BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya
|
|
- Iwan Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan, investasi dalam inovasi mengikuti siklus boom-bust. Survei tahunan yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Industri mengkonfirmasi siklus inovasi perusahaan. Pada awal 1980-an, para eksekutif yang disurvei mengatakan bahwa inovasi adalah prioritas utama mereka. Pada akhir 1980-an, sebagian besar eksekutif melaporkan sedikit minat dalam inovasi. Demikian pula, pada awal 1990-an, inovasi tidak masuk pada lima prioritas utama perusahaan, tetapi kembali masuk pada daftar tersebut pada akhir 1990-an (Wolpert, 2002). Persentase responden yang menjawab ya Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? (Sumber: The Boston Consulting Group, 2008) Gambar 1.1. Kepuasan Eksekutif Perusahaan terhadap Hasil Investasi pada Inovasi 1
2 Kepuasan para eksekutif perusahaan terhadap hasil investasi pada inovasi dapat memberikan gambaran mengenai kinerja inovasi perusahaan. Gambar 1.1 memberikan informasi hasil survei tantang kepuasan eksekutif perusahaan terhadap hasil investasi pada inovasi, yang dilakukan oleh BCG pada tahun 2008 terhadap kegiatan inovasi di 332 perusahaan global. Berdasarkan Gambar 1.1. tersebut, terlihat hanya 43% yang merasa puas dengan hasil dari investasi inovasi yang telah dikeluarkan. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai ini terus menurun dari tahun (The Boston Consulting Group, 2008). Inovasi masuk atau keluar dari mode sebagai strategic driver pertumbuhan perusahaan, tetapi dengan setiap gelombang antusiasme, eksekutif membuat kesalahan yang sama. Inovasi dapat berkembang jika eksekutif memperhatikan pelajaran bisnis dari masa lalu (Kanter, 2006). Terkait dengan permasalahan inovasi di perusahaan, Hansen dan Birkinshaw (2007) menemukan bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan inovasi yang unik. Perusahaan tidak bisa hanya menggunakan mode terbaru dalam inovasi untuk mengatasi permasalahan mereka. Sebaliknya, mereka perlu mempertimbangkan proses yang ada untuk menciptakan inovasi, menentukan tantangan unik yang mereka hadapi, dan mengembangkan cara-cara untuk mengatasinya. Jadi, praktik inovasi terbaik suatu perusahaan belum tentu akan berhasil pada perusahaan lainnya. PT GMF AeroAsia merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang jasa perawatan pesawat di Indonesia. Berdasarkan informasi dari Annual Report PT GMF AeroAsia (2012), bisnis inti PT GMF AeroAsia adalah penyediaan jasa perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang mencakup rangka pesawat, mesin, 2
3 komponen dan jasa pendukung lainnya secara terintegrasi atau dikenal dengan bisnis Maintenance, Repair and Overhaul (MRO). Aktivitas PT GMF AeroAsia didukung oleh tujuh unit produksi, yaitu Line Maintenance, Base Maintenance, Component Maintenance, Engine Maintenance, Engineering Services, Asset Management & Material Services, dan Learning Services. Perkembangan persaingan di dalam industri MRO di Asia, khususnya Indonesia, membuat PT GMF AeroAsia harus dapat beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan bisnis yang terus berubah. Untuk menjawab tantangan tersebut, perusahaan berusaha melakukan inovasi dan terus melakukan peningkatan kinerja inovasi. PT GMF AeroAsia terus mengembangkan diri dengan meningkatkan fasilitas perawatan pesawat, infrastruktur, dan kompetensi personil yang mampu mendukung on time performance dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan pesawat terbang dengan ground time minimum dan tingkat efisiensi yang tinggi sehingga dapat bersaing dalam memperoleh kepercayaan maskapai penerbangan lainnya. PT GMF AeroAsia melakukan perencanaan sistem dan kegiatan inovasi yang dilaksanakan oleh bagian Learning Center & Corporate Culture. Menurut Fahrurrozi (komunikasi personal, 8 Maret 2013), Learning Center & Corporate Culture PT GMF AeroAsia, Deparmen Learning Center & Corporate Culture telah melaksanakan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan inovasi perusahaan. Pada Company Knowledge Profile GMF AeroAsia (2012) dijelaskan bahwa PT GMF AeroAsia menciptakan dan mengelola program pembangkitan ide dan penciptaan pengetahuan dengan kegiatan, antara lain: percobaan dengan 3
4 pendekatan baru, belajar dari pengalaman masa lalu, belajar dari praktik terbaik, belajar dari pengetahuan pelanggan, dan pembangkitan ide baru dan melakukan inovasi (GMF Aeroasia, 2012). Tabel 1.1 berikut ini memuat rincian kegiatan pada program pembangkitan ide dan penciptaan pengetahuan yang telah dilakukan PT GMF AeroAsia. Tabel 1.1. Program Pembangkitan Ide Dan Penciptaan Pengetahuan No Program Kegiatan 1 Percobaan dengan pendekatan baru 2 Belajar dari pengalaman masa lalu 3 Belajar dari praktik terbaik 4 Belajar dari pengetahuan pelanggan 5 Pembangkitan ide baru dan melakukan inovasi (Sumber: GMF Aeroasia, 2012) Mengembangkan beberapa proyek untuk menerapkan ide baru dan perbaikan. Ulasan Bulanan, Ulasan Manajemen Keselamatan Triwulanan, Ulasan Program Pelatihan Tahunan, Pertemuan Analisis Penundaan Teknis, Komite Ulasan Engineering, Komite Ulasan Pemeliharaan, Program Eskalasi, dan Pemecahan Masalah. Mengirimkan karyawan untuk benchmarking ke perusahaan MRO lain atau industri lainnya untuk mendapatkan pengetahuan dari mereka. Melibatkan pelanggan/stakeholder dan pemasok dalam pengembangan berbasis pengetahuan dan layanan yang baik. Berkomitmen untuk tata kelola perusahaan yang baik, berusaha untuk menjadi setransparan mungkin dalam hubungan kita dengan pelanggan, pemasok dan mitra. Stakeholder perusahaan menikmati produk dan layanan berkualitas tinggi berdasarkan standar pelaksanaan terkini. Program Kunjungan Pelanggan, dan pertemuan rutin mingguan dengan pelanggan utama perusahaan, Garuda Indonesia. Mekanisme transfer pengetahuan pelanggan kepada PT GMF AeroAsia melalui pelatihan dan sesi berbagi. Lokakarya untuk membuat dan mengelola pembangkitan ide untuk memecahkan masalah dan peningkatan kinerja, seperti workshop keamanan, workshop keandalan, workshop struktur pesawat, workshop pelatihan, dll. Kompetisi ide terbaik yang dibagi menjadi tiga kategori: alat/peralatan/fasilitas inovasi, ide bisnis, dan perbaikan bisnis proses. Mengembangkan beberapa proyek untuk melaksanakan ide baru, yaitu proyek untuk perbaikan kinerja dan peningkatan kemampuan dengan anggota proyek dari departemen lintas fungsional. Proyekproyek seperti Program Peningkatan Kinerja, SAP Remedial dan Program IT-MRO. 4
5 Informasi lebih lanjut mengenai salah satu program pembangkitan ide dan penciptaan pengetahuan, yaitu penciptaan ide baru dan inovasi dipaparkan oleh Zain (komunikasi personal, 18 April 2013), Learning Center & Corporate Culture PT GMF AeroAsia. Pada awalnya program yang terkait dengan pengembangan inovasi dilakukan oleh bagian Quality Assurance & Safety yaitu melalui Gugus Kendali Mutu (GKM) sejak tahun 2005, yang bertujuan untuk menjaga kualitas dan meningkatkan kualitas dengan melakukan inovasi. Pada tahun 2011, PT GMF AeroAsia meluncurkan program baru yang dilaksanakan oleh bagian Learning Center & Corporate Culture yaitu kompetisi ide Best Idea Program ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya berfikir kreatif. Selanjutnya, pada tahun 2012, kompetisi kembali dilakukan dengan tambahan aspek implementasi melalui kompetisi inovasi Best Innovation Program ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya berfikir kreatif dan action oriented. Hasil pelaksanaan program penciptaan inovasi melalui kompetisi inovasi dari tahun secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Data Hasil Program Penciptaan Inovasi PT GMF AeroAsia Tahun Proposal yang masuk 114 Proposal 122 Proposal Kategori Business Development (20) Tidak ada kategori spesifik Tools/Equipment (40) Business Process (52) Fase Satu fase (Pengumpulan Ide) Dua fase (Pengumpulan Ide dan Pemenang 9 pemenang (3 pemenang pada masingmasing kategori) (Sumber: GMF Aeroasia, 2012) Implementasi Ide) 12 pemenang (6 pemenang pada masingmasing fase) 5
6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan informasi dari pihak perusahaan tersebut, diketahui bahwa perusahaan telah melakukan kegiatan inovasi dan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan inovasi perusahaan. Pada pelaksanaan proses inovasi yang dilakukan oleh di PT GMF AeroAsia, belum ada kajian khusus yang membahas proses inovasi perusahaan. Hal ini diungkapkan oleh Fahrurrozi (komunikasi personal, 18 Maret 2013), Learning Center & Corporate Culture PT GMF AeroAsia, bahwa PT GMF AeroAsia selalu melakukan evaluasi pada kegiatan inovasi dan program peningkatan inovasi yang telah dilakukan untuk melakukan perbaikan pada program selanjutnya. Akan tetapi, evaluasi hanya dilakukan pada kegiatan inovasi dan program peningkatan inovasi yang dilakukan. Sedangkan untuk kajian pada proses inovasi perusahaan secara keseluruhan, belum pernah dilaksanakan. Zain (komunikasi personal, 18 Maret 2013), Learning Center & Corporate Culture PT GMF AeroAsia, menambahkan PT GMF AeroAsia membutuhkan kajian mengenai proses inovasi perusahaan untuk mengetahui bagaimana proses inovasi yang telah dilaksanakan oleh PT GMF AeroAsia agar dapat dilakukan perbaikan pada proses inovasi di PT GMF AeroAsia. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan kajian mengenai proses inovasi di PT GMF AeroAsia agar dapat dilakukan perbaikan pada proses inovasi di PT GMF AeroAsia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Hansen dan Birkinshaw (2007) bahwa untuk meningkatkan kinerja inovasi, eksekutif perlu memperhatikan proses inovasi. Proses inovasi digambarkan oleh Hansen dan Birkinshaw (2007) sebagai 6
7 proses transformasi ide menjadi output yang komersial sebagai aliran yang terintegrasi, yang disebut dengan rantai nilai inovasi. Permasalahan dalam proses inovasi perusahaan sangat erat kaitannya dengan kapabilitas perusahaan untuk berinovasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hansen dan Birkinshaw (2007), diketahui bahwa kapasitas perusahaan untuk berinovasi adalah hanya sebaik mata rantai terlemah dalam rantai nilai inovasi. Mengacu pada pernyataan Hansen dan Birkinshaw (2007) tersebut, maka perusahaan dapat memperoleh kinerja inovasi yang optimal apabila kegiatan inovasi yang dilakukan sesuai dengan kapasitas perusahaan untuk berinovasi. Untuk mengetahui kapasitas inovasi perusahaan dan permasalahan sebenarnya yang dihadapi perusahaan pada proses inovasi, maka dilakukan identifikasi mata rantai terlemah pada rantai nilai inovasi PT GMF AeroAsia. Hansen dan Birkinshaw (2007) menyatakan bahwa perusahaan biasanya mengalami salah satu dari tiga skenario "mata rantai terlemah, yaitu perusahaan ide yang buruk, perusahaan konversi yang buruk, dan perusahaan difusi yang buruk. Identifikasi pada mata rantai terlemah pada rantai nilai inovasi PT GMF AeroAsia akan menunjukkan tahapan dalam proses inovasi yang mengalami permasalahan. Selanjutnya, dilakukan analisis faktor-faktor penyebab permasalahan pada proses inovasi di PT GMF AeroAsia. Dengan demikian, dapat disusun rekomendasi untuk memperbaiki proses inovasi PT GMF AeroAsia. 7
8 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka pertanyaan penelitian ini, antara lain: 1. Bagaimana proses inovasi yang telah dilakukan oleh PT GMF AeroAsia? 2. Pada bagian mana yang menjadi mata rantai terlemah pada rantai nilai inovasi PT GMF AeroAsia? 3. Apa saja faktor-faktor penyebab permasalahan pada proses inovasi di PT GMF AeroAsia? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan pertanyaan penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi proses inovasi yang telah dilakukan oleh PT GMF AeroAsia. 2. Mengidentifikasi bagian yang menjadi mata rantai terlemah pada rantai nilai inovasi PT GMF AeroAsia. 3. Menganalisis faktor-faktor penyebab permasalahan pada proses inovasi di PT GMF AeroAsia. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan kelak dapat memberikan berbagai manfaat bagi sejumlah pihak, antara lain: 8
9 1. Bagi PT GMF AeroAsia Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi PT GMF AeroAsia, yaitu: a. Memperoleh gambaran mengenai proses inovasi di PT GMF AeroAsia. b. Mengetahui bagian yang menjadi mata rantai terlemah pada rantai nilai inovasi di PT GMF AeroAsia. c. Mengetahui faktor-faktor penyebab permasalahan pada proses inovasi di PT GMF AeroAsia. Dengan mengetahui hal tersebut, perusahaan dapat menyusun strategi selanjutnya untuk memperbaiki proses inovasi di PT GMF AeroAsia. 2. Bagi akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitipeneliti lainnya yang ingin melakukan penelitian lebih jauh pada bidang yang sama. 1.6 Batasan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada level perusahaan di PT GMF AeroAsia. Untuk menfokuskan penelitian dan menghindari melebarnya pembahasan yang dilakukan, maka penelitian ini dibatasi pada pada analisis proses inovasi menggunakan framework rantai nilai inovasi. Pengambilan data tentang proses inovasi di PT GMF AeroAsia hanya dilakukan melalui wawancara kepada key person yang dianggap knowledgeable, tanpa melakukan observasi 9
10 mekanisme pelaksanaan proses inovasi secara langsung di PT GMF AeroAsia. Analisis proses inovasi dilakukan untuk memperoleh gambaran proses inovasi perusahaan, mengidentifikasi bagian yang menjadi mata rantai terlemah pada rantai nilai inovasi perusahaan, dan mengetahui permasalahan pada proses inovasi di PT GMF AeroAsia. Sebagaimana diungkapkan oleh Hansen dan Birkinshaw (2007) bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan inovasi yang unik. Perusahaan tidak bisa hanya menggunakan mode terbaru dalam inovasi untuk mengatasi permasalahannya. Dengan demikian, solusi untuk permasalahan proses inovasi di PT GMF AeroAsia tidak dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan pada perusahaan lainnya. 1.7 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan tesis ini, maka dalam penyusunannya sistematika penulisan yang dibagi ke dalam lima bab yang terdiri dari pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta simpulan dan saran penelitian selanjutnya. Bab I memberikan gambaran latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. Bab II mengemukakan beberapa kajian literatur yang terkait dengan rantai nilai inovasi sebagai konsep dan dasar teori. Bab ini akan menguraikan mengenai inovasi dan rantai nilai inovasi yang terdiri dari definisi inovasi, tipe inovasi, jenis 10
11 inovasi, model bisnis inovasi, proses inovasi dan rantai nilai inovasi, faktor-faktor penentu keberhasilan inovasi, dan strategi inovasi. Bab III menjelaskan tentang metode penelitian. Bab ini berisi penjelasan mengenai jenis penelitian, objek penelitian, pengumpulan data, metode pengujian data, metode analisis data, dan alat analisis data. Bab IV menguraikan tentang analisis dan pembahasan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Bab ini mencakup pembahasan tentang proses inovasi yang telah dilakukan oleh PT GMF AeroAsia, identifikasi bagian yang menjadi mata rantai terlemah pada rantai nilai inovasi perusahaan, dan analisis faktor-faktor penyebab permasalahan pada proses inovasi perusahaan. Terakhir, Bab V berisi simpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi untuk memperbaiki proses inovasi perusahaan, serta saran untuk penelitian selanjutnya. 11
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi,
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dalam industri yang berbasis teknologi, inovasi sangat diperlukan untuk meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi, pengelolaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan indsutri penerbangan semakin membaik juga. Daya beli yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan membuat perkembangan indsutri penerbangan semakin membaik juga. Daya beli yang meningkat membuat permintaan akan pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dalam kehidupan manusia dan selalu berkembang. Bahkan komunikasi telah menjadi terbentuknya suatu masyarakat yang terintegrasi
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
45 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. GMF Aero Asia PT. GMF Aero Asia (Garuda Maintenance Facility) merupakan anak perusahaan dari
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Lights-On
LAMPIRAN Kuesioner Portfolio Lights-On Kuesioner ini dibuat untuk memperoleh data mengenai service level, kualitas, intensitas penggunaan dan ruang lingkup penggunaan Sistem Informasi /Teknologi Informasi
Lebih terperinciPROPOSAL KERJA PRAKTEK
1 PROPOSAL KERJA PRAKTEK I. JUDUL KERJA PRAKTEK Kegiatan ini dinamakan Kerja Praktek di PT. GMF Aeroasia II. LATAR BELAKANG Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, dimana tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan menunjukkan korelasi yang sebanding dengan output perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan industri di era global saat ini meningkat sangat pesat. Persaingan ini timbul sebagai salah satu konsekuensi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan berbagai perbaikan dan kualitas dari dalam perusahaan. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin kompetitif. Agar setiap perusahaan memiliki keunggulan kompetitif maka diperlukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dari penulisan tesis ini dan juga akan dipaparkan beberapa saran yang berkaitan dengan kesuksesan penerapan field project ini di masa mendatang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang mengapa penelitian ini dilakukan dan penjelasan mengenai apa yang menjadi masalah untuk dipecahkan dalam penelitian ini. Bab ini juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 persen terhadap tahun 2008, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perawatan IGTE & Power Services GMF Aeroasia berdiri sejak tahun 2011, merupakan perusahaan mandiri dan merupakan anak perusahaan dari PT GMF Aeroasia yang bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Operasi merupakan bagian dari organisasi dalam menciptakan dan mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik secara tersirat atau tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses bisnis yang berjalan dalam sebuah perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat dewasa ini, maka diperlukan adanya suatu infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis
Lebih terperinciMakalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas)
Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) DENNY HARIANTO NIM : 1401026015123456798900- KELAS : XXXIII - D MATA KULIAH : MANAJEMEN OPERASIONAL MAGISTER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN
16 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Garuda Indonesia adalah sebuah perusahaan milik negara Republik Indonesia. Garuda Indonesia berkantor pusat di Jakarta,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :
19 BAB III METODOLOGI 3.1. Komponen Sebuah Perencanaan Penyusunan sebuah perencanaan terdiri atas beberapa komponen. Pada proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Struktur Hirarki
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Struktur Hirarki Pada penelitian ini menggunakan Metoda Fuzzy AHP untuk mengukur kinerja supplier pada kategori catering di PT Garuda Indonesia. Adapun saat ini PT Garuda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah dan tujuan dilakukannya penelitian. Bab ini juga berisi batasan masalah yang merupakan batasan dan asumsi yang terdapat dalam penelitian.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Landasan Pemikiran
BAB III METODOLOGI 3.1 Landasan Pemikiran Nilai/value dari penggunaan IT dalam suatu perusahaan dapat diraih dengan penerapan manajemen strategis IT. Nilai/ value ini bisa saja berupa penghematan biaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT Dirgantara Indonesia (DI) yang sebelumnya bernama IPTN (Industri Pesawat Terbang Nurtanio) merupakan perintis industri pesawat terbang yang ada di Indonesia. Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan di sekitarnya baik di dalam maupun di luar perusahaan. Peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatannya, setiap perusahaan selalu melibatkan lingkungan di sekitarnya baik di dalam maupun di luar perusahaan. Peran lingkungan sekitar sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Venkatraman dan Ramanujam, dalam Rahayu (2009), Kinerja merupakan refleksi dari pencapaian kuantitas dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan individu, kelompok
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri jasa perawatan dan perbaikan mesin gas turbin merupakan industri
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Industri jasa perawatan dan perbaikan mesin gas turbin merupakan industri yang terus akan tumbuh dan berkembang di Indonesia. Pertumbuhan industri ini disebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini berperan penting dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Teknologi informasi juga dapat meningkatkan efisiensi proses yang
Lebih terperinciPengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce
Pengantar Sekilas E-Bisnis E-bisnis menghubungkan semua karyawan, pelanggan, pemasok, dan stakeholders lainnya tanpa pandang wilayah geografis. E-bisnis pakai standar data elektronik umum dan otomatisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang berlangsung dan yang akan datang, Indonesia diperkirakan akan. agar mampu memenangkan persaingan dan memperoleh profit atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-xxi, para pelaku bisnis dihadapkan dengan berbagai macam tantangan sulit yang berskala global. Tantangan tersebut timbul dari proses globalisasi
Lebih terperinciANALISA & PERANCANGAN SISTEM
ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Pengembangan Sistem Informasi Mulyadi, S.Kom, M.S.I Proses dalam Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem - serangkaian kegiatan, metode, praktik, dan alat-alat terotomatisasi
Lebih terperinciSAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT
Karya Ilmiah E-Business SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Manajemen Siklus Hidup Produk SAP Disusun oleh : Nama : Achmad Mustagfiri NIM : 09.11.2962 Kelas : 09-S1TI-06 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang
Lebih terperinciSTRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN
STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi dan informasi pada era modern ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Penggunaan aplikasi tidak hanya tertuju pada kebutuhan unit bisnis tertentu.
Lebih terperinciBENCHMARKING. Amalia, ST, MT
BENCHMARKING Amalia, ST, MT TUJUAN PELAKSANAAN BENCHMARKING Menentukan kunci atau rahasia sukses dari perusahaan pesaing yang paling unggul kemudian mengadaptasikan dan memperbaikinya secara lebih baik
Lebih terperinciTHE DIRECTION PHASE. Titien S. Sukamto
THE DIRECTION PHASE Titien S. Sukamto THE DIRECTION PHASE Fase ini merupakan waktu untuk mengembangkan arah dari SI organisasi, identifikasi dimana SI berada di masa depan untuk memenuhi kebutuhan bisnis.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Berdasarkan John Ward dan Joe Peppard (2002, hal 44), strategi sistem informasi adalah suatu kebutuhan organisasi
Lebih terperinciCOST BENEFIT INVESTASI TIK 8-A
Modul PJJ Mata Ajar COST BENEFIT INVESTASI TIK Topik Bahasan STRATEGI MENILAI MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI Versi 2013/1.0 Nama File CBIT-8A-StrategiMenilai.pdf Referensi Pembelajaran 8-A 82 15. Strategi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rencana Strategis Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. Adapun arahan strategi yang diperoleh
Lebih terperinciLAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:
LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN
BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN 3.1. Analisis dan Pemberian Bobot Nilai Metode yang digunakan dalam memberikan bobot nilai untuk IE versi kedua (Parker, 1996) diambil dari IE versi pertama (Parker, 1988).
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Industri penerbangan merupakan salah satu industri high profile karena
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri penerbangan merupakan salah satu industri high profile karena memiliki beberapa karakteristik. Industri penerbangan bersifat global bahkan merupakan
Lebih terperinciStrategic Management of IS/IT. Aspek Manajemen IS / IT 11/23/2011. O rganization and R esources Chapter 8. Context of This Session
Context of This Session External Business Environment Internal Business Environment Internal IS/IT environment Strategic Management of IS/IT O rganization and R esources Chapter 8 We are here Strategic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang timbul dari lubuk hati. (Effendy, 2011 :11)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sebagai suatu proses pengiriman dan penyampaian pesan baik berupa verbal maupun non verbal oleh seseorang kepada orang lain untuk mengubah sikap, pendapat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan, dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang
Lebih terperinciMinggu 3: Manajemen Modern
Minggu 3: Manajemen Modern TI4002-Manajemen Rekayasa Industri Teknik Industri, FTI ITB Tujuan Pembelajaran Mempelajari dasar-dasar yang menjadi pemikiran manajemen moderen Mengetahui arah pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam mendukung tercapainya strategi dan visi perusahaan, hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Teknologi Informasi (TI) mulai menjadi bagian yang sangat penting dalam mendukung tercapainya strategi dan visi perusahaan, hal ini didasari oleh survei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku pembelian masyarakat dari tradisional menjadi modern serta populasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi ekonomi Indonesia yang semakin bertumbuh dan pergeseran perilaku pembelian masyarakat dari tradisional menjadi modern serta populasi penduduk yang besar menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Memasuki industri pasar global menjadikan peluang pasar selalu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Memasuki industri pasar global menjadikan peluang pasar selalu terbuka bagi semua pelaku usaha, tak terkecuali di pasar ekspor. Setiap pelaku usaha harus dapat kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk R & D Center merupakan salah satu unit bisnis pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Pengelolaan unit bisnis yang ada di PT. Telekomunikasi
Lebih terperinciBAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja
BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. informasi sebagai infrastruktur yang mampu menangani pengelolaan data dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat menyebabkan meningkatnya kebutuhan yang semakin kompleks di berbagai aspek kehidupan. Sistem informasi sebagai infrastruktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.
Lebih terperinciANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto
ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. telah menyebar luas di berbagai aspek kehidupan manusia. akurat, sehingga membuat organisasi memiliki keunggulan kompetitif.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi yang terus berubah secara signifikan dan kemampuan organisasi untuk merespon tantangan-tantangan dan peluangpeluang seiring dengan perubahan
Lebih terperinciFramework Penyusunan Tata Kelola TI
Bab IV Framework Penyusunan Tata Kelola TI Dalam bab ini akan dibahas tahapan-tahapan dalam penyusunan tata kelola TI Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan tata kelola
Lebih terperinciEMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Genap 2104/2015. EMA503 - Manajemen Kualitas
Materi #1 EMA503 Manajemen Kualitas Detail Mata Kuliah 2 Kode EMA503 Nama Manajemen Kualitas Bobot 3 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Pokok Bahasan 3 Pengantar & Definisi Mutu TQM QFD Budaya Mutu Biaya Mutu
Lebih terperinciSKOR Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision)
ASPEK KAJI BANDING I KEPEMIMPINAN 1.1. Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision) 1.2. Misi-misi rumah sakit dioperasionalkan 1.3. Budaya Organisasi diterapkan dalam semua aktifitas
Lebih terperinciMODUL ERP (I) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dukungan Modul ERP Idealnya ERP Menyediakan dukungan terhadap Fungsi penjualan Fungsi pengadaan persediaan material, pengadaan
Lebih terperinciResume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy
Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian 1.1.1 PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk PT Garuda Indonesia (Persero) atau biasa dikenal dengan Garuda Indonesia merupakan salah satu maskapai penerbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk mengembangkan sebuah arsitektur enterprise yang mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan sebuah organisasi perlu melakukan pengembangan bisnis dan sistem informasi melalui pemanfaatan arsitektur enterprise. Salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pada masa sekarang ini, penggunaan sistem informasi berbasis teknologi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada masa sekarang ini, penggunaan sistem informasi berbasis teknologi informasi komputer telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk memenangkan persaingan dalam
Lebih terperinciPENANGANAN HEATEXCHANGER (MATERIAL REPAIRABLE) PADA BAGIAN QUALITY INSPECTION DI PT. X
PENANGANAN HEATEXCHANGER (MATERIAL REPAIRABLE) PADA BAGIAN QUALITY INSPECTION DI PT. X Astin Tiara Pratiwi Sunardi 1, Erlian Suprianto, ST., MT 2 Program Studi Teknik & Manajemen Pembekalan Fakultas Teknik
Lebih terperinciENTERPRISE RESOURCE PLANNING
ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 05 ERP: Produksi ERP: PRODUKSI Ditujukan untuk mendukung proses produksi atau manufakturing Sistem produksi adalah Sistem yang menyediakan aplikasi manufaktur dalam berbagai
Lebih terperinciSTMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2008/2009
STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2008/2009 SISTEM PENGOLAHAN TRANSAKSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN PADA PT. MITRA MAJU MOBILINDO PALEMBANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan meratanya distribusi kebutuhan sandang, pangan dan papan melalui berbagai macam moda transportasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya pembangunan fisik (infrastruktur dalam berbagai sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara pelaksanaan proyek
Lebih terperinciPENGANTAR DAN DEFINISI MUTU
1 PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU EMA503 Manajemen Kualitas Kontrak Perkuliahan 2 Kode Mata Kuliah : EMA-503 Nama Mata Kuliah : Manajemen Kualitas Kelas/Seksi : 01 & 10 Nama Dosen : Taufiqur Rachman E-mail
Lebih terperinciABC Amber Text Converter Trial version, BENCHMARKING
BENCHMARKING Untuk perusahaan yang baru start-up, perusahaan yang sedang tumbuh cepat atau organisasi yang perlu beberapa improvement memiliki peluang untuk mengamati dan belajar dari organisasi master.
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Rencana Strategi Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Definisi strategi secara umum adalah rencana tindakan atau kebijaksanaan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Dan menurut beberapa ahli, strategi adalah arah dan
Lebih terperinciERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam
Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi lainnya. ERP telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini terjadi perubahan paradigma mengenai kualitas. Suatu produk yang berkualitas tidak hanya merupakan produk dengan kinerja yang baik tetapi juga
Lebih terperinci17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur
Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai
Lebih terperinciLAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT
LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT Faktor Domain Bisnis 1. Strategic Values 1.1. Strategic Match Dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana semua proyek teknologi informasi atau sistem informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem manajemen kinerja merupakan suatu pendekatan sistematik untuk memperbaiki kinerja melalui proses berkelanjutan dan berjangka panjang yang meliputi kegiatan penetapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) yang berkembang sangat cepat telah memasuki hampir semua bidang kehidupan, salah satunya dalam dunia bisnis. Penerapan TI dalam dunia bisnis
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto
MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kinerja bursa saham secara tidak langsung mempengaruhi kemajuan perekonomian nasional. Pasar modal kini memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, baik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Logistik Proses pemenuhan pesanan pelanggan dan distribusi merupakan salah satu kegiatan pada proses bisnis logistik. Kegiatan logistik dalam suatu perusahaan memiliki
Lebih terperinciJUDUL : GKM PERKASA MENURUNKAN KONSUMSI PEMAKAIAN LISTRIK PADA PJU KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU I CILEGON PROFIL GKM PERKASA PT KIEC
JUDUL : GKM PERKASA MENURUNKAN KONSUMSI PEMAKAIAN LISTRIK PADA PJU KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU I CILEGON PROFIL GKM PERKASA PT KIEC Dibentuk : 22 Juli 2013 Divisi : Pengawasan Pemb. & Perawatan Judul GKM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan bisnis merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Teknologi informasi memiliki peranan penting dalam menjalankan sebuah perusahaan. Teknologi
Lebih terperinciUKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang sangat pesat, terutama pada jasa penerbangan yang setiap tahun selalu meningkat
Lebih terperinciKONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto
KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Manajemen Strategi Bisnis Saat ini sebagian besar organisasi menyadari bahwa strategi sistem informasi harus dikembangkan dalam konteks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, aplikasi dan platform yang digunakan oleh departemen-departemen dan unit pendukung pada perguruan tinggi menjadi beragam.
Lebih terperinciPERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014
PERANCANGAN PRODUK Chapter 2 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 22/09/2014 Perancangan Produk -
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, perusahaan menyadari bahwa teknologi dapat berperan dalam mencapai tujuan pada bagian yang kritis seperti keunggulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan
Lebih terperinciPENINGKATAN MUTU DAN BENCHMARKING PERGURUAN TINGGI
PENINGKATAN MUTU DAN BENCHMARKING PERGURUAN TINGGI R. WASISTO RUSWIDIONO STIE TRISAKTI wasisto@stietrisakti.ac.id PENINGKATAN MUTU P roses penjaminan mutu bukan hanya aktivitas untuk memastikan bahwa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, semakin menghadapi banyak tantangan dengan tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di masa globalisasi seperti sekarang ini, batas ekonomi antara negara satu dengan yang lain menjadi hilang. Keadaan ini menyebabkan dunia bisnis, termasuk Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis sebagai akibat dari efek globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku bisnis menemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. elektronik menjadi lebih pendek. Digitalisasi mempercepat perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri elektronik global pada pertengahan 1990-an cepat berubah dari analog ke digital menyebabkan produk industri mengalami komoditisasi dan modularisasi. Kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap lingkup aktivitas perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang punggung perekonomian
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap
LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan
Lebih terperinciENTERPRISE RESOURCE PLANNING
ENTERPRISE RESOURCE PLANNING RUANG LINGKUP MATAKULIAH Materi Pengantar ERP Sistem dan Rekayasa ERP Pemetaan Proses Siklus ERP ERP: Sales, Marketing & CRM ERP: Akuntansi, Keuangan ERP: Produksi, Rantai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan laporan Tugas Akhir yang menjelaskan secara garis besar mengenai pembahasan yang dilakukan. Bagian pendahuluan akan terdiri dari : 1. Penjelasan mengenai
Lebih terperinciKusuma Wardani
Penggunaan Microsoft Operations Framework (MOF) Untuk Mencapai Standar ISO 20000 Kusuma Wardani manis.dani88@gmail.com http://kusumawardani2008.blogspot.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com
Lebih terperinci