BAB II LANDASAN TEORI. Keuangan terdiri dari tiga bidang yang saling berhubungan: (1) pasar uang

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BEI

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

Pokok Bahasan Return dan Risiko. Return. Klasifikasi Return. Return PENDAHULUAN AIMP. Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom.

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

Pokok Bahasan Return dan Risiko. Return. Klasifikasi Return. Return PENDAHULUAN AIMP. Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom.

REGRESI DAN KORELASI

Analisis Resiko Investasi Pada PT. Unilever. Tbk Aris Munandar

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN

KEKONVERGENAN MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA. Fitriani Agustina, Math, UPI

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo

BAB 2 LANDASAN TEORI

PORTOFOLIO OPTIMAL EFISIENSI RISK DAN RETURN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN BUILDING CONTRUCTION

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

MODEL MARKOWITZ UNTUK MEMILIH PORTOFOLIO EFISIEN PADA PERUSAHAAN SEMEN DI BEI

BAB III METODE PENELITIAN


IV. METODE PENELITIAN

Ratna Sari, Dr. Bagus Nurcahyo. Undergraduate Program, Faculty of Economy, University of Gunadarma

IV METODE PENELITIAN

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FORECASTING (Peramalan)

BAB III METODE PENELITIAN

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REGRESI LINIER SEDERHANA

kerugia yag berbeda-beda. Utuk itu ditutut keahlia da kejelia ivestor dalam megaalisis setiap alteratif portofolio yag aka dipilih sehigga dapat dipil

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

IV. METODE PENELITIAN

ESTIMASI. (PENDUGAAN STATISTIK) Ir. Tito Adi Dewanto. Statistika

Inflasi dan Indeks Harga I

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

Firdani Antika Sari Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan portofolio optimal

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

Muniya Alteza

Analisis Window Dressing pada Reksa Dana Saham Perusahaan Sekuritas Indonesia tahun

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Kerangka acuan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

JENIS PENDUGAAN STATISTIK

BAB III METODE PENELITIAN

Nindi Shinta Wati Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Distribusi Sampling (Distribusi Penarikan Sampel)

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

TEORI PENAKSIRAN. Bab 8. A. Pendahuluan. Kompetensi Mampu menjelaskan dan menganalisis teori penaksiran

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

ANALISIS BIAYA INVESTASI PADA PERUMAHAN GRIYA PANIKI INDAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM KONSEP WAKTU UANG PADA MASALAH KEUANGAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi.

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metoda Taguchi

BAB II URAIAN TEORITIS. dalam Ginting (2004) berpendapat bahwa rasio PBV adalah alat pengukur dari

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

DISTRIBUSI SAMPLING (Distribusi Penarikan Sampel)

Bab 3 Metode Interpolasi

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

Irma Yuana Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT.

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel.

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

Oleh: Fahmi Fathurahman, S.E Kartikawati Danusasmita, M.B.A Fakultas Ekonomi Perbanas Institute Jakarta ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:

ANALYSIS OF THE FORMATION OF PORTFOLIO SECURITIES IN THREE MINING COMPANY OF RECORD AS INDEX LQ 45 IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Maajeme Keuaga Keuaga terdiri dari tiga bidag yag salig berhubuga: (1) pasar uag da pasar modal, berkaita dega pasar sekuritas da lembaga keuaga; () ivestasi, yag memfokuska pada keputusa yag dibuat oleh ivestor idividual da istitusioal dalam memilih sekuritas atau saham utuk portofolio ivestasi; da (3) maajeme keuaga, bidag yag terluas dari tiga bidag keuaga. Perusahaa, idividu, da pemeritah serigkali membutuhka tambaha modal. Misalya, aggaplah perusahaa PT. X meramalka keaika permitaa atas barag produksiya dalam jagka waktu dua sampai lima tahu ke depa, da perusahaa memutuska utuk membagu pabrik baru, membeli mesi baru da keputusa strategis laiya utuk megatisipasi permitaa. Perusahaa tidak mugki megadalka modal usaha aktual bila jumlahya tidak dapat mecukupi jumlah yag disyaratka utuk membeli mesi da membagu pabrik. Oleh karea itulah, perusahaa harus mecari tambaha modal di pasar keuaga. Di sisi lai, beberapa idividu da perusahaa memperoleh pedapata yag melebihi pegeluara, sehigga mereka memiliki daa utuk diivestasika. 5

6 Pihak-pihak yag igi memijam uag bertemu dega pihak-puhak yag memiliki surplus daa di pasar keuaga (fiacial markets). Terdapat bayak macam pasar keuaga yag salah satuya adalah pasar saham. Di pasar iilah harga saham perusahaa ditetuka. Karea tujua utama maajeme keuaga adalah utuk memaksimalka harga saham perusahaa, maka pegetahua aka pasar saham adalah sagat petig bagi siapa saja yag megelola bisis. B. Ivestasi Pada dasarya ivestasi merupaka suatu betuk peudaa kosumsi dari masa sekarag utuk masa yag aka datag, yag di dalamya terkadug risiko ketidakpastia, utuk itu dibutuhka suatu kompesasi atas peudaa tersebut yag biasa dikeal dega istilah keutuga dari ivestasi atau gai. Karea ivestasi memiliki potesi utuk meimbulka kerugia bagi ivestor itu sediri, maka ivestor harus bersedia meaggug risiko apabila melakuka ivestasi dega harapa modal yag ditaam tersebut aka meghasilka keutuga. Ivestasi juga didefiisika sebagai kegiata meempatka uag atau daa dega harapa utuk memperoleh tambaha atau keutuga tertetu atas uag atau daa tersebut (Kamaruddi 003:3).

7 Berdasarka defiisi tersebut maka orag yag memegag kas atau uag tuai dikataka tidak melakuka ivestasi karea kas tidak memberika hasil da ilaiya aka berkurag apabila terjadi iflasi. Secara umum ivestasi dapat dikategorika dalam dua grup besar yaitu Real Ivestmet da Fiacial Ivestmet. Real Ivestmet merupaka ivestasi dalam betuk yata seperti ivestasi dalam betuk properti, ivestasi komersial, da lai-lai, sedagka Fiacial Ivestmet adalah ivestasi terhadap produkproduk keuaga seperti deposito, obligasi, saham da laiya. Ivestor adalah idividu atau lembaga baik domestik maupu o domestik yag melakuka suatu ivestasi baik dalam jagka pedek ataupu jagka pajag. Ivestor dapat dikelompokka mejadi tiga kelompok: Idividu yag meyukai risiko atau Risk Seeker, idividu yag tidak meyukai risiko atau Risk Averter, da idividu yag bersifat etral terhadap risiko atau risk eutrality. (Agus 001). Risk Seeker adalah kelompok ivestor yag memita tambaha keutuga lebih kecil utuk setiap keaika risiko, Risk Averse merupaka kelompok ivestor yag aka memita tambaha keutuga yag lebih besar utuk setiap keaika risiko, sedagka Risk Neutrality adalah kelompok ivestor yag memiliki sikap etral terhadap risiko, artiya setiap keaika risiko harus diimbagi dega tigkat keutuga.

8 C. Teori Portofolio Portofolio dapat diartika sebagai kombiasi dari berbagai ivestasi baik berupa aset keuaga (fiacial asset) maupu riil aset (real asset). Karea masalah yag sedag kita bahas adalah megeai saham maka yag aka disebutka sebagai portofolio adalah sekumpula surat berharga yag dipertahaka utuk dipegag dalam kuru waktu tertetu da aka dijual dalam ragka merealisasika keutuga (profit takig) atau meguragi kerugia (cut loss). Suatu portofolio dikataka efisie apabila dapat memberika keutuga yag tertiggi dega risiko yag sama atau memberika keutuga yag sama dega risiko teredah. 1. Tigkat Pegembalia da Risiko Tigkat pegembalia da risiko merupaka dua faktor yag tidak dapat dipisahka jika kita sedag membicaraka ivestasi. Apabila dikataka bahwa suatu ivestasi memiliki risiko maka tigkat keutuga yag aka diperoleh bersifat tidak pasti. Risiko bisa diartika sebagai peyimpaga dari imbala yag diharapka. Sedagka tigkat pegembalia diartika sebagai imbala atau sejumlah hasil yag aka diperoleh di masa yag aka datag. Tigkat pegembalia ivestasi saham dapat diukur berdasarka selisih harga jual dega harga beli da ditambah dega divide yag dibagika kepada ivestor. Risiko dalam teori portofolio didefiisika sebagai deviasi stadar (=), karea meujukka kemugkia ilai yag diharapka (expected value)

9 meyimpag. Semaki besar ilai maka semaki besar kemugkia ilai riil yag meyimpag dari yag diharapka, berarti semaki besar risikoya.. Meghitug Risiko da Tigkat Pegembalia Tigkat pegembalia yag diharapka da risiko suatu saham bisa kita hitug dega cara: E( Ri) = i= 1 Ri 1 Ri = IHSI t IHSI IHSI t 1 t 1 Varias tigkat pegembalia kita hitug dega cara: i = [ Ri E( Ri) ] i= 1 1 Deviasi stadar: i = i dimaa : i = Varias dari tigkat pegembalia suatu saham Ri = Jumlah periode peelitia = Tigkat pegembalia saham E (Ri) = Rata-rata tigkat pegembalia saham IHSI t = Ideks harga suatu saham pada suatu periode

10 IHSI t 1 = Ideks harga suatu saham pada periode sebelumya i = Deviasi stadar dari tigkat pegembalia suatu saham Sedagka tigkat pegembalia yag diharapka da risiko pasar bisa kita hitug dega cara: E( Rm) = i= 1 Rm 1 Rm = ILQ45 t ILQ45 ILQ45 t 1 t 1 Varias tigkat pegembalia kita hitug dega cara: m = [ Rm E( Rm) ] i= 1 1 Deviasi stadar: m = m dimaa : m = Varias dari tigkat pegembalia pasar Rm = Jumlah periode peelitia = Tigkat pegembalia pasar E (Rm) = Rata-rata tigkat pegembalia pasar ILQ45 t = Ideks LQ45 pada suatu periode ILQ 45 t 1 = Ideks LQ45 pada periode sebelumya

11 m = Deviasi stadar dari tigkat pegembalia pasar 3. Kombiasi beberapa Ivestasi Seperti pepatah yag megataka bahwa jagalah mearuh telur ke dalam satu kerajag, maka dalam berivestasipu juga demikia, jagalah kita haya meaamka modal haya pada satu istrume ivestasi saja, karea risikoya aka lebih besar bila dibadigka dega meaamka ke dalam beberapa istrume. Hal tersebut disebabka tigkat keutuga yag diharapka pada suatu portofolio adalah rata-rata tertimbag dari tigkat keutuga masig-masig saham yag membetuk portofolio tersebut, semetara risikoya bukalah rata-rata tertimbag dari risiko saham-saham yag membetuk portofolio tersebut, melaika koefisie korelasi atar tigkat keutuga saham-saham. Jadi, cara yag dapat dilakuka oleh ivestor utuk memiimalka risiko adalah dega megkombiasika berbagai saham ke dalam satu portofolio yag memiliki koefisie korelasi yag redah yag atiya aka memberika dampak bagi fluktuasi tigkat keutuga portofolio tersebut. Namu demikia risiko tidak dapat dihidari sama sekali walaupu telah dilakuka diversifikasi yag sempura. Risiko yag tidak dapat dihilagka dega diversifikasi ii disebut sebagai systematic risk atau risiko pasar seperti risiko politik, risiko kurs mata uag asig. Sedagka risiko yag

1 dapat dikuragi melalui diversifikasi adalah usystematic risk atau risiko khusus, misalya seperti risiko kebagkruta, risiko maajeme atau pegelolaa perusahaa. C. Capital Asset Pricig Model (CAPM) Sebelum mulai berivestasi seorag ivestor harus dapat meghubugka risiko da tigkat keutuga yag diharapka serta mejawab pertayaa: berapa tigkat keutuga yag disyaratka utuk megkompesasi risiko tertetu? Salah satu model yag sagat populer utuk meetuka tigkat keutuga yag disyaratka adalah Capital Asset Pricig Model atau CAPM. Teori ii dikembagka oleh Harry Markowitz sebagai godfather dari moder portofolio theory (Markowitz 195). Di dalam CAPM hubuga tigkat keutuga da risiko tersebut didasarka pada koefisie beta. CAPM didefiisika sebagai model yag mejelaska keseimbaga atara tigkat risiko yag sistemastis da tigkat keutuga yag disyaratka sekuritas portofolio (Roseberg da Rudd 198). Jadi dega CAPM seorag ivestor dalam pegambila keputusa ivestasi dapat memperkiraka tigkat keutuga. Adapu tigkat kutuga yag disyaratka merupaka tigkat pegembalia aset bebas risiko ditambah dega suatu faktor yaitu premi risiko, sehigga dapat dirumuska sebagai berikut : Rj = Rf + ( Rm Rf ) βj

13 dimaa: Rj Rf β j Rm = Tigkat pegembalia yag disyaratka utuk sekuritas j = Tigkat pegembalia aset bebas risiko = Koefisie Beta sekuritas j (systematic risk) = Tigkat pegembalia pasar Jadi bisa disimpulka bahwa CAPM merupaka suatu teori yag mejelaska peetapa tigkat keutuga yag disyaratka atas tigkat risiko yag sistematis dalam keadaa keseimbaga pasar. Adapu cara meetuka bagaimaa suatu saham itu layak dipilih atau tidak dega model CAPM adalah dega cara membadigka tigkat pegembalia yag diharapka suatu saham dega tigkat pegembalia yag disyaratka (dihitug dega rumus CAPM). Apabila tigkat pegembalia yag diharapka lebih besar dari tigkat pegembalia yag disyaratka maka saham tersebut layak utuk dipilih da dimasukka ke dalam portofolio ivestasi, demikia juga sebalikya. 1. Covarias da Beta Saham dega covarias positif artiya fluktuasi tigkat pegembalia saham memiliki hubuga searah dega tigkat pegembalia pasar. Sehigga apabila tigkat pegembalia pasar aik maka tigkat pegembalia saham juga aik, demikia juga sebalikya, apabila tigkat pegembalia pasar turu maka tigkat pegembalia saham juga turu.

14 Sedagka saham dega covarias egatif artiya fluktuasi tigkat pegembalia saham memiliki hubuga yag berlawaa arah dega tigkat pegembalia pasar, sehigga apabila tigkat pegembalia pasar aik maka tigkat pegembalia saham aka turu, demikia juga sebalikya, apabila tigkat pegembalia saham turu maka tigkat pegembalia saham aka aik. Jadi Covarias dapat didefiisika sebagai pegukur yag meujukka arah pergeraka dua buah variabel yaitu atara pergeraka pasar dega pergeraka suatu sekuritas. Cov ( Ri, Rm) dimaa: Rm = = 1 ( Ri E( Ri) )( Rm E( Rm) ) 1 = Tigkat pegembalia pasar E (Rm) = Rata-rata tigkat pegembalia pasar Ri = Tigkat pegembalia saham E (Ri) = Rata-rata tigkat pegembalia saham = Jumlah periode peelitia ( Ri Rm) Cov, = Covarias retur saham da retur pasar Sedagka beta merupaka perbadiga covarias tigkat pegembalia pada suatu ivestasi da pasar dega varias tigkat pegembalia pasar. Jadi bisa dikataka beta ivestasi adalah kepekaa

15 tigkat keutuga terhadap perubaha-perubaha pasar da rata-rata beta utuk seluruh saham adalah sama dega 1 (Husa 1998). Cov β i = dimaa: ( Ri, Rm) m β i = Beta saham ( Ri Rm) Cov, = Covarias retur saham da retur pasar m = Varias pasar. Garis Pasar Modal / Capital Market Lie Garis Pasar Modal (GPM) atau Capital Market Lie (CML) adalah garis yag meujukka semua kemugkia kombiasi portofolio efisie yag terdiri dari aktiva-aktiva berisiko da aktiva bebas risiko. Jika portofolio pasar haya berisi aktiva yag tidak berisiko maka risikoya adalah ol da tigkat pegembalia yag diharapka adalah Rf. Jika portofolio ii terdiri dari semua aktiva yag ada, maka risikoya adalah sebesar m dega tigkat pegembalia yag diharapka sebesar E(Rm). E(Rp) Rm M Capital Market Lie Rf 0 m Gambar 1

16 CML memberika suatu keragka kerja utuk meetuka hubuga atara tigkat pegembalia yag diharapka da risiko portofolio yag efisie. CML tidak dapat diguaka utuk meghitug hasil pegembalia dari surat-surat berharga yag tidak efisie yag terletak pada ragkaia peluag portofolio. 3. Garis Pasar Sekuritas / Security Market Lie Garis Pasar Sekuritas atau Security Market Lie (SML) adalah suatu garis yag meujukka hubuga atara tigkat pegembalia yag disyaratka dega risiko sistematis dari surat berharga yag diukur dega beta. E(Rj) Security Market Lie Rm M Rf 0 βm = 1 Gambar

17 Beta diguaka sebagai pegukur risiko pasar, karea dalam pembetuka portofolio, risiko suatu sekuritas tidak ditetuka oleh deviasi stadarya tetapi ditetuka oleh covariasya. CML da SML merupaka gambara yag berlaia dari keseimbaga pasar yag sama. CML bisa diguaka utuk peetapa hasil yag diperluka haya bagi portofolio yag efisie saja. SML bisa dimafaatka utuk mejelaska tigkat pegembalia yag diperluka dari semua surat berharga, baik efisie maupu tidak. Jadi bila beta dihitug dega tepat, maka dapatlah diperkiraka tigkat pegembalia yag sesuai dega risiko pada keadaa ekuilibrium.