BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika. Program Studi Strata-1. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Ganjil 2005 / 2006

BAB 2 LANDASAN TEORI

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO

BAB 2 LANDASAN TEORI. teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik.

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN BASIS DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu:

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA TENAGA KERJA PADA PT. VERA DIANA FOKUS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PERSEDIAAN, DAN PENJUALAN PADA AHASS DUNIA BARU. Oleh. Budianto Liono

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDAFTARAN PASIEN, RAWAT JALAN, APOTEK DAN LABORATORIUM PADA PUSKESMAS KECAMATAN KALIDERES SKRIPSI.

Metodologi Perancangan basis data secara konseptual

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Data Database

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

BINUS UNIVERSITY. Jurusan Teknik Informatika. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Ganjil Tahun 2007/2008

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan).

Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Pada PT Kontrol Ragam Indonesia

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. ukuran tujuan atribut dari suatu entitas (James O Brien, 2004, p7).

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Database

Kata Kunci : Sistem Basisdata, Nozzle, Permintaan, Penawaran, Pemesanan, Penjualan

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENYIMPANAN DAN PENJUALAN PADA PT. SOLUSI CORPORINDO TEKNOLOGI SKRIPSI. Oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum Pengertian Data dan Informasi. Menurut Navathe dan Elmasri (2000, p4), data adalah fakta yang dapat

Basisdata, sistem basisdata, perancangan sistem basisdata.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi pada era globalisasi sekarang ini

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). yang telah diketahui, yang dapat dikumpulkan dan disimpan dalam media

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT. ENERGITAMA MULTIGUNA SOLUSI SKRIPSI.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori yang Berkaitan Dengan Database

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2006 / 2007

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Dasar Sistem Basis Data

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Semua data terintegrasi dengan jumlah duplikasi yang minimum.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN, PENYEWAAN, DAN PEMASARAN PADA RAY WHITE SUNTER

-DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. dapat dimengerti oleh manusia. (Inmon,2005,p493)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaturan data secara cepat dan akurat, telah mengubah perpustakaan yang

Analisis dan Perancangan Sistem Office Automation Pada PT. DEVA ADHINES

Transkripsi:

7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Terminologi Definisi Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan, McLeod (1996,p13). Dan kebanyakkan sistem dapat berdiri sendiri, tetapi harus berintegrasi dengan hal lainnya. Definisi Sistem Informasi Sistem informasi menurut Connolly (2002,p270) adalah sumber daya yang memungkinkan pengumpulan (collection), pengaturan (management), pengawasan (control) dan penyebaran (dissemination) informasi ke seluruh organisasi. Definisi Data Menurut Connolly (2002,p19) data adalah jembatan yang menghubungi antara komponen manusia dan komponen mesin. Menurut Alter (1999,p48), Data merupakan fakta, gambar atau suara yang berhubungan atau tidak dan bermanfaat bagi tugas tertentu. Dapat dilihat bahwa data merupakan suatu bentuk keterangan-keterangan yang belum diolah

8 atau dimanipulasi. Data pada suatu perusahaan umumnya didapatkan dari hasil kegiatan sehari-hari atau hasil dari transaksi. Definisi Basis Data Basis Data menurut Connolly (2002, p14) adalah sekumpulan data yang saling berhubungan dan dirancang untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam suatu organisasi. Definisi Data Base Management System (DBMS) DBMS menurut Connolly (2002,p16) adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan user dapat mendefinisikan, membuat, merawat, dan mengatur akses ke basis data. DBMS menurut Date (2000,p8) adalah perangkat lunak yang menangani semua akses ke basis data. Keuntungan DBMS, yaitu : - Mengontrol data berulang - Konsistensi data - Lebih banyak informasi yang didapat dari jumlah data yang sama - Adanya pembagian data - Meningkatkan keamanan dan integritas data - Meningkatkan fasilitas salinan data asli ( back-up data ) - Meningkatkan fasilitas perolehan data ( recovery data )

9 Kerugian DBMS, yaitu : - Kompleksitas - Ukuran - Biaya DBMS - Biaya tambahan hardware Menurut Connolly ( 2002,p18), komponen-komponen DBMS terdiri dari : 1. Perangkat Keras ( Hardware ) Untuk menjalankan DBMS dan aplikasi. Berupa personal computer, mainframe, dan jaringan komputer. Untuk menjalankan DBMS memerlukan kecepatan memori dan kapasitas hard disk tertentu. 2. Perangkat Lunak ( Software ) Software mencakup DBMS, program aplikasi, dan sistem operasi 3. Data Penghubung antara komponen mesin ( perangkat keras dan perangkat lunak ) dengan komponen manusia ( prosedur dan orang ). 4. Prosedur Instruksi serta aturan yang mengatur perancangan dan penggunaan basis data. 5. Orang Semua orang yang terlibat dalam sistem, antara lain : - DBA ( Database Administrator ) - Programmer aplikasi - Pengguna akhir

10 2.1.2 Teori Flowchart ( Diagram Alir) Menurut Hall ( 2001, p71 ), flowchart adalah representasi grafikal dari sebuah sistem yang menjelaskan relasi fisik diantara entity-entity kuncinya. Dalam menyelesaikan proses atau sistem yang terjadi dalam perusahaan, digunakan flowchart. Dibawah ini merupakan penjelasan dari simbol-simbol yang digunakan. Tabel 2.1 Tabel Notasi Diagram Alir Simbol Keterangan Terminal : menunjukkan sumber atau tujuan dari dokumen atau laporan Dokumen sumber atau laporan Operasi manual File untuk dokumen sumber penyimpanan dan laporan bersifat permanen. File untuk dokumen sumber penyimpanan dan laporan bersifat sementara. Catatan akuntansi (jurnal, register, catatan harian, buku besar) Konektor halaman(on-page)

11 Simbol Keterangan Konektor off-page 2.1.3 Diagram Entity Relationship ( E-R Diagram ) E-R diagram merupakan alat bantu untuk menggambarkan model data yang didapat dari spesifikasi kebutuhan. Model E-R biasanya dinyatakan sebagai Entity-Relationship Diagram ( ERD ). Bagian yang membangun model E-R adalah entity types, relationship, dan attributes. Tipe Entity (Entity Type) Tipe entity menurut Connolly ( 2002,p331) merupakan sekumpulan objek yang memiliki properti-properti yang sama dalam sebuah aplikasi. Kejadian entity ( entity occurrence ) adalah objek yang teridentifikasi di dalam tipe entity. Entity yang bisa didefinisikan antara lain : person, place, ataupun concept. Hubungan ( Relationship ) Relationship menurut Connolly (2002,p334) adalah suatu hubungan yang berarti antar satu atau lebih tipe entity. Di dalam suatu relationship terdapat batasan-batasan yang disebut multiplisitas ( multiplicity ), yaitu jangkauan nilai dari suatu kejadian tipe entity

12 yang mungkin berhubungan dengan kejadian tipe entity lain melalui hubungan yang bersangkutan. Jenis batasan multiplisitas terdiri dari : Hubungan one-to-one (1:1) Relationships Nama Entity 1..1 1..1 Nama Entity Hubungan one-to-many (1:*) Relationships Nama Entity 0..1 0..* Nama Entity Hubungan many-to-many (*:*) Relationships Nama Entity *...* *..* Nama Entity Hubungan kompleks : nilai dimana kejadian yang mungkin pada tipe entity dalam relationship (n-ary) ketika nilai lain (n-1) tetap. Nama Entity 1..1 1..1 Relationship Nama Entity 0..* Nama Entity Atribut ( Attribute ) Atribut menurut Connolly (2002,p338) adalah properti atau karakter dari tipe entity atau relationship. Setiap tipe entity mempunyai satu set atribut. Domain Atribut ( Attribute Domain ) adalah nilai yang diperbolehkan dari satu atau lebih atribut. Atribut bisa diklasifikasikan menjadi :

13 Atribut Tunggal dan Komposit ( Simple and Composite Attribute ) Atribut tunggal adalah atribut yang terdiri dari komponen tunggal, tidak bergantung pada atribut lain, dan tidak bisa dibagi lagi. Contohnya adalah gaji pada entity staf. Atribut komposit adalah atribut yang terdiri dari komponen majemuk, bergantung pada atribut lain, dan bisa dibagi-bagi lagi. Contohnya adalah alamat, yang bisa dibagi menjadi nama jalan, kota. Atribut Bernilai Tunggal dan Majemuk ( Single-value and Multi-valued Attributes ). Atribut bernilai tunggal adalah atribut yang memiliki nilai tunggal dari tiap kejadian tipe entity. Contohnya adalah branch no dari entity branch. Atribut bernilai majemuk adalah atribut yang memiliki nilai majemuk dari tiap kejadian tipe entity. Contohnya adalah telepon, dimana sebuah kantor bisa memiliki lebih dari satu telepon. Atribut Derivasi atau Turunan ( Derived Attributes ) adalah atribut yang nilainya diperoleh dari nilai atribut lainnya yang berhubungan dan tidak harus berada di dalam satu tipe entity yang sama. Contohnya adalah atribut durasi, yang dihitung dari atribut waktu awal dan waktu akhir. Keys Candidate key adalah beberapa atribut yang secara unik mengidentifikasikan setiap entity. Primary key adalah candidate key yang terpilih untuk mengidentifikasi secara unik setiap entity.

14 Foreign key adalah suatu atribut atau kumpulan atribut, di dalam satu relasi di mana cocok dengan candidate key dari beberapa relasi. Alternate key adalah candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key. Composite key adalah candidate key yang terdiri dari dua atribut atau lebih. Komposisi ( Composition ) Komposisi menurut Connolly (2002,p372) adalah bentuk spesifik dari agregasi yang merepresentasikan hubungan antara entity, dimana terdapat hubungan yang kuat pada seluruh dan bagian. Pada komposisi, seluruh bertanggung jawab dalam pembuatan dan penghapusan dari bagian. Berikut ini adalah masalah yang sering dihadapi dalam pembuatan model E-R yaitu : Fan trap : model yang menggambarkan sebuah hubungan antara tipe entity, dimana jalur antara kejadian entity tertentu bersifat ambigu. Chasm trap : model yang menjelaskan hubungan antara tipe entity, tapi jalur antara kejadian entity tertentu tidak ada. 2.1.4 Normalisasi ( Normalization ) Normalisasi menurut Connolly (2002,p376) adalah teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan properti yang diinginkan, berdasarkan kebutuhan data dari perusahaan. Tujuan normalisasi adalah untuk mengurangi redundansi dan anomali data pada saat memasukkan, memperbaharui, dan menghapus data. Proses normalisasi :

15 1. Bentuk tidak normal (UNF ) Sebuah relasi dimana masih terdapat redundansi data, kemungkinan anomali datanya sangat besar, dan belum melalui proses normalisasi. 2. Bentuk normal pertama (1NF) Sebuah relasi dimana setiap baris dan kolom terdiri dari satu dan hanya satu nilai. 3. Bentuk normal kedua (2NF) Sebuah relasi dimana sudah dalam bentuk normal pertama dan setiap atribut yang bukan merupakan primary key bergantung penuh secara fungsional pada primary keynya. 4. Bentuk normal ketiga (3NF) Sebuah relasi dimana sudah dalam bentuk normal pertama dan kedua, serta atribut yang bukan primary key bergantung secara transitif pada atribut yang bukan primary key lainnya.

16 2.1.5 Daur Hidup Database (Database Life Cycle) Daur hidup database menurut Connolly (2002,p271) adalah : Database planning System defintion Requirements collection and analysis Database design DBMS selection (optional) Conceptual database design Logical database design Application design Phisical database design Prototyping (optional) Implementasi Data conversion and loading Testing Operational maintenance Gambar 2.1 Database Lifecycle

17 Berikut ini ringkasan dari aktivitas utama yang ada di setiap langkah dari siklus hidup aplikasi basis data, antara lain : 2.1.5.1 Tahap 1. Perencanaan Basis Data ( Database Planning ) Merencanakan bagaimana tahapan dari siklus hidup bisa direalisasikan secara efektif dan efisien. Tahapan perencanaan basis data : Mengidentifikasi rencana dan tujuan pembuatan aplikasi basis data untuk menetapkan kebutuhan sistem informasi. Mengevaluasi sistem yang sudah ada untuk menentukan kelebihan dan kekurangannya. Menaksir kesempatan teknologi informasi untuk menghasilkan kelebihan. 2.1.5.2 Tahap 2. Pendefinisian Sistem ( System Definition ) Menspesifikasikan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi basis data, pengguna dan area aplikasi. Selain itu, pada tahap ini perlu diidentifikasikan pandangan pemakai ( user view ) yang mendefinisikan apa yang diperlukan dalam aplikasi basis data dari peran tertentu seperti manajer atau supervisor ataupun keseluruhan area aplikasi ( Marketing, Personalia, dan bagian gudang ). 2.1.5.3 Tahap 3. Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan ( Requirement Collection and Analysis ) Mengumpulkan dan menganalisa informasi tentang bagian organisasi yang harus didukung oleh aplikasi basis data. Informasi ini kemudian dianalisa

18 untuk mengidentifikasikan kebutuhan pemakai dari sistem basis data yang baru. Informasi yang dikumpulkan mencakupi : Gambaran dari data yang digunakan dan diolah. Rincian mengenai bagaimana data akan digunakan dan diolah. Kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yang baru. 2.1.5.4 Tahap 4. Perancangan Basis Data Konseptual ( Conceptual Database Design ) Proses pembuatan model dari informasi yang digunakan dalam perusahaan, dan tidak tergantung pada semua aspek fisik. Seperti target DBMS, program aplikasi, bahasa program, perangkat keras, atau performance. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap perancangan konseptual basis data adalah sebagai berikut : Tahap 4.1 Membuat model data konseptual lokal untuk setiap view Pada langkah awal ini bertujuan membuat model data konseptual lokal untuk setiap pandangan pemakai, yang terbagi dalam beberapa tahap, yaitu : 4.1.1 Mengidentifikasi tipe entity Tujuan : mengidentifikasi tipe entity utama yang dibutuhkan oleh setiap pandangan pemakai. Entity biasanya berupa kata benda dan dapat diidentifikasi dengan menganalisa kebutuhan pemakai. Di tahap ini diidentifikasi obyek-obyek utama yang merupakan atribut yang teridentifikasi dari spesifikasi pemakai

19 4.1.2 Mengidentifikasi tipe relationship Tujuan : mengidentifikasi hubungan penting yang ada di antara tipe-tipe entity yang telah diidentifikasi. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap ini : 1. Menggambarkan dan menentukan hubungan antar entity dengan menggunakan diagram ER ( Entity Relationship ). 2. Menentukan batasan multiplisitas dari tiap relationship. Multiplisitas adalah batasan jumlah objek yang memiliki hubungan dengan objek lain yang terjadi dalam suatu relationship. Pada umumnya multiplisitas digunakan untuk memeriksa dan memelihara kualitas data. 3. Memeriksa dan menghilangkan fan trap. Fan trap adalah model yang mempresentasikan hubungan antara tipe entity, yang menimbulkan kerancuan hubungan antar entity tertentu. Fan trap dapat diatasi dengan mengatur hubungan antar entity. 4. Memeriksa apakah tiap entitas setidaknya terhubung dalam satu relationship. 5. Mendokumentasikan tipe relationship. 4.1.3 Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan tipe entitas atau relationship. Tujuan : menghubungkan atribut dengan tipe entity atau relasi yang sesuai. Kita harus menentukan apakah atribut tersebut merupakan atribut tunggal atau komposit, atribut bernilai tunggal atau majemuk, atau atribut derivasi. 4.1.4 Menentukan domain atribut.

20 Domain merupakan batasan nilai dari suatu atribut. Contoh atribut kode karyawan, batasannya sepanjang 5 digit, dimana 2 digit pertama berupa huruf dan 3 digit terakhir berupa angka dari 1-999. 4.1.5 Menentukan atribut primary dan candidate key. Tujuan : mengidentifikasikan candidate key dari setiap tipe entity. Jika ada lebih dari satu candidate key, dipilih salah satu untuk menjadi primary key. 4.1.6 Mempertimbangkan penggunaan konsep pemodelan yang lebih baik. Tujuan : mempertimbangkan penggunaan konsep pemodelan yang lebih baik, seperti generalisasi / spesialisasi, agregasi dan komposisi. 4.1.7 Memeriksa ada tidaknya redundansi pada model. Tujuan : memeriksa apakah ada redundansi pada model data, jika ada maka harus dihilangkan. Dua langkah yang harus dilakukan : Memeriksa kembali hubungan one-to-one (1:1) Jika masih ditemukan adanya dua entitas yang mewakili objek yang sama, maka kedua entitas itu harus digabung. Menghilangkan hubungan yang redundansi. 4.1.8 Memvalidasi model konseptual lokal terhadap transaksi pemakai. Tujuan : memastikan apakah model data tersebut mendeskripsikan semua informasi ( entity, atribut, dan relationship ) yang ada di dalam suatu transaksi dan untuk mengecek alur transaksi dalam model data ( diagram E-R ) sehingga

21 dapat diketahui bagian-bagian dari model yang kritis terhadap transaksi, dan bagian yang perlu ditambahkan atau diperbaiki entity, atribut maupun relasinya. 4.1.9 Mengkaji ulang model data konseptual lokal dengan pemakai. Tujuan : melakukan pengkajian ulang terhadap model data konseptual local dengan pemakai berulang-ulang kali sampai pemakai memastikan bahwa model tersebut sesuai dengan gambarannya. 2.1.5.5 Tahap 5. Perancangan Basis Data Logikal (Logical Database Design) Proses pembuatan model dari informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan data model yang spesifik. Tahap 5.1 Membuat dan memvalidasi data logikal lokal. Pada langkah kedua ini bertujuan membuat dan memvalidasi data logikal lokal dari model data konseptual, yang terbagi dalam beberapa tahap, yaitu: 5.1.1 Menghilangkan karakteristik yang tidak sesuai dengan model relasional. Tujuan : menghilangkan hubungan many-to-many dalam dua entity, menghilangkan hubungan many-to-many yang rekursif dimana suatu entitas berhubungan dengan entitas itu sendiri, menghilangkan hubungan kompleks, dan menghilangkan atribut bernilai majemuk. 5.1.2 Mendapatkan relasi-relasi untuk model data logikal lokal.

22 Tujuan : membuat relasi untuk model data logikal lokal untuk merepresentasikan entitas, hubungan dan atribut yang telah diidentifikasi. 5.1.3 Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi. Tujuan : melakukan validasi relasi dari model data logikal lokal dengan menggunakan teknik normalisasi. 5.1.4 Memvalidasi relasi terhadap transaksi pemakai. Tujuan : memastikan bahwa relasi pada model data logikal lokal yang dibuat mendukung proses transaksi yang dibutuhkan pemakai. 5.1.5 Mendefinisikan batasan integritas Tujuan : mendefinisikan batasan integritas yang ada di dalam view. Ada enam jenis batasan integritas yaitu : 1. Data yang diperlukan ( required data ) Beberapa atribut harus mempunyai nilai yang valid ( not NULL ). 2. Batasan dari domain atribut ( attribute domains constraints ) Batasan nilai yang diperbolehkan. Contoh : atribut kelamin hanya bisa diisi oleh huruf P atau W. 3. Integritas entity ( entity integrity ) Primary key tidak boleh NULL. 4. Integritas referensial ( referential integrity ) Integritas referensial berarti apabila foreign key mempunyai nilai, maka nilainya harus ada pada baris di tabel parent.

23 5. Batasan perusahaan ( enterprise constraint ) Batasan pada basis data yang disesuaikan dengan peraturan bisnis yang berlaku pada perusahaan. 6. Dokumentasi semua batasan integritas ( document all integrity constraint ) Mendokumentasikan semua batasan integritas ke dalam kamus data untuk dipertimbangkan pada saat tahap perancangan basis data fisikal. 5.1.6 Mengkaji ulang model data logikal lokal dengan pemakai. Tujuan : mengkaji ulang model data logikal dengan pemakai, sehingga bisa diketahui apakah model data yang dibuat sesuai dengan keinginan pemakai. Tahap 5.2 Membuat dan memvalidasi model data logikal global Pada langkah ketiga ini bertujuan menggabungkan tiap model data logikal lokal ke dalam satu model data logikal global yang menggambarkan keseluruhan perusahaan. Model data logikal global merupakan gambaran dari data-data yang diperlukan oleh pemakai di perusahaan secara keseluruhan. 5.2.1 Menggabungkan model data logikal lokal menjadi model global. Aktivitas-aktivitas dalam tahap ini : 1. Mengkaji ulang nama dan isi dari entity atau relasi dan candidate keynya. 2. Mengkaji ulang nama dan isi dari relationship atau foreign key. 3. Menggabungkan entity atau relasi dari model data lokal. 4. Menyertakan (tanpa menggabungkan) key yang unik ke tiap model data lokal. 5. Menggabungkan relationship atau foreign key dari model-model data lokal.

24 6. Menyertakan (tanpa menggabungkan) relationship atau foreign key yang unik ke tiap model data lokal. 7. Memeriksa entity atau relasi dan relationship atau foreign key yang hilang. 8. Memeriksa foreign key. 9. Memeriksa batasan integritas. 10. Menggambarkan diagram E-R global 11. Memperbaharui dokumentasi. 5.2.2 Memvalidasi model data logikal global Tujuan : memvalidasi relasi yang terbentuk dari model data logikal global menggunakan teknik normalisasi, dan untuk memastikan relasi tersebut mendukung transaksi yang diperlukan. 5.2.3 Memeriksa pengembangan di masa yang akan datang Tujuan : memastikan apakah ada perubahan signifikan pada waktu mendatang dan apakah model data logikal global bisa menangani perubahan itu. 5.2.4 Mengkaji ulang model data logikal global dengan pemakai. Tujuan : memastikan bahwa model logikal global yang sudah dibuat bisa menggambarkan keseluruhan perusahaan.

25 2.1.5.6 Tahap 6. Perancangan Basis Data Fisikal (Physical Database Design) Proses menghasilkan deskripsi implementasi basis data di tempat penyimpanan sekunder yang menggambarkan relasi dasar, organisasi file-file, indeks untuk mengakses data secara efisien, memenuhi batasan integritas dan faktor keamanan. Tahap 6.1 Menterjemahkan model data logikal global untuk target DBMS. Pada langkah keempat ini bertujuan membuat skema basis data relasional dari model data logikal global yang dapat diimplementasikan dalam DBMS. 6.1.1 Merancang relasi dasar Tujuan : menentukan bagaimana mempresentasikan relasi dasar yang diidentifikasikan dalam model data logikal global dengan target DBMS. 6.1.2 Merancang representasi dari data derivasi Tujuan : menentukan bagaimana data derivasi ditampilkan dalam model data logikal global dengan target DBMS. 6.1.3 Merancang batasan perusahaan Tujuan : menentukan batasan perusahaan untuk target DBMS. Tahap 6.2 Merancang representasi fisik

26 Pada langkah kelima ini bertujuan menentukan pengorganisasian file yang optimal dalam menyimpan relasi dasar dan indeks yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Beberapa faktor yang dipakai untuk mengukur efisiensi : Throughput : jumlah transaksi yang diproses dalam interval waktu tertentu Waktu proses : waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah transaksi Penyimpanan disk : besar kapasitas disk yang diperlukan untuk menentukan file basis data. 6.2.1 Menganalisa transaksi Tujuan : memahami fungsionalitas dari transaksi yang akan dioperasikan dalam basis data dan menganalisa transaksi-transaksi yang penting. 6.2.2 Memilih organisasi file Tujuan : mengorganisasikan file yang efisien untuk setiap relasi dasar. 6.2.3 Memilih indeks kinerja sistem. Tujuan : menentukan apakah penambahan indeks akan meningkatkan 6.2.4 Memperkirakan kebutuhan kapasitas penyimpanan ( disk ) Tujuan : memperkirakan kapasitas penyimpanan yang basis data perlukan.

27 Tahap 6.3 Merancang pandangan pemakai Pada langkah keenam ini bertujuan merancang sesuai pandangan pemakai yang diidentifikasikasikan selama pengumpulan kebutuhan-kebutuhan dan tahap analisis dari siklus aplikasi relasional basis data. Tahap 6.4 Merancang mekanisme keamanan Pada langkah ke tujuh ini bertujuan merancang batasan keamanan dari basis data yang dispesifikasikan oleh user. Ada dua tipe keamanan : Keamanan sistem : meliputi akses dan penggunaan basis data tingkat sistem. Contoh : username, password. Keamanan data : meliputi akses dan penggunaan objek basis data ( relasi, views ) dan aksi yang bisa dilakukan pemakai pada objek. Tahap 6.5 Mempertimbangkan pemakaian kontrol redundansi Pada langkah ke delapan ini bertujuan menentukan apakah redundansi, dalam batasan yang terkontrol, dengan cara melonggarkan aturan normalisasi akan meningkatkan kinerja sistem. Tahap 6.6 Memonitor dan menyesuaikan sistem operasional Pada langkah ke sembilan ini bertujuan memonitor sistem operasional dan meningkatkan kinerja sistem untuk memperbaiki keputusan rancangan yang tidak sesuai atau merefleksikan perubahan-perubahan.

28 2.1.5.7 Tahap 7. Pemilihan DBMS ( DBMS Selection ) Proses memilih DBMS yang cocok untuk mendukung aplikasi basis data. Langkah-langkah dalam pemilihan DBMS, antara lain : Menentukan tujuan penelitian dan tugas yang harus bisa dilakukan DBMS. Menyeleksi beberapa DBMS yang memenuhi kriteria yang dibutuhkan seperti harga, perangkat keras yang didukung, atau platform yang didukung. Membandingkan kinerja beberapa DBMS yang sudah diseleksi berdasarkan fitur yang tersedia atau kinerjanya. Memilih produk DBMS yang terbaik dan membuat dokumentasi dari tahapan pemilihan tersebut. 2.1.5.8 Tahap 8. Perancangan Aplikasi ( Application Design ) Merancang antarmuka pemakai dan program aplikasi yang menggunakan dan mengolah basis data. Dua aspek perancangan aplikasi : 1. Perancangan transaksi a. Transaksi pengambilan data dari basis data untuk ditampilkan di layar maupun untuk pembuatan laporan ( retrieval transaction ) b. Transaksi penambahan baris baru, menghapus baris lama dan memodifikasi baris dalam basis data ( update transaction ). c. Transaksi campuran yang melibatkan pengambilan dan pembaharuan data ( mixed transaction ) 2. Pedoman perancangan antarmuka pemakai a. Judul yang berarti

29 b. Instruksi yang dapat dimengerti c. Pengelompokan dan pengurutan kolom-kolom d. Layout form atau laporan yang konsisten e. Label kolom yang familiar f. Istilah dan singkatan yang konsisten g. Ruang dan batasan yang jelas untuk kolom pemasukan data h. Pergerakkan kursor yang nyaman i. Pengeditan kesalahan karakter dan nilai yang tidak sesuai j. Kolom-kolom opsional ditandai dengan jelas k. Pesan penjelasan untuk kolom-kolom yang ada l. Tanda penyelesaian suatu transaksi 2.1.5.9 Tahap 9. Prototipe ( Prototyping ) Membangun model aplikasi basis data dimana pemakai dan pembuat aplikasi dapat melihat dan mengevaluasi bagaimana sistem akhir akan terlihat dan bagaimana fungsi-fungsinya dioperasikan. Prototipe digunakan agar pemakai dapat mengetahui fitur dalam aplikasi basis data dan jika memungkinkan memberikan pendapat atau masukan terhadap aplikasi basis data. 2.1.5.10 Tahap 10. Implementasi ( Implementation ) Penerapan dan perwujudan fisikal dari basis data dan perancangan aplikasi. Implementasi basis data didapat dari penerapan Data Definition

30 Language (DDL) dan Graphical User Interface (GUI). Bahasa program yang biasa digunakan, antara lain : Visual Basic, Delphi, C++, Java, Pascal, Cobol, Ada. Keamanan dan integrity juga diimplementasikan pada tahap ini. Biasanya digunakan program yang mendukung Structure Query Language ( SQL ), seperti MySQL, SQL Server dan Oracle. 2.1.5.11 Tahap 11.Konversi Data dan Loading (Data Conversion and Loading) Proses transfer data yang sudah ada ke dalam basis data yang baru dan mengkonversi aplikasi yang sudah ada untuk dijalankan di basis data baru. 2.1.5.12 Tahap 12. Pengujian ( Testing ) Proses mengeksekusi program aplikasi untuk mencari kesalahan sehingga dapat diketahui apakah basis data dan program aplikasinya bekerja sesuai dengan spesifikasi dan harapan kita. Situasi yang ideal dalam pengujian juga harus melibatkan pemakai. 2.1.5.13 Tahap 13. Perawatan Operasional ( Operational Maintenance ) Proses memonitor dan merawat sistem setelah pemasangan atau penginstallan. Proses perawatan meliputi aktivitas : Mengawasi kinerja sistem. Apabila kinerja sistem menurun di bawah tingkat yang diharuskan, diperlukan perbaikan atau pengorganisasian basis data. Memperbaharui basis data apabila diperlukan.

31 2.1.6 Visual Basic 6.0 dan SQL Server Visual Basic 6.0 merupakan salah satu bahasa pemrograman atau pengembangan aplikasi yang sudah sangat dikenal di dunia. Baik itu karena kemudahannya dalam pengembangan aplikasi maupun kemampuannya yang beragam. Selain itu, Visual Nasic 6.0 didukung oleh berbagai fasilitas dalam pengembangan aplikasi. Salah satunya adalah pengembangan aplikasi basis data. SQL Server adalah sebuah sistem berarsitektur terbuka yang memungkinkan para pengembang program memperluas dan menambahkan fungsi-fungsi ke dalam basis data. 2.2 Teori Pendukung 2.2.1 Teori Penjualan Menurut Arens ( 1996, p368 ), penjualan merupakan kegiatan perusahaan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang dan jasa yang telah tersedia, untuk dijual kembali kepada pelanggan. Menurut Mulyadi(1997,p204) kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang dan jasa, baik secara kredit maupun secara tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Kegiatan penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli.

32 Kegiatan penjualan secara tunai ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan tunai. Menurut Mulyadi (1997, p213-215), fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut: a. Fungsi penjualan Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pelanggan, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan dikirim dan mengisi surat order pengiriman. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk memenuhi order pada saat diketahui tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan. b. Fungsi kredit Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan pemberian kredit kepada pelanggan. c. Fungsi Gudang Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan untuk pelanggan serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman. d. Fungsi Pengiriman Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan dan menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang.

33 e. Fungsi penagihan Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi f. Fungsi Akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat laporan penjualan dan mecatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan 2.2.2 Teori Pembelian Menurut Mulyadi (2001,p299) pembelian merupakan proses yang digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi 2, yaitu pembelian lokal dan import. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri, sedangkan pembelian import adalah pembelian dari pemasok luar negeri. Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemsaok yang dipilih..

34 2.2.3 Teori Persediaan Menurut Freddy Rangkuti (1998,1) persediaan adalah sebuah aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode waktu tertentu atau persediaan-persediaan barangbarang yang masih dalam pengerjaan/proses atau persediaan bahan baku yang menuggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan barang dagangan, yang merupakan barang yang dibeli untuk tujuan dijual kembali. Karena pentingnya peranan persediaan barang bagi perusahaan, maka diadakan pengendalian dan pengawasan ketat. Tujuan pengawasan persediaan : a. Menjaga agar jangan sampai kehabisan persediaan. b. Membentuk persediaan yang stabil. c. Menghindari pembelian yang kecil-kecilan atau tidak efisien. d. Pemesanan yang ekonomis.