KATA PENGANTAR. Mataram, Agustus 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Mataram, September 2017 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

PROFIL DINAS KESEHATAN

Profil Kesehatan Provinsi NTB

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Praya, Januari 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

KATA PENGANTAR PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

KATA PENGANTAR. Mataram, Juli Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

PETA WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2014

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2015

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

KATA PENGANTAR. Tangerang, Maret Tim Penyusun,

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas semua limpahan berkah dan perkenan- Nya sehingga Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 dapat diselesaikan. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 adalah salah satu media penyampaian pertanggungjawaban kepada publik yang memuat pencapaain Dinas Kesehatan Provinsi NTB selama 1 (satu) tahun sekaligus bentuk evaluasi kinerjanya termasuk kinerja dari penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan, sesuai amanat Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Data yang disajikan bersumber dari data internal Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, didukung dengan data dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota se-ntb dan instansi lain yaitu Badan Pusat Statistik provinsi dan kabupaten/kota dan BKKBN kabupaten/kota. Terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan profil ini. Semoga Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan dibidang kesehatan, sehingga pembangunan sumber daya manusia berkualitas yang tertuang dalam Nawacita dan pembangunan Generasi Emas NTB dapat terwujud. Profil ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu masukan, saran dan koreksi dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaan penyusunan profil di tahun mendatang. Mataram, Agustus 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Khaerul Anwar, SKM, M.Kes Pembina Tingkat I, IV/b NIP. 19641231 198803 1 260 i

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR I DAFTAR ISI Ii DAFTAR TABEL Iii DAFTAR GAMBAR Iv DAFTAR LAMPIRAN Vii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Sistematika penyajian 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. Keadaan Geografis 3 B. Kependudukan 5 C. Ekonomi 8 D. Pendiidkan 8 E. Kesejahteraan Sosial 10 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 13 A. Angka Harapan Hidup (AHH) 13 B. Angka Kematian 14 C. Angka Kesakitan (Morbiditas) 19 D. Status Gizi Masyarakat 44 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 47 A. Pelayanan Kesehatan Dasar 47 B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 67 C. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 70 D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar 71 E. Pelayanan Kefarmasian 76 BAB V Situasi Sumber Daya kesehatan 77 A. Sarana Kesehatan 77 B. Tenaga Kesehatan 84 C. Pembiayaan Kesehatan 86 BAB VI KESIMPULAN 88 DAFTAR PUSTAKA 89 Lampiran Lampiran Tabel 1 81 90-177 Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 ii

DAFTAR TABEL Nomor Nama Tabel Halaman Tabel II.1 Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 4 Tabel II.2 Penduduk Provinsi NTB menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk per Kabupaten/Kota Tahun 2015 5 Tabel III.1 Prevalensi Status Gizi Balita di Provinsi NTB Tahun 2014 dan 2015 44 Tabel V.1 Jumlah Rumah Sakit Umum berdasarkan Pengelola di Provinsi NTB Tahun 2015 78 Tabel V.2 Jumlah Puskesmas di Provinsi NTB Tahun 2014 2015 79 Tabel V.3 Jumlah Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu di Provinsi NTB Tahun 2015 80 Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 iii

DAFTAR GAMBAR Nomor Nama Gambar Halaman Gambar II.1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat 3 Gambar II.2 Piramida Penduduk NTB Tahun 2015 6 Gambar II.3 Angka Melek Huruf di Provinsi NTB & Nasional Th 2008-2015 9 Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2008-2015 10 Gambar II.5 Persentase Penduduk Miskin di Provinsi NTB Tahun 2006-2015 11 Gambar II.6 Nilai Pengeluaran Per Kapita Makanan dan Non Makanan di NTB Tahun 2014 dan 2015 12 Gambar III.1 Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi NTB dan Nasional Tahun 2006-2015 14 Gambar III.2 Jumlah Kematian Ibu di Provinsi NTB Tahun 2006-2015 15 Gambar III.3 AKB di Provinsi NTB dan Indonesia Tahun 2003-2012 17 Gambar III.4 Kasus Kematian Bayi di Provinsi NTB Tahun 2011-2015 18 Gambar III.5 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas di Provinsi NTB Tahun 2014 2015 19 Gambar III.6 Tren Keberhasilan Pengobatan (succes rate) TB Paru, Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB Paru di Provinsi 22 NTB Tahun 2011-2015 Gambar III.7 Perkiraan Kasus dan Tren Penemuan dan Penanganan Pnemonia di Provinsi NTB Tahun 2008-2015 23 Gambar III.8 Penemuan Kasus Baru HIV-AIDS dan Kematian AIDS di Provinsi NTB Tahun 2011-2015 25 Gambar III.9 Tren Kasus Baru IMS (Syphilis) di Provinsi NTB Tahun 2009-2015 26 Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 iv

Gambar III.10 Cakupan Penderita Diare Ditangani di Provinsi NTB Tahun 2011-2015 27 Gambar III.11 Penemuan Kasus Baru Kusta di Provinsi NTB Tahun 2011-2015 28 Gambar III.12 Pravalensi Rate Kusta di Provinsi NTB Tahun 2006-2015 29 Gambar III.13 Cakupan Penderita Kusta Selesai Berobat (RFT) di Provinsi NTB Tahun 2009-2015 30 Gambar III.14 Trend Kasus dan Rate AFP Non Polio di Provinsi NTB Tahun 2006-2015 31 Gambar III.15 Trend Kasus dan Kematian Tetanus Neonatorum di Provinsi NTB Tahun 2007-2015 32 Gambar III.16 Trend Kasus Campak di Provinsi NTB Tahun 2006-2015 34 Gambar III.17 Trend Kasus Polio di Provinsi NTB Tahun 2006-2015 35 Gambar III.18 Penemuan Kasus Hepatitis B di Provinsi NTB Tahun 2006-2015 36 Gambar III.19 Kasus DBD dan Insidence DBD di Provinsi NTB Tahun 2006-2015 38 Gambar III.20 Angka Kesakitan Malaria di Provinsi NTB Tahun 2006-2015 39 Gambar III.21 Status Gizi Balita berdasarkan BB/U di Provinsi NTB Tahun 2015 45 Gambar IV.1 Cakupan Pelayanan K1 dan K4 di Provinsi NTB Tahun 2007-2015 48 Gambar IV.2 Cakupan Imunisasi TT1 dan TT2 Ibu Hamil di Provinsi NTB Tahun 2015 49 Gambar IV.3 Cakupan Pemberian Tablet Fe 1 dan Fe 3 untuk Ibu Hamil di Provinsi NTB Tahun 2015 50 Gambar IV.4 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2008-2015 51 Gambar IV.5 Capaian Pelayanan Ibu Nifas dan Ibu Nifas mendapatkan Vitamin A di Provinsi NTB Tahun 2015 52 Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 v

Gambar IV.6 Cakupan Pemakaian Kontrasepsi oleh Peserta KB Baru di Provinsi NTB Tahun 2014-2015 53 Gambar IV.7 Cakupan UCI Desa /Kelurahan di Provinsi NTB Tahun 2015 56 Gambar IV.8 Cakupan Imunisasi pada Bayi di Provinsi NTB Tahun 2015 57 Gambar IV.9 Cakupan ASI Eksklusif pada Bayi di Provinsi NTB Tahun 2015 58 Gambar IV.10 Cakupan Bayi (6-11 bulan) mendapat Vitamin A 100 ribu IU di Provinsi NTB Tahun 2015 59 Gambar IV.11 Cakupan Anak Balita (12-59 bulan) Mendapat Pelayanan Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2014 dan 2015 60 Gambar IV.12 Cakupan Vitamin A pada Balita di Provinsi NTB Tahun 2015 61 Gambar IV.13 Penemuan Kasus Gizi Buruk pada Balita di Provinsi NTB Tahun 2010-2015 62 Gambar IV.14 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/Setingkat di Provinsi NTB Tahun 2014-2015 63 Gambar IV.15 Cakupan SD/MI Untuk Kegiatan Sikat Gigi Masal di Provinsi NTB Tahun 2015 64 Gambar IV.16 Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Provinsi NTB Tahun 2010-2015 65 Gambar IV.17 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Provinsi NTB Tahun 2010-2015 66 Gambar IV.18 Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota se Provinsi NTB Tahun 2015 76 Gambar V.1 Persentase Posyandu menurut Strata di Provinsi NTB Tahun 2015 81 Gambar V.2 Jumlah Poskesdes dan Desa/Kelurahan di Kabupaten/Kota se Provinsi NTB Tahun 2015 82 Gambar V.3 Desa/Kelurahan Siaga di Provinsi NTB Tahun 2015 83 Gambar V.4 Jenis Tenaga Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2015 85 Gambar V.5 Pembiayaan Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2015 87 Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 vi

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Nama Tabel Halaman Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Resume Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 90 Luas wilayah, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk menurut kecamatan di Provinsi NTB tahun 96 2015 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di 97 Provinsi NTB Tahun 2015 Peduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf dan ijazah tertinggi yang diperoleh menurut jenis kelamin di Provinsi NTB 98 tahun 2015 Jumah Kelahiran menurut kabupaten dan jenis kelamin di Provinsi 99 NTB Tahun 2015 Jumlah kematian neonatal, bayi dan balita menurut jenis kelamin 100 dan kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Jumlah kematian ibu menurut kelompok umur dan 101 kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Kasus baru TB BTA+, seluruh kasus TB, kasus pada TB pada anak, dan case notification rate (CNR) per 100.000 penduduk 102 menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Jumlah kasus dan angka penemuan kasus TB paru BTA+ menurut 103 jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2015 Angka kesembuhan dan pengobatan lengkap TB paru BTA+ serta keberhasilan pengobatan menurut jenis kelamin dan 104 kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2015 Penemuan kasus pneumonia balita menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2015 105 Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 vii

Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Jumlah kasus HIV, AIDS, dan syphilis menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Provinsi NTB Tahun 2015 106 Persentase donor darah diskrining terhadap HIV menurut jenis kelamin di Provinsi NTB Tahun 2015 107 Kasus diare yang ditangani menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2015 108 Kasus baru kusta menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2015 109 Kasus baru kusta 0-14 tahun dan cacat tingkat 2 menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2015 110 Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta menurut tipe/jenis, jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB 111 Tahun 2015 Persentase penderita kusta selesai berobat (Release From Treatment/RFT) menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di 112 Provinsi NTB Tahun 2015 Jumlah kasus AFP (non polio) menurut kabupaten/kota di Provinsi 113 NTB Tahun 2015 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB 114 Tahun 2015 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB 115 Tahun 2015...(lanjutan) Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) menurut jenis 116 kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2015 Kesakitan dan kematian akibat malaria menurut jenis kelamin dan 117 kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2015 Penderita filariasis ditangani menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2015 118 Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 viii

Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 35 Tabel 36 Tabel 37 Pengukuran tekanan darah penduduk 18 tahun menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Pemeriksaan obesitas menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode iva dan kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (cbe) menurut kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Jumlah penderita dan kematian pada klb menurut jenis kejadian luar biasa (KLB) di Provinsi NTB tahun 2015 Kejadian luar biasa (KLB) di desa/kelurahan yang ditangani < 24 jam di Provinsi NTB tahun 2015 Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan ditolong tenaga kesehatan, dan pelayanan kesehatan ibu nifas menurut kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil menurut kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Persentase cakupan imunisasi TT pada wanita usia subur menurut kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1 dan Fe3 menurut kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2015 Jumlah dan persentase penanganan komplikasi kebidanan dan komplikasi neonatal menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2015 Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi dan kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Proporsi peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi dan kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Jumlah peserta KB baru dan KB aktif menurut kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Bayi berat badan lahir rendah (bblr) menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di provinsi NTB tahun 2015 119 120 121 122 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 ix

Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Tabel 44 Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Cakupan kunjungan neonatal menurut jenis kelamin dan 134 kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif menurut jenis kelamin dan 135 kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut jenis kelamin dan 136 kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Cakupan desa/kelurahan UCI menurut kabupaten/kota di provinsi 137 NTB tahun 2015 Cakupan imunisasi hepatitis B < 7 hari dan BCG pada bayi menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 138 2015 Cakupan imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, polio, campak dan imunisasi dasar lengkap pada bayi menurut jenis kelamin dan 139 kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Cakupan pemberian vitamin A pada bayi dan anak balita menurut 140 jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Jumlah anak 0-23 bulan ditimbang menurut jenis kelamin dan 141 kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Cakupan pelayanan anak balita menurut jenis kelamin dan 142 kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin dan 143 kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2015 Cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 144 2015 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi 145 NTB Tahun 2015 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTB Tahun 2015 146 Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 x

Tabel 51 Tabel 52 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi NTB Tahun 2015 Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2014 147 148 Tabel 53 Cakupan jaminan kesehatan menurut jenis jaminan dan jenis kelamin di Provinsi NTB Tahun 2015 149 Tabel 54 Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap dan kunjungan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan di Provinsi NTB 150 Tahun 2015 Tabel 55 Angka kematian pasien di rumah sakit Provinsi NTB Tahun 2014 151 Tabel 56 Tabel 57 Tabel 58 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Tabel 63 Tabel 64 Indikator kinerja pelayanan di rumah sakit Provinsi NTB Tahun 152 2015 Persentase rumah tangga berprilaku Hidup bersih dan sehat (ber- 153 PHBS) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTB Tahun 2014 Persentase rumah sehat menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTB 154 Tahun 2015 Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTB 155 Tahun 2015 Persentase kualitas air minum di penyelenggara air minum yang 156 memenuhi syarat kesehatan di Provinsi NTB tahun 2015 Penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) menurut jenis jamban dan Kabupaten/Kota di 157 Provinsi NTB Tahun 2015 Desa yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat Provinsi NTB Tahun 2015 158 Persentase tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan menurut Kabupaten/Kota Provinsi NTB Tahun 2015 159 Tempat pengelolaan makanan (TPM) menurut status hygiene sanitasi di Povinsi NTB Tahun 2015 160 Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 xi

Tabel 65 Tabel 66 Tabel 67 Tabel 68 Tabel 69 Tabel 70 Tabel 71 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 77 Tabel 78 Tabel 79 Tempat pengelolaan makanan dibina dan diuji petik di Provinsi NTB Tahun 2015 Persentase ketersedian obat dan vaksin di Provinsi NTB Tahun 2015 Jumlah sarana kesehatan menurut kepemilkan di Provinsi NTB Tahun 2015 Persentase sarana kesehatan (Rumah Sakit) dengan kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (GADAR) level I di Provinsi NTB Tahun 2015 Jumlah posyandu menurut strata dan Kabupaten/Kota Provinsi NTB Tahun 2015 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) menurut Kabupaten/Kota Provinsi NTB Tahun 2015 Jumlah desa siaga menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTB Tahun 2015 Jumlah tenaga medis si fasilitas kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2015 Jumlah tenaga keperawatan di fasilitas kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2015 Jumlah tenaga kefarmasian di fasilitas kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2015 Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan di fasilitas kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 Jumlah tenaga gizi di fasilitas kesehatan di provinsi NTB Tahun 2015 Jumlah tenaga keterapian fisik di fasilitas kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2015 Jumlah tenaga keteknisian medis di fasilitas kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2015 Jumlah tenaga kesehatan lain di fasilitas kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2015 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 xii

Tabel 80 Tabel 81 Jumlah tenaga penunjang/pendukung kesehatan di fasilitas kesehatan di Provinsi NTB tahun 2015 Anggaran kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi NTB Tahun 2015 176 177 Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan derajat hidup masyarakat setinggi-tingginya. Dalam agenda prioritas pembangunan nasional, pembangunan kesehatan diarahkan untuk mengimplementasikan Nawa cita yang kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Untuk mendukung keberhasilan pembangunan tersebut dibutuhkan adanya ketersediaan data dan informasi yang akurat bagi proses pengambilan keputusan dan perencanaan program. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence based diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu. Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif tentang situasi dan hasil pembangunan kesehatan selama satu tahun yang memuat data derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan capaian indikator hasil pembangunan kesehatan untuk dipakai sebagai alat tolok ukur kemajuan pembangunan kesehatan sekaligus juga sebagai bahan evaluasi program-program kesehatan selama kurun waktu tahun 2015. B. SISTEMATIKA PENYAJIAN Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN : Memuat tentang latar belakang, tujuan dan sistematika penyajiannya. BAB II : GAMBARAN UMUM Menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Nusa Tenggara Barat Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 1

meliputi letak geografis, kependudukan, ekonomi dan pendidikan yang erat kaitannya dengan kesehatan. BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN Berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat. BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN Menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota. BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. BAB VI : PENUTUP Berisi sajian garis besar hasil-hasil cakupan program/kegiatan berdasarkan indikator-indikator bidang kesehatan untuk dapat ditelaah lebih jauh dan untuk bahan perencanaan pembangunan kesehatan serta pengambilan keputusan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Lampiran : Berisi 82 tabel data/angka pencapaian kabupaten/kota, sebagian diantaranya merupakan Indikator Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 2

BAB II GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah provinsi yang terdiri dari 2 (dua) pulau besar yakni Pulau Lombok dan Sumbawa dengan sekurangnya 332 pulau-pulau kecil dengan garis pantai yang terbentang seluas 2.333 kilometer, terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 yang mengatur tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Bali, NTB dan NTT. Provinsi NTB terletak diantara 115 46-119 5 bujur timur dan 8 10-9 5 lintang selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Laut Jawa dan Laut Flores - Sebelah Selatan : Samudera Indonesia - Sebelah Barat : Selat Lombok/Provinsi Bali - Sebelah Timur : Selat Sape/Provinsi NTT Gambar II.1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 3

Menurut data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), temperatur maksimum pada tahun 2015 berkisar 31,7-35,4 C, dan temperatur minimum berkisar antara 20,6 C-24,8 C. Temperatur tertinggi terjadi pada bulan November dan terendah pada bulan Agustus. Rata-rata kelembaban relatif tinggi yakni antara 71-95%, dengan kecepatan angin rata-rata berkisar 2-6 Knots dan kecepatan angin maksimum mencapai 13 Knots. Secara administratif Provinsi NTB terdiri dari 10 kabupaten/kota yakni Kota Mataram, Kab.Lombok Barat, Kab.Lombok Utara, Kab.Lombok Tengah, Kab.Lombok Timur, Kab.Lombok Utara, Kab.Sumbawa Barat, Kab.Sumbawa Besar, Kab.Dompu, Kota Bima dan Kab.Bima dengan 116 kecamatan serta 1.135 desa/keluruhan. Luas wilayah Provinsi NTB adalah 49.312,9 km² terdiri dari Daratan 20.168,7 km² dan Lautan 29.144,2 km² dengan pembagian Pulau Lombok seluas 4.738,65 km² (23,51%) atau 1/3 luas Provinsi NTB dan Pulau Sumbawa dengan luas 15.414,50 km² (76,49%) atau 2/3 dari luas daratan Provinsi NTB. Tabel II.1 Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 No Kabupaten/Kota Luas Wilayah (km 2 ) *) Kecamatan *) Desa/Kelurahan **) 1 Lombok Barat 1,053.9 10 122 2 Lombok Tengah 1,208.4 12 139 3 Lombok Timur 1,605.6 20 254 4 Sumbawa 6,644.0 24 165 5 Dompu 2,324.6 8 79 6 Bima 4,389.4 18 191 7 Sumbawa Barat 1,849.0 8 64 8 Lombok Utara 810.3 5 33 9 Kota Mataram 61.3 6 50 10 Kota Bima 222.3 5 38 Jumlah 20,168.7 116 1.135 Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015 Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 4

B. Kependudukan Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di suatu wilayah geografis selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Penduduk merupakan subyek dan sekaligus obyek dari pembangunan kesehatan. Berdasarkan data proyeksi penduduk tahun 2010-2020, jumlah penduduk tahun 2014 mencapai 4.773.795 jiwa. Kemudian tahun 2015 sesuai hasil proyeksi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota (berdasarkan jumlah penduduk tahun sebelumnya) dan BPS kabupaten/kota, jumlah penduduk NTB diperkirakan mencapai 4.813.948 jiwa. Penduduk Provinsi NTB di setiap kabupaten/kota tercantum pada tabel II.2 berikut. NO Tabel II.2 Penduduk Provinsi NTB menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk per Kabupaten/Kota Tahun 2015 Kabupaten/kota Jumlah Penduduk Laki-laki Penduduk Perempuan Rasio Jenis Kelamin Kepadatan Penduduk per km 2 1 Lombok Barat 654.892 320.103 334.789 95,61 621,39 2 Lombok Tengah 900.120 424.977 475.143 89,44 744,80 3 Lombok Timur 1.164.018 542.012 622.006 87,14 725,00 4 Sumbawa 446.160 227.684 218.476 104,21 67,15 5 Dompu 230.811 116.503 114.308 101,92 99,29 6 Bima 468.682 233.288 235.394 99,11 106,78 7 Sumbawa Barat 124.009 62.580 61.429 101,87 67,07 8 Lombok Utara 218.630 105.140 113.490 92,64 269,80 9 Kota Mataram 450.226 222.596 227.490 97,79 7344,63 10 Kota Bima 156.400 76.701 79.699 96,24 703,71 PROVINSI 4.813.948 2.331.584 2.482.364 93,93 238,68 Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015 Pada tabel II.2 terlihat bahwa penduduk Provinsi NTB lebih banyak berdomisili di Pulau Lombok dibandingkan dengan Pulau Sumbawa. Penduduk terbanyak ada di Kabupaten Lombok Timur yaitu 1.164.018 jiwa dan yang terendah ada di Kabupaten Sumbawa Barat dengan 124.009 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki lebih rendah dibandingkan perempuan yang ditunjukkan dengan sex ratio yang nilainya lebih kecil dari 100, artinya setiap 100 penduduk perempuan berbanding 93 penduduk laki-laki. Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 5

Akan tetapi berdasarkan kabupaten, ada 3 (tiga) kabupaten yakni Kabupaten Sumbawa, Dompu dan Sumbawa Barat mempunyai rasio jenis kelamin di atas 100, sedangkan kabupaten dengan sex ratio terendah adalah Kabupaten Lombok Timur yakni 87, artinya setiap 100 perempuan di Lombok Timur berbanding 87 dengan lakilaki di wilayah tersebut. Luas wilayah daratan NTB sekitar 20.168,7 m2, dengan kepadatan penduduk sebesar 238,68 jiwa. Kota Mataram merupakan kota terpadat di NTB dengan kepadatan sebesar 7.344,68 orang per km 2, diikuti oleh Lombok Tengah dengan kepadatan 744,80 orang per km 2 dan terendah Sumbawa Barat dengan 67,07 orang per km 2. Padatnya penduduk Kota Mataram disebabkan karena sebagai ibukota Provinsi NTB memiliki banyak daya tarik seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lainnya, sehingga banyak menarik pendatang untuk menetap. Struktur penduduk NTB didominasi oleh penduduk usia muda, artinya 40% atau lebih penduduk NTB berusia dibawah 15 tahun. Piramida penduduk NTB berbentuk limas, semakin ke atas tampak semakin mengecil. Piramida penduduk NTB tahun 2015 terlihat pada gambar II.2 berikut. Gambar II.2 Piramida Penduduk NTB Tahun 2015 PEREMPUAN LAKI-LAKI 75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 300,000 200,000 100,000 00 100,000 200,000 300,000 Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015 Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 6

Gambar II.2 menunjukkan bahwa penduduk di NTB baik laki-laki maupun perempuan terbanyak pada kelompok usia muda (0 14 tahun). Kelompok usia muda adalah investasi sekaligus menjadi beban bagi negara, mereka akan menjadi generasi emas apabila sejak dini menjadi perhatian negara dan mendapat jaminan terhadap akses atau fasilitas berkualitas. Sebaliknya kelompok usia muda akan menjadi beban negara apabila tidak ditangani dengan baik termasuk beban besar dalam investasi sosial terutama pengembangan sumber daya manusia dan pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar bagi anak-anak di bawah 15 tahun. Program Generasi Emas NTB termasuk didalamnya ASHAR merupakan salah satu upaya investasi SDM sejak dini yang dilakukan Pemerintah Provinsi NTB. Diharapkan dengan program tersebut, akan lahir generasi emas di NTB. Penduduk NTB kedua terbanyak adalah kelompok umur 25-39 tahun, merupakan usia produktif. Herbert N Casson dalam How to Live 80 year s Old menyatakan bahwa kerugian besar bagi suatu negara apabila ada warganya yang cakap dan baik meninggal sebelum umur 50 tahun karena negara belum mengecap manfaat dari jasa-jasanya. Maksudnya, di usia muda produktif agar berlomba-lomba mengukir prestasi dan melakukan sesuatu yang bermakna sehingga tidak menjadi beban bagi masyarakat ataupun negara. Rasio beban ketergantungan (dependency ratio) merupakan ratio yang sangat penting, karena nilai ratio ketergantungan dapat menggambarkan beban tanggungan ekonomi kelompok usia produktif (15-64 tahun) terhadap kelompok tidak produktif baik usia muda ( 0-14 tahun) dan usia 65 tahun keatas. Dilihat dari piramida penduduk, Provinsi NTB memiliki usia tidak produktif yang lebih dominan dibandingkan yang berusia produktif, konsekuensinya adalah pendapatan dari penduduk usia produktif terserap pada pemenuhan kebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesehatan anak dan lansia. Data tahun 2013, menunjukkan rasio beban ketergantungan sebanyak 55,4 dan pada tahun 2014 sebanyak 55,11. Dalam artian untuk setiap 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun) menanggung 55 orang penduduk bukan usia produktif (0-14 tahun dan 65+). Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 7

C. Ekonomi Indikator untuk menilai kinerja pembangunan ekonomi suatu wilayah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada kurun waktu tertentu. PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat berdasarkan harga berlaku pada tahun 2015 sebesar 102.791.555,14 juta rupiah, meningkat dibandingkan tahun 2014 dengan 81.671.423,40 juta rupiah atau meningkat sebesar 21,24%. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh adanya perubahan harga dan volume. Sektor primer yakni pertanian, kehutanan, dan perikanan serta sektor pertambangan dan penggalian masih mendominasi perekonomian Provinsi NTB. Kontribusi sektor pertanian mencapai 20,95% sedangkan pertambangan mencapai 20,58%. Peran sektor sekunder seperti industri pengolahan masih kecil yakni sekitar 3,93%. Struktur perekonomian suatu daerah mencerminkan kekuatan dan sekaligus ketergantungan daerah bersangkutan terhadap sektor tertentu. Berdasarkan penghitungan PDRB tahun berlaku terlihat bahwa pertambangan tidak lagi menjadi kontributor terbesar di Provinsi NTB, akan tetapi sektor pertanian mampu menjadi kekuatan perekonomian di Provinsi NTB. Pertumbuhan ekonomi tahun 2015 mencapai 5,62% tanpa tambang dan 21,24% apabila termasuk tambang, meningkat dibandingkan tahun 2014 dengan 5,06%. Pertumbuhan ekonomi di Provinsi NTB tahun 2015 mengalami peningkatan yang sangat signifikant dipengaruhi oleh pertumbungan produksi sub sektor pertanian dan pertambangan terutama konsentrat tembaga/emas/perak. (Sumber : Statistik Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat 2015) D. Pendidikan Pendidikan adalah salah satu indikator penting dalam mengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indikator pendidikan dapat dilihat dari kemampuan baca tulis (melek huruf) dan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk. Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 8

Semakin tinggi tingkat melek huruf penduduk, maka semakin berhasil pembangunan pendidikan di suatu wilayah. Angka melek huruf pada kelompok umur 10 tahun keatas di Provinsi NTB tahun 2015 mencapai 88,66%. Jika dirinci menurut komposisi jenis kelamin, kemampuan baca tulis penduduk laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Kemampuan baca tulis laki-laki sekitar 92,10%, sedangkan perempuan adalah 85,80%. Dengan kata lain, perempuan yang buta huruf lebih banyak dibandingkan laki-laki. Gambar II.3 Angka Melek Huruf di Provinsi NTB dan Nasional Tahun 2008-2015 100 95 persen (%)) 90 85 80 75 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 NTB 80.13 80.18 81.05 83.24 83.68 87.19 88.64 88.66 Nasional 92.19 92.58 92.91 92.99 93.25 93.92 95.12 95.12 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional Provinsi Nusa Tenggara Barat, BPS 2008-2015 Gambar II.3 memperlihatkan bahwa angka melek huruf dari tahun ke tahun terus meningkat. Angka Melek Huruf di Provinsi NTB lebih rendah daripada rata-rata nasional artinya penduduk yang buta huruf di Provinsi NTB masih lebih tinggi daripada rata-rata nasional. Indikator pendidikan yang lain adalah tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk. Indikator ini dapat menjadi salah satu indikator dari tingkat kemampuan sumber daya manusia. Berikut disajikan tabel persentase menurut pendidikan terakhir yang ditamatkan di Provinsi NTB tahun 2008-2015. Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 9

Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun keatas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2008 2015 60 50 40 persentase (%) 30 20 10 0 Tidak memiliki Ijazah SD/MI SMP/ MTs SMA/ MA/SMK AKADEMI/ DIPLOMA PERGURUAN TINGGI 2008 40.9 25.16 14.73 14.8 1.7 2.71 2009 39.17 25.76 15.6 15.27 1.47 2.73 2010 42.01 24.31 14.49 14.95 1.23 3.04 2011 36.1 26.28 16.74 16.14 1.41 3.33 2012 34.6 26.27 16.2 17.1 1.5 4.34 2013 34.72 26.42 16.33 17.39 1.37 3.77 2014 25.65 28.12 18.18 21.24 1.57 5.24 2015 24.29 27.98 48.07 19.81 1.68 5.99 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional Provinsi Nusa Tenggara Barat, BPS 2008-2015 Gambar II. 4 memperlihatkan bahwa pada tahun 2015 terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada penduduk dengan tingkat pendidikan SMP/MTs dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Apabila dibandingkan dengan tahun 2014, maka peningkatannya mencapai 164,4%. Pencapaian positif juga terlihat pada penduduk yang tidak memiliki ijazah yang jumlahnya mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk tingkat pendidikan tinggi yakni SMA, diploma dan perguruan tinggi terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa program pengentasan buta aksara dapat diterima dan tingkat kesadaran masyarakat terhadap pendidikan lebih baik. Beberapa riset menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berkorelasi positif terhadap kemampuan masyarakat menyerap dan menerima informasi kesehatan, yang selanjutnya akan memacu awareness (kesadaran) masyarakat terhadap kesehatannya. E. Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan sosial dalam hal ini dilihat dari persentase penduduk miskin dan pengeluaran per kapita penduduk untuk makanan dan non makanan. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 10

ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. 30 Jumlah Penduduk miskin di Provinsi NTB dalam kurun waktu 2006 s.d. 2015 terus mengalami penurunan. Pada tahun 2006, jumlah penduduk miskin mencapai satu juta orang lebih atau 27,17% dari jumlah penduduk di tahun 2006. Angka kemiskinan menurun cukup drastis menjadi 24,99% pada tahun 2007 dan menurun lagi menjadi 23,81% dan 22,78% untuk keadaan tahun 2008 dan 2009. Pada keadaan 2010, tingkat kemiskinan mengalami sedikit penurunan dibandingkan keadaan tahun sebelumnya yaitu dari 22,78% menjadi sebanyak 21,55%. Keadaan tahun 2011, persentase penduduk miskin berkurang hampir 2 (dua) persen dibandingkan tahun sebelumnya dan berkurang lagi menjadi 18,63% dan 17,97% keadaan tahun 2012 dan 2013 serta 17,24 % di tahun 2014. Untuk tahun 2015, jumlah penduduk miskin di Provinsi NTB mencapai 823.890 jiwa atau 17,10%, menurun 0.81% dibandingkan tahun 2014. Gambar II.5 Persentase Penduduk Miskin di Provinsi NTB Tahun 2006-2015 25 20 15 27.17 24.99 23.81 22.78 21.55 19.73 18.63 17.97 17.24 17.1 10 5 0 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: BPS Provinsi NTB Tahun 2015 Pada gambar II.5 terlihat bahwa setiap tahun terjadi penurunan persentase penduduk miskin. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki komitmen yang kuat untuk mengentaskan kemiskinan, komitmen tersebut diwujudkan dengan meluncurkan program-program unggulan seperti PIJAR (sapi, jagung, rumput laut) dan paket kredit lunak serta program pembangunan ekonomi lainnya. Program pembangunan ekonomi tersebut memberi dampak positif terhadap peningkatan Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 11

pendapatan masyarakat menengah bawah dan ini memberikan dorongan untuk dapat keluar dari kemiskinan. Indikator kesejahteraan dari aspek ekonomi dapat dilihat dari pengeluaran konsumsi. Pengeluaran rumah tangga merupakan fungsi dari pendapatan, artinya semakin tinggi pendapatan, pengeluaran rumah tangga cenderung semakin meningkat. Pada tahun 2015, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk NTB adalah 355.033 rupiah untuk makanan dan 313.464 rupiah untuk pengeluaranan bukan makanan. Secara keseluruhan, pengeluaran penduduk NTB per bulan per kapita adalah 668.498 rupiah, meningkat dari tahun 2014 dengan 639.137 rupiah. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa rata-rata pendapatan penduduk NTB mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Apabila dilihat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan menurut kelompok barang, nilai pengeluaran per kapita untuk makanan lebih besar daripada pengeluaran per kapita non makanan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan makanan masih mendominasi pengeluaran rumah tangga. Akan tetapi nilai pengeluaran makanan pada tahun 2015 tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan, berbeda dengan pengeluaran non makanan yang menunjukkan peningkatan cukup signifikan dibanding tahun 2014 sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut : Gambar II.6 Nilai Pengeluaran Per Kapita Makanan dan Non Makanan di Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 dan 2015 (dalam ribuan rupiah) 400 350 300 355 355 284 313 250 200 150 100 50 0 Makanan 2014 2015 Non Makanan Sumber: NTB dalam Angka Tahun 2015 Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 12

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor utama yakni lingkungan, perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan. Indikator utama derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat antara lain dari angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Pada bagian ini, derajat kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat digambarkan melalui Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka kematian Ibu (AKI), angka morbiditas beberapa penyakit dan status gizi. A. Angka Harapan Hidup (AHH) Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan program pemberantasan kemiskinan. Kemiskinan akan menurunkan daya beli masyarakat, sebaliknya pada masyarakat yang berada diatas garis kemisikinan, daya belinya cenderung lebih tinggi sehingga akan meningkatkan kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan gizi; mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. Data Angka Harapan Hidup setiap tahun dirilis BPS yang diperoleh melalui survei. Angka Harapan Hidup sangat dipengaruhi oleh kasus atau angka kematian bayi. Apabila melihat trend angka kematian bayi yang cenderung menurun, maka diperkirakan AHH NTB akan mengalami peningkatan. Bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2006 diperkirakan mempunyai usia harapan hidup 60,90 tahun, dan bayi yang dilahirkan tahun 2012 usia harapan hidupnya mencapai 62,73 tahun. Tahun 2013 Usia Harapan Hidup NTB sebesar 64.7 tahun (dengan metode perhitungan baru BPS) mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 64,9 tahun Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 13

atau meningkat sebesar 0,2 tahun dan kembali meningkat pada tahun 2015 menjadi 65,38 tahun atau meningkat sebesar 0,48 tahun. Peningkatan Angka Harapan Hidup tersebut sebagaimana terlihat pada gambar berikut. Angka Harapan Hidup Gambar III.1 Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi NTB dan Nasional Tahun 2006-2015 80 70 60 50 40 30 20 10 0 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 NTB 60.9 61.2 61.5 61.8 62.11 62.41 62.73 64.7 64.9 65.38 Nasional 68.47 68.7 69 69.21 69.43 69.65 69.87 70.07 70.59 73.59 Sumber: BPS Provinsi NTB Tahun 2015 Gambar III.1 terlihat bahwa setiap tahun AHH di Provinsi NTB mengalami peningkatan, akan tetapi masih dibawah AHH nasional. Angka kematian bayi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi AHH Provinsi NTB. Peningkatan AHH menunjukkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Provinsi NTB. B. Angka Kematian Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dan indikator penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan serta program pembangunan kesehatan lainnya dapat dilihat dari kejadian kematian masyarakat dari waktu ke waktu. Angka kematian di komunitas pada umumnya diperoleh melalui data survei sedangkan data kematian yang ada di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan jumlah kasus. Tinggi rendahnya angka kematian, secara umum dipengaruhi erat dengan tingkat kasus kematian bayi, balita dan ibu maternal (hamil, melahirkan, nifas). Angka kematian Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 14

yang akan disajikan berikut ini adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). B.1 Angka Kematian Ibu (AKI) Kematian ibu menurut WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah persalinan atau berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera. Berdasarkan SDKI 2012 angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi 359 per 100.000 kelahiran hidup, target MDGs global 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, jumlah kasus kematian ibu di Provinsi NTB selama tahun 2015 adalah 95 kasus, menurun dibandingkan tahun 2014 dengan 111 kasus. Trend jumlah kematian ibu tahun 2006-2015 terlihat pada tabel gambar berikut. 140 Gambar III.2 Jumlah Kematian Ibu di Provinsi NTB Tahun 2006-2015 130 kasus kematian ibu 120 110 100 90 80 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 NTB 97 95 92 121 113 130 100 117 111 95 Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2006-2015 Gambar III.2 menunjukkan bahwa AKI di Provinsi NTB cenderung fluktuatif, namun apabila dicermati lebih lanjut, dalam 3 (tiga) tahun terakhir AKI menunjukkan progres positif atau cenderung menurun. Untuk tahun 2015, kematian ibu terbanyak tetap berada di Kabupaten Lombok Timur dengan 28 kasus dan belum ada kabupaten Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 15

yang ditetapkan sebagai Kabupaten AKINO (Angka Kematian Ibu Nol). Jumlah kematian ibu di kabupaten/kota secara rinci dapat dilihat pada lampiran. Kejadian kematian ibu terbanyak pada tahun 2015 sama dengan tahun 2014 yakni terjadi pada saat nifas sebesar 42,11%, sedangkan kejadian kematian ibu bersalin sekitar 35,78%, dan kematian ibu pada saat hamil sekitar 22,11%. Berdasarkan kelompok umur, kematian ibu banyak terjadi pada usia 20-34 tahun sebanyak 66,52%, usia 35 tahun sebanyak 27,37% dan usia <20 tahun sebanyak 6,31%. Informasi mengenai tingginya AKI bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer). Salah satu upayanya adalah melalui pembuatan pedoman Rencana Aksi Nasional (RAN) program percepatan penurunan AKI, yang memuat program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistem rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, bahkan penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran. B.2 Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi). Angka Kematian Balita kerap dipakai untuk mengidentifikasi kesulitan ekonomi penduduk karena indikator ini merupakan refleksi sosial ekonomi yang terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak, status gizi dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan kesehatannya. Laporan rutin (pencatatan) petugas kesehatan di Provinsi NTB mencatat bahwa kasus kematian balita pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014. Kasus kematian balita pada tahun 2014 adalah 1.134 kasus, terdiri dari 1.070 kasus kematian bayi dan 64 kasus kematian anak balita dari 104.358 kelahiran hidup, sedangkan kasus kematian balita tahun 2015 adalah 1.152 kasus, terdiri dari 1.086 kasus kematian bayi dan 66 kematian balita dari 104.597 kelahiran hidup. Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 16

80 Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tolok ukur yang sensitif dari semua upaya intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan. AKB dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat karena bayi adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi. AKB adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan per seribu kelahiran hidup). AKB Provinsi NTB telah mengalami penurunan dalam kurun waktu 2003-2012, namun masih diatas angka nasional. Menurut data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) di Provinsi NTB pada tahun 2007 sebesar 72/1000 kelahiran hidup mengalami penurunan menjadi 57/1000 kelahiran hidup sesuai data SDKI 2012. Perbandingan data AKB Provinsi NTB dengan data AKB Indonesia tahun 2003 2012 terlihat pada gambar berikut. Gambar III.3 AKB di Provinsi NTB dan Indonesia Tahun 2003-2012 per 1000 kelahiran hidup 70 60 50 40 30 20 10 74 72 57 35 34 32 Target MDGs 23 0 2003 2007 2012 2013 2015 Indonesia NTB Sumber : BPS Provinsi NTB Tahun 2012 Gambar III.3 memperlihatkan bahwa AKB Provinsi NTB masih di atas angka nasional, sehingga dibutuhkan terobosan-terobosan atau program-program yang Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 17

mempunyai daya ungkit kuat untuk menurunkan AKB. AKB berpengaruh signifikan terhadap Usia Harapan Hidup (UHH), penurunan AKB akan meningkatkan UHH. Berdasarkan laporan, tahun 2015 jumlah kasus kematian bayi adalah 1.086 kasus dari 104.597 kelahiran hidup, meningkat dibandingkan tahun 2014 dengan 1.070 kematian bayi dari 104.358 kelahiran hidup. Kasus kematian bayi yang dilaporkan di setiap kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2011-2015 terlihat pada gambar berikut. Gambar III.4 Kasus Kematian Bayi di Provinsi NTB Tahun 2011-2015 Kasus Kematian Bayi 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 Mtr Lobar KLU Loteng Lotim Sbw KSB Dompu Bima Kt.Bima NTB 2011 39 143 56 154 575 121 61 29 115 25 1318 2012 48 139 85 237 620 86 37 58 94 28 1432 2013 44 90 52 255 591 83 27 29 97 29 1297 2014 39 60 41 199 482 73 21 33 100 22 1070 2015 34 42 82 199 482 75 28 34 93 17 1086 Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015 Gambar III.4 menunjukkan bahwa kematian bayi terbanyak terjadi di Lombok Timur. Jumlah penduduk dan luas wilayah terbesar di Provinsi NTB menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya angka kematian bayi di Kabupaten Lombok Timur. Mendekatkan dan memudahkan akses ke fasilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang tersebar di wilayah yang tidak memiliki fasilitas kesehatan, meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan melalui pelatihan kontinu terutama tetang kesehatan reproduksi serta sosialisasi yang lebih intens adalah beberapa upaya yang diharapkan dapat menekan kasus kematian pada bayi. Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 18

C. Angka Kesakitan (Morbiditas) Morbiditas adalah keadaan sakit atau terjadinya penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Morbiditas merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi yang mengacu pada angka kesakitan, yaitu jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko. Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang diperoleh melalui pengamatan terutama yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil. Kasus penyakit yang paling banyak diderita masyarakat di Provinsi NTB berdasarkan Laporan Bulanan (LB1) Kesakitan di Puskesmas dan jaringannya terlihat pada gambar berikut. 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas di Provinsi NTB Tahun 2014 Gambar III.5 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas di Provinsi NTB Tahun 2015 Infeksi Saluran Pernafasan Akut 224,542 Infeksi Akut lain pada saluran pernafasan bagian 267,264 Penyakit Pada Sistem Otot dan Jaringan Pengikat 77,541 Penyakit Tekanan Darah Tinggi 145,534 Penyakit Kulit Infeksi 74,829 Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat 122,737 Gastritis 62,536 Gastritis 122,234 Diare ( Termasuk Tersangka Kolera ) 59,949 Penyakit Kulit Infeksi 81,693 Penyakit Kulit Allergi 58,623 Diare (termasuk tersangka Kolera) 79,005 Penyakit Darah Tinggi Primer 45,270 common cold 72,874 Penyakit Tulang Belulang, Radang sendi termasuk 24,830 Penyakit lain pada saluran pernafasan bagian atas 70,765 Kecelakaan dan Ruda Paksa 22,676 Penyakit Kulit Allergi 53,159 Asma 12,825 Asma 46,789 Sumber: Laporan Kesakitan Kabupaten/Kota Tahun 2014-2015 Gambar III.5 memperlihatkan bahwa 10 penyakit terbanyak pada tahun 2015 sebagian besar sama dengan tahun 2014, dengan kunjungan terbanyak adalah infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas. Kondisi ini erat kaitannya dengan Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 19

kesehatan lingkungan masyarakat. Hal yang patut diwaspadai dari data kunjungan tahun 2015 adalah peningkatan yang cukup signifkan pada penyakit tekanan darah tinggi. Perubahan life style kearah negatif seperti kurang aktifitas fisik, lebih sering mengkonsumsi fast food, junk food dan factor stress adalah beberapa factor yang memicu tingginya angka kejadian hipertensi. Provinsi NTB juga dihadapkan juga pada masalah beban ganda. Di satu sisi kasus penyakit infeksi masih tinggi, namun disisi lain penyakit degeneratif juga meningkat. Selain itu perilaku masyarakat yang tidak sehat masih menjadi faktor utama disamping lingkungan dan pelayanan kesehatan. Berikut ini akan uraikan kondisi program pemberantasan dan pengendalian penyakit di Provinsi NTB tahun 2015. C.1. Penyakit Menular Langsung C.1.1 Tuberkulosis (TB) Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia. TB adalah penyakit menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar di dunia setelah HIV/AIDS dan hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TB. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun cukup tinggi. Gejala utamanya adalah batuk selama 2 minggu atau lebih, batuk disertai dengan gejala tambahan yaitu dahak, dahak bercampur darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam lebih dari 1 bulan. Tujuan penemuan dan penanggulangan penyakit TB adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di Provinsi NTB, pada tahun 2014 dilaporkan bahwa jumlah seluruh pasien TB (semua tipe) mencapai 6.165 orang, dan sebanyak 4.247 orang diantaranya merupakan kasus baru BTA+. Sedangkan untuk tahun tahun 2015, jumlah seluruh pasien TB adalah 5.931 orang, Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 20