Densitas as erikut adalah persaaan yan diunakan untuk enhitun kepadatan as: M = 9γ (4) a M a ρ = 0.73 z (5) Viskositas as erhitunan viskositas as berdasarkan korelasi Standin, denan epertibankan efek dari viskositas olekul nonhydrokarbon pada tekanan atosfer. ( ) ( ) ( ) μ = μ uncorrected + Δ μ + Δ μ + Δμ H S N CO (6) diana 5 6 3 μ uncorrected =.79 ( 0 ).06 ( 0 ) ( - 460) 8.88( 0 γ + ) 3 6.5 0 loγ ( ) 3 3 ( Δ μ) = y 8.48( 0 ) lo 9.59 ( 0 HS HS ) γ + 3 3 ( Δ μ) = y 9.08( 0 ) lo 6.4 ( 0 N N ) γ + 3 3 ( Δ μ) = y 8.49( 0 ) loγ + 3.73 ( 0 CO ) CO Viskositas as pada tekanan tini enunakan korelasi Depsey, exp( C) μ = μ (7) diana 33 3 C = + + + 33 44 =.4680 +.9705474 3 3.8664054x0 + 8.05405x0 =.80860949 3.49803305 3 + + 3.6037300x0.04434x0 = 7.93385684x0.39643306.494495x0 + 4.4055x0 3 3 = 8.3938778x0.86408848x0 44 4 3 +.0336788x0 6.0957963x0 Densitas kondensat erhitunan untuk enentukan viskositas kondensat, adalah sebaai berikut: ρ = γ ρ o o w (8) Viskositas kondensat Untuk enentukan viskositas dari kondensat, diunakan korelasi Glasso: 0 3.444 a μ = 3.4 ( 0 ) ( 460) [ lo o ( I )] (9) I 4.5 = 3.5 γo (0) a = 0.33 lo 460 36.447 () [ ( )] Densitas air Densitas air dihitun denan enunakan persaaan berikut: 3 ρ w = 6.368 + 0.438603 S +.60074( 0 ) S () diana S = Kadar ara dala persen berat. Viskositas air Viskositas air diperoleh dari persaaan berikut: μ = ( 460) w (3) diana 3 = + S + S + S 0 3 = 09.574 = 8.40564 0 3 3 ( ) = 0.3334 = 8.73 0 dan = + S+ S + S 3 0 3 ( ) 4 5 ( ) ( ) =.66 =.6395 0 0 = 6.7946 0 = 5.479 0 3 Lalu, viskositas air pada tekanan tertentu dapat diperoleh denan persaaan berikut: ( ) ( ) 5 9 μ = μ 0.9994 + 4.095 0 + 3.06 0 w w (4) Densitas dan viskositas fluida Setelah densitas dan viskositas kondensat dan air diperoleh, aka densitas dan viskositas fluida dapat diperoleh dari persaaan berikut: CGR WGR ρ = l ρ + o ρw CGR + WGR CGR + WGR (5) CGR WGR (6) μ = μ + μ l o w CGR + WGR CGR + WGR 3

Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia rosedur iterasi Metode koputasi yan diunakan di sini adalah untuk jarinan pipa kopleks. Kita tidak perlu elakukan iterasi untuk enentukan kecepatan assa ( W ). erikut adalah osedur iterasi untuk jarinan pipa kopleks:. Masukan nilai kecepatan assa W untuk tiap pipa.. Masukan nilai hapiran tekanan di setiap titik node. 3. entukan nilai hapiran untuk nilai tekanan rata-rata pada tiap pipa denan enunakan persaaan dibawah ini: ( i, j) + ( i, j+ ) j = (7) 4. Denan nilai hapiran dan, ediksi nilai-nilai ρ, ρ, μ, μ dan λ denan L L L enunakan odel sifat fasa. 5. Denan enunakan kecepatan assa W dan sifat fluida pada lankah (4), akan ditentukan nilai hapiran densitas capuran ρ, dan kecepatannya, v. 6. entukan nilai hapiran liquid holdup, H L, untuk setiap konfiurasi horizontal pada tiap pipa, denan enunakan persaaan korelasi epiric es-rill. 7. entukan nilai hapiran dari kecepatan superfisial as, v s. 8. entukan nilai hapiran bilanan Reynolds N Re. 9. entukan nilai faktor friksi capuran, f, denan enunakan persaaan Chen 0. Hitun nilai konstanta C, C, dan C 3 yan telah didefinisikan pada persaaan (3), (4), dan (5),. Untuk setiap pipa, hitun nilai koefisien faktor, η, yan telah didefinisikan pada persaaan ().. Susun atriks persaaan untuk enentukan nilai Δ dari persaaan (6) denan enunakan eliinasi Gauss. 3. entukan nilai tekanan pada setiap titik node pada siste jarinan. 4. Hitun nilai Euclidean dari tekanan yan telah dihitun, yaitu N + ξ = ( ) (8) i i i= 5. eriksa apakah tekanan pada iterasi ini sudah konveren. Jika nilai ξ dari lankah (4) lebih kecil dari nilai toleransi τ yan telah ditentukan, aka oses ini telah konveren. Naun, jika ξ lebih besar daripada τ, ulani lankah (3) denan enunakan nilai-nilai baru diana tekanan didefinisikan sebaai berikut: Studi Kasus k k+ + i i = (9) i Model yan diunakan dala studi kasus ini adalah jarinan pipa ultifasa kopleks di lapanan X (Gabar ).ujuan studi kasus ini adalah untuk eediksi tekanan pada setiap well head dan stasiun penupulan. Diulai dari nilai tekanan tetap di NM, perhitunan distribusi tekanan dilakukan seperti lankah-lankah di atas. Data asukan eliputi data dari well head dan eoetri pipa tiap seen nalisis dan Diskusi Hasil siulasi denan enunakan Software OINE yan dibandinkan denan software koersial enunjukkan hasil seperti pada tabel.dari hasil yan diperoleh software OINE dan software koersial, terdapat perbedaan rata rata dala ediksi tekanan sebesar.75 % dari ipephase dan % dari ipesi. Software OINE apu eediksikan pola aliran pada asin asin seen (tabel ) yan dapat dikebankan lebih lanjut untuk eediksikan hold up pada asin asin seen pipa. Kesipulan erdasarkan penjabaran dala akalah ini, dapat disipulkan bahwa:. Model dua fasa telah dikebankan untuk eediksi distribusi tekanan dala jarinan pipa aliran ultifasa kopleks.. Model ini terdiri dari 3 konsep yaitu: odel dua-fasa, odel sifat fasa, dan osedur iterasi. 3. erbedaan ediksi tekanan antara software OINE dan software koersial rata rata sebesar.75% (ipephase) dan % (ipesi) 4. erbedaan antara Software OINE dan software koersil lainnya, disebabkan oleh perbedaan etode perhitunan. 4

Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia Noenclature p : Cross sectional area of pipe, D : Deand, lb / D d : Inside pipe diaeter, ft f : ipe friction factor : Gravity acceleration, ft sec ft c : Conversion factor, lb. ft lbf. sec H L : Liquid holdup, fraction k : ie level in the iteration calculation L : otal nuber of les M : otal nuber of loop in a network N : otal nuber of nodes N FE : Froude nuber N RE : Reynolds nuber R : Riht hand side of the syste of equations : ressure, psia Q : Voluetric as flow rate, cuft / D S : Supply, lb / D : eperature, R v : Superficial as velocity, ft hr s W : Mass flow rate of ixture Z : Lenth of distance, ft ε : ipe rouhness, ft λ L : Volue fraction of liquid, fraction μ : Viscosity, cp η : wo-phase flow equation coefficient ρ : Density, lb τ : olerance ξ : Euclidean 3 ft Reference. hed,. 989. Hydrocarbon hase ehavior. Houston, exas: Gulf ublishin Copany.. Muchara, L. dan dewui M.. 990. Copositional wo hase Flow Model for nalyzin and Desinin Coplex ipeline Network Syste. ennsylvania: ennsylvania State U. 3. Muchara, L. et al. 007. wo-hase Flow Model for redictin ressure Distribution in Coplex ipeline Network. RC-OINE 6 th nnual Report. 4. McCain, W.D. 990. he roperties of etroleu Fluids. ulsa, Oklahoa: ennwell ublishin Copany. Subscript L Superscript k Relatin to the as phase Relatin to the liquid phase Relatin to the ixture Relatin to the otal Relatin to the tie level Vector verae 5

Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia abel. Hasil enolahan Data Node ipephase ipesi OINE Differences with Differences with (psia) (psia) (psia) ipephase (%) ipesi (%) 93.6 86.76 86.95.7 0.07 93.5 86.754 87.00. 0.08 3 93.7 86.84 86.99.8 0.06 4 93.7 86.83 87.04.7 0.08 5 93.8 86.87 87.04.30 0.06 6 93.6 86.794 87.0. 0. 7 93.5 86.75 87.5.04 0.7 8 93.7 86.84 87.. 0.3 9 93.7 86.845 87.5.0 0.4 0 93.5 86.755 87.6.3 0.8 93.7 86.855 87.30.8 0.6 93.5 86.755 87.3. 0.0 3 93.5 86.748 86.84.7 0.03 4 90. 88.4 90.99 0.3 0.89 5 90 88.34 90.99 0.34 0.9 6 90. 88.39 9.09 0.34 0.94 7 90 88.364 9.5 0.40 0.96 8 90 88.35 9.9 0.4 0.99 9 90.5 88.57 9.4 0.5 0.93 0 90 88.33 9.7 0.44.0 90.3 88.5 9.9 0.34 0.97 90 88.38 90.89 0.3 0.89 3 87.9 36.33 306.66 6.5 6.00 4 87.9 36.3 306.7 6.53 5.98 5 87.9 36.3 306.74 6.54 5.97 6 87.9 36.3 308.55 7.7 5.44 7 87.9 36.35 306.8 6.57 5.95 8 87.9 36.3 306.87 6.59 5.93 9 87.9 36.4 307.8 6.70 5.84 30 87.9 36.4 306.98 6.63 5.90 3 87.9 36.3 306.57 6.49 6.03 3 87.9 87.44 95.4.6.78 33 87.8 87.36 95.45.66.8 34 87.8 87.36 95.5.68.83 35 87.8 87.346 95.56.70.86 36 87.8 87.344 95.7.59.76 37 87.6 87.49 94.43.37.50 38 87.6 87.74 86.78 0.8 0.3 39 86.7 86.7 86.70 0.00 0.00 6

Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia abel. Hasil enolahan Data OINE ola Node OINE ola Node (psia) liran (psia) liran 86.95 sereated 9.9 sereated 87.00 sereated 90.89 sereated 3 86.99 sereated 3 306.66 sereated 4 87.04 sereated 4 306.7 sereated 5 87.04 sereated 5 306.74 sereated 6 87.0 sereated 6 308.55 sereated 7 87.5 sereated 7 306.8 sereated 8 87. sereated 8 306.87 sereated 9 87.5 sereated 9 307.8 sereated 0 87.6 sereated 30 306.98 sereated 87.30 sereated 3 306.57 sereated 87.3 sereated 3 95.4 sereated 3 86.84 sereated 33 95.45 sereated 4 90.99 sereated 34 95.5 sereated 5 90.99 sereated 35 95.56 sereated 6 9.09 sereated 36 95.7 sereated 7 9.5 sereated 37 94.43 sereated 8 9.9 sereated 38 86.78 sereated 9 9.4 sereated 39 86.70 sereated 0 9.7 sereated 7

Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia 9 8 7 6 5 4 3 Gatherin Station Well head NM 39 6 4 5 0 3 3 3 37 38 36 86,7 sia 35 7 8 4 5 3 33 34 9 0 6 7 8 9 30 Gabar. Model Jarinan ipa Kopleks Gabar. Hasil erbandinan Distribusi ekanan Software OINE dan Software Koersial 8

Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia 9