Modul 8. PENELITIAN OPERASIONAL INTEGER PROGRAMMING. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

dokumen-dokumen yang mirip
12/15/2014. Apa yang dimaksud dengan Pemrograman Bulat? Solusi yang didapat optimal, tetapi mungkin tidak integer.

TENTUKAN MODEL MATEMATISNYA!

BAB 2 PROGRAM INTEGER. Program linear merupakan metode matematika untuk mengalokasikan sumber

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND DALAM MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI OPTIMUM PADA CV. XYZ. Angeline, Iryanto, Gim Tarigan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... LEMBAR PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL...

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II LANDASAN TEORI. suatu fungsi dalam variabel-variabel. adalah suatu fungsi linear jika dan hanya jika untuk himpunan konstanta,.

BAB VI Program Linear Bilangan Bulat

Bab 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI METODE CUTTING PLANE DALAM OPTIMISASI JUMLAH PRODUKSI TAHUNAN PADA PT. XYZ. Nico, Iryanto, Gim Tarigan

INTEGER PROGRAMMING. Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

PENELITIAN OPERASIONAL

PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND DALAM PENYELESAIAN MASALAH PADA INTEGER PROGRAMMING

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

BAB III. METODE SIMPLEKS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Integer Programming (Pemrograman Bulat)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI PROGRAM INTEGER PADA PERUMAHAN BUMI SERGAI DI SEI RAMPAH

PENYELESAIAN MASALAH PEMROGRAMAN LINIER BILANGAN BULAT MURNI DENGAN METODE REDUKSI VARIABEL

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

Model umum metode simpleks

PENYELESAIAN PROGRAM BILANGAN BULAT CAMPURAN DUA KRITERIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT SKRIPSI TAUFIK HIDAYAT RITONGA

Modul 11. PENELITIAN OPERASIONAL GAME THEORY. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

PROPOSAL PROGRAM HIBAH PENULISAN BUKU AJAR TAHUN 2017

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

Manajemen Sains. Analisis Sensitivitas. Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Knapsack adalah suatu permasalahan dalam menentukan pemilihan objek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

A. Model Program Linear

PENERAPAN BRANCH AND BOUND ALGORITHM DALAM OPTIMALISASI PRODUKSI ROTI

INTEGER PROGRAMMING. Rudi Susanto, M.Si

Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadangkala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat

Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE)

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek.

Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan

PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND (B&B)DALAM MENENTUKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM PENJUALAN TEMPE

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

PROGRAMA INTEGER 10/31/2012 1

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming

III KERANGKA PEMIKIRAN

OPTIMASI PEMOTONGAN BALOK KAYU DENGAN POLA PEMOTONGAN SATU DIMENSI MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKIT KOLOM (COLUMN GENERATION TECHNIQUE) SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. masalah fuzzy linear programming untuk optimasi hasil produksi pada bab

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model

APLIKASI METODE BRANCH AND CUT DALAM OPTIMASI PRODUKSI POT BUNGA (Studi Kasus: UD. Pot Bunga Mukhlis Rangkuti, Gelugur) SKRIPSI

sejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif, Ax = b, dengan = dapat

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PEMBAHASAN. linear yang dinyatakan dengan fungsi tujuan dan fungsi kendala yang memiliki

PEMROGRAMAN LINEAR I KOMANG SUGIARTHA

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II METODE SIMPLEKS

Operations Management

Program Integer. Riset Operasi TIP FTP UB

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1947, George B. Dantzig, seorang anggota kelompok penelitian

METODE BIG M. Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 1

CCR314 - Riset Operasional Materi #2 Ganjil 2015/2016 CCR314 RISET OPERASIONAL

CCR-314 #2 Pengantar Linear Programming DEFINISI LP

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Matematika Bisnis (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM.

BAB IV TEORI PERMAINAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: Dwi Agustina Sapriyanti (1) Khusnul Novianingsih (2) Husty Serviana Husain (2) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

OPTIMALISASI HASIL PRODUKSI TAHU DAN TEMPE MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND (STUDI KASUS: PABRIK TEMPE ERI JL. TERATAI NO.

kita menggunakan variabel semu untuk memulai pemecahan, dan meninggalkannya setelah misi terpenuhi

Aplikasi Integer Linear Programming (Ilp) untuk Meminimumkan Biaya Produksi pada Siaputo Aluminium

BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS

KOMBINASI PERSYARATAN KARUSH KUHN TUCKER DAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PEMROGRAMAN KUADRATIK KONVEKS BILANGAN BULAT MURNI

SOFTWARE LINDO I KOMANG SUGIARTHA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

Program Integer. Riset Operasi TIP FTP UB

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mempunyai Solusi untuk Setiap x R???

𝑥 Mempunyai Solusi 𝑥 R???

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Modul 8. PENELITIAN OPERASIONAL INTEGER PROGRAMMING Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007

2 PENDAHULUAN Salah satu asumsi teknik LP adalah divisibility atau fractionality, yaitu setiap variabel dapat terjadi pada nilai non negatif atau kontinyu. Pada beberapa kasus, asumsi ini tidak realistik dan tak dapat diterima. Misalnya suatu solusi menunjukkan bahwa banyaknya mesin yang harus dibuat adalah 3,35 mesin. Tentu saja solusi ini tidak bermakna praktis. Yang harus dibuat bisa 3 atau 4 mesin. Atau solusi yang diharapkan adalah yang bernilai 1 atau 0 di mana angka 1 mewakili setuju dan angka 0 berarti pekerjaan tidak diteruskan. Pendekatan pembulatan dari solusi nilai pecah dari LP dapat tidak memenuhi semua kendala dan menyimpang cukup jauh dari solusi bulat yang tepat. Integer programming merupakan teknik LP dengan tambahan persyaratan semua atau beberapa variabel bernilai bulat non negatif tetapi tidak perlu bahwa parameter model juga bernilai bulat. Terdapat 3 jenis integer programming: 1. Pure (all) integer programming Jika model mengharapkan semua variabel basis bernilai integer (bulat positif atau nol) 2. Mixed integer programming Jika model hanya mengharapkan variabel-variabel tertentu bernilai bulat. 3. Zero one integer programming Jika model hanya mengharapkan nilai 0 atau 1 untuk variabelnya. Terdapat beberapa solusi pendekatan integer programming, dua di antaranya adalah metode branch and bound dan metode cutting plane (algoritma bidang pemotong). METODE BRANCH AND BOUND Metode ini menjadi kode komputer standar untuk integer programming dan lebih efisien dibandingkan dengan metode cutting plane. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Land and Doig kemudian dilanjutkan oleh peneliti lain. Teknik ini dapat diterapkan untuk pure maupun mixed integer programming,

3 Langkah-langkah Agar lebih mudah dipahami, perhatikan penyelesaian masalah berikut: Z = 3 + 5 2 + 4 25, non negatif integer 1. Selesaikan dengan metode LP baik grafik maupun simpleks, diperoleh solusi optimum kontinyu = 8, = 2,25 dan Z = 35,25. Perhatikan bahwa syarat yang harus dipenuhi adalah kedua variabel dan bernilai bulat positif. Solusi optimum kontinyu tersebut dijadikan sebagai batas atas awal 2. Tetapkan batas bawah, yaitu solusi yang dibulatkan ke bawah, sehingga = 8, = 2 dan Z = 34 (nilai Z diperoleh dengan memasukkan nilai dan yang baru). 3. Pilih nilai solusi pecah yang akan dicabangkan menjadi sub-sub masalah, dalam kasus ini yaitu yang bernilai 2,25. 4. Untuk menghilangkan bagian pecah dari, dibuat dua kendala baru, yaitu : dua nilai bulat terdekat terhadap 2,25, yaitu 2 dan 3 sehingga dipunyai dua kendala baru yaitu 2 dan X3 3. Kendala ini untuk menghilangkan kemungkinan solusi nilai di antara 2 dan 3. Sehingga masalah dipecahkan menjadi dua bagian: Bagian A Z = 3 + 5 2 + 4 25 (berlebih) 2, 0

4 Bagian B Z = 3 + 5 2 + 4 25 3, 0 5. Selesaikan bagian A maupun B dengan metode-metode LP tanpa pembatasan bilangan bulat. Diperoleh solusi : Bagian A : = 8, = 2 dan Z = 34 Bagian B : = 6,5, = 3 dan Z = 34,5 6. Walaupun solusi bagian A telah semuanya bulat, namun tetap perlu dilakukan pencarian lebih lanjut karena nilai fungsi tujuan pada bagian B lebih besar. Untuk itu, bagian B dibagi ke dalam dua sub bagian menjadi B1 dan B2 dengan 6 dan 7. Sub Bagian B1 Z = 3 + 5 2 + 4 25 (berlebih) 3 6, 0 Sub Bagian B2 Z = 3 + 5 2 + 4 25 3 7, 0

5 7. Selesaikan sub bagian B1 maupun B2 dengan metode-metode LP tanpa pembatasan bilangan bulat. Diperoleh solusi : Sub Bagian B1 : = 6, = 3,25 dan Z = 34,25 Sub Bagian B2 : tidak layak 8. Karena sub bagian B1 menghasilkan nilai fungsi tujuan yang lebih besar dari 34 (batas atas bagian A) maka bagian B1 dapat dicabangkan lagi menjadi sub sub bagian B1a dan B1b dengan kendala masing-masing 3 dan 4. Sub Sub Bagian B1a Z = 3 + 5 2 + 4 25 (berlebih) 3 6, 0 Sub Sub Bagian B1b Z = 3 + 5 2 + 4 25 4 6, 0 9. Selesaikan sub bagian B1a maupun B1b dengan metode-metode LP tanpa pembatasan bilangan bulat. Diperoleh solusi : Sub Sub Bagian B1a : = 6, = 3 dan Z = 33 Sub Sub Bagian B1b : = 4,25, = 4 dan Z = 33,5 10. Kedua solusi menghasilkan Z yang nilainya lebih kecil daripada nilai Z pada bagian A sehingga percabangan dihentikan atau proses pencarian

6 solusi optimum selesai. Jadi solusi optimum untuk masalah ini dihasilkan oleh bagian A, yaitu : = 8, = 2 dan Z = 34. Algoritma Pemotongan Algoritma Pemotongan disebut juga dengan metode cutting plane. Salah satu tekniknya yang biasa diterapkan untuk pure integer programming adalah metode Gomory atau disebut juga metode Fraksional. Langkah-langkah Untuk lebih mudah memahami langkah-langkah penyelesaian metode Gomory, perhatikan langkah-langkah penyelesaian contoh berikut: Z = 7 + 9 Dengan syarat: - + 3 6 7 + 35, non negative integer Dengan metode simpleks, diperoleh solusi kontinyu optimumnya seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Solusi Kontinyu Optimum Basis S1 S2 Solusi Z 0 0 28/11 15/11 63 0 1 7/22 1/22 7/2 1 0-1/22 3/22 9/2 1. Lihat apakah semua variabel basis ( dan ) sudah bulat. Bila belum, seperti pada contoh ini, tambahkan kendala Gomory yang berupa variabel slack (Sg). 2. Sg diperoleh dengan rumus: Sg - fij Wj = -fi di mana: fij = koefisien variabel non basis ke-j Wj = variabel non basis ke-j

7 fi = bagian pecah variabel basis ke-i Jadi, variabel basis Xi dapat dipecah menjadi bagian bulat dan bagian pecah. Contoh: = 9/2 = 4 ½ sehingga f1 = ½ = 7/2 = 3 ½ sehingga f2 = ½ Persamaan variabel basis yang dipilih sebagai kendala Gomory adalah persamaan basis yang memiliki nilai fi maksimum. Karena pada kasus ini nilai f1 dan f2 sama, maka bisa dipilih sembarang. Misalkan saja kita pilih sebagai Sg, maka : Sg 7/22 S1 1/22 S2 = -1/2 Berdasarkan Tabel 1., persamaan untuk adalah : + 7/22 S1 + 1/22 S2 = 7/2 3. Susun tabel simpleks dengan penambahan kendala Gomory. Untuk kasus ini, disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Tabel Simpleks dengan Penambahan Kendala Gomory Basis S1 S2 Sg1 Sisi kanan Z 0 0 28/11 15/11 0 63 0 1 7/22 1/22 0 7/2 1 0-1/22 3/22 0 9/2 Sg1 0 0-7/22-1/22 1-1/2 4. Gunakan metode dual simpleks untuk menghasilkan solusi atas masalah dengan kendala Gomory. Untuk kasus ini, hasilnya disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Tabel Hasil Dual Simpleks Basis S1 S2 Sg1 Solusi Z 0 0 0 1 8 59 0 1 0 0 1 3 1 0 0 1/7-1/7 32/7 S1 0 0 1 1/7-22/7 11/7

8 5. Karena solusi baru masih pecah, maka tambahkan lagi kendala Gomory baru. Persamaan memiliki nilai f1 = 4/7, lebih besar dibandingkan f2 sehingga dijadikan kendala Gomory kedua, sehingga: Sg2 1/7 S2 6/7 Sg1 = -4/7 Nilai 6/7 Sg1 diperoleh dari: Pada Tabel 3. diperoleh : -1/7 = -1 + 6/7 6. Susun tabel simpleks dengan penambahan kendala Gomory kedua. Hasilnya disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Tabel Simpleks dengan Penambahan Kendala Gomory Kedua Basis S1 S2 Sg1 Sg2 Sisi kanan Z 0 0 0 1 8 0 59 0 1 0 0 1 0 3 1 0 0 1/7-1/7 0 32/7 Sg1 0 0 1 1/7-22/7 0 11/7 Sg2 0 0 0-1/7-6/7 1-4/7 7. Gunakan metode dual simpleks untuk menghasilkan solusi atas masalah dengan kendala Gomory kedua. Untuk kasus ini, hasilnya disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Tabel Hasil Dual Simpleks dengan Penambahan Kendala Gomory Kedua Basis S1 S2 Sg1 Sg2 Solusi Z 0 0 0 0 2 7 55 0 1 0 0 1 0 3 1 0 0 0-1 1 4 Sg1 0 0 1 0-4 1 1 Sg2 0 0 0 1 6-7 4

9 8. Tabel 5. menunjukkan bahwa solusi optimum bulat telah tercapai sehingga solusi untuk masalah tersebut yaitu : = 4, = 3 dan Z = 55..