Hukum Iterasi Logaritma

dokumen-dokumen yang mirip
HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM.

KEKUATAN KONVERGENSI DALAM PROBABILITAS DAN KONVERGENSI ALMOST SURELY

DASAR-DASAR TEORI PELUANG

MINGGU KE-11 HUKUM BILANGAN BESAR LEMAH DAN KUAT

PERBANDINGAN DAN KARAKTERISTIK BEBERAPA TES KONVERGENSI PADA DERET TAK HINGGA

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

STATISTIKA UNIPA SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

Penentuan Daerah Kritis Terbaik dengan Teorema Neyman- Pearson

BAB II LANDASAN TEORI

Penentuan Momen ke-5 dari Distribusi Gamma

ITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap mendekati normal dengan mean μ = μ dan variansi

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

Dwi Lestari, M.Sc: Konvergensi Deret 1. KONVERGENSI DERET

Pengantar Proses Stokastik

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

MINGGU KE-9 MACAM-MACAM KONVERGENSI

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Pengantar Proses Stokastik

UJI RATA-RATA SATU SAMPEL MENGGUNAKAN R UNTUK MENGETAHUI PENGARUH MODEL BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH ANALISIS VEKTOR

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

BAB II LANDASAN TEORI

MA3231 Analisis Real

Misalkan terdapat eksperimen. S disebut ruang sampel, adalah himpunan semua kemungkinan hasil dari eksperimen.

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

MA3231 Analisis Real

ANALISIS KEKONVERGENAN PADA BARISAN FUNGSI

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

Statistika Farmasi

MINGGU KE-8 HARGA HARAPAN DAN BEBERAPA KETAKSAMAAN DALA

PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Sarimah. ABSTRACT

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

BAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

KONVOLUSI DARI PEUBAH ACAK BINOMIAL NEGATIF

DISTRIBUSI ERLANG DAN PENERAPANNYA. Rini Kurniasih 1, Getut Pramesti 2 Mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

URAIAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

FUNGSI COMPUTABLE. Abstrak

PENAKSIR RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI DAN KURTOSIS PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA

Teorema Newman Pearson

ANALISIS REAL 1 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

Randy Toleka Ririhena, Nur Salam * dan Dewi Sri Susanti Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat ABSTRACT

UJI STATISTIK NON PARAMETRIK. Widha Kusumaningdyah, ST., MT

Penggunaan Statistik Tataan untuk Menentukan Median Contoh Acak dari Distribusi Eksponensial

Konvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap

Kajian Fungsi Metrik Preserving

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

STATISTIKA. Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom UPI

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

PENAKSIR MAKSIMUM LIKELIHOOD DENGAN METODE ITERASI NEWTON - RAPHSON

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

MA3231 Analisis Real

DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN. Sudarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

RENCANA MUTU PEMBELAJARAN. I. Standar Kompetensi : Menyelesaikan masalah probabilitas baik secara teoritik maupun aplikasinya dalam kehidupan.

Estimasi Titik. (Point Estimation) Minggu ke 1-3. Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. Universitas Gadjah Mada

Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar

(T.8) SEBARAN ATIMTOTIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

PENGANTAR ANALISIS REAL

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

ANALISIS REAL 2 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

KAJIAN DATA KETAHANAN HIDUP TERSENSOR TIPE I BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL DAN SIX SIGMA. Victoria Dwi Murti 1, Sudarno 2, Suparti 3

II. LANDASAN TEORI ( ) =

Penaksiran Mean Stratum pada Sampling Acak Stratifikasi dengan Menggunakan Metode Empirical Bayes

KED INTEGRAL JUMLAH PERTEMUAN : 2 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Materi : 7.1 Anti Turunan. 7.2 Sifat-sifat Integral Tak Tentu KALKULUS I

TEORI DASAR DERET WAKTU M A T O P I K D A L A M S T A T I S T I K A II 22 J A N U A R I 2015 U T R I W E N I M U K H A I Y A R

PENGANTAR PROBABILITAS STATISTIKA UNIPA SBY

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

Pendugaan Parameter pada Random Effect Spatial Error Panel Data Model dengan Penduga Maximum Likelihood

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERKIRAAN SELANG KEPERCAYAAN UNTUK PARAMETER PROPORSI PADA DISTRIBUSI BINOMIAL

2 BARISAN BILANGAN REAL

PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang.

Pengantar Proses Stokastik

MA2082 BIOSTATISTIKA Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 3 Sebaran Peluang Peubah Acak

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI KELUARGA TRANSFORMASI KHI-KUADRAT. Oleh : Entit Puspita. Dosen Jurusan pendidikan Matematika

Sampling Theory. Spiegel, M R, Schiller,J. Schaum's outline of probability and statistics.third Edition. United State: McGraw Hill ;2009.

EKSISTENSI SUPREMUM DAN INFIMUM DENGAN TEOREMA CANTOR DEDEKIND. Nursiya Bito. Staf Dosen Jurusan Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo

PROSES POISSON MAJEMUK DAN PENERAPANNYA PADA PENENTUAN EKSPEKTASI JUMLAH PENJUALAN SAHAM PT SRI REJEKI ISMAN Tbk

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

Transkripsi:

Hukum Iterasi Logaritma Sorta Purnawanti 1, Helma 2, Dodi Vionanda 3 1 Mathematics Department State University of Pag, Indonesia 2,3 Lecturers of Mathematics Department State University of Pag, Indonesia 1 sortapurnawanti@yahoo.com 2 helmaunp@gmail.com 3 Dodivionanda@gmail.co.id Abstract The law of the Iterated Logarithm is dealing with the convergence of random variables series which are independent and identically distributed. Accordingly, this research was aimed to determine the conditions that must be met by a series of random variables are independent and identically distributed, so that probability of sample mean equals to 1, so the statement is known as the law of the Iterated Logarithm. This research base. The method is used descriptive method with the analytic theory relevant to the issues to be discussed.based on the results of the literature study it was found that let (X ) be a sequence of independent random variables with expectation value equals to 0 and finite variance for all n is infinite. Set S is partial sums of independent random variables and s is partial sums of finite variance for n = 1,2,3,.. let (K ) be a sequence of positive constants such that K to the 0 as n is infinite. if the following conditions hold:s is infinite and the absolute value of a random variable the independent smaller than K for all n is infinite,then probability of sample mean equals to 1. Keywords random variables series, identically distributed, independent, convergence. Abstrak Hukum Iterasi Logaritma ini mengkaji tentang kekonvergenan dari deret variabel acak yang berdistribusi identik saling bebas. Berdasarkan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi yang harus dipenuhi oleh deret variabel acak yang berdistribusi identik saling bebas, agar peluang rata-rata sampel sama dengan 1, sehingga pernyataan ini dikenal dengan hukum Iterasi Logaritma. Penelitian ini merupakan penelitian dasar. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis teori yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas berlandaskan pada studi kepustakaan. Berdasarkan hasil dari studi kepustakaan didapatkan bahwa misalkan (X ) merupakan barisan variabel acak berdistribusi identik yang saling bebas dengan rata-rata sama dengan 0 variansi terbatas untuk setiap n yang tak terbatas, segkan S adalah jumlah parsial variabel acak yang saling bebas, s adalah jumlah parsial dari variansiyang terbatas untuk n = 1,2,3,., K adalah barisan konstan yang positif sehingga K menuju nol untuk n menuju tak hingga, jika s menuju tak hingga nilai mutlak dari variabel acak yang saling bebas lebih kecil dari nilai K untuk setiap n yang tak terbatas maka peluang rata-rata sampelnya sama dengan 1. Kata kunci barisan variabel acak, distribusi identik, kekonvergenan. PENDAHULUAN Teorema limit dalam teori peluang terbagi atas 2 bentuk yaitu teorema limit lemah teorema limit kuat. Teorema limit lemah berkaitan dengan kekonvergenan dalam peluang dari sebuah barisan variabel acak. Sebuah barisan dari variabel acak konvergen dalam peluang ke variabel acak X [5] jika untuk setiap ε > 0 P(ω Ω X (ω) X(ω) ε) 0 untuk n atau ditulis X X, dimana barisan variabel acak X terdefinisi pada ruang peluang (Ω, В, P). Segkan teorema limit kuat berkaitan dengan kekonvergenan hampir pasti dari sebuah barisan variabel acak. Barisan dari variabel acak (X ) dikatakan konvergen hampir pasti ke variabel acak X [5] jika hanya jika terdapat himpunan E В, dengan P(E) = 0, sedemikian sehingga untuk setiap ω E,. X (ω) X(ω) 0 untuk n atau ditulis X X. Hukum bilangan besar adalah hukum yang berkaitan dengan kekonvergenan dari sebuah barisan variabel acak. Apabila barisan variabel acak konvergen dalam peluang, maka dikenal dengan hukum bilangan besar lemah. Hukum bilangan besar lemah menyatakan [5] bahwa misalkan (X ) barisan variabel acak yang berdistribusi identik S = X, jika terdapat barisan konstanta real (A ),(B ), B > 0 B, ( maka ) 0 untuk n. Segkan apabila barisan variabel acak konvergen hampir pasti, maka dikenal dengan hukum bilangan besar kuat, yaitu jika ( ). 0 untuk n. Jika B = n, maka hukum 81

bilangan besar kuat berubah menjadi ( ) Kolmogorov hal ini dapat diubah menjadi. 0 untuk n. Segkan menurut hukum bilangan besar. μ jika hanya jika E(X) = μ E X <. Hal di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut. Misalkan pada percobaan pelemparan satu buah dadu sebanyak n kali, jika r adalah frekuensi munculnya mata dadu p adalah konstanta peluang munculnya mata dadu dari n kali percobaan, maka p adalah, untuk n yang kecil maka p, yang dikenal dengan hukum bilangan besar lemah untuk n maka. p, yang dikenal dengan hukum bilangan kuat. hukum Iterasi Logaritma berkaitan dengan tingkat pertambahan r untuk n. Hukum Iterasi Logaritma ini menyelidiki kekonvergenan dari S dimana S = X. Jika X diasumsikan berdistribusi identik dengan E(X) = 0, hukum bilangan besar kuat menyatakan bahwa S = o(n) hampir pasti, yaitu untuk setiap ε > 0 maka tingkat pertambahan S lebih kecil dari n. Jika Var (X ) diasumsikan terbatas sama dengan 1, maka teorema pusat Levy menunjukkan bahwa tingkat pertambahan S lebih besar dari n. Sehingga tingkat pertambahan S lebih besar dari n lebih kecil dari n. Jika n = 2s ln ln s [5] maka hal di atas berubah menjadi lim sup. Berdasarkan hukum Kolmogorov 0-1 lim sup = c a.s, dimana c adalah konstan. Segkan menurut hukum Iterasi Logaritma dinyatakan bahwa c = 1, sehingga lim sup = 1. Oleh karena itu kondisi apa yang harus dipenuhi agar nilai dari lim sup = 1 dimana S = X, s = var(x ) untuk n. Adapun konsep yang cukup penting dalam hukum Iteasi Logaritma adalah yang pertama yaitu konsep lemma Cantelli-Borel, lemma Cantelli-Borel menyatakan [5] bahwa jika (A ) adalah sebuah barisan dari kejadian sedemikian sehingga P(A ) < maka P(A)=0 dimana A = A, jika (A ) adalah sebuah barisan saling bebas dari kejadian sedemikian sehingga P(A ) = maka P(A)=1 dimana A = A. Konsep yang kedua yaitu hukum Kolmogorov 0-1, hukum Kolmogorov 0-1 menyatakan [5] bahwa Misalkan (X ) adalah barisan variabel acak yang saling bebas. Maka peluang kejadian ekornya adalah 0 atau 1. Selain itu, setiap fungsi ekornya adalah hampir pasti konstan, yaitu jika Y adalah variabel acak sehingga σ(y) F, maka Y = c, dimana c adalah konstan. Selanjutnya adalah konsep Batas Eksponensial. Batas Eksponensial menyatakan [5] bahwa misalkan (X ) adalah barisan variabel acak yang saling bebas dengan E(X) = 0 var(x) < untuk, S = X S = var(x ) untuk n = 1,2,3,. miisalkan X cs a.s, dimana c > 0 adalah konstan, untuk setiap k, 1 k n andaikan ε > 0 1. Jika εc 1 maka untuk n 1 didapatkan P(S > εs ) < exp 1 Jika εc 1 maka untuk n 1 didapatkan P(S > εs ) < exp 2. Diberikan γ > 0 maka terdapat ε(γ) konstan (yang cukup besar) πγ (yang cukup kecil) sedemikian sehingga untuk ε εγ εc πγ P(S > εs ) < exp (1 + γ) METODE Penelitian ini merupakan penelitian dasar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan adalah sebagai berikut: langkah awalnya dengan cara mencari P(S (1 + ε)t s i. o) = 0 P(S (1 ε)t s i. o) = 1, kemudian menghubungkan akibat ke-2 dari Ketaksamaan Levy dengan syarat-syarat yang ada pada hukum Iterasi Logaritma, menggunakan dalil dari Kolmogorov, menggunakan Lemma Cantelli-Borel untuk membuktikan P(E) = 0 P(E) = 1, menghubungkan dalil dari Kolmogorov dengan Lemma Cantelli-Borel, yang terakhir adalah mendapatkan kondisi untuk lim sup = 1. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Beberapa Hukum Iterasi Logaritma Berikut ini adalah beberapa hukum Iterasi Logaritma yang dikutip dari beberapa sumber yang berbeda. 1. Misalkan (X ) merupakan barisan variabel acak yang saling bebas dengan E(X ) = 0 var(x ) < untuk setiap n 1, segkan S = X, s = var(x ) untuk n = 1,2,3,., (K ) adalah barisan konstan yang positif sehingga K 0 untuk n. Jika memenuhi kondisi berikut: (i). s (ii). X a.s untuk setiap n 1 maka P lim sup = 1 = 1 [5] 82

2. Misalkan S = X + X + X, dimana adalah variabel acak berdistribusi identik yang saling bebas dengan rata-rata=0 variansi=1, maka P lim sup = 1 = 1 Ekivalen untuk ε yang positif PS (1 + ε)2 n log log n i. o = 0 PS (1 ε)2 n log log n i. o = 1 [2] 3. Misalkan X, X, tak terbatas berdistribusi identik, dengan EX = 0 V = VX > 0. Maka P lim sup = 1 = 1 [4] Berdasarkan beberapa referensi diatas, dapat dilihat bahwa: 1. Menyatakan [5] bahwa E(X ) = 0, var(x ) < kondisi yang harus dipenuhi adalah (i). s (ii). X 2. Menyatakan [2] bahwa rata-rata=0, variansi=1 P lim sup = 1 = 1 ekivalen untuk setiap ε yang positif dengan bentuk berikut: PS (1 + ε)2 n log log n i. o = 0 PS (1 ε)2 n log log n i. o = 1 Segkan kondisi yang harus dipenuhi tidak dinyatakannya 3. Menyatakan [4] bahwa EX = 0 V = VX > 0 saja, segkan kondisi yang harus dipenuhi juga tidak dinyatakan. Berdasarkan hal yang demikian, teorema pada pendapat pertama lebih lengkap lebih rinci menjelaskan teoremanya. Sehingga teorema yang akan di buktikan adalah teorema pada pendapat pertama. B. Teorema Hukum Iterasi Logaritma Adapun teorema yang akan dibuktikan tersebut adalah sebagai berikut misalkan (X ) merupakan barisan variabel acak yang saling bebas dengan E(X ) = 0 var(x ) < untuk setiap n 1, segkan S = X, s = var(x ) untuk n = 1,2,3,., (K ) adalah barisan konstan yang positif sehingga K 0 untuk n. Jika memenuhi kondisi berikut: (i). s (ii). X maka P lim sup a.s untuk setiap n 1 = 1 = 1. Bukti: Misalkan t = 2 ln ln s maka untuk setiap ε > 0, P{S (1 + ε)t s i. o} = 0 (1) P{S (1 ε)t s i. o} = 1 (2) a. Pang P{S (1 + ε)t s i. o} = 0 Misalkan M = max S berdasarkan lemma Cantelli-Borel [5] menyatakan bahwa jika (A ) adalah sebuah barisan dari kejadian sedemikian sehingga P(A ) < maka P(A)=0 dimana A = A, jika (A ) adalah sebuah barisan saling bebas dari kejadian sedemikian sehingga P(A ) = maka P(A)=1 dimana A = A, maka PM (1 + δ)t < (3) untuk setiap δ > 0. Langkah selanjutnya adalah menggunakan akibat ke-2 dari Ketaksamaan Levy, akibat Ketaksamaan Levy menyatakan [5] bahwa Jika X adalah independen variabel acak simetrik. Maka P(S ε) P(max S ε) ε (4) P( S ε) P(max S ε) ε. (5) Dan misalkan X, X, X adalah variabel acak yang saling bebas dengan E(X) = 0 var(x) < untuk 1 i n. Maka P(max S ε) 2PS ε 2 var(x) (6) Dimana pembuktiannya untuk setiap variabel acak X dengan variansi terbatas σ P X E(X) 2σ Sehingga berikut ini definisi median (7) E(X) 2σ med(x) E(X) + 2σ (8) Selanjutnya mengaplikasikan persamaan (2) ke (S S ), dengan catatan bahwa E(S S ) = 0. Maka didapatkan med (S S ) 2 var(x ) 2 var(x ) Dari persamaan ketaksamaan levy (1) Pmax S 2 var(x ) ε Pmax S med (S S ) ε 2P(S ε). 83

Pmax S 2 var(x ) ε 2 var(x ) Pmax S med (S S ) ε ε 2 var(x ). P max (S ε) 2PS ε 2 var(x ) (9) sehingga ε = (1 + δ)t s, maka di dapatkan PM (1 + δ)t s 2P S (1 + δ)t s 2s (10) Karena t, maka ruas kanan persamaan diatas menjadi sebagai berikut: (1 + δ)t s 2s = t s 1 + δ > t s (1 + δ ) (11) untuk setiap δ < δ k yang cukup besar Oleh karena δ < δ k yang cukup besar, maka PM (1 + δ)t s 2PS (1 + δ )t s } (12) Selanjutnya dari kondisi (ii), maka a. s (13) untuk setiap i n Misalkan c = max (14) Maka c max a. s (15) Sehingga ( ) c (1 + δ )t max 0(16) Untuk k, subsitusikan dalil Kolmogorov (Batas Eksponensial) ke persamaan (6) dimana Batas Eksponensial menyatakan [5] bahwa misalkan (X ) adalah barisan variabel acak yang saling bebas dengan E(X) = 0 var(x) < untuk n, S = X S = var(x ) untuk n = 1,2,3,. Miisalkan X cs a.s, dimana c > 0 adalah konstan, untuk setiap k, 1 k n andaikan ε > 0. (i). Jika εc 1 maka untuk n 1 didapatkan P(S > εs ) < exp 1 (17) Jika εc 1 maka untuk n 1 didapatkan P(S > εs ) < exp (18) (ii). Diberikan γ > 0 mak terdapat ε(γ) konstan (yang cukup besar) πγ (yang cukup kecil) sedemikian sehingga untuk ε εγ εc πγ P(S > εs ) < exp (1 + γ) (19) sehingga didapatkan PM (1 + δ)t s exp (1 + δ ) ln ln s (1 γ), = ln s ()( ) (20) untuk 0 < γ < 1 k yang cukup besar Pilih 0 < γ < 1, sedemikian sehingga (1 γ)(1 + δ ) > 1 (21) Selanjutnya karena s, sehingga dari kondisi (ii). Didapatkan bahwa 1 = 1 + [ ( )] (22) Jadi 1 1 + 1 (23) 1 (24) Karena K 0 ln ln s untuk n, hal ini berarti 1 untuk n. Dari lemma 5 menyatakan [5] bahwa misalkan (B ) adalah barisan naik bilangan real positif yang memenuhi B 1 untuk n. Maka untuk setiap τ > 0 terdapat barisan bilangan bulat positif (n ) sedemikian sehingga B ~(1 + τ) untuk k, dengan pembuktiannya karena 1 untuk n maka ada bilangan bulat k, sedemikian sehingga untuk k > k setiap interval dari (1 + τ), (1 + τ), memuat paling kurang B. Sebaliknya lim sup (1 + τ) > 1, n = n = = n untuk k > k. Misalkan n adalah bilangan bulat paling kecil sedemikian sehingga B (1 + τ) maka n < n untuk semua k > k < () 1, (25) Karena 1 Sehingga didapatkan untuk setiap τ > 0 maka ada barisan naik (n ), n (τ) > 0, sedemikian sehingga ~(1 + τ) s (26) untuk k Dan s s = s = s 1 84

~ s (27) Jadi berdasarkan persamaan (16) τ > 0 didapatkan ln s ()( ) < (28) Sehingga berlaku persamaan (3). Selanjutnya untuk setiap ε > 0 didapatkan P{S (1 + ε)t s i. o} Pmax S (1 + ε)t s i. o} PM (1 + δ) t s i. o (29) Berdasarkan persamaan (11) maka t s < 1 + 2τ t s (30) untuk k yang cukup besar Sehingga P{S (1 + ε)t s i. o} P M t s i. o (31) Misalkan ε > 0, pilih 0 < δ < ε andaikan bahwa τ memenuhi > 1 + δ (32) Maka P{S (1 + ε)t s i. o} PM (1 + δ)t s i. o}(33) Jadi PM (1 + δ)t <, maka P{S (1 + ε)t s i. o} = 0. b. Pang Persamaan (2), maka persamaan (2) berlaku untuk setiap 0 < ε < 1 barisan (n ) Pilih (n ) τ, misalkan u = s s ~s, (34) v = (2 ln ln u )~2 ln ln u + ln ~2 ln ln s = t (35) Selanjutnya A = s s (1 ε), (36) sehingga dapat ditujukkan bahwa P(A i. o) = 1 Karena s s adalah variabel acak yang saling bebas. Maka dapat ditunjukkan bahwa P(A ) =. (37) Dengan catatan: (1 ε)v ~(1 ε)t (38) untuk k, max max untuk k Oleh karena. (39) P(S > εs ) > exp (1 + γ) (40) dapat diaplikasikan dengan memilih γ sedemikian sehingga (1 + γ)(1 ε) < 1. (41) Sehingga didapatkan P(A ) > exp (1 + γ)(1 ε) v = exp (1 + γ)(1 ε) ln ln s = lns s ()() s ~ ln (1 + τ) ()() ck ()() (42) Dimana c > 0 adalah konstanta yang saling bebas dari k. Berdasarkan persamaan (31) P(A ) > c k ()() = (43) Jadi P(A i. o) = 1 Selanjutnya misalkan B = S < 2s t (44) Bukti persamaan (1) tetap berlaku jika X diganti dengan ( X ). Hal itu juga berarti bahwa, untuk S bukti tersebut juga berlaku dengan ε = 1 Sehingga didapatkan: PS 2s t i. o = 0, (45) dimana P(B i. o) = 0 (46) Oleh karena itu peluang dari P(B ) = 1. Maka S (ω) < 2s t (47) untuk n > n (ω) untuk setiap ωϵs kecuali untuk himpunan kosong. Selanjutnya jika P(A B i. o) = 1 maka berlaku persamaan (2). Selanjutnya didapatkan 85

A B = s s (1 ε)u v s < 2t s S (1 ε)u v + s S > 2t s S (1 ε)u v 2t s (48) Dimana (1 ε)u v 2t s = t s (1 ε) ε) 2 ~ t s (1 (49) Jika dipilih ε > ε τ yang cukup besar, sehingga (1 ε) > 1 ε (50) Maka (A B i. o) S (1 ε )t s i. o (51) Dan untuk setiap ε > 0 maka berlaku PS (1 ε )t s i. o = 1 (52) Sehingga dari penyelesaian di atas terbukti bahwa P lim sup = 1 = 1, jika memenuhi kondisi: (i). s (ii). X a.s untuk setiap n 1 SIMPULAN Berdasarkan penyelesaian dari permasalahan maka dapat disimpulkan bahwa: misalkan (X ) merupakan barisan variabel acak berdistribusi identik yang saling bebas dengan E(X ) = 0 var(x ) < untuk setiap n 1, segkan S = X, s = var(x ) untuk n = 1,2,3,., K adalah barisan konstan yang positif sehingga K 0 untuk n, jika memenuhi kondisi berikut: (i). s (ii). X maka P lim sup a.s untuk setiap n 1, REFERENSI = 1 = 1. Bartle, R.G Sherbert. 2000. Introduction to Real Analysis. 3 edition. New York: John Willey & Sons. Billingsley, Patrick. 1995. Probability and Measure. New York: John Wiley & Sons. Freund, John E, & Ronald E. Walpole. 1987. Mathematical Statistics. 4. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Galambos, Janos. 1995. Advanced Probabilty Theory. NewYork: Marcel Dekker, Inc. Laha, R. G. & V. K. Rohatgi. 1979. Probability Theory. New York: John Wiley & Sons. Rohatgi, V.K. 1976. An Introduction to Probability Theory and Mhatematical Statistics. New York: John Wiley & Sons. Teicher, Henry. 1974. On The Law Of The Iterated Logaritma. The Annals Of Probability. 2 4 714-728. Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama 86