BAB III STUDI KASUS. Plaza Senayan, Jakarta

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi C. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG

Konstruksi Rangka Batang

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B.

7. FLUIDA FLUIDA STATIK FENOMENA FLUIDA DINAMIK

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat

BAB III KONSEP PERANCANGAN

Perancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis

4. Mononom dan Polinom

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT

BAB VI DEFLEKSI BALOK

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

HASIL DAN PEMBAHASAN

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PAKET TIGA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyebarkan angket kepada

BAB 2 LANDASAN TEORI

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM

BAB IV PRODUKSI MEDIA

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah

MAKALAH FISIKA INTI PELURUHAN ALFA. Disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Inti. Dosen pengampu : Dr. Sutikno, M.T.

Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR. Desi Apriani Retno Murni Sari. STIE Kesuma Negara Blitar

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13

Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling

TINJAUAN PUSTAKA. didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap

V. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE-LUAS MOMEN

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT

Tata Bahasa Bebas Konteks

PENENTUAN MATRIKS IMPEDANSI REL JALA-JALA (NETWORN DENGAN METODE LANGSUNG

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN TINGKAT PELAYANAN FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR GEDE KOTA SURAKARTA

PREDIKSI INFLOW WADUK BERDASARKAN OUTFLOW MENGGUNAKAN PERSAMAAN KONTINUITAS

Message Authentication Code (MAC) Pembangkit Bilangan Acak Semu

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik

BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

EVALUASI NILAI TAHANAN PENTANAHAN TOWER SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150kV TRANSMISI MANINJAU SIMPANG EMPAT

PENGARUH PENGGUNAAN NaOCl DALAM TAHAPAN PEMUCATAN EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum duplicatum) TERHADAP KARAKTERISTIK NATRIUM ALGINAT

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

dlp2usaha - - USAHA DAN ENERGI - - Usaha dan Eenergi 8105 Fisika 1 mv

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS SIRIP LONGITUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPAT KEADAAN TAK TUNAK KASUS 2D

RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG PARSIAL (RAKTLSP) ABSTRACT

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION

Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP ( SILABUS ) KEGIATAN PEMBELAJARAN TEKNIK.

BAB XII GAYA DAN TEKANAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Buku Yoga untuk Kesehatan ini menggunakan dua jenis huruf untuk

ANALISIS KONSENTRASI TEGANGAN PADA GELAGAR BERLUBANG MENGGUNAKAN PEMODELAN DAN EKSPERIMEN

Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bambu ke Pipa PVC di Sekitar Sungai Musi Palembang

Mulai Di Sini. Panduan Cepat FAX perangkat dari kemasan dan memeriksa komponennya

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

10/02/2016 MEMULAI SPSS. Langkah-Langkah : Klik Star Button Klik All Program Klik SPSS Inc Klik SPSS Statistics 17.0

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

BAB II PERANCANGAN SIGN SYSTEM DI UNIKOM Pengertian sistem tanda ( Sign system ) dibagi ke dalam 4 (empat) bagian antara lain :

NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PROSIDING ISSN: M-19 PROFIL PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI

BAB II KAJIAN TEORI. bergerak dalam fluida tersebut. Beberapan ayat dalam Al-Qur an menyebutkan

PEMODELAN KASUS GIZI BURUK DI KOTA JAYAPURA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI POISSON

APERSEPSI. Jenis-jenis zat Massa jenis dan bobot jenis Tekanan

UPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM PERKULIAHAN FLUIDA

Ilmu Pertanian Vol. 15 No. 1, 2008 : KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza spp) PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN DAN SALINITAS

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

ANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI

E-LEARNING MATEMATIKA

DESAIN. Interaksi Manusia & Komputer

GEOMETRI PROYEKTIF PG(2, p n ) UNTUK MEMBENTUK RANCANGAN BLOK TIDAK LENGKAP SEIMBANG SIMETRIS. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN

PERTEMUAN 3 dan 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI

ANALISIS TEGANGAN BAUT PENGUNCI GIRTH-GEAR KILN

Transkripsi:

BAB III STUDI KASUS III.1. Plaza Senayan, Jakarta III.1.1. Deskripsi kasus Pengaturan signage dilakukan sendiri oleh pihak manajemen Plaza Senayan (PS), yaitu agian design and conctruction management, yang memuat karakteristik atau aturan-aturan dasar dan kriteria desain yang diinginkan untuk kemudian diserahkan kepada PT Rainow. PT Rainow inilah yang kemudian memuat eerapa usulan desain yang selanjutnya akan ditentukan oleh PS desain mana yang akan digunakan. Pada saat ini, pihak PS sedang melakukan peraikan signage system dengan cara melakukan penggantian secara menyeluruh erupa pengantian material, desain, dan penempatan agi sign-sign Gamar 15. sumer : dokumentasi yang dinilai penempatannya masih kurang priadi aik. Pihak PS memiliki tanggung jawa dalam desain signage yang ersifat pulik eserta pemasangannya di dalam mall (gamar 15). Kriteria dasar yang dinginkan oleh pihak PS adalah signage system yang jelas, dapat erfungsi dengan aik dan sesuai dengan desain interior angunan, sehingga selain menjadi elemen yang dapat memantu pengunjung ernavigasi, juga menjadi elemen yang memantu dan memperaiki kualitas estetika dari agian dalam mall. Hal ini diterapkan antara lain melalui pemilihan warna ackground sign yang sesuai dengan warna interior angunan dan toko-toko di sekitarnya. Untuk desain dari signage yang ersifat private yang dimiliki oleh tiap toko yang ada di dalm mall, untuk saat ini diserahkan sepenuhnya oleh pemilik toko dan dierikan keeasan sepenuhnya sesuai dengan kreativitas mereka dalam memuat sign-sign, selama peletakan sign Gamar 16. sumer: dokumentasi priadi 27

terseut masih di dalam atau di agian dari toko mereka dan tidak menganggu toko lainnya (gamar 16). Namun untuk peletakan private signage dari suatu toko yang letaknya di luar toko (seperti di koridor, jauh dari posisi tokonya sendiri), seelum pemasangan harus didiskusikan dengan pihak PS agar tidak terjadi kekacauan visual. III.1.2. Pulic Signage di dalam PS a c Pulic Signage yang terdapat di PS antara lain erupa sign petunjuk arah (orientational signage) peta u are here (identificatioanal signage), Directional signage, regulatory signage, decorational signage, dan informational signage. Type face yang digunakan ervariasi, yang seagian esar merupakan huruf sans serif. Huruf yang diginakan untuk kata adalah hururf kapital semua. Ukuran typeface yang digunakan kira-kira 5cm untuk directional sign (gamar 17), dan ukuran yang leih kecil untuk map yang memiliki anyak informasi (gamar 17a). Bentuk ackground sign yang digunakan juga d ervariasi, tergantung dari kategori sign yang akan digunakan. Untuk sign yang menunjukkan arah Gamar 17. sumer: dokumentasi priadi (directional signage), ackground sign erentuk persegi panjang (gamar 17), kemungkinan agar sign terseut dapat memuat anyak informasi dalam satu sign. Regulatory sign keanyakan erentuk lingkaran (gamar 17c), memuat larangan yang dierlakukan di sana tidak terlihat kaku dan mengikat dengan entuk lingkaran yang dinamis dan santai. Sign yang ersifat memerikan identifikasi juga erentuk segi empat (seperti sign di toilet) (gamar 17d). 28

a Warna yang digunakan untuk sign cukup kontras dengan sekitarnya, khususnya untuk sign-sign yang ersifat regulatory sign. Untuk sign exit, pemilihan warna mengikuti aturan dasar sign untuk fire escape, yaitu erwarna hijau, dengan penamahan panah agar arah yang dimaksud leih jelas (gamar 18a). Warna pada ackground directional sign erwarna c Gamar 18. sumer: krem, senada dengan warna dinding dalam dokumentasi priadi angunan sehingga terlihat menyatu dengan desain angunan, namun menjadi kurang kontras dengan sekitarnya, ditamah warna font yang erwarna putih memuat sign ini sulit diaca pada jarak yang agak jauh (gamar 18). Beragai macam simol juga digunakan untuk memerikan informasi pada pengunjung, aik untuk signage yang erupa directory sign hingga identificational sign, dan paling anyak digunakan untuk regulatory sign (gamar 18c). Beerapa sign juga menamahkan simol untuk memperjelas sign yang sudah memiliki text untuk memuat informasi yang disampaikan leih jelas, terutama untuk orang-orang uta huruf dan menggunaan simol yang ersifat universal (gamar 18). Cara pemasangan signage sangat ervariasi, Directional signage yang iasanya digantung dan regulatory signage yang iasanya di tempel di dinding atau kolom angunan, dan eerapa dipasang di kaca sehingga dapat dilihat dari kedua sisi. Untuk map directory, dipasang dengan cara free standing dan menghadap miring ke atas sehingga isa diaca apaila pengunjung sudah erada di dekatnya (gamar 19a). Ada juga sign yang dipasang menjadi umul-umul (projecting sign) yang merupakan identificational sign untuk PS di dalam angunan (gamar 19). 29

a Gamar 19. sumer: dokumentasi priadi Beerapa Pulic sign dapat yang mengeluarkan cahaya sendiri (erpendar), seperti sign yang menunjukkan arah dan map directories (gamar 19a), dan ada juga yang hanya memanfatkan pantulan cahaya dari lampu yang ada di sekitarnya. Secara umum (gamar 19), signage pulik yang ada di sini sudah cukup pencahayaannya sehingga cukup mudah untuk dilihat. Terdapat hirarki dalam hal ukuran signage. Signage di sini memiilki eragai variasi ukuran ackground, simol maupun font. Untuk signage yang erupa regulatory sign yang umum, seperti dilarang merokok, ukurannya leih kecil diandingkan sign-sign penting yang ersifat directional signage. Sign-sign penting diuat leih esar, kemungkinan agar dapat leih mudah dilihat dan disadari keeradaannya oleh pengunjung. 30

III.1.3. Private Sign di dalam PS a c d Gamar 20. sumer: dokumentasi priadi e Private sign yang erada di dalam PS seagian esar erupa identificational sign dengan eragai macam desain yang ereda ( gamar 20). Ada juga decorational sign yang melamangkan ikon PS yang terletak di railing-railing koridornya(gamar 20c). Pengaturan letak toko-toko oleh pihak PS, dengan sendirinya mementuk seuah signage system yang muncul dari desain signage yang dimiliki tiap toko. Untuk toko erupa utik-utik atau toko pakaian, Warna yang digunakan dominan adalah warna putih, coklat, silver dan hitam. Typeface yang digunakan seagian esar adalah huruf serif. Dengan adanya keseragaman pengggunaan warna seperti ini, toko-toko terseut terlihat mewah dan elegan dan juga terlihat saling mendukung satu sama lain dalam hal desain, yang juga mendukung desain interior dari PS sendiri yang warna dindingnya didominasi oleh keramik erwarna krem(gamar 20,20d,20a),. Untuk toko di daerah foodcourt, warna yang digunakan leih ervariasi (gamar 20a),. 31

a c Gamar 21. sumer: dokumentasi priadi Bentuk ackground sign dari toko toko keanyakan erentuk persegi panjang, mencerminkan kerapihan dan kemewahan dari tiap toko, khususnya untuk toko-toko di lantai 1 dan 2 (gamar 21a),. Penggunaan simol untuk privat sign yang digunakan tiap toko merupakan simol yang tidak universal, seagai hasil desain yang ereda dari tiap toko dan mencerminkan karakternya masingmasing. Di sini simol jarang digunakan dalam private sign, dan keeradaan simol iasanya diikuti dengan text yang menunjukkan nama tokonya (gamar 21a). Pemasangan iasanya dilakukan dengan cara ditempelkan di dinding dengan ketinggian 2,5 m, sehingga isa dilihat dari jarak yang agak jauh, diantu dengan ukuran text yang esar (gamar 21). Setiap sign yang dimiliki oleh toko iasanya pencahayaannya cukup, aik untuk sign yang mengeluarkan cahaya sendiri, maupun sign yang memanfaatkan cahaya di sekitarnya. Ada juga sign yang memiliki ackground yang terang dengan text di depannya sehingga nama toko terseut menjadi siluet yang menarik untuk dilihat, sehingga memperkuat nilai estetika dari toko terseut (gamar 21c). Di agian foodcourt, hampir semua toko memiliki sign yang erpendar, sehingga terkesan erloma-loma untuk menarik perhatian pengunjung (gamar 22a). 32

a Gamar 22. sumer: dokumentasi priadi Tidak ada hirarki yang muncul dari kumpulan sign-sign yang muncul di dalam PS dari segi ukuran. Ukuran sign tiap toko rata rata tidak ereda jauh dan isa terlihat dari jarak yang agak jauh (30-40m). Beerapa toko juga memuat ukuran sign yang agak kecil dengan cara window sign yang iasanya teletak di kaca toko mereka (gamar 22). Di daerah toko-toko pakaian, seagai dampak dari lear toko yang cukup panjang, jarak antar sign juga memiliki jarak tertentu sehingga tidak terlihat padat ataupun saling menutupi (gamar 23). Sementara di agian foodcourt jarak antar sign cukup rapat, dengan toko yang saling ersisian dan lear toko yang tidak terlalu panjang Gamar 23. sumer: dokumentasi priadi (gamar 22a). III.1.4. Analisis Kasus Visiility, Readiiity, dan Legiilit y Hal-hal yang mempengaruhi visiilitas signage antara lain text, warna entuk, dan penempatan sehingga sign terseut dapat disadari keeradaannya secara keseluruhan (dasar teorinya (DT) lihat halaman 7). Untuk pulic signage di PS, seagian esar warna yang digunakan untuk tiap-tiap elemen cukup kontras dengan sekitarnya, memuat sign-sign terseut tampak menonjol dan kemungkinan dapat menarik perhatian manusia. Ukuran signage yang ervarasi mulai dari kecil sampai esar tergantung dengan kategori dan kadar kepentingannya mementuk suatu hirarki, yang tentunya akan dapat memudahkan manusia dalam proses mencari sign yang ia utuhkan ketika erada di dalam mall (DT lihat halaman 21). Persamaan karakteristik dari pulic signage seperti directional signage yang 33

erentuk persegi panjang, dan regulatory signage yang erentuk lingkaran, juga dapat memantu manusia karena dengan sendirinya dapat mementuk persepsi pengunjung akan signage di dalam mall akiat entuk yang konstan (DT lihat halaman 21). Selain itu, pemilihan warna pada ackground directional sign erwarna krem, senada dengan warna dinding, namun sign terseut terlihat pucat ditamah akiat dikominasikan dengan teks erwarna putih, sehingga terkesan tidak mendukung desain interior angunan yang didominasi oleh keramik dan warna krem, coklat tua yang erkesan elegan dan mewah. Untuk peletakannya, seagian esar pulic signage di sini diletakkan di tempat-tempat yang mudah terlihat manusia, khususnya untuk signage yang penting, seperti digantung di langit-langit dengan ketinggian yang cukup, sehingga dapat tetap terlihat walupun ila mall terseut ramai akan pengunjung (DT lihat halaman 17). Peletakkan map directories yang strategis, seperti di depan escalator dan lift memuatnya mudah disadari oleh manusia. Peletakan sign exit di sepanjang koridor utama sign terseut yang erada di jangkauan arah pandang manusia yang arahnya ke depan semari ia erjalan, memuatnya dapat secara mudah disadari keeradaannya (DT lihat halaman 17), walaupun anyak sekali ojek-ojek lain yang dapat menarik perhatian pengunjung di dalam mall terseut, atau paling tidak itulah yang dialami oleh penulis sendiri. Selain itu peletakkan sign exit yang erjumlah leih dari satu dalam satu koridor, dapat menjadi ojek yang memandu pengunjung saat keadaan darurat karena adanya tanda panah yang menunjukkan letak tangga keakaran (DT lihat halaman 22). Dapat dikatakan, dari segi visiilitas pulic signage yang ada di PS cukup aik dan kemungkinan dapat menarik perhatian pengunjung. Untuk private sign, ukuran yang cukup esar pada tiap toko dan warna yang cukup contrast dengan warna interior angunan memuat private sign di dalam mall seagian esar memiliki visiilitas yang cukup aik. Di daerah foodcourt, anyaknya sign yang erdekatan namun erukuran cukup Gamar 24. sumer: dokumentasi priadi 34

esar dengan pencahayaan yang ervariasi tidak mengurangi visiilitas sign, karena letak sign-sign terseut yang erada di zona dimana pengunjung kemungkinan dapat duduk, makan dan melihat-lihat sekitarnya dengan eas (gamar 24). Kegiatan makan yang tergolong kegiatan yang tidak memerlukan perhatian khusus memuat manusia dapat mengarahkan perhatiannya hal lain, seperti melihat-lihat keadaan sekitar, sehingga kemungkinan esar sign-sign yang erada di tempat itu walaupun jumlahnya anyak terseut akan tetap dapat terlihat (DT lihat halaman 21). Selain itu, keteraturan dalam hal peletakkan dari private- memuat visiilitas private sign khususnya yang erada di daerah toko-toko utik tiap sign tidak menganggu satu sama lain (DT lihat halaman 7). Kata-kata atau konstruksi kalimat dari pulic signage yang ada di mall ini dapat dimengerti dengan mudah karena disampaikan secara singkat dan terkadang juga diantu oleh simol yang mendukung, sehingga dapat disimpulkan readiilitas pulic signnya cukup aik (DT lihat halaman 7). Sementara untuk private sign, konstruksi kalimat yang iasanya hanya erupa satu kata untuk nama toko terseut, dengan terkadang ukan seagai kata yang mempunyai arti, memuatnya tidak memiliki masalah dalam hal readiilitas, karena iasanya memang itu yang dikehendaki atau merupakan tema yang didesain oleh toko-toko yang memasangnya, dimana kata-kata terseut tidak ersifat universal dan harus dipelajari terleih dahulu untuk dapat mengerti maknanya. Untuk legiilitas, seagian esar signage menggunakan simol yang cukup kontras dengan ackgroundnya, sehingga maksud utama dari signage terseut dapat terlihat dan dimengerti dengan cukup aik. Simol-simol seperti toilet, mushalla, dilarang merokok, dan lain-lain menggunakan simol yang universal dan kemungkinan dapat dimengerti oleh semua orang (DT lihat halaman 12). Penulisan text pada sign exit cukup contrast dengan ackgroundnya karena menggunakan warna hijau. Jenis teks yang simple dan umum untuk seagian esar pulic signage cukup mudah dilihat, dengan tinggi teks yang cukup, tidak terlalu esar dan tidak terlalu kecil. Salah satu yang menjadi kekurangan adalah pada directional sign warna text dan ackground yang digunakan pada directional sign tidak memiliki Gamar 25. Sumer: dokumentasi priadi 35

kontras yang cukup, sehingga agak sulit dalam melihat isi informasi dalam sign terseut ketika kita erada agak jauh dari sign itu, yang memuat legiilitas sign terseut kurang aik (gamar 25) (DT lihat halaman 10). Demikian juga dengan seagian esar private sign di dalam mall. Untuk penggunaan text, seagian esar private sign menggunakan text yang mudah untuk diaca, walaupun terkadang menggunakan text yang unik. Penggunaan text dan simol yang unik dan tidak umum dan sulit untuk diaca, ukan erarti gagal dalam legiilitas, karena mungkin saja private sign terseut diciptakan untuk alasan estetika dan kesesuaian dengan karakter tokonya, sehingga tidak isa dinilai seagai suatu kegagalan. Pemilihan font serif yang seagian esar dipakai pada private sign merupakan pilihan yang aik karena dapat menamah legiilitas dan mendukung kesan elegan dari utik-utik terseut (DT lihat halaman 9). a Gamar 26. sumer: dokumentasi priadi Bagaimana kualitas pulic sign diantara private sign yang ada di PS? Untuk menjawanya lihatlah gamar 26a. Foto terseut memperlihatkan situasi salah satu koridor utama di dalam PS. Di sepanjang koridor terdapat eragai toko yang memperlihatkan eragai arang menarik dengan eragai private sign yang erukuran cukup esar untuk dapat menarik perhatian pengunjung. Di sana terdapat sign exit yang terletak di langit-langit koridor, dengan kedua sisinya ertuliskan exit yang erarti sign terseut dapat dilihat dari kedua arah, dan menjadi hanging sign yang dapat tetap terlihat karena letaknya yang tidak terhalang apapun dan erada di jangkauan pandang manusia, didukung dengan textnya juga yang cukup esar untuk dilihat dari jarak yang agak jauh, sehingga pengunjung dapat mendeteksi keeradaanya di tengah anyaknya ojek-ojek atau private sign yang erlomaloma untuk menarik perhatian manusia (DT lihat halaman 17). Gamar 26 juga menunjukkan situasi di salah satu entrance dari PS. Walaupun sign terseut memiliki legiilitas yang kurang aik karena text dengan ackgroundnya terlihat kurang kontras (gamar 25), directional sign terseut memiliki nilai visiilitas yang cukup 36

aik seagai hasil dari pencahayaan yang timul dan cukup terang dari dalam sign terseut (DT lihat halaman 14). Demikian juga dengan gamar 27a, dimana terlihat seuah map directories yang diletakkan di spot yang mudah terlihat oleh pengunjung, yaitu di depan elevator, dimana pengunjung iasanya sering melewati tempat ini. Pada gamar 27, juga menunjukkan letak sign yang mempunyai arti dilarang merokok erukuran kecil yang terletak diantara private-private sign di seuah foodcourt. Pulic sign ini isa tetap terlihat dan disadari keeradaannya karena walupun ukurannya kecil, sign terseut cukup kontras dengan tempat ia menempel. Selain itu sign terseut terletak di daerah dimana orang orang iasa melakukan kegiatan yang tidak memerlukan kegiatan khusus, yaitu makan, a sehingga pengunjung dapat tetap melihat-lihat dan memperhatikan ojek-ojek di sekitarnya (DT lihat halaman 21). Dapat dikatakan, keeradaan pulic signage di dalam mall ini dapat ersaing dengan ojek-ojek lain dalam hal menarik perhatian pengunjung, sehingga keeradaannya dapat tetap disadari sehingga akhirnya dapat erfungsi dengan aik. Gamar 27. sumer: Hasil pengamatan di atas menunjukkan dokumentasi priadi ahwa pulic sign yang terdapat di PS memiliki kriteria yang cukup seagai seuah sign. Untuk pulic sign, penerapan signage system yang dilakukan sudah dapat melakukan fungsinya seagai sign yang dapat memerikan informasi-informasi penting kepada pengunjung karena sudah dapat disadari keeradaannya, namun akan leih aik seandainya legiilitas pada directional signage diperaiki dengan cara menaikkan kontras text dengan ackgroundnya dengan cara mengunakan warna yang lain. Dari segi estetika dan kesesuaian dengan desain mall secara keseluruhan, pulic sign khususnya directional sign di sini dinilai penulis sedikit kurang sesuai dengan interior angunan mall yang terkesan mewah dan warm, yang didominasi penggunaan material dinding seperti keramik krem dan toko-toko yang didominasi warna silver,coklat, hitam dan putih. Hal ini diseakan penggunaan warna ackgroundnya yang 37

erwarna pucat, penggunaan font yang terlalu simpel serta legiilitas yang kurang aik sehingga tidak mendukung kesan mewah yang disiratkan oleh pemilihan interior mall terseut. Ini menyiratkan ahwa pulic sign di PS sangat memprioritaskan segi fungsional. Namun tentunya penulis menilai akan leih aik apaila sedikit dieri sentuhan mewah melalui penggunaan font yang isa memerikan kesan itu (DT lihat halaman 8), seperti penggunaan salah satu jenis huruf serif yang juga memiliki legiilitas yang aik. Sementara itu untuk private sign yang ada di mall ini penulis erkesimpulan ahwa walaupun desain sign-sign toko tidak diatur oleh pihak mall, dengan sendirinya sign-sign terseut mementuk signage system yang saling mendukung satu sama lain dan menamah nilai estetika dan memperkuat desain dari PS sendiri, sehingga tidak terjadi adanya suatu polusi visual. III.2. Mall Artha Gading, Jakarta III.2.1. Deskripsi kasus Mall Artha Gading (MAG) adalah seuah mall yang dimilikii perusahaan PT. Swadaya Pandu Artha, diangun oleh iro arsitek yang erasal dari Singapur. Signage system di mall ini dirancang juga oleh iro terseut, namun sekarang telah dipindahtangankan ke adan pengelola MAG. Mall ini memiliki 3 koridor utama dan anyak sekali second koridor yang dinamakan passage, sehingga seperti mementuk susunan lok-lok retail. Hal ini memuat pemasangan signage yang aik sangat diperlukan agar Gamar 28. Situasi di dalam MAG. Sumer: dokumentasi priadi pengunjung selalu tahu ada di mana posisinya saat itu ketika ia menjelajahi isi mall, khususnya saat ia erada di second corridor yang sekilas hampir terlihat sama. Mall ini mempunyai tagline 7 pesona jalur sutra, dan memedakan agian dalam mall atas 7 zoning, seperti australia, cina, dan lain-lain, yang dapat sedikit memantu pengunjung untuk ernavigasi di dalam angunan. Sesuai pernyataan adan pengelolanya, signage system untuk pulik di dalam mall diciptakan untuk mempermudah navigasi pengunjung, dengan cara 38

memuat signage yang mudah dimengerti dan mudah disadari keeradaannya, salah satunya dengan memuat ukuran sign yang cukup esar. Pemuatan desain signage diakui tidak memiliki huungan dengan desain angunan atau interior dari angunan. Untuk waktu yang akan datang mereka akan mengadakan peraikan dalam signage system, salah satunya dengan cara penamahan titik-titik aru untuk peletakkan signage. Untuk private sign, Pihak mall memerikan keeasan sepenuhnya kepada tiap toko untuk menciptakan desain signage mereka, namun pihak mall mempunyai kewenangan dalam mengatur posisi-posisi toko di dalam mall terseut. III.2.2. Pulic Sign di dalam MAG a c d Pulic signage yang terdapat di MAG antara lain identificational sign, directional sign, regulatory sign, informational sign, dan orientational sign. Bentuk ackground yang digunakan seagian esar adalah persegi panjang, dan eerapa dimodifikasi dengan cara menamah dekorasi dengan motif-motif organik/fleksiel di sekitar ackground terseut (gamar e Gamar 29. Sumer: dokumentasi priadi 29a), atau hanya erupa kaca (gamar 29). Untuk regulatory sign iasanya erentuk lingkaran (gamar 29d). Typeface yang digunakan ervariasi. Untuk directional 39

sign, typefacenya menggunakan huruf serif (kemungkinan ghotic) dan huruf script dan awal kata iasanya huruf kapital diikuti huruf kecil di elakangnya, sementra untuk text yang mengarah ke suatu toko, typefacenya sesuai dengan yang digunakan untuk nama toko terseut (gamar 29a). Ada juga sign yang menggunakan typeface unik yang menunjukkan nama/identitas tempat (gamar 29c). Warna ackground yang digunakan untuk directional sign erwarna merah, dengan warna text erwarna putih, sehingga cukup kontras antara text dengan ackground (gamar 29a), dan antara sign dengan sekitarnya (gamar 29e). Untuk pulic sign lain warna yang digunakan leih ervariasi, dan seagian esar sign memiliki elemen-elemen dengan warna yang cukup kontras dan dapat memedakan sign terseut dengan sekitarnya yang memiliki dinding erwarna coklat muda dan krem. Simol yang digunakan ermacam-macam, dan seagian esar adalah simol yang universal. Penggunaan simol panah iasanya diletakkan di sisi luar sign dengan text yang menjelaskannya di sisi dalam sign. Hirarki yang dipakai untuk a sign adalah panah ke atas di seelah kiri, diikuti panah ke kanan di seelah kanannya (gamar 30a). Sign yang menunjukkan letak lift memakai dua panah kearah yang sama, yang seenarnya menurut penulis satu tanda panah saja sudah cukup (gamar 30). c Ukuran sign yang menunjukkan arah dan identificational sign cukup esar, dengan tinggi 50-70cm sehingga mudah dideteksi keeradaannya walaupun dari jarak yang agak jauh (gamar 30c). Regulatory sign erukuran d Gamar 30. Sumer: dokumentasi priadi cukup kecil dan hanya isa dilihat dari jarak dekat (gamar 30d). Ukuran text yang dipakai 40

ereda-eda. Pada directional sign, Informasi mengenai letak sarana umum seringkali leih esar textnya daripada informasi mengenai tempat-tempat atau zona lain yang ada di mall terseut (gamar 30a). Ini menunjukkan suatu hirarki, dimana penulis menilai seagai suatu hirarki yang keliru. Seharusnya text yang menunjukkan tempat-tempat utama di dalam mall terseut menggunaan ukuran yang leih esar diandingkan tempat-tempa t umum sperti toilet atau telepon umum, karena tujuan ut ama pengunjung yang datang ke mall adalah untuk menikmati dan menggunakan ruang-ruang utama atau toko-toko yang ada di mall untuk memenuhi keutuhan mereka, ukan hanya sekedar mencari toilet atau telepon. Cara pemasangan untuk directional sign adalah digantung (hanging sign) dengan ketinggian 3-3,5 m. Regulatory sign iasanya ditempel di pintu kaca (window sign) atau dinding dengan ketinggian eye level, dan identificational sign ditempel di dinding dengan ketinggian 2-2,5m. Untuk map directories, diletakkan dengan cara free-standing dan dapat dilihat dari jarak dekat dengan ukuran font yang leih kecil, erisi leih anyak informasi diandingkan sign-sign lainnya (gamar 31a). Untuk a identificational sign yang menunjukkan exit, sign hanya ditempelkan di atas pintu darurat di dalam lorong, sehingga kemungkinan pengunjung tidak dapat mendeteksi letak sign itu dari koridor utama dimana pengunjung iasa erjalan samil melihat-lihat isi mall (gamar 31). Gamar 31. Sumer: dokumentasi priadi Beerapa sign dapat mengeluarkan cahaya sendiri, dan sign lainnya memanfaatkan cahaya dari lampu di sekitarnya. Seagian esar sign diterangi oleh cahaya yang cukup terang untuk dapat dilihat dengan mudah. III.2.3. Private Sign di dalam MAG Private sign yang terdapat di MAG keanyakan erupa free standing sign, spanduk atau anner-anner yang iasa diletakkan di agian void, identification 41

sign yang dimiliki toko-toko, dan poster-poster kecil yang digantung yang anyak terdapat di daerah foodcourt. Bentuk dan warna ackground sign yang digunakan sangat ervariasi, mulai dari erentuk persegi panjang dan lingkaran, dengan warna ackground yang ereda-eda dan seagian esar cukup kontras dengan warna dinding angunan yang erwarna coklat muda dan krem (gamar 32a). Warna yang digunakan tiap sign yang ereda di tempat yang erdekatan terlihat tidak memiliki kesamaan tema sehingga terlihat saling erloma loma untuk d apat menarik perhatian pengunjung. Hal ini sangat terlihat terutama di agian foodcourt. (gamar 32). a c Demikian juga untuk ukuran sign, jenis font, dan simol yang digunakan oleh tiap toko. Ukuran sign yang ditempel di atas entrance toko iasanya memiliki tinggi sign 30-50 cm sehingga dapat terlihat dari jarak yang agak jauh. Font yang ervariasi (untuk penggunaan huruf uppercase-lowercase dan serif/san seriff), Simol yang unik, erkarakter, dan d Gamar 32. Sumer: dokumentasi priadi tidak ersifat universal terkadang dijumpai pada identificational sign pada toko (gamar 32d), walaupun terdapat juga simol erupa gamar atau foto yang familiar akan suatu produk seagai akiat anyaknya iklan akan produk terseut di media elektronik. Cara pemasangan private sign antara lain dengan cara projecting sign seperti yang miliki toko J.CO yang sudah dikenal akan projecting sign erentuk lingkaran (gamar 32c). Namun keanyakan ditempel pada dinding angunan di atas entrance pada ketinggian 2,5-3m (gamar 32d). Beerapa free standing sign dan window sign juga terlihat seagai secondary sign toko yang hanya isa dilihat dari dekat untuk mengiklankan produk 42

mereka di depan tokonya (gamar 33a&33). Sign-sign ini keanyakan diterangi cahaya yang cukup, aik dari cahaya yang erasal dari dirinya sendiri, dan cahaya dari lampu sorot (gamar 33c&33d). Hanya sedikit sign yang hanya memanfaatkan cahaya dari lampu di sekitarnya. c a d e Gamar 33. Sumer: dokumentasi priadi f g Masing-masing private sign memiliki persamaan untuk identification sign mereka, yaitu text yang menunjukkan nama toko memiliki ukuran yang leih esar, diikuti dengan text yang ukurannya leih kecil untuk menjelaskan pelayanannya atau jenis toko terseut (gamar 33e&33f). Demikian juga untuk poster-poster yang ada di daerah foodcourt, dimana informasi utama dalam poster itu menggunakan ukuran text yang esar, diikuti text yang leih kecil untuk informasi yang menjelaskan kata atau kalimat utamanya (gamar 33g). III.2.4. Analisis Kasus Visiility, Readiiity, dan Legiility Signage di dalam MAG menurut penulis memiliki eerapa keleihan dan kekurangan. Pulic signage yang menunjukkan arah tempat-tempat yang ada di 43

dalam mall erukuran esar dan digantung sehingga kemungkinan mudah untuk dideteksi keeradaannya oleh pengunjung dari jarak yang jauh (DT lihat halaman 17) didukung dengan warnanya yang erwarna merah sehingga kontras dengan ojek-ojek lain di dalam mall serta agian warna dalam mall yang didominasi warna dinding krem cerah dan putih (DT lihat halaman 10). Ukuran sign terseut dinilai terlalu esar untuk menjadi seuah pulic sign, karena dengan ukuran yang sedikit leih kecil penulis erpendapat sudah cukup aik, a karena sign terseut sudah didukung oleh warna yang sangat kontras dengan sekitarnya (gamar 34a & 34). Ukuran sign yang terlalu esar di agian dalam mall akan memerikan kesan mall terseut menjadikan sign terseut seagai elemen paling utama dalam angunan dan mall terseut, padahal pulic sign adalah elemen tamahan di Gamar 34. Sumer: dokumentasi dalam mall yang erfungsi seagai priadi pemandu, ukan ojek utama yang dipamerkan seuah mall, sehingga hal itu malah akan erlawanan dengan konteks lingkungan mall itu sendiri seagai lingkungan komersil (DT lihat halaman 22). Peruahan ukuran kemungkinan juga akan erdampak positif dalam hal estetika untuk agian dalam mall. Ukuran map yang cukup esar, sign erisi larangan merokok yang leih kecil diandingkan sign lain dan sign yang menunjukan nama ruang penting yang erukuran cukup esar sehingga isa dilihat dari jauh, mementuk perpaduan yang aik seagai seuah signage system dan mementuk salah satu hirarki yang dapat mempermudah pengunjung mementuk persepsi mengenai signage di dalam angunan (DT lihat halaman 20). Untuk sign lain seperti map, regulatory dan identificational sign penulis menilai sudah cukup aik dan sesuai dengan fungsinya antara lain dalam hal ukuran, peletakkan dan warna serta entuk dari ackground sign, yang tentunya juga menjadi nilai positif untuk desain interior mall karena terkesan sesuai dengan tempatnya, seimang dan tidak erleihan. Peletakan map di depan elevator merupakan peletakan yang cukup aik untuk map terseut, 44

karena pengunjung seringkali melewati daerah ini yang memuat map terseut memiliki visiilitas yang aik (gamar 35a). Di seuah spot penulis menemukan suatu peletakan pulic sign yang menumpuk dan masing-masing sign terseut mempunyai ukuran yang esar (gamar 35). Hal ini dinilai mempunyai dampak negatif dalam visiilitas sign yang terletak di elakang, karena seagai akiat dari ukuran sign-sign yang esar a dan letak yang sangat erdekatan, sign yang terletak di depan akan menutupi sign di elakangnya sehingga sign yang di elakang tidak akan terlihat atau teraca dari jarak yang agak jauh. Hal ini kemungkinan akan teratasi dengan menggaungkan informasi-informasi terseut dalam satu sign yang cukup esar dan digantung di tempat sign Gamar 35. Sumer: dokumentasi yang paling depan, tentunya dengan priadi peletakkan panah yang aik : simol panah diletakkan di seelah luar sign dan text yang menjelaskan tempat yang dituju terletak di agian dalam atau tengah sign agar pandangan pengunjung mengikuti arah kepala panah (DT lihat halaman 12). Untuk typeface, penggunaan huruf kapital pada awal kata diikuti huruf kecil dielakangnnya merupakan hal yang tepat pada pulic sign yang memiliki anyak informasi, karena dapat memantu pengunjung dalam memaca sign terseut (DT lihat halaman 9). Sementara untuk sign erukuran esar seperti LiFT sudah cukup aik dalam hal legiilitas, namun akan leih aik apaila penggunaan huruf kapital semua diganti dengan penggunaan huruf kapital di awal kata saja (lihat gamar 30 hal.14). Seagian esar sign-sign yang ersifat private, masing-masing memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang ereda satu sama lain, aik dalam hal entuk, penggunaan warna, jenis typeface maupun simol. Warna dominan krem cerah dan 45

putih yang digunakan seagai warna interior angunan terutama dinding, menjadi warna netral yang memuat signage yang memiliki karakteristik yang ereda-eda terseut tetap dapat terlihat seagai elemen yang sesuai dengan agian dalam Mall, terutama dalam hal keselarasan warna. Penggunaan warna netral seperti putih atau warnawarna cerah dianggap penulis seagai langkah tepat yang dilakukan oleh pihak mall agar eragai macam signage yang dipasang di dalam mall tetap dapat terintegrasi dengan aik dengan interior mall, terutama dalam hal keselarasan warna (gamar 36). Beda halnya apaila warna dinding mall yang digunakan adalah warna-warna gelap seperti merah ataupun hijau tua, yang kemungkinan hanya akan terlihat agus atau cocok apaila dipadu dengan warna-warna tertentu saja. Private sign di dalam mall yang memiliki karakteristik masing-masing seperti warna, jenis font dan pemasangan yang ereda dinilai tidak memuat visiilitas masing-masing sign menjadi leih uruk. Ini terjadi karena peletakkan sign yang teratur dan tidak saling menutupi, didukung oleh Gamar 36. Sumer: peletakkan sign yang cukup erjarak dan memiliki dokumentasi priadi tinggi yang cukup (DT lihat halaman 7). Bahkan untuk peletakkan identification sign di foodcourt yang erjarak sangat dekat, eraris dan juga diiringi oleh anyaknya poster-poster yang digantung, sign terseut kemungkinan akan tetap disadari keeradaannya karena daerah foodcourt adalah tempat pengunjung melakukan kegiatan yang tidak memerlukan perhatian khusus, yaitu makan dan ersantai sehingga mereka memiliki kemungkinan yang esar untuk dapat memperhatikan hal-hal lain seperti signage yang ada di foodcourt terseut (gamar 37a) (DT lihat halaman 21). Selain itu sign-sign di foodcourt terseut mementuk suatu perpaduan yang menarik karena mereka juga disatukan dengan entuk ackground yang erentuk persegi panjang dan cahaya yang 46

erpendar sendiri sehingga terkesan teratur dan terlihat dari satu keluarga dan mengurangi kekacauan visual (DT lihat halaman 21). Dalam hal readiilitas, untuk private sign kata-kata yang unik dan tidak universal yang menjadi nama dari suatu toko tidak akan menjadi masalah apaila memang itu yang dikehendaki atau merupakan tema yang didesain oleh toko-toko a Gamar 37. Sumer: dokumentasi priadi yang memasangnya, dimana kata-kata terseut tidak ersifat universal dan harus dipelajari terleih dahulu untuk dapat mengerti maknanya. Di tengah anyaknya private sign dan ojek lain yang terdapat di segala penjuru mall, seperti di sepanjang koridor, sign yang ersifat pulic memilik kualitasnya sendiri agar tetap dapat disadari keeradaannya. Pada gamar 37, pulic sign yang menunjukkan arah menuju tempat-tempat utama di dalam mall tetap dapat terlihat seagai akiat penggunaan warna ackground yang kontras dengan sekitarnya, pemasangan sign dengan cara digantung dan ukuran sign yang cukup esar memuatnya dapat terlihat dari jarak yang jauh dan ketika mall sedang dalam keadaan ramai (DT lihat halaman 17). Hal ini merupakan cara yang efektif untuk mempertahankan visiilitas sign di tengah anyaknya ojek di dalam mall yang erloma-loma untuk menarik perhatian visual pengunjung, didukung dengan informasi yang ditulis di kedua sisi sign serta posisi sign yang erada di jalur dan arah pandang pengunjung. Untuk pulic sign, signage di dalam mall seagian esar menggunakan kata yang singkat dan dinilai penulis mudah Gamar 38. Sumer: dokumentasi priadi 47

dimengerti oleh pengunjung, khususnya untuk pulic sign. Namun ada salah satu pulic sign yang dinilai kurang aik, yaitu sign yang menunjukkan arah dengan text ertulisan passage (gamar 38). Kata passage disini adalah kata yang tidak dapat dimengerti dengan mudah untuk pengunjung yang aru pertama kali datang, karena pengunjung tidak tahu arti dari kata passage yang seenarnya adalah seutan untuk second corridor yang ada di mall, sehingga memuat readiilitas sign terseut menjadi tidak aik (DT lihat halaman 9). Dalam hal Legiilitas, seagian esar sign aik itu erupa pulic atau private sign dapat menonjolkan informasi penting yang dimaksud sehingga isi utama dari sign itu dapat terlihat dan dimengerti dengan mudah, melalui penggunaan simol yang universal (untuk pulic sign) (DT lihat halaman 12),serta text yang warnanya cukup kontras dengan ackgroundnya. Salah satu hal yang dinilai penulis seagai kekurangan pulic sign di dalam MAG adalah visiilitas sign exit yang kurang aik. Sign exit yang ertujuan untuk memeri tahu pengunjung mengenai lokasi tangga darurat diletakkan di atas pintu darurat yang terletak di ujung koridor keakaran. (gamar 39a). Peletakan sign ini tidak erada di sumu sirkulasi utama pengunjung di dalam mall, yang a iasanya melalui koridor-koridor Gamar 39. Sumer: dokumentasi priadi utama dan memiliki arah penglihatan dominan ke sepanjang koridor utama terseut (gamar 39), sementara koridor keakaran dan sign terseut terletak secara tegak lurus dengan koridor utama, sehingga kemungkinan keeradaaan sign terseut tidak tertangkap oleh penglihatan pengunjung yang sedang erjalan di koridor utama mall. Hal ini tentunya akan menyulitkan atau mengancam keselamatan pengunjung saat keadaan darurat, dimana pengunjung akan mencari sign terseut saat erada di koridor utama tempat para pengunjung iasanya ersikulasi. Cara yang dapat dilakukan untuk memperaiki visiilitas sign terseut antara lain dengan penamahan sign yang memandu penglihatan pengunjung agar mengalihkan pandangannya ke koridor keakaran, yang diletakkan di koridor utama di depan koridor keakaran dengan 48

cara digantung, dengan pencahayaan yang cukup, agar isa terlihat dari jarak yang agak jauh sesuai dengan aturan-aturan dasar penanggulangan keakaran 1 (DT lihat halaman 21). Secara umum, pulic sign di MAG dapat dianggap memiliki kualitas yang cukup aik untuk dapat menarik perhatian manusia sehingga fungsinya seagai alat pemantu dalam navigasi pegunjung di dalam mall dapat terlaksana. Adanya elemen dekorasi khususnya pada directional signage menunjukkan ahwa keeradaan signage system untuk pulic sign di dalam MAG juga memikirkan aspek estetika dari sign itu sendiri, seagai langkah untuk mendukung desain agian dalam MAG yang terdiri dari eragai atmosfir dan suasana yang penuh dengan aksen dan dekorasi dari eragai negara, sesuai dengan tagline 7 pesona dunia di dalam mall yang dimiliki oleh MAG, yang sangat terlihat khususnya di daerah atrium (gamar 40). Itali India Paris Cina Gamar 40. Macam-macam atrium di dalam MAG. Sumer : Customer profile MAG 1 James Patterson, Simplified Design for Fire Safety, John Wiley & Sons: New York, 1993, hal 209 49

III.3. Perandingan Kedua Studi Kasus Berdasarkan analisis kedua studi kasus di atas, penulis mendapatkan kesimpulan seagai erikut : PS MAG Pulic Signage Hirarki ada Ada Fungsional - estetika Sedikit mementingkan fungsi di atas estetika seimang kesesuaian desain signage terhadap desain interior dan konteks mall Pulic Signage secara vvv vvv keseluruhan 2 Private Signage Hirarki ada Ada Fungsional - estetika Seimang Seimang kesesuaian desain signage terhadap desain interior dan konteks mall vv vvvv Private Signage secara keseluruhan 3 vvvv vvv Kualitas pulic sign diantara private sign dan ojek-ojek lainnya Dapat disadari dengan aik Tael 1 vvv vvv Dapat disadari dengan aik Dari tael terlihat ahwa secara umum, signage di PS dinilai memiliki kualitas yang hampir sama dengan signage yang terdapat di MAG, karena masingmasing memiliki keleihan dan kekurangannya. Hal-hal terseut diantaranya readiilitas atau kontruksi kalimat yang mudah dimengerti, dan visiilitas sign exit 2 Berdasarkan visiilitas, readiilitas dan legiilitasnya 3 Berdasarkan visiilitas, readiilitas dan legiilitasnya 50

yang aik karena diletakkan di sepanjang koridor utama, yang merupakan hal-hal yang tidak di terapkan pada pulic signage di MAG, sementara di PS desain directional signage terlihat kurang mendukung dan kurang sesuai desain agian dalam mallnya. Begitu juga dengan private signagenya. Walaupun peletakkan dan desain private sign ukan menjadi tanggung jawa pihak pengelola mall dan ditentukan oleh si pemiliki toko, signage di PS terlihat leih memiliki kesesuaian tersendiri dengan desain interior mall diandingkan dengan private sign yang ada di MAG, sehingga signage di PS terlihat seagai agian dari keluarga desain agian dalam PS itu sendiri, khususnya untuk signage selain di daerah foodcourt. Hal ini menunjukan ahwa pengaturan tata letak toko-toko yang dilakukan oleh pihak pengelolah mall juga isa erdampak pada keteraturan dan kesesuaian signage dengan disain agian dalam (interior) mall terseut. Namun private sign di kedua Mall dinilai aik dan tidak menyeakan polusi visual yang erleihan karena keteraturan peletakkan sesuai dengan tempatnya dan tidak saling menutupi, sehingga visiilitas tiap-tiap sign tetap terjaga (DT lihat halaman 7). Private-private sign di kedua mall rata-rata memiliki visiiiltas, readiilitas dan legiilitas yang aik, kemungkinan karena setiap toko yang ada di dalamnya erloma untuk menciptakan sign yang erkualitas dari segi desain dan dapat menarik perhatian pengunjung secara visual. Kedua Mall juga memilki eerapa persamaan, salah satunya adalah setiap signage di dalam angunan mall memakai pencahayaan uatan, aik yang erasal dari dirinya sendiri (erpendar), dari lampu spotlight yang khusus menerangi sign terseut, ataupun hanya memanfaatkan cahaya dari lampu di sekitarnya, aik pada siang ataupun malam hari. Inilah yang memedakan signage di dalam angunan dengan di luar angunan, dimana signage di luar angunan dapat memanfaatkan cahaya alami khususnya pada siang hari. Hal lain yang juga menjadi persamaan kedua mall adalah mall-mall terseut memiliki pulic sign yang selain juga mempertimangkan masalah fungsi, secara umum juga mempertimangkan masalah estetika yang timul dari desain signagenya itu sendiri. Namun nilai fungsi tetap menjadi suatu prioritas, di atas estetika terseut, kemungkinan karena seuah pulic sign adalah sign yang ditujukan untuk kenyamanan masyarakat umum, sehingga harus dapat erfungsi dengan aik, diatas kepentingan-kepentingan lainnya seperti komersil, walaupun akhirnya dalam mall-mall terseut sign-sign jenis ini diuat sejelas mungkin untuk kepentingan toko-toko yang ada di dalamnya juga (menurut pihak pengelola). Hal ini juga terlihat dari kualitas pulic sign di kedua mall 51

yang cukup aik dalam hal menarik perhatian manusia secara visual. dan tetap dapat disadari keeradaannya di tengah ramainya private sign dan ojek-ojek lain yang ada di dalam mall. Hal ini menunjukan ahwa pihak pengelola kedua mall menganggap penting untuk menyediakan pulic sign yang aik dan jelas agi para pengunjung. 52