BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

Diberikan sebarang relasi R dari himpunan A ke B. Invers dari R yang dinotasikan dengan R adalah relasi dari B ke A sedemikian sehingga

BAB II LANDASAN TEORI

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

2-EKSPONEN DIGRAPH DWIWARNA ASIMETRIK DENGAN DUA CYCLE YANG BERSINGGUNGAN

SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013. Graf Berarah

BAB II LANDASAN TEORI

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis

Diktat Algoritma dan Struktur Data 2

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

BAB 2 LANDASAN TEORI

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Model Produksi dan Distribusi Energi

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB II LANDASAN TEORI

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 DIGRAPH. Representasi dari sebuah digraph D dapat dilihat pada contoh berikut. Contoh 2.1. Representasi dari digraph dengan 5 buah verteks.

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012

BAB II LANDASAN TEORI

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

II. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi

Optimasi Jaringan. Masalah Optimasi Jaringan Model Optimasi Jaringan Penyelesaian Optimasi Jaringan dengan Simpleks

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF. Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8.

BAB II LANDASAN TEORI

CRITICAL PATH. Menggunakan Graph berbobot dan mempunya arah dari Critical Path: simpul asal : 1 simpul tujuan : 5. Graph G. Alternatif

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H

PENGGUNAAN LINEAR PROGRAMMING DALAM PENENTUAN WILAYAH PEMASARAN BERAS DI KALIMANTAN TIMUR

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

Denny Setyo R. Masden18.wordpress.com

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

BAHAN KUIS PRA-UTS MEKANIKA, Oktober 2011

Matematik tika Di Disk i r t it 2

merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 2002)

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

Pada catatan kuliah ini akan dibahas tentang konsep digraph (graph berarah) yang merupakan konsep penting dalam kuliah teori graph

Struktur. Bab 6: 4/29/2015. Kompetensi Dasar. Mahasiswa mendapatkan pemahaman mengenai cara kerja dan penyajian graph

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

BAB III ANALISA TEORETIK

SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI BARANG VERSI 2 DENGAN SIRKUIT HAMILTON PADA DIGRAF 2-ARAH BERBOBOT DINAMIK (STUDI KASUS DIGRAF D2K5)

ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN KABUR (Fuzzy Number Max-Plus Algebra) INTISARI ABSTRACT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s

BAB 2 OPTIMISASI KOMBINATORIAL. Masalah optimisasi merupakan suatu proses pencarian varibel bebas yang

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

TERMODINAMIKA TEKNIK II

BAB 2 LANDASAN TEORI. Secara garis besar ilmu statistik dibagi menjadi dua bagian yaitu:

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SBMPTN/SNMPTN 2008

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

BAB 2 DIGRAPH DWIWARNA PRIMITIF

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya dala eodelkan asalah network flow. Definisi 2.1. Sebuah graph G adalah pasangan (V,E) di ana V adalah hipunan tak kosong yang anggotanya disebut verteks dan E adalah hipunan yang anggotanya adalah pasangan tak berurut dari verteks V yang disebut edge. Secara uu graph dapat digabarkan dengan suatu diagra di ana verteks ditunjukkan sebagai titik yang dinotasikan dengan v i, i = 1, 2,,P dan edge digabarkan dengan sebuah garis lurus atau garis lengkung yang enghubungkan dua verteks (v i, v j ) dan dinotasikan dengan e k. Sebagai ilustrasi dapat dilihat Gabar 2.1. yaitu suatu graph yang epunyai lia verteks dan ena edge. V 1 e 4 V 3 V 5 e1 e 5 e 3 e 6 V 2 e 2 V 4 Gabar 2.1. Graph dengan lia verteks dan ena edge

2.2. Graph Berlabel Hubungan antar verteks-verteks dala graph perlu diperjelas. Hubungan tidak cukup hanya enunjukkan verteks-verteks ana yang berhubungan langsung, tetapi juga seberapa kuat hubungan itu. Sebagai contoh, andaikata suatu graph enyatakan peta suatu daerah. Verteks-verteks graph enyatakan kota-kota yang ada di daerah tersebut. Edge-edge dala graph enyatakan jalan yang enghubungkan kota-kota tersebut. Inforasi tentang peta daerah perlu diperjelas dengan encantukan jarak antara 2 kota yang berhubungan. Inforasi tentang jarak dibutuhkan karena dala graph, letak verteks dan panjang edgenya tidak enyatakan jarak 2 kota yang sebenarnya seperti halnya dengan peta yang sebenarnya. Jadi setiap garis dala graph berhubungan dengan suatu label yang enyatakan bobot garis tersebut. Definisi 2.2. Graph Berlabel (weighted graph) adalah suatu graph tanpa edge paralel di ana setiap edgenya berhubungan dengan suatu bilangan riil tak negatif yang enyatakan bobot edge (w(e)) tersebut. Julah bobot seua edge disebut Total Bobot. Matriks yang bersesuaian dengan graph berlabel G adalah atriks hubung A = (a ij ) dengan a ij = bobot edge yang enghubungkan verteks v i dengan verteks v j. Jika verteks v i tidak berhubungan langsung dengan verteks v j, aka a ij =, dan a ij = 0 di ana i = j. Contoh 2.1. Dala suatu propinsi, ada 8 kota (v 1, v 2,, v 8 ) yang akan dihubungkan dengan jaringan listrik. Biaya peasangan jaringan listrik yang ungkin dibuat antar 2 kota adalah sebagai berikut:

Edge Kota yang dihubungkan Biaya per satuan e 4 e 7 e 2 e 8 e 9 e 1 e 3 e 10 e 5 e 11 e 6 v 2 v 3 3 v 4 v 6 4 v 1 v 7 5 v 3 v 4 5 v 3 v 5 5 v 1 v 2 15 v 1 v 4 15 v 6 v 8 15 v 7 v 8 15 v 5 v 6 15 v 6 v 7 18 a. Graph berlabel untuk enyatakan jaringan listrik di 8 kota dapat digabarkan pada Gabar 2.2. di bawah ini. Angka dala kurung enyatakan bobot edge yang bersangkutan. Bobot tersebut enyatakan biaya pengadaan jaringan listrik. v 1 e 2 (5) e 3 (15) v 7 v 4 e 6 (18) e 5 (15) e 7 (4) e 1 (15) e 8 (5) v 2 e 4 (3) v 3 e 9 (5) v 8 e 10 (15) v 6 e 11 (15) v 5 Gabar 2.2.Graph Jaringan listrik di 8 kota

b. Matriks hubung untuk enyatakan graph berlabel pada Gabar 2.2. adalah atriks A = (a ij ) dengan a ij = Jarak verteks v i dengan v j di ana ada edge yang enghubungkan verteks v i dengan v j di ana tidak ada edge yang enghubungkan verteks v i dengan v j 0 di ana i = j v 1 v 2 v 3 v 4 v 5 v 6 v 7 v 8 v 1 0 15 15 v 2 15 0 3 v 3 3 0 5 5 A = v 4 15 5 0 4 v 5 5 0 15 v 6 4 15 0 18 15 v 7 5 18 0 15 v 8 15 15 0 Misalkan G adalah sebuah graph berarah. Sebuah edge berarah e = [u,v] dikatakan ulai pada verteks awal u dan berahkhir di verteks akhir v, u dan v dikatakan adjacent. Definisi 2.3. Derajat luar dari v, (outdeg (v)) adalah julah edge yang berawal pada v, dan derajat dala dari v (indeg (v)) adalah julah edge yang berakhir di v. Jika setiap edge ulai dan berakhir pada suatu verteks, aka julah derajat-dala dan julah derajat-luar harus saa dengan n, yaitu julah edge pada G. Definisi 2.4. Sebuah verteks v di G disebut suber (source) bila epunyai derajatluar positif tetapi derajat-dala nol. Sedangkan, v disebut tujuan (sink) jika v epunyai derajat-dala positif tetapi derajat-luar nol. Perhatikan Gabar 2.3.

A B C D E F G Gabar 2.3. Graph G dengan 7 verteks Gabar 2.3. di atas terdiri dari: Verteks A B C D E F G Derajat-dala (indegree) 0 2 2 4 1 1 2 Derajat-luar (outdegree) 4 1 0 0 3 3 1 Julah derajat dala dan julah derajat luar saa dengan 12 yaitu julah arc. Pada Gabar 2.3. Verteks A adalah suber (source) karena edgenya berawal pada A tetapi tidak berakhir di A. Sedangkan C dan D adalah verteks tujuan (sink) karena edgenya berakhir di C dan di D tetapi tidak berawal di verteks itu. 2.3. Path Miniu Salah satu aplikasi graph berarah berlabel yang sering dipakai adalah encari path terpendek diantara 2 verteks. Jika asalahnya adalah encari jalur tercepat, aka path terpendek tetap dapat digunakan dengan cara engganti nilai edge.

Definisi 2.5. Misalkan G adalah suatu graph. Di ana v dan w adalah 2 verteks dala G. Suatu Walk dari v ke w adalah barisan verteks-verteks berhubungan dan edge secara berselang-seling, diawali dari verteks v dan diakhiri pada verteks w. Walk dengan panjang n dari v ke w ditulis: v 0 e 1 v 1 e 2 v 2 v n-1 e n v n dengan v 0 = v; v n = w; v i-1 dan v i adalah verteks-verteks ujung edge e i. Path dengan panjang n dari v ke w adalah walk dari v ke w yang seua edgenya berbeda. Path dari v ke w dituliskan sebagai v = v 0 e 1 v 1 e 2 v 2 v n-1 e n v n = w dengan e i e j untuk i j. Definisi 2.6. Lintasan adalah suatu barisan edge ( e e,..., e ) sehingga verteks terinal i, i2 ei beripit dengan verteks awal j i k 1 sedeikian rupa e untuk 1 j k 1. i( j +1) Contoh 2.2. e 4 e 2 e 3 v 3 e 5 v 4 v 1 v 2 e 6 e 1 e 8 e 7 e 10 v 6 v 5 Gabar 2.4. Graph dengan 6 verteks dan 10 edge e 9 Pada Gabar 2.4. di atas terdapat: a. Seua edge berbeda (e 1, e 3, e 4, dan e 5 asing-asing uncul sekali). Ada verteks yang berulang (v 3 uncul 2 kali). Verteks awal dan verteks akhir tidak saa (verteks awal = v 1 dan verteks akhir = v 4 ). Barisan ini erupakan path dari v 1 ke v 4 dengan panjang 4. b. Ada edge yang uncul lebih dari sekali, yaitu e 5 (uncul 2 kali) berarti barisan tersebut erupakan walk dari v 1 ke v 5 dengan panjang 5.

2.4. Representasi Graph dala Matriks Matriks dapat digunakan untuk enyatakan suatu graph. Jika graph dinyatakan sebagai suatu atriks, aka perhitungan-perhitungan yang diperlukan dapat dilakukan dengan udah. Kesulitan utaa erepresentasikan graph dala suatu atriks adalah keterbatasan atriks untuk encakup seua inforasi yang ada dala graph. Akibatnya ada beraca-aca atriks untuk enyatakan suatu graph tertentu. Tiap-tiap atriks tersebut epunyai keuntungan yang berbeda-beda dala enyaring inforasi yang dibutuhkan pada graph. Misalkan G adalah sebuah graph dengan verteks-verteks v 1, v 2,, v edge-edge e 1, e 2,, e n. dan Definisi 2.7. Matriks adjacency Misalkan A = (a ij ) adalah atriks x yang didefinisikan oleh 1 jika {u, v} adalah edge, yaitu v i adjacent terhadap v j a ij = 0 lainnya A disebut atriks adjacency dari G. Perhatikan a ij = a ji, sehingga A adalah sebuah atriks sietris. (Didefinisikan sebuah atriks adjacency untuk sebuah ultigraph dengan peisalan a ij enyatakan julah edge {v i, v j }.) Definisi 2.8. Matriks Insiden Misalkan M = ( ij ) adalah atriks x n yang didefinisikan oleh 1 verteks v i adalah incident pada edge e j. = 0 lainnya M disebut atriks incidence dari G. Perhatikan Gabar 2.5 berikut ini.

e 5 v 1 e 2 v 5 e 6 e 1 e 3 e 7 v 4 e 8 v 2 e 4 v 3 Gabar 2.5. Graph dengan 5 verteks dan 8 edge Pada Gabar 2.5. Matriks adjacency A = (a ij ) dari graph G. Karena G epunyai 5 verteks aka A akan enjadi atriks 5 x 5. Jika ada sebuah edge antara v i dan v j, aka a ij = 1. Jika sebaliknya, aka a ij = 0. Ini akan enghasilkan atriks berikut: v 1 v 2 v 3 v 4 v 5 v 1 0 1 1 1 1 A = v 2 1 0 1 0 0 v 3 1 1 0 1 1 v 4 1 0 1 0 1 v 5 1 0 1 1 0 Pada Gabar 2.5. Matriks Incidence M = ( ij ) dari graph G. Jika G epunyai 5 verteks dan 8 edge, aka M akan enjadi atris 5 x 8. Jika verteks v i anggota dari edge e j, aka ij =1, jika sebaliknya, aka ij = 0 untuk lainnya. Ini akan enghasilkan atriks berikut.

e 1 e 2 e 3 e 4 e 5 e 6 e 7 e 8 v 1 1 1 1 0 1 0 0 0 v 2 1 0 0 1 0 0 0 0 A = v 3 0 0 1 1 0 0 1 1 v 4 0 0 0 0 1 1 0 1 v 5 0 1 0 0 0 1 1 0 2.5. Shortest Path Setiap path dala digraph epunyai nilai yang dihubungkan dengan nilai path tersebut, yang nilainya adalah julah dari nilai edge path tersebut. Dari ukuran dasar ini dapat diruuskan asalah seperti encari lintasan terpendek antara dua verteks dan einiukan biaya. Banyak bidang penerapan ensyaratkan untuk enentukan lintasan terpendek berarah dari asal ke tujuan di dala suatu distribusi aliran berarah. Algorita yang diberikan dapat diodifikasi dengan udah untuk enghadapi lintasan berarah pada setiap iterasinya. Suatu versi yang lebih uu dari asalah lintasan terpendek adalah enentukan lintasan terpendek dari sebarang verteks enuju ke setiap verteks lainnya. Pilihan lain adalah ebuang kendala tak negatif bagi jarak. Suatu kendala lain dapat juga diberlakukan dala suatu asalah lintasan terpendek. Definisi 2.10. Lintasan terpendek antara dua verteks dari s ke t dala network adalah lintasan graph berarah sederhana dari s ke t dengan sifat di ana tidak ada lintasan lain yang eiliki nilai terendah.

Contoh 2.4. 2 X 1 1 2 2 4 3 X 3 X 2 X 4 3 X 5 5 X 8 4 1 3 X 7 5 1 X 6 Gabar 2.6. Shortest path (garis tebal) Pada Gabar 2.6. dapat dilihat bahwa setiap edge terletak pada path-path dari titik 1 ke titik 5. Edge erepresentasikan saluran dengan kapasitas tertentu (contohnya, air) dapat dialirkan elalui saluran. Sedangkan verteks erepresentasikan persipangan saluran. Air engalir elalui verteks pada verteks yang dilalui Lintasan terpendek dari verteks pada graph di atas adalah P = {1 4, 4 5} dengan kapasitas 4. 2.6. Linear Prograing Peruusan linear prograing dapat ebantu prosedur penyelesaian lebih efisien. Berikut ini adalah bentuk uu linear prograing. Miniukan Dengan kendala a c + 1 x1 + c2x2 +... c n xn (1) 11 x1 a12x2 +... + a1 n xn = b1 21 x1 + a22x2 +... + a2n xn = b2 + (2) a.. a x + a x +... + a x = b 1 1 2 2 1, x x n n n x 2,..., 0 (3)

Pada progra linear ini, x 1, x 2,, x n ewakili keputusan variabel yang tidak diketahui; c 1, c 2,, c n adalah biaya koefisien; b 1, b 2,, b n adalah nilai di saping kanan; dan a ij, i = 1 sapai dan j = 1 sapai n, dinaakan koefisien teknologi. Pernyataan (1) dinaakan fungsi objektif; (2) dinaakan kendala; dan (3) adalah kendala tidak negatif. Beberapa penyelesaian eenuhi seua kendala, dinaakan feasible solution. Pada peruusan ini, kendala ditulis dala bentuk persaaan. Uunya, kendala linear prograing epunyai relasi atau tetapi selalu dapat diubah dala persaaan dengan penjulahan slack variabel. Fungsi objektif (1) juga dapat diekspresikan sebagai aksiu sebagai pengganti iniu. Dapat diruuskan enjadi: Miniukan c j x j Dengan kendala n j = 1 n a ijx j = bi, j = 1 i = 1,2,..., x 0, j = 1,2,..., j 2.7. Flow Definisi 2.10 Suatu flow pada network G = (N,A) adalah suatu graph berarah dan berkapasitas, di ana setap arc(x,y) Є A eiliki kapasitas nonnegative c(x,y) 0. Jika (x,y) Є A, aka diasusikan c(x,y) = 0.

8 V1 6 a4 V3 6 a1 a8 s 0 a5 5 4 t 6 a2 V2 a3 6 a7 V4 a9 8 a6 Gabar 2.7. Flow dala network Gabar 2.7 eperlihatkan bahwa setiap arc terletak pada tiap-tiap node dari suber s ke tujuan t. Arc enggabarkan saluran dengan kapasitas tertentu. Kapasitas erupakan batas aksial di ana setiap aterial (isalnya air, gas, listrik) dapat dialirkan elalui saluran. Sedangkan node enggabarkan persipangan saluran. Material engalir elalui node tanpa engupulkan aterial tersebut pada node yang dilalui (kecuali pada node suber dan node tujuan). 2.8. Minial Cost Flow Definisi 2.11 Cost flow pada arc dala network flow dengan arc cost adalah perkalian antara arc-arc flow dan cost. Cost pada flow adalah julah dari cost flow pada arc. Andaikan sebuah directed network (jaringan berarah) G, terdiri atas beberapa node (titik) N = {1,2,,) dan beberapa directed arcs (busur berarah) S = {(i,j), (k,l),,(s,t)} dan saling terhubung pada node N. Arc (i,j) disebut incident (peristiwa) dari node i dan j dan terhubung dari node i ke node j. Dengan deikian diperoleh bahwa network eiliki node dan n arc. Untuk setiap node i dala network G, isalkan julah b i adalah ketersediaan barang (b i > 0) atau perintaan barang (b i < 0). Node dengan b i > 0 sering disebut sources (suber), dan node dengan b i < 0 sering disebut tujuan (sinks). Jika b i = 0,

aka tidak ada barang yang tersedia pada node i dan tidak diperlukan. Pada perasalahan ini node i sering disebut interediate (perantara) node. Untuk setiap arc (i,j) pada x ij adalah julah aliran pada arc (asusikan 0 x ij ) dan c ij adalah biaya pengirian sepanjang arc. Asusikan bahwa total penyediaan barang saa dengan total perintaan di dala network. Secara ateatika dapat dituliskan sebagai berikut. Miniukan c ij x ij i= 1 j= 1 Kendala x ij x ki j= 1 k = 1 = b i i = 1, 2,..., x ij 0 i,j = 1, 2,, (2.1) Persaaan (2.1) disebut flow conservation atau persaaan Kirchhoff. Di dala persaaan kekekalan, sedangkan enunjukkan julah aliran yang keluar dari node i enunjukkan julah aliran yang asuk ke node i. Persaaan tersebut engharuskan aliran yang keluar dari node i, x ij x ki, akan saa dengan b i. Jika b i < 0, aka akan lebih banyak aliran yang asuk pada node i dari pada yang keluar. x ki k = 1 x ij j= 1 j= 1 k = 1