BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan


BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian mengenai kecemasan dan

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gambaran umum partisipan. mengenai gambaran umum partisipan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian. digunakan untuk uji validitas instrumen.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini adalah stres kerja. peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS HASIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subyek dalam penelitian ada 347 orang siswa kelas XI yang terdiri dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA HASIL Gambaran Umum Responden Penelitian. Deskripsi data responden berdasarkan usia akan dijeleskan pada tabel dibawah ini:

BAB 4 ANALISIS HASIL

Bab IV Analisis dan Pembahasan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Semarang. Sekolah ini beralamat di Jalan Sentro Jambu. Jumlah kelas keseluruhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Data-data yang diolah dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB 4 ANALISIS HASIL. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri

Tabel Reliabilitas Pendidikan, Penempatan Tenaga Kerja dan Kinerja Pegawai. Pendidikan. Penempatan Tenaga Kerja. Kinerja Pegawai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS HASIL. setiap kelas yang ikut dalam penelitian ini. kategori kelas di SMK Ki Hajar

BAB IV PELAKSANAAN DAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Pelita Salatiga kelas XI Tahun ajaran 2012/2013 :

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner. Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh persepsi Wajib Pajak atas

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi, kelas VII yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Bringin 01. Letak sekolah

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Penelitian. Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

Daftar Kuesioner. I. Pengantar

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah %

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. para penyandang cacat netra di Jawa Timur. pelayanan rehabilitasi sosial kepada para penyandang cacat netra di Jawa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A SKALA STRES DAN REGULASI DIRI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. strategis bagi perkembangan Ekonomi Islam, Perbankan Syari ah, Asuransi

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Responden terdiri dari 200 orang dan merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran rentang usia responden antara 20 tahun sampai 25 tahun dan mahasiswa yang diambil untuk sampel adalah mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi pada periode semester genap 2011/2012. Pada bab ini akan dijabarkan tentang usia, jenis kelamin, jurusan, semester, jenis skripsi berdasarka jurusan, perpanjangan waktu skripsi, tempat tinggal, jarak tempuh, dan uang saku responden perbulan. 4.1.1. Profil Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1: Usia Responden Usia Jumlah (n) Persentase (%) 20 tahun 7 3,5% 21 tahun 44 22% 22 tahun 114 57% 23 tahun 28 14% 24 tahun 3 1,5% 25 tahun 4 2% Total 200 100% Berdasarkan pada tabel 4.1 diatas, menunjukkan bahwa rentang usia responden berkisar antara 20 tahun sampai 24 tahun. Sebanyak 7 orang (3,5%) berusia 20 tahun, 44 orang (22%) berusia 21 tahun, jumlah terbanyak yaitu 114 orang (57%) berusia 22 tahun, 28 orang (14%) berusia 23 tahun, 3 orang (1,5%) berusia 24 tahun, dan 4 orang (2%) berusia 25 tahun. 47

48 4.1.2. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2: Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%) Laki-laki 98 49% Perempuan 102 51% Total 200 100% Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas, menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 98 orang (49%), dan perempuan lebih mendominasi pengisian skripsi ini sebanyak 102 orang (51%). 4.1.3. Profil Responden Berdasarkan Jurusan Tabel 4.3: Jurusan Responden Jurusan Jumlah (n) Persentase (%) Akuntansi 14 7% Arsitektur 6 3% Informatika Teknologi 42 21% Desain Komunikasi Visual 15 7,5% Komputer Akuntansi 23 11,5% Marketing Komunikasi 17 8,5% Psikologi 26 13% Sastra Inggris 8 4% Sastra China 6 3% Sastra Jepang 2 1% Sistem Informasi 41 20,5% Total 200 100% Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa 14 orang (7%) responden mengambi jurusan akuntansi, 6 orang (3%) responden mengambil jurusan arsitektur, kemudian jumlah terbanyak yaitu 42 orang (21%) responden mengambil jurusan informatika teknik, 15 orang (7,5%) responden mengambil jurusan desain komunikasi visual, 23 orang (11,5%) responden mengambil jurusan komputer akuntansi, 17 orang (8,5%) responden mengambil jurusan marketing komunikasi, 26 orang (13%)

49 responden mengambil jurusan psikologi, 8 orang (4%) responden mengambil jurusan sastra inggris, 6 orang (3%) responden mengambil jurusan sastra china, 2 orang (1%) responden mengambil jurusan sastra jepang, dan 41 orang (20,5%) responden mengambil jurusan sistem informasi. 4.1.4. Profil Responden Berdasarkan Semester Tabel 4.4: Semester Responden Semester Jumlah (n) Persentase (%) 8 168 84% 10 27 13.5% 12 5 2,5% Total 200 100% Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa sebanyak 168 orang (84%) responden sedang mengerjakan skripsi berada pada semester 8, 27 orang (13,5%) responden sedang mengerjakan skripsi berada pada semester 10, dan 5 orang (2,5%) responden sedang mengerjakan skripsi pada semester 12. 4.1.5. Profil Responden Berdasarkan Jenis Skripsi Tabel 4.5: Jenis Skripsi Responden Jenis Skripsi Jumlah (n) Persentase (%) Mandiri 93 46,5% Berkelompok 107 53,5% Total 200 100% Dari data tabel 4.5 diketahui bahwa 93 orang (46,5%) responden mengerjakan skripsi secara mandiri dan 107 orang (53,5%) responden mengerjakan skripsi secara berkelompok.

50 4.1.6. Profil Responden Berdasarkan Perpanjangan Waktu Skripsi Tabel 4.6: Perpanjangan Waktu Skripsi Responden Perpanjang Waktu Skripsi Jumlah (n) Persentase (%) Belum pernah extend 159 79,5% Sudah pernah extend 1 kali 36 18% Sudah pernah extend 2 kali 5 2,5% Total 200 100% Dari data tabel 4.6 diketahui bahwa 93 orang (46,5%) responden mengerjakan skripsi secara mandiri dan 107 orang (53,5%) responden mengerjakan skripsi secara berkelompok. 4.1.7. Profil Responden Berdasarkan Tempat Tinggal Tabel 4.7: Tempat Tinggal Responden Tempat Tinggal Jumlah (n) Persentase (%) Kost 61 30,5% Rumah 139 69,5% Total 200 100% Ditinjau dari tempat tinggal, didapatkan bahwa 61 orang (30,5%) responden tinggal di kost-an dan 139 orang (69,5%) responden tinggal di rumah. 4.1.8. Profil Responden Berdasarkan Jarak Tempuh Tabel 4.8: Jarak Tempuh Responden Jarak Tempuh Jumlah (n) Persentase (%) 1 menit 1 jam 120 60% 1 jam 2 jam 67 33,5% 2 jam - 3 jam 12 6% >2 jam 1 0,5% Total 200 100% Berdasarkan dari segi jarak tempuh, didapatkan bahwa jumlah terbanyak yaitu 120 orang (60%) responden membutuhkan waktu 1 menit 1

51 jam untuk sampai di kampus, 67 orang (33,5%) responden membutuhkan waktu 1 jam 2 jam untuk sampai di kampus, 12 orang (6%) responden membutuhkan waktu 2 jam 3 jam untuk sampai di kampus, dan 1 orang (0,5%) responden membutuhkan waktu >2 jam untuk sampai di kampus. 4.1.9. Profil Responden Berdasarkan Uang Saku Perbulan Tabel 4.9: Uang Saku Responden Perbulan Uang Saku Jumlah (n) Persentase (%) Rp.0,- sampai Rp.500.000,- 56 28% Rp.500.000,- sampai 60 30% Rp.1.000.000,- Rp.1.000.000,- sampai 58 29% Rp.2.000.000,- > Rp.2.000.000,- 26 13% Total 200 100% Dari data tabel 4.9 diketahui bahwa 56 orang (28%) responden mendapatkan uang saku berkisar antara Rp.0,- sampai Rp.500.000,-; jumlah terbanyak yaitu 60 orang (30%) responden mendapatkan uang saku berkisar antara Rp.500.000,- sampai Rp.1.000.000,-; 58 orang (29%) responden mendapatkan uang saku berkisar antara Rp.1.000.000,- sampai Rp.2.000.000,-; dan jumlah terkecil yaitu 26 orang (13%) responden mendapatkan uang saku > Rp.2.000.000,-. 4.2. Analisis Hasil Analisis hasil bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dan menggunakan metode analisis korelasi Pearson atau Pearson Product Moment yang dihitung menggunakan software SPSS 17. Korelasi ini digunakan untuk mengukur data interval. Selain itu juga

52 mempunyai syarat sampel harus diambil secara acak dan data setiap variabel berdistribusi normal (Supardi, 2012). 4.2.1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data (Supardi, 2012). Dalam penelitian ini, uji normalitas berguna untuk mengetahui normal tidaknya sebaran skor variabel prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi dan tingkat stres. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan teknik Kolmogrov-Smirnov Goodness of Fit Test.Uji normalitas dengan Kolmogrov-Smirnov dipergunakan untuk menguji data dalam bentuk data kelompok dalam tabel distribusi frekuensi. Untuk pengujian normalitas maka dilakukan perumusan hipotesa statistik normalitas, yaitu: 1. Ho: p>0,05 berarti sampel berasal dari populasi berdistribusi normal 2. Ha: p<0,05 berarti sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal Tabel 4.10: One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Prokrastinasi Tingkat Stres N Normal Mean 200 2.113158 200 2.244717 Parameters a Std. Deviation.3910834 2.244717 Most Extreme Absolute.089.161 Differences Positive Negative.089 -.045.161 -.077 Kolmogrov-Smirnov Z 1.261 2.283 Asymp Sig (2-failed)).383.232 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

53 Berdasarkan uji normalitas terhadap prokrastinasi didapatkan nilai Kolmogrov-Smirnov sebesar 1,261 dengan nilai p = 0,383. Probabilitas yang diperoleh adalah sebesar 0,383 atau p > 0,05 sehingga menunjukkan bahwa sebaran data prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi mempunyai distribusi normal. Uji normalitas terhadap tingkat stres didapatkan nilai Kolmogrov-Smirnov sebesar 2,283 dengan nilai p = 0,232. Probabilitas yang diperoleh sebesar 0,232 atau p > 0,05 sehingga menujukkan sebaran data tingkat stres memiliki distribusi normal. 4.2.2. Kategorisasi Skor 4.2.2.1. Kategorisasi Skor Tingkat Stres Pada Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Kategorisasi skor tingkat stres dapat diperoleh melalui uji signifikasi perbedaan antara skor mean empiris dengan skor mean teoritik. Skala tingkat stres ini terdiri dari 53 item dengan empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4. Dari skala tingkat stres yang diisi subjek, maka diperoleh mean hipotetik sebesar 132,5 dengan standar deviasi sebesar 26,5. Sementara mean empirik yang diperoleh sebenarnya adalah sebesar 118,99 dengan standar deviasi sebesar 24,818 Tabel 4.11: Tabel Perbandingan Mean Hipotetik dengan Mean Empirik Variabel Empirik Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD Tingkat Stres 79 178 118,99 24,818 53 212 132,5 26,5 Berdasarkan hasil penelitian, didapat hasil perbandingan mean empiric dengan mean hipotetik dari variabel tingkat stres yang menunjukkan µe < µh yaitu 118,99 < 132,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat

54 stres pada subjek penelitian lebih rendah daripada populasi subjek penelitian pada umumnya. Selanjutnya, subjek akan digolongkan kedalam 3 kategori, yaitu tingkat stres rendah, sedang, dan tinggi. Pengkategorian tingkat stres dengan membagi distribusi normal atas enam satuan deviasi standar. Untuk menggolongkan subjek kedalam 3 kategori diagnosis tingkat stres, maka keenam satuan deviasi standar itu dibagi kedalam 3 bagian. Penggolongan kategorisasi tingkat stres tersebut adalah: X < (µ - 1.0σ) Rendah (µ - 1.0σ) < X (µ + 1.0σ) Sedang (µ + 1.0σ) X Tinggi Skala tingkat stres terdiri dari 53 item dengan 4 pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4 diperoleh rentang minimumnya 53 x 1 = 53 dan rentang maksimumnya 53 x 4 = 212, sehingga luas jarak sebarannya 212 53 = 159 dengan demikian setiap deviasi standardnya bernilai 159:6 = 26,5 dan mean hipotetiknya µ = 132,5. Dari penguraian diatas, maka dapat dibuat tabel kategorisasinya sebagai berikut ini : Tabel 4.12: Kategorisasi data Tingkat Stres Variabel Rentang Nilai Kategori Jumlah (N) Persentase X < 106 Rendah 52 26% Tingkat Stres 106 X < 159 Sedang 125 62,5% 159 X Tinggi 23 11,5% Total 200 100% Dari tabel 17 dapat disimpulkan bahwa subjek yang mempunyai tingkat stres rendah sebanyak 52 orang (26%), tingkat stres sedang sebanyak 125 orang (62,5%), dan tingkat stres tinggi sebanyak 23 orang (11,5%).

55 4.2.2.2. Kategorisasi Skor Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Kategorisasi skor prokrastinasi akademik dapat diperoleh melalui uji signifikasi perbedaan antara skor mean empiris dengan skor mean teoritik. Skala prokrastinasi akademik ini terdiri dari 19 item dengan empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4. Dari skala prokrastinasi akademik yang diisi subjek, maka diperoleh mean hipotetik sebesar 47,5 dengan standar deviasi sebesar 9,5. Sementara mean empirik yang diperoleh sebenarnya adalah sebesar 40,15 dengan standar deviasi sebesar 7,431. Tabel 4.13: Tabel Perbandingan Mean Hipotetik dengan Mean Empirik Variabel Empirik Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD Prokrastinasi Akademik 26 58 40,15 7,431 19 76 47,5 9,5 Berdasarkan hasil penelitian, didapat hasil perbandingan mean empirik dengan mean hipotetik dari variabel prokrastinasi akademik yang menunjukkan µe < µh yaitu 40,15 < 47,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik pada subjek penelitian lebih rendah daripada populasi subjek penelitian pada umumnya. Selanjutnya, subjek akan digolongkan kedalam 3 kategori, yaitu prokrastinasi akademik rendah, sedang, dan tinggi. Pengkategorian prokrastinasi akademik dengan membagi distribusi normal atas enam satuan deviasi standar. Untuk menggolongkan subjek kedalam 3 kategori diagnosis prokrastinasi akademik, maka keenam satuan deviasi standar itu dibagi kedalam 3 bagian. Penggolongan kategorisasi prokrastinasi akademik tersebut adalah:

56 X < (µ - 1.0σ) Rendah (µ - 1.0σ) < X (µ + 1.0σ) Sedang (µ + 1.0σ) X Tinggi Skala prokrastinasi akademik terdiri dari 19 item dengan 4 pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4 diperoleh rentang minimumnya 19 x 1 = 19 dan rentang maksimumnya 19 x 4 = 76, sehingga luas jarak sebarannya 76 19 = 57 dengan demikian setiap deviasi standardnya bernilai 57/6 = 8,5 dan mean hipotetiknya µ = 47,5. Dari penguraian diatas, maka dapat dibuat tabel kategorisasinya sebagai berikut ini : Tabel 4.14: Kategorisasi data Prokrastinasi Akademik Variabel Rentang Nilai Kategori Jumlah (N) Persentase X < 38 Rendah 85 42,5% Prokrastinasi 38 X < 57 Sedang 109 54,5% Akademik 57 X Tinggi 6 3% Total 200 100% Dari tabel 17 dapat disimpulkan bahwa subjek yang mempunyai prokrastinasi akademik rendah sebanyak 85 orang (42,5%), prokrastinasi akademik sedang sebanyak 109 orang (54,5%), dan prokrastinasi akademik tinggi sebanyak 6 orang (3%). 4.2.3. Uji Hipotesis Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat stres dan prokrastinasi akademis pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi periode semester genap 2012, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada hubungan positif antara tingkat stres dan prokrastinasi akademis pada

57 mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi periode semester genap 2012. Untuk pengujian statistik maka dilakukan perumusan hipotesa statistik, yaitu: 1. Ha : p < 0,05. Artinya ada hubungan antara tingkat stres dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi periode semester genap 2012 2. Ho : p > 0,05. Artinya tidak ada hubungan antara tingkat stres dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi periode semester genap 2012 Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji Pearson Correlation. Hasil uji statistik dapat dilihat pada tabel 22. Tabel 4.15: Correlations Tingkat stres Prokrastinasi Tingkat stres Pearson Correlation 1.763 ** Sig. (2-tailed).000 N 200 200 Prokrastina si Pearson Correlation.763 ** 1 Sig. (2-tailed).000 N 200 200 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Jika dilihat dari hasil perhitungan maka korelasi antar variabel tingkat stres dan prokrastinasi akademik menunjukkan angka sebesar 0,763. Angka tersebut menunjukkan adanya korelasi positif yang cukup kuat dan searah.

58 Artinya, jika variabel tingkat stres semakin besar maka variabel prokrastinasi akademis juga akan semakin besar. Kemudian, kedua variabel dikatakan memiliki hubungan signifikan jika p < 0,05 dan berdasarkan pengujian statistik yang telah dilakukan, didapatkan p = 0.000. Hasil ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan menunjukkan adanya hubungan antara tingkat stres dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi periode semester genap 2012. 4.3. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat stres dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Seiring dengan meningkatnya stres maka prokrastinasi pada mahasiswa juga akan semakin meningkat. Penelitian ini sekaligus membuktikan pernyataan dari Ferrari, dkk (1995) yang menyebutkan bahwa stressor yang mengakibatkan kecemasan akan memiliki kemungkinan untuk mendorong ke arah prokrastinasi akademik. Pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara, tingkat stres yang mereka alami berada dalam kategori tingkat sedang. Artinya adalah skripsi dapat menyebabkan munculnya dampak dari stres yang dirasakan oleh mahasiswa yang terbagi menjadi aspek fisik dan aspek piskologis, tetapi mereka masih bisa mengatasi dampak dari stres tersebut. Sarafino (2008) menyatakan bahwa beberapa stressor muncul untuk mendapat respon psikologis yang lebih kuat daripada yang lainnya. Respon yang muncul, mahasiswa mendapat tekanan, sehingga tekanan tersebut menimbulkan stres dalam diri mahasiswa. Akibat dari

59 tekanan-tekanan yang ada, maka tingkat stres yang ada dalam diri mahasiswa berbeda-beda. Sarafino (2008) mengungkapkan ada 2 aspek utama dari dampak yang ditimbulkan akibat stres yang terjadi, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis. Kemudian, aspek psikologis dibagi lagi menjadi 3 gejala yaitu gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala tingkah laku. Dari aspek dan gejala tersebut, maka penulis membagi tingkat stres menjadi 3 kategorisasi, yaitu tingkat stres rendah, sedang, dan tinggi. Sebanyak 26% mahasiswa berada pada kategorisasi tingkat stres rendah, 62,5% mahasiswa berada pada kategorisasi tingkat stres sedang, dan 11,5% mahasiswa berada pada kategorisasi tingkat stres tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa 26% mahasiswa mempunyai kemampuan lebih dari cukup untuk menghadapi situasi yang sulit dari tekanan stress yang ada, maka dampak dari aspek stres fisik dan psikologis yang muncul cenderung kecil dan bahkan tidak muncul sama sekali, 62,5% mahasiswa merasa cukup mungkin akan kemampuannya untuk menghadapi suatu kejadian tetapi dia harus berusaha keras dan masih bisa beradaptasi terhadap stressor baik secara fisik maupun secara psikologis, dan 11,5% mahasiswa merasakan bahwa kemampuannya mungkin tidak akan mencukupi pada saat berurusan dengan stressor baik dari dalam diri maupun lingkungannya, maka dampaknya adalah mahasiswa cenderung lebih rentan merasa stres yang ditunjukkan secara fisik maupun psikologis. Dampak stres yang dialami oleh mahasiswa dapat berupa stres positif dan stres negatif. Stres dikatakan positif jika mahasiswa dapat mengatur stresnya dan menjadikan dirinya bersemangat dalam mengerjakan skripsi, selain itu juga mahasiswa lebih termotivasi untuk mengerjakan skripsinya

60 agar hasil yang dicapai sebanding dengan usahanya. Sedangkan stres dikatakan negatif apabila stres tersebut membuat mahasiswa menjadi malas dalam mengerjakan skripsi, kehilangan motivasi untuk mengerjakan skripsi, bahkan mahasiswa menunda atau memperpanjang waktu pengerjaan skripsi. Sehingga akibat buruk dari stres adalah meningkatnya kelelahan (fatigue) hingga mengakibatkan ketidakmampuan (Rumiyani, 2006) dan juga mengakibatkan turunnya produktivitas dalam belajar maupun aktifitas pribadi (Friedberg, dalam Rumiyani, 2006). Kondisi ini rentan untuk membuat mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik. Pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara, jika dilihat dari tingkat prokrastinasi akademiknya, kebanyakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara berada pada kategori tingkat sedang. Artinya adalah mahasiswa universitas Bina Nusantara memiliki potensi untuk melakukan prokrastinasi walaupun tidak menjadikan prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan dan banyak ciri-ciri orang prokrastinasi yang muncul pada tingkat ini. Meskipun tidak semua ciri-ciri tersebut muncul. Walaupun banyak ciri-ciri tersebut yang muncul, prokrastinasi akademik tetap terkait dengan efek negative seperti depresi, kecemasan, dan rasa rendah diri (Lay, dkk, dalam Satiadarma, 2005). Efek-efek negative tersebut dapat dilihat dari indikator yang dapat diukur dan diamati. Menurut Ferrari (1995), indikator prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, dan kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Sehingga dari indikator tersebut munculah 2 bentuk prokrastinasi akademik, yaitu prokrastinasi fungsional berarti

61 seseorang melakukan penundaan menyelesaikan tugas karena mempunyai tujuan untuk memperoleh informasi yang lengkap dan akurat dan prokrastinasi disfungsional berarti seseorang melakukan penundaan menyelesaikan tugas yang merupakan prioritas tinggi tanpa didasari oleh alasan yang berarti. Tetapi menurut Tice dan Baumeister, pelajar yang tergolong prokrastinator umumnya memperoleh nilai rendah dalam pendidikan dan mengalami stres serta memiliki tingkat kesehatan yang lebih rendah daripada pelajar lain (Satiadarma, 2007). Oleh karena itu, peneliti membagi 3 kategorisasi tingkatan prokrastinasi akademik, yaitu kategori prokrastinasi akademik tingkat rendah, sedang, dan tinggi. Sebanyak 42,5% mahasiswa univeristas Bina Nusantara berada pada tingkat rendah yang artinya mahasiswa universitas Bina Nusantara jarang atau tidak pernah melakukan kegiatan prokrastinasi akademik selama mengerjakan skripsi tidak ada atau sangat sedikit ciri-ciri orang prokrastinasi yang muncul pada tingkat ini, 54,5% mahasiswa univeristas Bina Nusantara berada pada tingkat sedang yang artinya mahasiswa universitas Bina Nusantara melakukan kegiatan prokrastinasi akademik selama mengerjakan skripsi dan banyak ciri-ciri yang muncul pada tingkat ini tetapi jika dibiarkan mereka dapat berpotensi menjadi prokrastinator dan berakibat buruk pada pengerjaan skrispsi mereka, dan 3% mahasiswa univeristas Bina Nusantara berada pada tingkat tinggi yang artinya mahasiswa universitas Bina Nusantara sering melakukan kegiatan prokrastinasi selama mengerjakan skripsi dan mereka dan semua ciri-ciri orang prokrastinasi yang muncul pada tingkat ini. Sehingga dari penelitian yang telah dilakukan, didapat bahwa semakin tingginya tingkat stres maka

62 diikuti dengan semakin tingginya prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. 4.4. Analisa Tambahan Pada analisa tambahan, variabel yang dimasukkan adalah jenis kelamin, semester, jenis skripsi, dan perpanjangan waktu skripsi. Hal ini dilakukan karena variabel-variabel kontrol tersebut mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap variabel X dan variabel Y. Sedangkan, variabel kontrol yang lain seperti usia, tempat tinggal, jarak tempuh dari rumah ke kampus, dan uang saku responden tidak terlalu mempengaruhi variabel X dan Y dalam penelitian ini, hal ini dikarenakan variabel-variabel tersebut tidak terlalu mencerminkan atau mengacu kepada keadaan yang sebenarnya dari sample penelitian, misalnya variabel kontrol uang saku tidak mencerminkan status kedudukan sosial mahasiswa di dalam masyarakat atau variabel kontrol tempat tinggal yang tidak terlalu mempengaruhi pengerjaan skripsi karena mereka bisa mengerjakan skripsi tidak hanya di rumah atau kostannya saja.

63 4.4.1. Analisa Tambahan antar Tingkat Stres Dengan Variabel Kontrol Jenis Kelamin Gambar 4.1: Analisa Tambahan antar Tingkat Stres Dengan Variabel Kontrol Jenis Kelamin Penelitian di Amerika menyatakan bahwa wanita cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan pria. Secara umum wanita mengalami stres 30% lebih tinggi daripada pria (Gunawati, Hartati, dan Listiara, 2006). Ditambahkan oleh penelitian dari Universitas Calgary di Kanada (Setyanti, 2012), penyebab perempuan mengalami stres biasanya karena kurangnya penghargaan di tempat kerja, atau tidak dihargai atas upaya dan kerja keras yang dilakukannya. Sedangkan pria lebih banyak merasakan stres akibat pekerjaan yang menumpuk sehingga membuat mereka tegang. Sejalan dengan penelitian tersebut, pada gambaran grafik diatas dapat dilihat bahwa lebih banyak jumlah perempuan sebanyak 15 (14,70%) mahasiswa dari total keseluruhan sebanyak 102 mahasiswa yang berada pada kategori tingkat stres tinggi dibandingkan dengan jumlah lakilaki yang hanya 8 (8,20%) mahasiswa dari jumlah keseluruhan yaitu sebanyak 98 mahasiswa. Sedangkan pada kategori tingkat stres rendah

64 lebih banyak jumlah pada laki-laki yaitu sebanyak 28 (26,80%) mahasiswa daripada jumlah perempuan yang hanya berjumlah 24 mahasiswa. 4.4.2. Analisa Tambahan antar Tingkat Stres Dengan Variabel Kontrol Semester Gambar 4.2: Analisa Tambahan antar Tingkat Stres Dengan Variabel Kontrol Semester Pada grafik diatas, diketahui bahwa pada semester 8 banyak mahasiswa yang mempunyai tingkat stres pada kategori sedang sebesar 104 (61,90%) mahasiswa dari jumlah keseluruhan sebanyak 168 mahasiswa. Hal ini dikarenakan masih banyak mahasiswa yang mempunyai ekspektasi nilai yang tinggi terhadap skripsi, sehingga mereka mempunyai keinginan untuk mengerjakan skripsi sebaik mungkin. Selain itu masih banyak mahasiswa yang mempunyai mata kuliah yang belum selesai sehingga mereka tidak benar-benar fokus untuk mengerjakan skripsi. Pada mahasiswa semester 10, banyak mahasiswa yang mempunyai tingkat stres pada kategori sedang, yaitu 19 (70,40%) mahasiswa dari 27

65 mahasiswa. Dari data tambahan yang diisi oleh mahasiswa di kuesioner, sebagian dari mereka mempunyai kegiatan organisasi di luar rumah dan banyak dari mereka yang mempunyai usaha sendiri, seperti berjualan atau bekerja. Pada mahasiswa semester 12 terdapat 2 (40%) mahasiswa tingkat stres rendah dan 2 (40%) mahasiswa berada pada tingkat stres sedang. Hanya 1 (20%) mahasiswa saja yang berada pada tingkat stres tinggi. Pada grafik tingkat stres dengan variabel kontrol semester tidak bisa dibandingkan karena jumlah sampel yang didapat pada semester 10 dan 12 tidak sebanding dengan jumlah sampel pada mahasiswa semester 8. 4.4.3. Analisa Tambahan antar Tingkat Stres Dengan Variabel Kontrol Jenis Skripsi Berdasarkan Jurusan Gambar 4.3: Analisa Tambahan antar Tingkat Stres Dengan Variabel Kontrol Jenis Skripsi Berdasarkan Jurusan Dari grafik analisa tambahan diatas, diketahui bahwa pada jenis skripsi mandiri sebagian besar mahasiswa berada pada kategori tingkat stres

66 sedang, yaitu sebanyak 64 (68,80%) mahasiswa dari 93 mahasiswa. Hal ini dikarenakan mereka bisa meminta pendapat kepada siapa saja tanpa terbebani keputusan dari teman lainnya dan kesulitan yang mereka alami adalah terkadang mereka merasa putus asa ketika mencari bahan dan pengambilan sampel penelitian secara mandiri tanpa dibantu oleh orang lain Pada jenis skripsi berkelompok diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa berada pada kategori tingkat stres sedang, yaitu sebesar 51 (57%) mahasiswa dari 107 mahasiswa. Dengan dukungan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan jawaban bahwa mahasiswa yang mengerjakan skripsi secara berkelompok mendapatkan dukungan dari teman sekelompoknya dan mereka dapat memecahkan masalah secara bersama. Hal ini sejalan dengan defisinisi dari Rook (1985, dalam Fibrianti 2009) yang mendefinisikan dukungan sosial sebagai salah satu pertalian sosial yang menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari hubungan interpersonal yang akan melindungi individu dari konsekuensi stres. Tetapi sebanyak 15 (14%) mahasiswa berada pada kategori tingkat stres tinggi. Hal ini terjadi karena adanya kemalasan sosial atau social loafing dalam kelompok skripsi sehingga mengakibatkan prokrastinasi, selain itu juga pemikiran yang tidak sejalan dan pendapat yang berbeda menyebabkan munculnya tingkat stres tinggi.

67 4.4.4. Analisa Tambahan antar Tingkat Stres Dengan Variabel Kontrol Perpanjangan Waktu Skripsi Gambar 4.4: Analisa Tambahan antar Tingkat Stres Dengan Variabel Kontrol Perpanjangan Waktu Skripsi Pada gambar grafik diatas, mahasiswa yang belum pernah extend sebagian besar berada pada kategori tingkat stres sedang dengan jumlah 98 (61,70%) mahasiswa dari jumlah keseluruhan sebanyak 159 mahasiswa. Bagi mahasiswa yang belum pernah extend, skripsi merupakan tantangan mereka untuk menyelesaikannya tepat waktu dan mendapatkan nilai sebauk mungkin, sehingga hal tersebut menjadi tekanan untuk mereka dalam pengerjaan skripsi. Untuk mahasiswa yang sudah pernah extend 1 kali terdapat 25 (69,50%) mahasiswa dari 36 mahasiswa yang didapat berada pada kategori tingkat stres sedang, karena mereka sudah mengetahui tentang cara pengerjaan skripsi dan pengambilan data, serta mereka hanya melanjutkan pengerjaan skripsi mereka yang belum selesai di semester lalu tanpa harus

68 memikirkan topik dan fenomena dari awal pengerjaan skripsi. Selain itu, mahasiswa langsung mengerjakan bagian bab yang dianggap sulit untuk mereka dan hal ini menimbulkan beban dalam diri mereka sehingga menimbulkan stres. Pada mahasiswa yang sudah pernah extend 2 kali terdapat 2 (40%) mahasiswa berada pada tingkat rendah dan 2 (40%) mahasiswa berada pada tingkat sedang dari 5 mahasiswa yang didapat berada pada tingkat stres rendah dan sedang. Hanya 1 (20%) mahasiswa saja yang berada pada tingkat stres tinggi. Pada grafik tingkat stres dengan variabel perpanjangan waktu skripsi ini tidak bisa dibandingkan karena jumlah sampel yang didapat pada mahasiswa yang sudah pernah extend 1 kali dan 2 kali tidak sebanding dengan jumlah sampel pada mahasiswa yang belum pernah extend. 4.4.5. Analisa Tambahan antar Prokrastinasi Akademik Dengan Variabel Kontrol Jenis Kelamin Gambar 4.5: Analisa Tambahan antar Prokrastinasi Akademik Dengan Variabel Kontrol Jenis Kelamin

69 Pada tabel diatas dapat dilihat perbandingan bahwa lebih banyak jumlah yang melakukan prokrastinasi pada perempuan di tingkat prokrastinasi tinggi dengan jumlah sebanyak 5 (4,90%) mahasiswa dari jumlah keseluruhan sebanyak 102 mahasiswa dibandingkan dengan jumlah mahasiswa laki-laki yaitu sebanyak 1 (1%) mahasiswa dari jumlah keseluruhan mahasiswa sebanyak 98 mahasiswa, karena mahasiswa perempuan mengerjakan skripsi banyak yang berdasarkan perasaan atau mood dibandingkan laki-laki. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Catrunada (2008) bahwa subjek perempuan mempunyai tingkat prokrastinasi yang lebih tinggi daripada laki-laki, karena banyak perempuan yang tidak percaya dengan kemampuan dirinya sendiri dan daya tahan tubuh yang mudah menurun dibandingkan dengan laki-laki. 4.4.6. Analisa Tambahan antar Prokrastinasi Akademik Dengan Variabel Kontrol Jenis Skripsi Berdasarkan Jurusan

70 Gambar 4.6: Analisa Tambahan antar Prokrastinasi Akademik Dengan Variabel Kontrol Jenis Skripsi Berdasarkan Jurusan Pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi secara mandiri, sebagian besar berada pada kategori tingkat prokrastinasi sedang dengan jumlah sebanyak 56 (60,20%) mahasiswa dari 98 mahasiswa karena kurangnya dukungan dari lingkungan sosial, serta kurang atau tidak adanya rekan yang membantu pada saat proses pengerjaan skripsi, misalnya saat pengambilan sampel yang dilakukan secara individual sehingga mereka menjadi malas. Hal tersebut didukung dengan pernyataan oleh Solomon dan Rothblum (1984, dalam Nugrasanti 2006) yang menyatakan prokrastinasi dilakukan karena membutuhkan orang lain untuk mengerjakan tugasnya, malas, kesulitan mengatur waktu, dan tidak menyukai tugasnya. Sementara itu, pada tingkat berkelompok diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa berada pada kategori tingkat prokrastinasi sedang sebanyak 54 (50,50%) mahasiswa dari 107 mahasiswa. Sedangkan sebanyak 49 (45,80%) mahasiswa berada pada kategori tingkat prokrastinasi rendah. Hal ini disebabkan karena adanya dukungan dari teman sekelompoknya, mereka saling mengingatkan dalam pengerjaan skripsi dan ada rasa tanggungjawab pada teman sekelompoknya. Tetapi sebanyak 4 (3,70%) mahasiswa berada pada kategori tingkat prokrastinasi tinggi. Hal ini terjadi karena adanya kemalasan sosial atau social loafing dalam kelompok sehingga mereka mengandalkan teman sekelompoknya untuk mengerjakan skripsi.