Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
|
|
- Hendri Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Program pengembangan kekuatan (Probangkuat) TNI AU khususnya alat utama sistem senjata udara, menjadi prioritas utama dalam mengembangkan komponen kekuatan dan pertahanan udara nasional (National Air Power). TNI AU sebagai salah satu komponen pertahanan dalam pelaksanaan tugas pokoknya tidak berorientasi pada profit (non profit oriented), akan tetapi lebih kepada pencapaian misi (mission oriented). Proyeksi kemampuan TNI AU sangat ditentukan oleh kesiapan alat utama sistem senjatanya, dimana penggelaran kekuatan udara nasional harus sebanding dengan kemampuan TNI AU dalam mengoperasikan dan memelihara alat utama sistem senjatanya. Kekuatan alat utama sistem senjata juga berbanding lurus dengan usaha yang harus dikeluarkan untuk manajemen pemeliharaan dalam mendukung kesiapan operasionalnya. Untuk mencapai kesiapan operasional (operational readiness) pesawat TNI AU seoptimal mungkin, diperlukan tingkat kesiapan alat utama sistem senjata pesawat meliputi ; kesiapan organisasi (commitment, competence, cognisance), kesiapan personel operasional dan maintenance (pilot dan crew), kesiapan peralatan pendukung, serta tingkat pencapaian misi operasi yang diinginkan oleh TNI (Ref. 11). Kekuatan dan kemampuan pesawat TNI AU saat ini, didukung oleh 256 pesawat dalam berbagai versi meliputi ; Tempur, Angkut, Intai, Helikopter, dan Latih. Meskipun kondisinya masih jauh dari ideal, namun seiring dengan kemampuan negara dan perkembangan lingkungan strategis, maka alat utama sistem senjata ini harus ditingkatkan kemampuannya baik dalam hal kuantitas (armada) maupun satuan operasionalnya (Skadron Udara, Skadron Teknik, dan Depo Pemeliharaan). Dari armada yang ada, rata-rata hanya 137 pesawat yang siap operasional. Ini berarti bahwa TNI AU hanya mampu menyiapkan 53,5 % dari kekuatan yang dimiliki (Public Hearing Kasau dengan Komisi I DPR). Faktor internal maupun eksternal banyak mempengaruhi tingkat kesiapan pesawat, antara lain, embargo Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -1-
2 (suspention) suku cadang, alat utama sistem senjata yang sudah dikategorikan sebagai aging aircraft sehingga berdampak pada tingkat pemeliharaan (downtime) pesawat, serta kurangnya manajemen sumber daya dalam menjalankan organisasi untuk mengoperasikan alat utama sistem senjata. Sistem pemeliharaan yang diterapkan selama ini berdasarkan level maintenance, yaitu : tingkat ringan oleh Skadron Udara (Skadud), tingkat sedang oleh Skadron Teknik (Skatek), dan tingkat berat oleh Depo Pemeliharaan (Depohar). Fasilitas pemeliharaan dan satuan operasional pesawat terpusat terutama di Pulau Jawa (kategori Standart Depot Level Maintenace/SDLM). Beberapa faktor di atas akan menjadi fokus analisis dalam penelitian terutama tingkat operasional (operational availability) serta optimalisasi manajemen pemeliharaan dan tata letak dari fasilitas operasional yang ada, ditinjau dari sudut pandang pencapaian tugas pokok TNI AU. Obyek penelitian difokuskan pada Pesawat Angkut Militer C-130 Hercules, berdasarkan pada empat alasan utama : a. TNI AU memiliki 24 Pesawat C-130 Hercules dalam berbagai versi (H/HS/L-100, dan B/BT), dengan tingkat kesiapan 8 sampai 9 pesawat. b. Pesawat C-130 Hercules memiliki frekuensi pengoperasian dengan tingkat keberhasilan misi operasi yang cukup tinggi/handal serta sistem pemeliharaannya sampai saat ini berjalan dengan baik berdasarkan level maintenance ditiap-tiap satuan (Skadron Udara, Skadron Teknik dan Depo Pemeliharaan). c. Misi operasi TNI AU di masa mendatang diprediksi akan lebih dominan pada OMSP atau Operasi Militer Selain Perang (military operation other than war), seperti penanggulangan bencana alam (emergency airlift operation), dan dukungan operasi kemanusiaan lainnya, sehingga perannya sangat mendukung pelaksanaan misi OMSP TNI (Ref. 12). Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -2-
3 d. Pesawat C-130 Hercules juga sangat penting dalam mendukung pergeseran pasukan TNI dalam mengatasi permasalahan keamanan dalam negeri seperti disintegrasi, konflik di daerah, perbatasan, serta faktor luas wilayah teritorial Indonesia, di mana TNI tidak mengkonsentrasikan kekuatannya pada satu tempat tertentu. I.2 Latar Belakang Tingkat operasional dan manajemen pemeliharaan akan sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan pencapaiaan misi yang dijalankan. Suatu analisis terhadap tingkat operasional alat utama sistem senjata yang ada sangat diperlukan untuk mengetahui besaran tingkat pencapaian operasional yang ada saat ini. Analisis harus didasarkan pada tiga karakteristik penting dalam suatu sistem yang berhubungan dengan operasionalnya seperti reliability, availability dan maintainability (RAM). Jika tingkat operasional (operational availability) alat utama sistem senjata diketahui, maka akan menjadi dasar terhadap optimalisasi tingkat operasional, manajemen pemeliharaan serta pengembangan kemampuan TNI AU di masa yang akan datang. Pesawat C-130 Hercules versi militer TNI AU, selama ini dikenal sebagai pesawat yang handal dalam operasionalnya. Pesawat C-130 Hercules tipe B, H dan L telah memperkuat jajaran pesawat angkut militer dan menjadi tulang punggung kekuatan TNI AU sampai saat ini. Dari segi calender time operational, usia pesawat khususnya tipe B mencapai 45 tahun atau masuk dalam kategori aging aircraft. Pada usia 25 tahun pertama sejak pertama kali dioperasikan pada tahun 1960, pesawat ini telah mengalami peremajaan airframe (Service Live Extention Program/SLEP), dan akan mencapai akhir usia 25 tahun kedua dalam operasionalnya. TNI AU sedang melakukan modifikasi (Retrofit) terhadap pesawat tipe B menjadi tipe H. Berdasarkan program pengembangan kekuatan TNI AU (Ref. 11) Pesawat C-130 Hercules masih akan menjadi tumpuan kekuatan pesawat angkut militer TNI AU di masa yang akan datang. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -3-
4 Recording and monitoring maintenance Pesawat C-130 Hercules (periodic interval) yang telah dilaksanakan selama ini, meliputi : Pemeliharaan Phase Inspection (PI), yang dilaksanakan oleh satuan setingkat Skadron Udara (Skadud) dengan interval setiap 100 jam terbang ; Pemeliharaan Three Years Inspection (TYI), yang dilaksanakan oleh satuan setingkat Skadron Teknik (Skatek), dengan interval setiap 3 tahun sekali ; dan Pemeliharaan Six Years Inspection Phase (SYI), yang dilaksanakan oleh satuan setingkat Depo Pemeliharaan (Depohar). Analisis perbandingan tingkat operasional, pemeliharaan, serta pengembangan sistem suatu pesawat udara dapat ditinjau dari variabel-variabel taktis, seperti dimensi pesawat, manueverability, range, endurance serta cockpit visibility. Berdasarkan pada aktifitas kondisi operasional serta tingkat pemeliharaan yang telah dilakukan setelah sekian jam terbang (flight hours), serta dengan pertimbangan bahwa pesawat-pesawat TNI AU saat ini sebagian besar masuk dalam kategori aging aircraft, perlu suatu pengkajian kembali terhadap beberapa faktor di atas, apakah masih memenuhi kriteria minimum yang harus dicapai untuk melakukan suatu misi tertentu. Seberapa besar tingkat penurunan kehandalan suatu pesawat udara, serta bagaimana mempertahankan tingkat operasional pesawat, merupakan parameter yang penting untuk dikaji. TNI AU belum pernah mengkaji secara khusus instrumen-instrumen pengukuran untuk menentukan besaran tingkat Reliability, Availability and Maintainability (RAM) dari tiap-tiap pesawat yang dimilikinya. Kondisi tersebut membuat tidak ada kepastian (uncertainty) apakah manajemen pemeliharaan yang telah diterapkan dapat mewakili suatu sistem yang baik atau tidak, atau bagaimana jika ingin dikembangkan atau dioptimalkan. Pesawat merupakan suatu sistem yang memiliki karakteristik laju perbaikan (repair rate) dan laju kegagalan (failure rate). Reliability dan maintainability mempelajari karakteristik, mengukur dan menganalisa failure and repair dari sistem pesawat untuk meningkatkan ketersediaannya dengan menghilangkan atau mereduksi kegagalan dan downtime, serta meningkatkan waktu operasional (availability-nya) (Ref. 8). Pengukuran availability sendiri menggabungkan efek Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -4-
5 baik proses kegagalan dan repair serta merupakan bagian penting dari karakteristik sistem pesawat. Parameter yang dianalisis dalam reliability adalah laju kegagalan (failure rate) komponen/sistem terhadap waktu, yaitu λ(t). Sedangkan parameter yang akan dianalisis dalam availability dan maintainability adalah komponen uptime dan downtime atau Mean Downtime (MDT), Logistic Delay Time (LDT), Mean Time to Repair (MTTR), serta Mean Time Between Maintenance (MTBM). Semua parameter di atas diharapkan dapat dianalisis sehingga menghasilkan suatu parameter yang menunjukkan tingkat Reliability, Availability dan Maintainability (RAM) dari Pesawat C-130 Hercules. Hasil-hasil analisis yang diterapkan terhadap Pesawat C-130 Hercules versi militer, nantinya akan menjadi model atau acuan terhadap pesawat-pesawat TNI AU lainnya. I.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas timbul gagasan untuk menganalisis tingkat Reliability, Availability dan Maintainability (RAM) dari suatu sistem pesawat yang dipilih untuk dicatat dan dimonitor terhadap jam terbang yang telah dicapainya, serta hal-hal yang telah dilaksanakan selama ini dalam pemeliharaan. Hipotesa awal yang mendasari penelitian antara lain : a. Jika analisis tingkat Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM) yang dicapai oleh Pesawat C-130 Hercules, berada dalam range yang diharapkan, maka rekomendasi hasil analisis akan memperkuat anggapan awal (preliminary hypothesis) yang sudah terbangun selama ini bahwa Pesawat C-130 Hercules memang memiliki kehandalan yang prima dan memenuhi unsur untuk digunakan sebagai pesawat angkut militer utama, serta menjadi prioritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kekuatan angkut militer TNI AU di masa mendatang. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -5-
6 b. Hasil analisis yang ditunjukkan oleh parameter RAM, menjadi acuan untuk mengembangkan analisis seperti berapa kebutuhan minimal pesawat, personel pengawak, dan personel pemeliharaan dikaitkan dengan program pengembangan kekuatan TNI AU ke depan. c. Jika hasil analisis tidak memenuhi kriteria minimal yang diharapkan, maka membuka peluang bagi TNI AU untuk mengambil kebijakan lain yang bersifat strategis, atau bisa jadi ada permasalahan dalam sistem pemeliharaan yang telah dilakukan selama ini (imperfect maintenance). Tujuan penelitian ini, dapat dipaparkan sebagai berikut : a. Mengumpulkan dan menganalisis data-data pemeliharaan (historical data maintenance) Pesawat C-130 Hercules versi militer. b. Menganalisis dan mengkaji tingkat Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM) Pesawat C-130 Hercules versi militer berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan pada poin pertama. c. Menganalisis suatu model tingkat ketersediaan operasional (operational availability) Pesawat C-130 Hercules versi militer berdasarkan asumsi skenario model untuk mendapatkan tingkat operasional (operational availability) yang diharapkan dan kemungkinan pengembangannya, jika ditinjau dari kondisi saat ini. Hasil analisis ini akan memberikan sumbangan bagi TNI AU tentang bagaimana menilai performa alat utama sistem senjata pesawat baik tempur, angkut, intai dan latih yang dimiliki, serta dapat menjawab kebutuhan akan pengembangan kekuatan TNI AU di masa mendatang berdasarkan analisis dengan memodelkan kemampuan yang dimiliki serta kendala (constraint) yang ada, sehingga mampu menjawab secara tepat sistem yang akan dipilih dalam menjalankan tugas pokoknya (Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats/SWOT Analysis). Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -6-
7 I.4 Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup dan batasan penelitian/tesis ini adalah mengoptimalkan tingkat operasional (availability) pesawat-pesawat TNI AU, khususnya dalam meningkatkan performa Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM), dikaitkan dengan program pengembangan kekuatan TNI AU di masa mendatang. Untuk mencapai sasaran yang diharapkan, maka ruang lingkup penelitian ini akan membahas hal-hal sebagai berikut : a. Analisis kehandalan (reliability) dan manajemen pemeliharaan (maintainability) serta manajemen operasional (availability) dari Pesawat C-130 Hercules versi militer. b. Analisis data-data pemeliharaan Pesawat C-130 Hercules, diambil berdasarkan pemeliharaan yang sudah dilakukan serta mengikuti prosedur baku yang telah ditetapkan selama ini dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Pesawat (BP3A). c. Analisis Optimalisasi tingkat operasional (operational availability) dilakukan melalui pemodelan tingkat operasional yang diasumsikan berdasarkan kondisi yang ada, disertai Cluster Assesment dan analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT Analysis). Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -7-
8 I.5 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan yang dituangkan dalam tesis diawali dengan Bab I yang menjelaskan sudut pandang secara khusus dan umum meliputi ; latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup dan sistematika pembahasan dari tesis. Bab 2 menguraikan secara diskriptif tentang Pesawat C-130 Hercules dan dilengkapi dengan prinsip kerja dari masing-masing subsistem dan sistem yang membentuknya (built systems), selanjutnya dilengkapi dengan diagram blok fungsional dari masing-masing sistemnya. Bab 3 membahas tentang tinjauan yang mendasari analisis Reliability (R), Availability (A), dan Maintainability (M), yang digunakan untuk menentukan dan menilai RAM diserta penjabaran matematis sebagai dasar perhitungan numeris. Bab 4 membahas tentang metode analisis yang meliputi penilaian sistem dan manajemen pemeliharaan, alur proses dalam analisis Reliability, Availability, dan Maintainability (RMA) serta optimalisasi tingkat operasional dari Pesawat C-130 Hercules. Bab 5 menjabarkan tentang hasil analisis Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM) Pesawat C-130 Hercules berdasarkan skenario model yang dikembangkan dan dilengkapi dengan analisis kualitatif dan kuantitatf berdasarkan cluster assessment dan Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT Analysis) seperti yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya. Bab 6 menjabarkan beberapa kesimpulan dan saran rekomendasi yang berkaitan dengan hasil analisis tingkat operasional dan kemungkinan pencapaian tingkat optimal dari operasional Pesawat C-130 Hercules. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -8-
BAB IV METODE ANALISIS
BAB IV METODE ANALISIS IV.1 Pendahuluan Implementasi analisis RAM saat ini menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam suatu industri modern, mulai dari proses desain, produksi maupun operasionalnya.
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS AVAILABILITY PESAWAT C-130 HERCULES
BAB V HASIL ANALISIS AVAILABILITY PESAWAT C-130 HERCULES V.1 Pendahuluan Bab ini merepresentasikan hasil analisis terhadap reliability, availability dan maintainability dari tingkat komponen utama dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangmya ilmu dan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Kendaraan bermotor merupakan sarana transportasi yang sangat menunjang
Lebih terperinciTinjauan RAM BAB III TINJAUAN RAM
BAB III TINJAUAN RAM III.1 Tinjauan Umum Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM) Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM) merupakan tiga karakteristik dalam suatu sistem yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap sistem membutuhkan kegiatan perawatan agar kegiatan operasi yang dilakukan berjalan dengan lancar, begitupun dengan pesawat terbang. Perawatan merupakan kegiatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI Didalam sebuah industri dan perdagangan terdapat beberapa faktor yang sangat penting untuk diperhatikan guna meningkatkan kinerja didalam sebuah industri yaitu: 1. Kelancaran dalam
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang.
Bab I Pendahuluan Naskah ini disusun sebagai tugas akhir Program Magister Studi Pembangunan Alur Studi Pertahanan pada Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) di Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri di Indonesia yang sangat cepat menyebabkan banyak industri yang tumbuh dan bersaing dalam mendapatkan konsumennya. Melihat gejala tersebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PENGAKUAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...
Lebih terperinciBab III Metodologi III.1 Identifikasi masalah dan model pendekatannya
Bab III Metodologi III.1 Identifikasi masalah dan model pendekatannya Salah satu permasalahan utama dalam lingkungan Tentara Nasional Angkatan Darat (TNI AD) Republik Indonesia adalah dalam bidang peralatan,
Lebih terperincic. Bab II berisikan landasan teori yang digunakan oleh penulis dalam pemecahan permasalahan yang diteliti.
8 b. Bab I mengetengahkan latar belakang penulisan tesis, perumusan masalah, diagram keterkaitan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. c. Bab II berisikan landasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum
BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum Bidang kedeputian di lingkungan Badan SAR Nasional (BASARNAS) terbentuk seiring dengan reorganisasi lembaga ini menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK). Terdapat
Lebih terperinciSistem Manajemen Maintenance
Sistem Manajemen Maintenance Pembukaan Yang dimaksud dengan manajemen maintenance modern bukan memperbaiki mesin rusak secara cepat. Manajemen maintenance modern bertujuan untuk menjaga mesin berjalan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Dari sifat masalah penelitian dari uraian latar belakang masalah dapat dikategorikan kedalam penelitian kasus dan penelitian lapangan. Menurut Usman
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan (maintenance) dapat didefinisikan sebagai (Ariani, 2008): suatu kombinasi dari berbagai tindakan untuk menjaga, memperbaiki dan
Lebih terperinci1.1 Latar belakang masalah
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah khatulistiwa, berada diantara dua benua yaitu Asia dan Australia serta diantara dua
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Auxiliary Power Unit (APU) merupakan engine turbin gas cadangan yang terletak pada bagian ekor (tail section) pesawat. APU berfungsi sebagai penghasil cadangan daya
Lebih terperinciKEANDALAN DATA CENTER BERDASARKAN SISTEM TIER CLASSIFICATIONS. Irham Fadlika
Irham Fadlika; Keandalan Data Center Berdasarkan Sistem Tier Classifications KEANDALAN DATA CENTER BERDASARKAN SISTEM TIER CLASSIFICATIONS Irham Fadlika Abstrak Ketika konsep keandalan (reliability) mulai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi Pemecahan masalah adalah suatu proses berpikir yang mencakup tahapan-tahapan yang dimulai dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data melalui studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan telekomunikasi di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah pengguna telekomunikasi terbanyak.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Waktu pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus, September dan Oktober 2016 yang bertempat di Pabrik Kelapa Sawit 3.2 Rancangan penelitian Adapun
Lebih terperinci4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT KETERANGAN DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO...
Lebih terperinciBab IV Hasil Perhitungan, Analisis, dan Diskusi
Bab IV Hasil Perhitungan, Analisis, dan Diskusi Pada bab ini dijelaskan tentang hasil simulasi yang didapatkan beserta diskusi mengenai hasil simulasi tersebut. IV.1 Instrument data Penggunaan peta wilayah
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2884
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2884 PENILAIAN KINERJA BERBASIS RELIABILITY PADA CONTINUOUS CASTING MACHINE 3 (CCM 3) PT KRAKATAU STEEL (Persero) Tbk MENGGUNAKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Start Up, proses dimana mesin mulai melakukan start up setelah mesin mengalami stop produksi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Seiring dengan perkembangan industri yang begitu pesat dan kompetisi bisnis yang begitu ketat maka dengan serta merta muncul adanya tuntutan untuk mampu menghasilkan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR METODOLOGI PENELITIAN Dalam proses penyusunan laporan tugas akhir mengenai penerapan sistem Preventive Maintenance di departemen 440/441 men summer shoes pada
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) 2.1.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Beberapa definisi pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli: Menurut Patrick (2001, p407), maintenance
Lebih terperinciUniversitas Bina Nusantara
Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 ANALISA PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY DAN AVAILABILITY PADA MESIN PRESS DI PT INTIRUB
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KESESUAIAN TERHADAP DOKUMEN SAE ARP4761
BAB IV ANALISIS KESESUAIAN TERHADAP DOKUMEN SAE ARP4761 4.1 PENDAHULUAN Bab ini membahas analisis hasil evaluasi piranti lunak yang telah dilakukan pada bab 3. Analisis yang dimaksud adalah kesesuaiannya
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR.. i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL.. v DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR LAMPIRAN.. x
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.. i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL.. v DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR LAMPIRAN.. x I. PENDAHULUAN. 1 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Rumusan Masalah 4 1.3 Tujuan Penelitian.. 5 1.4
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Fractional Aircraft Ownership (FAO) atau dikenal pula dengan sebutan Fractional Jets adalah suatu konsep kepemilikan pesawat dimana konsumen (yang dalam hal ini disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekuatan militer merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga stabilitas negara. Semua negara termasuk Indonesia membangun kekuatan militernya untuk menjaga keamanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerbangan dengan pesawat terdiri dari 3 (tiga) fasa, yaitu lepas landas (take-off), menempuh perjalanan ke tujuan (cruise to destination), dan melakukan pendaratan
Lebih terperinciKata Kunci : Availability, Cost of Unreliability, Key Performance Indicator, Maintainability, Reliability, Reliability Block Diagram
PERFORMANCE ASSESSMENT BERBASIS RELIABILITY MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY, AVAILABILITY, MAINTAINABILITY (RAM) DAN COST OF UNRELIABILITY (COUR) PADA MESIN CINCINNATI MILACRON DI DIREKTORAT AEROSTRUCTURE
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian 11 12 Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian Untuk
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga
Lebih terperinci3 BAB III LANDASAN TEORI
3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) 3.1.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pengumpulan data dilakukan pada sebuah perusahaan pertambangan yang ada di Bogor, Jawa Barat. Adapun data yang diambil adalah data produksi bahan tambang yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Belitung yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai potensi sumber daya alam yang potensial baik di laut maupun di darat. Di antaranya
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah berkembang saat ini semakin pesat, seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan informasi itu sendiri. Dimana didalam
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2521
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2521 USULAN PERANCANGAN KEBIJAKAN PERAWATAN MESIN JET DYEING DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY, AVAILABILITY, MAINTAINABILITY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT Pelabuhan Indonesia (PELINDO) III cabang Tanjung Perak adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Pelabuhan Indonesia (PELINDO) III cabang Tanjung Perak adalah badan usaha yang bergerak dibidang penyedia jasa pelabuhan. Dalam mendukung kegiatan operasionalnya,
Lebih terperincidalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap
BAB V PENUTUP Sejak reformasi nasional tahun 1998 dan dilanjutkan dengan reformasi pertahanan pada tahun 2000 sistem pertahanan Indonesia mengalami transformasi yang cukup substansial, TNI sebagai kekuatan
Lebih terperinciBAB III. EVALUASI DATA KEANDALAN
BAB III. EVALUASI DATA KEANDALAN 3.1 PENDAHULUAN Pada Bab ini dievaluasi data keandalan APU. Evaluasi yang dilakukan adalah melihat kecenderungan laporan kegagalan APU, pengoperasian APU dan pencatatan
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2015 ISSN 2337-4349
ANALISIS PERAWATAN KOMPONEN KERETA API DI DIPO RANGKASBITUNG Mutmainah Mattjik, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat Abstrak
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN HASIL
BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1. Pembahasan masalah 5.1.1. Hubungan sebab akibat (Cause Effect) Dari hasil analisa permasalahan diatas maka dapat di gambarkan dalam diagram sebab akibat seperti berikut ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan PT.Perkebunan Nusantara 3 (PTPN 3) berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak sawit (CPO) dan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KNOWLEDGE SHARING PADA PENINGKATAN KETERHANDALAN. dan 3) Guru Besar T. Mesin UB Malang 4) Dosen T. Industri UB Malang
PENGEMBANGAN KNOWLEDGE SHARING PADA PENINGKATAN KETERHANDALAN Oleh : Tedjo Sukmono 1), Pratikto 2), Sudjito Suparman 3), Purnomo Budi Santoso 4) 1) Dosen Umsida Sidoarjo dan Mhs S3 T. Mesin UB Malang 2)
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Komando Armada RI Kawasan Timur selaku Kotama Pembina dan
9 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.5 Profil Perusahaan Komando Armada RI Kawasan Timur selaku Kotama Pembina dan Operasional, membina kemampuan Sistem Senjata Armada Terpadu, membina potensi maritim menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau UAS (Unmanned Aircraft System) merupakan salah satu teknologi kedirgantaraan yang saat ini sedang berkembang dengan pesat.
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi
1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.190, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERTAHANAN. Wilayah. Penataan. Penetapan. Perencanaan. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Kementrian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kementrian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Jenderal Pos dan Informatika (2008) bahwa sektor telekomunikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Lebih terperinciTERBATAS. 8. Kemampuan Tempur TNI AU pada dasarnya sangat bergantung pada Kesiapan Tempur yang terdiri dari elemen-elemen :
9 Kondisi Kemampuan Tempur TNI AU Saat Ini 8. Kemampuan Tempur TNI AU pada dasarnya sangat bergantung pada Kesiapan Tempur yang terdiri dari elemen-elemen : a. Personil (Man). Para personil TNI AU yang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
68 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Flowchart Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini flowchart diagaram alir metodologi penelitian untuk menganalisa terjadinya breakdown dan cara meminimasinya
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 62 63 3.2 Observasi Lapangan Observasi
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
32 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitiaan fokus pada penentuan interval pemeliharaan mesin Oven Botol di PT.Pharos Indonesia. 3.2 Langkah-langkah Penelitian Langkah Langkah-langkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Proses peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian berkembang begitu pesatnya, sehingga tercipta lingkungan yang kompetitif dalam segala bidang usaha. Persaingan yang ketat dalam pasar yang berkembang
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mandala Airlines didirikan pada tanggal 17 April 1969 saat negara kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,
Lebih terperinciTERBATAS. Kondisi Kemampuan Tempur TNI AU Yang Diharapkan
19 Kondisi Kemampuan Tempur TNI AU Yang Diharapkan 13. Dengan mempertimbangkan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi dan dengan pelaksanaan upaya-upaya realistis, diharapkan Kemampuan Tempur TNI AU di masa depan
Lebih terperinciObjek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau. 3.2 Jenis Penelitian Dalam penelitian
Lebih terperinciManajemen Ketersediaan
Manajemen Ketersediaan (Availability Management) Infrastruktur TI @ 2 0 1 5 - R O N Y1 Pertanyaan Apakah itu ketersediaan layanan TI? Komponen infrastruktur apa yang menentukan ketersediaan layanan TI?
Lebih terperinci1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT TransNusa Aviation Mandiri biasa disingkat menjadi TransNusa merupakan maskapai penerbangan domestik di Indonesia yang menyediakan layanan transportasi udara
Lebih terperinci1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korosi merupakan salah satu masalah utama dalam dunia industri. Tentunya karena korosi menyebabkan kegagalan pada material yang berujung pada kerusakan pada peralatan
Lebih terperinciPRESENTASI DARI MENTERI PERTAHANAN RI DI GEDUNG DEPARTEMEN PERTAHANAN Senin, 04 Pebruari 2008
PRESENTASI DARI MENTERI PERTAHANAN RI DI GEDUNG DEPARTEMEN PERTAHANAN Senin, 04 Pebruari 2008 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PRESENTASI DARI MENTERI PERTAHANAN RI DI GEDUNG DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pandang manajemen ada beberapa persyaratan agar suatu tujuan perusahan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan yang terjadi di dunia mengalami peningkatan yang signifikan. Sumber daya manusia merupakan hal yang terpenting dalam sebuah perusahaan, yang dapat
Lebih terperinciANALISIS KEANDALAN KOMPONEN KRITIS LIFT NPX UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN YANG OPTIMUM
ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN KRITIS LIFT NPX-36000 UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN YANG OPTIMUM Sachbudi Abbas Ras 1 ; Andy Setiawan 2 ABSTRACT Maintenance system, surely takes important role
Lebih terperinciANALISA TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTION RATIO PADA ALUMUNIUM DIE CASTING DI PT SEMPANA JAYA AGUNG
ANALISA TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTION RATIO PADA ALUMUNIUM DIE CASTING DI PT SEMPANA JAYA AGUNG TUGAS AKHIR Oleh : Fajrin Haris Surya 1301067325 FAKULTAS SAINS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspedisi, Itu dibuktikan dengan dibukanya 2 cabang lagi selain kantor pusat yang
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Cahaya Berkah Abadi adalah sebuah perusahaan jasa ekspedisi yang sedang berkembang, memiliki beberapa rekanan seperti PT Wijaya karya hingga PT Meratus Steel membuat
Lebih terperinciANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS MESIN TRIMMING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN
Prosiding SENTIA 206 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN: 2085-2347 ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS MESIN TRIMMING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN Fina Andika Frida Astuti Mahasiswa S2
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.
USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.KDL Ratna Ekawati, ST., MT. 1, Evi Febianti, ST., M.Eng 2, Nuhman 3 Jurusan Teknik Industri,Fakultas Teknik Untirta Jl.Jend.Sudirman
Lebih terperinciPerancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik)
JURNAL TEKNIK, (2014) 1-6 1 Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik) Ahmad Nizar Pratama, Yudha Prasetyawan Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia otomotif saat ini yang kian tumbuh pesat sehingga menjadikan persaingan diantara produsen otomotif semakin ketat dalam menciptakan
Lebih terperinciOPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X
OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X Sutanto 1) dan Abdullah Shahab 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek
BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survey. Survey adalah penelitian yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek yang diteliti
Lebih terperinciBAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN
BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN 4.1. VISI DAN MISI Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 2, DESEMBER 2003:
JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 2, DESEMBER 2003: 120-128 PERUMUSAN STRATEGI PENGGUNAAN MODUL PCM 4 EXCHANGE UNIT BERDASARKAN MEREK DAGANG DENGAN PENDEKATAN RELIABILITY (Studi Kasus : PT. TELKOM Tbk.
Lebih terperinciMEMPERTAHANKAN OPERATIONAL READINESS FLIGHT SIMULATOR TNI AU :
MEMPERTAHANKAN OPERATIONAL READINESS FLIGHT SIMULATOR TNI AU : SUATU IDE PEMBENTUKAN ORGANISASI PEMELIHARAAN FLIGHT SIMULATOR TNI AU Oleh : Mayor Lek Ir. Arwin D.W. Sumari, FSI, FSME, VDBM, SA 1 Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang TNI (Tentara Negara Indonesia) dalam negara kita mengemban tugas sebagai alat pertahanan negara. Yang dimaksud pertahanan negara adalah segala usaha untuk menegakkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data Pengguna Kereta Api
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kereta merupakan salah satu jenis transportasi yang terdapat di Indonesia dan dapat digunakan oleh siapa saja. Di Indonesia, perkembangan kereta mulai meningkat dari
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Model Flowchart Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan
Lebih terperinciPengukuran dan Peningkatan Kehandalan Sistem
Pengukuran dan Peningkatan Kehandalan Sistem Pengukuran Kehandalan Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menguraikan proses perancangan kehandalan sistem 3 Kehandalan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
KATA PENGANTAR Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten harus menyesuaikan dengan Undang-undang tersebut paling lambat 3 tahun setelah diberlakukan.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR ISI ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2
Lebih terperincibagi Indonesia dalam menghadapi persaingan regional maupun global. Kedua, Infrastruktur industri penerbangan juga memiliki kelebihan berupa banyaknya
BAB V KESIMPULAN Fenomena ASEAN Open Sky menjadi fenomena yang tidak dapat dihindari oleh Pemerintah Indonesia. sebagai negara yang mendukung adanya iklim perdagangan bebas dunia, Indonesia harus mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada dasarnya manusia memiliki salah satu aktivitas yang pasti dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu berpindah-pindah tempat. Namun, manusia memiliki keterbatasan
Lebih terperinciKEMENHAN. Pembina Administrasi. Veteran. Dukungan.
No.1085, 2014 KEMENHAN. Pembina Administrasi. Veteran. Dukungan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG DUKUNGAN KEPADA PEMBINA ADMINISTRASI VETERAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.
PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI Oleh : NURAHADIN ZAKI ROMADHON NPM. 0632010165 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciFRACTIONAL AIRCRAFT OWNERSHIP
BAB 2 FRACTIONAL AIRCRAFT OWNERSHIP Fractional Aircraft Ownership (FAO) adalah konsep kepemilikan pesawat di mana pengguna hanya perlu membeli sebagian kecil saham dari pesawat dibanding membeli keseluruhan
Lebih terperinciT U G A S A K H I R. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat. Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) DISUSUN OLEH : : Puguh Mursito adi
T U G A S A K H I R P e n e n t u a n I n t e r v a l P e r a w a t a n G u n a M e n u r u n k a n D o w n t i m e M e s i n P e n g e r i n g O v e n B o t o l D i PT. P h a r o s I n d o n e s i a Diajukan
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN MOTTO KATA PENGANTAR i ii in iv v vi vii viii DAFTAR ISI x DAFTAR
Lebih terperinciPENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA
PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI 3.1 LANGKAH PENYUSUNAN TUGAS AKHIR 3.2 PENGUMPULAN DATA
BAB 3 METODOLOGI 3.1 LANGKAH PENYUSUNAN TUGAS AKHIR Analisis yang dilakukan dalam studi ini merupakan gabungan antara studi kelayakan dengan simulasi operasi atau analisis komputasi menggunakan perangkat
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian akan dilakukan dengan langkah-langkah berikut Gambar 3.1: Gambar 3.1 Diagram Alir 11 12 Gambar 3.2 Diagram Alir (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Penelitian
Lebih terperinciPENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING
PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING (CSM) (Studi Kasus: PT X Indonesia) Aji Mudho A., Bobby Oedy P. Soepangkat Program
Lebih terperinciEFEKTIVITAS SISTEM PEMELIHARAAN GARBARATA DI BANDARA SOEKARNO-HATTA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KEANDALAN DAN MUTU LAYANAN.
EFEKTIVITAS SISTEM PEMELIHARAAN GARBARATA DI BANDARA SOEKARNO-HATTA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KEANDALAN DAN MUTU LAYANAN. BASUKI ARIANTO DAN BANDANG DWI SASONO Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma,
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan P.T. Sriwijaya Air atau lebih dikenal dengan nama Sriwijaya Air adalah perusahaan penerbangan swasta nasional yang saat ini eksis meramaikan dunia
Lebih terperinci