Evaluasi Keandalan Sistem Mesin Kontrol Bahan Bakar Pada Pesawat Boeing 737 Classic Garuda Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Evaluasi Keandalan Sistem Mesin Kontrol Bahan Bakar Pada Pesawat Boeing 737 Classic Garuda Indonesia"

Transkripsi

1 1 Evaluasi Keandalan Sistem Mesin Kontrol Bahan Bakar Pada Pesawat Boeing 737 Classic Garuda Indonesia Arief Musfarid. Hendra Cordova. Edy Noerachman Jurusan Teknik Fisika,Institut Teknologi Sepuluh Nopember ITS Surabaya, 2011 Abstrak Sebagian besar penundaan jadwal penerbangan (delay) pesawat B737-Classic Garuda Indonesia yang terjadi sepanjang tahun disebabkan karena adaya kegagalan fungsi pada komponen sistem mesin dan kontrol bahan bakar (engine fuel and control). Mesin dan kontrol bahan bakar memiliki peran sentral dalam penyediaan dan pengontrolan bahan bakar untuk kerja mesin pesawat. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan analisa untuk mengetahui keandalan dari segi analisa kuantitatif yang bersifat statistik dan dari segi analisa kualitatif yang bersifat intuitif pada sistem ini. Dari hasil analisa diperoleh, fuel pump merupakan komponen sistem mesin dan kontrol bahan bakar yang memiliki tingkat kegagalan yang paling tinggi dengan waktu rata-rata antar kegagalan (MTBF) paling singkat, yaitu sekitar 4002,5 jam dengan interval waktu preventive maintenance (TPM) sekitar 490 jam, kemudian disusul oleh main engine control (MTBF= 6678,63 jam, TPM= 690 jam), fuel shut off valve (MTBF= 7093,2 jam dan TPM= 150 jam), valve fuel heater (MTBF= 11876,486 jam dan TPM= 1450 jam) dan fuel heater (MTBF= jam dan TPM= 18900). Selain menggunakan metode perawatan terencana/ proactive maintenance (preventive maintenance dan overhaul), juga dilakukan analisa penentuan jenis perawatan yang sesuai dan cocok dengan pendekatan FMEA dan FTA yang dikombinasikan kedalam RCM pada analisa kualitatifnya, diperoleh tindakan perawatan yang tepat untuk setiap failure mode pada setiap komponen mesin dan kontrol bahan bakar. Untuk penanganan failure mode komponen fuel pump adalah schedule discard, main engine control adalah schedule on condition, fuel shut off valve meliputi schedule discard, schedule restoration dan schedule on condition. Untuk penanganan failure mode komponen valve fuel heater, yaitu schedule discard dan schedule on condition dan fuel heater adalah schedule discard. Kata Kunci Keandalan, mesin dan kontrol bahan bakar CFM 56-3, perawatan. I. PENDAHULUAN Sebuah maskapai penerbangan adalah sebuah organisasi yang menyediakan jasa penerbangan bagi penumpang atau barang. Dalam bisnis ini, keselamatan penumpang dan barang adalah fokus utama dari kesuksesan bisnis ini. Oleh karena itu, setiap komponen dan sistem pada pesawat terbang harus bekerja secara maksimal tanpa adanya kegagalan pada saat penerbangan sehingga keandalan pada setiap komponen dan sistem pesawat terbang sangatlah diperhatikan. Berdasarkan data penundaan jadwal keberangkatan (delay) yang diperoleh dari PT. GMF AeroAsia selaku perusahaan MRO (Maintenance Repair Overhaul) pesawat Boeing 737 Classic Garuda Indonesia, pada tahun , delay yang terjadi pada pesawat Boeing 737-Classic, yang terdiri dari pesawat B , B dan B sebagian besar disebabkan karena adanya masalah di mesin dan kontrol bahan bakar (engine fuel and control) pada mesin CFM Mesin dan kontrol bahan bakar merupakan sistem mesin bahan bakar dan sistem kontrol bahan bakar yang bertugas untuk mendistribusikan bahan bakar dari tangki penyimpanan bahan bakar, menghitung dan mengindikasikan kuantitas bahan bakar yang diperlukan untuk menggerakkan pesawat terbang. Mesin dan kontrol bahan bakar kemudian mengukur bahan bakar dan menyalurkan kedalam ruang bakar (combuster). Selain itu, mesin ini juga mengirimkan bahan bakar yang diperlukan untuk komponen/ sistem pesawat udara yang lain yang membutuhkan bahan bakar untuk menjalankan operasinya [2]. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan analisa untuk mengetahui keandalan dari sistem mesin dan kontrol bahan bakar. Evaluasi keandalan akan dilakukan secara metode kuantitatif dan kualitatif [3], agar diperoleh analisa pengaruh dan besar keandalan dan pemilihan metode perawatan mesin dan kontrol bahan bakar yang seharusnya dilakukan sehingga diharapkan dapat menurunkan atau menghindari delay yang disebabkan oleh sistem ini. Selain itu, diperlukan juga analisa konsekuensi kegagalan yang dipilih melalui metode failure mode and effect analysis (FMEA) dan analisa penyebab kegagalan pada sistem ini dengan metode failure tree analysis (FTA) untuk membuat proritas perawatan lebih lanjut pada tiap bentuk kegagalan yang terjadi pada sistem ini sesuai dengan metode reliability centered maintenance (RCM). II. DASAR TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini dilakukan dua analisa metode/ pendekatan, yaitu dengan analisa kuantitatif yang bersifat statistika dan analisa intuitif yang bersifat kualitatif. Pendekatan intuisi efektif ketika diterapkan dalam suatu situasi yang membutuhkan pengambilan keputusan secara cepat, pendekatan ini diterapkan dalam suatu refleksi yang serius dan membutuhkan suatu solusi yang tepat untuk menyelesaikan suatu masalah. Atau dapat dikatakan pendekatan ini mencari suatu kunci solusi dari suatu permasalahan.

2 2 Pendekatan statistik menerapkan berbagai macam strategi maintenance untuk berbagai macam fasilitas ataupun peralatan antara lain run to failure, preventive maintenance, predictive maintenance atau proactive maintenance. Namun, pendekatan statistikal mempunyai beberapa macam keterbatasan, yang pertama adalah biaya karena untuk menyediakan dasar perhitungan statistikal diperlukan kegiatan pengembangan dan analisa dari sejumlah data yang membutuhkan biaya relatif mahal. Keterbatasan yang kedua adalah pengaplikasian dari pendekatan statistikal. Statistik sering tidak dapat dijadikan dasar atau landasan untuk keseluruhan masalah dan data yang diolah secara statistik belum tentu dapat mengikuti kecenderungan nyata yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kedua analisa ini untuk membangun kerangka analisa dalam penelitian tugas akhir ini. A. Analisa Kuantiatif Dalam analisa ini dilakukan proses perhitungan secara kuantitatif dengan menggunakan data-data yang diperoleh berupa data TTF (time to failure) dari beberapa komponen sistem mesin dan kontrol bahan bakar dari pesawat Boeing 737-Classic. Perhitungan secara kuantitatif meliputi penentuan sifat/ jenis distribusi pada data TTF beberapa komponen mesin dan kontrol bahan bakar dengan menggunakan bantuan software Minitab 14. Penentuan sifat/ jenis distribusi tersebut dilakukan dengan melakukan pendekatan dengan metode least square curve fitting. Data-data TTF setiap komponen akan digambarkan kedalam grafik probability plot dengan tujuan untuk menyesuaikan pola sebaran frekuensi data TTF kedalam grafik regresi linier sehingga dari setiap distribusi akan diperoleh nilai index of fit. Index of fit yang paling tinggi akan memberikan keterangan ditribusi mana yang sesuai dengan data TTF komponen tersebut [1]. Namun, penilaian index of fit pada software Minitab 14 ini akan berdasarkan nilai indeks Anderson-Darling. Semakin kecil nilai parameter index of fit Anderson-Darling suatu distribusi dari data TTF, maka distribusi tersebut adalah yang paling sesuai [4]. Distribusi yang digunakan adalah distribusi weibull dua parameter dan tiga parameter, eksponensial satu parameter dan dua parameter, normal dan lognormal. Setelah itu, dilakukan evaluasi fungsi kepadatan peluang (probability density function) yang menggambarkan bentuk distribusi data TTF, keandalan (reliability, R(t)), laju kegagalan (failure rate, λ(t)) dan waktu rata-rata antara kegagalan (mean time between failure, MTBF (t)). Sehingga dari hasil evaluasi MTBF diperoleh waktu perkiraan mesin dan kontrol bahan bakar akan mengalami kegagalan (failure). Setelah itu, dilakukan perhitungan interval waktu perawatan pencegahan (preventive maintenance). menyediakan/ mendefinisikan fungsi sistem beserta kegagalan fungsinya. Selanjutnya membuat pemodelan dengan metode FMEA (failure mode and effect analysis) dimulai dari dengan membuat informasi kertas kerja (worksheet) yang meliputi fungsi (function), kegagalan fungsi (function failure), model kegagalan (failure mode) dan efek kegagalan (failure effect). Dari hasil pemodelan dengan metode FMEA, dibuat rancangan diagram FTA (fault tree analysis) untuk mengetahui penyebab dasar kegagalan (failure) yang bisa terjadi pada setiap komponen dari engine fuel and control sehingga dapat diketahui hubungannya dengan skema preventive maintenance yang diperoleh. Kemudian, ditentukan jenis perawatan dengan membuat tugas kertas kerja ( worksheet) yang berisi konsekuensi kegagalan, proposed, interval perawatan dan subjek penanggung jawab dan pelaku perawatan yang merupakan gabungan dari analisa RCM (Reliability Centered Maintenance). Dengan hasil akhir dari analisa RCM dianggap sebagai suatu program yang efisien karena mampu mengkombinasikan pendekatan intuitif dan statistikal dimana masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. C. Engine Fuel and Control CFM 56-3 Mesin dan kontrol bahan bakar (engine fuel and control) adalah mesin bahan bakar dan sistem kontrol yang bertugas untuk menghitung kuantitas bahan bakar yang diperlukan untuk menggerakkan pesawat terbang. Engine fuel and control kemudian mengukur bahan bakar dan menyalurkan kedalam ruang bakar (combuster) serta mendistribusikan bahan bakar yangdiperlukan oleh sistem mesin pesawat seperti auxiliary power unit (APU), power plant, engine dan lain-lain sehingga iperasi mesin dapat bekerja secara efisien dan stabil. Engine fuel and control pada engine jenis CFM 56-3 terdiri atas 3 subsistem, yaitu antara lain : a. Distribusi bahan bakar (Fuel distribution) b. Pengontrolan bahan bakar (Fuel control) c. Indikator bahan bakar (Fuel indicating) B. Analisa Kualitatif Analisa ini dilakukan untuk memperkuat hasil dari analisa kuantitatif. Analisa kualitatif dimulai dengan mendeskripsikan dan menjabarkan fungsi sistem dari setiap komponen mesin dan kontrol bahan bakar pesawat Boeing 737-Classic Garuda Indonesia untuk membuat suatu informasi yang dapat Gambar 1. Skema diagram engine fuel and control Berikut adalah gambaran struktur metodologi penelitian yang dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir ini.

3 3 Data delay, perawatan dan data time failure pesawat B737-Classic, Start Studi lapangan & identifikasi permasalahan pada pesawat B737 Classic Identifikasi variabel dan pengumpulan data TTF sistem/ komponen engine fuel & control Analisa data TTF untuk penentuan jenis distribusi dengan bantuan software Analisa Kualitatif Menentukan jenis perawatan & analisa biaya dari maintenance yang dilakukan Membuat pemodelan RCM dari komponen engine fuel & control Membuat diagram FTA pada komponen engine fuel and control berdasarkan kegagalan fungsinya Analisa data & interpretasi data pembahasan dari analisa kuantitatif dan kualitatif Kesimpulan & saran End No Distribusi Anderson Darling Parameter (AD) 1 Weibull 0,590 β=1,425; θ= 4010, parameter Weibull 0,459 β=1,91056; θ= 5529,88; to= ,01 3 Eksponensial 3,221 λ= 0, Eksponensial 3,221 Normal Lognormal 0,505 1,019 λ= 0, ; to=0,00001 μ= 3541,16; σ = 3141,51 s=0,643480; tmed = 2885,04 Evaluasi variabel fungsi kepadatan peluang (pdf), laju kegagalan, keandalan dan waktu rata-rata kerusakan (MTTF/MTBF) Evaluasi interval Preventive Maintenance komponen engine fuel & control Membangun pemodelan FMEA dari komponen engine fuel & control Penjabaran fungsi sistem dan kegagalan fungsi dari sistem/ komponen engine fuel & control Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai AD terkecil adalah pada distribusi 3-parameter Weibull. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebaran data TTF untuk komponen fuel pump mengikuti distribusi 3 parameter- Weibull. Dalam distribusi 3-parameter Weibull tersebut, diperoleh parameter shape (ß) = 1,91056; scale (θ) = 5529,88; threshold/ location (t o ) = -1210,01. a. Penentuan Fungsi Kepadatan Peluang (Probability Density Function) Analisa Kuantitatif Gambar 2. Struktur rancangan metodologi penelitian dalam melakukan evaluasi keandalan sistem mesin dan kontrol bahan bakar pesawat B737- Classic Garuda Indonesia. (1) III. EVALUASI KUANTITATIF Pada tahap ini akan dilakukan analisa dari pengumpulan data yang telah diperoleh. Data yang dianalisa merupakan data downtime berupa data time since failure atau time to failure (TTF) pada komponen dari sistem engine fuel and control pada pesawat Boeing 737- Classic data perawatan yang telah dicatat oleh PT. GMF AeroAsia selaku perusahaan MRO dari Maskapai Garuda Indonesia. Data TTF komponen dari sistem engine fuel and control yang tersedia adalah fuel pump, fuel shut off valve, valve fuel heater, main engine control dan fuel heater assy dengan masa durasi A. Evaluasi Keandalan Fuel Pump Dari hasil analisa software Minitab 14, diperoleh rekapan nilai parameter pengujian Anderson-Darling, deskriptif statistik dan gambaran grafik probability plot (lihat di laporan tugas akhir) untuk keenam jenis distribusi yang akan digunakan untuk komponen fuel pump (pompa bahan bakar) dengan tingkat kepercayaan 95% yang dapat dilihat pada tabel 1.. Tabel 1. Besar nilai Anderson Darling dan parameter tiap jenis distribusi untuk komponen fuel pump Persamaan (1) ini menunjukkan fungsi kepadatan peluang (probability density function) untuk distribusi Weibull 3- parameter. Grafik fungsi ini menggambarkan bentuk dari distribusi data TTF. Gambar 3. Grafuk fungsi probability density function untuk distribusi Weibull 3-parameter komponen fuel pump. b. Evaluasi Laju Kegagalan (Failure Rate) (2)

4 4 Dari persamaan (2) laju kegagalan dengan distribusi Weibull 3-parameter tersebut, diperoleh gambaran grafik laju kegagalan dari komponen fuel pump pada gambar dibawah. Gambar 4. Laju kegagalan fuel pump dengan distribusi Weibull 3- parameter. c. Evaluasi Keandalan (Reliability) Persamaan (3) menunjukkan fungsi keandalan dengan distribusi Weibull 3-parameter. Gambar 5. Keandalan dari fuel pump dengan distribusi Weibull 3-parameter Gambar diatas menunjukkan grafik keandalan dari komponen fuel dengan tingkat kepercayaan 95%. d. Evaluasi Waktu Rata-Rata Antar Kerusakan (Mean Time To Failure) (3) Sehingga waktu rata-rata antar kerusakan pada komponen fuel pump sebesar 4002,5 jam. Untuk komponen fuel pump, data fungsi kepadatan peluang (pdf), data laju kegagalan (failure rate) dan data keandalan (reliability) dapat dilihat dilampiran I [6]. e. Evaluasi Preventive Maintenance Preventive maintenance dilakukan bertujuan untuk menjaga keandalan suatu komponen sehingga tetap aktif menjalankan operasinya. Untuk sistem yang komplek, kenaikan angka kehandalan dapat diperoleh melalui program preventive maintenance. Program ini dapat mengurangi efek dari pemakaian yang melampaui batas pakai dan punya pengaruh besar terhadap kelangsungan hidup sistem tersebut. Dengan R(t) sebagai kehandalan tanpa preventive maintenance, T sebagai interval dari waktu preventive maintenance dan R m (t) adalah kehandalan dari sistem dengan preventive maintenance, maka dapat dituliskan dengan persamaan berikut ini : R m t R t untuk 0 t T Dan R m t R T. R t nt untukt t 2T Dimana R(T) adalah probabilitas ketahanan sampai preventive maintenance yang pertama dan R(t-nT) adalah probabilitas ketahanan selama jangka waktu t-nt yang telah ditentukan sebelumnya dari kondisi awal. Selanjutnya dalam bentuk lain didapatkan : n R t R( T). R( t nt),dimana m nt t ( n 1) T Interval waktu preventive maintenance ditentukan sesuai dengan standar nilai keandalan yang telah ditentukan atau merupakan kebijakan dari perusahaan, Untuk industri penerbangan sendiri, Boeing, manufaktur pesawat terbang B737-Classic, menentukan besar keandalan komponen/ sistem pesawat terbang minimal sebesar 90% [5]. Oleh karena itu, dalam pengerjaan penelitian tugas akhir ini, diestimasikan reliability komponen dari sistem mesin dan kontrol bahan bakar ditentukan sebesar 90%. Dari data tabel preventive maintenance pompa bahan bakar terlampir pada lampiran II [7], dibuat grafik preventive maintenance dari pompa bahan bakar (fuel pump) tersebut dengan interval waktu preventive maintenance sebesar 490 jam. Dalam keadaan waktu seperti ini, biasanya fuel pump mengalami kondisi kehabisan pelumas atau mengalami penyumbatan, sehingga diperlukan pengecekan pada waktu interval sebesar 490 jam. Gambar grafik preventive maintenance dengan interval waktu 490 jam dapat dilihat pada gambar berikut (4)

5 5 fungsi pdf, laju kegagalan, keandalan dan MTBF sama dengan persamaan (1), (2), (3), dan (4). a. Penentuan Fungsi Kepadatan Peluang (Probability Density Function) Gambar 6. Preventive maintenance pompa bahan bakar (fuel pump). Dari grafik tersebut terlihat bahwa pada saat t=4060 jam di saat preventif maintenance telah dilakukan sebanyak n=8 kali, grafik keandalan tanpa menggunakan preventive maintenance (R(t), No PM) berada dibawah grafik keandalan cumulative PM (Rm(t)). Hal ini dikarenakan laju kegagalan komponen ini meningkat (increased failure) sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk komponen ini cocok untuk diberikan perlakuan preventive maintenance. B. Evaluasi Keandalan Fuel Shut Off Valve Dari hasil analisa software Minitab 14, diperoleh rekapan nilai parameter pengujian Anderson-Darling, deskriptif statistik dan gambaran grafik probability plot (lihat di laporan tugas akhir) untuk keenam jenis distribusi yang akan digunakan untuk komponen fuel shut off valve dengan tingkat kepercayaan 95% yang dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Besar nilai Anderson Darling dan parameter tiap jenis distribusi untuk komponen fuelshut off valve Anderson No Distribusi Darling (AD) Parameter 1 Normal σ = ; µ = 0, Lognormal tmed = 4857,48; s 0,792 =0, Eksponensial 0,866 λ = Eksponensial 0,866 λ = ; to = Weibull 0,451 β=13.87; θ = parameter Weibull 0,447 β= ; θ= ; to= Gambar 7. Grafuk fungsi probability density function untuk distribusi Weibull 3-parameter komponen fuel shut off valve. b. Evaluasi Laju Kegagalan (Failure Rate) Gambar 8. Laju kegagalan fuel shut off valve dengan distribusi Weibull 3- parameter. c. Evaluasi Keandalan (Reliability) Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai AD terkecil adalah pada distribusi 3-parameter Weibull. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebaran data TTF untuk komponen fuel shut off valve mengikuti distribusi 3 parameter-weibull. Dalam distribusi 3-parameter Weibull tersebut, diperoleh parameter shape (ß) = 1,46726; scale (θ) = 10064,1; threshold/ location (t o ) = -2014,8. Sehingga persamaan untuk

6 6 Gambar 9. Keandalan dari fuel shut off valve dengan distribusi Weibull 3- parameter d. Evaluasi Waktu Rata-Rata Antar Kerusakan (Mean Time To Failure) Sehingga waktu rata-rata antar kerusakan pada komponen fuel shut off valve sebesar 7093, 2 jam. Untuk komponen fuel shut off valve, data fungsi kepadatan peluang (pdf), data laju kegagalan (failure rate) dan data keandalan (reliability) dapat dilihat dilampiran III [8]. e. Evaluasi Preventive Maintenance Dengan menjaga keandalan pada komponen/ sistem pesawat terbang tetap berada dalam posisi 90%, maka diperoleh nilai interval waktu maintenance pada fuel shut off valve dengan keandalan sebesar 90% adalah 150 jam. Data preventive maintenance untuk fuel shut off valve dapat dilihat pada tabel dilampiran IV [9]. Dari data tabel tersebut, dibentuk grafik preventive maintenance untuk komponen fuelshut off valve dengan interval waktu preventive maintenance sebesar 150 jam. Dalam keadaan waktu seperti ini, biasanya fuel shut off valve mengalami penyumbatan akibat fuel yang tercampur dengan material lainnya sehingga diperlukan pengecekan dan pembersihan pada waktu interval sebesar 150 jam. Gambar grafik preventive maintenance dengan interval waktu 150 jam dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 10. Preventive maintenance fuel shut off valve pada interval T=150 jam. Dari grafik tersebut sebanyak 66 kali preventive maintenance dilakukan untuk komponen fuel shut off valve, keandalan tanpa preventiv maintenance (R(t), No PM) masih lebih baik untuk komponen ini dibanding dilakukan preventiv maintenance (Rm(t)), hal ini dikarenakan waktu interval dilakukannya preventive maintenance terlalu kecil, yaitu selama 150 jam sehingga membuat peluang (probability) keandalan (R(T)^n) cepat menurun yang pada akhirnya membuat nilai keandalan kumulatif dari fuel shut off valve menjadi lebih rendah dibandingkan dengan tanpa menerapkan preventive maintenance. C. Evaluasi Keandalan Valve Fuel Heater Dari hasil analisa software Minitab 14, diperoleh rekapan nilai parameter pengujian Anderson-Darling, deskriptif statistik dan gambaran grafik probability plot (lihat di laporan tugas akhir) untuk keenam jenis distribusi yang akan digunakan untuk komponen valve fuel heater dengan tingkat kepercayaan 95% yang dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Besar nilai Anderson Darling dan parameter tiap jenis distribusi untuk komponen valve fuel heater Anderson No Distribusi Darling (AD) Parameter 1 Lognormal 4,243 tmed = 5803,01; s =1, Normal 4,277 σ = 13354,3; µ = Weibull 4,248 β=0,595534; θ =12267,5 β=0,595534; θ 3-parameter 4,248 =12267,5; to=- 4 Weibull 0, Eksponensial 4,276 λ=0, Eksponensial 4,239 λ=0, ; to=- 2031,72

7 7 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai AD terendah adalah pada distribusi eksponensial. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebaran data TTF untuk komponen valve fuel heater mengikuti distribusi 2 parameter-eksponensial. Dalam distribusi eksponensial tersebut, diketahui nilai parameter scale/ lamda (λ) = dan threshold time, t 0 = -2031,72. a. Penentuan Fungsi Kepadatan Peluang (Probability Density Function) (5) Gambar 13. Keandalan dari valve fuel heater dengan distribusi Eksponensial d. Evaluasi Waktu Rata-Rata Antar Kerusakan (Mean Time To Failure) (8) jam Gambar 11. Grafuk fungsi probability density function untuk distribusi valve fuel heater dengan distribusi Eksponensial. b. Evaluasi Laju Kegagalan (Failure Rate) (konstan) (6) Gambar 12. Laju kegagalan valve fuel heater dengan distribusi Eksponensial c. Evaluasi Keandalan (Reliability) (7) Sehingga waktu rata-rata antar kerusakan pada komponen valve fuel heater sebesar 11876,486 jam. Untuk komponen valve fuel heater, data fungsi kepadatan peluang (pdf), data laju kegagalan (failure rate) dan data keandalan (reliability) dapat dilihat dilampiran V [10]. e. Evaluasi Preventive Maintenance Penetapan nilai keandalan dengan batas 90% untuk setiap komponen sesuai dengan standar yang diberlakukan dari Boeing tidak dapat diterapkan untuk komponen ini. Dari hasil analisa reliability dengan menggunakan software minitab 14, reliability (keandalan) pada saat t = 0 jam, keandalan sudah mencapai 87,84 % sehingga tidak mungkin ditetapkan angka 90% sebagai batas untuk melakukan preventive maintenance. Dengan menjaga keandalan pada komponen/ sistem pesawat terbang berada dalam posisi yang aman, maka diputuskan untuk komponen ini digunakan dengan keandalan yang dijaga sebesar 80%. Keandalan dengan 80% sebenarnya masih aman, jika dibandingkan keandalan dengan mean time between failure sebesar 11876,486 jam sehingga overhaul biasanya dilakukan dengan keandalan yang mencapai sebesar 41,17%. Oleh karena itu, interval waktu dilakukan kegiatan preventif maintenance untuk kompoenen valve fuel heater sebesar 1450 jam. Dari data preventive maintenance yang dilampirkan pada lampiran VI [11], dibentuk grafik preventive maintenance untuk komponen valve fuel heater dengan interval waktu preventive maintenance sebesar 1450 jam. Dalam keadaan waktu seperti ini, biasanya pada valve fuel heater kotor, aktuator (motor) valve fuel heater mengalami kemacetan (stuck) atau bahkan terjadi kebocoran dikarenakan seal dan packing-nya telah flat sehingga diperlukan pengecekan dan pembersihan pada waktu interval sebesar 1450 jam. Gambar

8 8 grafik preventive maintenance dengan interval waktu 1450 jam dapat dilihat pada gambar berikut. Dalam distribusi lognormal tersebut, diketahui nilai parameter shape (s) = dan location parameter (t med ) = 1,2043. a. Penentuan Fungsi Kepadatan Peluang (Probability Density Function) (9) Gambar 14. Preventive maintenance valve fuel heater pada interval T=1450 jam. Dari grafik tersebut sebanyak 16 kali preventive maintenance dilakukan untuk komponen valve fuel heater. Namun, keandalan tanpa preventive maintenance (R(t), No PM) masih jauh lebih baik untuk komponen ini dibanding dilakukan preventive maintenance (Rm(t)). Oleh karena itu untuk komponen ini dapat disimpulkan kegiatan preventive maintenance tidak laik diaplikasikan. D. Evaluasi Keandalan Main Engine Control Dari hasil analisa software Minitab 14, diperoleh rekapan nilai parameter pengujian Anderson-Darling, deskriptif statistik dan gambaran grafik probability plot (lihat di laporan tugas akhir) untuk keenam jenis distribusi yang akan digunakan untuk komponen main engine control (MEC) dengan tingkat kepercayaan 95% yang dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Besar nilai Anderson Darling dan parameter tiap jenis distribusi untuk komponen main engine control Anderson No Distribusi Darling Parameter (AD) 1 Eksponensial 0,580 λ= 0, Eksponensial Normal Lognormal Weibull 1,647 1,861 0,533 0,682 3-parameter Weibull 0,682 λ= 0, ; to = ,83 σ = ; µ = 3490,01 tmed = 3234,08; s =1,2043 β=0,80825; θ=5513,04 β=0,80825; θ=5513,04; to= 0,00001 Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa nilai AD terendah adalah pada distribusi lognormal. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebaran data TTF untuk komponen main engne control mengikuti distribusi lognormal. Gambar 15. Grafik probability density function untuk distribusi main engine control dengan distribusi Lognormal. b. Evaluasi Laju Kegagalan (Failure Rate) (10) Gambar 16. Laju kegagalan main engine control dengan distribusi Lognormal c. Evaluasi Keandalan (Reliability) (11)

9 9 Gambar 17. Keandalan main engine control dengan distribusi Lognormal d. Evaluasi Waktu Rata-Rata Antar Kerusakan (Mean Time To Failure) Sehingga waktu rata-rata antar kerusakan pada komponen main engine control sebesar 6678,63 jam. Untuk komponen main engine control, data fungsi kepadatan peluang (pdf), data laju kegagalan (failure rate) dan data keandalan (reliability) dapat dilihat dilampiran VII [12]. e. Evaluasi Preventive Maintenance Dengan menjaga keandalan pada komponen/ sistem pesawat terbang tetap berada dalam posisi 90%, maka diperoleh nilai interval waktu maintenance pada main engine control dengan keandalan sebesar 90% adalah 690 jam. Data preventive maintenance untuk main engine control dapat dilihat pada tabel dilampiran VIII [13]. Pada data tabel dilampiran VIII, dibentuk grafik preventive maintenance untuk komponen main engine control dengan interval waktu preventive maintenance sebesar 690 jam. Dalam keadaan waktu seperti ini, biasanya pada main engine control kotor dan membutuhkan lubrikasi/ pelumasan utamanya pada bagian sistem speed governer sehingga diperlukan pengecekan dan pembersihan pada waktu interval sebesar 690 jam. Gambar grafik preventive maintenance dengan interval waktu 690 jam dapat dilihat pada gambar berikut. Dari grafik tersebut terlihat bahwa pada saat t=828 jam, keandalan setelah dilakukan preventive maintenance (Rm(t)) dan tanpa preventive maintenance (R(t)) memiliki probability yang berbeda. Pada grafik tersebut, nilai keandalan Rm(t) lebih tinggi dibandingkan dengan nilai keandalan R(t), sehingga dapat disimpulkan untuk komponen ini cocok/ laik diberikan perlakuan preventive maintenance. E. Evaluasi Keandalan Fuel Heater Dari hasil analisa software Minitab 14, diperoleh rekapan nilai parameter pengujian Anderson-Darling, deskriptif statistik dan gambaran grafik probability plot (lihat di laporan tugas akhir) untuk kelima jenis distribusi yang akan digunakan untuk komponen fuel heater dengan tingkat kepercayaan 95% yang dapat dilihat pada tabel 5. Analisa dengan distribusi Weibull 3-parameter tidak dilakukan karena karakteristik data yang dimiliki tidak memenuhi persyaratan oleh software Minitab 14. Dari kelima hasil analisa jenis distribusi tersebut melalui software minitab 14 dengan selang kepercayaan 95%, nilai parameter AD dan parameter tiap distribusi uji untuk setiap distribusi data fuel heater dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 5. Besar nilai Anderson Darling dan parameter tiap jenis distribusi untuk komponen fuel heater Anderson No Distribusi Darling Parameter (AD) 1 Normal 0,250 σ = 2737; µ = Lognormal 0,250 s = Eksponensial 3 0,788 λ = 0, Eksponensial 0,345 t0 = 20494, λ= 0, Weibull 0,365 β=13.87; θ = Berdasarkan tabel 5 di atas diketahui bahwa nilai AD terendah adalah pada distribusi normal dan lognormal dengan nilai yang sama, yaitu sebesar 0,250. Namun, karena pada pengujian distribusi oleh software Minitab 14 untuk distribusi lognormal, parameter datanya tidak mengandung nilai t med, location/ median parameter sehingga distribusi lognormal tidak digunakan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebaran data TTF untuk komponen fuel heater hanya mengikuti distribusi normal karena parameter data yang dibutuhkan seperti standar deviasi (σ) dan mean (µ) tersedia. Dalam distribusi normal tersebut, diketahui nilai parameter mean (µ) = dan standard deviation parameter (σ) = a. Penentuan Fungsi Kepadatan Peluang (Probability Density Function) (12) Gambar 18. Preventive maintenance main engine control pada interval T=690 jam.

10 10 Gambar 19. Grafuk fungsi probability density function untuk distribusi fuel heater dengan distribusi Normal. b. Evaluasi Laju Kegagalan (Failure Rate) (13) Gambar 20. Laju kegagalan fuel heater dengan distribusi Normal c. Evaluasi Keandalan (Reliability) (14) Gambar 21 Keandalan fuel heater dengan distribusi Normal d. Evaluasi Waktu Rata-Rata Antar Kerusakan (Mean Time To Failure) (15) Sehingga waktu rata-rata antar kerusakan pada komponen fuel heater sebesar jam. Untuk komponen fuel heater, data fungsi kepadatan peluang (pdf), data laju kegagalan (failure rate) dan data keandalan (reliability) dapat dilihat dilampiran IX [14]. e. Evaluasi Preventive Maintenance Dengan menjaga keandalan pada komponen/ sistem pesawat terbang tetap berada dalam posisi 90%, maka diperoleh nilai interval waktu maintenance pada fuel heater dengan keandalan sebesar 90% adalah jam. Data preventive maintenance untuk fuel heater dapat dilihat pada tabel pada lampiran X [15]. Pada data tabel dilampiran X, dibentuk grafik preventive maintenance untuk komponen fuel heater dengan interval waktu preventive maintenance sebesar jam. Dalam keadaan waktu seperti ini, biasanya fuel heater kotor, terjadi penyumbatan pada bagian U-tube fuel heater dan membutuhkan pengecekan akan minyak (oil) yang digunakan sebagai medim penukar panas sehingga diperlukan pengecekan dan pembersihan pada waktu interval sebesar jam. Gambar grafik preventive maintenance dengan interval waktu jam dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 22. Preventive maintenance fuel heater pada T=18900 jam

11 11 Dari grafik tersebut terlihat bahwa pada saat t=19000 jam, keandalan setelah dilakukan preventive maintenance (Rm(t)) dan tanpa preventive maintenance (R(t)) memiliki probability yang berbeda. Pada grafik tersebut, nilai keandalan Rm(t) lebih tinggi dibandingkan dengan nilai keandalan R(t) yang terus menurun menjadi 0% pada saat t=34000 jam sehingga dapat disimpulkan untuk komponen ini cocok diberikan perlakuan preventive maintenance. IV. ANALISA KUALITATIF Analisa kuantitatif dimulai dengan mendeskripsikan dan menjabarkan fungsi sistem dari setiap komponen mesin dan kontrol bahan bakar (engine fuel and control) pesawat Boeing 737-Classic Garuda Indonesia untuk membuat suatu informasi yang dapat menyediakan/ mendefinisikan fungsi sistem beserta kegagalan fungsinya. Selanjutnya dibuat pemodelan dengan metode FMEA (failure mode and effect analysis) dimulai dari dengan membuat informasi kertas kerja (worksheet) yang meliputi fungsi (function), kegagalan fungsi (function failure), model kegagalan (failure mode) dan efek kegagalan (failure effect). Tabel FMEA sistem engine fuel and control CFM 56-3 dapat dilihat pada lampiran XII [16]. Selain itu, dilakukan pembuatan diagram fault tree analysis (FTA) yang disusun berdasarkan penyebab terjadi failure mode yang dideteksi dari FMEA. Dengan adanya model FTA ini, semua failure mode yang terjadi pada komponen engine fuel and control CFM 56-3 dapat diidentifikasi sehingga memberikan informasi tambahan kepada engineer selaku teknisi dari sistem komponen ini. FTA dibedakan menjadi dua bagian berdasarkan kegagalan fungsi dari sistem engine fuel and control. Untuk kegagalan fungsi distribusi fuel ke main engine control, komponen yang berpengaruh adalah fuel pump, fuel shut off valve, valve fuel heater dan fuel heater sedangkan untuk kegagalan fungsi mengatur dan mendeteksi jumlah pemakaian fuel yang digunakan, komponen yang berpengaruh adalah main engine control. Untuk lebih detailnya, dapat dilihat di lampiran XIII [17]. Dari hasil pendekatan dengan metode RCM (Reliability Centered Maintenance), dapat diperoleh informasi tindakan perawatan/ proposed yang sesuai dan cocok dalam menjaga keandalan komponen untuk setiap failure mode yang teridentifikasi pada komponen mesin dan kontrol bahan bakar mesin CFM Informasi tersebut dapat dilihat dalam tabel rekapan data hasil analisa RCM dibawah. Tabel 6. Rekapan data worksheet RCM Proposed Can Be Item Failure Mode Task Done Fuel Leak Pump discard (7086) Low flow/ pressure fuel discard No flow fuel discard No pressure fuel discard Fuel Shut Eksternal leak Off Valve (61163) Main Engine Control (8063) Valve Fuel Heater ( ) Fuel Heater (8063) Internal Leak Motor (Aktuator) tidak berfungsi Thermal relief valve tidk bekerja Tenaga yang bekerja pada blade valve melebihi batas Tidak ada tegangan yang terjadi dipin C dan D pada saat rangkaian elektrik terbuka dan tertutup dari aktuator (motor) Waktu atau arus dari drain melebihi batas Pembacaan nilai resistansi yang melebihi batas pada saat pengecekan. High fuel flow Low speed Sistem governor tidak berfungsi Transmitter flow failure fuel Aktuator motor macet/ stuck. Blade korosi. Leak valve Overtemperature Low pressure discard discard restoration discard restoration discard restoration on condition on condition on condition on condition on condition on condition discard discard discard discard Subcontract ing Subcontract ing Subcontract ing Subcontract ing

12 12 Untuk hampir semua failure mode yang terjadi pada komponen mesin dan kontrol bahan bakar tersebut dapat dikerjakan oleh teknisi/ engineer. Namun, untuk komponen main engine control, pengerjaan/ tindakan perawatan untuk komponen ini diberikan kepada pihak vendor (Subcontracting) selaku can be done dari komponen ini dikarenakan teknisi/ engineer untuk main engine control belum mampu/ tersertifikasi untuk melakukan maintenance sampai tingkat perbaikan (repair), overhaul dan modification sehingga proposed / tindakan perencanaan seperti scheduled restoration dan scheduled discard tidak mampu dilakukan. Hal ini dapat dilihat dalam worksheet RCM dilampiran XIV [18]. Penentuan Jenis Perawatan dan Besar Biaya Sebagai perusahaan MRO yang menjalankan proses perawatan pesawat Garuda Indonesia, GMF AeroAsia mengklasifikasikan jenis maintenance untuk pesawat Boeng 737- Classic kedalam lima level/ kelas berdasarkan waktu operasi pesawat (flight hours). Kelima level tersebut antara lain : 1. Inspection & testing level, perawatan yang dilakukan pada komponen/ sistem pesawat pada saat komponen/ sistem akan dipasang/ diinstalasikan ke pesawat. Biasanya dilakukan pada saat waktu pergantian komponen dikarenakan komponen/ sistem dalam keadaan status overhaul. 2. Bench check level, perawatan yang dilakukan pada komponen/ sistem yang ada dipesawat yang pada umumnya pada saat dilakukan status A-check dengan durasi flight hours sebesar 600 jam. 3. Repair level, perawatan yang dilakukan pada komponen/ sistem yang mengalami kerusakan/ kegagalan operasi. Hal ini tidak bergantung pada waktu operasi pesawat (flight hours), karena berdasarkan pemberitahuan/ laporan dari teknisi maintenance dan pilot. 4. Overhaul level, perawatan yang dilakukan pada komponen/ sistem yang telah mencapai masa overhaul. Overhaul untuk setiap komponen pesawat berdasarkan mean time between unscheduled removal (MTBUR) dari PT. GMF AeroAsia. 5. Modification level, perawatan yang bersifat memodifikasi untuk melakukan peningkatan (upgrade) dari segi fisik dan fungsi dari komponen/ sistem. Perawatan ini dilakukan jika ada pemberitahuan dari manufacture, seperti Boeing, untuk melakukan upgrade pada komponen/ sistem tertentu. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk melakukan perawatan atau MTTR (Mean Time To Repair) berdasarkan kelima level diatas bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Tingkat maintenance komponen sistem engine fuel and control CFM 56-3 di GMF AeroAsia No. Jenis Perawatan MTTR (jam) 1. Inspection & test 2 2. Bench check 6 3. Repair Overhaul Modification 40 Berikut adalah analisa perhitungan biaya primer, yaitu biaya pangkal untuk proses pengerjaan maintenance komponen dan tidak termasuk untuk perhitungan untuk biaya tambahan untuk pergantian barang/ item untuk setiap komponen, yang harus dikeluarkan jika dilakukan program preventive maintenance pada saat pesawat dalam status A- check untuk setiap komponen dari engine fuel and control CFM 56-3 untuk pesawat B737 Classic dalam kurun waktu satu tahun. Dengan biaya tenaga kerja, sebesar USD $ 35/ jam atau sebesar Rp ,00/ jam (kurs 1USD = Rp 8.512,00, tanggal 9 Juni 2011). Tabel 8. Biaya primer pelaksanaan program preventive maintenance untuk komponen Engine Fuel and Control CFM 56-3 Item N / Thn Interva l PM (jam) Dur asi (jam ) TK Cost/ jam (Rp) PM Cost (Rp) Fuel Shut , Off Valve Fuel , Pump Main , Engine Control Valve , Fuel Heater Fuel Heater , Selain itu, dilakukan juga perhitungan rincian biaya untuk dilakukan program overhaul dengan menggunakan data waktu overhaul dari hasil perhitungan mean time between failure (MTBF) dari setiap komponen. Berikut adalah tabel perhitungan biaya overhaul dari setiap komponen engine fuel and control CFM 56-3 dalam kurun waktu satu tahun. Tabel 9. Biaya primer pelaksanaan program overhaul untuk komponen Engine Fuel and Control CFM 56-3 dalam kurun waktu setahun Item N / Thn Interva l PM (jam) Dur asi (jam ) TK Cost/ jam (Rp) PM Cost (Rp) Fuel Shut , , Off Valve Fuel , , Pump Main , , Engine Control Valve , , Fuel Heater 6 Fuel , Heater Ket: N : Frekuensi PM : Preventive maintenance TK Cost : Biaya tenaga kerja

13 13 Dari tabel tersebut dapat dilihat, bahwa untuk melakukan program overhaul untuk setiap komponen engine fuel control CFM56-3 memiliki biaya overhaul yang hampir sama dalam kurun waktu setahun. Namun, hal ini hanya biaya ongkos pelaksanaan kegiatan overhaul dan tidak termasuk biaya tambahan berupa adanya pergantian item dari komponen jika diharuskan. V. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisa diperoleh, fuel pump merupakan komponen sistem mesin dan kontrol bahan bakar yang memiliki tingkat kegagalan yang paling tinggi dengan waktu rata-rata antar kegagalan (MTBF) paling singkat, yaitu sekitar 4002,5 jam dengan interval waktu preventive maintenance (TPM) sekitar 490 jam, kemudian disusul oleh main engine control (MTBF= 6678,63 jam, TPM= 690 jam), fuel shut off valve (MTBF= 7093,2 jam dan TPM= 150 jam), valve fuel heater (MTBF= 11876,486 jam dan TPM= 1450 jam) dan fuel heater (MTBF= jam dan TPM= 18900). Selain menggunakan metode perawatan terencana/ proactive maintenance (preventive maintenance dan overhaul), juga dilakukan analisa penentuan jenis perawatan yang sesuai dan cocok dengan pendekatan FMEA dan FTA yang dikombinasikan kedalam RCM pada analisa kualitatifnya, diperoleh tindakan perawatan yang tepat untuk setiap failure mode pada setiap komponen mesin dan kontrol bahan bakar. Untuk penanganan failure mode komponen fuel pump adalah schedule discard, main engine control adalah schedule on condition, fuel shut off valve meliputi schedule discard, schedule restoration dan schedule on condition. Untuk penanganan failure mode komponen valve fuel heater, yaitu schedule discard dan schedule on condition dan fuel heater adalah schedule discard. Adapun biaya primer rata-rata pelaksanaan program preventive maintenance untuk komponen engine fuel and control CFM 56-3 adalah sebesar Rp ,00 sedangkan biaya primer rata-rata pelaksanaan program overhaul untuk komponen engine fuel and control CFM 56-3dalam kurun waktu setahun Rp ,00. Sedangkan saran yang berikan oleh penulis dalam pengembangan demi kesempurnaan tugas akhir ini adalah disarankan dilakukan perhitungan reliabity total untuk sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, data time since failure atau time to failure untuk setiap komponen enginr fuel kontrol dari PT. GMF AeroAsia seharusyha lengkap. Selain itu, dibutuhkan perhitungan biaya secara lebih spesifik seperti pergantian item/ barang dari komponen terkait dengan kebijakan perawatan pada perawatan maintenance seperti preventive maintenance dan overhaul. VI. ACKNOWLEDGMENT Penulisan jurnal ini saya tujukan kepada PT. GMF AeroAsia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengerjakan program magang dan tugas akhir dalam kurun waktu tiga bulan. Rasa terima kasih saya juga haturkan kepada supervisor saya, Pak Edy Noerachman dan kepada seluruh staf engineer TER-1 di Hanggar 3 dan para teknisi di Engine Fuel Shop atas bantuan kerja samanya. Tak lupa saya mengucapkan rasa terima kasih juga kepada dosen pembimbing tugas akhir saya, Pak Hendra Cordova dan dosen wali saya, pak Bambang L. Widiantoro atas koreksi dan masukan laporan saya. Penulis sadar akan mungkin adanya kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini sehingga membutuhkan dan menunggu tanggapan dari anda. Terima kasih. DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN [1] Ebeling,Charles E An Introduction to Reliability and Maintainability ing, The McGraw-Hill Companies, Singapore. [2] Boeing 737-Classic Aircraft Maintenance Manual [3] Permono, Panji Analisa Keandalan Secara Kuantitaif dan ualitatif Sebagai Basis Perawatan Mesin : Studi Kasus Pada Sistem Milling Untuk Boiler Unit 7 PT. EMOMI PLTU Paiton Probolinggo. Surabaya: Teknik Mesin-ITS [4] Kartika, Steffi Widyasputri Perhitungan Reliability Untuk Penjadualan Predictive Maintenance Serta Biaya Perawatan Mesin Kritis Oil Shipping Pump. Yogyakarta : Teknik Industri-UIN [5] Kurp Sridhar, reliability-fundamental, Boeing. [6] Lampiran I. Data fungsi kepadatan peluang (pdf), laju kegagalan (failure rate) dan keandalan (reliability) fuel pump [7] Lampiran II. Data preventive maintenance fuel pump. [8] Lampiran III. Data fungsi kepadatan peluang (pdf), laju kegagalan (failure rate) dan keandalan (reliability) fuel shut off valve [9] Lampiran IV. Data preventive maintenance fuel shut off valve [10] Lampiran V. Data fungsi kepadatan peluang (pdf), laju kegagalan (failure rate) dan keandalan (reliability) valve fuel heater [11] Lampiran VI.. Data preventive maintenance valve fuel heater [12] Lampiran VII. Data fungsi kepadatan peluang (pdf), laju kegagalan (failure rate) dan keandalan (reliability) main engine control. [13] Lampiran VIII.. Data preventive maintenance main engine control [14] Lampiran IX. Data fungsi kepadatan peluang (pdf), laju kegagalan (failure rate) dan keandalan (reliability) fuel heater. [15] Lampiran X.. Data preventive maintenance fuel heater [16] Lampiran XI. Tabel FMEA sistem engine fuel and control CFM 56-3 [17] Lampiran XII. FTA failure function distribusi fuel dan main engine control failure pada engine fuel control CFM 56-3 [18] Lampiran XIII. worksheet RCM untuk engine fuel control CFM 56-3 Arief Musfarid. Lahir di Ujung Pandang pada tanggal 26 Juni Sejak tahun 2007, dia melanjutkan studi ke jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur. Pada tahun 2010, dia pernah menjadi seorang On Job Trainee (OJT) selama dua bulan di Chevron Indonesia Company Balikpapan (CICo) dan setahun kemudian menjadi COOP Student selama tiga bulan di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, Cengkareng, Tangerang, Banten. Pada masa studinya, dia telah membuat jurnal, yaitu antara lain dengan judul Sistem Pengukuran Flow Gas Dengan Orifice Meter beserta Analisa Hasil Kalkulasi OMNI 6000 Flow Computer dengan Cost Flow di Chevron Indonesia Company (CICo) Balikpapan dan Analysis Failure Tree Analysis of Technical Delay and Delay Cost for B Garuda Indonesia. Selain itu, penulis telah merampungkan tugas akhirnya dengan judul Evaluasi Keandalan Mesin dan Kontrol Bahan Bakar Pada Pesawat Boeing 737-Classic Garuda Indonesia.

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3)

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) F 155 Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit. Pabrik

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit. Pabrik BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Pengumpulan Data Kerusakan Mesin Dalam penelitian ini, penulis meneliti kerusakan pada mesin kempa yang merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)...

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PENGAKUAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang

Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang Soesetyo, et al. / Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang / Jurnal Titra, Vol. 2, No.2, Juni 24, pp. 47-54 Penjadwalan Predictive Maintenance

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian mengenai preventive maintenance mesin pada PTPTN XIII menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian

Lebih terperinci

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal) Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal) Anggita Hardiastuty1 *, Galih Anindita 2, Mades D. Khairansyah

Lebih terperinci

KETERANGAN SELESAI PENELITIAN...

KETERANGAN SELESAI PENELITIAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR KETERANGAN SELESAI PENELITIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO...

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN APU GTCP85 STUDI KASUS PESAWAT BOEING /400/500 MILIK GARUDA INDONESIA

ANALISIS KEANDALAN APU GTCP85 STUDI KASUS PESAWAT BOEING /400/500 MILIK GARUDA INDONESIA ANALISIS KEANDALAN APU GTCP85 STUDI KASUS PESAWAT BOEING 737-300/400/500 MILIK GARUDA INDONESIA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN MOTTO KATA PENGANTAR i ii in iv v vi vii viii DAFTAR ISI x DAFTAR

Lebih terperinci

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU Zulkifli A. Yusuf Dosen Program Studi Teknik Sistem

Lebih terperinci

4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan

4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT KETERANGAN DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO...

Lebih terperinci

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS MESIN TRIMMING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS MESIN TRIMMING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN Prosiding SENTIA 206 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN: 2085-2347 ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS MESIN TRIMMING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN Fina Andika Frida Astuti Mahasiswa S2

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CORRUGATING dan MESIN FLEXO di PT. SURINDO TEGUH GEMILANG Sandy Dwiseputra Pandi, Hadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi merupakan salah satu bidang yang berpengaruh sangat besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam menjalankan operasionalnya,

Lebih terperinci

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X = 0. Perlu diketahui bahwa luas kurva normal adalah satu (sebagaimana

Lebih terperinci

EVALUASI RELIABILITY ENGINE FUEL AND CONTROL PADA PESAWAT BOEING GARUDA INDONESIA DI PT. GMF AEROASIA CENGKARENG

EVALUASI RELIABILITY ENGINE FUEL AND CONTROL PADA PESAWAT BOEING GARUDA INDONESIA DI PT. GMF AEROASIA CENGKARENG TUGAS AKHIR TF 141581 EVALUASI RELIABILITY ENGINE FUEL AND CONTROL PADA PESAWAT BOEING 737-800 GARUDA INDONESIA DI PT. GMF AEROASIA CENGKARENG FURQON GILANG NUGRAHA NRP 2414.106.029 Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK. ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.) I Gusti Ngr. Rai Usadha 1), Valeriana Lukitosari 2),

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Weta Hary Wahyunugraha 2209100037 Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian 11 12 Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian Untuk

Lebih terperinci

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN M. Rusydi Alwi Dosen

Lebih terperinci

Dewi Widya Lestari

Dewi Widya Lestari Dewi Widya Lestari 2411 106 011 WHB merupakan komponen yang sangat vital bagi berlangsungnya operasional untuk memenuhi pasokan listrik pabrik I PT Petrokimia Gresik. Dari tahun 90-an hingga kini WHB beroperasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Perancangan Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi literatur sejumlah buku yang berkaitan dengan preventive maintenance.

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Yogyakarta 15 September 2012 SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Eko Nursubiyantoro dan Triwiyanto Program studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR Yugowati Praharsi 1, Iphov Kumala Sriwana 2, Dewi Maya Sari 3 Abstract: PT. Artha Prima Sukses Makmur memiliki lima mesin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) 2.1.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Beberapa definisi pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli: Menurut Patrick (2001, p407), maintenance

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MESIN MILLING PADA PT TIRTA INTIMIZU NUSANTARA. Wahyudi Susanto

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MESIN MILLING PADA PT TIRTA INTIMIZU NUSANTARA. Wahyudi Susanto UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2008/2009 IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MESIN MILLING PADA PT TIRTA INTIMIZU NUSANTARA Wahyudi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk

Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk Farid Rafli Putra, Nurlita Gamayanti, dan Abdullah Alkaff Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Oleh: Gita Eka Rahmadani

Oleh: Gita Eka Rahmadani ANALISA KEANDALAN PADA DAPUR INDUKSI 10 TON MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT & CRITICALITY ANALYSIS (FMECA) ( STUDI KASUS PT BARATA INDONESIA (PERSERO) Oleh: Gita Eka Rahmadani 6506.040.040 Latar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... DAFTAR ISI COVER... I HALAMAN JUDUL... II LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... III LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... IV SURAT PERNYATAAN... V HALAMAN PERSEMBAHAN... VI HALAMAN MOTTO... VII KATA PENGANTAR... VIII

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kerusakan dan Pemeliharaan Suatu barang atau produk dikatakan rusak ketika produk tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik lagi (Stephens, 2004). Hal yang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Auxiliary Power Unit (APU) merupakan engine turbin gas cadangan yang terletak pada bagian ekor (tail section) pesawat. APU berfungsi sebagai penghasil cadangan daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri di Indonesia yang sangat cepat menyebabkan banyak industri yang tumbuh dan bersaing dalam mendapatkan konsumennya. Melihat gejala tersebut

Lebih terperinci

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR Fathiruddin Ilwan, Fatkhul Hani Rumawan, Lina Dianati Fathimahhayati Program

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING (CSM) (Studi Kasus: PT X Indonesia) Aji Mudho A., Bobby Oedy P. Soepangkat Program

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v INTISARI... vi KATA PENGANTAR... vii UCAPAN TERIMA KASIH... viii DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL TA. SURAT PENGAKUAN...ii. SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN...iii HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL TA. SURAT PENGAKUAN...ii. SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN...iii HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL TA i SURAT PENGAKUAN...ii SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN...iii HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PERSAMAAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) II PADA MESIN BLOWING OM (Studi Kasus: PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Lawang) PRODUCTION

Lebih terperinci

BAB IV METODE ANALISIS

BAB IV METODE ANALISIS BAB IV METODE ANALISIS IV.1 Pendahuluan Implementasi analisis RAM saat ini menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam suatu industri modern, mulai dari proses desain, produksi maupun operasionalnya.

Lebih terperinci

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Petunjuk Sitasi: Noviyanti, A. A., Atmaji, F. T., & Juliani, W. (2017). Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability-Centered Maintenance (RCM). Prosiding

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi Pemecahan masalah adalah suatu proses berpikir yang mencakup tahapan-tahapan yang dimulai dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT. USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.KDL Ratna Ekawati, ST., MT. 1, Evi Febianti, ST., M.Eng 2, Nuhman 3 Jurusan Teknik Industri,Fakultas Teknik Untirta Jl.Jend.Sudirman

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KENDALAN DAN PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN MESIN POMPA DISTRIBUSI PADA PDAM TIRTA MUARE ULAKAN SAMBAS

ANALISIS TINGKAT KENDALAN DAN PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN MESIN POMPA DISTRIBUSI PADA PDAM TIRTA MUARE ULAKAN SAMBAS ANALISIS TINGKAT KENDALAN DAN PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN MESIN POMPA DISTRIBUSI PADA PDAM TIRTA MUARE ULAKAN SAMBAS Eddy Kurniawan 1* dan Muhammad Taufiqurrahman 2 Prodi Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM)

Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM) Petunjuk Sitasi: Noor, A. M., Musafak, & Suhartini, N. (2017). Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM). Prosiding SNTI dan SATELIT

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) 3.1.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir. Abdullah Alkaff M.Sc. P.hD. Nurlita Gamayanti ST., MT. SEMINAR dan SIDANG TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

Studi Implementasi RCM untuk Peningkatan Produktivitas Dok Apung (Studi Kasus: PT.Dok dan Perkapalan Surabaya)

Studi Implementasi RCM untuk Peningkatan Produktivitas Dok Apung (Studi Kasus: PT.Dok dan Perkapalan Surabaya) Studi Implementasi RCM untuk Peningkatan Produktivitas Dok Apung (Studi Kasus: PT.Dok dan Perkapalan Surabaya) G136 Nurlaily Mufarikhah, Triwilaswandio Wuruk Pribadi, dan Soejitno Jurusan Teknik Perkapalan,

Lebih terperinci

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 60 A Perhitungan Interval Waktu Kerusakan (TTF) dan Downtime (TTR) Perhitungan Index of Fit Data TTF dan TTR Pemilihan Distribusi Data TTF dan TTR Uji Kesesuaian Distribusi Data Kerusakan Tidak Distribusi

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif

Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif Abdurrahman Yusuf 1, Anda Iviana Juniani 2 dan Dhika Aditya P. 3 1,2,3 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang

Lebih terperinci

Desy Ambar Yunanta ( )

Desy Ambar Yunanta ( ) Penilaian Risiko dan Perencanaan Kegiatan Perawatan Induction Furnace dengan Pendekatan RCM II (Reliability Centered Maintenance) Studi Kasus di PT Barata Indonesia (Persero) Gresik Desy Ambar Yunanta

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-312

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-312 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) F-32 Evaluasi Reliability dan Safety pada Sistem Pengendalian Level Syn Gas 2ND Interstage Separator Di PT. Petrokimia Gresik Dewi

Lebih terperinci

PADA SISTEM GAS BUANG BOILER DI PT. IPMOMI PAITON - PROBOLINGGO

PADA SISTEM GAS BUANG BOILER DI PT. IPMOMI PAITON - PROBOLINGGO Tugas Akhir RF TF 091381 PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA SISTEM GAS BUANG BOILER DI PT. IPMOMI PAITON - PROBOLINGGO Oleh : Dwi Tri Cahyono 2405100069 Dosen Pempimbing : Katherin Indriawati,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 62 63 3.2 Observasi Lapangan Observasi

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012 PENENTUAN RELIABILITAS SISTEM DAN PELUANG SUKSES MESIN PADA JENIS SISTEM PRODUKSI FLOW SHOP Imam Sodikin 1 1 Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X Trisian Hendra Putra dan Bobby Oedy P. Soepangkat Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS UNIT MESIN STITCHING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS UNIT MESIN STITCHING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS INFO TEKNIK Volume 17 No. 2 Desember 2016 (253-262) ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS UNIT MESIN STITCHING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS Fina Andika Frida

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Tujuan pemeliharaan adalah untuk mempertahankan kemampuan sistem dan mengendalikan biaya. Dengan adanya pemeliharaan diharapkan standar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR ISI ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PERENCANAAN SISTEM PERAWATAN MESIN ROTARY LOBE PUMP MELALUI RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) (Studi Kasus PT. Lombok Gandaria) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Dari sifat masalah penelitian dari uraian latar belakang masalah dapat dikategorikan kedalam penelitian kasus dan penelitian lapangan. Menurut Usman

Lebih terperinci

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME Much. Djunaidi dan Mila Faila Sufa Laboratorium Sistem Produksi, Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 68 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Flowchart Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini flowchart diagaram alir metodologi penelitian untuk menganalisa terjadinya breakdown dan cara meminimasinya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM PERAWATAN YANG OPTIMAL DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE

USULAN PROGRAM PERAWATAN YANG OPTIMAL DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE USULAN PROGRAM PERAWATAN YANG OPTIMAL DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA SISTEM P1 FILLING POINT II FILLING SHED I (STUDI KASUS TBBM SEMARANG GROUP PT. PERTAMINA (PERSERO)

Lebih terperinci

Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik)

Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik) JURNAL TEKNIK, (2014) 1-6 1 Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik) Ahmad Nizar Pratama, Yudha Prasetyawan Teknik Industri,

Lebih terperinci

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) DALAM MERENCANAKAN KEGIATAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI PADA PABRIK X

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) DALAM MERENCANAKAN KEGIATAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI PADA PABRIK X PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) DALAM MERENCANAKAN KEGIATAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI PADA PABRIK X Ida Bagus Suardika Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

ANALISIS PEMELIHARAAN KENDARAAN TAKTIS DAN KHUSUS DI SATBRIMOBDA DIY DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM)

ANALISIS PEMELIHARAAN KENDARAAN TAKTIS DAN KHUSUS DI SATBRIMOBDA DIY DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) ANALISIS PEMELIHARAAN KENDARAAN TAKTIS DAN KHUSUS DI SATBRIMOBDA DIY DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN LINER PADA MUD PUMP IDECO T-800 TYPE TRIPLEX PUMP BERDASARKAN RELIABILITY, AVAILABILITY, DAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT.

ANALISIS KERUSAKAN LINER PADA MUD PUMP IDECO T-800 TYPE TRIPLEX PUMP BERDASARKAN RELIABILITY, AVAILABILITY, DAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. ANALISIS KERUSAKAN LINER PADA MUD PUMP IDECO T-800 TYPE TRIPLEX PUMP BERDASARKAN RELIABILITY, AVAILABILITY, DAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. X Jupri Aldi 1, Yohanes 2, Yuhelson 3 1 Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pemecahan masalah untuk mencapai tujuan dan hasil penelitian yang diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh karena itu, dalam Bab

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH START Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Perumusan Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data A Taguchi Identifikasi faktorfaktor yang berpengaruh Penentuan

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E (Studi Kasus: PT ISM Bogasari Flour Mills Surabaya) Edi Suhandoko, Bobby

Lebih terperinci

STE TE HE E SE. Indicator Perusahaan (95%) (95%) (95%) (95%) (95%)

STE TE HE E SE. Indicator Perusahaan (95%) (95%) (95%) (95%) (95%) Indicator Perusahaan melakukan pemeriksaan dan pengencangan pada baut yang longgar melakukan pengesekan terhadap temperatur turbin memberikan pelumasan pada bearing melakukan pengecekan secara visual melakukan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 ANALISA PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY DAN AVAILABILITY PADA MESIN PRESS DI PT INTIRUB

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang PT. Dwi Indah adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi plastik dan berbagai olahan kertas. Perusahaan ini terletak di Gunung Putri, Jawa

Lebih terperinci

ANALISIS RELIABILITAS PADA MESIN MEISA KHUSUSNYA KOMPONEN PISAU PAPER BAG UNTUK MEMPEROLEH JADUAL PERAWATAN PREVENTIF

ANALISIS RELIABILITAS PADA MESIN MEISA KHUSUSNYA KOMPONEN PISAU PAPER BAG UNTUK MEMPEROLEH JADUAL PERAWATAN PREVENTIF Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Statistika, hal. 42-51 ANALISIS RELIABILITAS PADA MESIN MEISA KHUSUSNYA KOMPONEN PISAU PAPER BAG

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI

MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI Oleh : PRIMA PANGLIPUR J NPM. 0532010014 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA

ANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA ANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA TUGAS AKHIR Oleh Aryo Suyudi 1000876833 Ericknes 1000877911 Yosua Christhoper Alexander Rumawas

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: F-141

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: F-141 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-141 Perancangan Kebijakan Perawatan dan Penentuan Persediaan Spare Part di Sub Sistem Evaporasi Pabrik Urea Kaltim-3 PT Pupuk Kalimantan Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mesin dalam dunia industri memiliki definisi sebagai salah satu faktor produksi yang menentukan kelancaran suatu proses produksi. Kelancaran proses produksi menuntut

Lebih terperinci

OPTIMASI PERAWATAN STONE CRUSHER MENGGUNAKAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM)

OPTIMASI PERAWATAN STONE CRUSHER MENGGUNAKAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) 1 OPTIMASI PERAWATAN STONE CRUSHER MENGGUNAKAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) Ya umar, Totok R. Biyanto Jurusan Teknik Fisika - Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA 3.1 Diagram Air Metode penelitian merupakan suatu langkah-langkah sistematis yang akan manjadi acuan dalam penyelesaian (Sugiyono, 2004:28). Secara umum metodologi

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan metode berpikir untuk menghasilkan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan oleh peneliti dalam proses penelitian. Berikut adalah tahapan-tahapan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW Bahtiar S. Abbas 1 ; Edi Steven 2 ; Harry Christian 3 ; Tedy Sumanto 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN PSO (PARTICLE SWARM OPTIMIZATION) PADA SEMI LEAN SOLUTION PUMP 107-JC DI PABRIK I PT.

OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN PSO (PARTICLE SWARM OPTIMIZATION) PADA SEMI LEAN SOLUTION PUMP 107-JC DI PABRIK I PT. OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN PSO (PARTICLE SWARM OPTIMIZATION) PADA SEMI LEAN SOLUTION PUMP 107-JC DI PABRIK I PT. PETROKIMIA GRESIK Oleh : Widdhi Purwo Pudyastuti 2410 100 040 Pembimbing : Ir.

Lebih terperinci

OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS

OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 27 OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS (Studi Kasus di PT. Terminal Peti Kemas Surabaya) Agus

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 60 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil dan Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Lini Produksi Kritis Pada pengolahan data tahap ini dilakukan perbandingan total kerusakan yang terjadi pada ketiga lini produksi

Lebih terperinci

Penjadwalan Maintenance Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance II (RCM II) pada Mesin Pendingin Sabroe Di PT. SMART Tbk.

Penjadwalan Maintenance Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance II (RCM II) pada Mesin Pendingin Sabroe Di PT. SMART Tbk. Penjadwalan Maintenance Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance II (RCM II) pada Mesin Pendingin Sabroe Di PT. SMART Tbk. Atrisita Diastari 1, Priyo Agus Setiawan 2, Aulia Nadia Rachmat 3 1

Lebih terperinci

c. Bab II berisikan landasan teori yang digunakan oleh penulis dalam pemecahan permasalahan yang diteliti.

c. Bab II berisikan landasan teori yang digunakan oleh penulis dalam pemecahan permasalahan yang diteliti. 8 b. Bab I mengetengahkan latar belakang penulisan tesis, perumusan masalah, diagram keterkaitan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. c. Bab II berisikan landasan

Lebih terperinci

PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING

PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING Herry Christian Palit 1, *), Winny Sutanto 2) 1) Industrial

Lebih terperinci

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI. PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI Oleh : NURAHADIN ZAKI ROMADHON NPM. 0632010165 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data Hasil Pengujian Pengujian yang dilakukan menguji masa hidup baterai dengan alat uji masa hidup baterai yang telah dirancang dan dimplementasikan. Pengujian dilakukan

Lebih terperinci

ANALISA RELIABILITY BERBASIS LOGIKA FUZZY PADA SISTEM MAIN ENGINE KAPAL TUGAS AKHIR

ANALISA RELIABILITY BERBASIS LOGIKA FUZZY PADA SISTEM MAIN ENGINE KAPAL TUGAS AKHIR ANALISA RELIABILITY BERBASIS LOGIKA FUZZY PADA SISTEM MAIN ENGINE KAPAL TUGAS AKHIR MOCH. ABDUL RACHMAN Nrp. 2400 100 017 JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Lebih terperinci

Oleh : Umi Fitriyani

Oleh : Umi Fitriyani PENENTUAN WAKTU PERAWATAN PULVERIZER MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) II DENGAN PENDEKATAN BENEFIT- COST ANALYSIS Study Kasus di PT.PJB UP Paiton Oleh : Umi Fitriyani 6506 040

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah 67 3.1 Penelitian Pendahuluan Sebagai langkah awal penelitian, maka dilakukan penelitian pendahuluan untuk mempelajari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Pemeliharaan Untuk menjamin kontinuitas kegiatan operasional suatu sistem, keandalan setiap komponen peralatan sangat dijaga agar peralatan tersebut tidak mengalami kegagalan

Lebih terperinci

Jurnal PASTI Volume IX No 2,

Jurnal PASTI Volume IX No 2, PERENCANAAN PERAWATAN AIR COMPRESSOR UNIT UNTUK KOMPONEN AIR QUICK COUPLINGS DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DI PT ASTRA INTERNATIONAL TBK TSO CABANG SALEMBA Renty Anugerah Mahaji Puteri

Lebih terperinci

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Mulyono: PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA... 9 PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Julius Mulyono ), Dini Endah Setyo Rahaju

Lebih terperinci

Oleh : Novita Kurnia Putri

Oleh : Novita Kurnia Putri Oleh : Novita Kurnia Putri 6507040036 Boiler System dan Sulfuric Acid Storage Tank System pada plant produksi sulfurid acid di PT. Liku Telaga Gresik merupakan dua sistem yang memiliki resiko. Dikarenakan

Lebih terperinci