PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 DERMOLO JEPARA Oleh: Ferna Agustn, Shat Harles Saputr UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Abstract Problem n ths study s whether there s a relatonshp approach to the mplementaton of an ntegrated thematc scentfc learnng on student nterest fourth grade 3 Dermolo Country? Goals to be acheved n ths study was to fnd a scentfc approach to the mplementaton of an ntegrated thematc learnng to student nterest fourth grade 3 Dermolo country. Populaton n ths study was a publc school fourth graders 3 Dermolo the number of 40 students. Samples taken were all student of class IV usng samplng technques proposve. Data were obtaned through the technques of documentaton, observaton, and questonnare. Desgn used was a correlatonal desgn. Data analyss after treatment usng a scentfc approach show are as follow rcount of 0,7494 to 0,320 rtable s that the sgnfcance level 5% so Ho rejected, then there s a sgnfcant relatonshp between a scentfc approach to the ntegrated thematc learnng and student nterest. Can be concluded there s a relatonshp between the scentfc approach to the ntegrated thematc learnng and student nterest. Suggeston that reserchers convey, teachers should foster student nterest by usng an alternatve approach to learnng s a scentfc approach that can foster students nterest n learnng to be better. Ths can be done by gettng used to package and delver exctng learnng. Abstrak Permasalahan dalam peneltan n adalah apakah ada hubungan penerapan pendekatan scentfc pada pembelajaran tematk terpadu terhadap mnat belajar sswa kelas IV SD N 3 Dermolo? Tujuan yang hendak dcapa dalam peneltan n adalah untuk mengetahu hubungan penerapan pendekatan scentfc pada pembelajaran tematk terpadu terhadap mnat belajar sswa kelas IV SD N 3 Dermolo. Populas peneltan n adalah sswa kelas IV SD N 3 Dermolo dengan jumlah 40 sswa. Sampel yang dambl adalah seluruh kelas IV menggunakan teknk proposve samplng. Data peneltan dperoleh melalu teknk dokumentas, observas, dan angket. Desan peneltan yang dgunakan adalah desan korelasonal. Hasl analss data setelah perlakuan menggunakan Pendekatan Scentfc, menunjukkan antara lan sebaga berkut: rhtung sebesar 0,7494 dengan rtabel yatu 0,320 yang sgnfkan pada taraf 5% sehngga H0 dtolak, maka ada hubungan yang sgnfkan antara pendekatan scentfc pada pembelajaran tematk terpadu dan mnat belajar sswa. Dapat dsmpulkan ada hubungan antara pendekatan 57
Volume 4 Nomor 2 Desember 204 scentfc pada pembelajaran tematk terpadu dan mnat belajar sswa. Saran yang penelt sampakan, guru harus menumbuhkan mnat belajar sswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran alternatf yatu PENDEKATAN SCIENTIFIC yang bsa menumbuhkan mnat belajar sswa menjad lebh bak. Hal n bsa dlakukan dengan membasakan mengemas dan memberkan pembelajaran yang menark. Kata Kunc : Pendekatan Scentfc, Mnat Belajar Lemahnya proses pembelajaran merupakan masalah yang sedang dhadap dalam duna penddkan saat n, dalam proses pembelajaran, anak kurang ddorong untuk mengembangkan kemampuan berpkrnya. Proses pembelajaran d dalam kelas hanya darahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal nformas, dan dpaksa untuk mengngat dan menmbun berbaga nformas yang dtermanya. Sehngga nformas tersebut hanya untuk dngat sementara setelah tu dlupakan. Hal tersebut harus segera datas, agar proses pembelajaran berjalan lebh menark dan tdak membosankan, salah satunya yatu dengan adanya perubahan skap guru dalam menyampakan bahan ajar kepada peserta ddk. Pada kenyataannya guru belum mampu mencptakan proses pembelajaran yang dapat mendorong sswa untuk bsa berperan aktf dalam kelas. Akbatnya suasana kelas selama proses belajar mengajar cenderung pasf dan kurang kondusf, suasana sepert n bsa menunjukkan ndkas bahwa kemampuan kogntf sswa yang rendah. Mnat merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhaslan dalam belajar sswa. Seseorang yang memlk mnat terhadap suatu objek, cenderung untuk memberkan perhatan atau merasa senang yang lebh besar kepada objek tersebut. Namun apabla objek tersebut tdak menmbulkan rasa senang, maka a tdak akan memlk mnat pada objek tersebut. Sedangkan menurut pendapat Slameto (200:80) bahwa Mnat merupakan suatu rasa ketertarkan pada suatu hal atau aktftas, tanpa ada yang menyuruh. Salah satu strateg pembelajaran yang dapat dgunakan adalah Model Pembelajaran Tematk Terpadu. Model pembelajaran tematk ntegratf melalu beberapa tahapan yatu tema sebaga pemersatu berbaga mata pelajaran untuk satu tahun, melakukan analss standar kompetens lulusan, kompetens nt, kompetens dasar dan membuat ndkator, membuat jarngan Kompetens Dasar, menyusun slabus tematk, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tematk dengan mengkondskan pembelajaran menggunakan pendekatan scentfc. Pendekatan Scentfc dartkan untuk memberkan pemahaman kepada peserta ddk dalam mengenal, memaham berbaga mater menggunakan pendekatan lmah, bahwa nformas bsa berasal dar mana saja, kapan saja, tdak tergantung pada nformas searah dar guru. 58
METODE PENELITIAN Desan peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah desan korelasonal, yang dtujukan untuk menetapkan besarnya arah hubungan antara varabel-varabel. Hubungan tersebut hubungan antara varabel bebas yang terdr atas pembelajaran tematk terpadu dengan pendekatan scentfc dengan varabel terkat mnat belajar. Adapun desan peneltan n dgambarkan dalam skema sebaga berkut : X Y Gambar 3.. Kontrbus antara varabel bebas dengan varabel terkat Keterangan ; X = Varabel bebas yatu pendekatan scentfc pada pembelajaran tematk terpadu Y = Varabel terkat yatu mnat belajar Sedangkan rancangan peneltan n menggunakan rancangan peneltan korelasonal d mana semua data yang dperoleh dalam wujud skor dan dengan menggunakan teknk analss statstk. Dlhat dar teknk pengumpulan data, peneltan n termasuk peneltan ekspermen, karena dalam pelaksanaannya data yang d dapat penelt berupa angka-angka. Populas dalam peneltan n adalah sswa kelas IV SD Neger 3 Dermolo yang berjumlah 40 sswa. Untuk menentukan jumlah sampel peneltan, secara representatf dan proporsonal menggunakan teknk Proposve samplng dengan cara mengambl objek bukan ddasarkan strata, random, atau daerah tetap penelt member hak yang sama kepada setap subjek untuk memperoleh kesempatan dplh menjad sampel. Berdasarkan judul peneltan n ada dua varabel yang menjad bahan kajan, dperlukan alat untuk mengumpulkan data. Secara umum alat yang dgunakan dalam peneltan adalah angket. Adapun untuk menentukan varabel sebaga proses penyusunan angket pendekatan scentfc pada pembelajaran tematk terpadu dan mnat belajar melalu langkah-langkah sebaga berkut : menentukan tujuan angket/kuesoner yang mana pada peneltan n angket bertujuan untuk mengungkapkan varabel bebas dan varabel terkat, menyusun ks-ks angket, yang mana ks-ks tersebut melput ndkator serta penyebaran jumlah tem pernyataan. Dengan rncan pernyataan untuk varable bebas yatu pendekatan scentfc pada pembelajaran tematk terpadu berjumlah 45 tem, dan pernyataan untuk varable terkat yatu mnat belajar berjumlah 45 tem, menentukan bentuk angket. Sedangkan bentuk angket yang dgunakan dalam peneltan n menggunakan angket berstruktur dengan alas an penelt dapat memperoleh jawaban yang tegas dar responden serta cara penlaannya sangat mudah sebab responden tnggal memlh jawaban yang telah terseda, membuat tem pernyataan angket. Skala angket yang penuls gunakan adalah bentuk plhan ganda dengan 5 plhan berdasarkan krtera : sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RG), tdak setuju (TS), sangat tdak setuju (STS). Dar tap-tap ndkator penelt menyajkan pernyataan-pernyataan 59
Volume 4 Nomor 2 Desember 204 yang bersfat postf dan ada pula yang bersfat negatf dalam penentuan skor. Pembuatan rentang skor pada tem pernyataan yang postf adalah : Sangat Setuju (SS) 5, Setuju (S) 4, Ragu-ragu (RG) 3, Tdak Setuju (TS) 2, dan Sangat Tdak Setuju (STS) dan untuk tem pernyataan negatf menggunakan rentang skor Sangat Setuju (SS), Setuju (S) 2, Ragu-ragu (RG) 3, Tdak Setuju (TS) 4, dan Sangat Tdak Setuju (STS) 5. Uj normaltas dgunakan untuk mengetahuh apakah sampel peneltan yang dgunakan berasal dar populas yang berdstrbus normal atau tdak. Uj normaltas yang dgunakan adalah uj Lllefors. Hpotess unutk menguj kenormalan sebaga berkut: Ho : sampel berasal dar populas berdstrbus normal Ha : sampel tdak berasal dar populas berdstrbus normal Untuk menerma atau menolak hpotess nol, caranya dengan membandngkan Lhtung (Lo) dengan Ltabel untuk taraf sgnfkan 5%. Jka Lhtung lebh besar dar Ltabel maka Ho dtolak, sebalknya jka Lhtung lebh kecl dar Ltabel maka Ho dterma. Hal n berart sampel berasal dar populas berdstrbus normal. PEMBAHASAN Peneltan n dlakukan d kelas IV SD Neger 3 Dermolo Jepara, menggunakan desan korelasonal. Setelah melakukan peneltan, maka data yang dperoleh harus djabarkan secara tepat dan sstemats. Pada peneltan n nstrumen yang dgunakan adalah angket/kuesoner. Varabel X yatu pendekatan scentfc pada pembelajaran tematk terpadu dan varabel Y yatu mnat belajar sswa kelas IV subtema aku dan cta-ctaku. Pendekatan Scentfc pada Pembelajaran Tematk Terpadu Nla tertngg yatu 93 dan nla terendah yatu 77. Rentang: 93-77 = 6. Banyak kelas: + 3,3 (log 40) = + 3,3 (,60) = + 5,280 = 6,280 6. Panjang kelas nterval = Rentang: banyak kelas = 6:6 = 2,67 3. Adapun tabel dstrbus frekuens dar data d atas adalah sebaga berkut: Tabel 4.2. Dstrbus Frekuens Pendekatan Scentfc pada Pembelajaran Tematk Terpadu NO KELAS INTERVAL f x f. x 77 79 5 78 890 2 80 82 5 8 275 3 83-85 84 2024 4 86 88 4 87 748 5 89-9 4 90 760 6 92 94 93 93 JUMLAH 40 7330 60
Frekuens a. Rata-rata Rumus yang dgunakan adalah : b. Medan x Rumus yang dgunakan adalah : Me = f. x f b p 2 40 5 Me = 79,5 + 3 5 Me = 79,5 + 3 = 82,5 c. Modus Rumus yang dgunakan adalah : d Mo = 0 b p = 79,5 + 3 d d 2 0 4 7330 = 83, 25 40 2 n fk F = 79,5 + 2,43 = 8,64 Dar data daftar dstrbus frekuens d atas maka dapat dsajkan dalam bentuk dagram batang sebaga berkut: Dagram Batang Pendekatan Scentfc 6 4 2 0 8 6 4 2 0 5 5 4 4 77-7980 - 8283-8586 - 8889-992 - 94 Kelas Interval Dagram Batang Pendekatan Scentfc 2. Mnat Belajar Sswa Nla tertngg yatu 92 dan nla terendah yatu 75. Rentang: 92-75 = 7. Banyak kelas: + 3,3 (log 40) = + 3,3 (,60) = + 5,280 = 6,280 6. Panjang kelas nterval = Rentang: banyak kelas = 7:6 = 2,83 3. Adapun tabel dstrbus frekuens dar data d atas adalah sebaga berkut: 6
Frekuens Volume 4 Nomor 2 Desember 204 Tabel 4.3 Dstrbus Frekuens Mnat Belajar Sswa a. Rata-rata Rumus yang dgunakan adalah : b. Medan NO KELAS INTERVAL f x f. x 75 77 76 76 2 78 80 6 79 074 3 8 83 3 82 2366 4 84 86 3 85 2405 5 87 89 4 88 752 6 90 92 3 9 573 JUMLAH 40 7346 x Rumus yang dgunakan adalah : Me = f. x f b p 7346 = 83, 65 40 2 n fk F 2 40 7 Me = 80,5 + 3 3 Me = 80,5 + 3 = 83,5 c. Modus Rumus yang dgunakan adalah : d Mo = 7 b p = 80,5 + 3 = 80,5 + 3 = 83,5 d d 2 0 7 Dar data daftar dstrbus frekuens d atas maka dapat dsajkan dalam bentuk dagram batang sebaga berkut: 4 2 0 8 6 4 2 0 Dagram Batang Mnat Belajar 3 3 6 Gambar 4.2 4 Dagram Batang Mnat Belajar 75-77 78-80 8-83 84-86 87-89 90-92 Kelas Interval 3 Dagram Batang Mnat Belajar 62
Langkah awal dalam peneltan n yatu menyusun ks-ks angket pendekatan scentfc pada pembelajaran tematk terpadu dan mnat belajar. Kemudan pengujan valdtas dan reabltas angket. Valdtas bertujuan untuk menguj keabsahan butr soal, sehngga dapat memberkan kejelasan dalam pengukuran mnat belajar. Pengujan reabltas dgunakan untuk mengukur ketetapan hasl tes jka butr soal dujkan. Dar hasl valdtas 45 butr soal angket mnat belajar yang dujcobakan ddapat 33 soal kategor vald. Sedangkan 2 soal dengan ketegor tdak vald. Sedangkan pengujan relabltas dengan menggunakan rumus alpha ddapatkan r sebesar 0,89 atau dbulatkan menjad 0,89. Kemudan kta konsultaskan dengan krtera reabltas soal, mengngat r yang ddapat sebesar 0,89 berada d nterval 0,80-0,00 maka butr soal nstrumen angket mnat belajar mempunya krtera relabltas sangat tngg. Pemberan kategor mnat belajar peserta ddk dtentukan dengan cara sebaga berkut: skor tertngg : 5 x 33 = 65, skor terendah : x 33 = 33, rentang : (skor tertngg - skor terendah) : 4 = (65-33) : 4 = 33. Tabel 4.5 Kategor Frekuens Bergolong Skala Mnat Belajar Sswa o Kategor Sangat Rendah Interval Frekuens 33-66 0 Presentase 0% Rendah 67-00 2 2,5% Tngg 0-34 29 74,5% Sangat Tngg 35-65 9 23% Berdasarkan tabel 4.5 d atas, dapat dketahu bahwa mnat peserta ddk kelas IV SD Neger 3 Dermolo Jepara dalam tngkatan sangat tngg sebanyak 9 peserta ddk atau 23%, dalam tngkatan tngg sebanyak 29 peserta ddk atau 74,5%, dalam tngkatan rendah sebanyak 2 atau 2,5% dan tngkatan sangat rendah tdah ada. Sebagamana telah dsebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran tematk terpadu merupakan suatu penyajan pembelajaran yang menyatukan beberapa mata pelajaran dengan tema sebaga pemersatunya. Untuk penyajan pembelajaran dapat dsajkan langkah dalam pendekatan scentfc. Dengan dsajkan pendekatan scentfc dapat membangktkan rasa ngn tahu, mnat dan perhatan peserta ddktentang suatu tema dan mendorong serta mengnspras peserta ddk untuk aktf belajar. Hasl uj normaltas data mnat belajar menunjukan bahwa sampel berasal dar populas berdstrbus normal. Hal n terbukt dalam perhtungan normaltas, nla Lo = 0,098. karena banyaknya sampel (N) = 40 dan taraf 63
Volume 4 Nomor 2 Desember 204 sgnfkan sebesar 5% maka Ltabel = 0,40. Nla tersebut menunjukan bahwa Lhtung < Ltabel yatu 0,098 < 0,40. Dapat dsmpulkan bahwa data mnat belajar kelas IV SD Neger 3 Dermolo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara berasal dar populas berdstrbus normal. Sedangkan hasl uj normaltas untuk pendekatan scentfc pada pembelajaran tematk terpadu dperoleh nla Lo = 0,37. Karena banyaknya sampel (N) = 40 dan taraf sgnfkan sebesar 5% maka Ltabel = 0,40. Data n menunjukan Lhtung < Ltabel yatu 0,37 < 0,40 maka Ho dterma. Dapat dsmpulkan bahwa data pendekatan scentfc pada pembelajaran tematk terpadu sub tema mengenal jasa pahlawan kelas IV SD Neger 3 Dermolo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara berasal dar populas berdstrbus normal. Peneltan n bertujuan untuk mengetahu hubungan penerapan pendekatan scentfc pada pembelajaran tematk terpadu terhadap mnat belajar tema cta-ctaku sub tema aku dan cta-ctaku kelas IV semester 2 SD Neger 3 Dermolo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara. Maka dar data yang dperoleh dolah berdasarkan analss data yang dgunakan. Berdasarkan perhtungan dengan rumus korelas product moment dperoleh rhtung sebesar 0,7494 sedangkan nla rtabel dengan N = 40, taraf sgnfkan 5% sebesar 0,320. Data n menunjukan bahwa rhtung > rtabel yatu 0,7494 > 0,320. Dengan demkan dapat dkatakan bahwa hpotess nol (Ho) dtolak dan hpotess alternatf (Ha) dterma. Dapat dsmpulkan bahwa terdapat hubungan yang sgnfkan antara pendekatan scentfc pada pembelajaran tematk terpadu dan mnat belajar sswa kelas IV SD Neger 3 Dermolo Jepara. SIMPULAN Berdasarkan data d atas, kategor mnat belajar sebanyak 9 peserta ddk atau 23% dalam tngkatan sangat tngg, sebanyak 29 peserta ddk atau 74,5% dalam tngkatan tngg, sebanyak 2 peserta ddk atau 2,5% dalam tngkatan rendah dan dalam tngkatan sangat rendah tdak ada. Dar hasl analss menunjukan nla rhtung yang ddapat sebesar 0,7494 sedangkan nla rtabel untuk N = 40 dengan taraf sgnfkan 5% sebesar 0,320. Hal n berart rhtung > rtabel yatu 0,7494 > 0,320 dengan demkan hpotess nol (Ho) dtolak dan hpotess alternatf (Ha) dterma. Dapat dsmpulkan terdapat hubungan yang sgnfkan antara pendekatan scentfc pada pembelajaran tematk terpadu dan mnat belajar sswa kelas IV semester 2 SD Neger 3 Dermolo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara. DAFTAR PUSTAKA Arkunto, Suharsm, 202. Prosedur Peneltan. Jakarta : PT Rneka Cpta Djamarah, Syaful Bahr. 20. Pskolog Belajar. Jakarta : PT Rneka Cpta Panta Sertfkas Guru Rayon 39 IKIP PGRI Semarang, 203. Bahan Ajar Penddkan dan Lathan Profes Guru (PLPG) Sertfkas Guru dalam Jabatan Tahun 203.Semarang: IKIP PGRI Semarang Soegeng, Ysh.2006. Dasar-dasar Peneltan. Ed. Semarang : IKIP PGRI PRES 64
Slameto, 200. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhnya. Jakarta : Rneka Cpta Sugyono. 200. Peneltan Penddkan Pendekatan Kuanttatf, Kualtatf dan R & G. Bandung: Alfabeta. 65