BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
1 < 60 Tidak Tuntas 9 56,25 %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Sal atiga semester II tahun 2013/2014 khususnya dalam pembelajaran IPA jarang sekali guru menggunakan model-model pembelajaran. Guru masih menggunakan model pembelajaran secara konvensional, sehingga siswa kurang tertarik pada pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mendapat skor dibawah KKM. Tabel 4.1 menunjukkan distribusi skor hasil belajar IPA siswa pada Pra Siklus berikut ini. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus No Skor Frekuensi Persentase % 1 20-26 5 22,7% 2 27-33 7 31,8% 3 34-40 10 45,5% Jumlah 22 100% Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan jumlah siswa yang mendapat skor antara 20-26 sebanyak 5 siswa atau 22,7% dari 22 siswa, skor antara 27-33 sebanyak 7 siswa atau 31,8% dari 22 siswa, sedangkan skor antara 34-40 sebanyak 10 siswa atau 45,5% dari 22 siswa. Berdasarkan dari distribusi skor hasil belajar pra siklus dengan skor tertinggi 40 yang berada jauh di bawah KKM 70, nampak bahwa hasil belajar siswa pada pra siklus tidak ada yang tuntas. Hal ini didukung oleh besarnya skor rata-rata 31,9 dan skor terendah yaitu 20. Apabila 32

33 distribusi skor hasil belajar pra siklus tersebut digambar, maka nampak gambar seperti yang disajikan melalui gambar 4.1 berikut ini : 12 10 8 6 4 2 0 20-26 27-33 34-40 Sumber : Data Primer Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Skor Hasil Belajar IPA Pra Siklus Gambar 4.1 dapat dijadikan dasar dalam menyimak permasalahan yang ada. Selain itu, sejumlah informasi yang disebabkan oleh tindakan pembelajaran perlu digali dari guru kelas IV. Hal ini perlu diambil solusi untuk pemecahan masalah. Dalam proses pembelajaran IPA di kelas IV, ditemukan beberapa masalah diantaranya siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, berbicara dengan teman sebangku, dan tidak mengerjaan tugas dengan baik terhadap siswa yang aktif. Guru hanya berceramah tentang materi saja tanpa memperhatikan keadaan siswa. keseriusan siswa dalam belajar kurang dan siswa cenderung bosan dengan kegiatan belajar yang selalu mendengarkan guru dan mengerjakan soal latihan di buku LKK. Solusi yang digunakan untuk mengatasi ketidaktuntasan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga dengan memberikan tindakan pembelajaran yang berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI, yang dilaksanakan melalui 2 siklus yakni siklus I dan siklus II.

34 4.1.2 Siklus I Pelaksanaan siklus I dengan KD mengidentifikasikan jenis jenis sumber daya alam yang akan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut : 1. Perencanaan Penentuan materi pembelajaran yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini didasarkan pada kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Perencanaan pembelajan dibuat dengan menyusun RPP dan kemudian dikonsultasikan kepala sekolah. Adapun SK yang harus dikuasai oleh siswa kelas IV SD terkait dengan hasil belajar yang bersifat kognitif ini adalah pengetahuan tentang pengertian dan jenis jenis sumber daya alam. dalam pelaksanaan tindakan diperlukan suatu rancangan tindakan yang digunakan sebagai bahan intervensi yaitu penyusuan desain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Rancangan kegiatan ini mengoptimalkan peran siswa untuk dapat menemukan konsep pada materi yang sedang dipelajari. Guru dirancang untuk seminimal mungkin terlibat dalam proses pembelajaran agar siswa dapat melakukan investigasi terhadap apa yang mereka pelajari. Kegiatan pembelajaran dalam siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI, siswa dirancang untuk dapat bekerja sama di dalam kelompok untuk berusaha melakukan investigasi terhadap suatu masalah dan memahami materi yang sedang dipelajari dengan melakukan diskusi kelompok. Peran guru hanya mengkondisikan siswa dan menanggapi pertanyaan pertanyaan siswa yang belum jelas dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan tindakan dalam siklus I ini dirancang menjadi tiga pertemuan dimana setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35 menit. Rancangan pembelajaran pertemuan pertama mempelajari pengertian sumber daya alam dan macam macam sumber daya alam. Rancangan pembelajaran pertemuan kedua mempelajari sumber daya alam berdasarkan jenis dan sifatnya. Sedangkan dalam pertemuan ketiga akan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengukur kemampuan hasil belajar siswa dari pertemuan pertama dan kedua. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan melakukan diskusi kelompok dan

35 setiap kelompok melakukan investigasi terhadap masalah yang sudah mereka dapatkan, setiap kelompok dibagikan alat peraga untuk membantu setiap kelompok melakuan investigasi. Setelah siswa selesai melakukan investigasi kelompok maka siswa menuliskan hasil investigasi kelompok mereka kedalam LKK (Lembar Kerja Kelompok) kemudian mempresentasikan hasil kerja kelompok siswa satu kepada kelompok siswa lainnya. 2. Implementasi Tindakan dan Observasi a. Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dalam siklus I akan dilaksanakan pada tanggal 14 April 2014. pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI ini mempelajari pengertian sumber daya alam dan sumber daya alam berdasarkan sifat dan jenisnya. Pembelajaran dimulai dengan melakukan apersepsi dengan menayangkan video tentang alam sekitar. Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa tentang isi video yang sudah ditayangkan. Setelah itu guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan pertama. Dalam kegiatan eksplorasi guru menunjukkan beberapa contoh gambar sumber daya alam berdasarkan sifat dan jenisnya. Setelah itu guru dan siswa bertanya jawab tentang gambar yang ditunjukkan oleh guru. Siswa menyebutkan contoh sumber daya alam yang ada di sekitar rumah mereka. Dari pertanyaan guru tentang sumber daya alam siswa diarahkan kepada topik yang akan dipelajari yaitu pengertian sumber daya alam. Sebelum melakukan investigasi kelompok, guru menjelaskan sedikit tentang topik yang akan dipelajari. Dari topik tersebut, guru mengkondisikan siswa membentuk kelompok sesuai dengan kelompok kerja kelas yang sudah ada. Setelah kelompok terkondisikan, guru meminta setiap kelompok untuk memilih ketua kelompok. Para perwakilan kelompok diminta untuk maju dan mengambil materi yang telah disiapkan oleh guru. Materi-materi yang dibagikan antara lain pengertian sumber daya alam meliputi sumber daya alam berdasarkan jenis dan sumber daya alam berdasarkan sifatnya. Setelah setiap kelompok

36 mendapatkan materi, siswa diminta untuk melakukan investigasi terhadap materi yang mereka dapatkan. Siswa diberikan LKK (lembar kerja Kelompok) yang berisikan tentang bagaimana hasil investigasi yang dilakukan setiap kelompok. Setelah semua kelompok selesai melakukan investigasi kelompok dan menuliskan hasil akhir ke dalam LKK, kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok yang diwakili oleh juru bicara yang ditunjuk oleh setiap kelompok. Presentasi dilakukan secara bergiliran. Bagi kelompok yang belum mendapatkan giliran presentasi, kelompok tersebut mendengarkan dan memberikan tanggapan terhadap presentasi yang tidak sesuai atau salah. Setelah presentasi selesai dilakukan, siswa secara bersamasama merangkum materi dari investigasi yang telah dilakukan. Dari percobaan tersebut, siswa dapat membedakan antara sumber daya alam berdasarkan jenis dan sumber daya alam berdasarkan sifatnya. Kemudian sebelum pembelajaran disudahi, terlebih dahulu guru memberikan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh siswa. b. Pertemuan Kedua Pelaksanaan penelitian siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 15 April 2014. Pembelajaran pada pertemuan kedua mempelajari tentang sumber daya alam berdasarkan jenisnya dan sumber daya alam berdasarkan sifatnya. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan apersepsi tentang materi yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru memotivasi siswa untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dengan cara melakukan tanya jawab. Selesai melakukan tanya jawab guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang macam macam sumber daya alam berdasarkan jenis dan sifatnya. Dalam kegiatan elaborasi guru membahas pekerjaan siswa yang diberikan guru pada materi sebelumnya. Setelah itu guru mengkondisikan siswa membentuk kelompok sesuai dengan kelompok kerja kelas yang sudah ada. Setelah kelompok kerja terondisikan, guru meminta setiap kelompok untuk memilih ketua kelompok. Para perwakilan kelompok diminta untuk maju

37 dan mengambil materi yang telah disiapkan oleh guru. Dimana materi tersebut berbeda antara satu kelompok dengan kelompok yang lain. Setelah setiap kelompok mendapatkan materi, siswa diminta untuk melakukan investigasi terhadap materi yang mereka dapatkan. Siswa diberikan LKK (lembar kerja kelompok) yang berisikan tentang bagaimana hasil investigasi yang dilakukan setiap kelompok. Setelah semua kelompok selesai melakukan investigasi kelompok dan menuliskan hasil akhir kedalam LKK, kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil dari percobaan tersebut yang diwakili oleh juru bicara yang telah ditunjuk setiap kelompok. Presentasi dilakukan secara bergiliran. Bagi kelompok yang belum mendapatan giliran presentasi, kelompok tersebut mendengarkan dan memberikan tanggapan terhadap presentasi yang tidak sesuai atau salah. Setelah presentasi selesai dilakukan, siswa secara bersama-sama merangkum materi dari investigasi yang telah dilakukan. Sebelum pembelajaran disudahi, terlebih dahulu guru memberikan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh siswa. c. Pertemuan 3 Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 3 dilaksanakan pada tanggal 19 April 2014 pada jam terakhir dengan melakukan evaluasi. Pada pertemuan ini guru hanya mengulas pelajaran yang telah disampaikan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Setelah itu guru menyampaikan kepada siswa bahwa KKM yang dicapai sebesar 70. Kegiatan inti dalam pertemuan ke 3 ini adalah eksplorasi, yaitu dengan guru bertanya jawab kepada siswa tentang materi pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Selanjutnya adalah kegiatan elaborasi, guru meminta kepada siswa pekerjaan rumah yang telah diberikan sebelumnya. Guru bersama siswa membahas pekerjaan rumah yang telah diberikan sebelumnya. Dalam tahap ini guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab tentang materi yang belum mereka pahami. Tahap selanjutnya adalah konfirmasi, dalam tahap ini guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan tentang sumber daya alam. Setelah semua

38 siswa paham dengan materi ajar yang diberika, kemudian guru membagikan soal evaluasi yang telah disiapkan. Berikutnya setelah semua siswa selesai mengerjakan, kemudian guru membahas dan mengoreksi soal evaluasi yang telah dikerjakan siswa. Setelah selesai guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dalam penelitian yang dilakukan pada siklus I, kegiatan observasi terhadap implementasi model pembelajaran kooperatif tipe GI siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 semester 2 tahun 2013/2014 untuk mata pelajaran IPA menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan secara berkelanjutan pada setiap pertemuan dan dilakukan oleh observer. Pada siklus I pertemuan 1, 2 dan 3 dilakukan observasi implementasi model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan dalam penelitian. Hasil observasi menunjukkan bahwa setiap langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe GI telah dilaksanakan dalam pembelajaran dengan baik. Pada kegiatan awal pembelajaran, guru melaksanakan proses pembelajaran yang telah ditentukan belum mencapai optimal. Guru belum menguasai secara penuh tentang materi SDA_LTM yang akan diajarkan. Pada saat siklus I dilaksanakan guru terlihat tidak tegas dalam menyampaikan materi. Selain itu pada saat pelaksanaan apersepsi guru dan siswa juga tampak tidak semangat terlihat dari siswa yang kurang antusias saat melihat video tersebut. Pada saat guru bertanya jawab pun siswa yang antusias menjawab hanya beberapa siswa saja. Selain itu pada saat bertanya jawab guru terlihat seperti belum menguasai materi yang akan diajarkan. Pada kegiatan inti, pelaksanaan pembelajaran belum sesuai dengan sintaks. Masih ada beberapa langkah model pembelajaran kooperatif tipe GI yang belum dilaksanakan dalam siklus I. Hal ini tercermin pada saat guru membagikan kerja kelompok, yaitu guru tidak memanggil ketua kelompok untuk mengambil materi yang dibagikan. Selain itu guru juga belum memberikan arahan untuk bagaimana cara mengerjakan LKK dan menggunakan alat peraga yang diberikan. Dalam kegiatan ini siswa belum

39 melakukan investigasi pada materi yang telah dibagikan. Hal ini terbukti pada saat kerja kelompok, masih ada banyak siswa yang tidak baik dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini juga disebabkan karena kurangnya penguasaan kelas terhadap siswa yang mengikuti pembelajaran. Dalam menyampaikan presentasi kelompok siswa masih terlihat malu dalam menyampaikan hasil kerja kelompok serta belum ada hubungan timbal balik antara siswa yang presentasi, siswa yang mendnegarkan dan guru. Pada pelaksanaan kegiatan ini guru kurang memperhatikan alokasi waktu, sehingga waktu yang digunakan lebih panjang dari waktu yang telah direncanakan. Hal ini menyebabkan guru harus menambah waktu jam pelajaran untuk menyelesaikan materi yang ada. Pada kegiatan penutup, siswa kurang antusias menjawab pertanyaan dari guru. Hanya beberapa siswa saja yang aktif dalam menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Pada saat kegiatan penutup, guru hanya bertanya kepada siswa, tetapi tidak mengambil kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. 4. Refleksi Setelah mengadakan refleksi antara guru kelas IV dan peneliti, maka pembelajaran siklus I pertemuan 1, 2 dan 3 masih ditemukan kekurangan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, antara lain : Bagi guru : - Kurangnya penguasaan terhadap materi yang akan diajarkan sehingga siswa menjadi ragu dalam menerima pelajaran. - Guru belum terlalu memahami tentang sintaks pembelajaran yang sedang dilaksanakan. - Penguasaan kelas masih kurang. - Kurang memperhatikan alokasi waktu. - Kepercayaan diri yang kurang dalam menerapkan kodel pembelajaran yang baru pertama digunakan. - Kurang maksimal dalam menggunakan alat peraga yang telah disiapkan.

40 Bagi Siswa : - Siswa kurang aktif dalam pelaksanaan pembelajaran. - Kurangnya antusias siswa dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh guru. - Dalam melakuan investigasi, siswa belum melakukannya secara maksimal. - Siswa masih malu dalam menyampaikan presentasi kelompok. - Kuranganya interaksi antara satu siswa dengan siswa yang lain. 4.1.3. Siklus II Pelaksanaan siklus II dengan KD menjelaskan hubungan antara sumberdaya alam dengan teknologi yang digunakan yang akan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut : 1. Perencanaan Penentuan materi pembelajaran yang digunakan untuk melaksanaan penelitian ini didasarkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Perencanaan pembelajaran dibuat dengan menyusun RPP dan kemudian dikonsultasikan kepala sekolah. Adapun standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa kelas IV SD terkait dengan hasil belajar yang bersifat kognitif ini adalah pengetahuan tentang hubungan sumberdaya alam dengan teknologi dan masyarakat. Untuk melaksanakan tindakan diperlukan suatu rancangan tindakan yang digunakan sebagai bahan intervensi yaitu penyusunan desain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Rancangan kegiatan secara umum merupakan modifikasi dari suatu pelajaran yang dirancang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Rancangan kegiatan ini mengoptimalkan peran siswa untuk dapat menemukan konsep pada materi yang sedang dipelajari. Guru dirancang untuk seminimal mungkin terlibat dalam proses pembelajaran agar siswa dapat melakukan investigasi terhadap apa yang mereka pelajari. Kegiatan pembelajaran dalam siklus II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI, siswa dirancang untuk dapat bekerja sama didalam kelompok untuk berusaha melakukan investigasi terhadap suatu masalah dan memahami materi yang sedang dipelajari dengan

41 melakukan diskusi kelompok. Peran guru hanya mengkondisikan siswa dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan siswa yang belum jelas dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan tindakan dalam siklus II ini dirancang menjadi tiga pertemuan dimana setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35 menit. Rencana pembelajaran pertemuan pertama mempelajari tentang proses pembuatan bahan-bahan sumber daya alam menggunakan teknologi dan pada pertemuan kedua aan mempelajari tentang cara menjaga sumber daya alam dan kelestarian lingkungan. Sedangkan pertemuan ketiga akan dilakukan evaluasi yaitu untu mengukur kemampuan hasil belajar siswa dari pertemuan pertama dan kedua. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan melakukan diskusi kelompok dan setiap kelompok melakukan investigasi terhadap masalah yang sudah mereka dapatkan, setiap kelompok dibagikan macam-macam hasil teknologi sumber daya alam untuk membantu setiap kelompok melakukan investigasi. Setelah siswa selesai melakukan investigasi kelompok maka siswa menuliskan hasil investigasi kelompok siswa ke dalam LKK (Lembar Kerja Kelompok) kemudian mempresentasikan hasil kerja kelompok siswa satu kepada kelompok siswa lain. 2. Implementasi Tindakan dan Observasi Dalam tahap ini guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Alat peraga digunakan dalam pembelajaran siklus II adalah hubungan sumber daya dengan teknologi dan masyarakat. Pelaksanaan siklus II akan dilaksanakan selama tiga kali pertemuan yaitu tanggal 22, 23 dan 26 April 2014. Pelaksanaan tersebut akan dilaksanakan seperti yang ada dibawah ini : a. Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dalam siklus II akan dilaksanakan pada tanggal 22 April 2014. Dalam siklus II pertemuan 1 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI ini mempelajari tentang pengolahan sumberdaya alam menggunakan teknologi. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan apersepsi yaitu mengulas materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, lalu guru

42 menceritakan sebuah cerita. Kemudian guru bersama dengan siswa bertanya jawab tentang cerita tersebut. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan tersebut. Setelah apersepsi selesai dilakukan, guru juga melakukan eksplorasi yaitu dengan menunjukkan beberapa contoh bahan olahan sumberdaya alam, kemudian guru dan siswa bertanya jawab tentang contoh bahan tersebut. Untuk mempertegas pengetahuan siswa, guru juga bertanya jawab tentang sumber daya alam yang ada disekitar lingkungan mereka yang dapat diolah dengan menggunakan teknologi modern. Sebelum melakukan investigasi kelompok guru juga menjelaskan bagaimana proses pembelajaran yang akan dilakukan. Sebelum membagi kelas kedalam kelompok, guru menjelaskan tentang topik yang akan dipelajari. Dari topik tersebut, guru mengkondisikan siswa membentuk kelompok sesuai dengan kelompok kerja kelas yang sudah ada. Setelah kelompok kerja terkondisikan, guru meminta setiap kelompok untuk memilih ketua kelompok. Para perwakilan kelompok diminta untuk maju dan mengambil materi yang telah disiapkan oleh guru. Materi tersebut berbeda antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya. Setelah setiap kelompok mendapatkan materi, siswa diminta untuk melakukan investigasi terhadap materi yang mereka dapatkan. Siswa diberian LKK (lembar kerja kelompok) yang berisikan tentang bagaimana hasil investigasi yang dilakukan setiap kelompok. Setelah semua kelompok selesai melakukan investigasi kelompok dan menuliskan hasil akhir kedalam LKK, kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok tersebut yang diwakili oleh juru bicara yang telah ditunjuk melalui persetujuan kelompok tersebut. Presentasi dilakukan secara bergiliran. Bagi kelompok yang belum mendapatkan giliran presentasi, kelompok tersebut mendengarkan dan memberikan tanggapan terhadap presentasi yang tidak sesuai atau salah. Setelah presentasi selesai dilakukan, siswa secara bersama-sama merangkum materi dari investigasi yang telah dilakukan. b. Pertemuan Kedua Pelaksanaan penelitian pada siklus II pertemuan kedua akan dilaksanakan pada tanggal 23 April. pada pertemuan kedua ini mempelajari tentang cara

43 menjaga sumber daya alam dan lingkungan. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan apersepsi yaitu dengan menayangkan video tentang alam dan mengulas materi yang sudah pernah diajarkan sebelumnya. Kemudian guru bertanya jawab tentang video yang telah ditayangkan tersebut. Setelah apersepsi selesai dilakukan, guru juga melakukan eksplorasi yaitu dengan menunjukkan beberapa contoh gambar tentang cara melestarian alam, kemudian guru dan siswa bertanya jawab tentang gambar tersebut. Untuk mempertegas pengetahuan siswa, guru juga bertanya jawab tentang cara melestarikan alam di lingkungan sekitar. Dalam kegiatan elaborasi guru menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan dipelajari. Kemudian guru membagi siswa dikelas menjadi beberapa kelompok heterogen. Setelah kelompok terkondisikan, guru meminta setiap kelompok untuk memilih ketua kelompok. Para perwakilan kelompok diminta untuk maju dan mengambil materi yang telah disiapkan oleh guru. Setelah setiap kelompok mendapatkan materi, siswa diminta untuk melakukan investigasi terhadap materi yang mereka dapatkan. Siswa diberi LKK (lembar kerja kelompok) yang berisikan tentang bagaimana hasil investigasi yang dilakukan setiap kelompok. Setelah semua kelompok selesai melakukan investigasi kelompok dan menuliskan hasil akhir kedalam LKK, kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil dari kerja kelompok tersebut yang diwakili oleh juru bicara yang telah ditunjuk oleh setiap kelompok. Presentasi dilakukan secara bergiliran. Bagi kelompok yang belum mendapat giliran presentasi bertugas mendengarkan dan memberikan tanggapan terhadap presentasi yang tidak sesuai atau salah. Setelah presentasi selesai dilakukan, siswa secara bersama-sama merangkum materi dari investigasi yang telah dilakukan. c. Pertemuan 3 Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 26 April 2014 dengan melakukan evaluasi. Pada pertemuan ini guru hanya mengulas pelajaran yang telah disampaikan pada pertemuan pertama dan kedua. Selanjutnya guru meminta kepada siswa pekerjaan rumah yang telah diberikan

44 sebelumnya. Dalam tahap ini guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab tentang materi yang belum siswa pahami. Tahap selanjutnya adalah konfirmasi, dalam tahap ini guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan tentang teknologi yang digunakan dalam mengolah sumberdaya alam dan cara melestarikan sumber daya alam. Setelah semua siswa paham dengan materi ajar yang sudah diberikan, guru membagikan soal evaluasi yang telah disiapkan. Berikutnya setelah semua siswa selesai mengerjakannya, guru membahas dan mengoreksi soal evaluasi yang telah dikerjakan siswa. setelah selesai guru bersama dengan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dalam penelitian yang dilakukan pada siklus II, dilakukan observasi terhadap implementasi model pembelajaran kooperatif tipe GI siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester II pada mata pelajaran IPA. Observasi dilakuan secara berkelanjutan pada setiap pertemuan. Pada siklus II pertemuan 1, 2 dan 3 dilakukan observasi dengan cara mengisi lembar observasi guru dan siswa yang telah disediakan. Hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi menunjukkan bahwa seluruh langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat dilaksanakan dengan baik. Pada kegiatan awal guru sudah melaksanakan proses pembelejaran sesuai yang telah ditentukan. Guru masih canggung dalam menyampaikan materi. Pada saat siklus II dilaksanakan guru terlihat sangat mantap dalam menyampaikan materi. Selain itu guru dan siswa lebih tampak bersemangat. Dalam tanya jawab juga siswa yang antusias menjawab lebih banyak dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Selain itu pada saat bertanya jawab guru terlihat sudah lebih menguasai materi. Pada kegiatan inti, pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan sintaks yang diinginkan. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe GI sudah dilaksanakan dengan baik. Hal ini tercermin pada saat guru membagikan kerja kelompok, yaitu guru sudah memanggil ketua kelompok untuk mengambil materi yang akan dibagikan. Selain itu guru juga sudah memberikan arahan untuk

45 bagaimana cara mengerjakan LKK dan menggunakan alat peraga yang digunakan. Dalam kegiatan ini siswa sudah melakukan investigasi pada materi yang telah dibagikan. Hal ini terbukti pada saat kerja kelompok, sebagian besar siswa sudah mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini disebabkan karena guru sudah dapat menguasai kelas dengan baik. Dalam menyampaikan presentasi kelompok siswa sudah terlihat lebih berani dan tegas dalam menyampaikan hasil kerja kelompok serta sudah ada hubungan timbal balik antara siswa yang sedang presentasi, siswa yang mendengarkan dan guru. Pada pelaksanaan kegiatan ini guru sudah memperhatikan alokasi waktu dengan baik, sehingga pembelajaran dapat selesai tepat pada waktunya. Pada kegiatan penutup siswa banyak yang antusias dalam menjawab pertanyaan dari guru. Sebagian siswa sangat aktif dalam menyimpulkan hasil pembelajaran. 4. Refleksi Setelah pelaksanaan, hasil analisis dan pelaksanaan pembelajaran pada materi sumber daya alam menggunakan model kooperatif tipe GI, secara umum telah menunjukkan hasil yang diharapkan. 4.2. Hasil Penelitian Hasil penelitian dari pra siklus, siklus I dan siklus II telah dilakukan analisis dengan membandingkan hasil belajar antar siklus yaitu dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga, diketahui bahwa hasil belajar IPA kelas IV dari pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan setelah digunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Berhasil atau tidaknya model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat diketahui dari hasil belajar IPA siswa. Hasil belajar tersebut diproleh dari tes dan non tes yang dilakukan pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Hasil belajar dari pra siklus diperoleh dari skor ulangan IPA semester I, sedangkan hasil belajar siklus I dan siklus II diperoleh dari tes dan non tes (unjuk kerja).

46 Hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga diperoleh dengan mengadakan tes evaluasi diakhir pertemuan siklus I yaitu pada pertemuan kertiga dan skor non tes yang berupa unjuk kerja. Dari hasil tes tersebut diketahui terjadi peningkatan pada hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga pada Kompetensi Menjelaskan hubungan antara sumberdaya alam dengan lingkungan, distribusinya secara rinci disajikan pada tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Distribusi Skor Hasil Belajar IPA Siklus I No Skor Frekuensi Persentase (%) 1 49-55 1 4,55 2 56-62 4 3 63-69 1 4 70-76 2 5 77-83 12 6 84-90 2 18,18 4,55 9,09 54,55 9,09 Jumlah 22 100 Sumber. Data primer Berdasarkan tabel 4.2 distribusi skor hasil belajar IPA siklus I dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV mengalami peningkatan dibandingkan dengan pra siklus, yang ditandai dengan meningkatnya skor ratarata dari 31,9 menjadi 74,8, sedangkan ketuntasan juga meningkat 0% menjadi 72,73% yang didapat oleh 16 siswa. Siswa yang memperoleh skor dibawah KKM atau belum tuntas mengalami penurunan dari 100% menjadi 27,28% yang didapat oleh 6 siswa. Untuk skor tertinggi meningkat dari 40 menjadi 86, sedangkan untuk skor terendah menjadi 49 yang awalnya 20. Distribusi skor hasil belajar pra siklus dapat digambarkan dengan diagram batang melalui gambar 4.2 berikut ini :

47 14 12 10 8 6 4 2 0 49-55 56-62 63-69 70-76 77-83 84-90 Sumber. Data primer Gambar 4.2 Diagram Batang Distribusi Skor Hasil Belajar IPA Siklus I Berdasarkan KKM 70, dapat diketahui hasil belajar berdasarkan ketuntasannya yang disajikan melalui tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Distribusi Hasil Belajar Berdasarkan Ketuntasan Siklus I No Skor Jumlah Siswa Ketuntasan Presentase Belajar Jumlah (%) 1 70 Tuntas 16 72,73 2 < 70 Belum tuntas 6 27,28 Jumlah 22 100 Sumber. Data primer Ketuntasan belajar siswa pada siklus I ini dapat dijelaskan bahwa siswa yang memiliki skor kurang dari KKM 70 sebanyak 6 siswa atau 27,28%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 16 siswa (72,73%) dari 22 siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak dari pada jumlah siswa yang

48 belum tuntas, namun mendasarkan indikator hasil belajar IPA yang telah ditetapkan belum mencapai 90%. Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat dalam diagram yang tertuang pada gambar 4.3 berikut : 27% 1 2 73% Ket : 1 tuntas 2 belum tuntas Sumber. Data primer Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siklus I b) Siklus II Hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga dengan KD menjelaskan hubungan antara sumberdaya alam dengan teknologi yang digunakan. Berikut disajikan melalui tabel 4.4 tentang distribusi hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan siklus II, siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 6 Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 berikut ini. Tabel 4.4 Distribusi Skor Hasil Belajar IPA Siklus II No Skor Frekuensi Persentase (%) 1 56-62 1 4,5 2 63-69 1 4,5 3 70-76 1 4,5 4 77-83 4 18 5 84-90 5 22,5 6 91-97 10 45,5 Jumlah 22 100 Sumber. Data primer Dilihat dari tabel 4.4 distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV mengalami peningkatan dari

49 hasil siklus I, ditandai dengan skor rata-rata yang ada peningkatan menjadi 85,16 sedangkan persentase ketuntasan juga sama halnya meningkat 90,91% yang didapat 20 siswa, sedangkan siswa yang mendapat skor dibawah KKM atau belum tuntas juga mengenai penurunan yaitu menjadi 9% yaitu 2 siswa. Skor tertinggi 91 dan skor terendah 52. Berdasarkan tabel 4.4 dapat digambar dalam bentuk diagram batang melalui gambar 4.4 berikut ini : 12 10 8 6 4 2 0 56-62 63-69 70-76 77-83 84-90 91-97 Sumber. Data primer Gambar 4.4 Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siklus II Berdasarkan KKM 70, dapat disajikan distribusi hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan siklus II dalam bentuk tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Distribusi Hasil Belajar Berdasarkan Ketuntasan Siklus II No Ketuntasan Jumlah Siswa Belajar Jumlah Persentase (%) 1 Tuntas 20 90,91 2 Belum tuntas 2 9,09 Jumlah 22 100 Sumber. Data primer

50 Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui hasil belajar siswa yang memiliki skor kurang dari KKM 70 sebanyak 2 siswa (9,09%), sedangkan siswa yang mencapai KKM 70 sebanyak 20 siswa (90,91%). Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan KKM lebih banyak dibandingkan siswa yang tidak mencapai KKM. Ketuntasan belajar siswa juga dapat dilihat dalam gambar 4.5 berikut ini : 9% 91% tuntas belum tuntas Sumber. Data primer Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siklus II Pada analisis komparatif ini didalamnya akan diuraikan tentang perbandingan hasil belajar IPA siswa kelas IV dari pra siklus, siklus I sampai siklus II untuk mengetahui peningkatan belajar yang terjadi. Perbandingan hasil belajar siswa ditunjukkan pada tabel 4.6 sebagai berikut ini : Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No Ketuntasan Skor Pra Siklus Siklus I Siklus II belajar Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % 1 Tidak <70 22 100 6 27,27 2 9,09 Tuntas 2 Tuntas 70 0-16 72,73 20 90,91 Jumlah 22 100 22 100 22 100 Sumber. Data primer

51 Berdasarkan tabel 4.6 skor rata-rata setiap siklus mengalami peningkatan, pada siklus I skor rata-rata 74,80 yang semula pra siklus rata-rata hanya 31,90 sedangkan pada siklus II rata-rata menjadi 85,16. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini : 80 rata-rata 75 78 70 73 65 60 55 65.8 kondisi awal siklus I siklus II rata-rata Sumber. Data primer Gambar 4.6 Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Rata-Rata Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Ketuntasan hasil belajar IPA dapat dijelaskan bahwa pada pra siklus siswa yang belum tuntas mencapai 100%. Pada siklus I dari siswa yang berjumlah 22, yang memperoleh skor mencapai KKM 70 sebanyak 16 ( 72,73%) dan 6 siswa (27,27%) lainnya masih dibawah KKM. Kemudian dilakukan siklus II untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 6 Salatiga telah mengalami peningkatan hasil belajar sebanyak 20 siswa (90,91%) dengan KKM 70, sedangkan 2 siswa (9,09%) belum mencapai KKM 70. Perbandingan ketuntasan tiap siklus dapat dilihat pada gambar diagram berikut :

52 tutas belum tuntas 20 16 10 12 6 2 kondisi awal siklus I siklus II Sumber. Data primer Gambar 4.7 Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, sebelum penelitian dilakukan guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Keadaan ini diduga membuat siswa kesulitan menerima materi yang diajarkan dikarenakan pembelajaran yang monoton dan membuat bosan.siswa cenderung asyik sendiri, ngobrol dengan teman dan tidak memperhatikan pembelajaran. Hal tersebut yang mengakibatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV pada kondisi awal di SD Negeri Sidorejo Lor 06 sangat rendah. Dari kondisi ini maka perlu dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran, terbukti hasil belajar siswa meningkat seiring dengan meningkatnya kinerja guru dan unjuk kerja siswa selama proses pembelajaran. Dalam hal ini siswa dapat lebih berpartisipasi aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan bekerjasama di dalam kelompok. Peningkatan hasil belajar IPA dengan menerapkan model kooperatif tipe GI juga dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil tes evaluasi pada tiap siklus. Hasil analisis terbukti bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat karena meningkatnya kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran terbukti dengan siswa sudah berani bertanya dan berfikir secara kelompok.

53 Ketuntasan siswa pada siklus I yang diatas KKM berjumlah 16 siswa (72,73%) dan siswa yang belum tuntas dibawah KKM berjumlah 6 siswa (27,27%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sudah meningkat tetapi hasil tersebut masih dibawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 90%, karena ketuntasan hasil belajar baru mencapai 72,73%. Hasil analisis lembar observasi guru sudah meningkat. Siswa lebih aktif dibandingkan guru. Siswa juga lebih tertarik dengan pembelajaran. Ketidakketercapaian keberhasilan 90% siswa tuntas disebabkan karena siswa kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran dan cenderung bermalas-malasan dikelas dan sering mengantuk. Itu dikarenakan siswa saat pulang sekolah membantu ibunya bekerja menjaga warung kelontong sehingga ia kelelahan dan juga kurang isirahat. Pada pembelajaran siklus II ketuntasan belajar telah mencapai 90,91%> 90% dari indikator keberhasilan dari yang telah ditetapkan. Dengan demikian PTK ini terbukti mencapai keberhasilan. Peningkatan hasil belajar IPA ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, dan lebih banyak terfokus pada siswa. Siswa bekerja secara berkelompok. Menginvestigasi topik yang diberikan oleh guru. Siswa dituntut untuk beketja sama, benar-benar belajar dan berpendapat. Hal ini juga mebuat siswa lebih rileks tidak tegang dalam menerima materi.setelah itu siswa juga di ajarkan untuk berani mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas. Berdasarkan penelitian yang diuraikan, maka penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI dalam pembelajaran IPA pada kelas IV Semester 2 SD N Sidorejo Lor 06 Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014 ini ini selaras dengan penelitian yang dilakukan Ratih Endarini Sudarmono dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI mencapai ketuntasan 89%. Dari hasil penelitian tersebut terbukti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat meningkatkan hasil belajar IPA.