BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. EVALUASI DATA KEANDALAN

ANALISIS MODUS KEGAGALAN AUXILIARY POWER UNIT GTCP85-129H/J/K

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

ANALISIS KEANDALAN APU GTCP85 STUDI KASUS PESAWAT BOEING /400/500 MILIK GARUDA INDONESIA

BAB V HASIL DAN ANALISIS. Penyebab dari kegagalan yang dialami oleh APU unable to start atau tak bisa

BAB I PENDAHULUAN. akan menunjukkan korelasi yang sebanding dengan output perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pesawat terbang tidak hanya mengarah pada

ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI. Mulai. -sistem start -reversible engine -FTA. Telaah Pustaka. Sistem Start. Reversible Diesel Engine. Pengambilan.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR ENGINE AUXILIARY POWER UNIT (APU) HONEYWELL 131-9B PADA PESAWAT BOEING NEXT GENERATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5

BAB II. STUDI LITERATUR

PERAWATAN IGNITION SYSTEM PADA AUXILIARY POWER UNIT (APU) GTCP

BAB IV. ANALISIS HASIL EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik

AIRBLEED INDICATOR FAULTILLUMINATE AKIBAT GANGGUAN PADA PRESSURE REGULATOR PADA SISTEM DE-ICING PESAWAT ATR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

REPAIR STATIONARY AIR SEAL PADA APU GTCP 131-9B DENGAN METODE PLASMA SPRAY

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

Evaluasi Keandalan Sistem Mesin Kontrol Bahan Bakar Pada Pesawat Boeing 737 Classic Garuda Indonesia

1 Gas Turbine Engine 2

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dengan semakin bertambahnya maskapai

BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A PK-AXU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDY DAN ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK DI LEX POWERHOUSETERMINAL SANTAN CHEVRON INDONESIA COMPANY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pesawat, karena apabila hal ini terlewati akan menjadi penyebab pada keselamatan

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3

BAB I PENDAHULUAN. 1. Engine sebagai penghasil power tidak beroperasi. 2. Ada kebocoran pada pipa hidrolik

BAB 3 METODOLOGI 3.1 LANGKAH PENYUSUNAN TUGAS AKHIR 3.2 PENGUMPULAN DATA

PENGEMBANGAN ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK CREW SCHEDULING PADA DINAS LINE MAINTENANCE (STUDI KASUS : PT GARUDA MAINTENANCE FACILITY-AEROASIA)

Oleh: Gita Eka Rahmadani

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB III Penerapan Prosedur Penilaian Keselamatan pada Pesawat WiSE 8

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekarang ini peningkatan jasa penerbangan mengalami peningkatan yang

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

BAB III REKONTRUKSI TERBANG DENGAN PROGRAM X-PLANE

NANCI ADRIANI Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau.

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

ANALISA TERJADINYA STUCK OPEN PADA ENGINE AIR INTAKE ICE PROTECTION VALVE PESAWAT AIRBUS A PK GPK GIA DAN CARA PENANGGULANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN.

TERJADINYA LOW PRESSURE HYDRAULIC SYSTEM PADA ENGINE DRIVEN PUMP ( EDP ) ENGINE NO.2 PESAWAT BOEING NG PK-GEP

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

BAB II PROFIL PERUSAHAAN GMF AEROASIA

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wira Gauthama,2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. di era globalisasi adalah dengan memperhatikan masalah kualitas, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan indsutri penerbangan semakin membaik juga. Daya beli yang

ANALISIS DEFECT MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) BERDASARKAN DATA GROUND FINDING SHEET (GFS) PT. GMF AEROASIA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah produksi listrik Perum Jasa Tirta II. Pembangkitan KWH

BAB IV METODE ANALISIS

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PROTEKSI PESAWAT TERBANG BOEING TERHADAP SAMBARAN PETIR

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya

LAMPIRAN A: Skematik diagram APU GTCP85 (ref 2)

Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri jasa perawatan dan perbaikan mesin gas turbin merupakan industri

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3

PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN PERFORMA MESIN KOMATSU SA12V140-1 SETELAH PROSES REMANUFACTURING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Saat ini aplikasi administratif semakin banyak digunakan untuk

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DATA KECELAKAAN DAN KEGAGALAN SISTEM RUDDER BOEING 737

BAB IV. TINGKAT KEBOCORAN yang DIIZINKAN PADA KABIN PESAWAT BOEING Bepergian dengan pesawat terbang sudah meningkat sejak beberapa tahun.

PERSONNEL EXPERIENCE LOG BOOK

Oleh Fortries Aurelia Samahi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

BAB III JENIS JENIS PERAWATAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang dimiliki. Dimana dengan diberlakukannya Asean Free Trade

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Auxiliary Power Unit (APU) merupakan engine turbin gas cadangan yang terletak pada bagian ekor (tail section) pesawat. APU berfungsi sebagai penghasil cadangan daya listrik dan udara bertekanan (bleed air) pada sistem pesawat, dimana APU dapat dioperasikan ketika di darat atau udara. Pengoperasian APU di darat atau udara digunakan untuk menyuplai Air Conditioning (AC), listrik dan membantu engine starting. Namun pengoperasian APU di udara hanya untuk kondisi darurat seperti satu engine mati, membantu engine starting ketika terbang, penurunan performa dari sistem listrik dan AC pesawat. Kondisi APU tercatat dan terpantau dalam Aircraft Maintenance Log (AML). Di dalam AML, teknisi mencatat dan melaporkan kondisi APU pada saat kondisi normal, kegagalan potensial dan fungsional. Namun pencatatan kegagalan APU tidak diikuti parameter jam APU (APU hours) yang sebenarnya, karena APU telah dimodifikasi dengan melepas APU meter. Penghitungan APU hours dilakukan dengan pengalian nilai APU ratio factor terhadap lama terbang pesawat. Ratio factor merupakan perbandingan antara rata-rata lama pemakaian APU setiap hari (daily APU Hours) dan rata-rata lama penerbangan pesawat setiap hari (daily flying hours). Saat ini nilai ratio factor tidak sesuai lagi untuk perhitungan APU hours dengan mengacu kepada APU hours sesungguhnya. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan jadwal perawatan yang menggunakan parameter APU hours tidak sesuai lagi dengan jadwal perawatan sebenarnya, misalnya overhaul APU. Overhaul APU dilaksanakan setiap 3500 jam pengoperasian APU. Data perawatan APU menunjukkan ketika APU dilepaskan dan dilakukan overhaul, tidak ditemukan suatu komponen yang melebihi batas toleransi. Setelah APU dipasang dan dioperasikan kembali, APU terjadi kerusakan sebelum 7000 jam dan harus dilakukan overhaul lebih awal (premature). 1 1 Referensi hasil pemeriksaan data di pencatatan data dan bengkel perawatan APU. 1

Kegagalan potensial APU dan komponennya dapat terjadi di setiap pengoperasian (lihat Lampiran D dan K). Pada Lampiran D ditunjukkan komponen-komponen yang mengalami kegagalan potensial setiap pengoperasian APU. Sedangkan pada Lampiran K ditunjukkan kegagalan fungsional APU, dimana APU tidak dapat menyuplai listrik dan/atau bleed air. Data menunjukkan 2473 kasus kegagalan potensial APU dan 253 kasus kegagalan fungsional APU selama tahun 2003-2004. Hasil observasi data kegagalan fungsional APU GTCP85 menunjukkan bahwa kegagalan fungsional memiliki kecenderungan naik (uptrend) sepanjang tahun 2003-2004. Bila APU gagal beroperasi di saat menyuplai bleed air untuk proses engine starting maka dapat mengakibatkan keterlambatan keberangkatan pesawat. Fungsi APU harus digantikan dengan Ground Turbine Compressor (GTC) sebagai penyuplai udara bertekanan dan Ground Power Unit (GPU) sebagai penyuplai listrik, sampai engine dipastikan pada self sustaining speed. Data juga menunjukkan 79 kasus kegagalan fungsional APU yang mengakibatkan keterlambatan keberangkatan pesawat (technical delay) selama tahun 2003-2004. 1.2 RUMUSAN MASALAH dan TUJUAN PENELITIAN Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah terjadinya jumlah kegagalan fungsional APU GTCP85 pesawat Boeing 737-300/400/500 milik Garuda Indonesia yang cenderung naik dan sangat mengganggu operasi serta berdampak finansial. Kegagalan fungsional dapat dicegah dengan mengidentifikasi dan memperbaiki kegagalan potensial atau disebut dengan troubleshooting. Proses troubleshooting dapat dipermudah dengan suatu teknik penentuan akar-akar penyebab kegagalan fungsional APU atau disebut dengan Fault Tree Analysis (FTA). Seluruh kondisi pengoperasian APU dicatat dengan disertai perhitungan parameter APU hours. Perhitungan APU hours saat ini tidak sesuai dengan lama pengoperasian sehingga dibutuhkan perhitungan ratio factor yang benar. 2

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah : a) mengidentifikasi semua basic event penyebab kegagalan fungsional APU, b) menganalisis keandalan APU berdasarkan data basic event, c) menganalisis dampak pengoperasian APU pada keandalan APU dan d) menganalisis keabsahan perhitungan APU hours menggunakan APU ratio factor. Penelitian ini akan menghasilkan rekomendasi untuk meningkatkan keandalan APU. Sehingga hal-hal yang menyebabkan kegagalan fungsional APU dapat ditekan dengan melaksanakan rekomendasi-rekomendasi sebagai hasil penelitian ini. 1.3 BATASAN MASALAH Penelitian ini menggunakan data APU GTCP85 pesawat Boeing 737-300/400/500 milik Garuda Indonesia yang diambil dan diolah di PT. Garuda Maintenance Facility (GMF). Data yang digunakan adalah data kegagalan APU dan data penggantian komponen APU yang tercatat mulai Januari 2003 sampai dengan Desember 2004. Data yang tercatat mulai Januari 2003 sampai dengan Desember 2004 dipilih dengan melihat validasi data terhadap beberapa parameter pengukuran, seperti validasi perhitungan jumlah jam operasi APU, pemilihan kegagalan potensial dan fungsional APU. Sehingga data yang tercatat sejak tahun 2003 dan 2004 dijadikan referensi dalam penelitian ini. Data kegagalan APU didapatkan dari laporan pilot yang menunjukkan APU tidak beroperasi dan tindakan perbaikan teknisi dalam menyelesaikan kegagalan APU pada jam operasi tertentu. Sedangkan data penggantian komponen merupakan data yang menunjukkan penggantian komponen yang tidak bekerja sesuai dengan fungsi yang disyaratkan. 3

1.4 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1.1. Data operasi dan perawatan APU GTCP85 pesawat Boeing 737-300/400/500 milik Garuda Indonesia menunjukkan adanya permasalahan. Permasalahan tersebut yaitu terjadinya peningkatan kegagalan fungsi APU sepanjang tahun 2003-2004 dan kesalahan perhitungan APU hours yang menggunakan ratio factor yang tidak sesuai lagi dengan jam pengoperasian APU. Output dari identifikasi permasalahan ini dijadikan suatu rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menganalisis penyebab penurunan keandalan APU. Bahan studi literatur yang digunakan berupa maintenance manual, wiring diagram manual, schematic manual APU dan teori-teori analisis keandalan yang mendukung dalam penyelesaian masalah ini. Studi literatur dilakukan dengan tujuan menentukan penyelesaian terhadap permasalahan yang ada hingga tercapai seluruh tujuan penelitian ini. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap kecenderungan laporan kegagalan APU, pengoperasian, perawatan dan pencatatan APU. Evaluasi ini diharapkan dapat mengetahui penyebab kegagalan APU yang mengacu pada hasil studi literatur. Data yang mendukung evaluasi keandalan ini adalah maintenance reports, pilot reports, unsceduled removals dan aircraft utilization. Pada keluaran evaluasi keandalan dilakukan analisis keandalan, analisis sistem dan Fault Tree Analysis (FTA) APU. Analisis keandalan merupakan analisis peluang suatu item atau sistem bekerja sesuai dengan fungsinya tanpa mengalami kegagalan selama periode waktu (2003-2004). Analisis sistem merupakan analisis cara kerja dari sistem-sitem APU untuk mendukung FTA. FTA merupakan metode untuk mengurutkan penyebab kegagalan fungsi suatu sistem sehingga diketahui basic event. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah suatu kesimpulan yang menjabarkan hal-hal yang menyebabkan kegagalan fungsi APU dan rekomendasi kepada Garuda Maintenance Facility (GMF) untuk meningkatkan keandalan APU, sehingga hal-hal yang menyebabkan kegagalan fungsional APU dapat ditekan dengan melaksanakan rekomendasi-rekomendasi hasil penelitian ini. 4

Data operasi dan perawatan APU GTCP85 pesawat Boeing 737 300/400/500 Bab II Studi Literatur - Maintenance Manual - Wiring Diagram Manual - Schematic Manual - Regulasi (MEL) - Teori analisis keandalan Bab I Identifikasi permasalahan - Kegagalan Fungsi APU - Penghitungan APU hours yang tidak sesuai dengan jam pengoperasian APU Maintenance reports, Pilot reports, Unscheduled removals, Aircraft Utilization Bab III Evaluasi Keandalan - Kecenderungan laporan kegagalan APU - Pengoperasian APU - Pencatatan operasi APU Bab V Kesimpulan dan Saran Bab IV Analisis Hasil Evaluasi - Analisis keandalan APU - Analisis sistem APU - Fault tree analysis APU Gambar 1.1. Metodologi Penelitian 5

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Bab 1 membahas latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitan, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 menguraikan studi literatur sistem-sistem APU GTCP85, prosedur pengoperasian APU, regulasi dan dijabarkan pula beberapa metode analisis keandalan. Bab 3 menguraikan evaluasi keandalan terhadap kecenderungan laporan kegagalan APU, pengoperasian dan pencatatan jam operasi APU. Bab 4 membahas analisis hasil evaluasi. Analisis ini membahas lebih detail dalam analisis keandalan, analisis sistem, pembuatan fault tree APU. Bab 5 merupakan ringkasan hasil evaluasi dan analisis APU dengan memberikan beberapa kesimpulan dan rekomendasi untuk peningkatan keandalan APU GTCP85. 6