Stephen Hawking. Muhammad Farchani Rosyid

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal. 1-7 ISSN : Visualisasi Efek Relativistik Pada Gerak Planet

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Analisis Lintasan Foton Dalam Ruang-Waktu Schwarzschild

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENENTUAN MEDAN GRAVITASI EINSTEIN DALAM RUANG MINKOWSKI MENGGUNAKAN SIMBOL CHRISTOFFEL JENIS I DAN II SKRIPSI MELLY FRIZHA

Bahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Metrik Reissner-Nordström dalam Teori Gravitasi Einstein

PENGARUH TEMPERATUR DAN SIFAT SUPERSIMETRI LUBANG HITAM SFERIS SKRIPSI RAHMADANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Minggu ke 4 Newton : Hukum Gravitasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 3 (2013), Hal ISSN :

SOLUSI STATIK PERSAMAAN MEDAN EINSTEIN UNTUK RUANG VAKUM BERSIMETRI SILINDER DAN PERSAMAAN GERAK PARTIKEL JATUH BEBAS DARI SOLUSI TERSEBUT

SOLUSI PERSAMAAN MEDAN GRAVITASI EINSTEIN-KLEIN-GORDON SIMETRI BOLA

ILMU FISIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

sangat pesat adalah kosmologi, yaitu studi tentang asal-mula, isi, bentuk, dan

POSITRON, Vol. II, No. 1 (2012), Hal ISSN : Efek Reaksi Balik Gelombang Gravitasi pada Lensa Gravitasi

Relativitas Khusus Prinsip Relativitas (Kelajuan Cahaya) Eksperimen Michelson & Morley Postulat Relativitas Khusus Konsekuensi Relativitas Khusus

PENENTUAN MEDAN GRAVITASI EINSTEIN DALAM RUANG MINKOWSKI MENGGUNAKAN SIMBOL CHRISTOFFEL JENIS I DAN II

10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA

52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Reformulasi Asas Kesetaraan dan Asas Kovariansi Umum Dalam Teori Relativitas Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perluasan Model Statik Black Hole Schwartzchild

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 2. Persamaan Einstein dan Ricci Flow. 2.1 Geometri Riemann

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA

BAB 8 Teori Relativitas Khusus

Prinsip relativtas (pestulat pertama): Hukum-hukum fisika adalah sma untuk setiap kerangka acuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Kemudian, diterapkan pengortonormalan terhadap x 2 dan x 3 pada persamaan (1), sehingga diperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Teori Relativitas Umum Einstein

Kajian Konstanta Kosmologi Einstein pada Solar System Effect di ruang waktu Schwarzschild de Sitter

Muatan Listrik dan Hukum Coulomb

MISTERI JAGAT BAYI (BABY UNIVERSES), LUBANG HITAM DAN JAGAT GAIB

sisanya merupakan dark matter (25%) dan dark energy (70%) (Vogt, 2015). Materi biasa merupakan materi yang mampu berinteraksi dengan cahaya (baryonic)

Umur Alam Semesta (The Age o f the Universe)

Makalah Fisika Modern. Pembuktian keberadaan Postulat Relativitas Khusus Einstein. Dosen pengampu : Dr.Parlindungan Sinaga, M.Si

FISIKA SEKOLAH 1 FI SKS

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah.

KAJIAN TEORITIS TRANSFORMASI METRIK SCHWARZCHILD DALAM DUA KOORDINAT

I. Nama Mata Kuliah : MEKANIKA II. Kode / SKS : MFF 1402 / 2 sks III. Prasarat

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

PENDAHULUAN 27/01/2014. Gerak bersifat relatif. Gerak relatif/semu. Nurun Nayiroh, M. Si. Gerak suatu benda sangat bergantung pada titik acuannya

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. RPKPS (Rencana Program dan Pembelajaran Semester)

UNIVERSITAS INDONESIA SOLUSI SCHWARZSCHILD UNTUK PERHITUNGAN PRESISI ORBIT PLANET-PLANET DI DALAM TATA SURYA DAN PERGESERAN MERAH GRAVITASI SKRIPSI

JAGAD RAYA TEORI TERBENTUKNYA JAGAD RAYA TEORI LEDAKAN BESAR

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

KONSEKUENSI HASIL PENELITIAN TIM ICARUS TENTANG KELAJUAN NEUTRINO TERHADAP TEORI RELATIVITAS

dan penggunaan angka penting ( pembacaan jangka sorong / mikrometer sekrup ) 2. Operasi vektor ( penjumlahan / pengurangan vektor )

Perjalanan Menembus Waktu

BAGAIMANA MENCINTAI FISIKA?

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 METODE DISKUSI KELOMPOK BERBASIS INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA

EINSTEIN DAN TEORI RELATIVITAS

Strategi Pengajaran Sains dengan Analogi Suatu Metode Alternatif Pengajaran Sains Sekolah

PEMATERI. Yayat Hidayat Lessie Bogor 6 sept 54 ITB planologi Menikah Pecinta Alam SAR

ENERGI POTENSIAL. dapat dimunculkan dan diubah sepenuhnya menjadi tenaga kinetik. Tenaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB

KINEMATIKA STAF PENGAJAR FISIKA IPB

FISIKA DASAR I F R K K A F F F F I A I S S F I S S D I S S Penerbit Periuk Yogyakarta, 2015

SOLUSI PERSAMAAN RICCI FLOW UNTUK RUANG EMPAT DIMENSI BERSIMETRI SILINDER

MEDAN SKALAR DENGAN SUKU KINETIK POWER LAW

Teori Big Bang. 1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN

ANALISIS DAN VISUALISASI LUBANG HITAM SCHWARZSCHILD PADA RUANG-WAKTU MINKOWSKI MENGGUNAKAN MATHEMATICA 10 SKRIPSI ALMIZAN RIDHO

DINAMIKA GERAK FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan

Teori Dasar Gelombang Gravitasi

Gerak lurus dengan percepatan konstan (GLBB)

Review: Proses Penemuan Hukum Fisika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DINAMIKA. Staf Pengajar Fisika TPB Departemen Fisika FMIPA IPB

BAB 13 MOMEN INERSIA Pendahuluan

Keseimbangan Benda Tegar dan Usaha

EVALUASI BELAJAR SEMESTER GANJIL MKKS SMA NEGERI KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SILABUS. Indikator Pencapaian Kompetensi

Bab 1 Besaran dan Pengukuran

Gambar 3.1: Dua batu yang dijatuhkan dari ketinggian yang sama dan dalam waktu yang sama.

PERKEMBANGAN FILSAFAT DAN SAINS ABAD 20

STUDI TENTANG UNIT EKSPERIMEN MOMEN INERSIA PADA BIDANG MIRING DAN UNIT EKSPERIMEN AYUNAN BANDUL DALAM MENENTUKAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI

REDEFINISI ANGKA MENURUT PRINSIP RELATIVITAS DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP TEORI BILANGAN

Momen Inersia. distribusinya. momen inersia. (karena. pengaruh. pengaruh torsi)

BAB 2 GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

FISIKA HAKIKAT FISIKA

Studi Komputasi Gerak Bouncing Ball pada Vibrasi Permukaan Pantul

FISIKA MODERN. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB

Transkripsi:

Stephen Hawking Muhammad Farchani Rosyid Kelompok Penelitian Kosmologi, Astrofisika, Partikel, dan Fisika Matematik (KAMP), Laboratorium Fisika Atom dan Inti, Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Fisika merupakan upaya menemukan pola-pola keteraturan alam dan membingkainya menjadi bagan berpikir yang runtut, yakni berupa kaitan-kaitan logis antara konsep-konsep tertentu. Bagan berpikir itu secara matematis disajikan sebagai kaitan-kaitan matematis yang menghubungkan strukturstruktur matematis yang mewakili konsep-konsep tertentu, semisal besaran, parameter, dll. Konsep-konsep dimunculkan sesuai kebutuhan.

Bagan berpikir tentang pola-pola keteraturan alamiah itu disebut teori. Teori merupakan kumpulan hipotesa-hipotesa yang saling terkait dan tersusun secara sistematis. Jadi, fisika sesungguhnya merupakan upaya membangun teori tentang gejala-gejala alamiah.

Kaitan Antara Fisika dan Matematika Berikut berapa pandangan tentang kaitan antara fisika dan matematika: Pertama, pandangan paling lunak, mendudukkan matematika hanya sebagai peranti yang memudahkan fisika dan sebagai bahasa untuk mengungkapkan hukum-hukum fisika. (Persamaan bukan segalanya, ada esensi lain dalam suatu hukum fisika yang tidak dapat dirumuskan secara matematika) Semua fisikawan eksperimental dan sebagian fisikawan teoretis mengambil posisi ini

Kedua, pandangan yang mendudukkan matematika sebagai tujuan, fisika adalah upaya memilih atau membangun struktur matematik yang cocok untuk menggambarkan pola-pola keteraturan gejala alamiah. Jadi, fisika dipahami sebagai upaya menemukan realitas matematis sebagai model yang mewakili realitas fisis. Ketiga, pandangan radikal bahwa fisika adalah upaya menemukan matematika alam, yakni matematika yang mengatur alam semesta ini, keseluruhannya.

Untuk apa sebuah teori disusun? Secara sederhana, Holton dan Brush menggambarkan pentingnya teori sebagai berikut: We have argued that a main task of science, as of all thought, is to penetrate beyond the immediate and visible to the unseen, and thereby to place the visible into a new, larger context. For like a distant floating iceberg whose bulk is largely hidden under the sea, only the smallest part of reality impresses itself upon us directly. To help us grasp the whole picture is the supreme function of theory. (Holton dan Brush, 2005)

Sebuah teori diharapkan mampu (i) (ii) (iii) (iv) menghubungkan berbagai fakta yang terpisah dalam suatu bagan berpikir yang logis dan mudah ditangkap, memberikan gambaran tentang kaitan-kaitan baru, yakni mampu menjelaskan kaitan antara fakta-fakta lama dan fakta-fakta baru, memberikan prakiraan (prediksi) gejala-gejala alamiah baru, dan memberikan penjelasan bagi gejala-gejala alamiah yang telah teramati, menuntun dalam penyelesaian masalah-masalah praktis,

Karl Popper: Kemampuan memberikan prediksi merupakan kemampuan suatu teori yang sedemikian penting. Kemampuan ini dapat digunakan untuk membedakan sains dari yang bukan sains (pseudosains). Tetapi, suatu teori tidak pernah dapat dibuktikan kebenarannya dengan hanya melihat kemampuannya memberi penjelasan maupun prediksi.

Sebuah teori yang disusun secara induktif (semisal teori dalam fisika) tidak akan pernah dapat dibuktikan kebenarannya (Popper, 1934). Tetapi, yang dapat dibuktikan dari suatu teori adalah kesalahannya, yakni ketika salah satu prediksinya tidak sesuai dengan hasil eksperimen atau pengamatan.

Oleh karena itu, dalam upaya pengembangan sains ada dua hal yang harus dilakukan: (i) mengusulkan teori-teori yang memungkinkan dapat dibuktikan kesalahannya, (ii) lalu secara rutin dan berkesinambungan diupayakan untuk menolak teori-teori itu melalui eksperimen atau pengamatan. Eksperimen adalah upaya menolak atau membuktikan kesalahan sebuah teori. Prinsip Popper: Sains berkembang atas dasar perluasan dan penolakan (Popper, 1965)

Dari sudut pandang fisika, Hawking tidak membawa paradigma baru. Karya-karyanya masih dalam paradigma lama (Einstein). Bandingkan dengan yang dilakukan oleh Albert Eisntein. Einstein melakukan pergeseran/pembongkaran paradigma Newton. Seberapa fundamental pemikiran Hawking? 14

Gravitational singularity theorems in the framework of general relativity, The theoretical prediction that black holes emit radiation, often called Hawking radiation. Hawking was the first to set forth a cosmology explained by a union of the general theory of relativity and quantum mechanics. He is a vocal supporter of the many-worlds interpretation of quantum mechanics. Karya-karya penting Hawking

Dari beberapa makalah yang ditulis oleh Einstein, dapat disimpulkan beberapa alasan (motivasi) perlunya teori relativitas umum (Uhlenbeck, 1968): 1. Tuntutan adanya teori gravitasi yang relativistik. 2. Upaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai kesamaan antara massa lembam (inersial) dan massa gravitasi. 3. Keyakinan Einstein bahwa Space-time is not a thing Sedikit tentang Teori relativitas Umum Einstein

Einstein berpandangan bahwa kerangka acuan merupakan rekayasa manusia (human construct), oleh karena itu hukumhukum fisika seharusnya tidak bergantung pada kerangka acuan. Ruang dan waktu seharusnya bukan semacam panggung tempat terjadinya peristiwa-peristiwa fisis. (Anggapan bahwa ruang-waktu merupakan panggung bagi peristiwa-peristiwa fisis bermakna bahwa keberadaan ruangwaktu bebas dari peristiwa-peristiwa fisis: ruang waktu tetap ada meskipun tidak ada peristiwa-peristiwa fisis). Menurut pandangan Mach dan Einstein, ruang-waktu tidak lain merupakan ungkapan sebagai wujud bagi kaitan-kaitan yang ada di antara proses-proses fisis

Prinsip Kesetaraan Einstein: Pada wilayah yang cukup kecil dalam ruang-waktu, hukumhukum fisika menyusut menjadi hukum-hukum fisika yang tunduk pada relativitas khusus; Untuk mendeteksi keberadaan suatu medan gravitasional dengan eksperimen lokal adalah tidak mungkin.

Ruang-waktu merupakan keragaman (manifold) yang disertai dengan struktur metrik. Struktur metrik ini merupakan aktor utama yang menentukan banyak hal. Ruang-waktu ditentukan oleh distribusi materi dan energi melalui persamaan medan Einstein: Ruas kiri mewakili geometri ruang-waktu, sedangkan ruas kanan menwakili sebaran materi dan energi. Metrik yang diperoleh bergantung pada sebaran materi dan energi. Struktur metrik, misalnya, menentukan - kurva lurus dalam ruang-waktu (geodesik) - kausalitas, - tensor kelengkungan, - singularitas, dll.

Jika distribusi materi dan energi (tensor ) diberikan, maka struktur ruang waktu (tensor ) dihitung. Dari didapatkan misalnya persamaan geodesik (garis lurus): Benda-benda yang tidak dipengaruhi oleh gaya apapun akan bergerak sepanjang geodesik ruang-waktu. Pabrik ruang waktu

Kosmologi: Pencarian jawaban persamaan medan Einstein melalui penerapan simetri (homogenitas dan isotropi)

Prinsip Kosmologis menuntun kita untuk menuliskan metrik alam semesta sebagai Jika rancangan metrik ini dimasukkan ke dalam persamaan medan Einstein, maka akan didapatkan

Dari juga didapatkan tensor kelengkungan. Singularitas tampak dalam wakilan lokal tensor kelengkungan ini: singularitas maya dan singularitas nyata. Suatu singularitas adalah wilayah dalam ruang-waktu dengan kelengkungan tak berhingga atau wilayah ruang-waktu yang berhenti menjadi manifold, yang dapat dicapai oleh bendabenda atau cahaya dalam waktu yang berhingga. Singularitas dapat dipandang sebagai akhir atau ujung atau pinggiran ruang-waktu. Singularitas ruang waktu

Singularitas misalnya dapat ditemukan dalam: 1. ruang-waktu yang dibentuk oleh lubang hitam: - metrik Schwarzschild, - metrik Reissner Nordström, - metrik Kerr, - metrik Kerr Newman 2. jawaban semua model kosmologis yang tidak melibatkan energi medan skalar dan tetapan kosmologis. Singularitas ruang waktu

Supernova: Akhir kehidupan bintang-bintang

Teorema singularitas adalah ungkapan yang menyatakan syarat cukup bagi suatu ruang waktu untuk memiliki singularitas. Teorema singularitas melibatkan konsep ketaklengkapan geodesik untuk mewakili keberadaan kelengkungan yang tak berhingga. Ketaklengkapan geodesik maksudnya keberadaan geodesik (garis lurus, sebagai lintasan pengamat dalam ruang-waktu) yang hanya dapat diperpanjang untuk waktu yang berhingga diukur oleh pengamat yang bergerak sepanjang garis lurus itu. Di ujung lintasan itu, pengamat akan jatuh ke dalam singularitas atau wilayah yang bermasalah, tempat hukum relativitas umum tidak berlaku lagi. Gravitational singularity theorems in the framework of general relativity

Terdapat banyak versi teorema Penrose-Hawking. Bentuk Umum Teorema Singularitas: Andaikan suatu ruang-waktu yang memenuhi : - syarat energi - syarat kausalitas - gravitasi cukup kuat untuk menjebak cahaya. Maka ruang waktu memiliki singularitas, yakni terdapat garis lurus (geodesik) yang berukuran berhingga dan tidak dapat diperpanjang hingga infinit. Gravitational singularity theorems in the framework of general relativity