KATA PENGANTAR. Tangerang, Maret Tim Penyusun,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Tangerang, Maret Tim Penyusun,"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas selesainya penyusunan Profil Kesehatan Kota Tangerang Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan profil ini. Profil Kesehatan merupakan salah satu media publikasi data dan informasi yang berisi situasi dan kondisi kesehatan yang cukup komprehensif. Profil Kesehatan Kota Tangerang disusun berdasarkan ketersediaan data, informasi, dan indikator kesehatan yang bersumber dari unit teknis di lingkungan Dinas Kesehatan serta institusi lain terkait seperti Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Tangerang, Badan Pusat Statistik Kota Tangerang, dan seluruh rumah sakit pemerintah maupun swasta di Kota Tangerang. Profil Kesehatan Kota Tangerang ini diharapkan dapat berperan dalam pemantauan dan evaluasi pencapaian hasil pembangunan kesehatan dan hasil kinerja penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kota Tangerang. Profil Kesehatan Kota Tangerang juga merupakan penyajian yang komprehensif terdiri dari data Derajat Kesehatan, Upaya Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, serta data Umum dan Lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan. Data dan informasi yang ditampilkan dalam Profil Kesehatan Kota Tangerang ini dapat membantu dalam membandingkan capaian pembangunan kesehatan antara satu Kelurahan/Kecamatan dengan Kelurahan/Kecamatan lainnya, mengukur capaian pembangunan kesehatan di Kota Tangerang, serta sebagai dasar untuk perencanaan program pembangunna kesehatan selanjutnya. Buku Profil Kesehatan Kota Tangerang 2015 ini disajikan dalam bentuk cetakan dan soft copy yang dapat diunduh melalui website Semoga publikasi ini dapat berguna bagi semua pihak, baik pemerintah, organisasi profesi, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat serta berkontribusi secara positif bagi pembangunan kesehatan di Indonesia. Kritik dan saran kami harapkan sebagai penyempurnaan profil yang akan datang. Tangerang, Maret 2016 Tim Penyusun, i

3 SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG Assalamualaikum Wr.Wb., Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT., karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, Buku Profil Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2015 telah dapat tersusun. Selanjutnya pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusinya sehingga memungkinkan tersusunnya. Terbitnya buku profil ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Visi Dinas Kesehatan Kota Tangerang yaitu Menjadi Penggerak dalam Mewujudkan Masyarakat Kota Tangerang yang Sehat dan Mandiri dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Bidang Kesehatan. Selain itu informasi yang ada diharapkan dapat bermanfaat untuk mengevaluasi/menilai kinerja program-program kesehatan yang telah dilaksanakan serta sebagai acuan penyusunan program kesehatan berikutnya, sehingga perencanaan kesehatan yang ada didasarkan pada fakta dan spesifikasi daerah (evidence based). Wassalamu alaikum Wr.Wb. Tangerang, Maret 2016 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG Hj. Roostiwie, SKM., M.Si. NIP ii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... SAMBUTAN KEPALA DINAS... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... i ii iii v xi xii xiv Bab I PENDAHULUAN... 1 A. Tujuan... 5 B Sistematika Penyajian... 6 Bab II GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG... 8 A. Keadaan Geografi Kota Tangerang... 8 B. Kependudukan Bab III PEMBANGUNAN KESEHATAN A Visi B Misi C Tujuan dan Sasaran D Strategi dan Kebijakan E Program-program Pembangunan Kesehatan Tahun Bab IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN A Angka Harapan Hidup B Angka Kematian (Mortalitas) C Angka Kesakitan (Morbiditas) D Status Gizi Bab V UPAYA-UPAYA KESEHATAN A Pelayanan Kesehatan B Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan C Perilaku Hidup Masyarakat D Kesehatan Lingkungan Bab VI SUMBER DAYA KESEHATAN A Sarana Kesehatan B Tenaga Kesehatan iii

5 C Pembiayaan Kesehatan Bab VI PENUTUP A Kesimpulan B Saran LAMPIRAN Tabel Resume Profil Kesehatan Tabel-tabel Kesehatan Responsif Gender (81 Tabel) iv

6 DAFTAR LAMPIRAN Resume Resume Profil Kesehatan Kota Tangerang 2015 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabal 13 Tabel 14 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan Dan Puskesmas Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB pada Anak, dan Case Notification Rate (CNR) per Penduduk Menurut Janis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, v

7 dan Puskesmas Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 28 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release from Treatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Kasus Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Jumlah Kasus Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Pengukuran Tekanan Darah Penduduk 15 Tahun Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Metode IVA dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yang Ditangani <24 Jam vi

8 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 35 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Presentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan dan Puskesmas Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Fe1 dan Fe3 Menurut Kecamatan dan Puskesmas Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, dan Puskesmas Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, dan Puskesmas Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kecamatan dan Puskesmas Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Cakupan Imunisasi Hepatitis B <7 Hari dan BCG pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Cakupan Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, Polio, Campak, dan Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas vii

9 Tabel 44 Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 53 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 56 Tabel 57 Tabel 58 Tabel 59 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi dan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Kecamatan dan Puskesmas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan dan Jenis Kelamin Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Ber-PHBS) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas Penduduk dengan Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) menurut Kecamatan dan Puskesmas viii

10 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Tabel 63 Persentase Kualitas Air Minum di Penyelenggara Air Minum yang Memenuhi Syarat Kesehatan Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan, dan Puskesmas Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan menurut Kecamatan dan Puskesmas Tabel 64 Laporan Cakupan Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM ) Sehat Tabel 65 Tabel 66 Tabel 67 Tabel 68 Table 69 Tabel 70 Tabel 71 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 77 Tabel 78 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar ) Level 1 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, Dan Puskesmas Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Keperawatan di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Keterapian Fisik di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di Fasilitas Kesehatan ix

11 Tabel 79 Tabel 80 Tabel 81 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota x

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peta Wilayah Kota Tangerang... 9 xi

13 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Pengembangan Wilayah Administrasi di Kota Tangerang Tahun Tabel 2.2 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Tangerang Tahun Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Jarak Antara Ibukota Kecamatan di Kota Tangerang (dalam Km) Jumlah Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk di Kota Tangerang Tahun Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Tangerang Tahun Pola Penyakit Terbanyak di Puskesmas Semua Golongan Umur di Kota Tangerang Tahun Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Rumah Sakit untuk Semua Golongan Umur di Kota Tangerang Tahun Pola Penyakit Penderita Rawat Inap Rumah Sakit untuk Semua Golongan Umur di Kota Tangerang Tahun Jumlah Penderita Diare, Jumlah Kematian, Prevalensi Rate dan CFR Penyakit Diare di Kota Tangerang Tahun Angka Kesakitan Penyakit DBD per Penduduk di Kota Tangerang Tahun Tabel 4.6 Status Gizi di Kota Tangerang Tahun Tabel 4.7 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Sebaran Status Gizi Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Tahun Hasil Kunjungan UKGS ke SD/MI di Kota Tangerang Tahun Kunjungan Pasien Rawat Jalan Menurut Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Tangerang Tahun xii

14 Tabel 6.1 Tabel 6.2 Tabel 6.3 Tabel 6.4 Tabel 6.5 Rasio Posyandu terhadap Jumlah Bayi dan Balita di Kota Tangerang Tahun Rasio Puskesmas terhadap Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Tahun Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Dasar Tahun Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Rujukan di Kota Tangerang Tahun Penyebaran Tenaga Kesehatan menurut Institusi Kerja di Kota Tangerang Tahun Tabel 6.6 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan per Penduduk di Kota Tangerang Tahun Tabel 6.7 Tabel 6.8 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan di Puskesmas per Penduduk di Kota Tangerang Tahun Alokasi Anggaran Kesehatan Kota Tangerang Tahun xiii

15 DAFTAR GRAFIK Grafik 2.1 Grafik 2.2 Grafik 2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) per Kecamatan Tahun Tren Angka Ketergantungan Penduduk (Dependency Ratio) di Kota Tangerang Tahun Komposisi Tingkat Pendidikan Terakhir Penduduk di Kota Tangerang Tahun Grafik 3.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang 26 Grafik 4.1 Grafik 4.2 Grafik 4.3 Grafik 4.4 Graik 4.5 Grafik 4.6 Grafik 4.7 Grafik 4.8 Grafik 4.9 Perbandingan Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Tangerang Tahun Penyakit Penyebab Kematian 0-1 Tahun di Rumah Sakit di Kota Tangerang Tahun Jumlah Kasus Baru Kusta di Kota Tangerang Tahun Jumlah Penderita Pneumonia Bayi dan Balita di Kota Tangerang Tahun Penderita TB Paru BTA (+) yang Diobati, Sembuh, dan Menjalani Pengobatan Lengkap per Kecamatan di Kota Tangerang Tahun Sebaran Kasus HIV-AIDS di Kota Tangerang Tahun Kasus HIV-AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin di Kota Tangerang Tahun Kasus HIV-AIDS Berdasarkan Pekerjaan di Kota Tangerang Tahun Penemuan Kasus HIV-AIDS Berdasarkan Kelompok Umur di Kota Tangerang Tahun Grafik 4.10 Penemuan Kasus IMS di Kota Tangerang Tahun Grafik 4.11 Kasus IMS Berdasarkan Jenis Kelamin di Kota Tangerang xiv

16 Grafik 4.12 Angka Bebas Jentik Nyamuk di Kota Tangerang Tahun Grafik 4.13 Jumlah Kasus AFP di Kota Tangerang Tahun Grafik 5.1 Grafik 5.2 Grafik 5.3 Grafik 5.4 Grafik 5.5 Grafik 5.6 Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1 dan K4 di Puskesmas Kota Tangerang Tahun Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Tahun Trend Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita di Kota Tangerang Tahun Perbandingan Pemakaian Alat Kontrasepsi KB pada Peserta KB Aktif dan KB Baru di Kota Tangerang Tahun Persentase Kelurahan UCI di Kota Tangerang Tahun Jumlah Kelurahan UCI (Universal Child Immunization) Berdasarkan Kecamatan di Kota Tangerang Grafik 5.7 Cakupan Imunisasi Bayi di Kota Tangerang Tahun Grafik 5.8 Grafik 5.9 Alokasi dan Realisasi Anggaran Pembiayaan Masyarakat di Kota Tangerang Tahun Presentase Pemanfaatan Puskesmas oleh Masyarakat di Kota Tangerang tahun Grafik 5.10 Rata-rata Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas per Hari di Kota Tangerang Tahun Grafik Penyakit Penyebab Kematian di Rumah Sakit di Kota Tangerang Tahun Grafik 5.12 Angka Bebas Jentik di Kota Tangerang Tahun Grafik 5.13 Jumlah Rumah Tangga Pengguna Sarana Leher Angsa yang Memenuhi Syarat Jamban Sehat di Kota Tangerang Tahun xv

17 Grafik 6.1 Grafik 6.2 Jumlah Kelurahan Siaga menurut Wilayah Kerja Puskesmas Tahun Perkembangan Jumlah Posyandu menurut Strata Tahun Grafik 6.3 Jenis Tenaga Kesehatan di Kota Tangerang Tahun xvi

18 BAB PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tingginya disparitas dan perlunya percepatan peningkatan aksestabilitas pelayanan kesehatan menuntut adanya dukungan sumber daya yang cukup serta arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang tepat. Dukungan data dan informasi kesehatan yang akurat, tepat, dan cepat dalam pengelolaan pembangunan kesehatan menjadi penting. Publikasi data kesehatan yang terakomodir dalam sebuah Profil Kesehatan diperlukan karena dapat digunakan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan dalam setiap proses manajemen kesehatan. Selain itu Profil Kesehatan juga merupakan pemenuhan hak terhadap akses informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. Pada prinsipnya, Aspek-aspek Kesehatan itu mencakup empat segi, diantaranya : 1. Kesehatan fisik terwujud jika sesorang tidak terasa mengeluh sakit atau tidak ada keluhan, serta secara objektif tidak terlihat sakit. Seluruh organ badan berperan normal atau tak alami masalah. 2. Kesehatan mental (jiwa) meliputi 3 komponen, yaitu pikiran, emosional, serta Spiritual. Pikiran sehat tercermin dari cara memikirkan atau jalur pikiran. Emosional sehat tercermin dari kekuatan seorang untuk mengekspresikan emosinya; umpamanya takut, senang, cemas, sedih dan sebagainya. Spiritual sehat tercermin dari cara seorang dalam mengekspresikan rasa sukur, pujian, keyakinan dan sebagainya pada suatu hal di luar 1

19 BAB I PENDAHULUAN alam fana ini, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa. Umpamanya sehat spiritual bisa dipandang dari praktek keagamaan seorang. Dengan pengucapan lain, sehat spiritual yaitu situasi dimana seorang menggerakkan beribadah serta semua aturan-aturan agama yang diyakininya. 3. Kesehatan sosial terwujud jika seorang dapat terkait dengan orang lain atau grup lain dengan cara baik, tiada membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan samasama toleransi serta menghormati. 4. Kesehatan dari segi ekonomi tampak apabila seseorang (dewasa) itu produktif, dalam makna memiliki aktivitas yang membuahkan suatu hal yang bisa menyokong pada hidupnya sendiri atau keluarganya dengan cara finansial. Untuk mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) serta umur lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tak berlaku. Oleh karena itu untuk grup tersebut, yang berlaku yaitu produktif dengan cara sosial, yaitu memiliki aktivitas yang bermanfaat untuk kehidupan mereka kelak, umpamanya berprestasi untuk siswa atau mahasiswa, serta aktivitas sosial, keagamaan, atau servis kemasyarakatan yang lain untuk umur lanjut. Tujuan kesehatan dalam segala aspek satu diantara maksud nasional yaitu memajukan kesejahteraan bangsa, yang artinya penuhi keperluan dasar manusia yakni, pangan, sandang, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja serta ketenteraman hidup. Maksud pembangunan kesehatan adalah tercapainya kekuatan untuk hidup sehat untuk tiap-tiap masyarakat, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang maksimal ada di tangan semua penduduk Indonesia, pemerintah serta swasta berbarengan. 2

20 BAB I PENDAHULUAN Untuk periode panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk tercapainya maksud utama seperti berikut : Penambahan kekuatan penduduk untuk membantu dalam bidang kesehatan. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang bisa menanggung kesehatan. Penambahan status gizi penduduk. Pengurangan kesakitan (morbiditas) serta kematian (mortalitas). Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan semakin diterimanya etika keluarga kecil yang bahagia serta sejahtera. Dasar-dasar pembangunan nasional di bagian kesehatan yaitu seperti berikut : Seluruh warga negara memiliki hak memperoleh derajat kesehatan yang maksimal supaya bisa bekerja serta hidup layak sesuai sama dengan martabat manusia. Pemerintah serta penduduk bertanggung jawab dalam peliharaan serta mempertinggi derajat kesehatan rakyat. Penyelenggaraan usaha kesehatan diatur oleh pemerintah serta dikerjakan dengan cara cocok serta seimbang oleh pemerintah serta penduduk. Sejak terbitnya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, perjalanan sosilalisasi dan advokasi yang mendorong pelaksanaan pengarusutamaan gender dalam pembangunan yang diterjemahkan dalam kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sangat dinamis. Mulai dari upaya pengintegrasian pengarusutamaan gender dalam 3

21 BAB I PENDAHULUAN dokumen perencanaan sampai gender budget statement (Pernyataan Anggaran Responsif Gender). Upaya-upaya tersebut dilakukan dalam rangka mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender. Pengarusutamaan gender adalah salah satu strategi pembangunan yang dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender melalui pengintegrasian permasalahan, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki harus dimasukkan ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program, proyek dan kegiatan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Terkait dengan isu pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional khususnya bidang kesehatan, maka Profil Kesehatan sebagai sumber informasi kesehatan dalam mengukur (evaluasi) kinerja pembangunan kesehatan dan sumber informasi dalam pengambilan keputusan (kebijakan atau perencanaan) ini dibuat dengan format baru menggunakan data terpilah menurut jenis kelamin. Penyediaan data terpilah dibutuhkan untuk memperoleh informasi pembuka wawasan yang dapat menggambarkan kondisi, kebutuhan, persoalan yang dihadapi perempuan dan laki-laki terkait dengan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat dalam pembangunan (kesehatan) serta memudahkan dalam proses perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan pembangunan. 4

22 BAB I PENDAHULUAN A. TUJUAN 1. Tujuan Umum Profil Kesehatan Kota Tangerang bertujuan untuk memberikan gambaran kesehatan menyeluruh di wilayah Kota Tangerang, dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna. 2. Tujuan Khusus a. Diperolehnya gambaran umum Kota Tangerang meliputi data keadaan geografi, kependudukan dan data sosial ekonomi. b. Diperolehnya data dan informasi tentang status kesehatan masyarakat di Kota Tangerang. c. Diperolehnya data mengenai visi, misi, tujuan dan programprogram yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Tangerang dalam pembangunan kesehatan Kota Tangerang. d. Diperolehnya data mengenai hasil-hasil pembangunan kesehatan yang mencakup Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Tangerang, Angka Kematian (Mortalitas), Angka Kesakitan (Morbiditas) dan Status Gizi. e. Diperolehnya data mengenai upaya-upaya kesehatan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Tangerang melalui upaya pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. f. Diperolehnya data mengenai sumber daya pembangunan bidang kesehatan meliputi fasilitas dan sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. 5

23 BAB I PENDAHULUAN g. Diperolehnya data dan informasi sebagai alat untuk pemantauan (monitoring) dan penilaian/evaluasi tahunan program-program kesehatan di Kota Tangerang. h. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit dan Unit-unit kesehatan lainnya yang ada di Kota Tangerang. i. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan. B. SISTEMATIKA PENYAJIAN Untuk mendukung penyajian informasi kesehatan yang memadai sehingga dapat tercapai pemantauan terhadap upaya kesehatan yang telah dilaksanakan, maka disusunlah profil kesehatan dengan sistimatika penyajian sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas latar belakang penyusunan profil, tujuan penyusunan profil dan sistematika penyajiannya. Bab II : Gambaran Umum Kota Tangerang Bab ini akan menyajikan tentang gambaran umum Kota Tangerang yang meliputi: keadaan geografi, kependudukan, dan sosial ekonomi. Bab III : Pembangunan Kesehatan Kota Tangerang 6 Bab ini akan membahas visi, misi, tujuan dan programprogram yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota

24 BAB I PENDAHULUAN Tangerang dalam pembangunan kesehatan Kota Tangerang tahun Bab IV : Situasi Derajat Kesehatan Bab ini membahas mengenai hasil-hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2015 yang mencakup berbagai indikator, seperti Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian (Mortalitas), Angka Kesakitan (Morbiditas) dan Status Gizi. Bab V : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini akan membahas tentang upaya-upaya kesehatan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Tangerang pada tahun 2015, meliputi pencapaian pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat. BAB VI : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai dengan tahun 2015 meliputi keadaan tenaga, sarana kesehatan dan pembiayaan kesehatan. BAB VII : Kesimpulan. Lampiran : Berisi 81 tabel data kesehatan yang terkait kesehatan yang responsif gender. 7

25 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG BAB II GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG A. KEADAAN GEOGRAFI KOTA TANGERANG 1. Luas dan batas wilayah Kota Tangerang merupakan salah satu Kota dari delapan Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Banten. Letak geografis Kota Tangerang terletak antara Lintang Selatan dan Bujur Timur dengan batas wilayah: Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Teluk Naga, dan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Curug, Kecamatan Serpong, dan Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Sebelah Timur Sebelah Barat : Berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta. : Berbatasan dengan Kecamatan Pasar Kemis dan Cikupa Kabupaten Tangerang. Letak Kota Tangerang sangat strategis karena berada di antara Ibukota Negara DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976 tentang Pengembangan Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi), Kota Tangerang merupakan salah satu daerah penyangga Ibukota Negara DKI Jakarta. Berdasarkan data Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangerang tahun 2015, luas wilayah Kota Tangerang sebesar +164,55 km² (termasuk Bandara Sukarno Hatta seluas 19,69 km²) yang berjarak ±60 km dari Ibukota Provinsi Banten dan berjarak 27 km dari DKI Jakarta. 8

26 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG Gambar 2.1 Peta Wilayah Kota Tangerang Tahun 2015 Sumber : Dinkes Kota Tangerang, Wilayah Administrasi Sejak berdirinya Kota Tangerang pada tanggal 28 Februari 1993, telah terjadi pengembangan pada tahun 1998 sampai dengan tahun 2015 sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.1 Pengembangan Wilayah Administrasi di Kota Tangerang Tahun Tahun Kecamatan Kelurahan RW RT

27 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG Sumber : Disdukcapil Kota Tangerang, 2015 Jumlah Kecamatan yang ada di kota Tangerang sampai dengan tahun 2015 ada sebanyak 13 kecamatan. Tabel dibawah ini akan memaparkan nama-nama kecamatan beserta luas wilayahnya. Kecamatan yang memiliki luas wilayah terluas adalah Kecamatan Pinang sebesar 21,59 km 2. Diantara 13 Kecamatan yang ada, Kecamatan Larangan merupakan Kecamatan terjauh dari ibukota Tangerang (sekitar 14 km) dan Kecamatan Tangerang merupakan Kecamatan terdekat dari ibukota Tangerang. Tabel 2.2 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Tangerang Tahun 2015 No Luas Jumlah Nama Wilayah Kelurahan RW Kecamatan (km 2 ) RT 1 Ciledug 8, Larangan 9, Karang 10, Tengah 4 Cipondoh 17, Pinang 21, Tangerang 15, Karawaci 13, Jatiuwung 14, Cibodas 9, Periuk 9, Batuceper 11, Neglasari 16, Benda 5, Total (Km 2 ) 164, Sumber : Disdukcapil Kota Tangerang,

28 Ciledug Larangan Karang Tengah Cipondoh Pinang Tangerang Karawaci Cibodas Jatiuwung Periuk Neglasari Batuceper Benda BAB II GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG Dibawah ini adalah tabel jarak antar Kecamatan yang ada di Kota Tangerang, Jarak yang paling jauh antar Kecamatan adalah antara Kecamatan Larangan dengan Kecamatan Benda yaitu sekitar 21 km dan jarak paling dekat antara Kecamatan adalah antara Kecamatan Cibodas dengan Kecamatan Jatiuwung yaitu sekitar 1 km. Tabel 2.3 Jarak Antara Ibukota Kecamatan di Kota Tangerang (dalam Km) KECAMATAN Ciledug Larangan Karang Tengah Cipondoh Pinang Tangerang Karawaci Cibodas Jatiuwung Periuk Neglasari Batuceper Benda Sumber : BPS Kota Tangerang, 2013 B. KEPENDUDUKAN 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan data proyeksi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tangerang, jumlah penduduk Kota Tangerang Tahun 2015 tercatat jiwa. Dari jumlah tersebut terdiri dari jiwa laki-laki (51,02%) dan jiwa perempuan (48,98%) dengan rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) pada tahun 2015 sebesar 11

29 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG 104,16. Data ini menunjukkan bahwa diantara 100 penduduk berjenis kelamin perempuan terdapat sekitar 104 penduduk berjenis kelamin laki-laki. Hal ini menunjukkan, pada tahun 2015 di Kota Tangerang jumlah penduduk laki-laki di Kota Tangerang lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Tahun Tabel 2.4 Jumlah Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk di Kota Tangerang Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan (jiwa/km 2 ) (BPS) (BPS) (BPS) (BPS) Sumber data : BPS dan Disdukcapil Kota Tangerang, 2015 Berdasarkan jumlah penduduk, Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Cipondoh yaitu sebanyak jiwa, sementara itu Kecamatan Benda adalah kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu sebanyak jiwa. Jika munurut kepadatan penduduk, kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Cibodas yaitu sebesar ,31 jiwa/km 2, dan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Jatiuwung yaitu sebesar 7.211,38 jiwa/km 2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 1 pada lampiran Profil Kesehatan. 12

30 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG 2. Laju Pertumbuhan Penduduk Grafik 2.1 Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) per Kecamatan Thn 2015 Sumber: Disdukcapil Kota Tangerang, 2015 Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) di Kota Tangerang tahun menurut data Disdukcapil Kota Tangerang yaitu 7,03% Dari grafik 2.1 dapat dilihat bahwa Kecamatan Jatiuwung merupakan Kecamatan yang mempunyai LPP tertinggi yaitu 8,72 %, sedangkan Kecamatan Karang Tengah merupakan Kecamatan yang mempunyai LPP paling rendah yaitu 5,92%. 3. Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan data Disdukcapil Kota Tangerang tahun 2015, jumlah rumah tangga di Kota Tangerang ada sebanyak rumah tangga, dengan rata-rata 3 jiwa per rumah tangga (tabel 1 lampiran Profil Kesehatan). Jumlah rumah tangga terbanyak di Kecamatan Pinang, yaitu sebanyak rumah tangga, dan Kecamatan dengan jumlah rumah tangga terendah adalah Kecamatan Cipondoh sebanyak rumah tangga. 13

31 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG 4. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur Jumlah penduduk menurut kelompok umur sangat bermanfaat sebagai masukan perencanaan pembangunan antara lain sebagai informasi awal untuk antisipasi penyediaan berbagai fasilitas pendidikan, kesehatan dan lapangan pekerjaan. Distribusi jumlah penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.5 Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Tangerang Tahun UMUR TAHUN 2011 (BPS) 2012 (BPS) 2013 (BPS) 2014 (BPS) h Th Th Th > 65 Th JUMLAH Sumber : BPS dan Disdukcapil Kota Tangerang, 2015 Jumlah penduduk menurut kelompok umur juga diperlukan untuk melihat besarnya rasio ketergantungan penduduk sebagai gambaran perbandingan antar penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun - >65 tahun) terhadap penduduk usia produktif (15-64 tahun) atau disebut Angka Ketergantungan Penduduk. Angka ketergantungan penduduk di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebesar 37,95%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik sebagai berikut. 14

32 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG Grafik 2.2 Tren Angka Ketergantungan Penduduk (Dependency Ratio) di Kota Tangerang Tahun Sumber : BPS dan Disdukcapil Kota Tangerang, Tingkat Penghunian Rumah dan Besarnya Keluarga Jumlah penduduk Kota Tangerang pada tahun 2015 sebesar jiwa dengan jumlah Rumah Tangga sebanyak maka di Kota Tangerang pada tahun 2015 rata-rata ada 3 jiwa per rumah tangga. 6. Komposisi Penduduk menurut Pendidikan Berdasarkan data dari Disdukcapil Kota Tangerang tahun 2015, tingkat pendidikan terakhir penduduk di Kota Tangerang rata-rata berada pada jenjang SMA/sederajat yaitu sebesar 46,77% dari total penduduk, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut. 15

33 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG Grafik 2.3 Komposisi Tingkat Pendidikan Terakhir Penduduk di Kota Tangerang Tahun 2015 Sumber: Disdukcapil Kota Tangerang,

34 BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN A. VISI Dengan adanya otonomi daerah, Pemerintah Kota Tangerang dalam memantau urusan kesehatan pada pelaksanaanya melibatkan Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Pembangunan kesehatan juga harus selaras dengan apa yang menjadi target-target pembangunan kesehatan nasional yang dalam pelaksanaanya dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI. Keselarasaan tersebut sangat penting karena mekanisme penyelenggaraan pemerintahan adalah otonomi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu sebagai institusi pemerintahan, perumusan Visi Dinas Kesehatan Kota Tangerang mengacu pada pembangunan kesehatan Kota Tangerang. Pemerintah Kota Tangerang telah menetapkan visi dan misi kesehatan yang merupakan penjabaran dari visi Walikota Tangerang, yaitu : Latar belakang dan makna visi tersebut adalah bahwa dalam mewujudkan suksesnya pembangunan setidaknya terdapat dua komponen yaitu pemerintah dan masyarakat. Selama ini terdapat kesan bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan kewajiban pemerintah dan masyarakat hanya sebagai objek pembangunan. Hal ini membawa konsekuensi tujuan pembangunan tidak tercapai dengan optimal karena pemerintah memiliki berbagai keterbatasan antara lain sumber dana dan sumber daya manusia. Disamping itu akan mengakibatkan rasa memiliki masyarakat atas hasil-hasil pembangunan juga 17

35 BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN berkurang. Oleh karena itu pelaksanaan pembangunan saat ini menempatkan pemerintah sebagai fasilitator pembangunan bukan lagi penguasa dan mendorong partisipasi aktif konstruktif masyarakat. Pemberdayaan masyarakat menjadi fokus karena potensi yang ada pada masyarakat sangat besar. Demikian pula pembangunan kesehatan, meletakkan masyarakat sebagai subyek pembangunan bukan lagi objek sehingga kemandirian masyarakat untuk hidup sehat merupakan cita-cita yang akan diwujudkan. Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi dimana masyarakat menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan serta perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. B. MISI Misi adalah adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan diatas maka perlu ditetapkan misi yang merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Dalam rangka perumusan Misi Dinas Kesehatan Kota Tangerang secara umum, misi Kota Tangerang dapat diartikan sebagai suatu hal yang harus dilaksanakan agar Visi Kota Tangerang dapat direalisasikan dengan baik. Berdasarkan pada rumusan Visi Kota Tangerang tersebut, maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut. 18

36 BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN a) Mewujudkan tata kelola kelembagaan yang berkualitas dan sumberdaya aparatur yang professional. b) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas. c) Mewujudkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan yang efektif berbasis lingkungan dan masyarakat. d) Meningkatkan kesadaran dan perilaku masyrakat dalam mewujudkan keluarga sehat. Dengan kewenangan yang dimiliki, maka Dinas Kesehatan kota Tangerang mengemban misi untuk mencapai visi melalui berbagai upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan baik secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat. Untuk itu pembinaan yang berorientasi internal berupa pembinaan operasional dan fasilitas kesehatan menjadi sangat penting. Disamping itu upaya yang berorientasi eksternal berupa pembinaan dan pemberdayaan partisipasi masyarakat juga sangat penting. C. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan dalam hal ini merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yaitu sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan. Sedangkan sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai, serta dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. 19

37 BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN Adapun tujuan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan Kinerja Kelembagaan. 2. Meningkatkan Ketersediaan, Mutu dan Pengawasan Obat, Perbekalan Kesehatan dan Makanan. 3. Meningkatkan Akses dan Mutu Pelayanan Sarana dan Prasarana Kesehatan. 4. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Individu, Keluarga dan Masyarakat. 5. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin. 6. Meningkatkan Manajemen Pelayanan Kesehatan. 7. Meningkatkan Kesehatan Lingkungan. 8. Meningkatkan Pengendalian Penyakit. Sedangkan Sasaran Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun adalah sebagai berikut. 1. Meningkatnya Ketersediaan dan Kualitas Pelayanan Administrasi Perkantoran. 2. Meningkatnya Ketersediaan dan Kualitas Sarana dan Prasarana Kerja. 3. Meningkatnya Kualitas SDM Aparatur. 4. Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Program, Kegiatan dan Keuangan SKPD. 5. Meningkatnya Kecukupan dan Kualitas Obat dan Perbekalan Kesehatan Terkendalinya Kualitas Obat dan Bahan Makanan.

38 BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN 7. Meningkatnya Ketersediaan dan Kualitas Sarana dan Prasarana Kesehatan. 8. Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Masyarakat. 9. Meningkatnya Perilaku Hidup Sehat Masyarakat. 10. Meningkatnya Gizi Keluarga dan Masyarakat. 11. Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Individu dan Keluarga. 12. Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Ibu. 13. Meningkatnya Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin. 14. Meningkatnya Mutu Manajemen Pelayanan Kesehatan. 15. Meningkatnya Kualitas Kesehatan Lingkungan. 16. Menurunnya Penyakit Menular. D. STRATEGI DAN KEBIJAKAN Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan maka diperlukan strategi sebagai suatu landasan tindak lanjut untuk mencapai tujuan dan sasaran serta merespon isu strategis. Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan. Berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi yang telah ditetapkan maka dirumuskanlah suatu kebijakan. Pada periode tahun , Dinas Kesehatan Kota Tangerang menetapkan strategi sebagai berikut. 1. Pemantapan Tata Kerja dan Pelayanan Kelembagaan Pemantapan Kapasitas Sarana dan Prasarana Kerja.

39 BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN 3. Pemantapan Disiplin dan Kualitas SDM Aparatur. 4. Pemantapan Kualitas Pengelolaan Program, Kegiatan dan Keuangan SKPD. 5. Peningkatan Ketersediaan dan Mutu Obat dan Perbekalan Kesehatan. 6. Peningkatan Pengawasan Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya. 7. Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Kesehatan di Dinas Kesehatan dan UPTD. 8. Peningkatan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas. 9. Peningkatan Perilaku Hidup Sehat di Masyarakat dan Institusi. 10. Peningkatan Status Gizi pada Keluarga dan Masyarakat. 11. Peningkatan Kesehatan Individu dan Keluarga. 12. Peningkatan Kesehatan Ibu. 13. Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin. 14. Pemantapan dan Pemeliharaan Manajemen Pelayanan Kesehatan. 15. Pemeliharaan dan Pengawasan Kesehatan Lingkungan. 16. Pemantapan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit. 22

40 BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN Adapun strategi yang diterapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang tahun adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan Pengelolaan dan Pelayanan Administrasi Perkantoran. 2. Meningkatkan Kapasitas Sarana dan Prasarana Kerja. 3. Meningkatkan Disiplin dan Kemampuan Teknis SDM Aparatur. 4. Meningkatan Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Program, Kegiatan dan Keuangan SKPD. 5. Meningkatkan Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan. 6. Meningkatkan Pengawasan Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya. 7. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat. 8. Meningkatkan pemerataan kualitas Pelayanan Kesehatan kepada Individu, Keluarga dan Masyarakat. 9. Meningkatnya kerjasama lintas sektor dan partisipasi masyarakat dalam promosi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat. 10. Meningkatkan kesadaran gizi keluarga, khususnya pada ibu hamil, bayi, balita dan usia produktif. 11. Meningkatkan pelayanan kesehatan pada anak balita dan lansia. 12. Meningkatkan pelayanan keselamatan ibu dan anak. 17. Meningkatkan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin. 18. Mengelola dan Meningkatkan Kualitas Manajemen Pelayanan Kesehatan. 23

41 BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN 19. Meningkatkan Pengawasan Kualitas Air dan Lingkungan. 20. Meningkatkan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit. E. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2015 Program Pembangunan Kesehatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai Masyarakat Kota Tangerang yang Sehat secara Mandiri berupa : I. Upaya Kesehatan Wajib, meliputi : 1. Promosi Kesehatan; 2. Kesehatan Lingkungan; 3. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB; 4. Perbaikan Gizi; 5. Pemberantasan Penyakit Menular; 6. Pengobatan. II. Upaya Kesehatan Pengembangan Dilaksanakan di Kota Tangerang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat, meliputi : 1. Upaya Kesehatan Sekolah; 2. Upaya Kesehatan Olah Raga; 3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat; 4. Upaya Kesehatan Kerja; Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut;

42 BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN 6. Upaya Kesehatan Jiwa; 7. Upaya Kesehatan Mata; 8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut; 9. Upaya Kesehatan Reproduksi; 10. Upaya Pengawasan Obat dan Makanan; 11. Upaya pembinaan dan Pengendalian Pelayanan Kesehatan Swasta; 12. Upaya Pembinaan dan pengawasan Pengobatan Tradisional. III. Upaya Pelayanan Penunjang Dalam hal ini, pelayanan penunjang merupakan penunjang bagi upaya wajib dan pengembangan, yaitu : 1. Labkesda meliputi Laboratorium Lingkungan, Laboratorium Gizi dan Laboratorium medis atau klinis; 2. Pencatatan dan Pelaporan (Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan). Dalam mendukung program pembangunan kesehatan di Kota Tangerang pada tahun 2015, pelaksanaannya di tangani oleh Sekretariat yang membawahi 3 Sub Bagian, 4 Bidang yang dibantu 12 Seksi serta 36 UPTD. Adapun Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang sesuai Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah dapat dilihat melalui grafik di bawah ini. 25

43 BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN Grafik 3.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang KEPALA DINAS SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB. BAG UMUM & KEPEG. SUB. BAG KEUANGAN SUB. BAG PERENCANA AN BIDANG BINA KES MASYARAKAT BIDANG PELAYANAN KESEHATAN BIDANG PENGENDALIAN PENY.& KESEHATAN LINGKUNGAN BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA SIE. KESEHATAN IBU & ANAK SIE. PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN SIE. PENGENDALIAN PENYAKIT SIE. SERTIFIKASI SDM & SARANA KESEHATAN SIE. PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT SIE. PERAN SERTA MASYARAKAT & PROMOSI KESEHATAN SIE. SURVEILANS & IMUNISASIASI SIE. PERBEKALAN KESEHATAN SIE. KESEHATAN REMAJA & LANSIA SIE. KESEHATAN KHUSUS SIE. PENYEHATAN LINGKUNGAN SIE. PEMBIAYAAN & JAMINAN KESEHATAN UPTD PUSKESMAS, GUDANG FARMASI, LABKESDA & KESDA 26

44 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. ANGKA HARAPAN HIDUP Meningkatnya status kesehatan masyarakat dapat ditunjukkan oleh meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH). Angka Harapan Hidup di Kota Tangerang tahun adalah 71,07 tahun 71,09 tahun. Diestimasikan Angka Harapan Hidup tahun 2015 adalah 71,09 tahun. Untuk lebih jelasnya seperti terlihat pada grafik dibawah ini. Grafik 4.1 Perbandingan Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Tangerang Tahun ,07 71,09 71,09 71,09 71,08 71, Sumber: Bappeda Kota Tangerang, 2015 B. KEMATIAN (MORTALITAS) Angka kematian yang akan dipaparkan berikut merupakan angka nominal berbasis fasilitas kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit), namun angka tersebut masih dapat digunakan untuk menunjukkan angka kematian bayi dan kematian ibu di Kota Tangerang. 1. Jumlah Kematian Bayi Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate) merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat karena dapat menggambarkan kesehatan penduduk 27

45 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN secara umum. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Angka kematian bayi tersebut dapat didefenisikan sebagai kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Adapun Jumlah kematian bayi (usia <1tahun) yang dilaporkan pada tahun 2015 di Puskesmas Kota Tangerang, ada sebanyak 15 kematian dari seluruh jumlah kelahiran yaitu sebesar jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 5. Sedangkan untuk data kematian dari rumah sakit se Kota Tangerang, 10 penyebab kematian terbanyak pada bayi 0-1 tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut ini. Grafik Penyakit Penyebab Kematian 0-1 tahun di Rumah Sakit di Kota Tangerang Tahun 2015 Sumber: Profil RS se-kota Tangerang,

46 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN 2. Jumlah Kematian Balita Jumlah kematian balita (anak usia bulan) yang dilaporkan ke Kota Tangerang pada tahun 2015 yaitu sebanyak 17 anak. Kematian balita terbanyak tercatat di Puskesmas Karang Tengah yaitu sebanyak 3 kasus. 3. Jumlah Kematian Ibu Berdasarkan laporan Puskesmas tahun 2015, jumlah seluruh kematian ibu di Kota Tangerang sebanyak 20 kasus, yang terdiri dari 8 kasus kematian ibu hamil, 6 kasus kematian ibu bersalin (melahirkan) dan 6 kasus kematian ibu nifas. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2014) yaitu 13 kasus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 6. C. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) 1. Pola 10 Penyakit terbanyak di Puskesmas dan di Rumah Sakit 1.1 Pola 10 penyakit terbanyak di Puskesmas. Pola 10 penyakit terbanyak di Puskesmas diambil berdasarkan kunjungan rawat jalan pasien selama tahun Pola penyakit dalam 2 tahun terakhir tidak mengalami banyak perubahan, masih didominasi oleh penyakit-penyakit menular dan masalah perilaku, seperti terlihat pada tabel 4.1 berikut ini. 29

47 NO BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN Tabel 4.1 Pola Penyakit Terbanyak di Puskesmas Semua Golongan Umur di Kota Tangerang Tahun JENIS PENYAKIT % JENIS PENYAKIT % 1 Infeksi saluran nafas atas akut 23 ISPA 8,85 YTT 2 Gastritis dan Duodenitis 11 Hypertensi Primer / essensial 6,10 3 Gangguan Gigi dan Penunjang lainnya 10 Gastritis dan Duodenitis 3,16 4 Hipertensi Essensial(primer) 9 Batuk 3,12 5 Influenza karena virus Ytt 9 Myalgia 2,89 6 Myalgia 8 Dermatitis 2,79 7 Batuk 8 Gangguan Gigi dan Jaringan Penunjang lainnya 2,67 8 Dermatitis lainnya 8 Diabetes Mellitus 2,33 9 Faringitis Akut 7 Pharyngitis Akut 2,15 10 Gejala dan tanda umum lainnya Sumber : LB1 Puskesmas, Sakit Kepala 1, Pola 20 penyakit terbanyak Rumah Sakit Pola penyakit di Rumah Sakit dapat dibedakan menjadi pola penyakit rawat jalan dan pola penyakit rawat inap. Jenis penyakit pada pola penyakit rawat jalan dan rawat inap tidak jauh berbeda, hanya saja pada pola penyakit rawat jalan akan dijumpai lebih banyak jenis penyakit dibandingkan rawat inap. a. Rawat Jalan Berdasarkan laporan 28 Rumah Sakit di Kota Tangerang, berikut ini adalah rekapitulasi 20 besar penyakit rawat jalan di Rumah Sakit se-kota Tangerang pada tahun Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya tidak terlihat banyak perubahan, masih didominasi penyakit menular dan beberapa penyakit degeneratif (Hipertensi dan Diabetes Mellitus). 30

48 NO BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN Tabel 4.2 Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Rumah Sakit untuk Semua Golongan Umur Di Kota Tangerang Tahun JENIS PENYAKIT % JENIS PENYAKIT % 1 ISPA 16 Hypertensi 2,44 2 Unspecified Acute Upper respiratory Infection 12 Diabetes Mellitus 2,27 3 Dyspepsia 11 ISPA 1,50 4 Typhoid Fever 8 Typhoid Fever 1,24 5 Primary Hypertension 7 Tuberculosis of Lung 1,12 6 Non-insulin-dependent DM 7 Low Back Pain 1,10 7 Tuberculosis of Lung 5 Myopia 1,03 8 Gastoenteritis 5 Senile Incipient Cataract 1,00 9 Febris 4 Gonarthrosis, Unsp 0,89 10 Gagal Ginjal 4 Bronchopneumonia 0,80 11 Vulnus Lacerative 3 Other & Unsp. Abdominal Pain 0,64 12 Unspecified Gastritis 2 Dyspepsia 0,57 13 Tonsil Faringitis Akut 2 Diare 0,55 14 Asma 2 Acute Nasopharyngitis 0,51 15 DBD 2 Fever 0,46 16 Low Back Pain 2 Bacterial Intestinal Infection, Unsp. 0,38 17 DHF 2 Febris 0,37 18 Influenza 2 Congestive Heart Failure 0,35 19 GEA 2 Asma 0,30 20 Unspecified Dermatitis 2 Batuk 0,29 Sumber : Profil RS se-kota Tangerang,

49 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN b. Rawat Inap Sementara itu berdasarkan laporan 28 RS di Kota Tangerang, pola penyakit terbanyak penderita rawat inap di Rumah Sakit adalah sebagaimana dibawah ini. NO Tabel 4.3 Pola Penyakit Penderita Rawat Inap Rumah Sakit untuk Semua Golongan Umur Di Kota Tangerang Tahun JENIS PENYAKIT % JENIS PENYAKIT % 1 DBD 22 Diare 0,34 2 Typhoid Fever 19 Dengue Haemorrhagic Fever 0,23 3 Gastroenteritis 13 Demam Typhoid 0,21 4 Diare 9 Dyspepsia 0,18 5 Essential (primary) Hypertension 5 Bacterial Intestinal Infection, Unsp. 6 Dyspepsia 4 Gastroenteritis 0,13 7 Viral infection 3 Diabetes Mellitus 0,11 8 Tuberculosis of lung 3 0,17 Delivery by Election Caesarean Section 0,10 9 Non-insulin-dependent DM 3 Demam Berdarah 0,10 10 Unspecified Pneumonia 3 Hypertensi 0,10 11 Dehidrasi 2 Calculus of Kidney and Ureter 0,07 12 Bacterial infection 2 Atherosclerotic Hearth Disease 0,07 13 Fetus & Newborn Affected by Caesarean Delivery 2 Broncopneumonia 0,07 14 Urolitiasis 2 Congestive Hearth Failure 0,06 15 Anemia 2 ISPA 0,06 16 ISPA 1 Viral Infection 0,06 17 Bronchopneumoni 1 Anemia 0,04 18 CHF 1 TB 0,04 19 Febris 1 Pneumonia 0,04 20 Curetage 1 Masalah Janin dan Ketuban 0,04 Sumber : Profil RS se-kota Tangerang,

50 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN Dari tabel di atas, 3 (tiga) penyakit terbanyak di Kota Tangerang selama tahun 2015 seputar Diare, Typhoid Fever, dan Dengue Haemorrhagic Fever. Pola penyakit rawat inap di Kota Tangerang masih didominasi oleh penyakit infeksi, kebersihan lingkungan, dan masalah perilaku. Namun demikian penyakit-penyakit akibat perubahan pola makan dan gaya hidup seperti hipertensi, diabetes mellitus, stroke, dan serangan jantung juga termasuk di dalamnya sehingga membutuhkan perhatian yang lebih baik. 2. Angka Kesakitan 2.1. Penyakit menular langsung a. Kusta Penyakit Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Jumlah kasus baru penyakit kusta di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebanyak 119 orang, yang terdiri dari 9 penderita kusta kering (Pausi Basiler/PB) dan 110 penderita kusta basah (Multi Basiler/MB). Dari 119 kasus baru yang ditemukan tersebut, 64 kasus terjadi pada laki-laki (53,78%) dan 55 kasus pada perempuan (46,22%). Sedangkan menurut usia, jumlah penderita baru Kusta berusia 0-14 tahun sebanyak 12 orang (10,08%) dan yang berusia 15 tahun sebanyak 107 orang (89,92%). Angka penemuan kasus baru kusta di Kota Tangerang pada tahun 2015 adalah sebesar 7,09 per penduduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 14 dan

51 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN Grafik 4.3 Jumlah Kasus Baru Kusta di Kota Tangerang Tahun Sumber : Bid. P2KL - Dinkes Kota Tangerang Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebanyak 119 orang, yang terdiri dari 9 penderita kusta kering (Pausi Basiler/PB) dan 110 penderita kusta basah (Multi Basiler/MB). Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kota Tangerang pada tahun 2014, maka prevalensi kusta pada tahun 2015 adalah sebesar 0,71 per penduduk. Jumlah penderita kusta terbanyak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Kunciran yaitu sebanyak 20 kasus. Data 5 tahun terakhir menggambarkan bahwa Kota Tangerang masih termasuk dalam daerah endemis rendah penyakit Kusta di Provinsi Banten. Dinas Kesehatan masih perlu melakukan penjaringan yang lebih ketat lagi untuk penderita baru kusta, dikarenakan penyakit kusta adalah penyakit menular yang sangat susah menular dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terjadinya gejala sakit kusta pada seorang penderita. 34

52 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN Upaya Dinas Kesehatan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan Penyakit Kusta pada tahun 2015 antara lain : 1. Penemuan penderita kusta (Case Finding) pada 110 kasus penderita kusta. 2. Pelaksanaan survey kontak pada 238 kasus kusta. 3. Penanganan penderita kusta (Case Holding) melalui pengobatan dan pemeriksaan pencegahan kecacatan (POD) yang dilakukan pada 192 kasus Kusta. 4. Pemeriksaan masal kusta di 8 Lokasi di Kota Tangerang. 5. Rapat koordinasi dan Evaluasi kegiatan penanggulangan Penyakit Kusta. 6. Monitoring Program Pengendalian Penyakit Kusta. 7. Pengadaan Leaflet penyakit Kusta. b. Diare Jumlah penderita diare yang ditangani di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebanyak orang atau 68,54% dari perkiraan jumlah penderita diare yang ada pada tahun 2015 ( penderita), sehingga Prevalensi Diare per penduduk di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebesar 1,46%. Sementara itu angka CFR (Case Fatality Rate) Diare Kota Tangerang pada tahun 2015 sebesar 0%. Hal ini merupakan suatu indikator keberhasilan program pengendalian penyakit diare yang sangat baik dari sisi kecepatan dan ketepatan penanganan penderita diare pada balita pada khususnya. 35

53 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN Tabel 4.4 Jumlah Penderita Diare, Jumlah Kematian, Prevalensi Rate dan CFR Penyakit Diare di Kota Tangerang Tahun TAHUN JML JUMLAH PREVALENSI CFR PENDERITA KEMATIAN PER 1000 PDDK , , , , ,46 0 Sumber : Bid. P2KL - Dinas Kesehatan Kota Tangerang (%) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan dalam rangka pengendalian penyakit Diare pada tahun 2015 antara lain: 1. Penanggulangan Penderita Diare pada kasus (100%). 2. Bimbingan Teknis program Pengendalian Penyakit Diare untuk 33 petugas puskesmas. 3. Rapat koordinasi dan Evaluasi kegiatan pengendalian penyakit ISP (Thypoid, Diare, dan Hepatitis). 4. Monitoring program pengendalian penyakit Diare ke 33 Puskesmas. 5. Pengadaan leaflet Penyakit Diare. c. Pneumonia Pneumonia merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama pada balita. Jumlah balita di Kota Tangerang yang menderita pneumonia dan diberikan penanganan pada tahun 2015 sebanyak balita atau 81% dari perkiraan 36

54 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN jumlah penderita pneumonia balita yang ada, yaitu sebanyak balita. Jumlah penderita pneumonia balita paling banyak ditemukan di Kecamatan Batuceper yaitu 550 penderita (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 10) Grafik 4.4 Jumlah Penderita Pneumonia Bayi dan Balita di Kota Tangerang Tahun ,2 37,6 30, Sumber : Bid. P2KL - Dinas Kesehatan Kota Tangerang Cakupan Target Jumlah penderita Pneumonia pada balita mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh penemuan kasus sesuai standar, sound timer, dan adanya laporan dari sarana puskesmas. Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit ISPA pneumonia antara lain: 1. Penanggulangan penderita Pneumonia Balita di 33 Puskesmas. 2. Workshop ISPA untuk 33 petugas puskesmas. 3. Rapat koordinasi dan Evaluasi kegiatan pengendalian penyakit Pneumonia (0-59 bln). 4. Monitoring program Pneumonia / ISPA ke 33 Puskesmas Pengadaan leaflet Penyakit ISPA.

55 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN d. Tuberculosis Paru (TB Paru) Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, suatu basil tahan asam yang ditularkan melalui udara. Penyakit ini ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Komplikasi penyakit TB Paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi seperti: pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis dan TB usus. Berdasarkan data Puskesmas di Kota Tangerang, jumlah kasus Suspect TB Paru pada tahun 2015 sebanyak kasus, sedangkan jumlah kasus baru BTA(+) yang ditemukan sebanyak orang dan jumlah kasus lama TB Paru sebanyak 661 orang. Sedangkan menurut jenis kelamin, ditemukan sebanyak kasus pada laki-laki dan 649 kasus pada perempuan. Dari jumlah tersebut maka prevalensi TB Paru tahun 2015 adalah sebesar 90,96 per penduduk. Angka Kesembuhan (cure rate) TB Paru BTA (+) yaitu 88,02%, sedangkan Angka Pengobatan Lengkap (complete rate) sebesar 2%. Angka Keberhasilan Pengobatan (success rate) Tb Paru BTA (+) yaitu 90,02%. Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran tabel 9. 38

56 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN Ciledug Grafik 4.5 Penderita TB Paru BTA (+) yang Diobati, Sembuh dan Menjalani Pengobatan Lengkap Per Kecamatan di Kota Tangerang Tahun 2015 Larangan Karang Tengah Cipondoh Pinang Tangerang Karawaci Jatiuwung Cibodas Periuk Batuceper Neglasari Benda Diobati Sembuh Lengkap Sumber : Bid. P2KL Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dari penderita TB Paru BTA (+) tahun 2015 yang mendapatkan pengobatan, jumlah penderita yang dinyatakan sembuh berdasarkan hasil pemeriksaan dahaknya (2 kali negatif) berjumlah 926 orang atau 88,02% dari seluruh penderita. Jumlah penderita yang menjalani pengobatan lengkap dengan OAT selama 6 bulan sebanyak 21 orang atau 2% dari seluruh penderita, sehingga Angka Kesuksesan (Success Rate) pengobatan TB Paru adalah sebesar 90,02% (lampiran tabel 9). Kegiatan-kegiatan pencegahan dan penanggulangan penyakit TB Paru yang telah dilakukan antara lain: 1. Penemuan tersangka kasus Tb Paru sebanyak Pemeriksaan cross-check spesimen BTA positif TB paru dari Puskesmas untuk menguji mutu (validitas spesimen). 3. Pengawasan Minum Obat (PMO) pada penderita TB Paru oleh kader kesehatan atau keluarga penderita Sosialisasi strategi DOTS bagi dokter praktek mandiri.

57 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN 5. Rapat koordinasi dan evaluasi petugas P2TB-Paru dan laboratorium. 6. Monitoring program pengendalian penyakit TB Paru ke Puskesmas. 7. Pembinaan Program DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) di Lapas dan RS Kota Tangerang. 8. Bimbingan Teknis Kader PMO. e. HIV AIDS (Human Immune Deficiency Virus Aquired Immune Deficiency Syndrom) AIDS atau Sindrom Kehilangan Kekebalan tubuh adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah system kekebalannya dirusak oleh virus HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena berbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang bersifat oportunistik. Deficiency Syndrome adalah gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh akibat infeksi HIV. Berdasarkan data dari Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tangerang, perkembangan jumlah penderita penyakit HIV AIDS tahun 2005 s/d 2015 adalah sebagai berikut. 40

58 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN Grafik 4.6 Sebaran Kasus HIV-AIDS di Kota Tangerang Tahun Sumber: Bid. P2KL Dinas Kesehatan Kota Tangerang, 2015 Pada tahun 2015 jumlah kasus HIV AIDS yang ditemukan sebanyak 120 kasus, jumlahnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu 93 kasus. Kasus HIV-AIDS lebih banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 82 kasus dibandingkan dengan perempuan yang sebanyak 38 penderita. Hal ini mungkin disebabkan karena laki-laki lebih siap secara mental untuk menerima kenyataan hasil test sehingga laki-laki lebih banyak bersedia melakukan test HIV-AIDS. Grafik 4.7 Kasus HIV-AIDS berdasarkan Jenis Kelamin di Kota Tangerang Tahun 2015 Sumber: Bid. P2KL Dinas Kesehatan Kota Tangerang,

59 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN Kasus HIV-AIDS di kota Tangerang seperti Fenomena gunung es dan menjadi permasalahan yang perlu mendapat perhatian. Hal ini didorong dengan perkembangan epidemik HIV yang mengalami percepatan, tak pelak upaya penanggulangan HIV-AIDS menjadi pekerjaan rumah bagi semua sektor dan masyarakat. Pemerintah Kota Tangerang telah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan Gerakan Penanggulangan HIV dan AIDS dengan menerapkan Program Harm Reduction secara optimal dan diberikan secara gratis kepada seluruh masyarakat Kota Tangerang yang membutuhkan pelayanan tersebut. Grafik 4.8 Kasus HIV-AIDS berdasarkan Pekerjaan di Kota Tangerang Tahun 2015 Sumber: Bid. P2KL Dinas Kesehatan Kota Tangerang, 2015 Grafik di atas menunjukkan faktor resiko terbesar terjadinya kasus HIV-AIDS berdasarkan jenis pekerjaan di Kota Tangerang pada tahun Banyak dari pengidap HIV-AIDS tidak diketahui jenis pekerjaannya, yaitu sebanyak 41 orang. Selanjutnya didominasi oleh mereka karyawan swasta (37 orang), ibu rumah tangga (8 orang), wiraswastawan (4 orang), buruh kasar (3 orang), dan pelayan salon (1 orang). Sisanya dari kelompok supir/supir pribadi, pensiunan, pelajar, mahasiswa, penari, perawat, WPS, pelaut, dan Pedagang. 42

60 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN Grafik 4.9 Penemuan Kasus HIV-AIDS Berdasarkan Kelompok Umur Di Kota Tangerang Tahun 2015 Sumber: Bid. P2KL Dinas Kesehatan Kota Tangerang, 2015 Gambaran kasus HIV-AIDS menurut kelompok umur menunjukkan bahwa sebagian kasus HIV-AIDS terdapat pada kelompok umur tahun yaitu sebesar 45,16% dan diikuti dengan kelompok umur tahun sebesar 34,68%. Kelompok umur tersebut memang termasuk kedalam kelompok usia produktif yang juga aktif secara seksual dan termasuk kelompok umur yang menggunakan NAPZA suntik. Adapun upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan IMS dan HIV-AIDS yang telah dilakukan pada tahun 2015 antara lain berupa : 1. Penemuan tersangka IMS (Infeksi Menular Seksual) dan HIV AIDS sebanyak 444 (320 kasus IMS dan 124 Kasus HIV- AIDS). 2. Penyuluhan penyakit IMS, HIV-AIDS pada masyarakat yang beresiko tinggi. 43

61 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3. Rapat koordinasi dan evaluasi Puskesmas dan Lintas Sektor. 4. Survey VCT oleh petugas puskesmas. 5. Monitoring program P2 IMS dan HIV- AIDS di Puskesmas. 6. Pembinaan pelaksanaan Harm Reduction. 7. Pemeriksaan Laboratorium darah HIV-AIDS, analisis urin, darah, CD4, dan test HIV. 8. Pemeriksaan Laboratorium IMS. 9. Aksi simpati peringatan Hari AIDS Sedunia. 10. Survey pengetahuan komprehensif HIV AIDS bagi guru. 11. Workshop SIHA dan IMS. 12. Sosialisasi IMS dan HIV-AIDS bagi guru. 13. Mobile VCT dan Mobile IMS. 14. Penyuluhan pasien PTRM dan keluarga. 15. Penyuluhan bagi masyarakat yang beresiko tinggi. 16. Bimbingan teknis petugas lapangan. 17. Pertemuan koordinasi dan evaluasi LKB IMS dan HIV-AIDS. 18. Bimbingan teknis klinik PTRM oleh rumah sakit pengampu. 19. Bimbingan teknis layanan CST oleh rumah sakit pengampu. f. Infeksi Menular Seksual (IMS) IMS (Infeksi Menular Seksual) disebut juga penyakit kelamin, merupakan salah satu penyakit yang mudah ditularkan melalui hubungan seksual, dengan ciri khas adanya penyebab dan kelainan yang terjadi terutama di daerah genital. IMS sampai 44

62 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, dan yang termasuk dalam kelompok penyakit ini antara lain sifilis, gonorrhoe (kencing nanah), klamidia, dan herpes. Jumlah kasus IMS yang ditemukan di Kota Tangerang sampai dengan tahun 2015 sebanyak orang. Selama tahun 2015 saja, ditemukan sebanyak 320 kasus. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 4.10 Penemuan Kasus IMS di Kota Tangerang Tahun Sumber : Bid. P2KL Dinas Kesehatan Kota Tangerang, 2015 Penyakit IMS ini pula lebih banyak diderita oleh laki-laki yaitu sebanyak 149 orang (46,68%), sementara itu penderita perempuan hanya sebanyak 166 orang (53,32%), untuk lebih jelasnya seperti terlihat pada grafik dibawah ini. 45

63 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN Grafik 4.11 Kasus IMS Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kota Tangerang Tahun 2015 Sumber : Bid. P2KL Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Penyakit Menular Bersumber Binatang a. Demam Berdarah Dengue (DBD). Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Nyamuk atau beberapa jenis nyamuk menularkan (atau menyebarkan) virus dengue. Penyakit DBD ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang jumlah penderitanya dari tahun ke tahun terus meningkat dan penyebarannya pun semakin luas karena penyakit ini mempunyai perjalanan yang sangat cepat dalam penularannya dan penyakit ini sering menjadi fatal karena banyak penderitanya meninggal akibat penanganannya terlambat. Di Kota Tangerang, jumlah penderita penyakit DBD yang dilaporkan selama tahun 2015 sebanyak 518 penderita (IR = 28,28 per penduduk). Jumlahnya menurun jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 552 penderita (IR = 27,85 per penduduk). Masih Tingginya angka kesakitan DBD ini disebabkan karena keadaan iklim yang tidak stabil dan curah hujan yang cukup tinggi pada musim penghujan, sehingga banyak sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang 46

64 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN cukup potensial. Adapun jumlah kasus penderita penyakit DBD terbanyak dapat ditemukan di Kecamatan Cipondoh yaitu sebanyak 77 kasus dan Kecamatan Tangerang sebanyak 68 kasus. Tabel 4.5 Angka Kesakitan Penyakit DBD per Penduduk di Kota Tangerang Tahun TAHUN JML PENDERITA ANGKA KESAKITAN (IR) PER PDDK C F R (%) , ,6 0, ,97 0, ,85 1, ,28 0,77 Sumber : Bid. P2KL - Dinas Kesehatan Kota Tangerang, 2015 Pada Tabel diatas, angka Kesakitan (Incidence Rate/IR) DBD meningkat pada tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2014, namun masih dibawah target Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD yaitu 100 per penduduk. Walaupun masih dibawah target dari Kemenkes namun upaya-upaya pemutusan rantai penularan penyakit harus tetap ditingkatkan dan dioptimalkan dengan mengedepankan upaya promotif dan preventif antara lain dengan menumbuhkan rasa perduli masyarakat untuk penanganannya termasuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara mandiri yaitu dengan 3M Plus dan turut menjadi jumantik di rumahnya masingmasing. Jumlah kematian akibat DBD pada tahun 2015 sebanyak 4 orang yang tecatat. Wilayah Kecamatan Larangan 1 orang, Kecamatan Tangerang 1 orang, Kecamatan Cibodas 1 orang, 47

65 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN Kecamatan Priuk 1 orang. CFR DBD tahun 2015 di Kota Tangerang sebesar 0,77%. Rendahnya CFR DBD di Kota Tangerang menggambarkan kesadaran masyarakat terhadap kewaspadaan bahaya DBD sudah mulai meningkat sehingga tidak terjadi keterlambatan untuk penanganan medis dari tenaga kesehatan setempat. Di samping itu juga dengan kerja sama dan kordinasi yang terjalin sudah cukup baik antara pelayanan kesehatan swasta maupun milik pemerintah yang melakukan pelaporan data penyakit dari masyarakat Kota Tangerang yang berobat di sarana pelayanannya. Grafik 4.12 Angka Bebas Jentik Nyamuk di Kota Tangerang Tahun Sumber : Bid. P2KL Dinkes Kota Tangerang, 2015 Angka Bebas Jentik (ABJ) di kota Tangerang tahun 2015 yaitu 95% dalam hal ini ABJ Kota Tangerang Tahun 2014 sama dengan target ABJ Nasional yaitu 95%. Tinggi rendahnya Angka Bebas Jentik (ABJ) tergantung pada peran serta masyarakat dalam pelaksanaan PSN karena dengan ABJ diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau di kurang. Berbagai kegiatan telah diupayakan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyakit Demam Berdarah dan Chikungunya, antara lain : 48

66 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN 1. Penanggulangan Fokus Penderita DBD / Chikungunya. 2. Abatisasi massal di 104 kelurahan Penyuluhan penyakit bersumber binatang di 32 lokasi tersebar se-kota Tangerang. Bimbingan teknis petugas penyemprot / Fogging untuk 66 orang petugas Fogging. Rapat Kordinasi dan Evaluasi DBD, Cikungunya, dan Zoonisis. Monitoring Program P2 DBD dan Chikungunya di Puskesmas. Pengadaan Spanduk dan Leaflet Waspada DBD dan Filariasis. Pertemuan lintas sektor pengendalian penyakit bersumber binatang. b. Chikungunya Tahun 2015, di kota Tangerang dilaporkan penyakit chikungunya ditemukan di area Puskesmas Panunggangan yaitu sebanyak 8 (delapan). Upaya pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Tangerang antara lain penyuluhan penyakit bersumber binatang, pemeriksaan jentik, penyelidikan epidemiologi, abatisasi dan fogging fokus. c. Filariasis Filariasis atau elephantiasis atau penyakit kaki gajah, adalah penyakit yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini tersebar luas di 49

67 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN pedesaan dan perkotaan. Dapat menyerang semua golongan tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Penyakit kaki gajah merupakan salah satu penyakit yang sebelumnya terabaikan. Dapat menyebabkan kecacatan, stigma buruk, psikososial dan penurunan produktivitas penderitanya dan lingkungannya. Dengan berbagai akibat tersebut, saat ini penyakit kaki gajah telah menjadi salah satu penyakit yang diprioritaskan untuk dieliminasi. Tujuan umum dari program eliminasi filariasis adalah filariasis tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia pada tahun Sedangkan tujuan khusus program adalah (a) menurunnya angka mikrofilaria (microfilaria rate) menjadi kurang dari 1% di setiap Kabupaten/Kota, (b) mencegah dan membatasi kecacatan karena filariasis. Pada tahun 2014 tidak ditemukan kasus Filariasis, namun pada tahun 2015 ditemukan sebanyak 5 kasus. Dua kasus ditemukan di Kecamatan Pinang, satu kasus di Kecamtan Tangerang, dan dua kasus di Kecamatan Priuk. Beberapa upaya pencegahan dan penanggulangan yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Kota Tangerang diantaranya : 1. Pegobatan Massal Filariasis di 6 Kelurahan di Kecamatan Larangan. 2. Pertemuan persiapan POPM Filariasis. 3. Supervisi Kegiatan Pengobatan Massal di 6 Kelurahan. 4. Bimbingan Teknis Tenaga Pelaksana Eliminasi Filariasis. 50

68 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN 2.3. Penyakit-Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi a. AFP ( Acute Flaccid Paralisis ) Jumlah penderita AFP (Acute Flaccid Paralisis) berusia <15 tahun yang tercatat di Kota Tangerang pada tahun 2015 adalah sebanyak 3 orang, angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebanyak 5 orang. AFP Rate per penduduk <15 tahun di Kota Tangerang pada tahun 2015 adalah sebesar 0,62. AFP Rate Kota Tangerang tahun 2015 dibawah target nasional yang ditetapkan Kemenkes yaitu 2 per penduduk. Kasus AFP ini ditemukan di 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Ciledug, Karang Tengah dan Karawaci. Grafik 4.13 Jumlah kasus AFP di Kota Tangerang Tahun Sumber : Bid. P2KL - Dinas Kesehatan Kota Tangerang, 2015 b. Campak Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, Measles) adalah suatu infeksi vius yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan oleh virus campak yang ditularkan melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang terinfeksi. Pada tahun 2015, dilaporkan sebanyak 486 kasus campak yang 51

69 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN tersebar di seluruh Kecamatan di Kota Tangerang. Berdasarkan jenis kelamin, 247 kasus campak terjadi pada laki-laki (50,82%) dan 239 kasus pada perempuan (49,18%). Kasus campak paling banyak ditemukan di Kecamatan Karawaci yaitu sebanyak 107 kasus. c. Difteri Penyakit Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteheriae yang menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak usia 1-10 tahun. Jumlah kasus Difteri di Kota Tangerang tahun 2015 sebanyak 2 kasus. Satu kasus ditemukan pada laki-laki di Kecamatan Karawaci dan satu kasus di Kecamatan Priuk. d. Hepatitis B Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB), suatu anggota Hepadnaviridae yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Tahun 2015 ditemukan 10 (sepuluh) kasus Hepatitis B di Kota Tangerang. Kecamatan yang ditemukan kasus Hepatitis B diantaranya 2 kasus di Kecamatan Ciledug, 6 kasus di Kecamatan Pinang, 1 kasus di Kecamatan Cibodas, dan 1 kasus di Kecamatan Neglasari. e. Tetanus Neonatorum Tetanus neonatorum merupakan suatu penyakit akut yang dapat dicegah namun dapat berakibat fatal, yang disebabkan oleh produksi eksotoksin dari kuman Clostridium tetani gram 52

70 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN positif, dimana kuman ini mengeluarkan toksin yang dapat menyerang sistem syaraf pusat. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus Penyakit Tidak Menular Penyakit tidak menular yang akan dibahas dalam profil kesehatan ini adalah penyakit darah tinggi (hypertension) dan Kencing manis (Diabetes Mellitus), dimana kedua penyakit tersebut merupakan penyakit yang selalu masuk kedalam 20 besar penyakit di Kota Tangerang Tahun a. Hipertensi (tekanan darah tinggi) Hipertensi terbagi menjadi hipertensi esensial atau hipertensi sekunder. Sekitar 90 95% kasus tergolong "hipertensi primer", yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 5-10% kasus lainnya (hipertensi sekunder). Hipertensi adalah faktor resiko infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma aorta, penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup. 53

71 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN Berdasarkan data 20 besar penyakit rawat jalan di Puskesmas se-kota Tangerang tahun 2015, penyakit hipertensi menduduki peringkat kedua dengan jumlah penderita sebanyak orang (6,10%). b. Diabetes Mellitus (kencing manis) Diabetes melitus (DM) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simptom berupa hiperglikemi kronis dan gangguan metabolism karbohidrat, lemak, dan protein sebagai akibat dari defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya. Penyakit diabetes ini disebabkan oleh pola makan/nutrisi, perilaku tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan stress. Berdasarkan data 33 Puskesmas di Kota Tangerang, jumlah kunjungan penderita kencing manis pada tahun 2015 sebanyak orang. c. Kesehatan Jiwa Berdasarkan laporan Puskesmas dan RS di Kota Tangerang, jumlah kunjungan jiwa pada tahun 2015 tercatat sebanyak kunjungan, dengan rincian di Puskesmas sebanyak kunjungan dan di Rumah Sakit sebanyak kunjungan (7 RS yang melaporkan data kesehatan jiwa tahun 2015). Dari kunjungan jiwa yang tercatat di Puskesmas, Jumlah kunjungan jiwa terbanyak terdapat di Puskesmas Cipadu yaitu kunjungan. Berdasarkan laporan Puskesmas, gangguan jiwa yang banyak ditemukan antara lain gangguan nefrotik, schizophrenia, gangguan mental organik, dan 54

72 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN gangguan pengguna Napza (Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Tangerang 2015). Berbagai kegiatan telah diupayakan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang dalam rangka mengatasi penanggulangan Gangguan Mental Emosional tersebut, yaitu dengan Pembinaan, evaluasi dan monitoring cakupan deteksi dini gangguan mental emosional dan dilakukan pada tiap pasien yang datang di BP Umum Puskesmas serta kegiatan konseling kesehatan jiwa di Puskesmas seperti home care. D. STATUS GIZI Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel yaitu umur, berat badan (BB), tinggi badan (TB)/panjang badan (PB), lingkar kepala, lingkar lengan (LiLA), dan panjang tungkai. Variable umur, BB dan TB disajikan dalam 3 indikator antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Dalam rangka mengetahui status gizi balita di Kota Tangerang tahun 2015, maka pada bulan Februari dilaksanakan Pemantauan Status Gizi (PSG) di posyandu seluruh kota Tangerang. Pada tahun 2015, hasil yang didapat dari pemantauan berdasarkan Berat Badan menurut Umur (BB/U) balita Gizi Buruk sebanyak 636 anak (0,7%), Status Gizi Kurang sebanyak anak (6,58%), Status Gizi Baik sebanyak anak (88,77%), dan Status Gizi lebih sebanyak anak (3,95 %). Dari 636 anak gizi buruk BB/U, ditemukan bahwa terdapat 180 anak berstatus gizi buruk berdasarkan berat badan menurut tinggi badannya (BB/TB). 55

73 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan status gizi balita di Kota Tangerang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.6 Status Gizi di Kota Tangerang Tahun Status Gizi JML % JML % JML % JML % JML % Gizi Buruk , , , , ,7 Gizi Kurang , , , , ,58 Gizi Baik , ,77 Gizi Lebih , , , , ,95 Jumlah Balita Ditimbang Sumber : Bid. Binkesmas Dinkes Kota Tangerang, 2015 Pada tahun 2015 balita gizi buruk banyak ditemukan di Kecamatan Karawaci yaitu sebanyak 92 balita atau 1,04% dari seluruh balita yang ditimbang. Berikut adalah sebaran status gizi balita di 13 kecamatan se-kota Tangerang tahun

74 NO KECAMATAN BALITA DITIMBANG Tabel 4.7 Sebaran Status Gizi menurut Kecamatan di Kota Tangerang Tahun 2015 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN GIZI LEBIH GIZI BAIK GIZI KURANG GIZI BURUK JML % JML % JML % JML % 1 CILEDUG ,03% ,85% 413 4,56% 51 0,56% 2 LARANGAN ,34% ,85% 474 6,35% 34 0,46% 3 KARANG TENGAH ,35% ,82% 226 4,40% 22 0,43% 4 CIPONDOH ,30% ,74% 555 6,27% 61 0,69% 5 PINANG ,84% ,47% 612 7,95% 57 0,74% 6 TANGERANG ,15% ,84% 427 6,49% 34 0,52% 7 KARAWACI ,59% ,17% 634 7,19% 92 1,04% 8 JATIUWUNG ,10% ,61% 219 2,75% 42 0,53% 9 CIBODAS ,18% ,55% ,61% 51 0,66% 10 PERIUK ,51% ,69% 396 5,42% 28 0,38% 11 BATUCEPER ,24% ,80% 301 5,97% 50 0,99% 12 NEGLASARI ,05% ,13% 243 4,73% 56 1,09% 13 B E N D A ,12% ,64% 329 8,71% 58 1,54% JUMLAH ,95% ,77% ,58% 636 0,70% Sumber : Bid. Binkesmas - Dinas Kesehatan Kota Tangerang,

75 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 1.1 Pemeriksaan Ibu Hamil (K1 dan K4) Pemeriksaan kehamilan atau yang lebih sering disebut antenatal care adalah kegiatan yang diberikan untuk ibu sebelum melahirkan atau dalam masa kehamilan. Pemeliharaan kehamilan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan kandungannya. Upaya kesehatan ibu hamil ini diperlukan karena walaupun pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun tidak jarang hal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trimester pertama (0-12 minggu), 1 kali pada trimester kedua (12-24 minggu) dan 2 kali pada trimester ketiga (24-36 minggu). Hal ini dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan ibu hamil sesuai standar minimal mencakup timbang badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toksoid), ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), test laboratorium sederhana (Hb, protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC). 58 Jumlah kunjungan baru (K1) ibu hamil di Kota Tangerang pada tahun 2015 ada sebanyak ibu hamil atau 99,34% dari sasaran

76 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN ibu hamil yaitu ibu hamil. Sementara itu jumlah kunjungan K4 (ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan) sebanyak ibu hamil atau 94,80% dari sasaran ibu hamil, cakupannya menurun jika dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebesar 96,51%. Untuk lebih jelasnya, tren perubahan cakupan kunjungan ibu hamil baik K1 dan K4 dari tahun 2011 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 5.1 Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1 dan K4 di Puskesmas Kota Tangerang Tahun , ,1 103, ,64 96,51 99,33 94, , K1 K4 Sumber : Bid. Binkesmas - Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpapar oleh antigen yang serupa, tidak akan terjadi penyakit. Pada imunisasi terhadap ibu hamil diberikan tetanus toksoid yang merupakan toksin (antigen) dari 59

77 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN kuman yang telah dilemahkan. Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil merupakan salah satu kegiatan imunisasi tambahan yang bertujuan untuk eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum. Berdasarkan data dari pencatatan Puskesmas di Kota Tangerang tahun 2015, cakupan wanita usia subur (WUS) yang mendapatkan imunisasi tetanus minimal 2 kali saat kehamilan (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan) atau imunisasi TT2+ adalah sebesar 81,9%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 89,7%. 1.3 Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil Cakupan ibu hamil yang mendapatkan 30 tablet Fe/zat besi selama periode kehamilan (Fe1) di Kota Tangerang pada tahun 2015 adalah sebesar 98,10% dari jumlah sasaran ibu hamil yaitu sebanyak orang. Sedangkan cakupan ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe/zat besi selama periode kehamilan (Fe3) adalah sebesar 85,33%. Cakupan pemberian tablet Fe pada tahun 2015 mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2014 yaitu Fe1 sebesar 99,97% dan Fe3 sebesar 94,23%. 1.4 Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di Kota Tangerang pada tahun 2015 yaitu sebanyak orang atau 91,16% dari seluruh ibu bersalin di Kota Tangerang. Berikut ini adalah grafik cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Tangerang dari tahun : 60

78 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN Tabel 5.2 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Tahun ,5 89,2 90,27 91, Sumber: Bid. Binkesmas- Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Pelayanan Ibu Nifas Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Cakupan pelayanan ibu nifas di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebanyak atau 88,87% dari ibu nifas yang ada. Cakupannya meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebesar 85,64%. 1.6 Rujukan Kasus Risti dan Penanganan Komplikasi pada Ibu Hamil dan Bayi Neonatal Resiko tinggi/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian, baik pada ibu hamil maupun bayi neonatal. Berdasarkan laporan Puskesmas tahun 2015, jumlah ibu hamil dengan komplikasi kebidanan yang ditangani ada sebanyak ibu hamil atau 86,41% dari sasaran ibu hamil dengan komplikasi. Persentasenya menurun jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar 89,65%. 61

79 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN Sementara itu, jumlah penanganan komplikasi neonatal (Asfiksia, Tetanus Neonatorum, Sepsis, Trauma lahir, BBLR) berdasarkan data Puskesmas di Kota Tangerang pada tahun 2015 ada sebanyak bayi (59,27%), lebih sedikit dibandingkan tahun 2014 yaitu bayi (61,58%). 1.7 Bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif Pengertian ASI Eksklusif adalah pemberian ASI dari seorang ibu kepada bayinya sampai dengan 4-6 bulan pertama tanpa tambahan makanan apapun kecuali obat bila bayi sakit. Jadi hanya diberikan ASI saja selama 4-6 bulan tanpa adanya tambahan; susu formula, madu, air putih, sari buah, biskuit atau bubur bayi. Jumlah bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebanyak bayi (67,36%). Hal ini terlihat adanya peningkatan dibandingkan tahun 2014 yang hanya sebanyak bayi (59,74%). 1.8 Pemberian Kapsul Vitamin A Dalam rangka pencegahan kekurangan Vitamin A (Xeropthalmia) setiap tahunnya Kota Tangerang melaksanakan pemberian kapsul Vitamin A secara cuma-cuma (gratis) kepada seluruh bayi dan balita. Sasaran distribusi ini adalah bayi usia 6-11 bulan diberikan kapsul Vitamin A dosis IU (berwarna biru), dan balita usia bulan diberikan kapsul Vitamin A dosis IU (berwarna merah). Distribusi Kapsul Vitamin A dosis tinggi di laksanakan dua tahap, yaitu bulan Februari dan Agustus. 62 Dari dua tahap pendistribusian diatas, maka didapat cakupan bayi 6-11 bulan yang mendapatkan kapsul Vitamin A

80 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN dosis 100µA 1 kali per tahun di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebesar 88,64%. Angka ini meningkat jika dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar 86,36%. Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi 6-11 bulan tertinggi di Puskesmas Pondok Bahar yaitu sebesar 98,94% dari sasaran bayi, sedangkan cakupan terendah pada Puskesmas Neglasari yaitu sebesar 79,39%. Sementara itu cakupan anak balita bulan yang mendapat kapsul vitamin A dosis 200µA 2 kali per tahun di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebesar 95,50%. Cakupannya meningkat jika dibandingkan tahun 2014 sebesar 95,05%. Cakupan pemberian Vitamin A pada balita bulan tertinggi di Puskesmas Baja yaitu sebesar 103,57%, sedangkan cakupan terendah adalah Puskesmas Jatiuwung sebesar 87,38%. Grafik 5.3 Trend Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita Di Kota Tangerang Tahun ,37 94,01 91,1 95,1 87,3 96,58 95,05 86,36 95,5 88, Bayi Balita Line 3 Sumber : Bid. Binkesmas Dinas Kesehatan Kota Tangerang, 2015 Sementara itu cakupan pemberian Vitamin A pada ibu nifas (2x pada ibu bersalin saat periode nifas yaitu 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan) di Kota Tangerang pada tahun

81 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN adalah sebesar 91,16% ( ibu nifas yang mendapat Vitamin A). 1.9 Kunjungan Neonatus Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) adalah pelayanan kesehatan kepada bayi umur 0-28 hari. Cakupan Kunjungan ke- 1 Neonatus (KN1) di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebesar 95,5%, angka ini lebih tinggi jika dibandingan dengan tahun 2014 sebesar 85,5%. Kunjungan Neonatus murni (KN murni) adalah kunjungan neonatus yang dilakukan pada 6-48 jam setelah lahir, sedangkan Kunjungan Noenatus lengkap (KN lengkap) adalah kunjungan yang dilakukan sebanyak 3 kali selama periode 0-28 hari yaitu pada 6-48 jam,3-7 hari dan 8-28 hari setelah lahir. Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin komplikasi yang terjadi pada bayi sehingga dapat segera ditangani dan bila tidak dapat ditangani maka dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap untuk mendapatkan perawatan yang optimal. Kunjungan neonatus 3 kali (KN Lengkap) meliputi ASI Eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B1 dan manajemen terpadu bayi muda, dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada 28 hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah. Cakupan KN3 di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebesar 64

82 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN 75,1% angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebesar 71,6% dari seluruh bayi lahir hidup Kunjungan Bayi Kunjungan bayi berumur 29 hari 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan maupun di rumah, dilakukan minimal 4 kali yaitu pada saat berumur 29 hari - 3 bulan, saat berumur 3-6 bulan, saat berumur 6-9 bulan, dan saat berumur 9-11 bulan. Pelayanannya meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksi dan intervensi dinitumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Cakupan pelayanan kesehatan bayi di Puskesmas pada tahun 2015 adalah sebesar 91,59% dari jumlah bayi yang ada, dan Puskesmas dengan persentase pelayanan kesehatan bayi tertinggi adalah Puskesmas Jalan Cikokol yaitu 93,94% dan Puskesmas dengan persentase pelayanan kesehatan bayi terendah adalah Puskesmas Kunciran yaitu 87,20% Pelayanan Anak Balita Cakupan pelayanan kesehatan anak balita dan prasekolah umur 1-6 tahun yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebanyak balita (56,47% dari balita yang ada). Cakupan pelayanan kesehatan anak balita (12-59 Bulan) ini diukur berdasarkan balita yang memantau pertumbuhannya minimal 8x setahun, dipantau pula perkembangannya minimal 2x setahun, dan diberikan kapsul Vitamin A 2x setahun. 65

83 1.12 Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN Ada sebanyak 394 anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin yang diberikan makanan pendamping ASI di Kota Tangerang pada tahun Pemberian Makanan Pendamping (MP) ASI merupakan salah satu upaya pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan terjadinya gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak yang berasal dari keluarga miskin. Usia 6-11 bulan dan bulan dipilih karena periode ini merupakan masa emas tumbuh kembang anak yang ditandai dengan pesat tumbuh otak. Apabila penanggulangan pada masa ini tidak dilakukan secara tepat, dampaknya akan terjadi gangguan tumbuh kembang anak yang selanjutnya akan berpengaruh pada kualitas hidup di masa depannya Balita Gizi Buruk yang Mendapatkan Perawatan Berdasarkan data Puskesmas tahun 2015, jumlah balita gizi buruk (BB/TB) yang ditemukan dan mendapatkan perawatan sesuai tata laksana gizi buruk ada sebanyak 180 balita. Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan dan mendapat perawatan paling banyak ditemukan di Kecamatan Karawaci yaitu sebanyak 30 balita. 2. Pelayanan Kesehatan Anak, Remaja dan Lansia a. Kegiatan Pelatihan Peer Konselor Tingkat SLTP dan SLTA Jumlah Peserta Pelatihan Peer Konselor Tingkat SLTP yang sudah dilatih yaitu 40 orang siswa/siswi yang berasal dari 8 sekolah perwakilan dari 4 Wilayah Puskesmas (Larangan Utara, Ciledug, Sukasari, dan Cikokol) yang akan 66

84 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN dikembangkan menjadi Puskesmas mampu PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja). Sedangkan jumlah peserta pelatihan Peer Konselor Tingkat SLTA yang sudah dilatih yaitu 40 orang siswa/siswi yang berasal dari 8 Sekolah perwakilan dari 3 wilayah Puskesmas (Larangan Utara, Ciledug, dan Sukasari) yang akan dikembangkan menjadi Puskesmas mampu PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja). b. Kegiatan Hari Anak Nasional Tingkat Kota Tangerang Pelaksanaan kegiatan Hari Anak Nasional Tingkat Kota Tangerang bertujuan untuk memenuhi hak anak Indonesia khususnya di Kota Tangerang agar tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga menjadi generasi penerus yang berkualitas, tangguh, kreatif, jujur, sehat, cerdas, berprestasi, dan berakhlak mulia. Selain itu juga menumbuhkan kepedulian, kesadaran dan peran aktif setiap individu, keluarga, masyarakat, dunia usaha, pemerintah dan negara dalam menciptakan lingkungan yang berkualitas untuk mewujudkan peningkatan perlindungan dan tumbuh kembang anak. Kegiatan yang telah dilakukan berupa Rangkaian Lomba Hari Anak Nasional Tingkat Kota Tangerang Tahun Pelaksanaan Kegiatan telah dilakukan pada tanggal 31 Agustus Jumlah Peserta yang mengikuti lomba yaitu 52 orang yang terdiri dari 4 jenis perlombaan. Kegiatan Hari Anak Nasional Tingkat Kota Tangerang yaitu meliputi Lomba Kategori Dokter kecil, Kategori Story Telling, Kategori Karya Tulis Ilmiah dan Kategori Poster Kesehatan. 67

85 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN c. Kegiatan Pembinaan Dokter Kecil Kegiatan pelatihan dokter kecil dilakukan bagi 20 siswa di sekolah SD binaan setiap puskesmas yang dilaksanakan pada bulan Maret - April Jumlah dokter kecil yang dilatih yaitu 640 siswa/siswi. Setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan Dokter Kecil kemudian diberikan sertifikat. d. Kegiatan Pelatihan Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (SN PKPR) bagi Petugas Puskesmas Pelaksanaan Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) bagi Petugas Puskesmas dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi menjadi konselor, sebagai tempat curhat dan sumber informasi yang tepat dan benar sehingga dapat membantu remaja untuk mengembangkan pribadi yang lebih sehat, mandiri dan dapat mencegah pengaruh lingkungan yang negatif. Kegiatan yang telah dilakukan berupa Pelatihan Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (SN PKPR) bagi Petugas Puskesmas. Kegiatan Pelatihan dilaksanakan pada tanggal Oktober Bertempat di Aula Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Jumlah Peserta yang sudah dilatih yaitu 32 orang petugas puskesmas. e. Pelayanan Kesehatan Lansia Pelayanan Kesehatan Lansia bertujuan untuk meningkatkan Kualitas hidup lansia agar sehat, mandiri, produktif, berguna dan sejahtera. Pembinaan Kesehatan bagi Lanjut Usia dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan keluarga 68

86 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN dan masyarakat, serta kemitraan dengan LSM dan swasta, pembinaan dengan pendekatan holistic, melalui pelayanan dasar dengan sistem rujukan yang berkualitas secara komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif). Di Kota Tangerang, berdasarkan data dari puskesmas tahun 2015, untuk cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut (Usila 60+) yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan yaitu orang (77,21%) dari jumlah lansia di Kota Tangerang yaitu orang. 3. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Dari jumlah sasaran pasangan usia subur (PUS) di Kota Tangerang pada tahun 2015, yang mengikuti peserta KB Baru ada sebanyak atau 12,9% dari PUS, sementara itu jumlah peserta KB aktif sebanyak atau 78,4% dari PUS. Jumlah peserta KB Baru terbanyak berada di wilayah Kecamatan Cipondoh yaitu 327 peserta dari jumlah PUS, dan terendah terdapat di wilayah Kecamatan Jaituwung yaitu 95 peserta dari jumlah PUS yang ada. Grafik 5.4 Perbandingan Pemakaian Alat Kontrasepsi KB pada Peserta KB Aktif dan KB Baru di Kota Tangerang Tahun ,8 2,3 7,1 1,1 3,3 42,8 IUD MOP/MOW Implant Suntik Pil Kondom 69 Sumber : Bid. Binkesmas -Dinkes Kota Tangerang, 2015

87 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN Berdasarkan data Puskesmas, tren penggunaan alat kontrasepsi tahun 2015 hampir sama seperti tahun 2014 yaitu yang paling banyak digunakan oleh peserta KB Aktif adalah jenis KB suntik, pil dan IUD. Sementara itu jenis KB yang sering digunakan oleh peserta KB Baru adalah Suntik, Pil dan kondom. 4. Pelayanan Imunisasi a. Cakupan Kelurahan UCI Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dalam hal ini Pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi desa/kelurahan. Suatu desa/kelurahan telah mencapai target UCI apabila > 80% bayi di desa/kelurahan tersebut mendapat imunisasi lengkap. Pada tahun 2015, seluruh kelurahan yang ada di Kota Tangerang telah menjadi kelurahan UCI yaitu sebanyak 104 kelurahan (100%). Grafik 5.5 Persentase Kelurahan UCI di Kota Tangerang Tahun % % Kelurahan UCI 98,1 98, Sumber : Bid. P2KL - Dinkes Kota Tangerang, 2015

88 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN Untuk lebih jelasnya, perbandingan jumlah kelurahan UCI (Universal Child Immunization) berdasarkan kecamatan pada tahun 2014 dan 2015 dapat dilhat pada grafik berikut ini : Grafik 5.6 Jumlah Kelurahan UCI (Universal Child Immunization) Berdasarkan Kecamatan di Kota Tangerang Tahun Ciledug Larangan Kr. Tengah Cipondoh Pinang Tangerang Karawaci Jatiuwung Cibodas Periuk Batuceper Neglasari Benda Sumber : Bid. P2KL - Dinkes Kota Tangerang, 2015 Masalah-masalah yang ditemui dalam pencapaian kelurahan UCI antara lain masih adanya orang tua yang menolak anaknya dilakukan imunisasi walaupun sudah dilakukan sweeping ke rumahrumah, under report dari laporan Bidan Praktek Swasta/Rumah Bersalin Swasta, adanya drop out cakupan karena mobilitas penduduk yang pindah dari satu daerah ke daerah lain (pengontrak rumah), adanya dugaan kasus Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) terdahulu yang menyebabkan masyarakat menjadi tidak mau membawa anaknya untuk imunisasi. Namun, untuk meningkatkan cakupan kelurahan UCI (Universal Child Immunization), Dinas Kesehatan Kota Tangerang selalu memacu 71

89 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN peningkatan cakupan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas melalui evaluasi yang selalu dilaksanakan rutin atau pada saat pelaksanaan lokakarya mini maupun lokakarya bulanan yang dilaksanakan di kelurahan, kecamatan ataupun puskesmas. b. Cakupan Imunisasi Bayi Target jangkauan imunisasi bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi DPT-HB3, Polio 4, Campak, dan Imunisasi Dasar Lengkap. Beberapa imunisasi ini merupakan salah satu antigen kontak pertama dari semua imunisasi yang diberikan kepada bayi. Di Kota Tangerang tahun 2015 persentase bayi yang mendapatkan imunisasi DPT-HB3 5 sebesar 96,17%, cakupan imunisasi Polio 4 sebesar 96%, cakupan imunisasi Campak sebesar 96,06%, dan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap sebesar 95,65%. Cakupan imunisasi bayi di Kota Tangerang dari tahun dapat dilihat pada grafik berikut ini. 100,0 Grafik 5.7 Cakupan Imunisasi Bayi di Kota Tangerang Tahun ,0 96,0 94,0 92,0 90,0 97,0 97,0 96,7 96,5 96,9 96,6 96,3 96,3 96,0 96,1 96,096,1 96,2 95,7 96,0 96,1 94,8 94,8 92,5 92, DPT-HB3 BCG Polio 4 Campak Sumber : Bid. P2KL - Dinas Kesehatan Kota Tangerang,

90 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN No 5. Kesehatan Gigi dan Mulut Upaya kesehatan gigi dan mulut yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 antara lain: a. Pembinaan, evaluasi dan monitoring kinerja kegiatan di BPG (Balai Pengobatan Gigi Puskesmas) b. Pembinaan, evaluasi dan monitoring cakupan kegiatan program kesehatan gigi dan mulut luar sekolah (SD/MI). Tindakan yang diberikan pada BPG diantaranya adalah tumpatan (tambal) dan cabut. Pada tahun 2015 jumlah tumpatan gigi tetap di Puskesmas ada sebanyak kasus. Sedangkan jumlah pencabutan gigi tetap sebanyak kasus. Rasio tambal dibandingkan cabut pada tahun 2015 adalah 1,63 : 1. Upaya Kesehatan gigi dan mulut luar gedung yang dilakukan pada tahun 2015 adalah UKGS ke Sekolah Dasar (SD) ataupun Madrasah Ibtidaiyah (MI). UKGS berupa kunjungan minimal 2 kali dalam 1 tahun. Tabel berikut ini adalah hasil kunjungan petugas UKGS ke SD/MI di Kota Tangerang pada tahun Jumlah Murid SD/MI Tabel 5.1 Hasil Kunjungan UKGS ke SD/MI di Kota Tangerang Tahun 2015 Murid yang Diperiksa Murid yang Perlu Perawatan Murid yang Mendapatkan Perawatan 1. Laki-laki Perempuan Total Sumber: Bid. Yankes Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Pengawasan Makanan dan Minuman Monitoring Sarana Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) atau Industri Rumah Tangga Pangan 73

91 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN Monitoring sarana tempat pengelolaan makanan (TPM) yang dalam hal ini adalah Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) pada tahun 2015 dilaksanakan terhadap 90 sarana IRTP yang berada di wilayah Kota Tangerang. Adapun sarana-sarana tersebut memproduksi jenis pangan yang sangat beragam seperti : a) Tepung dan hasil olahannya. b) Hasil olahan ikan tenggiri. c) Hasil olahan unggas kering. d) Hasil olahan kelapa. e) Minyak dan lemak. f) Selai, jelly, dan sejenisnya. g) Gula, kembang gula, dan madu. h) Kopi, teh, coklat kering atau campurannya. i) Bumbu-bumbu. j) Rempah-rempah. k) Minuman ringan dan minuman serbuk. l) Hasil olahan buah. m) Hasil olahan biji-bijian dan umbi-umbian. Dari hasil monitoring yang dilakukan terhadap 90 sarana industri rumah Tangga Pangan diperoleh hasil sebagai berikut: 75 sarana (83,33%) yang Memenuhi Syarat (MS ) dan 15 sarana (16,67%) yang Tidak Memenuhi Syarat (TMS). Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Pangan jajajanan Anak sekolah (PJAS) secara cepat. Pengambilan dan pemeriksaan sampel Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) pada tahun 2015 dilakukan terhadap 128 sekolah yang berasal dari 33 Puskesmas, dengan quota tiap 74

92 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN puskesmas adalah 4 sekolah, baik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, baik negeri ataupun swasta. Pengambilan dan pemeriksaan sampel pangan jajanan anak sekolah pada tahun anggaran 2015 hanya dilakukan dengan menggunakan rapid test kit sebagai screening awal keamanan pangan di sekolah. Adapun pengujian dilakukan terhadap pangan-pangan yang terindikasi mengandung Formalin, Boraks, Pewarna Tekstil Rhodamin B, Pewarna Tekstil Methanil Yellow, dan Residu Logam Berat Pb. Dari hasil screening sampel pangan jajanan anak sekolah (PJAS) sampel yang diperiksa, diperoleh hasil (90,58%) sampel yang memenuhi syarat (MS). Sedangkan masih ada 217 (9,42%) sampel yang tidak memenuhi syarat (TMS). Pengujian Secara Cepat dengan Rapid Test Sampel Pangan Beredar dengan Mobil Laboratorium POM Keliling (Mobling) Pemeriksaan sampel makanan yang beredar untuk tahun 2015 dilaksanakan terhadap 2 sarana, seperti; wilayah P2WKSS (kelurahan Kenangan, Kecamatan Cipondoh) dan di wilayah Puskesmas Panunggangan, Kecamatan Pinang. Pengambilan sampel dilakukan terhadap pangan-pangan yang beredar dan umumnya digunakan oleh masayarakat setempat yang berindikasi mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, seperti : pewarna tekstil methanil yellow, rhodamin B, Boraks, Formalin dan Residu Logam Berat Pb. Sampel pangan kemudian diuji dengan menggunakan rapid test kit. 75

93 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN Berdasarkan Jumlah Sampel, dari 55 sampel yang diperiksa, didapatkan 52 (94,55%) sampel yang memenuhi syarat (MS), dan 3 (5,45%) sampel yang tidak memenuhi syarat (TMS). Adapun tindak lanjut dari pemeriksaan sampel makanan yang beredar ini adalah dilakukannya Penyuluhan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya bagi para ibu rumah tangga di wilayah Kelurahan Kenangan dan Puskesmas Panunggangan. Pengawasan dan Pemeriksaan sampel Pangan Menjelang Hari Raya Pengawasan dan pemeriksaan sampel pangan menjelang hari raya merupakan kegiatan rutin yang dilakukan Seksi Pengawasan Obat dan Makanan selama bulan Ramadhan. Kegiatan ini dilakukan secara mandiri atau bekerjasama dengan bagian/instansi lain (lintas sektoral) yang berkepentingan seperti Dinas Indagkop, Dinas Pertanian, PD Pasar, Balai POM Serang. Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah sebagai bentuk pengawasan dan perlindungan terhadap masyarakat dari pangan berbahaya yang mungkin beredar selama bulan Ramadhan. Target utama pengawasan adalah pasar tradisional dan tempat-tempat umum yang banyak menjual makanan untuk berbuka puasa di wilayah Kota Tangerang. Tahun 2015 ini Seksi Pengawasan Obat dan Makanan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan sampel pangan menjelang hari raya di 6 (enam) sarana pasar tradisional dan tempat-tempat umum, yaitu: Pasar Malabar, pasar di perumahan Taman Royal 1 dan 3, Pasar Lama, pasar di perumahan Poris Indah, pasar di perumahan Palem Semi, dan Pasar Malabar (bekerja sama dengan BPOM Serang). Dari 93 sampel pangan 76

94 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN yang diperiksa didapat sebesar 82 (88,17%) sampel memenuhi syarat (MS) dan 11 (11,83%) sampel tidak memenuhi syarat (TMS). Penyuluhan Hygiene Sanitasi dan Keamanan Pangan Pedagang Pangan Jajanan Anak Sekolah di Sekolah Wilayah Kota Tangerang Penyuluhan Hygiene Sanitasi dan Keamanan Pangan Pedagang Pangan Jajanan Anak Sekolah di Sekolah wilayah Kota Tangerang merupakan kegiatan tindak lanjut dari pengambilan dan pemeriksan sampel pangan jajanan anak sekolah yang dilakukan di 128 sekolah yang berasal dari 33 Puskesmas yang ada di wilayah Kota Tangerang. Penyuluhan ini dilakukan di 16 sekolah mulai dari SD/SMP/ SMA yang tersebar di wilayah Kota Tangerang. Pemilihan sekolah biasanya didasarkan pada sekolah-sekolah yang selama tahun 2015 belum pernah mendapatkan penyuluhan pangan. Adapun maksud dilakukannya kegiatan ini antara lain : 1. Mensosialisasikan Keamanan Pangan serta Hygiene Sanitasi pada Pedagang Pangan Jajanan Anak Sekolah. 2. Memberikan kesadaran bahwasanya pangan jajanan anak sekolah yang diolah atau dibuat oleh para pedagang tersebut memiliki dampak panjang terhadap kecerdasan, kesehatan anak-anak sekolah, khususnya siswa/i Sekolah Dasar yang ada di wilayah Kota Tangerang, sehingga diharapkan pedagang dapat berperan serta dalam menciptakan pangan yang aman, sehat dan bermutu. 77

95 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN 3. Memberikan pengetahuan tambahan mengenai efek-efek samping bahan-bahan kimia berbahaya yang disalahgunakan pada makanan atau pangan jajanan anak sekolah sehingga nantinya akan terbentuk kesadaran akan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya tersebut. 4. Memberikan pandangan bahwasanya Keamanan Pangan di sekolah dapat tercipta apabila ada kerjasama dari pihak-pihak yang terkait, antara lain; beberapa komunitas di sekolah, Pihak Sekolah (Kepala Sekolah, Guru UKS, guru Kelas, Guru Bidang Studi ), Pedagang Jajanan Anak Sekolah, serta siswa-siswi/pelajar. B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Kota Tangerang Sejak tahun 2008 kota Tangerang memiliki program jaminan pembiayaan kesehatan bagi masyarakat miskin yang tidak tercover oleh Jamkesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan yang telah ditunjuk yang diberi nama Kartu Multiguna dan program tersebut telah diperluas sasarannya bukan hanya untuk masyarakat miskin tetapi untuk seluruh penduduk Kota Tangerang. Seluruh penduduk kota Tangerang mendapatkan pelayanan kesehatan di Sarana kesehatan Strata 1, 2 dan 3 yang telah bekerjasama secara gratis dengan membawa persyaratan administrasi seperti KTP/Kartu Keluarga/Surat Keterangan Kelahiran. 78 Pelayanan kesehatan secara gratis untuk seluruh penduduk Kota Tangerang ini dilaksanakan di Puskesmas, dan Rumah Sakit yang

96 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN telah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Pelayanan rawat jalan tingkat pertama (dasar) untk masyarakat di Kota Tangerang dilakukan di 33 Puskesmas yang ada yang bekerjasama. Jumlah rumah sakit yang bekerjasama untuk tahun 2015 ada sebanyak 36 RS, 29 RS diwilayah Kota Tangerang (RSUD Kota Tangerang, RSU Kabupaten Tangerang, RS Sari Asih Karawaci, RS Sari Asih Sangiang, RS Sari Asih Ciledug, RS Islam Sari Asih Ar-Rahmah, RS Usada Insani, RS Bhakti Asih, RS Mulya, RSIA Pratiwi, RSIA An-Nisa, RSIA Medika Lestari, RSIA Melati, RSIA Mutiara Bunda, RSIA Dinda, RSIA Bunda Sejati, RSK Sitanala, RS Mayapada, RSIA Hermina, RS Ariya Medika, RS Aminah, RS Karang Tengah Medika, RSIA Keluarga Ibu, RS Awal Bros Tangerang, RSIA Aqidah, RS Permata Ibu, RS Karunia Bunda, RS Assyifa, RS Daan Mogot) dan 7 RS di luar wilayah Kota Tangerang (RSUPN Ciptomangunkusumo, RSUP Fatmawati, RSJ Soeharto Heerdjan, RSUD Cengkareng, Siloam Hospital Karawaci, RS Jantung & Pembuluh darah Harapan Kita, RSAB Harapan Kita). Tahun 2014, seluruh masyarakat Kota Tangerang baik golongan masyarakat miskin ataupun tidak, berhak mendapatkan pelayanan kesehatan strata 1 secara gratis. Alokasi anggaran untuk pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat Kota Tangerang pada tahun 2015 sebesar Rp ,- penyerapannya sampai dengan akhir desember 2015 sebesar Rp (99,61%). Adapun fluktuasi alokasi dan realisasi pembiayaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dari tahun dapat dilihat pada grafik berikut ini. 79

97 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN Grafik 5.8 Alokasi dan Realisasi Anggaran Pembiayaan Masyarakat Di Kota Tangerang Tahun Milyar ,8 Sumber : Bid. PSD Dinkes Kota Tangerang, Alokasi Realisasi Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap Jumlah kunjungan pasien rawat jalan di seluruh sarana pelayanan kesehatan di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebanyak kunjungan (pasien baru + lama). Jumlah ini terdiri dari kunjungan rawat jalan Puskesmas sebanyak kunjungan, dan Rumah Sakit sebanyak kunjungan dan UPTD Kesehatan Daerah sebanyak kunjungan. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas mengalami peurunan jika dibandingkan dengan tahun Untuk lebih jelasnya, kunjungan pasien rawat jalan berdasarkan sarana pelayanan kesehatan pada tahun 2015, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 80

98 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN Tabel 5.2 Kunjungan Pasien Rawat Jalan menurut Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Tangerang Tahun Sarana Jumlah Kunjungan (Baru dan Lama) No Pelayanan Kesehatan Puskesmas Rumah Sakit UPTD Kesda Total Sumber: Subbag. Perencanaan Dinas Kesehatan, 2015 Jumlah kunjungan pasien rawat jalan (baru dan lama) di Puskesmas pada tahun 2015 sebanyak kunjungan. Puskesmas dengan jumlah kunjungan pasien rawat jalan terbanyak adalah Puskesmas Kunciran yaitu kunjungan. Sementara itu Puskesmas dengan kunjungan pasien rawat jalan terendah adalah Puskesmas Pondok Bahar yaitu sebanyak pasien. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk persentase pemanfaatan Puskesmas tahun 2015 sebesar 50%, persentasenya menurun dari tahun sebelumnya yaitu 100%. Berikut ini adalah grafik persentase penduduk yang memanfaatkan Puskesmas dari jumlah seluruh penduduk dari tahun 2010 sampai dengan

99 Grafik 5.9 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN Persentase Pemanfaatan Puskesmas Oleh Masyarakat di Kota Tangerang Tahun % , ,39 69,1 72, Sumber : Subbag. Perencanaan Dinas Kesehatan Kota Tangerang, 2015 Rata-rata setiap harinya ada pasien yang berkunjung ke Puskesmas di seluruh Kota Tangerang pada tahun Dari seluruh Puskesmas yang ada di Kota Tangerang, Puskesmas Kunciran adalah Puskesmas dengan jumlah kunjungan pasien terbanyak per harinya yaitu 167 kunjungan pasien per hari, dengan asumsi 296 hari kerja Puskesmas pada tahun Sementara itu, ada 3 Puskesmas yang mempunyai rata-rata kunjungan pasien rawat jalan perharinya kurang dari 50 yaitu Puskesmas Pondok Bahar, Kunciran Baru, dan Sangiang. Berikut adalah gambaran kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas pada tahun

100 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN Grafik 5.10 Rata-Rata Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas per Hari Di Kota Tangerang Tahun 2015 Sumber : Subbag. Perencanaan Dinas Kesehatan Kota Tangerang, 2015 Jumlah kunjungan PONED di Puskesmas dengan PONED (Puskesmas Cipondoh dan Gembor) pada tahun 2015 ada sebanyak 405 pasien, Puskesmas Cipondoh sebanyak 315 pasien dan Puskesmas Gembor sebanyak 90 pasien. Jumlah kunjungan rawat inap di rumah sakit yang ada di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebanyak kunjungan, sehingga cakupan kunjungan rawat Inap di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebesar 8,37% dari jumlah seluruh penduduk. 2. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Angka GDR (Gross Death Rate) di Rumah Sakit di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebesar 20 per 1000 penderita keluar. Selain GDR, indikator kematian di RS adalah NDR. NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. NDR Rumah Sakit di Kota 83

101 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN Tangerang pada tahun 2015 sebesar 10 per 1000 penderita keluar. Berdasarkan laporan 28 RS di Kota Tangerang, berikut adalah 10 besar penyebab kematian di RS tahun Grafik Penyakit Penyebab Kematian di Rumah Sakit Di Kota Tangerang Tahun 2015 Sumber: Profil RS se-kota Tangerang, Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Indikator-indikator pelayanan rumah sakit digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator tersebut antara lain: - BOR (Bed Occupancy Rate) yaitu presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005). Berdasarkan laporan 28 Rumah Sakit, BOR Rumah Sakit di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebesar 50%, angka ini sama dengan tahun 2014 (50%) namun masih dibawah standar yang ditetapkan. 84

102 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN - LOS (Length of Stay) yaitu rata-rata lama dirawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005). Rata-rata lamanya penderita dirawat di Rumah Sakit di Kota Tangerang pada tahun 2015 adalah 3 hari. Angka ini masih dibawah angka ideal yang ditetapkan. - TOI (Turn Over Interval) yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Nilai TOI Rumah Sakit di Kota Tangerang pada tahun 2015 yaitu 3 hari. C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT 1. Penyuluhan PHBS ke Masyarakat Dalam rangka mewujudkan visi Dinas Kesehatan Kota Tangerang yaitu Masyarakat Kota Tangerang yang Sehat Secara Mandiri, maka pada tahun 2015 Dinas Kesehatan melaksanakan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat diharapkan akan menciptakan suatu kondisi dimana masyarakat menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan. 85

103 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN Tahun 2015 penyuluhan PHBS Rumah Tangga dilaksanakan di Kecamatan, Kelurahan dan di Institusi pendidikan (tingkat SD, SMP, SMA). Rincian kegiatannya adalah sebagai berikut. a. Penyuluhan PHBS Rumah Tangga Tingkat Kecamatan. Kegiatan Penyuluhan PHBS RT di Tingkat Kecamatan dilakukan di wilayah Kecamatan Cipondoh yang dihadiri oleh TP PKK Kecamatan, TP PKK Kelurahan, dan kader kesehatan. Materi yang disampaikan adalah 10 Indikator PHBS RT, Kebijakan dan Implementasi TP PKK untuk menunjang Program PHBS, serta Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. b. Penyuluhan PHBS Rumah Tangga Tingkat Kelurahan Kegiatan Penyuluhan PHBS RT tingkat kelurahan dilakukan di 6 Kelurahan yaitu di Kelurahan Cipondoh, Cipondoh Makmur, Kenanga, Poris Plawad, Poris Plawad Indah, dan Poris Plawad Utara. Kegiatan ini dihadiri oleh TP PKK Kelurahan, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Kader Kesehatan. Materi yang disampaikan adalah Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta Sosialisasi Penyakit Menular berbasis Lingkungan menuju Tangerang sehat. c. Penyuluhan PHBS ke Masyarakat Kegiatan penyuluhan PHBS ke masyarakat dilaksanakan di 32 Posyandu diantaranya adalah Posyandu Nyi Mas Melati 9 Kelurahan Jatake, Posyandu Melati 7 Kelurahan Gebang Raya, Posyandu Melati Kelurahan Sangiang JayaMusholah Al Anshor RW.4 Kelurahan Jurumudi Baru, Masjid RW.2 Kelurahan Tanah Tinggi, Posyandu Kelapa Indah 8 Kelurahan Benda, Posyandu Melati Kelurahan Padurenan, Posyandu Merpati Putih Kelurahan Pondok Bahar, Rumah Warga RW.5 Kelurahan Kunciran, Posyandu Attaqwa 2 Kelurahan Jatiuwung, Rumah Warga RW.5 86

104 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN Kelurahan Cibodasari, Posyandu Dukuh Kelurahan Paninggilan, Posyandu RW.5 Kelurahan Sudimara Selatan, Posyandu Cempaka Mulya RW.4 Kelurahan Karawaci Baru, Posyandu Beringin Kelurahan Karang Mulya, Posyandu Cempaka Kelurahan Cipadu, Kelurahan Gaga, Posyandu Anggrek RW.10 Kelurahan Cipondoh, Posyandu Melati RW.4 Kelurahan Cipondoh Indah, Rumah Warga Kelurahan Gondrong, Posyandu Mawar 1 Kelurahan Bugel, Posyandu RW.1 Kelurahan Priuk, Kelurahan Pakojan, Posyandu Anggrek 2 Kelurahan Karang Sari, Posyandu Delima Kelurahan Cikokol, TPA Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan, Posyandu Kaswari Kelurahan Poris Plawad, Posyandu Cempaka 2 Kelurahan Poris Jaya, Posyandu Anggrek 4 Kelurahan Sumur Pacing, Posyandu Anggrek RW.3 Kelurahan Babakan, Aula komplek Polri Kelurahan Batuceper, serta Posyandu Perkutut Kelurahan Koang Jaya. Materi yang disampaikan adalah Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta ASI Eksklusif. d. Penyuluhan PHBS Institusi Pendidikan Tingkat SD/MI. Penyuluhan PHBS di Institusi Pendidikan tingkat SD dilaksanakan di 30 Sekolah yaitu MI Al Inayah, SDN Tanah Tinggi 1, SDN Tanah Tinggi 3, MI Mubtadi, SDN Gondrong 1, SD Darul Qurán, SDN Plawad 1, MI Fatahillah, SDN Sudimara 8, SDN Parung Serab, SD Darussalam, SDN Kebon Besar, SDN Poris Gaga 6, SDN Kampung Baru, SDN Belendung Tengah 1, SDN Bugel, MI Darul Amal, SDN Pasar Baru 1, SDN Pasar Baru 2, SDN Cipete 4, SDN Cipadu 2, SDN Pondok Bahar 6, MI Al Irsyad, SDN Pondok Bahar 5, SDN Bojong 3, serta SDN Kunciran 7. Materi yang disampaikan adalah PHBS di Sekolah, Makanan Jajanan Anak Sekolah, dan Pertolongan Pertama pada Penyakit Diare. 87

105 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN e. Penyuluhan PHBS Institusi Pendidikan Tingkat SMP/MTS. Penyuluhan PHBS di Institusi Pendidikan tingkat SMP dilaksanakan di 15 Sekolah yaitu di SMP PGRI Ciledug, SMP Al Ikhlas, SMP PGRI 1 Karang Tengah, SMP As Salam, SMP AL Ijtihad, SMP Islam Umul Rodiyah, SMP PGRI 400, SMP Tiara Asara, SMP Islamic Center, SMP Tunas Cendikia, SMP Cendikia, SMP Arya Metta, SMP Bina Insani, SMP Islam Baidhaul Ahkam, serta SMP Pancakarya. Materi yang disampaikan adalah mengenai PHBS di Sekolah, Kesehatan Reproduksi, ABAT (Aku Bangga Aku Tahu). Sebelum materi disampaikan, terlebih dahulu dilakukan pretest yang terdiri dari 10 soal. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan para pelajar sebelum materi disampaikan, dan mengukur peningkatan pengetahuannya setelah materi diberikan dengan adanya post-test. f. Penyuluhan PHBS Institusi Pendidikan Tingkat SMA/MA Penyuluhan PHBS di Institusi Pendidikan tingkat SMA dilaksanakan di 6 Sekolah yaitu di SMAN 12 Tangerang, SMAN 15 Tangerang, SMAN 8 Tangerang, SMK Kesehatan Banten, SMK Kesehatan Asysyifa, dan SMK Kesehatan Mutiara Insani. Materi yang disampaikan adalah mengenai PHBS di Sekolah, ABAT (Aku Bangga Aku Tahu), dan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). 2. Rumah Tangga ber-phbs Keluarga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, karena dalam keluarga terjadi komunikasi dan interaksi antar anggota keluarga yang menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan perilaku. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah 88

106 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Pada tahun 2015 ini dilakukan PHBS tingkat rumah tangga Kelurahan Kunciran Indah. Hasil pendataan didapatkan persentase rumah tangga yang ber-phbs di kelurahan tersebut sebesar 54,2% (2.911 rumah tangga) dari rumah tangga yang dipantau. Sedangkan persentase rumah tangga yang tidak ber-phbs sebesar 45,8% (2.460 rumah tangga). di D. KESEHATAN LINGKUNGAN. 1. Rumah Sehat Pada tahun 2015 dilakukan pemeriksaan terhadap rumah di Kota Tangerang. Dari hasil pemeriksaan didapatkan rumah yang memenuhi persyaratan rumah sehat sebanyak rumah atau 19,72% dari rumah yang diperiksa. Jumlah rumah sehat tertinggi berada di Kecamatan Karawaci yaitu sebanyak rumah, sedangkan yang terendah berada Kecamatan Benda yaitu sebanyak rumah. 2. Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Berbagai intervensi dilakukan untuk menekan kasus DBD seperti fogging, serta himbauan 3M plus, tetapi ABJ (angka bebas jentik) di Kota Tangerang dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi dan intervensi yang paling baik adalah melalui PSN (pemberantasan sarang nyamuk) 3M plus. Angka bebas jentik di kota Tangerang seperti terlihat pada grafik dibawah ini. 89

107 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN Grafik 5.12 Angka Bebas Jentik di Kota Tangerang Tahun Sumber: Bid. P2KL, Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Sumber Air Bersih dan Sumber Air Minum Terlindung Sumber air bersih adalah sumber air yang dipergunakan untuk keperluan minum/masak serta mandi/cuci. Jenis sarana air bersih yang paling banyak digunakan oleh penduduk di Kota Tangerang tahun 2015 adalah air minum bersumber dari air isi ulang ( sarana) dan sumur bor ( sarana). Selebihnya adalah; dari perpipaan PDAM, air kemasan, sumur gali pompa tangan, 587 sumur gali terlindungi, dan beberapa sarana lainnya. Sarana air bersih dan dapat diminum tersebut diakses oleh keluarga. 4. Keluarga memiliki Jamban Sehat Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masyarakat sebenarnya,masyarakat sadar dan mengerti arti pentingnya mempunyai jamban sendiri di rumah. Alasan utama yang selalu diungkapkan masyarakat mengapa sampai saat ini belum memiliki jamban keluarga adalah tidak atau belum mempunyai uang melihat faktor kenyataan tersebut, sebenarnya tidak adanya jamban di setiap rumah tangga bukan semata faktor ekonomi, tetapi lebih kepada 90

108 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN adanya kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat (PHBS), jamban pun tidak harus mewah dengan biaya yang mahal. Menurut kriteria Depkes RI (1985), syarat sebuah jamban keluarga dikatagorikan jamban sehat, jika memenuhi persyaratan sebagai berikut : Tidak mencemari sumber air minum, untuk itu letak lubang penampungan kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari sumur (SPT SGL maupun jenis sumur lainnya). Perkecualian jarak ini menjadi lebih jauh pada kondisi tanah liat atau berkapur yang terkait dengan porositas tanah. Juga akan berbeda pada kondisi topografi yang menjadikan posisi jamban diatas muka dan arah aliran air tanah. Tidak berbau serta tidak memungkinkan serangga dapat masuk ke penampungan tinja. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan menutup lubang jamban atau dengan sistem leher angsa. Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat lantai jamban dengan luas minimal 1x1 meter, dengan sudut kemiringan yang cukup kearah lubang jamban. Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari bahan-bahan yang kuat dan tahan lama dan agar tidak mahal hendaknya dipergunakan bahan-bahan yang ada setempat; Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang, cukup penerangan, lantai kedap air, luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah, ventilasi cukup baik, tersedia air dan alat pembersih. Di Kota Tangerang, pada tahun 2015 terdapat sebanyak sarana jamban berbentuk leher angsa yang tersedia. Sarana ini diakses oleh penduduk di Kota Tangerang. Berikut adalah jumlah 91

109 BAB V UPAYA-UPAYA KESEHATAN sarana jamban leher angsa menurut Kecamatan di Kota Tangerang tahun Grafik 5.13 Jumlah Rumah Tangga Pengguna Sarana Leher Angsa yang Memenuhi Syarat Jamban Sehat di Kota Tangerang Tahun 2015 Sumber : Bid. P2KL, Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Tempat-Tempat Umum Sehat Pada tahun 2015, Dinas Kesehatan Kota Tangerang melaksanakan pemeriksaan terhadap Tempat-tempat Umum di seluruh wilayah Kota Tangerang. Tempat-tempat umum tersebut terdiri dari kolam renang, pasar dan hotel. Dari hasil pemeriksaan, sebanyak 95% tempat-tempat umum tersebut memenuhi syarat kesehatan. 92

110 BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN A. SARANA KESEHATAN 1. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Dalam rangka menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat dilakukan penggerakan dan pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti Kelurahan Siaga dan Posyandu. 1.1 Kelurahan Siaga Jumlah Kelurahan Siaga di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebanyak 104 Kelurahan siaga pratama atau 100%. Pengembangan Kelurahan Siaga dari tahun ke tahun dilaksanakan di semua wilayah kerja Puskesmas yang ada di Wilayah Kota Tangerang. Grafik 6.1 Jumlah Kelurahan Siaga menurut Wilayah Kerja Puskesmas Tahun Sumber: Bid. Yankes Dinas Kesehatan Kota Tangerang, 2015

111 BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN 1.2 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai srategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Selain itu posyandu juga sebagai pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana (KB) yang dikelola dan diselenggarakan dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian status kesehatan yang baik. Kinerja dari Posyandu juga dapat dijadikan sebagai salah satu indikator untuk menilai besarnya peran serta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan. Jumlah Posyandu di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebanyak Posyandu, yang terdiri dari 6 Posyandu Pratama (0,56%), 609 Posyandu Madya (56,65%), 428 Posyandu Purnama (39,81%) dan 32 Posyandu Mandiri (2,98%). Jumlahnya meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu Posyandu. Selain jumlah, Posyandu dengan Strata Madya dan Mandiri juga meningkat jumlahnya jika dibandingkan dengan tahun 2014, hal ini dapat menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat Kota Tangerang dalam upaya kesehatan masyarakat semakin meningkat. 94

112 BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN Grafik 6.2 Perkembangan Jumlah Posyandu menurut Strata Tahun Pratama Madya Purnama Mandiri Sumber: Bid. Yankes - Dinkes Kota Tangerang, 2015 Cakupan Posyandu aktif di Kota Tangerang pada tahun 2015 adalah 100% dari jumlah seluruh Posyandu yang ada. Posyandu aktif adalah Posyandu yang melaksanakan kegiatan hari buka dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader yang bertugas sebanyak 5 orang atau lebih, dan cakupan utama (KIA, KB, Gizi, imunisasi dan penggulangan Diare) berjalan setiap bulan. Rasio Posyandu terhadap kelurahan di Kota Tangerang tahun 2015 adalah 1:10, atau rata-rata setiap kelurahan mempunyai 10 sampai 11 Posyandu. Sementara itu jika dibandingkan dengan jumlah balita yang ada tahun 2015 yaitu sebanyak anak, maka rasio Posyandu terhadap balita di Kota Tangerang adalah sebesar 1:51 atau rata-rata 1 Posyandu melayani 51 anak balita. 95

113 BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN NO Tabel 6.1 Rasio Posyandu terhadap Jumlah Bayi dan Balita di Kota Tangerang tahun 2015 JUMLAH JUMLAH KECAMATAN BAYI & RASIO POSYANDU BALITA 1 CILEDUG : 68 2 LARANGAN : 61 3 KARANG TENGAH : 52 4 CIPONDOH : 41 5 PINANG : 50 6 TANGERANG : 38 7 KARAWACI : 62 8 JATIUWUNG : 50 9 CIBODAS : PERIUK : BATUCEPER : NEGLASARI : B E N D A : 52 KOTA TANGERANG : 51 Sumber: Subbag. Perencanaan Dinas Kesehatan Kota Tangerang,

114 BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN 2. Sarana Kesehatan Dasar Puskesmas yang ada pada tahun 2015 sebanyak 33 Puskesmas yang terdiri dari 31 Puskesmas tanpa perawatan dan 2 Puskesmas dengan Perawatan PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar) yaitu Puskesmas Gembor dan Cipondoh. Perbandingan Puskesmas dengan jumlah kecamatan yang ada di Kota Tangerang adalah 2,5. Hal ini berarti setiap kecamatan mempunyai 2-3 Puskesmas. Rasio jumlah Puskesmas terhadap jumlah penduduk kota Tangerang tahun 2015 adalah 1 : penduduk. Untuk rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk per kecamatan dapat dilihat dari tabel berikut. 97

115 Tabel 6.2 BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN Rasio Puskesmas Terhadap Jumlah Penduduk menurut No Kecamatan Kecamatan di Kota Tangerang Tahun 2015 Jumlah Puskesmas Jumlah Penduduk Rasio PKM:Penduduk 1 Ciledug : Larangan : Karang Tengah : Cipondoh : Pinang : Tangerang : Karawaci : Jatiuwung : Cibodas : Periuk : Batu Ceper : Neglasari : Benda : Jumlah : Sumber : Subbag. Perencanaan Dinkes Kota Tangerang,

116 BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN Idealnya setiap penduduk dilayani oleh satu buah Puskesmas, maka bila dilihat dari tabel diatas jumlah Puskesmas di Kota Tangerang dirasa masih kurang. Namun demikian, jumlah sarana pelayanan kesehatan baik balai pengobatan, rumah bersalin, praktek dokter perorangan, maupun praktek bidan swasta sebagai penyedia pelayanan kesehatan dasar sudah cukup banyak keberadaannya di Kota Tangerang. Selain Posyandu dan Puskesmas juga terdapat Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling untuk membantu meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Tangerang. Jumlah Puskesmas Pembantu (Pustu) di Kota Tangerang pada tahun 2015 berjumlah 6 buah, yaitu Pustu Jurumudi Lama (Puskesmas Benda), Pustu Nambo Jaya (Puskesmas Pabuaran Tumpeng), Pustu Bayur (Puskesmas Periuk Jaya), Pustu Selapajang (Puskesmas Kedaung Wetan), Pustu Cipete (Puskesmas Panunggangan) dan Pustu Larangan Indah (Puskesmas Larangan Utara). Sementara itu jumlah Puskesmas Keliling pada tahun 2015 sebanyak 33 buah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rincian jumlah sarana kesehatan dasar di Kota Tangerang pada tahun 2015 berikut ini. 99

117 Tabel 6.3 BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN Jenis & Jumlah Sarana Kesehatan Dasar Tahun 2015 NO JENIS SARANA KESEHATAN DASAR JUMLAH 1 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN PRAKTIK DOKTER GIGI PRAKTIK DOKTER SPESIALIS BP / KLINIK 51 5 LABKESDA 1 6 PUSKESMAS 33 7 PUSTU 6 8 PUSLING PUSKESMAS/ AMBULANCE 33 9 INSTALASI FARMASI 1 10 APOTIK TOKO OBAT BERIJIN USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL 2 13 PRAKTEK PENGOBATAN TRADISIONAL 62 TOTAL SARANA KESEHATAN DASAR Sumber: Bid. Yankes dan Perencanaan Dinas Kesehatan, Sarana Kesehatan Rujukan Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Jumlah Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan 100

118 BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN kesehatan rujukan di Kota Tangerang pada tahun 2015 ada sebanyak 28 Rumah Sakit. Rincian jumlah sarana kesehatan rujukan menurut jenis dan status kepemilikan dapat dilihat dari tabel berikut: NO 1 2 Tabel 6.4 Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Rujukan SARANA KESEHATAN RUJUKAN Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Ibu & Anak di Kota Tangerang Tahun 2015 STATUS KEPEMILIKAN PEMERINTAH TNI-AD SWASTA TOTAL Rumah Sakit Jiwa JUMLAH Sumber: Bid. PSD dan Subbag. Perencanaan Dinas Kesehatan, 2015 Jumlah Rumah Sakit yang berada diwilayah Kota Tangerang dan dalam pembinaan Dinas Kesehatan pada tahun 2015 ada sebanyak 28 Rumah Sakit, terdiri dari 1 Rumah Sakit Umum Sitanala dengan status pemilikan milik Kementerian Kesehatan, 1 Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang, 1 Rumah Sakit Umum milik TNI AD yaitu RS Daan Mogot, 22 Rumah Sakit Umum Swasta (RS Sari Asih Karawaci, RS Sari Asih Ciledug, RS Sari Asih Sangiang, RS Islam Sari Asih Ar- Rahmah, RS Aminah, RS Medika Lestari, RS Karang Tengah Medika, RS Bhakti Asih, RS Mulya, RS Usada Insani, RS Mayapada, RS Melati, RS An-Nisa, RS Dinda, RS Bunda Sejati, RS Ariya Medika, RS Awal Bros Tangerang, RS Hermina, RS As-Syifa, RS Aqidah, RS Permata Ibu, dan RS Tiara), dan 3 Rumah Sakit Ibu dan Anak Swasta (RSIA Mutiara Bunda, RSIA Pratiwi, RSIA Karunia Bunda). 101

119 BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN Jumlah tempat tidur rumah sakit dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan rumah sakit tersebut dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Jumlah tempat tidur Rumah Sakit di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebanyak buah. Menurut standar WHO, rasio ideal jumlah tempat tidur rumah sakit terhadap jumlah penduduk adalah 1 tempat tidur untuk 1000 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk maka rasio TT di Kota Tangerang pada tahun 2015 adalah 1,31 per 1000 penduduk. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebanyak buah (1,64 per 1000 penduduk). B. TENAGA KESEHATAN Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan, memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang memerlukan kewenangan dalam menjalankan pelayanan kesehatan (UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Tenaga kesehatan juga harus bekerja secara aktif dan profesional dibidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan bagian terpenting dalam peningkatan pelayanan kesehatan di Kota Tangerang. Jumlah tenaga kesehatan di Kota Tangerang pada tahun 2015 sebanyak orang, yang tersebar di Rumah Sakit, Puskesmas, Dinas Kesehatan dan UPTD lainnya di seluruh wilayah Kota Tangerang dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan di Kota Tangerang. Jumlahnya sama dengan tahun Namun sebaran profesinya berbeda dengan tahun Berikut ini adalah penyebaran tenaga kesehatan di Kota Tangerang berdasarkan Institusi kerjanya. 102

120 Tabel 6.5 BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN Penyebaran Tenaga Kesehatan menurut Institusi Kerja No di Kota Tangerang Tahun 2015 Jenis Institusi Rumah Sakit Umum / RSIA Jumlah Tenaga % 1 2 (Swasta, TNI-AD, dan RS Depkes) UPTD Puskesmas dan Puskesmas Pembantu , ,89 3 Dinas Kesehatan 151 1,88 4 Sarana Kesehatan lain (UPTD Labkesda, UPTD Kesehatan Daerah, dan UPTD Gudang Farmasi) 36 0,45 JUMLAH Sumber: Dinas Kesehatan dan Profil RS se-kota Tangerang, 2015 Sementara itu penyebaran tenaga kesehatan menurut jenis profesinya adalah sebagai berikut; dokter spesialis 10,11%, dokter umum 4,77% dan dokter gigi 1,47%, untuk tenaga perawat umum sebanyak 32,13%, perawat gigi 0,97%, bidan 8,37%, tenaga farmasi 4,75%, apoteker 1,00%, tenaga kesehatan masyarakat 1,77%, tenaga kesehatan lingkungan 0,55%, tenaga gizi 1,26%, tenaga teknisi medis (meliputi fisotherapi, terapi okupasi, terapi wicara, akupunktur, radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, rekam medis dan informasi kesehatan, dan teknisi transfusi darah) sebanyak 5,72%, 103

121 BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN tenaga terapi fisik (meliputi fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, dan akupuntur) sebanyak 1,29%, tenaga kesehatan lainnya 1,87% (meliputi pengelola program kesehatan dan tenaga kesehatan lainnya), dan tenaga non kesehatan 23,97%. Untuk lebih jelasnya, seperti terlihat pada grafik dibawah ini. Grafik 6.3 Jenis Tenaga Kesehatan di Kota Tangerang Tahun 2015 Sumber : Dinas Kesehatan dan Profil RS se-kota Tangerang,

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2016 SASARAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1. VISI : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang mandiri untuk hidup sehat MISI I : Meningkatkan Kemandirian dalam Jaminan Kesehatan Nasional Pelayanan Kesehatan. Meningkatkan Masyarakat Miskin Cakupan

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KESEHATAN Jl. Pangeran Moehamad Amin Komplek Perkantoran Pemkab Musi Rawas Telp. 0733-4540076 Fax 0733-4540077 MUARA BELITI KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN 3.1. TUJUAN UMUM Meningkatkan pemerataan, aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama kepada masyarakat miskin dengan mendayagunakan seluruh

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK Assalammu alaikum Wr.Wb Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkat dan karunianya maka buku Profil Dinas Kesehatan Kota Depok

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) 222061 SUKABUMI KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 440/ 053 /DINKES/2016 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG PERIODE 2014-2018 Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra

Lebih terperinci

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012 PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman tingkat persaingan di bidang kesehatan semakin meningkat demikian

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TIM PENYUSUN Pengarah dr. Endid Romo Pratiknyo Pj. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Penanggung Jawab Zulfan, S.Pi, M.Si Kabid Pengembangan Sumber Daya Dan

Lebih terperinci

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2012. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua TIM PENYUSUN Pengarah dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Penanggung Jawab Zulfan, S.Pi, M.Si Kabid Pengembangan Sumber Daya Dan Informasi Kesehatan Ketua Melli Oktiana,

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci