LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

dokumen-dokumen yang mirip
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI)

INDIKATOR KINERJA UTAMA

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DINAS PENDIDIKAN Alamat : Jl. Dharma Praja No. 06 Gunung Tinggi Batulicin Telp/Fax ( 0518)

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

SASARAN Uraian Sasaran Indikator Satuan 1 2. Formulasi perhitungan: (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SD/MI/Paket A,

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kotabaru

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Pembina Tk.I NIP Bandung, 28 Februari 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG, Dr. H. ELIH SUDIAPERMANA, M.Pd.

DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas. Kinerja Instansi Pemerintah mengarahkan bahwa pelaksanaan pemerintahan

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 DINAS PENDIDIKAN

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA

Banyuwangi Tahun telah ditetapkan melalui surat. : 421/ 159/ /2014 tanggal 23 September Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LKIP (LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH THN 2016)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

PAPARAN SAKIP SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

TERWUJUDNYA LAYANAN PENDIDIKAN YANG PRIMA, UNTUK MEMBENTUK INSAN LAMANDAU CERDAS KOMPREHENSIF, MANDIRI, BERIMANDAN BERTAQWA SERTA BERBUDAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Ir. Sartono, M. Si NIP R E N S T R A D I S D I K

Hal. Bab I Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 3 C. Maksud dan Tujuan... 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

WALIKOTA TASIKMALAYA

KEBIJAKAN STRATEGIS DI BIDANG PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN. NOMOR : KEP:823/001.a -KP/Disdik/2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2016

1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Kelembagaan Struktur Organisasi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi. Waktu dan tempat pembuatan informasi. Banda Aceh, 2012

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Makna Insan Cerdas Komprehensif

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

H a l. Kata Pengantar Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Kota Malang Tahun 2015

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014 BAB IV PENUTUP

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIANJUR Rencana Kerja (Renja) Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. A. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali

User [Pick the date]

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016

DAFTAR ISI. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan 3.5.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENDIDIKAN PERIODE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

bbbbbbbbbbbbbbb Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen PAUDNI Tahun 2012

Transkripsi:

LAKIP Tahun 2016 BAB I Pendahuluan LAKIP 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DINAS PENDIDIKAN Jl. Dharma praja no. 06 gunung tinggi Batulicin website : disdik.tanahbumbukab.go.id

LAKIP Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif RINGKASAN EKSEKUTIF Sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan pada Dinas Pendidikan disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Tahun 2016 sebagai wujud dari pelaksanaan tugas dan fungsi selama satu tahun anggaran. Hal ini merupakan amanah dari Peraturan pemerintah Nomor 8 tahun 2006 Tentang Pelaporan keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintahan. Pelaksanaan Program dan Kegiatan tahun 2016 didasarkan pada Rencana Strategis Dinas Pendidikan, yang mengemban misi 1). Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan di semua jenjang pendidikan. 2). Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan disemua jenis dan jenjang pendidikan. 3). Meningkatkan tata kelola lembaga pendidikan yang profesional, efisien dan akuntabel. Untuk dapat merealisasikan misi diatas telah ditetapkan tujuan dan sasaran terdiri dari Tujuan satu : Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan disemua jenis dan jenjang pendidikan dengan 9 sasaran. Tujuan dua: Tersedia dan terjangkaunya layananpendidikan yang bermutu dan relevan disemua jenis dan jenjang pendidikan dengan 11 Sasaran. Tujuan tiga: Terselenggaranya pengelolaan pendidikan yang profesional, efisien dan akuntabel dengan rupakan ta7 sasaran. Di Tahun Kelima dari periode Rencana Strategis (renstra) dinas Pendidikan periode 2011-2015 telah dihasilkan kinerja berdasarkan rencana kerja (renja) tahun 2015 dengan ditetapkannya 27 Indikator Kinerja Utama. Hasil kinerja dari masing-masing indikator Dari 27 indikator tersebut 20 Indikator berhasil dengan kategori dengan sangat baik. 4 indikator dengan kategori baik, 2 indikator kategori cukup, dan 2 indikator kategori belum berhasil. Walaupun secara umum indikator dapat dicapai namun masih ditemui beberapa kendala antara lain : Belum tercapainya angka partisipasi kasar pada jenjang PAUD dan SMA/SMK, Keterbatasan ketersediaan sarana prasarana, belum maksimal nya perolehan hasil nilai Ujian Nasional, Masih terdapat guru guru yang belum berkualifikasi S1, Jumlah Guru bersertifikasi masih terbatas, Keterserapan lulusan SMK diterima i

LAKIP Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif didunia kerja masih rendah, Belum maksimalnya peran komite sekolah, Daya tampung sekolah masih terbatas, Belum terpenuhinya standar nasional Pendidikan, dari beberapa permasalahan diatas beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan dinas pendidikan antara lain : pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah, Pemberian bantuan Operasional Sekolah, BOMM, Program wajib belajar 9 tahun, rintisan pendidikan menengah universal 12 tahun, Program satu desa satu PAUD, Beasiswa penduduk kurang mampu. ii

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-nya Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Bumbu dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016. Laporan ini merupakan upaya Dinas Pendidikan dalam rangka penguatan sistem akuntabilitas Kinerja seperti tertuang dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan. Laporan ini meyajikan target dan capaian kinerja Dinas Pendidikan sepert tertuang dalam Rencana Strategis dan Rencana Kerja Dinas Pendidikan tahun 2016. Capaian kinerja yang disajikan berupa tingkat capaian Indikator Kinerja (IKU) yang ada pada program dan kegiatan Dinas Pendidikan, dengan harapan akan tercapai 3 misi Dinas Pendidikan yakni : 1. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan disemua jenjang pendidikan 2. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan disemua jenis dan jenjang pendidikan 3. Meningkatkan tata kelola lembaga pendidikan yang professional, efisien dan akuntabel Dalam upaya merealisasikan misi diatas, melalui kerja keras serta dukungan dari pemangku kepentingan dapat disampaikan bahwa secara umum Dinas Pendidikan telah berhasil merealisasikan target kinerja yang ditetapkan dengan baik. Pada tahun 2015 Dinas Pendidikan telah melaksanakan 11 Program dengan 67 kegiatan. Dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebanya 27 indikator. Dari Indikator kinerja Utama yang ditetapkan tersebut terlihat bahwa 20 Indikator telah berhasil dengan sangat baik, 4 indikator kategori baik, 8 indikator kategori cukup dan 5 indikator katagori belum berhasil Sebagai perwujudan sebuah pertanggung jawaban terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan selama kurun waktu satu tahun, maka disusunlah Lakip Tahun 2015 untuk dapat dijadikan bahan mengukur kinerja kegiatan, dan selanjutnya sebagai pedoman untuk menetapkan skala prioritas kegiatan bidang pendidikan di iii

tahun yang akan datang. Paling tidak Laporan ini akan dapat memberikan gambaran objektif tentang kinerja pembangunan pendidikan di Kabupaten Tanah Bumbu Disatu sisi Dinas Pendidikan menyadari bahwa tantangan pembangunan pendidikan semakin kompleks dan memerlukan kerja keras di tahun-tahun mendatang, dengan harapan semua pihak memberikan perhatian dan dukungan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditentukan. Akhirnya semoga dengan tersusunnya LAKIP Tahun 2016 ini dapat memberikan manfaat dalam mendukung pembangunan di kabupaten Tanah Bumbu. Batulicin, Desember 2016 Kepala Dinas, Ir. Sartono,M.Si Pembina Utama Muda NIP196009151987031 018 iv

DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN EKSEKUTIF... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BEL AKANG... 1 B. DASAR HUKUM... 4 C. MAKSUD DAN TUJUAN... 4 D. GAMBARAN UMUM... 4 E. DESKRIPSI KOMPETENSI DINAS PENDIDIKAN... 11 BAB II PERENCANAAN KINERJA... 14 A. RENCANA KINERJA... 14 B. ASPEK STRATEGIS... 20 C. RENCANA KINERJA TAHUN 2016... 29 D. RENCANA ANGGARAN... 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 31 A. INDIKATOR KINERJA... 33 B. CAPAIAN KINERJA... 35 C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA... 40 D. REALISASI ANGGARAN (masih Menunggu penyelesaian Laporan Keuangan tahun 2016... 93 BAB IV PENUTUP... 98 A. TINJAUAN UMUM... 98 B. TINJAUAN KHUSUS... 99 C. PERMASALAHAN DAN STRATEGI PEMECAHANNYA... 99 LAMPIRAN... 101 LAMPIRAN... 102 LAMPIRAN... 103 LAMPIRAN... 104 v

LAMPIRAN... 105 LAMPIRAN... 106 LAMPIRAN... 107 LAMPIRAN... 108 LAMPIRAN... 109 vi

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. 1 Data Jumlah Dana BOP dan BOMM... 8 Tabel 1. 2 Angka Melanjutkan Menurut Jenjang Pendidikan... 8 Tabel 1. 3 Rasio Pendidikan Menurut Jenjang Pendidikan 2015-2016... 8 Tabel 1. 4 Jumlah Guru yang Layak Berdasarkan Jenjang Pendidikan... 9 Tabel 1. 5 Persentase Ruang Kelas Menurut Kondisi dan Jenjang Pendidikan 2015-2016... 10 Tabel 1. 6 Angka Lulusan (AL) Menurut Jenjang Pendidikan 2015-2016... 10 Tabel 2. 1 Misi Dinas Pendidikan... 15 Tabel 2. 2 Tujuan Dinas Pendidikan... 15 Tabel 2. 3 Sasaran Strategis Tujuan 1 Dinas Pendidikan 2016... 15 Tabel 2. 4 Sasaran Strategis Tujuan 2 Dinas Pendidikan 2016... 16 Tabel 3. 1 Realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) 2016... 36 Tabel 3. 2 Realisasi IKU Angka Partisipasi Kasar PAUD 2015-2016... 40 Tabel 3. 3 Perkembangan Prosentase APK SD/MI 2015-2016... 43 Tabel 3. 4 Capaian APK SMP/MTs 2015-2016... 44 Tabel 3. 5 Perkembangan Pencapaian APK SMA/SMK 2015-2016... 45 Tabel 3. 6 Pekembangan Capaian APK Non Formal 2016... 46 Tabel 3. 7 Perkembangan APS SD/MI 2016... 47 Tabel 3. 8 Perkembangan Capaian APS SMP/MTs 2016... 48 Tabel 3. 9 Perkembangan Capaian APS SMA/SMK/MA 2016... 49 Tabel 3. 10 Perkembangan Capaian APM SD/MI 2015-2016... 50 Tabel 3. 11 Perkembangan Capaian APM SMP/MTs 2015-2016... 52 Tabel 3. 12 Perkembabngan APM SMA/SMK/MA 2015-2016... 53 Tabel 3. 13 Capaian Persentase Desa Minimal Memiliki 1 Lembaga PAUD 2015-2016... 54 Tabel 3. 14 Persentase Angka Rata-Rata Lama Sekolah 2015-2016... 55 Tabel 3. 15 Capaian Angka Harapan Sekolah 2015-2016... 56 Tabel 3. 16 Perkembangan Pendidiakan S1 Guru PAUD 2015-2016... 57 Tabel 3. 17 Perkembangan Pendidikan S1 Guru SD/MI 2015-2016... 59 Tabel 3. 18 Kualifikasi Pendidikan S1 Guru SMP/MTs 2015-2016... 61 Tabel 3. 19 Pendidikan S1 Guru SMA/SMMK/MA 2015-2016... 63 Tabel 3. 20 Prosentase Nilai UKG Guru PAUD Memenuhi Passing Grade 2015... 64 Tabel 3. 21 Prosentase Nilai UKG SD/MMI Memenuhi Passing Grade 2015... 66 Tabel 3. 22 Prosentase Nilai UKG Guru SMP/MTs Memenuhi Passing Grade 2015... 67 Tabel 3. 23 Prosesntase Nilai UKG Guru SMA/SMK/MA Memenuhi Passing Grade 2015... 68 Tabel 3. 24 Perkembangan Prosentase SD/MI Memenuhi SPM 2016... 69 Tabel 3. 25 Perkembangan Prosentase SMP/MTs Memenuhi SPM 2016... 70 Tabel 3. 26 Perkembangan Meningkatnya PAUD Terakreditasi Minimal B Tahun 2015-2016... 71 Tabel 3. 27 Perkembangan Meningkatanya SD/MI Terakreditasi Minimal B 2015-2016... 73 vii

Tabel 3. 28 Perkembangan Prosentase SMP/MTs Terakreditasi Minimal B 2015-2016... 75 Tabel 3. 29 Perkembangan SMA/SMK/MA Terakreditasi Minimal B 2015-2016... 76 Tabel 3. 30 Perkembangan Meningkatnya PKBM yang Terakreditasi Minimal 1 2015-2016... 78 Tabel 3. 31 Perkembangan Lembaga Kursus dan Pelatihan Terakreditasi 2015-2016... 79 Tabel 3. 32 Perkembangan Meningkatnya Nilai rata-rata Ujian SD 2015-2016... 80 Tabel 3. 33 Perkembangan Meningkatnya Nilai Rata-Rata Ujian SMP/MTs2015-2016... 81 Tabel 3. 34 Perkembangan Meningkatnya Nilai Rata-Rata Ujian SMA/MA 2015-2016... 82 Tabel 3. 35 Perkembangan Meningkatnya Nilai Rata-Rata Ujian SMK 2015-2016... 83 Tabel 3. 36 Perkembangan Meningkatnya Nilai Indeks Integritas UN SMP 2015-2016... 84 Tabel 3. 37 Perkembangan Nilai Indeks Integritas UN SMA/SMK/MA 2015-2016... 85 Tabel 3. 38 Perkembangan Angka Putus Sekolah SD 2015-2016... 85 Tabel 3. 39 Perkembangan Meningkatnya Angka Putus Sekolah SMP/MTs 2015-2016... 86 Tabel 3. 40 Perkembangan Meningkatnya Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA 2015-2016... 87 Tabel 3. 41 Perkembangan Prosentase Sekolah SD Menerapkan MBS 2015-2016... 88 Tabel 3. 42 Perkembangan Prosentase Sekolah SMP Menerapkan MBS 2015-2016... 90 Tabel 3. 43 Perkembangan Prosentase SMA/SMK/MA Menerapkan MBS 2015-2016... 91 Tabel 3. 44 Rincian Realisasi Anggaran Tahun 2016... 93 Tabel 3. 45 Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2015-2016... 94 Tabel 3. 46 Realisasi Belanja Barang dan Jasa 2016... 95 Tabel 3. 47 Realisasi Belanja Modal 2016... 97 viii

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. 1 Jumlah Dana BOP dan BOMM... 8 Gambar 1. 2 Rasio Pendidikan Menurut Jenjang Pendidikan 2015-2016... 9 Gambar 1. 3 Jumlah Guru yang Layak Berdasarkan Jenajng Pendidikannya... 9 Gambar 1. 4 Persentase Ruang Kelas Menurut Jenjang Pendidikannya... 10 Gambar 1. 5 Angka Lulusan (AL) Menurut Jenjang Pendidikannya... 11 Gambar 3. 1 Skala Penilaian Kinerja Pemerintah... 33 Gambar 3. 2 Grafik Indikator Kinerja Utama (IKU)... 39 Gambar 3. 3 Grafik Capaian APK PAUD 2015-2016... 41 Gambar 3. 4 Grafik Capaian APK SD 2016... 43 Gambar 3. 5 Grafik Capaian APK SMP/MTs 2015-2016... 44 Gambar 3. 6 Grafik Capaian APK SMA/SMK/MA/Paket C 2015-2016... 46 Gambar 3. 7 Grafik Capaian APK Non Formal 2015-2016... 47 Gambar 3. 8 Grafik Capaian APS SD/MI 2016... 48 Gambar 3. 9 Grafik Capaian APS SMP?MTs 2016... 49 Gambar 3. 10 Grafik Capaian APM SMA/SMK/MA 2015-2016... 50 Gambar 3. 11 Grafik Capaian APM SD/MI/Paket A 2015-2016... 51 Gambar 3. 12 Grafik Capaian APM SMP/MTs 2015-2016... 52 Gambar 3. 13 Grafik Capaian APM SMA/SMK/MA 2015-2016... 53 Gambar 3. 14 Persentase Desa Minimal Memiliki 1 Lembaga PAUD 2016... 54 Gambar 3. 15 Grafik Capaian Angka Rata-Rata Lama Sekolah 2015-2016... 55 Gambar 3. 16 Capaian Persentase Angka Harapan Sekolah 2016... 57 Gambar 3. 17 Grafik Kualifikasi Pendidikan S1 Guru PAUD 2015-2016... 58 Gambar 3. 18 Capaian Persentase Pendidikan S1 Guru SD/MI 2015-2016... 60 Gambar 3. 19 Grafik Perkembangan Pendidikan S1 Guru SMP/MTs 2015-2016... 62 Gambar 3. 20 Grafik Perkembangan Pendidikan S1 Guru SMA/SMK/MA 2015-2016... 63 Gambar 3. 21 Grafik Prosentase NIlai UKG 2015 Guru PAUD Memenuhi Passing Grade... 65 Gambar 3. 22 Grafik Prosentase Nilai UKG 2015 Guru SD Memenuhi Passing Grade... 66 Gambar 3. 23 Grafik Prosentase Nilai UKG 2015 Guru SD Memenuhi Passing Grade... 67 Gambar 3. 24 Grafik Prosentase SD/MI Terakreditasi Minimal B 2015-2016... 69 Gambar 3. 25 Grafik Prosentase SD/MI Memenuhi SPM 2016... 70 Gambar 3. 26 Grafik Prosentase SMP/MTs Memenuhi SPM 2016... 71 Gambar 3. 27 Capaian TK/RA/BA Terakreditasi Minimal B 2015-2016... 72 Gambar 3. 28 Grafik Prosentase SD/MI Terakreditasi Minimal B 2015-2016... 74 Gambar 3. 29 Grafik Prosentase SMP/MTs Terakreditasi Minimal B 2015-2016... 75 Gambar 3. 30 Grafik Prosentase SMA/SMK/MA Terakreditasi Minimal B 2015-2016... 77 Gambar 3. 31 Grafik Capaian Prosentase PKBM yang Terakreditasi 2016... 78 Gambar 3. 32 Grafik Lembaga Kursus dan Pelatihan yang Terakreditasi 2016... 79 Gambar 3. 33 Grafik Prosentase Nilai Rata-Rata Ujian SD 2016... 80 ix

Halaman Gambar 3. 34 Grafik Prosentase Nilai Rata-Rata Ujian SMP 2016... 81 Gambar 3. 35 Grafik Prosentase Nila Rata-Rata Ujian SMA/MA 2016... 82 Gambar 3. 36 Grafik Prosentase Nilai Rata-Rata Ujian SMK 2016... 83 Gambar 3. 37 Grafik Perkembangan Meningkatnya Nilai Indeks Integritas UN SMP 2015-2016.. 84 Gambar 3. 38 Grafik Perkembangan Meningkatnya Nilai Indeks Integritas UN SMP 2015-2016.. 85 Gambar 3. 39 Grafik Prosentase Angka Putus Sekolah Jenjang SD 2016... 86 Gambar 3. 40 Grafik Prosentase Angka Putus Sekolah Jenjang SMP 2016... 87 Gambar 3. 41 Grafik Prosentase Angka Putus Sekolah Jenjang SMK 2016... 88 Gambar 3. 42 Grafik Prosentase SD/MI yang Melaksanakan MBS 2015-2016... 89 Gambar 3. 43 Grafik Capaian Prosentase SMP/MTs yang Melaksanakan MBS 2015-2016... 90 Gambar 3. 44 Grafik Capaian Prosentase SMA/SMK/MA Melaksanakan MBS 2015-2016... 92 x

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN JUDUL 1 PROGRES CAPAIAN KINERJA BERDASARKAN IKU DINAS PENDIDIKAN 2016 2 SK INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2016 3 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 2016 4 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 5 6 PENETAPAN TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2016 PENETAPAN KINERJA PEJABAT DINAS PENDIDIKAN TAHUN 2016 7 PERJANJIAN KINERJA KASI DINAS PENDIDIKAN 2016 8 PENE PERJANJIAN KINERJA STAF DINAS PENDIDIKAN 2016 9 PERJANJIAN KINERJA DINAS PENDIDIKAN TAHUN 2016 xi

LAKIP Tahun 2016 BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BEL AKANG Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidikan harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan yang sama dengan pemenuhan kebutuhankebutuhan lainnya, maka peningkatan mutu pendidikan juga berpengaruh terhadap perkembangan suatu bangsa. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional tercantum pengertian pendidikan yakni Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga tujuan pendidikan itu sendari adalah memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk penyiapan pelaku pembangunan sehingga akan melahirkan sumber daya manusia yang bukan saja memiliki kecerdasan keilmuan tetapi juga diiringi dengan terbentuknya karakter yang mendukung integritas sumber daya sebagai pelaku pembangunan Menyadari akan hal ini pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu menjadikan pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama pembangunan sebagai upaya nyata dalam menyiapkan dan membekali pelaku pembangunan dimasa yang akan datang. Lebih-lebih dalam rangka Otonoi Daerah yang penuh persaingan baik ditingkat nasional dan regional memerlukan kesiapan sumber daya manusia dalam berkompetisi dan memiliki keterampilan dan penguasaan ilmu pengetahuan. Hal ini akan menjadi tolok ukur bagaimana tingkat kemampuan bersaing tenaga-tenaga kerja yang ada, disamping membekali kemampuan akademik untuk bersaing secara keilmuan dan intelektual dalam menghadapi berbagai persoalan pembangunan dan kemasyarakatan. 1

LAKIP Tahun 2016 BAB I Pendahuluan Pembangunan bidang pendidikan tersebut diarahkan untuk meningkatkan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, peningkatan mutu, serta relevansi, dan efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional bahkan global. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka akuntabilitas kerja diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, transparan, komprehensif dan legitimate, sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih, bertanggungjawab dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Setelah berakhirnya masa priode Rencana Strategis (Renstra) dinas Pendidikan periode 2011-2015, maka Tahun 2016 merupakan tahun awal atau masa transisi renstra keberikutnya yakni priode 2016-2021. Pada tahun 2016 telah disusun rencana Strategie (renstra) Dinas Pendidikan priode 2016-2021 yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ada beberapa isu yang mempengaruhi penyusunan Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021 yakni deberlakukannya UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang mengamanahkan bahwa jenjang pendidikan SMA/SMK dan MA menjadi kewenangan Provinsi, hal ini akan efektif akan diberlakukan pada tahun 2017, sehingga target indikator jenjang pendidikan ini tidak akan termuat dalam Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Bumbu. Yang kedua terjadinya kebijakan perubahan SOTK semua instansi yang akan mengalami pengalihan kewenangan, penggabungan dan munculnya SOTK baru. Khusus Dinas Pendidikan akan berubah menjadi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Di tahun 2017 SOTK ini akan efektif berlaku sehingga indikator-indikator kinerja akan mengalami penyesuaian. Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016 menjadi penting dan strategis selain untuk menampilkan capaian kinerja tahunan yakni tahun 2016, 2

LAKIP Tahun 2016 BAB I Pendahuluan juga akan digunakan sebagai tolok ukur dalam penyusunan indikator-indikator lima tahun mendatang. Atau akan menjadi data dasar dalam melihat bagaimana capaian kinerja utama lima tahun yang akan datang. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Pendidikan dihadapkan pada berbagai permasalahan, antara lain masih terdapat daerah yang belum terlayani layanan pendidikan terutama bagi daerah-daearah yang jauh dari kecamatan. Khususnya pada jenjang SMA/SMK/MA, Distribusi guru yang belum merata, sarana pendukung seperti perpustakaan, laboratorium, peralatan lab. dll Sebagai amanah dalam mempertanggungjawabkan semua pelaksanaan program dan kegiatan dalam merealisasikan hal tersebut Dinas Pendidikan sebagai salah satu SKPD yang melaksanakan urusan pemerintahan dibidang Pendidikan menyusun laporan kinerja kegiatan, Program dan Kebijakan tahun 2015. Laporan Kinerja kegiatan pada dasarnya berisi tentang perbandingan antara target kinerja kegiatan dengan realisasi aktual kegiatan, sementara laporan kinerja program berisi tentang perbandingan antara target kinerja program dengan realisasi aktual capaian program, adapun laporan realisasi kebijakan berisi tentang perbandingan antara target kinerja kebijakan dengan realisasi aktual capaian kebijakan. Realisasi kegiatan berupa keluaran/output kegiatan, Realisasi program berupa outcome/manfaat yang diperoleh dari dilaksanakannya program, sementara realisasi kebijakan berupa impact/dampak yang diperoleh dari diputuskannya suatu kebijakan. Semua komponen diatas diukur sejauh mana ketercapaian dan apakah telah memberikan nilai tambah bagi berfungsinya semua output dan dimanfaatkannya oleh masyarakat. Untuk mendiskripsikan hal diatas disusun laporan Akuntabilitas Kinerja untuk melihat bagaimana ketercapaian antara target dari kegiatan, program dan kebijakan Dinas Pendidikan, disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) tahun 2016. 3

LAKIP Tahun 2016 BAB I Pendahuluan B. DASAR HUKUM Secara umum yang menjadi dasar hukum dalam pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yaitu : 1. TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas Korupsi, Kolusi dan nepotisme; 3. Instruksi Presiden Indonesia (INPRES) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 4. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. C. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan LAKIP Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Bumbu adalah sebagai berikut : 1. Sebagai Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Bumbu selama kurun waktu untuk tahun anggaran 2015 2. Aspek akuntabilitas kinerja untuk keperluan eksternal organisasi sebagai sarana pertanggungjawaban atas capaian kinerja tahun 2015. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk kepada sejauh mana tujuantujuan strategi telah dicapai dalam tahun 2014; 3. Aspek manajemen kinerja untuk keperluan internal organisasi sebagai sarana evaluasi capaian kinerja dan upaya-upaya perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Untuk setiap celah kinerja (performance gaps) yang ditemukan harus dapat dirumuskan strategi pemecahan masalah sehingga capaian kinerja dinas dapat ditingkatkan. D. GAMBARAN UMUM Pada dasarnya pendidikan memang laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, dikatakan demikian Karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus 4

LAKIP Tahun 2016 BAB I Pendahuluan berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupan. Dengan potensinya tersebut manusia selalu menciptakan hal-hal yang lebih baik dari yang sudah ada, selain itu pandangan mengenai hakikat manusia dan hakikat pendidikan itu sendiri terus berkembang sehingga konsep dan praksis pendidikan pun turut berubah. Diantara sekian banyak permasalahan pendidikan salah satunya adalah masih rendahnya mutu pendidikan disemua jenjang pendidikan dan satuan pendidikan. Hususnya pendidikan dasar, berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan antara lain melalui berbagai training dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikandan peningkatan mutu manajemen sekolah, Namun demikian berbagai indicator mutu pendidikan belum menunjukkan peningktan mutu yang berarti dan merata. Sebagian besar sekolah terutama di daerah-daerah dengan wilayah yang sulit terjangkau dan didaerah perbatasan. Sebagai prioritas pembangunan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu telah melakukan berbagai upaya dan kebijakan untuk meningkat kan mutu pendidikan. Sebagai gambaran bagaimana pembangunan pendidikan di Kabupaten Tanah Bumbu dapat diuraikan dengan beberapa indicator pendidikan dibawah ini : Secara umum gambaran kondisi perkembangan pendidikan di kabupaten Tanah Bumbu sampai dengan tahun 2015, diuraikan dalam Rangkuman Statistik Pendidikan di bawah ini : 1. Pendidikan Anak Usia Dini Berdasarkan data kinerja diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian IKU angka partisipasi kasar (APK) PAUD pada tahun 2015 telah melampaui target yang ditetapkan dengan persentase capaian sebesar 59,81% dari target yang ditetapkan sebesar 54.00%. Bila dibandingkan dengan capaian di tahun 2014 yakni sebesar 55,20% maka prosentase kenaikan capaian ditahun 2015 sebesar 4,61%. 5

LAKIP Tahun 2016 BAB I Pendahuluan Bila dibandingkan dengan capaian APK PAUD Nasional, capaian APK PAUD Tanah Bumbu masih dibawah APK Pusat dan APK provinsi, APK PAUD Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 62,31%, Sementara APK PAUD Tanah Bumbu sebesar 59,81%, selisih 2,5%, sementara APK PAUD nasional sebesar 68,10%, selisih 8,29%. 2. Pendidikan Tingkat Sekolah Dasar ( SD dan MI) Dari data diatas terlihat bahwa target kinerja yang ditetapkan sebesar 100% belum terpenuhi, karena capaian APM SD/MI/Paket A tahun 2015 sebesar 99,33% dengan persentase capaian sebesar 99,35%. Bila dibandingkan dengan capaian ditahun 2014 sebesar 99,33% maka terjadi kenaikan sebesar 0,02%. Jumlah penduduk usia 7-12 tahun di tahun 2015 sebanyak 35.121 orang sementara jumlah siswa SD/MI/Paket A sebanyak 34.891 orang, hal ini berarti masih terdapat penduduk usia 7-12 tahun belum bersekolah. Jika dibandingkan dengan capaian Angka Partisipasi Murni (APM) Nasional jenjang SD/MI/Paket A yang sebesar 95,21, capaian APM SD/MI/Paket A Kabupaten Tanah Bumbu lebih tinggi 4,1%. Se mentara bila dibandingkan dengan capaian APM pusat sebesar 93,53% capaian APM SD/MI Tanah Bumbu Masih lebih tinggi 5,82%. 3. Pendidikan Tingkat SLTP ( SMP dan MTs) Berdasarkan data kinerja diatas dapat dijelaskan bahwa IKU APM SMP/SMPLB/paket B tidak dapat mencapai target yang ditetapkan 80,10% dengan capaian hanya 73,64% dan persentase capaian sebesar 91,94%. Bila dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya mencapai 72,84% ditahun 2015 angka ini naik sebesar 0,8%. Walaupun terjadi kenaikan namun APM SMP/MTs ini belum mencapai target RPJMD sebesar 80,10% Capaian indikator kinerja APM SMP/MTs nasional pada tahun 2015 sebesar 80,76, Bila dibandingkan dengan capaian indikator tersebut di Kabupaten Tanah Bumbu sebesar 73,64% maka capaian Kabupaten Tanah Bumbu lebih rendah 7,12%, bila dibandingkan dengan capaian APK SMP/MTs di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 75,98%, maka capaian Kabupaten Tanah Bumbu juga masih lebih rendah 2,34% 6

LAKIP Tahun 2016 BAB I Pendahuluan 4. Pendidikan Tingkat SLTA ( SMA, MA dan SMK) Berdasarkan data diatas dapat dijelaskan bahwa IKU APK SMA/SMK/SMLB/Paket C pada tahun 2015 belum mencapai target yang ditetapkan.hal ini terlihat dari realisasi target yang mencapai 72,23% dari target yang ditetapkan sebesar 75%, dengan persentase capaian sebesar 96,31%. Bila dibandingkan data tahun 2014 dengan target 70,02% dan realisasi sebesar 68,44%, persentase capaian indikator sebesar 97,74%. Capaian indikator kinerja APK SMA/SMK/MA/Paket C nasional pada tahun 2015 sebesar 75,53, Bila dibandingkan dengan capaian indikator tersebut di Kabupaten Tanah Bumbu sebesar 72,23% maka capaian Kabupaten Tanah Bumbu lebih rendah 3,3%, Namun bila dibandingkan dengan capaian APK SMA/SMK/MA di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 66,01, maka capaian Kabupaten Tanah Bumbu lebih tinggi 6,22% 5. Pendidikan Non Formal (KF, Paket A, Paket B dan Paket C) Pada jalur pendidikan non formal, jumlah warga belajar Keaksaraan Fungsional (KF)/Buta Aksara sebanyak 824 orang dengan Kelompok belajar 56 kelompok dan semua warga belajar telah melek aksara. Jumlah warga belajar Paket A setara SD sebanyak 752 orang dengan Kelompok belajar 38 kelompok dan siswa yang telah lulus 107 orang. Jumlah warga belajar Paket B setara SMP sebanyak 1.021 orang dengan Kelompok belajar 51 kelompok dan siswa yang telah lulus 325 orang. Jumlah warga belajar Paket C setara SMA sebanyak 462 orang dengan Kelompok belajar 20 kelompok dan siswa yang telah lulus 289 orang. Data pokok Pendidikan Non Formal dapat dilihat pada tabel. 6. Pemberian Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Jenjang SD/MI dan SMP/MTs dan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Jenjang SMA/SMK/SMK Sebagai konsekuensi agar tidak adanya lagi pungutan bagi orang tua siswa terhadap pembiayaan operasional sekolah dari jenjang SD/MI sampai dengan SMA/SMK/MA Negeri dan Swasta, pemerintah kabupaten Tanah Bumbu telah mengucurkan anggaran yang sangat besar. Program BOP ini memberikan kontribusi yang nyata terhadap percepatan 7

LAKIP Tahun 2016 BAB I Pendahuluan penuntasan wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Sedangkan pada program BOMM berkontribusi pada usaha pencapaian rintisan pendidikan menengah universal 12 tahun. Tabel 1. 1 Data Jumlah Dana BOP dan BOMM JENJANG TAHUN NO PENDIDIKAN 2013 2014 2015 1 SD/MI dan SMP/MTs 8.608.560.000 11.680.133.500 11,830,680,000 2 BOMM SMA/SMK/MA 12.589.100.000 10.108.020.000 10,729,860,000 Data Jumlah Dana BOP dan BOMM 14,000,000,000 12,000,000,000 10,000,000,000 8,000,000,000 6,000,000,000 4,000,000,000 2,000,000,000 0 12,589,100,000 11,680,133,500 11,830,680,000 10,729,860,000 10,108,020,000 8,608,560,000 2013 2014 2015 SD/MI dan SMP/MTs BOMM SMA/SMK/MA Gambar 1. 1 Jumlah Dana BOP dan BOMM Tabel 1. 2 Angka Melanjutkan Menurut Jenjang Pendidikan No Jenjang Pendidikan Lulusan Siswa Baru % Angka Melanjutkan 1 SD Ke SMP 5671 5126 90, 38% 2 SMP Ke SMA/SMK 3890 3823 98,27 % No Tabel 1. 3 Rasio Pendidikan Menurut Jenjang Pendidikan 2015-2016 Jenjang Pendidikan 1 TK / RA Siswa / Sekolah Siswa / Guru Siswa / Kelas Guru / Sekolah 2 SD / MI 184 : 1 15 : 1 31 : 1 12 : 1 3 SMP / MTs 198 : 1 13 : 1 37 :1 16 : 1 4 SMA / MA / SMK 354 : 1 14 : 1 33 : 1 34 : 1 8

Siswa /Siswa /Siswa / Guru / LAKIP Tahun 2016 BAB I Pendahuluan Rasio Pendidikan Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2015-2016 Sekolah 12:01 16:01 34:01:00 Kelas 31:01:00 37:01:00 33:01:00 Guru 15:01 13:01 14:01 Sekolah 184:01:00 198:01:00 354:01:00 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 1 TK / RA 2 SD / MI 3 SMP / MTs 4 SMA / MA / SMK Gambar 1. 2 Rasio Pendidikan Menurut Jenjang Pendidikan 2015-2016 No Tabel 1. 4 Jumlah Guru yang Layak Berdasarkan Jenjang Pendidikan Jenjang Pendidikan Jumlah Guru Layak % Tidak Layak 1 TK / RA 622 22 4% 600 96 % 2 SD / MI 2.214 585 26% 1.692 74 % 3 SMP / MTs 1.011 810 80% 201 20 % 4 SMA / MA 442 399 90% 43 10 % 5 SMK 281 267 95% 14 5 % % 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 810 622 600 585 442 399 281267 201 1.692 22 95% 43 4% 96% 2.214 26% 74% 1.011 80% 20% 90% 10% 14 5% TK / RA SD / MI SMP / MTs SMA / MA SMK Jumlah Guru Layak % Tidak Layak % Gambar 1. 3 Jumlah Guru yang Layak Berdasarkan Jenajng Pendidikannya 9

LAKIP Tahun 2016 BAB I Pendahuluan Tabel 1. 5 Persentase Ruang Kelas Menurut Kondisi dan Jenjang Pendidikan 2015-2016 No Jenjang Pendidikan Jumlah Ruang Baik % Rusak Ringan % Rusak Berat 1 TK 263 207 79% 52 20% 4 2% 2 SD 1514 1024 68% 417 28% 73 5% 3 SMP 417 307 74% 73 18% 37 9% 4 SMA 91 75 82% 16 18% 0 0% 5 SMK 51 51 100% 0 0% 0 0% % SMK 0 51 51 SMA 16 75 SMP 73 307 417 SD 417 1024 1514 TK 52 207 263 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 Rusak Berat Rusak Ringan Baik Jumlah Ruang Gambar 1. 4 Persentase Ruang Kelas Menurut Jenjang Pendidikannya No Tabel 1. 6 Angka Lulusan (AL) Menurut Jenjang Pendidikan 2015-2016 Jenjang Pendidikan Siswa Tingkat Tertinggi Tahun Sebelumnya Jumlah Lulusan Angka Lulusan ( % ) 1 SD / MI 5671 5671 100% 2 SMP / MTs 3890 3893 99,92% 3 SMA / MA/SMK 2770 2811 98,54% 10

LAKIP Tahun 2016 BAB I Pendahuluan Jumlah 5671 3893 2811 Siswa Tingkat Tertinggi 5671 3890 2770 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 SD / MI SMP / MTs SMA / MA/SMK Gambar 1. 5 Angka Lulusan (AL) Menurut Jenjang Pendidikannya E. DESKRIPSI KOMPETENSI DINAS PENDIDIKAN Untuk menunjang lancarnya kinerja dan kualitas kerja Dinas Pendidikan, maka dituntut personal yang mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara efisien, efektif, akuntabel dan profesional. Berdasarkan Peraturan Bupati Tanah Bumbu Nomor 29 Tahun 2014, tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Unsur-Unsur Organisasi Dinas Pendidikan. Bahwa Dinas Pendidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijakan operasional di bidang pendidikan, sesuai dengan kebijakan nasional, provinsi yang ditetapkan oleh bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku 2. Pembinaan teknis, pengaturan dan pengawasan sarana, prasarana dan bantuan pendidikan; 3. Pembinaan teknis, pengaturan dan pengawasan kegiatan pendidikan dasar dan pendidikan menengah; 11

LAKIP Tahun 2016 BAB I Pendahuluan 4. Pembinaan teknis, pengaturan dan pengawasan pendidikan non formal, pemuda dan olahraga; 5. Pengelolaan urusan ketatausahaan; 6. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan. Untuk menjabarkan tugas poko dan fungsi tersebut Dinas Pendidikan mempunyai uraian tugas sebagai berikut : 1. Menetapkan kebijakan operasional pendidikan sesuai dengan kebijakan nasional dan provinsi 2. Membuat rencana operasional program pendidikan Anak Uisa dini, Pendidikan Dasar, pendidikan Menengah dan pendidikan non formal sesuai dengan perencanaan strategis tingkat provinsi dan nasional 3. Menyelenggarakan kebijakan dan program penuntasan wajib belajar pendidikan dasar dan menengah 12 tahun 4. Melaksanakan sosialisasi dan melaksanakan standar nasional pendidikan 5. Mengelola dan menyelenggarakan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal Adapun unsur-unsur Organisasi Dinas Pendidikan terdiri dari a. Sekretariat b. Bidang Sekolah Dasar c. Bidang sekolah Menengah Pertama d. Bidang Sekolah Menengah Atas/Kejuruan e. Bidang pendidikan Non Formal dan informal f. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas dan g. Kelompok Jabatan Fungsional 1. Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan c. Sub Bagian Evaluasi, Dokumentasi dan Pelaporan 3. Bidang Pendidikan Dasar, terdiri dari : a. Seksi Pembelajaran, pengujian dan Ketenagaan b. Seksi Pemberdayaan sekolah, kesiswaan dan PKLK dan 12

LAKIP Tahun 2016 BAB I Pendahuluan c. Seksi Sarana prasarana 4. Bidang Pendidikan Menengah, teridiri dari : Seksi Pembelajaran, pengujian dan Ketenagaan b. Seksi Pemberdayaan sekolah, kesiswaan dan PKLK dan c. Seksi Sarana prasarana 5. Bidang Pendidikan Non Formal, terdiri dari : a. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini b. Seksi Pendidikan Luar Sekolah c. Seksi Sarana dan Prasarana PNF 6. Kelompok Jabatan Fungsional yang memiliki tugas melaksanakan sebagian tugas dinas sesuai dengan keahlian dan fungsinya 7. Unit Pendidikan Kecamatan (UPK). 13

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA Rencana kinerja merupakan penjabaran dari apa yang tertuang dalam visi pendidikan untuk mewujudkan insan yang cerdas berkarakter dan berdaya saing. Hal ini mengindikasikan bahwa harus ada upaya terencana dan sungguh-sungguh untuk merumuskannya dalam program dan kegiatan berdasarkan prioritas pembangunan pendidikan. Hal ini juga harus selaras dengan tema pembangunan pendidikan nasional yakni dengan fokus pada penguatan pelayanan, ini ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan Indonesia di segala bidang yang menekankan pada pada upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sesuai dengan tema penguatan layanan. Berdasarkan hal diatas maka Rencana Strategis Pendidikan Tanah Bumbu juga diarahkan untuk memberikan layanan prima pada keters ediaan keterjangkauan, kualitas/mutu dan relevansi, kesetaraan serta kepastian memperoleh layanan bagi masyarakat luas. Dalam menyusun rencana strategis dilandaskan pada dokumendokumen perencanaan lainnya disusun selaras dengan Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) 2005-2025, yang tertuang pada Renstra Kementerian Pendidikan Nasional 2005-2009 di mana RPPNJP dijabarkan ke dalam empat tema pembangunan pendidikan, yaitu: tema pembangunan I (2005-2009) dengan fokus pada peningkatan kapasitas dan moderenisasi; tema pembangunan II (2010-2015) dengan fokus pada penguatan pelayanan; tema pembangunan III (2015-2020) dengan fokus pada penguatan daya saing regional; dan tema pembangunan IV (2020-2025) dengan fokus penguatan daya saing internasional. Rencana Strategis Dinas Pendidikan diharapkan akan dapat terealisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan. Sehingga capaian kinerja berdasarkan penetapan kinerja pertahun 14

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis dapat terakumulasi dalam capaian sasaran yang mencerminkan berfungsinya seluruh perangkat layanan pendidikan bagi masyarakat luas. 2.1 Visi dan Misi Dinas Pendidikan 2.1.1 Visi Mewujudkan SDM cerdas berkarakter dan berdaya saing. 2.1.2 Misi Tabel 2. 1 Misi Dinas Pendidikan KODE M1 M2 MISI Peningkatan Perluasan Akses Pendidikan pada Jenjang PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Masyarakat Peningkatan Kualitas Pendidikan pada Jenjang PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Masyarakat 2.1.3. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pendidikan 2.1.3.1. Tujuan Tabel 2. 2 Tujuan Dinas Pendidikan T1 T2 Meningkatkan Akses Layanan Pendidikan pada Jenjang PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Masyarakat Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Jenjang PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Masyarakat 2.1.3.2 Sasaran Untuk tercapainya tujuan diatas perlu ditetapkan beberapa sasaran strategis untuk mengukur sejauhmana tujuan yang ditetapkan dapat dicapai. Sasaran strategis dari masing-masing tujuan yang telah ditetapkan diatas dapat dirumuskan sasaran strategis sebagai berikut: 1). Untuk tercapainya tujuan satu ditetapkan sasaran sekaligus sebagai rencana kinerja Dinas Pendidikan Tahun 2016 sebagai berikut Tabel 2. 3 Sasaran Strategis Tujuan 1 Dinas Pendidikan 2016 S1.T1 Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar PAUD mencapai 60,52% 15

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis S2.T1 Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar SD/MI mencapai 117,58 S3.T1 Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs mencapai 94,20% S4.T1 Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA mencapai 72,50% S5.T1 Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar Non Formal 91,72% S6.T1 Meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah SD/MI 99,45 S7.T1 Meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah SMP/MTs 77,89% S8.T1 Meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah SMA/SMK/MA 64,75 S9.T1 Meningkatnya APM SD/MI 99,40% S5.T1 Meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs mencapai %%75,21 S6.T1 Meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA mencapai 60,05% S7.T1 Meningkatnya Persentase Desa minimal memiliki 1 lembaga PAUD 93,29% S8.T1 Meningkatnya angka rata-rata lama sekolah sampai 8,78Th S9.T1 Meningkatnya angka harapan sekolah mencapai 11,38 2). Sasaran Strategis untuk tujuan dua (T2) S1.T2 S2.T2 S3.T2 S4.T2 S5.T2 S6.T2 S7.T2 S8.T2 Tabel 2. 4 Sasaran Strategis Tujuan 2 Dinas Pendidikan 2016 Kualifikasi pendidikan S1 untuk guru PAUD sekurangkurangnya 51,31% Kualifikasi pendidikan S1 untuk guru SD/MI sekurangkurangnya 82,74% Kualifikasi pendidikan S1 untuk guru SMP/MTs sekurangkurangnya 94,56% Kualifikasi pendidikan S1 untuk guru SMA/SMK/MA sekurang-kurangnya 98,61% Meningkatnya Persentase nilai Uji Kompetensi Guru PAUD Memenuhi pasing grade mencapai 65,92% Meningkatnya Persentase nilai Uji Kompetensi Guru SD/MI Memenuhi pasing grade mencapai 54,38% Meningkatnya Persentase nilai Uji Kompetensi Guru SMP/MTs Memenuhi pasing grade mencapai 70,41% Meningkatnya Persentase nilai Uji Kompetensi Guru SMA/SMK/MA Memenuhi pasing grade mencapai 71,20% S9.T2 Meningkatnya persentase SD/MI memenuhi SPM 80,00% S10.T2 Meningkatnya persentase SMP/MTs memenuhi SPM 80,00% 16

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis S11.T2 Meningkatnya PAUD terakreditasi minimal B 29,63 Meningkatnya SD/MI terakreditasi minimal B 54,14 Meningkatnya SMP/MTs terakreditasi minimal B 58,33 Meningkatnya SMP/MTs terakreditasi minimal B 62,31 Meningkatnya PKBM yang terakreditasi 1 lembaga Meningkatnya lembaga kursus dan pelatihan terakreditasi 0 Meningkatnya nilai rata-rata Ujian SD mencapai 70,00 Meningkatnya nilai rata-rata Ujian SMP/MTs mencapai 58,41 Meningkatnya nilai rata-rata Ujian SMA/MA mencapai 59,11 Meningkatnya nilai rata-rata UjianSMK mencapai 58,81 Meningkatnya nilai Indeks Integritas UN SMP 100 Meningkatnya nilai indeks Integritas UN SMA/SMK/MA mencapai 100 Menurunnya angka Putus Sekolah SD 0.08 Menurunnya angka Putus Sekolah SMP/MTs 0,39 Menurunnya angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA 0,70 Meningkatnya prosentase sekolah SD menerapkan MBS 40,00% Meningkatnya prosentase sekolah SD menerapkan MBS 50,00% Meningkatnya prosentase sekolah SD menerapkan MBS 48,23% 3). Strategi dan Kebijakan 1. Melanjutkan upaya pemenuhan hak penduduk untuk memperoleh akses pendidikan dijenjang PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Masyarakat dengan strategi sebagai berikut : 17

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis a) Penyediaan bantuan untuk penduduk kurang mampu melalui program Kartu sehat dan Pintar (Kaspin). b) Penyediaan bantuan operasional Pendidikan (BOP) dalam menjamin kelangsungan proses kegiatan belajar dan operasional sekolah. c) Penyediaan dan pembangunan ruang kelas tambahan untuk meningkatkan daya tampung sekolah. d) Peningkatan ketersediaan PAUD, SD, SMP dikecamatankecamatan terutama ke desa-desa melalui pembangunan USB, RKB, Rehabilitasi Ruang kelas, terutama bagi daerah-daerah padat penduduk dan daerah yang masih terbatas ruang sekolah (Daerah 3T). e) Membangun kerjasama dengan pihak swasta dalam keterlibatan membantu menyediakan sarana pembelajaran. f) Peningkatan pemahaman masyarakat pentingnya pendidikan untuk mendorong partisipasi sekolah penduduk usia sekolah. 2. Meningkatkan mutu pendidikan PAUD melalui strategi : a. Penguatan fungsi pengawas/penilik lembaga dalam memberikan pembinaan baik administrasi maupun SDM. b. Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga pendidik untuk meningkatkan kompetensinya. c. Penerapan kurikulum berbasis karakter disemua lembaga. 3. Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan melalui : a. Peningkatan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) disemua lembaga dan jenjang pendidikan. b. Peningkatan jumlah lembaga terakreditasi pada jenajng PAUD dan Pendidikan Dasar baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. c. Peningkatan kompetensi siswa sesuai minat bakat dibidang sains, olehraga dan senipeningatan mutu, validitas dan kredibelitas penilaian hasil belajar siswa. d. Peningkatan kualitas pembelajaran berkesinambungan melalui pemanpaatan hasil Ujian Nasional. 18

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis e. Penguatan pelaksanaan kurikulum. f. Meningkatkan profesionalitas, kualitas, kompetensi guru melalui Uji Kompetensi Guru (UKG), diklat, peningkatn kualifikasi akademik, sertifikasi dan pengembangan professional berkesinambungan (PPB). g. Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana terutama perpustakaan, berbagai jenis laboratorium, buku-buku pelajaran dan sarana pendukung lainnya. h. Penguatan proses akreditasi satuan pendidikan. 4. Peningkatan pengelolaan pendidikan yang profesional, akuntabel dan efisien dengan strategi sebagai berikut : a. Penguatan peran Komite sekolah dalam menyusun, melaksanakan dan mengawasi kegiatan operasional sekolah. b. Penguatan kemampuan manajerial Kepala Sekolah dalam mengelola kegiatan operasional sekolah. c. Penguatan kerjasama dengan masyarakat. d. Penguatan penyampaian informasi melalui penyampaian informasi terkait pelaksanaan manajemen sekolah. 1. Kebijakan Berdasarkan strategi diatas maka perlu dijabarkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan teknis sebagai pedoman dan acuan penyelenggaraan kegiatan disemua bidang sehingga akan terjadi sinkronisasi yang akan menunjang tercapainya sasaran kegiatan, Hal ini juga akan dapat dijadikan sebagai bahan pengawasan dan evaluasi keberhasilan sebuah program kegiatan. Arah Kebijakan Pendidikan 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut: a. Kebijakan untuk pelaksanaan strategi tujuan satu a) Meningkatkan pelaksanaan program Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun. b) Pemerataan sarana prasarana pendidikan disemua jenis dan jenjang pendidikan. c) Pemerataan pembangunan ruang penunjang lainnya (RPL) 19

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis d) Pendistribusian subsidi pembiayaan operasional pendidikan merata dan berkeadilan e) Penguatan pelaksanaan pemberian bantuan biaya pendidikan bagi siswa kurang mampu f) Penguatan dan perluasan pendidikan nonformal dan informal b. Kebijakan untuk pelaksanaan strategi tujuan dua a) Peningkatan kompetensi dan kualifikasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan b) Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas sekolah c) Penguatan dan perluasan pemanfaatan TIK serta penguatan dan perluasan e-pembelajaran pada semua jenjang pendidikan d) Peningkatan kualitas proses belajar mengajar e) Penguatan dan perluasan budaya baca melalui penyediaan bahan-bahan bacaan, sumber-sumber informasi yang mudah, murah dan merata f) Membangun kemitraan dengan dunia usaha dan industri dalam pengembangan pendidikan dan sarana praktikum siswa g) Menyempurnakan manajemen pendidikan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses perbaikan mutu pendidikan. h) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manajemen dan kepemimpinan bagi kepala sekolah dan pengawas i) Perbaikan kualitas pengelolaan lembaga pendidikan j) Mendorong transparansi penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi RKAS pada semua elemen sekolah. B. ASPEK STRATEGIS Beberapa aspek yang menjadi fokus pelaksanaan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran strategis terjabarkan dalam program dan kebijakan. Penentuan program dan kebijakan ini didasarkan pada skala prioritas dan tuntutan dinamika pembangunan pendidikan. Dalam merealisasikan tujuan dan sasaran rencana strategis tersebut, dipandang perlu untuk mengembangkannya ke dalam sebuah aspek strategis yang tertuang pada program dan kebijakan-kebijakan. 20

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis 1. Program Penyusunan program dan kegiatan yang merupakan terjemahan teknis operasional ditetapkan dalam rangka mencapai sasaran dan indikator yang telah ditetapkan. Pelaksanaan program dan kegiatan disusun berdasarkan sekala prioritas Jika mengacu pada strukturisasi program dan kegiatan. Dinas Pendidikan telah menyusun programprogram pembangunan pendidikan yang dihubungkan dengan tujuan yang akan dicapai pada tahun 2016. Program-program tersebut disusun berdasarkan amanah Undang-undang, Peraturan pemerintah, Peraturan menteri, Renstra Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, serta Renstra Dinas Pendidikan berdasarkan visi Misi Bupati. Bila pada Renstra Kementrian Pendidikan Nasional 2015-2019 dijelaskan penjelasan misi pembangunan pendidikan yakni : a) Mewujudkan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang kuat adalah menguatkan siswa, guru, Kepala Sekolah, orang tua, dan pemimpin institusi pendidikan dalam ekositem pendidikan, memberdayakan pelaku budaya dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan b) Mewujudkan akses yang meluas, merata dan berkeadilan adalah mengoptimalkan capaian wajib belajar 12 tahun, meningkatkan ketersediaan serta keterjangkauan pelayanan pendidikan, khususnya bagi masyarakat yang berkebutuhan khusus dan masyarakat terpinggirkan, serta wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) c) Mewujudkan pembelajaran yang bermutu adalah meningkatkan mutu pendidikan sesuai lingkup standar nasional pendidikan, serta memfokuskan kebijakan berdasarkan perscepatan peningkatan mutu untuk menghadapi persaingan global dengan pemahaman akan keberagaman, dan penguatan praktik baik dan inovasi d) Mewujudkan penguatan tata kelola serta peningkatan efektifitas birokrasi dan pelibatan publik adalah dengan memaksimalkan pelibatan publik dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan yang berbasis data, riset dan bukti lapangan. Mengembangkan 21

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis kordinasi dan kerjasama lintas sektoral ditingkat nasional. Mewujudkan birokrasi yang menjadi teladan dalam tata kelola yang bersih, efektif dan efisien.. Sementara dalam Renstra Dinas Pendidikan e) Beberapa program yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 antara lain : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan sarana dan prasarana Aparatur 3. Program peningkatan disiplin Aparatur 4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 5. Program Pendidikan Anak Usia Dini. 6. Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun 7. Program Pendidikan Non Formal 8. Program pendidikan Luar Biasa 9. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga 10. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 11. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Dalam melaksanakan program diatas diarahkan kepada tiga isyu besar yang menjadi sasaran strategis pembangunan pendidikan yakni : a. Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan Dasar Dalam rangka mendukung tercapainya program pendidikan wajib belajar 12 tahun dilakukan berbagai upaya mencapai Pemerataan dan perluasan akses pendidikan yang diarahkan pada upaya memperluas daya tampung satuan pendidikan sesuai dengan prioritas nasional, serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik dari berbagai golongan masyarakat yang berbeda baik secara sosial, ekonomi, gender, lokasi tempat tinggal dan tingkat kemampuan intelektual serta kondisi fisik. Kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas penduduk Indonesia untuk belajar sepanjang hayat dalam rangka peningkatan daya saing bangsa di era global, 22

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis Penuntasan Wajib belajar 12 tahun memperhatikan pelayanan yang adil dan merata bagi penduduk yang menghadapi hambatan ekonomi dan sosial-budaya (yaitu penduduk miskin memiliki hambatan geografis, daerah perbatasan, dan derah terpencil), maupun hambatan atau kelainan fisik, emosi, mental serta intelektual peserta didik. Untuk itu, diperlukan strategi yang lebih efektif antara lain dengan membantu dan mempermudah mereka yang belum sekolah, putus sekolah, serta lulusan SD/MI/SDLB yang tidak melanjutkan ke SMP/MTs/SMPLB yang masih besar jumlahnya, untuk memperoleh layanan pendidikan. Di samping itu, akan dilakukan strategi yang tepat untuk meningkatkan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan, khususnya pada masyarakat yang menghadapi hambatan tersebut. Penuntasan Wajib belajar 12 tahun akan menambah jumlah lulusan SMA/SMK/MA setiap tahunnya, sehingga juga akan mendorong perluasan pendidikan menengah. Dengan bertambahnya permintaan pendidikan menengah, pemerintah juga melakukan perluasan pendidikan menengah terutama bagi mereka yang karena satu dan lain hal tidak dapat menikmati pendidikan SMA yang bersifat reguler, melalui SMA Terbuka dan Paket C, sehingga pada gilirannya mendorong peningkatan APM-APK. Oleh karena SMA cenderung semakin meluas jauh di atas SMK, maka pemerintah lebih mempercepat pertumbuhan SMK diringi dengan upaya mendorong peningkatan program pendidikan kejuruan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terus berubah. b. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing di masa depan diharapakan dapat memberikan dampak bagi perwujudan eksistensi manusia dan interaksinya sehingga dapat hidup bersama dalam keragaman sosial dan budaya. Selain itu, upaya peningkatan mutu dan relevansi dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta daya saing bangsa. Mutu pendidikan juga dilihat dari meningkatnya penghayatan 23

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis dan pengamalan nilai-nilai humanisme yang meliputi keteguhan iman dan takwa serta berakhlak mulia, etika, wawasan kebangsaan, kepribadian tangguh, ekspresi estetika, dan kualitas jasmani. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan diukur dari pencapaian kecakapan akademik yang lebih tinggi yang memungkinkan lulusan dapat proaktif terhadap perubahan masyarakat dalam berbagai bidang baik di tingkat lokal, nasional maupun global. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu pendidikan yang semakin meningkat yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP meliputi berbagai komponen yang terkait dengan mutu pendidikan mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar biaya, dan standar penilaian pendidikan. Pemerintah mendorong dan membimbing satuan-satuan dan program (studi) pendidikan untuk mencapai standar yang diamanatkan oleh SNP. Standar-standar tersebut digunakan juga sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kinerja satuan dan program pendidikan, mulai dari PAUD, Dikdas, Pendidikan Menengah (Dikmen). Peningkatan mutu pendidikan semakin diarahkan pada perluasan inovasi pembelajaran baik pada pendidikan formal maupun non-formal dalam rangka mewujudkan proses yang efisien, menyenangkan dan mencerdaskan sesuai tingkat usia, kematangan, serta tingkat perkembangan peserta didik. Pengembangan proses pembelajaran pada PAUD serta kelas-kelas rendah sekolah dasar lebih memperhatikan prinsip perlindungan dan penghargaan terhadap hak-hak anak dengan lebih menekankan pada upaya pengembangan kecerdasan emosional, sosial dan spiritual dengan prinsip bermain sambil belajar. Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi semakin memperhatikan pengembangan kecerdasan intelektual dalam rangka memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan 24

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis teknologi di samping memperkokoh kecerdasan emosional, sosial, dan spiritual peserta didik. Upaya peningkatan mutu dan relevansi pendidikan secara berkelanjutan akan dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan satuan pendidikan secara terpadu yang pengelolaannya dikoordinasi secara sinergi. Mutu pendidikan adalah aspek yang tidak dapat dipisahkan dari pemerataan dan perluasan kesempatan belajar asumsinya perluasan dan pemerataan pendidikan yang bermutu akan mendorong sumber daya penggerak pembangunan (critical mass). Peningkatan mutu pendidikan diarahkan bagaimana ketercapaian 8 Standar pendidikan Nasional. Upaya-upaya peningkatan mutu, relevansi dan daya saing lulusan dilakukan berbagai upaya. Upaya perbaikan mutu, relevansi dan daya saing dilaksanakan melalui perbaikan-perbaikan aspek lulusan, kurikulum, proses belajar mengajar, tenaga pendidik dan kependidikan, fasilitas belajar, pebiayaa, manajemen sekolah, pembiayaan, dan evaluasi. c. Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik Pemerintah Daerah melaksanakan pengembangan kapasitas institusi pendidikan secara sistemik dan terencana dengan menggunakan pendekatan keseluruhan sektor. Strategi pengembangan kapasitas lebih diarahkan pada proses manajemen perubahan secara endogenous atau perubahan yang didorong secara internal. Perubahan didorong secara internal akan lebih menjamin terjadinya perubahan secara berkelanjutan, menumbuhkan rasa kepemilikan, kepemimpinan, serta komitmen bersama. Kebijakan tata kelola dan akuntabilitas meliputi sistem pembiayaan berbasis kinerja baik di tingkat satuan pendidikan maupun pemerintah daerah, dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), untuk membantu pemerintah dan pemerintah daerah dalam mengalokasikan sumber daya serta memonitor kinerja pendidikan 25

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis secara keseluruhan. Di samping itu, peran serta masyarakat dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan kinerja pendidikan ditingkatkan melalui peran komite sekolah/satuan pendidikan dan dewan sekolah pendidikan. Sejalan dengan pembagian kewenangan antar tingkat pemerintahan berdasarkan otonomi dan desentralisasi, pemerintah pusat mengkoordinasikan manajemen mutu pendidikan, sementara pemerintah daerah berperan dalam manajemen sarana/prasarana dan operasional layanan pendidikan. Untuk peningkatan efisiensi dan mutu pelayanan, diperlukan pengembangan kapasitas daerah serta penataan tata kelola pendidikan yang sehat dan akuntabel, baik pada tingkat satuan pendidikan maupun tingkat kabupaten/kota. Dalam kaitan itu, pemerintah daerah lebih berperan dalam mendorong otonomi satuan pendidikan melalui pengembangan kapasitas dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu. Perlu mendorong sekolah tidak hanya melaksanakan otonomi administratif tapi juga otonomi kemandirian mengurus diri sendiri sesuai potensi sekolah dan lingkungan. Berdasarkan pembagian kewenangan tersebut di atas terdapat fungsi-fungsi baru yang harus dijalankan oleh pusat maupun daerah. Untuk itu dikembangkan mekanisme yang akan mengatur berbagai fungsi baru yang telah diidentifikasi tersebut dalam struktur, sistem dan mekanisme yang baru didukung oleh peraturan perundangan yang sesuai. Berbagai identifikasi dan kajian mengenai pentingnya fungsi dan institusi baru yang diperlukan untuk pelayanan pendidikan dalam masa otonomi dan desentralisasi dilakukan secara komprehensif oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan. Sesuai dengan kerangka pengaturan dan kerangka institusional, disusun kebijakan untuk mendorong terjadinya penguatan kapasitas dan program pendidikan yang ada pada setiap tingkatan pemerintahan. Penguatan kapasitas satuan atau program pendidikan diorientasikan untuk mencapai status kapasitas tertinggi 26

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis suatu satuan pendidikan, yaitu jika dapat memenuhi atau di atas SNP. Pengembangan kapasitas dilakukan untuk mendorong agar sebagian besar satuan pendidikan yang masih berada di bawah SNP secara bertahap akan diperkuat sehingga mampu melampaui SNP. Bagi satuan-satuan pendidikan yang sudah mencapai SNP, akan didorong untuk memacu mutunya lebih tinggi lagi hingga dapat mencapai standar internasional. Pengembangan kapasitas diarahkan pada peningkatan kemampuan Kabupaten/kota secara sistematis untuk memberikan pelayanan pendidikan yang efektif dan akuntabel sesuai dengan SNP. Untuk meningkatkan kinerja pengelolaan pendidikan pada kabupaten/kota dikembangkan dan diremajakan pengelolaan indikator-indikator kinerja pengelolaan layanan pendidikan, baik pada jalur formal maupun nonformal yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Dalam jangka menengah diperkuat kapasitas pengelolaan layanan pendidikan terhadap kabupaten/kota sehingga dapat menambah kabupaten/kota yang memiliki kapasitas pelayanan sesuai dengan SNP. Sebagai upaya menuju pengelolaan lembaga pendidikan yang transparan dan akuntabel dilakukan berbagai upaya mulai peningkatan kapasitas dan kemampuan managerial kepala sekolah. Mendorong peran dan fungsi Komite sekolah, Dewan Pendidikan untuk secara bersama-sama mengambil peran dalam pengelolaan dan proses pendidikan, sehingga diharapkan akan mampu menciptakan dan membentuk opini positif bagi dunia pendidikan. 2. Kebijakan Sesuai sasaran strategis diatas ditetapkan beberapa kebijakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pada masing-masing bidang Sesuai yang tertuang dalam Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021 ditetapkan beberapa kebijakan antara lain: 1. Kebijakan Untuk pelaksanaan tercapainya tujuan strategi satu. 27

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis a) Meningkatkan pelaksanaan program wajib belajar pendidikan 12 tahun. b) Pemerataan sarana prasarana pendidikan disemua jenis dan jenjang pendidikan c) Pemerataan pembangunan ruang penunjang lainnya d) Pendistribusian subsidi pembiayaan operasional pendidikan merata dan berkeadilan e) Penguatan pelaksanaan pemberian bantuan biaya pendidikan bagi siswa kurang mampu f) Penguatan dan perluasan pendidikan formal dan informal 2. Kebijakan untuk pelaksanaan strategi tujuan 2 a. Peningkatan kompetensi dan kualifikasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan b. Pemberdayaan kepala sekolah dan pengawas sekolah c. Penguatan dan perluasan pemanfaatan TIK serta penguatan dan perluasan e-pembelajaran pada semua jenjang pendidikan d. Peningkatan kualitas proses belajar mengajar e. Penguatan dan perluasan budaya membaca menlalui penyediaan bahan-bahan bacaan, sumber-sumber informasi yang mudah, murah dan merata f. Membangun kemitraan dengan dunia usaha dan industry dalam pengembangan pendidikan dan sarana praktikum siswa g. Menyempurnakan manajemen pendidikan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses perbaikan mutu pendidikan h. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manajemen dan kepemimpinan bagi kepala sekolah dan pengawas i. Perbaikan kualitas pengelolaan lembaga pendidikan j. Mendorong transparansi penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi RKAS pada semua jenis dan jenjang pendidikan 28

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis C. RENCANA KINERJA TAHUN 2016 Penetapan kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang yang tercantum dalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Pendidikan tahun 2016. Penyusunan penetapan kinerja dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan kebijakan dari kebijakan anggaran yang merupakan komitmen Dinas Pendidikan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran program pendidikan untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan Rencana kerja Tahun 2016 merupakan pelaksanaan tahun pertama dari rencana strategis Dinas Pendidikann, penetapan kinerja ini diharapkan akan mampu meningkatkan capaian-capaian dari semua program dan kegiatan yang ditetapkan. Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkatsasaran dan kegiatan. Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan. Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ) merupakan dokumen perencanaan tahunan yang sifatnya lebih teknis dan operasional dari pada Restra. Komponen-komponen yang terkandung dalam renstra seperti Visi, misi, tujuan, dan sasaran serta program masih bersifat umum dan belum ditetapkan target- target yang hedak dicapai. Oleh karenanya target-target yang hendak dicapai harus dijabarkan dalam Rencana Kinerja Tahunan. Selanjutnya dokumen ini dikaitkan dengan kebijakan Dinas Pendidikan dan dijabarkan kedalam usulan kegiatan-kegiatan teknis dan kegiatan kegiatan administrasi umum. Usulan-usulan tersebut kemudian dievaluasi dari aspek anggarannya. Usulan-usulan kegiatan teknis dan administrasi umum yang mendapat alokasi anggaran kemudian digabungkan menjadi suatu Rencana Kerja Tahunan. Sesuai dengan Renstra yang ada, Dinas Pendidikan mempunyai s (dua) tujuan yang dijabarkan menjadi 41(empat puluh dua) sasaran. Setiap sasaran mempunyai indikator sasaran. Tidak semua indikator sasaran dapat dicapaikan setiap tahun. Kebijakan umum, skala prioritas, dan keterbatasan dana adalah hal-hal yang mengakibatkan adanya beberapa kegiatan yang tidak dapat dikerjakan dalam tahun bersangkutan. Hal ini berpengaruh pula 29

LAKIP Tahun 2016 BAB II Rencana Strategis pada pencapaian indikator kinerja sasaran. Indikator sasaran hanya dapat diukur bila dalam tahun tersebut terdapat kegiatan yang mengarah pada pencapaian sasaran tersebut. Agar dapat diukur, terlebih dahulu harus ditetapkan target indikator sasaran yang akan dicapai, dan selanjutnya disajikan ke dalam Rencana Kinerja Tahunan. Hasil pengukuran indikator sasaran inilah yang akan menggambarkan kegagalan atau keberhasilan suatu instansi. Komponen komponen yang terkandung di dalam RKT meliputi sasaran strategis, untuk mencapai sasaran tersebut berupa disusun beberapa Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun yang bersangkutan. Setiap sasaran strategis kemudian diuraikan lebih rinci kedalam target indikator indikator kinerja sasaran yang hendak dicapai sebagaimana lampiran 2. D. RENCANA ANGGARAN Rencana Anggaran Kegiatan Dinas Pendidikan Tahun 2016, secara keseluruhan adalah Rp 378.627.025.839 ( Tiga ratus tujuh puluh delapan miliar enam ratus dua puluh tujuh juta dua puluh lima ribu delapan ratus tiga pulu sembilan) dengan rincian secara umum meliputi : 1. Belanja Tidak Langsung/Gaji PNS : Rp 263.535.638.339 (67,21 %) 2. Belanja Langsung : Rp 115.091.387.500 (32,79 %) Rencana anggaran tahun 2015 30

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Sesuai dengan penetapan kinerja yang telah dituangkan dalam perjanjian kinerja disemua jenjang pada Dinas Pendidikan, telah ditetapkan target kinerja yang merupakan sebuah kewajiaban yang harus dicapai oleh Dinas Pendidikan Khususnya pada tahun 2015. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian (keberhasilan/kegagalan) target kinerja dan sebagai bahan evaluasi kinerja diperlukan suatu informasi capaian target kinerja yang telah diperjanjikan tersebut. Dibawah ini diuraikan capaian kinerja atau atas sasaran/target kinerja seperti tercantum dalam penetapan kinerja tahun 2015. Akuntabilitas kinerja dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data dan analisisnya, pengklasifikasian, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintahan dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja, pertanggung jawaban dimaksudkan dalam rangka transparansi pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan sekaligus dijadikan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan perencanaan dengan pelaksanaan melalui kegiatan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi misi instansi pemerintahan Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perbaikan, dimana program/kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik pada level keluaran, hasil maupun dampak. Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance di mana salah satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan menunjukkan sejauh mana sebuah instansi pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan publik yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Sehingga, pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah dicapai. Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang 31

berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Dinas Pendidikan selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Repulik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah bahwa Perjanjian Kinerja. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2011-2015 maupun Renja Tahun 2015. Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi pemerintah. Berdasarkan kontrak kinerja yang telah diperjanjikan pada tahun 2015, Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Bumbu berkewajiban untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada stakeholders atas penggunaan anggaran negara. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian baik keberhasilan/kegagalan dari setiap target kinerja yang ditetapkan serta sebagai bahan evaluasi kinerja, diperlukan analisis capaian kinerja. Dalam hal ini, laporan akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja (Permenpan No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah). Sedangkan untuk skala penilaian terhadap kinerja pemerintah, menggunakan pijakan Permendagri No. 54 tahun 2010 sebagai berikut: 32

Gambar 3. 1 Skala Penilaian Kinerja Pemerintah Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan disusun dan disajikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) yang menggambarkan tingkat keberhasilan dan capaian kinerja yang telah ditetapkan A. INDIKATOR KINERJA Pelayanan dikatakan berkualitas atau memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat, apabila masyarakat tidaj puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak berkualitas atau efisien. Karena itu kualitas pelayanan sangat penting dan seharusnya selalui fokus pada kepuasan pelanggan. Bagi instansi pemerintahan khususnya Dinas Pendidikan sebagai instansi yang memberikan pelayanan pada layanan pendidikan harus memiliki ukuran keberhasilan menjalankan program dan kegiatan dalam bentuk Kinerja. Kinerja menunjukkan ukuran yang dijadikan dasar untuk mengukur dan menilai sejauh mana program dan kegiatan dapat terealisasi dalam periode kerja yang ditargetkan. Indikator kinerja program menyangkut hasil (outcome) dari suatu program yang merupakan pelaksanaan tugas dan fungsi yang dijalankan semantara indikator kinerja kegiatan meruakan ukuran atas keluaran (output) dari suatu kegiatan yang terkait langsung dengan indikator program. Sasaran-sasaran yang hendak 33

dicapai tentu dapat diukur dengan capaian tahun sebelumnya berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan, target dan sasaran yang telah ditetapkan menjadi landasan bagi semua pelaksana program dan kegiatan untuk tetap fokus dan konsisten dalam komitmen yang dibangun untuk tercapainya kinerja yang maksimal. Berdasarkan renstra dan renja dinas Pendidikan telah ditetapkan indikator kinerja Utama (IKU) antara lain: 1. APK PAUD 2. APK SD/MI 3. APK SMP/MTs 4. APK SMA/SMK/MA 5. APK Non Formal 6. APS SD/MI 7. APS SMP/MTS 8. APS SMA/SMK/MA 9. APM SD/MI 10. APM SMP/MTs 11. APM SMA/SMK/MA 12. Persentase desa minimal memiliki 1 lembaga PAUD 13. Rata-rata lama sekolah 14. Harapan sekolah 15. Persentase Guru PAUD berkualifikasi S1 PAUD 16. Persentase Guru SD/MI berkualifikasi S1 17. Persentase Guru SMP/MTs berkualifikasi S1 18. Persentase Guru SMA/SMK berkualifikasi S1 19. Persentase Nilai Uji Kompetensi Guru PAUD memenuhi passing grade 20. Persentase Nilai Uji Kompetensi Guru SD/MI memenuhi passing grade 21. Persentase Nilai Uji Kompetensi Guru SMP/MTs memenuhi passing grade 34

22. Persentase Nilai Uji Kompetensi Guru SMA/SMK memenuhi passing grade 23. Persentase SD/MI yang memenuhi SPM 24. Persentase SMP/MTs yang memenuhi SPM 25. Persentase PAUD minimal terakreditasi B 26. Persentase SD minimal terakreditasi B 27. Persentase SMP terakreditasi minimal B 28. Persentase SMA/SMK terakreditasi minimal B 29. PKBM yang terakreditasi 30. Lembaga kursus dan Pelatihan yang terakreditasi 31. Nilai rata-rata ujian SD 32. Nilai rata-rata ujian SMP 33. Nilai rata-rata ujian SMA 34. Nilai rata-rata ujian SMK 35. Nilai Indeks Integritas UN SMP 36. Nilai Indeks Integritas UN SMA 37. Angka Putus SD 38. Angka Putus SMP 39. Angka Putus SMA/SMK 40. Persentase sekolah yang menerapkan MBS SD 41. Persentase sekolah yang menerapkan MBS SMP 42. Persentase sekolah yang menerapkan MBS SMA/SMK B. CAPAIAN KINERJA Capaian kinerja Dinas Pendidikan di tahun 2015 merupakan Dari pelaksanaan program dan kegiatan ditahun 2015 telah dilakukan evaluasi dan analisis pencapaian sasaran selama satu tahun. Mengingat ditahun 2014 terjadi perubahan nomenkelatur yakni dari Dinas Pendidikan Pemuda dan 35

Olahraga menjadi Dinas Pendidikan. maka telah dilakukan review terhadap indikator kinerja serta sasaran yang ingin dicapai. Terjadi pengurangan sasaran kinerja pada program kegiatan kepemudaan dan olahraga. Berdasarkan Renstra dan Renja dinas pendidikan terdapat tiga tujuan yang hendak dicapai. Dalam pencapaian tujuan telah ditetapkan beberapa sasaran dengan rincian 9 sasaran untuk tujuan satu, 11 sasaran untuk tujuan dua, dan 7 sasaran untuk tujaun tiga. Dari hasil evaluasi dan analisis pelaksanaan program dan kegiatan di tahun 2015 capaian kinerja dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 1 Realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) 2016 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 2015 2016 T R % T R % Meningkatnya APK PAUD mencapai 60,52% APK PAUD 54.00% 59.81% 110.8% 60.52 70.327 116.2 Meningkatnya APK SD/MI mencapai 117,58 APK SD/MI 117.58 106.394 90.49 Meningkatnya SMP/MTs 94,20% APK mencapai APK SMP/MTs 100.00% 93.01% 93.01% 94.2 98.880 104.97 Meningkatnya APK SMA/SMK/MA mencapai 72,50% APK SMA/SMK/MA 75% 72.23% 96,31% 72.5 78.073 107.69 Meningkatnya APK Non Formal 91,72% APK Non Formal 91.72 91,89 100,18 Meningkatnya APS SD/MI 99,45 APS SD/MI 99.45 117 117.27 Meningkatnya APS SMP/MTs 77,89% APS SMP/MTS 77.89 107 137.22 Meningkatnya APS SMA/SMK/MA 64,75 APS SMA/SMK/MA 64.75 71 110.01 Meningkatnya APM SD/MI 99,40% APM SD/MI 100.00% 99.35% 99.35% 99.4 92.201 92.76 Meningkatnya SMP/MTs %%75,21 APM mencapai APM SMP/MTs 80.10% 73.64% 91.94% 75.21 73.644 97.92 Meningkatnya APM SMA/SMK/MA mencapai 60,05% APM SMA/SMK/MA 60.87% 60.51% 99.41% 60.05 79.016 131.58 36

Meningkatnya Persentase Desa minimal memiliki 1 lembaga PAUD 93,29% Meningkatnya angka ratarata lama sekolah sampai 8,78Th Persentase desa minimal memiliki 1 lembaga PAUD Rata-rata lama sekolah 93.29 95.33 102.19 8.30 th 7.98 th 87.47% 8.78 7,38 84,05 Meningkatnya harapan mencapai 11,38 angka sekolah Harapan sekolah 11.38 11,42 100,35 Kualifikasi pendidikan S1 untuk guru PAUD sekurang-kurangnya 51,31% Kualifikasi pendidikan S1 untuk guru SD/MI sekurang-kurangnya 82,74% Persentase Guru PAUD berkualifikasi S1 PAUD Persentase Guru SD/MI berkualifikasi S1 10.00% 41.57% 415.70% 51.31 43.96 85.68 50.00% 79.29% 158.58% 82.74 91.03 110.02 Kualifikasi pendidikan S1 untuk guru SMP/MTs sekurang-kurangnya 94,56% Persentase Guru SMP/MTs berkualifikasi S1 94.00% 93.47% 99.44% 94.56 92.672 98 Kualifikasi pendidikan S1 untuk guru SMA/SMK/MA sekurang-kurangnya 98,61% Persentase Guru SMA/SMK berkualifikasi S1 98.00% 98.29% 100.30% 98.61 85.91 87.12 Meningkatnya Persentase nilai Uji Kompetensi Guru PAUD Memenuhi pasing grade mencapai 65,92% Meningkatnya Persentase nilai Uji Kompetensi Guru SD/MI Memenuhi pasing grade mencapai 54,38% Meningkatnya Persentase nilai Uji Kompetensi Guru SMP/MTs Memenuhi pasing grade mencapai 70,41% Meningkatnya Persentase nilai Uji Kompetensi Guru SMA/SMK/MA Memenuhi pasing grade mencapai 71,20% Meningkatnya persentase SD/MI memenuhi SPM 80,00% Meningkatnya persentase SMP/MTs memenuhi SPM 80,00% Persentase Nilai Uji Kompetensi Guru PAUD memenuhi passing grade Persentase Nilai Uji Kompetensi Guru SD/MI memenuhi passing grade Persentase Nilai Uji Kompetensi Guru SMP/MTs memenuhi passing grade Persentase Nilai Uji Kompetensi Guru SMA/SMK memenuhi passing grade Persentase SD/MI yang memenuhi SPM Persentase SMP/MTs yang memenuhi SPM 65.92 59.1 89.65 54.38 44.46 81.76 70.41 60.49 85.9 71.2 63.95 89.82 80 84.54 105.68 80 94.58 118.22 37

Meningkatnya terakreditasi 29,63 PAUD minimal B Persentase PAUD minimal terakreditasi B 20.25% 23.20% 114.6% 29.63 18.29 61.74 Meningkatnya terakreditasi 54,14 SD/MI minimal B Persentase SD minimal terakreditasi B 45.00% 48.19% 107.1% 54.14 61.66 113.89 Meningkatnya SMP/MTs terakreditasi minimal B 58,33 Meningkatnya SMA/SMK/MA terakreditasi minimal B 62,31 Persentase SMP terakreditasi minimal B Persentase SMA/SMK terakreditasi minimal B 50.00% 21.63% 43.26% 58.33 68.67 117.73 71.43% 70.27% 98.38% 62.31 72.41 116.22 Meningkatnya PKBM yang terakreditasi 1 lembaga PKBM yang terakreditasi 1 - - Meningkatnya lembaga kursus dan pelatihan terakreditasi 0 Lembaga kursus dan Pelatihan yang terakreditasi 0 - - Meningkatnya nilai ratarata Ujian SD mencapai 70,00 Meningkatnya nilai ratarata Ujian SMP/MTs mencapai 58,41 Meningkatnya nilai ratarata Ujian SMA IPS mencapai 59,11 Meningkatnya nilai ratarata Ujian SMA IPA mencapai 59,11 Nilai rata-rata ujian SD Nilai rata-rata ujian SMP Nilai rata-rata ujian SMA 70 69.46 99.22 58.41 58.89 100.83 59.11 51.13 86.49 59.11 49.47 83.68 Meningkatnya nilai ratarata Ujian SMK mencapai 58,81 Nilai rata-rata ujian SMK 58.81 55.81 94.89 Meningkatnya nilai Indeks Integritas UN SMP 100 Meningkatnya nilai indeks Integritas UN SMA/SMK/MA mencapai 100 Nilai Indeks Integritas UN SMP Nilai Indeks Integritas UN SMA 100 100 100 100 100 100 Menurunnya angka Putus Sekolah SD 0.08 Angka Putus SD 0.08 0.12 150 Menurunnya angka Putus Sekolah SMP/MTs 0,39 Angka Putus SMP 0.39 0.1 25.641 Menurunnya angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA 0,70 Angka Putus SMA/SMK 0.7 0.33 47.14 38

Meningkatnya prosentase sekolah SD menerapkan MBS 40,00% Meningkatnya prosentase sekolah SMP menerapkan MBS 50,00% Meningkatnya prosentase sekolah SMA/SMK menerapkan MBS 48,23% Persentase sekolah yang menerapkan MBS SD Persentase sekolah yang menerapkan MBS SMP Persentase sekolah yang menerapkan MBS SMA/SMK 10% 36.05% 360.5% 40 50.26 125.65 35.00% 46.98% 134.2% 50 69.88 139.76 50% 75.67% 84.08% 48.23 72.22 149.740 Dari tabel diatas indikator Kinerja Utama (IKU) dikelompokkan untuk mengetahui berapa indikator yang termasuk dalam katagori sangat baik, baik, cukup dan katagori kurang. - Terdapat 20 indikator dengan nilai >90% mengalami kenaikan dengan katagori sangat baik - 4 (Empat) indikator tercapai dengan nilai kinerja 70 % - 89,99 %; atau dengan katagori baik. - 2 (dua) indikator kinerja tercapai dengan nilai kinerja 55 % - 69,99 %; atau dengan katagori cukup. - 2 (dua) indikator kinerja tercapai dengan nilai kinerja < 55 % ; atau dengan katagori kurang. Pengelompokkan Indikator Kinerja Utama (IKU) 55-69,99%, 2 <55%, 2 70-89,99%, 4 >90%, 20 >90% 70-89,99% 55-69,99% <55% Gambar 3. 2 Grafik Indikator Kinerja Utama (IKU) 39

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Berdasarkan indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan di tahun 2015 dengan surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Nomor...terdapat 28 indikator Kinerja Utama sebagai sasaran kinerja dinas Pendidikan. Penetapan indkator kinerja tersebut merupakan sasaran program kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun anggaran 2015. Yang telah ditetapkan target capaiannya, sehingga akan dapat dibandingkan seberapa besar realisasi dari masing-masing indikator sasaran. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian (keberhasilan/ kegagalan) target kinerja dan sebagai bahan evaluasi kinerja, diperlukan informasi capaian target yang telah ditetapkan. Di bawah ini diuraikan capaian kinerja atas sasaran/target kinerja seperti tercantum dalam penetapan kinerja tahun 2014 sebagai berikut : Sasaran 1 Meningkatnya APK PAUD mencapai 60,52% Program Penuntasan buta aksara adalah salah satu bagian dari perhitungan dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sehingga menjadi prioritas program yang harus dituntaskan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai asset pembangunan. Hal ini juga sebagai bagian dari pemenuhan hak warga negara dalam memperoleh pelayanan pendidikan sehingga akan mampu meningkatkan daya saing SDM di era persaingan global. Capaian Angka Partisipasi Kasar PAUD ini diambil dari hasil perhitungan Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Bumbu. Seperti yang tertera dalam tabel dibawah ini Tabel 3. 2 Realisasi IKU Angka Partisipasi Kasar PAUD 2015-2016 Sasaran strategis Meningkatnya APK PAUD mencapai 60,52% Indikator Kinerja APK PAUD Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 54.00% 59.81% 110.80% 60.52 70.327 116.2 40

Berdasarkan data kinerja diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian IKU angka partisipasi kasar (APK) PAUD pada tahun 2016 telah melampaui target yang ditetapkan dengan persentase capaian sebesar 70.327% dari target yang ditetapkan sebesar 60.52%. Bila dibandingkan dengan capaian di tahun 2015 yakni sebesar 59.81%, maka prosentase kenaikan capaian ditahun 2016 sebesar 10,517%. Untuk melihat lebih jelas disajikan grafik dibawah ini APK PAUD Series1 Series2 116.20 60.52 70 T A R G E T R E A L I S A S I % Gambar 3. 3 Grafik Capaian APK PAUD 2015-2016 Permasalahan Meskipun target kinerja yang ditetapkan dapat tercapai, namun dalam meningkatkan angka partisipasi kasar anak usia dini masih dijumpai permasalahan, hambatan dan kendala yang dihadapi antara lain : 1. Peningkatan APK terberat pada rentang usia 0-2 tahun, dikarenakan masih terlalu banyak intervensi dari orang tua sehingga masih jarang anak usia tersebut yang masuk PAUD 2. Lembaga PAUD masih terbatas terutama didaerah-daerah pedesaan, daerah terjauh. tedapat beberapa desa yang belum memiliki lembaga PAUD 41

3. Ketersediaan tenaga pengajar yang masih terbatas terutama yang memiliki pendidikan berlatangbelakang Pendidikan PAUD. Terlihat baru 26,55% guru PAUD yang berlatang belakang pendidikan S1. 4. Ketersediaan sarana prasarana terutama bangunan yang kurang representatif dan. Terutama sarana pendukung pembelajaran. Solusi Untuk dapat meningkatkan Angka Partisipasi Kasar pada pedidikan AnakUsia Dini di tahun 2015 beberapa program yang harus dilakukan antara lain : 1. Pemenuhan pembentukan satu desa satu PAUD yang diproiritaskan bagi daerah terdepan, terluar dan tertinggi, dengan memberikan bantuan berupa penyelenggaraan rintisan PAUD baru 2. Pembentukan gugus PAUD agar meningkatkan kompetensi pendidikan dengan pertemuan-pertemuan yang dilasanakan oleh masing-masing gugus sehingga imbas dari satuan PAUD yang sudah establish bisa menyebar kepada satuan-satuan PAUD lainnya 3. Konsentrasi pada layanan anak usia dini yang berumur 3-6 tahun sehigga dalam penghitungan APK tidak dmilai dari anak 0-6 tahun, tetapi dimulai dari anak 3-6 tahun. 4. Merealisasikan gerakan satu desa satu PAUD terutama bagi desa-desa yang belum terjangkau layanan PAUD 5. Melengkapi fasilitas sarana prasarana pembelajaran PAUD 6. Memberikan bantuan insentif (honor) bagi tenaga pengajar 7. Peningkatan kualifikasi tenaga pendidik minimal S1 PAUD 8. Tetap memprogramkan bantuan operasional untuk kelangsungan kegiatan pembelajaran 9. Pembangunan Gedung baru (USB) serta rehabilitasi ruang kelas yang rusak Beberapa poin diatas menjadi bahan untuk penetapan kebijakan, serta penyusunan program dan kegiatan ditahun 2016, sehingga akan terjadi peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan Anak Usia Dini. 42

Sasaran 2 Meningkatnya APK SD/MI mencapai 117,58 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 2, dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3. 3 Perkembangan Prosentase APK SD/MI 2015-2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % Meningkatnya APK SD/MI mencapai 117,58 APK SD/MI 117.58 106 90.49 Berdasarkan data kinerja diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian IKU angka partisipasi kasar (APK) SD pada tahun 2016 belum melampaui target yang ditetapkan dengan persentase capaian sebesar 106% dari target yang ditetapkan sebesar 117.58%. Secara grafis dapat disajikan sebagai berikut : APK SD/MI Series1 Series2 150 100 50 0 117.58 106 90 TARGET REALISASI % Gambar 3. 4 Grafik Capaian APK SD 2016 Gambar 3.3 Grafik Capaian Angka Partisipasi Kasar SD 2016 1 Sasaran 3 Meningkatnya APK SMP/MTs mencapai 94,20% 43

Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 3, dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3. 4 Capaian APK SMP/MTs 2015-2016 Sasaran strategis 2015 Meningkatnya APK SMP/MTs mencapai 94,20% Indikator Kinerja APK SMP/MTs Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 100.00% 93.01% 93.01% 94.2 99,880 104.97 Berdasarkan data kinerja diatas dapat dijelaskan bahwa IKU APK SMP/SMPLB/paket B di tahun 2016 sudah mencapai target yang ditetapkan. Terlihat targetnya sebesar 94,2% dan tercapai 98,880%. Bila dibandingkan dengan capaian ditahun 2015 sebesar 93,01%, ditahun 2016 terjadi kenaikan sebesar 99,880%, artinya terjadi kenaikan sebesar 6,87%. Pencapaian APK dari target ini diperoleh melalui beberapa program antara lain, Penambahan Unit Sekolah Baru (USB), Penambahan Ruang kelas Baru (RKB), rehabilitasi berat dan ringan ruang kelas, Bantuan Operasional Pendidikan (BOP), Program Kartu Sehat dan Pintar (Kaspin) yang diperuntukkan bagi siswa kurang mampu, Penyelenggaraan paket B/setara Sekolah Lanjutan Pertama. Dalam bentuk grafik capaian indikator ini disajikan sebagai berikut : APK SMP/MTS Series1 Series2 120 100 80 60 40 20 0 94.2 99 105 TARGET REALISASI % Gambar 3. 5 Grafik Capaian APK SMP/MTs 2015-2016 44

Sasaran 4 Meningkatnya APK SMA/SMK/MA mencapai 72,50% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 4, dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3. 5 Perkembangan Pencapaian APK SMA/SMK 2015-2016 Sasaran strategis Meningkatnya APK SMA/SMK/MA mencapai 72,50% Indikator Kinerja APK SMA/SMK/ MA Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 75% 72.23% 96,31% 72.5 78,073 107.69 Berdasarkan data diatas dapat dijelaskan bahwa IKU APK SMA/SMK/SMLB/Paket C pada tahun 2016 sudah mencapai target yang ditetapkan. Hal ini terlihat dari realisasi target yang mencapai 78,073% dari target yang ditetapkan sebesar 72,5%, dengan persentase capaian sebesar 107,69%. Bila dibandingkan data tahun 2015 dengan target 75% dan realisasi sebesar 72,23%, persentase capaian indikator sebesar 107,69%. Kenaikan APK SMA/SMK/SMLB/paket C semakin meningkat hal ini karena: a) Program bantuan akses khususnya RKB dan USB meningkat ditahun 2015. program yang mengarah pada peningkatan daya tampung terus dilakukan seperti pembangunan Unit Sekolah Baru (USB), Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB), Rehabilitasi ruang kelas yang rusak, bantuan operasional Manajemen Mutu (BOMM). b) Adanya inisiatif masyarakat untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan baru seperti SMA/SMK dan MA Swasta c) Kesadaran masyarakat untuk melanjutkan sekolah dijenjang pendidikan menengah sejalan dengan adanya program pencitraan sekolah d) Kemampuan ekonomi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya sejalan dengan Semakin membaiknya perekonomian masyarakat. e) Adanya Program beasiswa untuk siswa dari kalangan masyarakat kurang mampu 45

f) Banyaknya program BSM, sehingga meningkat minat siswa untuk melanjutkan sekolah kejenjang pendidikan menengah APK SMA/SMK/MA 120 100 80 60 108 40 72.5 78 20 0 TARGET REALISASI % Series1 Series2 Gambar 3. 6 Grafik Capaian APK SMA/SMK/MA/Paket C 2015-2016 Sasaran 5 Meningkatnya APK Non Formal 91,72% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 5, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 6 Pekembangan Capaian APK Non Formal 2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2016 T R % Meningkatnya APK Non Formal 91,72% APK Non Formal 91.72 91,89 100,18 Berdasarkan data diatas dapat dijelaskan bahwa APK Non Formal pada tahun 2016 sudah mencapai target yang ditetapkan. Hal ini terlihat dari 46

realisasi target yang mencapai 91,89% dari target yang ditetapkan sebesar 91,72%, dengan persentase capaian sebesar 100,18%. Dalam bentuk grafik capaian indikator ini disajikan sebagai berikut : APK NON FORMAL 2016 Series1 Series2 91.72 91.89 T A R G E T R E A L I S A S I Gambar 3. 7 Grafik Capaian APK Non Formal 2015-2016 Sasaran 6 Meningkatnya APS SD/MI 99,45 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 6, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 7 Perkembangan APS SD/MI 2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2016 T R % Meningkatnya SD/MI 99,45 APS APS SD/MI 99.45 117 117.27 Angka Partisipasi sekolah menggambarkan tertampungnya penduduk usia sekolah dilayanan pendidikan. Berdasarkan data diatas dapat dijelaskan bahwa IKU APS SD/MI pada tahun 2016 telah mencapai target yang ditetapkan.hal ini terlihat dari realisasi target yang mencapai 117% dari target 47

yang ditetapkan sebesar 99,45%, dengan persentase capaian sebesar 117,27%. Indikator ini merupakan indicator baru yang ditetapkan dalam Rencana strategis Dinas Pendidikan. APS SD/MI Series1 Series2 150 100 50 99.45 117 117 TARGET REALISASI % Gambar 3. 8 Grafik Capaian APS SD/MI 2016 Sasaran 7 Meningkatnya APS SMP/MTs 77,89% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 7, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 8 Perkembangan Capaian APS SMP/MTs 2016 Sasaran strategis Meningkatnya APS SMP/MTs 77,89% Indikator Kinerja APS SMP/MTS Tahun 2016 T R % 77.89 107 137.22 Pada jenjang SMP Angka Partisipasi Sekolah juga cukup menggembirakan. Terlihat capaian realisasinya dari target sebesar 77,89% dapat terealisasi sebesar 107%, dengan capaian prosentase 137,22%. Capaian ini cukup menggembirakan mengingat capaian ini cukup tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa layanan pendidikan telah memberikan kesemptan bagi pendduk usia 13-15 Tahun mengenyam pendidikan. Secara grafis dapat disajikan dibawah ini : 48

APS SMP/MTS Series1 Series2 140 120 100 80 60 40 20 0 137 107 77.89 TARGET REALISASI % Gambar 3. 9 Grafik Capaian APS SMP?MTs 2016 Sasaran 8 Meningkatnya APS SMA/SMK/MA 64,75 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 8, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 9 Perkembangan Capaian APS SMA/SMK/MA 2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2016 T R % Meningkatnya APS SMA/SMK/MA 64,75 APS SMA/SMK/MA 64.75 71 110.01 Pada jenjang SMA/SMK/MA capaian Angka Partisipasi Sekolah (APS) juga telah mencapai target yang ditetapkan, Dari 64,75% target yang ditetapkan tercapai sebesar 71% dengan prosentase capaian sebesar 110,01%. Pada jenjang ini Angka Partisipasi Sekolah Belum mencapai 100% hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat penduduk usia 16-18 tahun belum 49

tertampung di jenjang pendidikan SMA/SMK/MA. Secara grafis capaian indikator ditahun 2014-2015 disajikan dibawah ini APS SMA/SMK/MA 150 100 50 64.75 71 110 0 TARGET REALISASI % Series1 Series2 Gambar 3. 10 Grafik Capaian APM SMA/SMK/MA 2015-2016 Sasaran 9 Meningkatnya APM SD/MI 99,40% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 9, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 10 Perkembangan Capaian APM SD/MI 2015-2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % Meningkatnya SD/MI 99,40% APM APM SD/MI 100.00 % 99.35% 99.35% 99.4 92.201 92.76 Dari data diatas terlihat bahwa target kinerja yang ditetapkan sebesar 99,40% belum terpenuhi, karena capaian APM SD/MI/Paket A tahun 2016 sebesar 92,201% dengan persentase capaian sebesar 92,76 %. Bila dibandingkan dengan capaian ditahun 2015 sebesar 99,35% maka terjadi penurunan sebesar 6,59%. Jumlah penduduk usia 7-12 tahun di tahun 2016 sebanyak 33.334 orang sementara jumlah siswa SD/MI/Paket A sebanyak 50

38.457 orang, hal ini berarti masih terdapat penduduk usia 7-12 tahun belum bersekolah. Pencapaian APM ini diperoleh melalui beberapa program antara lain, Penambahan Unit Sekolah Baru (USB), Penambahan Ruang kelas Baru (RKB), rehabilitasi berat dan ringan ruang kelas, Bantuan Operasional Pendidikan (BOP), Program Kartu Sehat dan Pintar (Kaspin) yang diperuntukkan bagi siswa kurang mampu, Penyelenggaraan paket A/setara Sekolah Dasar. Disamping pembiayaan dari pemerintah daerah, program dan kegiatan yang mendukung tercapainya APM diatas juga dibiayai dari anggaran Pemerintah provinsi Kalimantan Selatan dan juga bantuan dari APBN. Untuk melihat capaian kinerja ini disajikan dalam bentuk brafik dibawah ini Gambar 3. 11 Grafik Capaian APM SD/MI/Paket A 2015-2016 Sasaran 10 Meningkatnya APM SMP/MTs mencapai 75,21% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 10, dapat digambarkan sebagai berikut : 51

Tabel 3. 11 Perkembangan Capaian APM SMP/MTs 2015-2016 Sasaran strategis Meningkatnya APM SMP/MTs mencapai %%75,21 Indikator Kinerja APM SMP/MTs Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 80.10% 73.64% 91.94% 75.21 73.644 97.92 Berdasarkan data kinerja diatas dapat dijelaskan bahwa IKU APM SMP/SMPLB/paket B tidak dapat mencapai target yang ditetapkan 75,21% dengan capaian hanya 73,644% dan persentase capaian sebesar 97,92%. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, capaian ditahun 2016 tidak mengalami kenaikan atau penurunan. Bentuk intervensi yang dilakukan antara lain Pemberian Bantuan bagi siswa kurang mampu melalui program Kartu Sehat dan Pintar (KASPIN). Penambahan Ruang Kelas Baru (RKB), Rehabilitasi ruang kelas, Bantuan Oprasional Pendidikan (BOP), baik sekolah negeri maupun swasta. Secara grafis dapat disajikan dibawah ini : Gambar 3. 12 Grafik Capaian APM SMP/MTs 2015-2016 Sasaran 11 Meningkatnya APM SMA/SMK/MA mencapai 60,05% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 11, dapat digambarkan sebagai berikut : 52

Tabel 3. 12 Perkembabngan APM SMA/SMK/MA 2015-2016 Sasaran strategis Meningkatnya APM SMA/SMK/MA mencapai 60,05% Indikator Kinerja APM SMA/SMK/MA Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 60.87% 60.51% 99.41% 60.05 79.016 131.58 Pada jenjang SMA/SMK/MA capaian Angka Partisipasi Murni (APM) tahun 2016 sebesar 79.016%, angka ini sudah melampui target yang ditetapkan sebesar 60,05% dengan prosentase kenaikan 131,58%. Bila dibandingkan dengan capaian ditahun 2015 sebesar 60,51% capaian ditahun 2016 ini mencapai 18,506%. Jumlah penduduk usia 16-18 tahun sebanyak 15.658 dari jumlah penduduk ini yang bersekolah sebanyak 11.310, masih terdapat 4.348 orang yang belum bersekolah atau bisa juga karena lulusan SMP/MTS melanjutkan disekolah daerah lain. Capaian indikator kinerja APM SMA/SMK.MA nasional pada tahun 2016 sebesar 57,15, Bila dibandingkan dengan capaian indikator tersebut di Kabupaten Tanah Bumbu sebesar 60,51% maka capaian Kabupaten Tanah Bumbu lebih tinggi 3,36%, bila dibandingkan dengan capaian APK SMP/MTs di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 52,25%, maka capaian Kabupaten Tanah Bumbu juga masih lebih tinggi 8,26% Secara grafis capaian indikator ditahun 2014-2015 disajikan dibawah ini Gambar 3. 13 Grafik Capaian APM SMA/SMK/MA 2015-2016 53

Sasaran 12 Meningkatnya Persentase Desa minimal memiliki 1 lembaga PAUD 93,29% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 12, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 13 Capaian Persentase Desa Minimal Memiliki 1 Lembaga PAUD 2015-2016 Sasaran strategis Meningkatnya Persentase Desa minimal memiliki 1 lembaga PAUD 93,29% Indikator Kinerja Persentase desa minimal memiliki 1 lembaga PAUD Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 93.29 95.33 102.19 Sebagai gerakan yang dicanangkan secara nasional capaian indikator prosentase 1 desa 1 PAUD ini cukup menggembirakan mengingat jumlah lembaga PAUD dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dimana hampir seluruh Desa telah berdiri layanan PAUD. Pada tahun 2016 dari 150 desa yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu telah terbangun lembaga PAUD di 143 desa. Artinya hanya 7 desa yang belum memiliki lembaga PAUD. Target ditahun 2016 sebesar 93,29% dan terealisasi sebesar 95,33%. Prosentase capaiannya sebesar 102,19%. Secara grafis dapat disajikan sebagai berikut: Gambar 3. 14 Persentase Desa Minimal Memiliki 1 Lembaga PAUD 2016 54

Sasaran 13 Meningkatnya angka rata-rata lama sekolah sampai 8,78Th Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 13, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 14 Persentase Angka Rata-Rata Lama Sekolah 2015-2016 Sasaran strategis Meningkatnya angka rata-rata lama sekolah sampai 8,78Th Indikator Kinerja Rata-rata lama sekolah Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 8.30 th 7.98 th 87.47 % 8.78 7,38 84,05 Rata-rata lama sekolah ini menjelaskan rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani.lamanya bersekolah merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan individu yang dilakukan pemerintah daerah Rata-rata lama sekolah ini juga merupakan salah satu Indikator Indeks Pembangunan Manusia yang menunjukkan lamanya seseorang bersekolah dari masuk sekolah dasar sampai dengan tingkat pendidikan terakhir atau rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Target yang ditetapkan pada indikator ini sebesar 8,78 th, hasil yang dicapai realisasi dari target ini adalah 7,38 th. Angka ini di tahun 2016 turun 0,6.bila dibandingkan dari tahun 2015 yang saat itu mencapai 7,98. Secara grafis dapat disajikan sebagai berikut : Rata-rata lama sekolah 9 8 7 6 TARGET REALISASI Gambar 3. 15 Grafik Capaian Angka Rata-Rata Lama Sekolah 2015-2016 55

Walaupun terjadi kenaikan namun angka ini secara umum masih rendah karena capaian ini menggambarkan penduduk Tanah Bumbu rata-rata hanya bersekolah sampai kelas satu SLTP. Bila melihat target RPJMD sebesar 8,03% maka ditahun 2015 diperlukan upaya dan trobosan pada sistem pengelolaan pendidikan terutama untuk meningkatkan daya tampung sekolah agar penduduk usia sekolah dapat tertampung pada pendidikan formal, terutama bagi penduduk yang berdomisilai pada wilayah terjauh. Karena untuk mencapai target RPJMD tersebut ditahun 2015 harus diperoleh kenaikan sebesar 0,13% Sasaran 14 Meningkatnya angka harapan sekolah mencapai 11,38 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 14, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 15 Capaian Angka Harapan Sekolah 2015-2016 Sasaran strategis Meningkatnya angka harapan sekolah mencapai 11,38 Indikator Kinerja Harapan sekolah Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 11.38 11,42 100,35 Harapan lama sekolah dimaksudkan lamanya sekolah (dalam tahun yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu dimasa mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini. Angka Harapan lama sekolah dihitung untuk penduduk usia 7 tahun ke atas. HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan system pendidikan diberbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam Tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak. 56

Berdasarkan data kinerja diatas dapat dijelaskan bahwa IKU Harapan lama sekolah (HLS) ditahun 2016 telah mencapai target sebesar 11,42. terlihat dari target 11,38 tahun terealisasi 11,42 tahun. Prosentase capaiannya sebesar 100,35%. Hal ini menunjukkan terjadi kenaikan harapan lama sekolah bagi penduduk usia sekolah di Kabupaten Tanah Bumbu. Harapan sekolah 2016 11.38 11.42 0 2015 REALISASI TARGET REALISASI Gambar 3. 16 Capaian Persentase Angka Harapan Sekolah 2016 Sasaran 15 Kualifikasi pendidikan S1 untuk guru PAUD sekurang-kurangnya 51,31% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 15, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 16 Perkembangan Pendidiakan S1 Guru PAUD 2015-2016 Sasaran strategis Kualifikasi pendidikan S1 untuk guru PAUD sekurang-kurangnya 51,31% Indikator Kinerja Persentase Guru PAUD berkualifikasi S1 PAUD Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 10.00% 41.57% 415.70% 51.31 43.96 85.68 57

Pada jenjang TK/RA/BA/KB/TPA prosentase guru yang memiliki kualifikasi S1 PAUD telah mencapai target yang ditetapkan, Ditahun 2016 persentase guru TK/RA/BA/KB ditargetkan 51,31%, capaiannya belum melampui target cukup yakni sebesar 43,96%. Bila dibandingkan dengan tahun 2015 dengan capaian 41,57%, kenaikan capaian ditahun 2016 naik sebesar 2,39%. Dengan kenaikan yang belum signifikan maka diperlukan terobosan program agar persentase guru PAUD berkualifikasi S1 dapat ditingkatkan. Secara grafis dapat disajikan sebagai berikut : Gambar 3. 17 Grafik Kualifikasi Pendidikan S1 Guru PAUD 2015-2016 Permasalahan Beberapa kendala untuk peningkatan kualifikasi Pendidikan guru-guru TK/RA/BA/KB antara lain : 1. Akses dengan Perguruan Tinggi yang menyediakan program studi PG PAUD cukup jauh. 2. Kesadaran guru-guru untuk kembali melanjutkan perkuliahan masih rendah, karena paktor usia 3. Keterbatasan pembiayaan untuk melanjutkan kuliah karena rata-rata tenaga pendidik jenjang TK/RA/BA/KB tenaga honorer. 58

Solusi Dari kendala diatas diharapkan penetapan program dan kegiatan yang ditetapkan dapat memfasilitasi beberapa kendala diatas antara lain melalui : 1. Menjalin kerjasama dengan perguruan Tinggi yang memiliki program studi yang linier dengan pendidikan guru-guru TK 2. Menganggarkan pembiayaan untuk membantu biaya perkuliahan 3. Menyediakan beasiswa atau bantuan pendidikan lainnya bagi tenaga Walaupun dalam kenyataannya belum ada progrm dan kegiatan yang khusus diperuntukkan bagi tercapainya target indikator ini, karena biaya untuk melanjutkan studi ini dibiayai sendiri oleh guru-guru yang bersangkutan Sasaran 16 Kualifikasi pendidikan S1 untuk guru SD/MI sekurang-kurangnya 82,74% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 16, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 17 Perkembangan Pendidikan S1 Guru SD/MI 2015-2016 Sasaran strategis Kualifikasi pendidikan S1 untuk guru SD/MI sekurangkurangnya 82,74% Indikator Kinerja Persentase Guru SD/MI berkualifikasi S1 Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 50.00% 79.29% 158.58% 82.74 91.03 110.02 Berdasarkan data kinerja diatas dapat dijelaskan bahwa IKU persentase guru SD/SDLB dalam jabatan berkualifikasi akademik S1/D4. telah mencapai target yang ditetapkan. Hal ini terlihat dari realisasi sebesar 91,03% dari target yang ditetapkan sebesar 82,74%, dengan persentase pencapaian sebesar 110,02%. Bila dibandingkan di tahun 2015 capaian sebesar 79,29% maka terjadi kenaikan 11,74% di tahun 2016. 59

Sejalan dengan tuntutan peraturan perundang-undangan tentang guru dan dosen yang menuntut kualifikasi tenaga pendidik disemua jenjang harus berkualifikasi S1 perlu dilakukan upaya kerjasama dengan Perguruan Tinggi atau program peningkatan Kualifikasi Tenaga Pendidik. Secara grafis dapat disajikan sebagai berikut: Persentase Guru SD/MI berkualifikasi S1 120 100 82.74 91.03 110 80 60 40 20 0 TARGET REALISASI % Series1 Series2 Gambar 3. 18 Capaian Persentase Pendidikan S1 Guru SD/MI 2015-2016 Permasalahan Walaupun terjadi kenaikan dan melampaui target RPJMD di tahun ke 4 ini, masih ditemui beberapa permasalahan, hambatan dan kendala antara lain: 1. Letak Perguruan Tinggi yang menyediakan Program Studi linier sangat jauh 2. Belum dianggarkan pembiayaan khusus bagi peningkatan kualifikasi pendidikan bagi guru-guru PAUD dan SD. Kalaupun ada yang melanjutkan kuliah, sumber pembiayaan dari swadaya masing-masing 3. Masih rendahnya kesadaran untuk melanjutkan kuliah, terutama bagi guruguru senior dan guru-guru berpenghasilan rendah (golongan II) 4. Pola rekrutmen yang belum sesuai standar yang ditetapkan Solusi Melihat hambatan dan kendala yang dihadapi diatas beberapa langkah antisipasi yang harus dilakukan di tahun 2014 adalah : 60

1. Memberikan bantuan bagi guru untuk meningkatkan kualifikasi akademiknya 2. Mengusulkan guru-guru penerima beasiswa dari sumber APBD I dan Pusat Penerapan Undang-undang tentang guru dan dosen serta permendiknas yang mewajibkan guru-guru berpendidikan minimal S1. Sasaran 17 Kualifikasi pendidikan S1 untuk guru SMP/MTs sekurang-kurangnya 94,56% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 17, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 18 Kualifikasi Pendidikan S1 Guru SMP/MTs 2015-2016 Sasaran strategis Kualifikasi pendidikan S1 untuk guru SMP/MTs sekurangkurangnya 94,56% Indikator Kinerja Persentase Guru SMP/MTs berkualifikasi S1 Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 94.00% 93.47% 99.44% 94.56 92.67 98 Pada jenjang SMP/MTS, berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa di tahun 2016 dari target capain pada indikator Kinrja Utama (IKU) peningkatan prosentase guru-guru SMP/MTs yang berkualifikasi S1 dengan target 94,56% terealisasi sebesar 92,67% dengan prosentase capaian 98%. Capaian ini turun sebesar 0,8% bila dibandingkan capaian ditahun 2015 yang saat itu sebesar 93,47%.Lihat grafik dibawah ini 61

PERSENTASE GURU SMP/MTS BERKUALIFIKASI S1 Series1 Series2 99 98 97 96 95 94 93 92 91 90 94.56 TARGET REALISASI % 93 98 Gambar 3. 19 Grafik Perkembangan Pendidikan S1 Guru SMP/MTs 2015-2016 Permasalahan : Guru-guru yang belum memiliki kualifikasi S1 ini merupakan guru-guru yang mengajar pada sekolah Swasta dan MadrasahTsanawiyah disamping itu terdapat juga pada sekolah-sekolah negeri namun angkanya tidak terlalu besar karena umumnya terjadi pada guru-guru senior yang karena faktor usia tidak berminat lagi untuk melanjutkan. Beberapa kendala terkait pencapaian IKU ini antara lain : 1. Letak Perguruan Tinggi yang jauh dari jangkauan 2. Keterbatasan Pembiayaan 3. Masih rendahnya kesadaran bagi guru-guru untukmelanjutkan pendidikan Beberapa kebijakan yang harus ditempuh antara lain : 1. Menyediakan pembiayaan bagi guru-guru untuk melanjtkan perkuliahan 2. Pengajuan formasi sesuai kebutuhan dan kualifikasi pendidikan 3. Menyediakan beasiswa khususnya bagi guru-guru yang mengajar didaerah terjauh, terdepan dan terpencil 62

Sasaran 18 Kualifikasi pendidikan S1 untuk guru SMA/SMK/MA sekurangkurangnya 98,61% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 18, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 19 Pendidikan S1 Guru SMA/SMMK/MA 2015-2016 Sasaran strategis Kualifikasi pendidikan S1 untuk guru SMA/SMK/MA sekurangkurangnya 98,61% Indikator Kinerja Persentase Guru SMA/SMK berkualifikasi S1 Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 98.00% 98.29% 100.30 % 98.61 85.91 87.12 Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) peningkatan Kualifikasi Pendidikan bagi guru-guru SMA/SMK/MA belum melebihi target yang ditetapkan. Dari 98,61% yang 87,12%. Capaian tahun 2016 ini turun 12,38% bila dibandingkan capaian ditahun 2014 yang saat itu terealisasi 98,29%. Dapat dilihat dalam grafik dibawah ini. Gambar 3. 20 Grafik Perkembangan Pendidikan S1 Guru SMA/SMK/MA 2015-2016 63

Pada umumnya kualifikasi pendidikan guru pada jenjang SMA/SMK/MA relatif lebih baik, mengingat pada jenjang ini umumnya guru-guru yang mengajar telah memiliki kualifikasi S1, walaupun belum sepenuhnya linier dengan mata pelajaran yang diampu. Dengan target yang ditetapkan belum tercapai, upaya untuk terus meningkatkan guru SMA/SMK/SMLB berkualifikasi S1/D4 dapat dilakukan, melalui : a) Dukungan data guru-guru yang memiliki kualifikasi akademik S-1/D-4 dari sekolah agar semkin valid b) Meningkatkan jumlah guru-guru yang memiliki jenjang kualifikasi akademik S-1/D-4 c) Melakukan pendataan guru-guru yang sedang melanjutkan kejenjang S- 1/D-4 d) Menghimbau kepada unsur dinas pendidikan, Pengawas, Kepala Sekolah, Dewan Pendidikan, guru pada setipa pelaksanaan kegiatan yang melibatkan unsur-unsr tersebut agar guru-guru yang belum memiliki kualifikasi S-1/D-4 mau melanjutkan pendidikan kejenjang S-1/D-4 Sasaran 19 Meningkatnya Persentase nilai Uji Kompetensi Guru PAUD Memenuhi pasing grade mencapai 65,92% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 19, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 20 Prosentase Nilai UKG Guru PAUD Memenuhi Passing Grade 2015 Sasaran strategis Meningkatnya Persentase nilai Uji Kompetensi Guru PAUD Memenuhi pasing grade mencapai 65,92% Indikator Kinerja Persentase Nilai Uji Kompetensi Guru PAUD memenuhi passing grade Tahun 2014 Tahun 2015 T R % T R % 65.92 59.1 89.65 64

Uji Kompetensi Guru (UKG) ditujukan untuk melihat dan memetakan kompetensi tenaga pendidik. UKG ini dimulai sejak tahun 2015, ditujukan bagi semua guru yang bersetatus PNS maupun Non PNS di semua jenis dan jenjang pendidikan. Hasil UKG akan dijadikan dasar untuk menentukan jenis pendidikan dan pelatihan yang harus diberikan kepada guru untuk meningkatkan kompetensi nya sebagai tenaga pengajar. Dari data diatas pada indikator prosentase nilai ujian kompetensi guru PAUD belum mencapai target yang ditetapkan artinya hasil Uji Kompetensi Guru masih rendah dan belum mencapai passing grade yang ditetapkan secara nasional. Dari target 65,92, nilai rata-rata hasil UKG guru PAUD terealisasi sebesar 59,10. Prosentase capaiannya 89,65 PERSENTASE NILAI UJI KOMPETENSI GURU PAUD MEMENUHI PASSING GRADE 100 50 Series1 TARGET, 65.92 REALISASI, 59.10 %, 90 0 TARGET REALISASI % Gambar 3. 21 Grafik Prosentase NIlai UKG 2015 Guru PAUD Memenuhi Passing Grade Sasaran 20 Meningkatnya Persentase nilai Uji Kompetensi Guru SD/MI Memenuhi pasing grade mencapai 54,38% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 20, dapat digambarkan sebagai berikut : 65

Tabel 3. 21 Prosentase Nilai UKG SD/MMI Memenuhi Passing Grade 2015 Sasaran strategis Meningkatnya Persentase nilai Uji Kompetensi Guru SD/MI Memenuhi pasing grade mencapai 54,38% Indikator Kinerja Persentase Nilai Uji Kompetensi Guru SD/MI memenuhi passing grade Tahun 2015 T R % 54.38 44.46 81.76 Pelaksanaan UKG di tingkat SD telah menghasilkan nilai kompetensi guru. Target yang harus dicapai semua guru SD di Tanah Bumbu ditetapkan sebesar 54,38. Dari pelaksanaan UKG diperoleh capaian sebesar 44,46. Ini menunjukkan bahwa rata-rata guru SD di Tanah Bumbu belum mencapai passing grade. Prosentase capainnya adalah sebesar 81,76. Capaian hasil UKG di tingkat SD ini harus ditingkatkan dimasa yang akan datang, karena ini menjadi salah satau tolak ukur melihat kompetensi guru dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga pendidik dan pengajar. Secara grafis dapat disajikan sebagai berikut PERSENTASE NILAI UJI KOMPETENSI GURU SD/MI MEMENUHI PASSING GRADE Series1 Series2 100 50 0 54.38 44.46 TARGET REALISASI % 82 Gambar 3. 22 Grafik Prosentase Nilai UKG 2015 Guru SD Memenuhi Passing Grade Sasaran 21 Meningkatnya Persentase nilai Uji Kompetensi Guru SMP/MTs Memenuhi pasing grade mencapai 70,41% 66

Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 21, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3.22 Perkembangan Prosentase nilai Uji Kompetensi Guru SMP/MTs Memenuhi Passing Grade Tahun 2015 1 Tabel 3. 22 Prosentase Nilai UKG Guru SMP/MTs Memenuhi Passing Grade 2015 Sasaran strategis Meningkatnya Persentase nilai Uji Kompetensi Guru SMP/MTs Memenuhi pasing grade mencapai 70,41% Indikator Kinerja Persentase Nilai Uji Kompetensi Guru SMP/MTs memenuhi passing grade Tahun 2015 T R % 70.41 60.49 85.9 Secara nasional passing grade UKG ini akan terus ditingkatkan hingga pada tahun 2019 ditetapkan passing grade sebesar 8,00. tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru dan menjadi dasar untuk pemerataan kualitas guru diindonesia. Pada jenjang SMP hasil tes UKG diperoleh nilai rata-rata sebesar 60,49. Angka ini belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 70,41. Hal ini berarti rata-rata hasil UKG guru SMP belum mencapai passing grade. Secara grafis dapat disajikan sebagai berikut PERSENTASE NILAI UJI KOMPETENSI GURU SMP/MTS MEMENUHI PASSING GRADE Series1 Series2 70.41 60.49 85.90 T A R G E T R E A L I S A S I % Gambar 3. 23 Grafik Prosentase Nilai UKG 2015 Guru SD Memenuhi Passing Grade 67

Permasalahan Beberapa permasalahan, Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran strategis antara lain : 1. belum terpenuhi sarana prasarana sesuai dengan standar yang ditetapkan pada 8 standar nasional pendidikan 2. belum terpenuhinya ketenagaan (SDM) yang memahami pelaksanaan akreditasi 3. keterlambatan dalam proses penyelesaian administrasi peng akreditasian 4. Kesiapan sekolah untuk memenuhi beberapa persyaratan akreditasi Beberapa kebijakan yang harus ditempuh untuk ketercapaian IKU ini antara lain : 1. Menyiapkan administrasi dan data dukung yang lengkap dan benar sejak awal sebelum pelaksanaan penilaian 2. Memberikan sosialisasi intens kepada kepala sekolah tentang prosedur dan tata cara serta kelengkapan yang diperlukan 3. Melengkapi semua persyaratan terkait 8 standar pendidikan Sasaran 22 Meningkatnya Persentase nilai Uji Kompetensi Guru SMA/SMK/MA Memenuhi pasing grade mencapai 71,20% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 22, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 23 Prosesntase Nilai UKG Guru SMA/SMK/MA Memenuhi Passing Grade 2015 Sasaran strategis Meningkatnya Persentase nilai Uji Kompetensi Guru SMA/SMK/MA Memenuhi pasing grade mencapai 71,20% Indikator Kinerja Persentase Nilai Uji Kompetensi Guru SMP/MTs memenuhi passing grade Tahun 2015 T R % 71,20 63,95 89.81 Sementara pada jenjang pendidikan Menengah Hasil Uji Kompetensi guru juga belum mencapai target yang ditetapkan, dari 72,2 yang ditergetkan hanya mencapai 63,95 dengan prosentase capaian 89,82%. Ketidaktercapaian indicator 68

ini akibat dari beberapa hal antara lain. Terjadinya eror pada system dan jaringan yang mengakibatkan beberapa kesalahan dalam melakukan pengisian jawaban. Kedua kuran tersosialisasinya teknis pelaksanaan UKG bagi guru (peserta) sehingga mengakibatkan sering terjadi human error. Ketiga soal yang disusun kurang variative berdasarkan tugas yang diemban saat ini. Dalam bentuk grafik dapat di gambarkan sebagai berikut : Persentase Nilai Uji Kompetensi Guru SMA/SMK memenuhi passing grade 100 80 60 40 20 0 71.2 63.95 TARGET REALISASI % 89.82 Series1 Series2 Gambar 3. 24 Grafik Prosentase SD/MI Terakreditasi Minimal B 2015-2016 Sasaran 23 Meningkatnya persentase SD/MI memenuhi SPM 80,00% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 23, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 24 Perkembangan Prosentase SD/MI Memenuhi SPM 2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % Meningkatnya persentase SD/MI memenuhi SPM 80,00% Persentase SD/MI yang memenuhi SPM 80 84.54 105.68 Untuk menjamin tercapainya mutu pendidikan yng diselenggarakan pemerintah melalui Mentri Pendidikan Nasional telah menetapkan standar Pelayanan Minimal pendidikan dasar yang dituangkan dalam Peraturan 69

Menteri Pendidikan Nasional No. 15 Tahun 2013. SPM merupakan tolok ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar, sekaligis sebagai acuan dalam perencanaan program dan penganggaran. Pada tahun 2016 ditargetkan jumlah sekolah yang telah memenuhi Standar pelayanan Minimal sebesar 80%, namun baru tercapai 84,54% dengan prosentase capaian sebesar 105,68%. Ini menggambarkan sebagian besar sekolah SD telah memenuhi standar Pelayanan Pendidikan, Namun basih terdapat beberapa sekilah yang belum memenuhi standar Pelayanan Minimal, sehingga diperlukan upaya dalam memenuhinya. Secara grafis dapat disajikan sebagai berikut : PERSENTASE SD/MI YANG MEMENUHI SPM Series1 Series2 150 100 50 0 80 84.54 105.68 TARGET REALISASI % Gambar 3. 25 Grafik Prosentase SD/MI Memenuhi SPM 2016 Sasaran 24 Meningkatnya persentase SMP/MTs memenuhi SPM 80,00% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 24, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 25 Perkembangan Prosentase SMP/MTs Memenuhi SPM 2016 Sasaran strategis Meningkatnya persentase SMP/MTs memenuhi SPM 80,00% Indikator Kinerja Persentase SMP/MTs yang memenuhi SPM Tahun 2014 Tahun 2015 T R % T R % 80 94.58 118.22 70

Pada Jenjang SMP. Capaian Sekolah Yang telah memenuhi standar pelayanan Minimal (SPM) sudah mencapai 94,58% dari target yang ditetapkan sebesar 80% dengan prosentase capaian sebesar 118,22%. Hal ini menjukkan bahwa sebagian besar sekolah pada jenjang SMP telah memenuhi indicator-indikator dalam Standar Pelayanan Minimal. Secara grafis disajikan sebagai berikut : Gambar 3. 26 Grafik Prosentase SMP/MTs Memenuhi SPM 2016 Sasaran 25 Meningkatnya PAUD terakreditasi minimal B 29,63 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 25, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 26 Perkembangan Meningkatnya PAUD Terakreditasi Minimal B Tahun 2015-2016 Sasaran strategis Meningkatnya PAUD terakreditasi minimal B 29,63 Indikator Kinerja Persentase PAUD minimal terakreditasi B Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 20.25 % 23.20% 114.60% 29.63 18.29 61.74 Dalam mengukur kemampuan satuan pendidikan dalam pengelolaan satuan pendidikan berdasarkan 8 standar pendidikan secara rutin dilakukan 71

penilaian akreditasi sekolah. Hasil dari penilaian ini sekolah akan dikelompokkan dalam 4 katagori penilaian yakni nilai A, Nilai B, dan nilai C, disemua jenjang pendidikan. Berdasarkan data kinerja diatas dapat dijelaskan bahwa: IKU persentase TK/KB/RA/BA berakreditasi belum melebihi target yang ditetapkan. Hal ini terlihat dari realisasi sebesar 18,29% dari target yang ditetapkan sebesar 29,63%, Bila dibandingkan dengan tahun 2015 yang tercapai sebesar 23,2%, tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 4,91%. Capaian realisasi yang belum melampaui target ini belum menggambarkan kondisi yang lebih baik karena masih terdapat 76,8% sekolah belum terakreditasi artinya persentase sekolah belum terakreditasi masih tinggi, Secara grafis dapat disajikan sebagai berikut Gambar 3. 27 Capaian TK/RA/BA Terakreditasi Minimal B 2015-2016 Permasalahan Beberapa permasalahan, Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran strategis antara lain : 1. belum terpenuhi sarana prasarana sesuai dengan standar yang ditetapkan pada 8 standar nasional pendidikan 2. belum terpenuhinya ketenagaan (SDM) yang memahami pelaksanaan akreditasi 3. keterlambatan dalam proses penyelesaian administrasi peng akreditasian 72

4. Kesiapan sekolah untuk memenuhi beberapa persyaratan akreditasi Beberapa kebijakan yang harus ditempuh untuk ketercapaian IKU ini antara lain : 1. Menyiapkan administrasi dan data dukung yang lengkap dan benar sejak awal sebelum pelaksanaan penilaian 2. Memberikan sosialisasi intens kepada kepala sekolah tentang prosedur dan tata cara serta kelengkapan yang diperlukan 3. Melengkapi semua persyaratan terkait 8 standar pendidikan Sasaran 26 Meningkatnya SD/MI terakreditasi minimal B 54,14 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 26, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 27 Perkembangan Meningkatanya SD/MI Terakreditasi Minimal B 2015-2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % Meningkatnya SD/MI terakreditasi minimal B 54,14 Persentase SD minimal terakreditasi B 45.00% 48.19% 107.10% 54.14 61.66 113.89 Dari data ini diperoleh informasi bahwa tahun 2016 ditargetkan pencapaian kinerja sebesar 54,14%, dari target ini dapat direalisasikan sebesar 61,66%. jika dibandingkan dengan tahun 2015, capaian indikator mengalami kenaikan sebesar 13,47%. Secara grafis dapat disajikan sebagai berikut. Dalam bentuk grafik dapat di gambarkan sebagai berikut : 73

PERSENTASE SD MINIMAL TERAKREDITASI B Series1 Series2 120 100 80 60 40 20 0 54.14 61.66 TARGET REALISASI % 113.89 Gambar 3. 28 Grafik Prosentase SD/MI Terakreditasi Minimal B 2015-2016 Beberapa Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran strategis antara lain : 1. Ketersediaan sarana prasarana masih terbatas 2. Kesiapan data dukung dan informasi yang belum lengkap dan benar. 3. 8 Standar pendidikan pendidikan rata-rata belum dipenuhi sekolah 4. Ketersediaan SDM yang memahami prosedur dan mekanisme penilaian terbatas Beberapa kebijakan yang harus ditempuh untuk ketercapaian IKU ini antara lain : 1. Menyiapkan administrasi dan data dukung yang lengkap dan benar sejak awal sebelum pelaksanaan penilaian 2. Memberikan sosialisasi intens kepada kepala sekolah tentang prosedur dan tata cara serta kelengkapan yang diperlukan 3. Melengkapi semua persyaratan terkait 8 standar pendidikan 4. Melakukan pembinaan dan pendampingan intensif oleh pengawas. 74

Sasaran 27 Meningkatnya SMP/MTs terakreditasi minimal B 58,33 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 27, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 28 Perkembangan Prosentase SMP/MTs Terakreditasi Minimal B 2015-2016 Sasaran strategis Meningkatnya SMP/MTs terakreditasi minimal B 58,33 Indikator Kinerja Persentase SMP terakreditasi minimal B Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 50.00% 21.63% 43.26% 58.33 68.67 117.73 Pada tahun 2016 ditargetkan untuk mengakreditasi sekitar 58,33% sekolah jenjang SMP/MTs, hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan yang diberikan mengingat meningkatkan mutu dan daya saing dimulai dengan menyediakan layanan pendidikan yang berkualitas, Tahun 2016 dari target sekolah yang terakreditasi minimal B sebesar 58,33% terealisasi sebanyak 68,67%, dengan persentase capaian sebesar 117,73%. Bila dibandingkan dengan tahun 2015 dengan realisasi 21,63%, terjadi kenaikan secara signifikan sebesar 47,04%. Secara grafis dapat disajikan sebagai berikut : Persentase SMP terakreditasi minimal B 120 100 80 60 40 20 0 58.33 68.67 TARGET REALISASI % 117.73 Series1 Series2 Gambar 3. 29 Grafik Prosentase SMP/MTs Terakreditasi Minimal B 2015-2016 75

Beberapa permasalahan yang ditemui untuk tercapainya indikator ini antara lain : 1. Ketersediaan sarana prasarana masih terbatas 2. Kesiapan data dukung dan informasi yang belum lengkap dan benar. 3. 8 Standar pendidikan pendidikan rata-rata belum dipenuhi sekolah 4. Ketersediaan SDM yang memahami prosedur dan mekanisme penilaian terbatas Melihat hambatan dan kendala yang dihadapi dalam meningkatkan sekolah SD/SDLB dan SMP/SMPLB memperoleh akreditasi minimal B, langkah yang dilakukan kedepan agar sekolah SD/SDLB/SMP/SMPLB yang memperoleh akreditasi minimal B terus meningkat adalah dengan terus memberikan bantuan maupun pendampingan terhadap sekolah-sekolah yang belum memenuhi delapan standar nasional pendidikan agar dapat memenuhi delapan standar pendidikan tersebut sebagai syarat memperolah akreditasi. Sasaran 28 Meningkatnya SMA/SMK/MA terakreditasi minimal B 62,31 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 28, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 29 Perkembangan SMA/SMK/MA Terakreditasi Minimal B 2015-2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % Meningkatnya SMA/SMK/MA terakreditasi minimal B 62,31 Persentase SMA/SMK terakreditasi minimal B 71.43 % 70.27% 98.38% 62.31 72.41 116.22 Berdasarkan data pengurutan kinerja diatas dapat dijelaskan bahwa IKU persentase SMA/SMK/SMLB memenuhi akreditasi pada tahun 2016 sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini dapat terlihat dari realisasi sebesar 72,41% dari target yang ditetapkan sebesar 62,31%, dengan 76

persentase capaian sebesar 116,22%. Dari perbandingan data capaian kinerja tahun 2015 sebesar 70,27% sudah mengalami peningkatan capaian serta dapat melebihi target yang ditentukan pada tahun 2016. Dalam bentuk grafik dapat di gambarkan sebagai berikut ; PERSENTASE SMA/SMK TERAKREDITASI MINIMAL B Series1 Series2 120 116.22 100 80 60 62.31 72.41 40 20 0 TARGET REALISASI % Series2 Series1 Gambar 3. 30 Grafik Prosentase SMA/SMK/MA Terakreditasi Minimal B 2015-2016 Keberhasilan capaian indikator kinerja ini karena adanya dukungan beberapa program seperti rehabilitas ruang SMA, SMA menerapkan SNP dengan akreditasi minimal B, penyelenggara program paket C menerapkan standar ISI, SMA memiliki perpustakaan, SMA memiliki Lab.IPA (kimia, fisika,biologi), SMA memiliki Lab.komputer, SMK memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang memenuhi standar dan prasarana, SMK menerapkan metode pembelajaran produktif dan adaptif yang sesuai dengan tuntunan dan perkembangan industri dan pendidkan lanjut, SMK bersertifikat ISO 9001:2008. Secara grafis dapat disajikan sebagai berikut 77

Sasaran 29 Meningkatnya PKBM yang terakreditasi 1 lembaga Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 28, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 30 Perkembangan Meningkatnya PKBM yang Terakreditasi Minimal 1 2015-2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % Meningkatnya PKBM yang terakreditasi 1 lembaga PKBM yang terakreditasi 1 - - Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) diperuntukkan bagi pembelajaran orang dewasa. Lembaga ini menyediakan berbagai layanan pendidikan dan kehalian. Disamping ada proses pembelajaran juga terdapat berbagai keterampilan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas. Namun pada tahun 2016 indikatir ini belum ditetapkan target capaiiannya dalam arti kata bahwa tahun 2016 tidak ditargetkan PKBM yang terakreditasi, tahun 2016 dilakukan persiapan-persiapan untuk memenuhi standar akreditasi. Grafik nya dapat digambarkan sebagai berikut : PKBM yang terakreditasi 100% 80% 60% 40% 20% 0% TARGET REALISASI % Series1 Series2 Gambar 3. 31 Grafik Capaian Prosentase PKBM yang Terakreditasi 2016 78

Sasaran 30 Meningkatnya lembaga kursus dan pelatihan terakreditasi 0 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 28, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 31 Perkembangan Lembaga Kursus dan Pelatihan Terakreditasi 2015-2016 Sasaran strategis Meningkatnya lembaga kursus dan pelatihan terakreditasi 0 Indikator Kinerja Lembaga kursus dan Pelatihan yang terakreditasi Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 0 - - Indikator ini juga belum ditetapkan targetnya pada tahun 2016, targetnya akan dimulai direalisasikan pada tahun 2017 sehingga belum dapat dilihat capaiannya. Lembaga kursus dan Pelatihan yang terakreditasi 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 TARGET REALISASI % Series1 Series2 Gambar 3. 32 Grafik Lembaga Kursus dan Pelatihan yang Terakreditasi 2016 79

Sasaran 31 Meningkatnya nilai rata-rata Ujian SD mencapai 70,00 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 28, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 32 Perkembangan Meningkatnya Nilai rata-rata Ujian SD 2015-2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % Meningkatnya nilai rata-rata Ujian SD mencapai 70,00 Nilai rata-rata ujian SD 70 69.46 99.22 Berdasarkan data diatas, bahwa indikator Kinerja Utama Prosentase SMA/SMK/MA melaksanakan MBS belum mencapai target yang ditetapkan, dari target 86,78%, hanya terealisasi sebesar 75,67%, dengan persentase realisasi sebesar 84,08%. Namun bila dibandingkan dengan tahun 2014 realisasi ini mengalami kenaikan sebesar 2,70%. Grafik nya dapat digambarkan sebagai berikut : Nilai rata-rata ujian SD 100 80 60 40 20 70 69.46 99.22 0 TARGET REALISASI % Series1 Series2 Gambar 3. 33 Grafik Prosentase Nilai Rata-Rata Ujian SD 2016 80

Sasaran 32 Meningkatnya nilai rata-rata Ujian SMP/MTs mencapai 58,41 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 28, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 33 Perkembangan Meningkatnya Nilai Rata-Rata Ujian SMP/MTs2015-2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % Meningkatnya nilai rata-rata Ujian SMP/MTs mencapai 58,41 Nilai rata-rata ujian SMP 58.41 58.89 100.83 Sementara pada jenjang SMP Nilai rata-rata teradap semua mata pelajaran yang di UN kan terlihat bahwa untuk hasil ujian nasional tercapai 58,89%dari 58,41 yang ditargetkan. Angka ini menunjukkan bahwa masih diperlukan usaha maksimal untuk meningkatkan hasil uji kompetensi bagi guru dijenjang SMP. Grafik nya dapat digambarkan sebagai berikut : Nilai rata-rata ujian SMP 120 100 80 60 40 20 58.41 58.89 100.83 0 TARGET REALISASI % Series1 Series2 Gambar 3. 34 Grafik Prosentase Nilai Rata-Rata Ujian SMP 2016 81

Sasaran 33 Meningkatnya nilai rata-rata Ujian SMA/MA mencapai 59,11 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 28, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 34 Perkembangan Meningkatnya Nilai Rata-Rata Ujian SMA/MA 2015-2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % Meningkatnya nilai rata-rata Ujian SMA/MA mencapai 59,11 Nilai rata-rata ujian SMA 59.11 51.13 86.49 Pada jenjang SMA/SMK/MA Rata-rata hasil Ujian Nasional juga belum mencapai trget yang ditetapkan karena capaiannya hanya 51,13 dar target sebesar 59,11. Angka ini tentu masih rendah karena rata-rata hasil uji di semua mata pelajaran belum mencapai diatas 60. Perlu upaya lebih besar untuk meningkatkan capaian indikator ini Grafik nya dapat digambarkan sebagai berikut : NILAI RATA-RATA UJIAN SMA IPS NILAI RATA-RATA UJIAN SMA IPA Series1 Series2 Series3 200 150 100 50 49.47 59.11 51.13 83.69 86.49 0 TARGET REALISASI % Gambar 3. 35 Grafik Prosentase Nila Rata-Rata Ujian SMA/MA 2016 82

Sasaran 34 Meningkatnya nilai rata-rata Ujian SMK mencapai 58,81 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 28, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 35 Perkembangan Meningkatnya Nilai Rata-Rata Ujian SMK 2015-2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % Meningkatnya nilai rata-rata Ujian SMK mencapai 58,81 Nilai rata-rata ujian SMK 59.11 49.47 83.688603 Bila pada tingkat SMA hasilnya 51,13, di jenjang SMK capaiannya lebih rendah yakni sebesar 49,47. Dari target 59,11. Ini menunjukkan bahwa pada jenjang SMK diperlukan usaha lebih kuat dalam meningkatkan capaian hasil ujian nasional rata-rata.mata pelajaran yang diujikan berkaitan dengan keompetensi sesuai jurusan pada program keahlian. Grafik nya dapat digambarkan sebagai berikut : NILAI RATA-RATA UJIAN SMK Series1 Series2 100 80 60 40 20 58.81 55.81 94.89 0 TARGET REALISASI % Gambar 3. 36 Grafik Prosentase Nilai Rata-Rata Ujian SMK 2016 83

Sasaran 35 Meningkatnya nilai Indeks Integritas UN SMP 100 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 28, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 36 Perkembangan Meningkatnya Nilai Indeks Integritas UN SMP 2015-2016 Sasaran strategis Meningkatnya nilai Indeks Integritas UN SMP 100 Meningkatnya nilai Indeks Integritas UN SMP 100 Indikator Kinerja Nilai Indeks Integritas UN SMP Nilai Indeks Integritas UN SMP Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 58.81 55.81 94.89 58.81 55.81 94.89 Indeks Integritas Unjian Nasional berkaitan erat dengan pelaksanaan ujian nasional. Indeks Integritas ujian Nasional menunjukkan tingkat kejujuran semua peserta ujian nasional dilihat dari pola jawaban yang dilakukan siswa. Berdasarlan data diatas, indeks ini juga mencerminkan tingkat kejujuran siswa dalam menjawab soal. Nilai tinggi akan dilihat seperti apa tingkat kejujurannya, sehingga indeks ini akan memberikan informasi tentang tingkat kejujuran siswa dan sekolah. Indeks Integritas Ujian Nasional di tahun 2016 mencapai 55,81. Hal ini juga relatif rendah bila dilihat dari capaian di beberapa daerah di Banjarmasin apalagi bila dibandimgkan dengan tingkat nasional. Grafik nya dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3. 37 Grafik Perkembangan Meningkatnya Nilai Indeks Integritas UN SMP 2015-2016 Sasaran 36 Meningkatnya nilai indeks Integritas UN SMA/SMK/MA mencapai 100 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 28, dapat digambarkan sebagai berikut : 84

Tabel 3. 37 Perkembangan Nilai Indeks Integritas UN SMA/SMK/MA 2015-2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % Meningkatnya nilai indeks Integritas UN SMA/SMK/MA mencapai 100 Nilai Indeks Integritas UN SMA 100 Berdasarlan data diatas, bahwa indikator Kinerja Utama Prosentase SMA/SMK/MA melaksanakan MBS belum mencapai target yang ditetapkan, dari target 86,78%, hanya terealisasi sebesar 75,67%, dengan persentase realisasi sebesar 84,08%. Namun bila dibandingkan dengan tahun 2014 realisasi ini mengalami kenaikan sebesar 2,70%. Grafik nya dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3. 38 Grafik Perkembangan Meningkatnya Nilai Indeks Integritas UN SMP 2015-2016 Sasaran 37 Menurunnya angka Putus Sekolah SD 0.08 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 28, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 38 Perkembangan Angka Putus Sekolah SD 2015-2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2016 T R % Menurunnya angka Putus Sekolah SD 0.08 Angka Putus SD 0.08 0.12 150% Berdasarkan data diatas, bahwa indikator Kinerja Utama Menurunnya angka putus sekolah jenjang SD belum mencapai target yang ditetapkan, dari target 0.08%, siswa yang putus sekolah mencapai 0,12%, dengan persentase realisasi sebesar 150%. Grafik nya dapat digambarkan sebagai berikut : 85

Angka Putus SD 200 0 TARGET REALISASI % Series1 Series2 Gambar 3. 39 Grafik Prosentase Angka Putus Sekolah Jenjang SD 2016 Sasaran 38 Menurunnya angka Putus Sekolah SMP/MTs 0,39 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 28, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 39 Perkembangan Meningkatnya Angka Putus Sekolah SMP/MTs 2015-2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % Menurunnya angka Putus Sekolah SMP/MTs 0,39 Angka Putus SMP 0.39 0.10 25.64% Berdasarkan data diatas, bahwa indikator Kinerja Utama Menurunnya angka putus sekolah jenjang SMP/MTs sudah mencapai target yang ditetapkan, dari target 0.39%, siswa yang putus sekolah hanya sebanyak 0,1%, dengan persentase realisasi sebesar 25,64%. Grafik nya dapat digambarkan sebagai berikut : 86

Angka Putus SMP 30 25 20 15 10 5 0 0.39 0.10 TARGET REALISASI % 26.10 Series1 Series2 Gambar 3. 40 Grafik Prosentase Angka Putus Sekolah Jenjang SMP 2016 Sasaran 39 Menurunnya angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA 0,70 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 28, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 40 Perkembangan Meningkatnya Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA 2015-2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % Menurunnya angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA 0,70 Angka Putus SMA/SMK 0.70 0.33 47.142% Berdasarkan data diatas, bahwa indikator Kinerja Utama Menurunnya angka putus sekolah jenjang SMA/SMK/MA sudah mencapai target yang ditetapkan, dari target 0,7%, siswa yang putus sekolah hanya sebesar 0,33%, dengan persentase realisasi sebesar 47,142%. Grafik nya dapat digambarkan sebagai berikut : 87

Angka Putus SMA/SMK 46.93 50 40 30 20 10 0 0.7 0.33 TARGET REALISASI % Series1 Series2 Series1 Series2 Gambar 3. 41 Grafik Prosentase Angka Putus Sekolah Jenjang SMK 2016 Sasaran 40 Meningkatnya prosentase sekolah SD menerapkan MBS 40,00% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 28, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 41 Perkembangan Prosentase Sekolah SD Menerapkan MBS 2015-2016 Sasaran strategis Meningkatnya prosentase sekolah SD menerapkan MBS 40,00% Indikator Kinerja Persentase sekolah yang menerapkan MBS SD Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 10 36.05 360.50% 40 50.26 125.65% Pada tahun 2016 jumlah sekolah Dasar termasuk Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 208 sekolah, dari 208 sekolah tersebut setelah dilakukan evaluasi terdapat 75 sekolah yang melaksankan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Pada tahun 2016, prosentase SD/MI yang melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ditargetkan 40%, terealisasi sebesar 50,26%. 88

Realisasi ini lebih tinggi 14,21% bila dibandingkan dengan tahun 2015 yang terealisasi sebesar 36,05%. Secara grafis disajikan sebagai berikut : Gambar 3. 42 Grafik Prosentase SD/MI yang Melaksanakan MBS 2015-2016 Permasalahan Namun demikian masih ditemui beberapa permasalahan/kendala antara lain. 1. Kemampuan managerial kepala sekolah dalam mengelola proses pendidikan pada tingkat satuan pendidikan masih terbatas 2. Masih terbatasnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan 3. Belum efektifnya komunikasi antara warga sekolah 4. Akuntabilitas penyelenggaraann sekolah belum sepenuhnya dilakukan. Beberapa kebijakan yang harus didorong untuk dilaksanakan antara lain; 1. Meningkatkan kemampuan managerial kepala sekolah melalui pelatihan dan pendidikan 2. Membangun partisipasi masyarakt terhadap proses pendidikan 3. Melibatkan semua warga sekolah termasuk komite sekolah,pengawas dan masyarakat secara luas 4. Menciptakan keterbukaan dalam mengelola pendidikan 89

Sasaran 41 Meningkatnya prosentase sekolah SMP menerapkan MBS 50,00% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 28, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 42 Perkembangan Prosentase Sekolah SMP Menerapkan MBS 2015-2016 Sasaran strategis Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % Meningkatnya prosentase sekolah SMP menerapkan MBS 50,00% Persentase sekolah yang menerapkan MBS SMP 35.00 % 46.98% 134.20% 50 69.88 139.76 Pada tahun 2015 prosentase SMP/MTs yang melakukan Manajemen Berbasis Sekolah mencapai angka 69.88% SMP/MTs melaksanakan MBS. Capaian ini melebihi dari target yang ditentukan sebesar 50%. Bila dibandingkan dengan tahun 2015 capaian ini meningkat sebesar 22,9%. Grafiknya sebagai berikut: Gambar 3. 43 Grafik Capaian Prosentase SMP/MTs yang Melaksanakan MBS 2015-2016 1 90

Beberapa kendala / masalah yang dihadapi antara lain 1. Kemampuan managerial kepala sekolah dalam mengelola proses pendidikan pada tingkat satuan pendidikan masih terbatas 2. Masih terbatasnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan 3. Belum efektifnya komunikasi antara warga sekolah 4. Akuntabilitas penyelenggaraann sekolah belum sepenuhnya dilakukan Beberapa kebijakan yang harus didorong untuk dilaksanakan antara lain : 1. Meningkatkan kemampuan managerial kepala sekolah melalui pelatihan dan pendidikan 2. Membangun partisipasi masyarakt terhadap proses pendidikan 3. Melibatkan semua warga sekolah termasuk komite sekolah,pengawas dan masyarakat secara luas 4. Menciptakan keterbukaan dalam mengelola pendidikan Sasaran 42 Meningkatnya prosentase sekolah SMA/SMK menerapkan MBS 48,23% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 28, dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. 43 Perkembangan Prosentase SMA/SMK/MA Menerapkan MBS 2015-2016 Sasaran strategis Meningkatnya prosentase sekolah SMA/SMK menerapkan MBS 48,23% Indikator Kinerja Persentase sekolah yang menerapkan MBS SMA/SMK Tahun 2015 Tahun 2016 T R % T R % 50% 75.67% 84.08% 48.23 72.22 148.815 91

Berdasarlan data diatas, bahwa indikator Kinerja Utama Prosentase SMA/SMK/MA melaksanakan MBS sudah mencapai target yang ditetapkan, dari target 48,23% dapat terealisasi sebesar 72,22%, dengan persentase realisasi sebesar `48,815%. Namun bila dibandingkan dengan tahun 2015 realisasi ini mengalami penurunan sebesar 3,45%. Grafik nya dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3. 44 Grafik Capaian Prosentase SMA/SMK/MA Melaksanakan MBS 2015-2016 Sebagaimana pada jenjang SMP/MTs, pada jenjang SMA/SMK/MA mengalami kendala dan permasalaha yang sama terkait pencapaian prosentase sekolah Melaksanakan MBS antara lain : 1. Kemampuan managerial kepala sekolah dalam mengelola proses pendidikan pada tingkat satuan pendidikan masih terbatas 2. Masih terbatasnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan 3. Belum efektifnya komunikasi antara warga sekolah 4. Akuntabilitas penyelenggaraann sekolah belum sepenuhnya dilakukan Beberapa kebijakan yang harus didorong untuk dilaksanakan antara lain : 1. Meningkatkan kemampuan managerial kepala sekolah melalui pelatihan dan pendidikan 2. Membangun partisipasi masyarakt terhadap proses pendidikan 92