BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan metode Think Pair Share

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tanjung Jaya Lampung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Lampiran 1 Jadwal Pertemuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. juga teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Penelitian ini hanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelaksanaan tindakan dalam upaya Penggunaan metode pembelajaran audio visual

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara yang berjumlah 20 orang siswa, terhadap materi perubahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Kemampuan Menyelesaikan Pengurangan Pecahan biasa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. II dilaksanakan karena hasil belajar siswa pada siklus I sebagai efek dari tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIIC SMP Negeri 2 Sokaraja dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi matematika masih menjadi sebuah permasalahan bagi banyak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan model think pair share sebagai upaya meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. indikator indikator penelitian yang telah ditetapkan sebagaimana dikemukakan pada bahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini telah berlangsung dalam dua siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang

Kategori Frekuensi Persentase (%) 1. < 65 Tidak Tuntas 6 23, Tuntas 20 76,92 Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Maka dalam melaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dengan masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Adapun tujuan didirikan sekolah ini adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus ( kondisi awal ) Kondisi awal di SDN 02 Kupen khususnya di kelas 5 pada mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Observasi Awal Siklus I Pertemuan I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Menjelaskan arti pecahan dan urutannya

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas III SDN 11 Tabongo Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 22 orang.penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Berdasarkan data yang diperoleh pada kegiatan penelitian ini menunjukan bahwa tindakan pembelajaran pada siklus I belum mencapai indikator yang telah ditetapkan. Indikator tersebut dapat mencapai nanti pada tindakan siklus II.Hasilnya dideskripsikan pada bahasan berikut. 4.1.1 Tindakan Siklus I 4.1.1.1 Tahap Persiapan Meminta persetujuan kepala sekolah dan guru mitra untuk melaksanakan penelitian sekaligus menetapkan waktu pelaksanaan penelitian, menyusun perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, teks yang berisi materi contoh soal Hitung Campuran Bilangan Cacah ( penjumlahan dan Pengurangan ), format pengamatan terhadap aktifitas guru, format pengamatan aktifitas siswa, lembar soal latihan, soal evaluasi, format hasil evaluasi,dan alat dokumentasi berupa kamera. 4.1.1.2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini dilaksanakan pada hari senin 5 November 2012 dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share diperoleh peningkatan hasil belajar siswa yang memperoleh diatas rata-rata 65 adalah 11 orang siswa atau

50%, dan 11 orang siswa atau 50% belum mencapai standar nilai KKM dan standar penelitian sebagai mana diuraikan pada lampiran 6. Pada tahap pelaksanaan siklus I ini yang terlebih dahulu saya lakukan adalah melakukan kegiatan awal kemudian ke materi inti setelah dari materi inti saya menyimpulkan materi. Selanjutnya saya membentuk kelompok kecil dan tiap tiap kelompok saya berikan tugas yang berbeda. Misalnya kelompok lingkaran saya berikan tugas yaitu mendahulukan penjumlahan lalu kepengurangan, kelompok balok saya berikan tugas mengenai atau mendahulukan pengurangan lalu kepenjumlahan. Kemudian pada tiap-tiap kelompok maju kedepan dan mempresentasikan hasil pekerjaannya. Setelah hasil pekerjaan dipresentasikan saya memberikan penilain ternyata kemampuan mereka mengerjakan soal hitung campuran masih rendah. Setelah saya amati pada siklus I ini, yang menyebabkan kemampuan siswa tidak mencapai indikator yang diharapkan karena siswa selalu memilih-milih teman pasangannya. Langkah selanjutnya sebelum menutup pelajaran, guru memberikan kepada siswa merefleksi kegiatan yang telah dilaksanakan, menanyakan pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah. Langkah terakhir guru menutup pelajaran. 4.1.1.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi Pada tahap ini guru mitra atau observer telah melakukan pemantauan terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pemantauan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kelemahan dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh guru maupun siswa yang pada akhirnya dapat mempengaruhi tingkat kemampuan menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah pada siswa kelas III SDN II Tabongo.

Aktivitas guru dalam proses pembelajaran melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe shink Pair Share diamati dan dinilai dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Berikut ini ditampilkan rekapan data hasil observasi kegiatan guru pada siklus I Tabel 1 Rekapan hasil Observasi Aktivitas Guru pada siklus I Kriteria Jumlah Aspek Persentase Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik 1 10% 5 50% 4 40% 0 0% 10 100% observer terhadap aktifitas siswa dalam proses pembelajaran siklus I ini juga dilakukan oleh seorang observer. Kegiatan siswa yang diamati dan dinilai terdiri dari 10 aspek. Berdasarkan hasil observasi berikut ini ditampilkan rekapan data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I. Tabel 2 Rekapan hasil Observasi Aktivitas siswa pada Siklus I Kriteria Jumlah Aspek Persentase Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik 0 2 5 3 0% 20% 50% 30% 10 100% Selain pemantauan terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berlangsung, pemantauan juga dilakukan terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah. Adapun aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :

1) Aspek kemampuan menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah. dengan skor maksimal 3. 2) Aspek kemampuan menentukan hasil hitung campuran bilangan cacah dengan skor maksimal 3. Berikut ini ditampilkan rekapan data observasi terhadap kemampuan menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah selama proses pembelajaran siklus I. Tabel 3 : Rekapan hasil observasi kemampuan menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah pada siklus I. Aspek Yang Dinilai Kemampuan menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah Kemampuan menentukan hasil hitung campuran bilangan cacah Jumlah Persentase M CM KM M CM KM 3 2 1 3 2 1 11 5 6 11 5 6 50% 22,72% 27,27% 50% 22,72% 27,27% Untuk mengukur tingkat kemampuan menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah melalui model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share pada siswa kelas III SDN 11 Tabongo Kabupaten Gorontalo. Dilakukan melalui pemberian tes evaluasi pada akhir proses pembelajaran oleh guru yang dalam hal ini adalah peneliti dengan mengacu pada aspek-aspek yang telah ditentukan. Tes dibuat dalam bentuk Operasi Penjumlahan dan Pengurangan.

Berikut ini ditampilkan rekapan data hasil evaluasi kemampuan menyelesaikan soal Hitung Campuran Bilangan Cacah pada pelaksanaan pembelajaran siklus I. Tabel 4 : Rekapan Hasil Evaluasi Kemampuan Menyelesaikan Soal Hitung Campuran Bilangan Cacah Pada Siklus I Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan >65 11 50% Tuntas <65 11 50% Tidak Tuntas 4.1.1.4 Tahap Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi yang telah dianalisis secara kualitatif sesuai aspek-aspek penilaian untuk aktifitas guru diperoleh data pada tabel 1 yaitu 1 aspek atau 10% memperoleh kategori sangat baik, 5 Aspek atau 50% memperoleh kategori baik dan 4 aspek atau 40% memperoleh kategori cukup baik. Untuk aktivitas siswa sebagaimana diperoleh data yaitu 2 aspek atau 20% memperolah kategori baik, 5 aspek atau 50% memperoleh kategori cukup baik dan 3 aspek atau 30% memperoleh kategori kurang baik. Sedangakan untuk kategori sangat baik tidak muncul pada siklus I ini. 4.1.2 Deskripsi Data Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Seperti halnya pembelajaran pada siklus I, pada siklus II juga mengacu pada prosedur penelitian yang ada, yaitu :

4.1.2.1 Tahap Persiapan Hal-hal yang dilakukan pada tahap persiapan siklus II ini sama seperti pada kegiatan siklus I, meteri yang diberikan juga sama. Dalam siklus I materi yang diberikan adalah Operasi Hitung Campuran Bilangan Cacah (penjumlahan dan pengurangan) selanjutnya pada siklus II materi yang diberikan sama tetapi mendahulukan pengurangan dan penjumlahan. 4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Proses kegiatan pembelajaran disiklus II dilaksanakan 19 November 2012 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Pelaksanaan pemmbelajaran siklus ini mengacu pada RPP siklus II seperti yang ada pada lampiran penelitian ini. Namun tindakan ini lebih diarahkan pada penyempurnaan aspek-aspek kegiatan baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa yang belum terlaksana secara optimal. Aktivitas guru diperbaiki melalui : ( 1 ) lebih mengarahkan siswa secara merata dan penuh perhatian agar siswa mau memberikan pendapat dalam diskusi dan aktif bekerja sama untuk menyelesaikan soal Hitung Campuran Bilangan Cacah. ( 2 ) lebih serius dalam memotifasi siswa untuk berani tampil menuliskan jawaban dipapan tulis, ( 3 ) lebih tanggap dalam merespon partisipasi siswa secara positif. Sementara itu aktivitas siswa diperbaiki dengan cara ( 1 ) lebih aktif berdiskusi / bekerja sama dalam mengerjakan tugas, ( 2 ) lebih berpartisipasi aktif dalam memberikan gagasan dalam menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah, ( 3 ) lebih aktif bertanya kepada guru atau teman lainnya agar apa yang tidak dipahami akan diulang dan dijelaskan kembali, dengan demikian kelas tidak menjadi pasif. Interaksi antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik.

4.1.2.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi Seperti halnya siklus I, pada tahap ini guru mitra atau observer melakukan pemanatuan terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung berdasarkan perencanaan perbaikan. Kegiatan guru diamati dan dinilai dengan menggunakan leberikut ini dilembar observasi yang telah disiapkan. Berdasarkan hasil observasi berikut ini ditampilkan rekapan data hasil observasi kegiatan guru pada siklus II. Tabel 4 Hasil Observasi Aktiitas Guru pada Siklus II Kriteria Jumlah Aspek Persentase Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik 4 40% 6 60% 0 30% 0 0% 10 100% Observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran siklus II ini juga dilakukan oleh seorang observer. Aspek-aspek kegiatan sisw yang diamati dan dinilai terdiri dari 10 aspek. Berdasarkan hasil observasi berikut ini ditampilkan rekapan data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II. Tabel 4 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Kriteria Jumlah Aspek Persentase Sangat Baik Baik 3 6 30% 60%

Cukup Baik Kurang Baik 1 0 10% 0% 10 100% Seperti halnya siklus I, pada siklus II selain pemantauan terhadap aktivitas dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berlangsung, pemantauan juga dilakukan terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah. Berikut ini ditampilkan rekapan data observasi terhadap kemampuan menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah selama proses pembelajaran siklus II. Tabel 5 : Rekapan Hasil Observasi Kemampuan Menyelesaikan Soal Hitung Campuran Bilangan Cacah Pada Siklus II. Aspek Yang Dinilai Kemampuan menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah Kemampuan menentukan hasil hitung campuran bilangan cacah Jumlah Persentase M CM KM M CM KM 3 2 1 3 2 1 18 4 0 18 4 0 81,81% 18,18% 0% 81,81% 18,18% 0% Untuk mengukur tingkat kemampuan menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah melalui model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share pada kelas siswa kelas III SDN 11 Tabongo Kabupaten Gororntalo. Peneliti mengacu pada aspek-aspek yang telah ditentukan. Adapun aspek-aspek tersebut adalah ( 1 ) Aspek kemampuan menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah, ( 2 ) Aspek menentukan hasil soal hitung campuran bilangan cacah.

Berikut ini ditampilkan rekapan hasil evaluasi kemampuan menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah pada pelaksanaan pembelajaran siklus II. Tabel 6 : Rekapan Hasil Evaluasi Kemampuan Menyelesaikan Soal Hitung Campuran Bilangan Cacah Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan >65 18 81,81% Tuntas <65 4 18,18% Tidak Tuntas 4.1.2.4 Tahap Analisis dan Refleksi Pada tahap ini hasil pemantauan dan evaluasi yang dilakukan berdasarkan perbaikanperbaikan dari beberapa aspek kemudian dianalisis dan direfreksi kembali seperti halnya pada siklus I. untuk aktifitas siswa sebagaimana pada tabel 4 yaitu 4 aspek atau 40% memperoleh kategori sangat baik, 6 aspek atau 60% memperoleh kategori baik, sementara kategori cukup baik dan kurang baik sudah tidak muncul. Dengan melihat tabel 5 tentang rekapan hasil pengamatan yang telah dianalisis sebelumnya untuk aspek kemampuan menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah dalam proses pembelajaran siklus II diketahui bahwa dari 22 siswa yang dikenai tindakan 18 siswa atau 81,81% memperoleh kategori mampu ( M ), dan 4 siswa atau 18,18% termasuk kategori kurang mampu ( KM ) menyelasaikan soal hitung campuran bilangan cacah. Dengan ini pembelajaran pada siklus II telah mencapai indikator yang diharapkan.

Berikut ini ditampilkan rekapan data observasi terhadap kemampuan menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah selama proses pembelajaran siklus I. Tabel 4.3 Rekapan hasil obesrvasi kemampuan menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah pada siklus I Aspek Yang Dinilai Kemampuan Menyelesaikan soal Hitung Campuran Bilangan Cacah Model TPS Kemampuan Menentukan hasil Hitung Campuran Bilangan Cacah Model TPS M CM KM M CM KM 3 2 1 3 2 1 Jumlah 11 5 6 12 6 4 Persentase 50% 22,72% 27,28% 54,54% 27,27% 18,18% Berdasarkan hasil observasi, pemantauan serta evaluasi dapat dikemukakan bahwa hasil tindakan siklus I belum mencapai indikator yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil kegiatan belajar siswa bahwa dari 22 siswa hanya 11 siswa atau 50% yang mampu bekerjasama dalam berpikir menentukan hasil hitung campuran bilangan cacah dengan tepat dan mampu menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah dengan tepat. Selain itu dapat dilihat pula pada hasil evaluasi belajar siswa hanya dari 22 siswa hanya 11 siswa atau 50% yang memperoleh nilai > 70. Hal ini karena masih terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran siklus I terutama pada kerjasama dalam berpikir menentukan soal hitung campuran bilangan cacah, sehingga berdampak pada penyelesaian akhir yang kurang tepat. Selain itu, pada pembagian kelompok masih ada siswa yang cenderung memilih-milih teman kelompoknya, serta dalam pembagian

kelompok tersebut terdapat kelompok siswa yang kemampuannya rendah juga. Dengan demikian penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus berikutnya 4.1.1.2 Hasil Tindakan Siklus II 1. Tahap Persiapan Meminta persetujuan kepala sekolah dan guru mata pelajaran Matematika untuk melaksanakan penelitian untuk kedua kalinya sekaligus menetapkan waktu pelaksanaan waktu penelitian, menyusun perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, media dan instrument penilaian, menyusun lembar kerja siswa, menyusun lembar kegiatan aktivitas siswa. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan siklus II ini dilaksanakan pada hari senin 19 November 2012 diikuti oleh siswa III SDN II Tabongo Kabupaten Gorontalo sebanyak 22 siswa yang terdiri dari 11 siswa pria dan 11 siswa wanita. Seperti yang telah dikemukakan pada siklus sebelumnya bahwa masih terdapat kekurangan kekurangan.untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut,peneliti memberikan arahan kepada siswa agar lebih memperhatikan penjelasan tentang materi hitung campuran bilangan cacah dan lebih kompak dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru,sedangkan untuk pembagian kelompoknya berbeda dengan kelompok siklus sebelumnya,dimana dalam satu kelompok terdapat siswa yang kemampuannya lebih dan siswa yang kemampuannya rendah. Hal ini diharapkan agar siswa yang berkemampuan lebih dapat teman sekelompoknya yang berkemampuan rendah. Hasil penelitian yang diperoleh pada tindakan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus II ini siswa yang jumlahnya 22 orang

yang mencapai indikator sebanyak 18 siswa atau 81,8%, dan yang masih rendah sebanyak 4 siswa atau 18,2%. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 12. 3. Hasil Pemantauan dan Evaluasi Tabel 4.4. Hasil Pemantauan Kegiatan Guru siklus II Keterangan: NO Aspek yang diamati SM M CM KM 1. Apersepsi dan motivasi 2. Memberikan penjelasan pada siswa tentang penyelesaian soal hitung campuran bilangan cacah 3. Memotivasi siswa untuk dapat mentelesaikan soal hitung campuran. 4. Menggali pengetahuan siswa tentang pengerjaan hitung campuran. 5. Memberikan pleno kecil dalam diskusi siswa tentang menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah 6. Mengarahkan diskusi pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan siswa 7. Memberikan pertanyaan bervariasi dalam menyelesaikan soal hitung campuran bilangan cacah 8. Memberikan penguatan positif terhadap peningkatan siswa dalam meyelesaikan soal hitung bilangan cacah. 9. Memfasilitas siswa dalam menyimpulkan materi yang telah diajarkan. Jumlah 6 3 SM : Sangat Mampu CM : Cukup Mampu Rata-rata presentase 66,6% 33,4% M : Mampu KM : Kurang Mampu

Tabel 4.5 Hasil Pemantauan kegiatan siswa pada siklus II NO Nama Siswa Kemampuan Menentukan Hasil Hitung Campuran Bilangan Cacah M CM KM 1 Aryo Suna 2 Aditya Matani 3 Adriyanto moo 4 Fitriawan Gani 5 Fahrun Pakaya 6 Reza Kadir 7 Moh.Firgiawan 8 Rahmat Amojo 9 Rivaldi Olii 10 Giyo Dihuma 11 Wahyu Puyu 12 Gita Isa 13 Desi Dama 14 Devi Dalanggo 15 Wahyuni Umar 16 Karmila Ali 17 Margareta 18 Rahma Husuna 19 Windi Dai 20 Karmila Engi 21 Sulistiawati 22 Khairudin Kai Jumlah 18 2 2 Presentase 81,8% 9% 9%

Tabel 4.6 Hasil evaluasi kemampuan menyelesaikan hitung campuran bilangan cacah pada siklus II No Nama Siswa Siklus II Nilai Ketuntasan Ya Tidak 1 Aryo Suna 80 2 Aditya Matani 100 3 Adriyanto Moo 80 4 Fitriyawan Gani 80 5 Fahrun Pakaya 100 6 Reza Kadir 80 7 Moh. Firgiawan 100 8 Rahmat Atmojo 100 9 Rivaldi Olii 60 10 Giyo Dihuma 70 11 Wahyu Puyu 80 12 Gita Isa 100 13 Desi Dama 80 14 Devi Dalanggo 60 15 Wahyuni Umar 80 16 Karmila Ali 40 17 Margareta 100 18 Rahma Husuna 100 19 Windi Dai 100 20 Karmila Engi 80 21 Nolan Pateda 0 22 Fatma Umar 70 Jumlah 18 4 persentasi 81,8% 18 2%

Berdasarkan hasil pemantauan antara peneliti dan pengamat terhadap data hasil observasi siklus II yang disajikan pada lampiran menunjukkan bahwa dari 22 siswa yang mampu bekerja sama dalam berpikir menentukan hasil hitung campuran bilangan cacah dengan tepat. Dan yang mampu menyelesaikan Bilangan Cacah dengan tepat sebanyak 18 siswa atau 81,8%.Dan yang kurang mampu tinggal 4 siswa atau 18,2%. 4. Hasil Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil observasi, pemantauan serta evaluasi dapat dikemukakan bahwa terjadi peningkatan kamampuan siswa dibandingkan dengan siklus sebelumnya.. Hal ini dapat dilihat dari hasil kegiatan belajar siswa bahwa dari 22 siswa yang mampu bekerjasama dalam berpikir menentukan soal hitung campuran bilangan cacah dengan tepat sebanyak 18 siswa atau 81,8. Selain itu pada hasil belajar siswa terjadi peningkatan sebelumnya siswa yang mendapat nilai 70 hanya 11 siswa atau 50%. Akan tetapi pada siklus II menjadi 18 siswa atau 81,8% dan yang kurang mampu tinggal 4 siswa atau 18,2%. Dari data tersebut dapat dikemukakan bahwa penelitian ini sudah mencapai indikator yang ditetapkan.. Dengan demikian penelitian ini dianggap berhasil.

Tabel 4 1. Hasil observasi kegiatan siswa pada tindak siklus 1 NO Nama Siswa Kemampuan Menentukan Hasil Hitung Campuran Bilangan Cacah M CM KM 1 Aryo Suna 2 Aditya Matani 3 Adriyanto moo 4 Fitriawan Gani 5 Fahrun Pakaya 6 Reza Kadir 7 Moh.Firgiawan 8 Rahmat Amojo 9 Rivaldi Olii 10 Giyo Dihuma 11 Wahyu Puyu 12 Gita Isa 13 Desi Dama 14 Devi Dalanggo 15 Wahyuni Umar 16 Karmila Ali 17 Margareta 18 Rahma Husuna 19 Windi Dai 20 Karmila Engi 21 Nolan Pateda 22 Fatma Umar Jumlah 11 7 4 Presentase 50% 31,8% 18,1%

Tabel 4. 2. Hasil obsevasi kegiatan siswa pada tindak siklus II NO Nama Siswa Kemampuan Menentukan Hasil Hitung Campuran Bilangan Cacah M CM KM 1 Aryo Suna 2 Aditya Matani 3 Adriyanto moo 4 Fitriawan Gani 5 Fahrun Pakaya 6 Reza Kadir 7 Moh.Firgiawan 8 Rahmat Amojo 9 Rivaldi Olii 10 Giyo Dihuma 11 Wahyu Puyu 12 Gita Isa 13 Desi Dama 14 Devi Dalanggo 15 Wahyuni Umar 16 Karmila Ali 17 Margareta 18 Rahma Husuna 19 Windi Dai 20 Karmila Engi 21 Sulistiawati 22 Khairudin Kai Jumlah 18 2 2 Presentase 81,8% 9% 9%.

4.2 Pembahasan Hasil penalitian yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukan usaha proaktif yang telah dilakukan untuk meningkat SDN II Tabongo Kabupaten Gorontalo. Pada tindakan siklus I belum mencapai indikator yang telah ditetapkan.hal ini dapat pada data-data yang diperoleh bahwa hasil kegiatan dari 22 siswa mampu bekerja sama dalam berfikir menentukan soal hitung campuran bilangan cacah dengan tepat, dan siswa yang mampu menyelesaikan hitung campuran bilangan cacah dengan tepat hanya 11 siswa atau 50%.Selain itu dapat dilihat juga dari hasil belajar siswa bahwa dari 22 siswa yang mendapatkan nilai >70 sebanyak 11 siswa atau hanya 50%.Hal ini karena pada saat proses pembelajaran terutama dalam pembagian kelompok masih ada siswa yang cenderung memilih milih teman kelompoknya, serta dalam pembagian kelompok tersebut terdapat kelompok siswa yang kemampuannya rendah satu kelompok dengan siswa yang berkemampuan rendah juga. Oleh karena itu,untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut,pada siklus berikutnya peneliti memberikan arahan kepada siswa agar lebih memperhatikan penjelasan guru tentang materi hitung bilangan cacah dan lebih kompak dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru, sedangkan untuk pembagian kelompoknya berbeda dengan kelompok pada siklus sebelumnya,dimana dalam satu kelompok terdapat siswa yang kemampuannya rendah. Hal ini diharapkan agar siswa yang berkemampuan lebih dapat membantu teman sekelompoknya yang berkemampuan berkemampuan rendah, saling bekerja sama dan saling sharing satu sama lain. Hasil tindakan siklus II ini terjadi peningkatan terhadap kemampuan siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil kegiatan belajar siswa bahwa dari 22 siswa yang mampu bekerja sama dalam berfikir menentukan soal hitung campuran bilangan cacah dengan tepat.dan siswa yang mampu pada menyelesaikan hitung campuran bilangan cacah dengan tepat sebanyak 18 siswa

atau 81,8%. Selain itu hasil belajar siswa juga terjadi peningkatan yang sebelumnya siswa yang mendapatkan nilai > 70 hanya 11 siswa atau 50% menjadi 18 siswa atau 81,2%. Dalam konteks ini terjadi peningkatan kemampuan siswa terhadap pengerjaan hitung campuran bilangan cacah melalui indikator kinerja yang ditetapkan. Kondisi ini menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe think pair share sangat efektif maka untuk digunakan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran. Menurut Sudrajat ( 2009,16 ) menghubungkan kemampuan dengan kata kecakapan. Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda beda dalam melakukan suatu tindakan. Kecakapan ini mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Proses pembelajaran mengharuskan siswa mengoptimalkan segala kecakapan yang dimiliki. Sehingga pada Kajian Relevan jika dibandingkan penelitian saya dengan peneliti sebelumnya maka penelitian saya yang lebih berhasil karena memakai model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share. Sehingga Sudrajat mengatakan setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda. Terkait temuan tersebut maka model pembelajaran kooperatif tipe think pair share hendaknya dapat dijadikan salah satu acuan guru dalam pembelajaran