PEMBUKTIAN TEOREMA BUTTERFLY DI GEOMETRI BOLA. Yuman Agistia. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti:

KONGRUENSI PADA SEGITIGA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA Ruas garis PQ Ruas garis QR Garis PQ = garis QR (karena bila diperpanjang akan mewakili garis yang sama)

Bab. Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar. A. Kesebangunan Bangun Datar B. Kekongruenan Bangun Datar

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak

BAB I PENDAHULUAN. Geometri berasal dari kata latin Geometria. Geo artinya tanah, dan

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 MARET 2018 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

INFORMASI PENTING. No 1 Bilangan Bulat. 2 Pecahan Bentuk pecahan campuran p dapat diubah menjadi pecahan biasa Invers perkalian pecahan adalah

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

BAB II MATERI. sejajar dengan garis CD. B


Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

Rasio. atau 20 : 10. Contoh: Tiga sudut memiliki rasio 4 : 3 : 2. tentukan sudut-sudutnya jika:

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

GEOMETRI ANALITIK BIDANG & RUANG

Geometri Ruang (Dimensi 3)

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN SEGIEMPAT TALI BUSUR DAN SEGIEMPAT GARIS SINGGUNG PADA SATU LINGKARAN

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP

Geometri I. Garis m dikatakan sejajar dengan garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tidak berpotongan

Oleh Nialismadya dan Nurbaiti, S. Si

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH

Bola dan bidang Rata

JARAK DUA TITIK KEGIATAN BELAJAR 2

Bab IV. Kekongruenan dan Kesebangunan. K ata Kunci. K D ompetensi asar P B engalaman elajar MATEMATIKA 117. Di unduh dari : Bukupaket.

MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2006/2007

KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN

Soal-Soal dan Pembahasan SNMPTN Matematika IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Tanggal Ujian: 01 Juni 2011

Soal-Soal dan Pembahasan SNMPTN Matematika IPA Tahun Pelajaran 2010/2011

LAMPIRAN 1 Surat Ijin Uji Validitas

BAB I KESEBANGUNAN BANGUN DATAR

TUGAS KELOMPOK 5 GEOMETRI TALI BUSUR, GARIS SINGGUNG, DAN RUAS SECANT. Oleh: AL HUSAINI

GEOMETRI LINGKARAN YANG MENANTANG

BAB 2 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG

Soal No. 1 Perhatikan gambar berikut, PQ adalah sebuah vektor dengan titik pangkal P dan titik ujung Q

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP

PROGRAM TAHUNAN. A. PERHITUNGAN ALOKASI WAKTU I. Banyaknya pekan yang tersedia II. Banyaknya Pekan Yang Tidak Efektif

GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan

MAKALAH SEGITIGA BOLA. disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Program Studi Pendidikan Fisika. oleh. 1. Dyah Larasati ( )

GARIS SINGGUNG LINGKARAN

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

BAB IV ANALISA KECEPATAN

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya

DIMENSI TIGA 1. Standar Kompetensi: Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

GEOMETRI BIDANG, oleh I Putu Wisna Ariawan Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Telp: ; Fax:

LAMPIRAN Data Penelitian Nilai Siswa

KONSISTENSI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK

JENIS-JENIS SEGILIMA-BOLA DAN SIFAT-SIFATNYA

1. Diketahui fungsi : f mempunyai sifat f x 1 1 f x untuk setiap x. Jika f 2. 2, maka nilai fungsi f B. 2 C. 3 D E.

DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

PEMBUKTIAN RUMUS LUAS SEGITIGA BINTANG PERTAMA MORLEY DI DALAM SEGITIGA SEMBARANG Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNSRI

c. 2 d Jika suatu garis mempunyai persamaan 2x + y + 4 = 0, maka gradiennya adalah a. 2 b. ½ c. 2 d. ½

MATEMATIKA (Paket 5) Waktu : 120 Menit

Shortlist Soal OSN Matematika 2014

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 KELOMPOK TTW

MULTIPLE KOSNITA MENGGUNAKAN CIRCUMCENTER MELALUI EXCENTER

Garis Singgung Lingkaran

Dari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1

PROGRAM TAHUNAN. Sekolah : MTs... Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Semester : VII / 1 dan 2 Tahun pelajaran : Target Nilai Portah : 55

PEMBAHASAN SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT PROPINSI 2012 OLEH :SAIFUL ARIF, S.Pd (SMP NEGERI 2 MALANG)

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol

MAKALAH TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA SMP DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 OKTI ANGGUN PASESI (A1C013010) NISA SETIAWATI (A1C013012) MAISYAH RAHMA (A1C013030)

D. 90 meter E. 95 meter

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs TAHUN 2006/2007

Mengklasifikasikan obyek-obyek matematika Menyatakan kembali konsep matematika dengan bahasa sendiri. Menemukan contoh dari sebuah konsep

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII ( 1 ) SEMESTER I

1.3 Segitiga-segitiga yang Kongruen

BAB 1 KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN. Inti Materi A. KESEBANGUNAN BANGUN DATAR B. KEKONGRUENAN BANGUN DATAR

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

PENELAAHAN SOAL MATEMATIKA PREDIKSI UN 2012

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

PENYELESAIAN PROBLEM KERJA DENGAN BANTUAN GAMBAR GEOMETRI PROBLEM SOLVING ON WORK PROBLEM USING GEOMETRICAL FIGURES

GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

PP' OP = OP' PERSAMAAN UMUM LINGKARAN

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

LINGKARAN SINGGUNG LUAR SEGIEMPAT TIDAK KONVEKS

SOAL UUKK SMP KOTA SURAKARTA MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KELAS : VIII

SOAL DAN SOLUSI PEREMPATFINAL KOMPETISI MATEMATIKA UNIVERSITAS TARUMANAGARA 2011

LINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PAKET 1 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

GARIS SINGGUNG LINGKARAN

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen.

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

LINGKARAN SMP KELAS VIII

BAB 5 POSTULAT KESEJAJARAN EUCLIDES

360 putaran. Ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat adalah menit ( ) dan detik ( )

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

MODUL 8 FUNGSI LINGKARAN & ELLIPS

Transkripsi:

PEMBUKTIAN TEOREMA BUTTERFLY DI GEOMETRI BOLA Yuman Agistia Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika e-mail: yumanagist08@gmail.com Abstrak Makalah ini membahas tentang pembuktian Teorema Butterfly. Teorema Butterfly pertama kali diperkenalkan oleh William Wallace di The Gentlemen's Mathematical Companion pada tahun 1803. Teorema Butterfly sudah banyak dan beragam cara untuk membuktikannya. Diantaranya dengan pendekatan teorema Phytagoras, membandingkan sudut, dan transformasi. Dalam pembuktian Teorema Butterfly kali ini, penulis membuktikan Teorema Butterfly ini di Geometri Bola. Kata kunci : Teorema Butterfly, Geometri Bola. 1. PENDAHULUAN Geometri bidang adalah salah satu bahasan dalam ilmu geometri yang membahas tentang geometri permukaan datar dan dua dimensi. Sebuah bidang adalah analog dua dimensi dari titik (nol dimensi), garis (satu dimensi) dan ruang (tiga dimensi) (Wikipedia, 2016). Di dalam pembahasan geometri terdapat teorema-teorema yang digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di pokok bahasan geometri, salah satunya adalah Teorema Butterfly. Teorema Butterfly pertama kali diperkenalkan oleh William Wallace di The Gentlemen's Mathematical Companion pada tahun 1803. Kemudian tiga solusi mengenai pembuktian tersebut telah diperkenalkan pada tahun 1804, dan pada tahun 1805 Sir William Herschel mengajukan pertanyaan kepada Wallace lewat surat dan Pendeta Thomas Scurr ditanya pertanyaan yang sama pada tahun 1814 di The Gentlemen s Diary or Mathematical Repository (Wikipedia, 2016). 1

Teorema Butterfly ini berbunyi, misalkan M adalah titik tengah dari garis PQ dari sebuah lingkaran, di mana dua garis lain AB dan CD diambil; AD memotong PQ di X dan BC memotong PQ di Y. Buktikan bahwa M adalah juga titik tengah XY. Teorema Butterfly sudah banyak dan beragam cara untuk membuktikannya. Diantaranya dengan pendekatan teorema Phytagoras, membandingkan sudut dan transformasi. Pada kesempatan kali ini, penulis akan membuktikan Teorema Butterfly di geometri bola. 2. MATERI PENDUKUNG A. Geometri Bola (Spherical Geometry) Geometri bola adalah geometri tiga dimensi dari permukaan bola (Wikipedia, 2013). Lingkaran Besar adalah lingkaran pada permukaan bola yang titik pusatnya berimpit dengan titik pusat bola sehingga membagi bola menjadi 2 bagian sama besar. Gambar 1. Lingkaran Besar 2

Lingkaran Kecil adalah lingkaran pada permukaan bola yang titik pusatnya tidak berhimpit dengan titik pusat bola. Gambar 2. Lingkaran Kecil Kutub adalah titik potong kecil tengah yang tegak lurus bidang lingkaran besar dengan bola. Gambar 3. Kutub A, A, B, C 3

Sudut adalah sudut perpotongan antara 2 lingkaran besar. Gambar 4. Sudut Bola B. Segitiga Bola Segitiga bola adalah segitiga yang terletak pada permukaan bola yang terbentuk dari gabungan tiga busur lingkaran besar pada sebuah bola, perpotongan-perpotongan tiga busur lingkaran tersebut akan membentuk segitiga (Cresswell, 1816). Siregar (2008) mengatakan bahwa, segitiga bola memiliki ketentuan sebagai berikut : 1. Jumlah 2 sudut bola selalu lebih besar dari sudut ke-3, 2. Jumlah ketiga sudutnya selalu lebih besar dari 180 o, 3. Tiap sudut besarnya selalu kurang dari 180 o. Gambar 5. Segitiga bola 4

C. Kesebangunan Dua atau lebih bangun dikatakan sebangun jika memenuhi syaratsyarat sebagai berikut : 1. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut memiliki perbandingan senilai. 2. Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar. Berbeda dengan bangun datar yang lain, syarat-syarat untuk membuktikan kesebangunan pada segitiga memiliki keistimewaan tersendiri, yaitu sebagai berikut : Unsur- Unsur yang diketahui Pada Segitiga 1. Sisi-sisi-sisi (s,s,s) 2. Sudut-sudut-sudut (sd,sd,sd) 3. Sisi-sudut-sisi (s,sd,s) Syarat Kesebangunan Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Dua sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama dan sudut bersesuaian yang diapit sama besar. 5

3. MATERI POKOK A. Teorema Butterfly Misalkan M adalah titik tengah dari garis PQ dari sebuah lingkaran, di mana dua garis lain AB dan CD diambil; AD memotong PQ di X dan BC memotong PQ di Y. Buktikan bahwa M adalah juga titik tengah XY. Gambar 6. Gambar Teorema Butterfly B. Pembuktian Teorema Butterfly di Geometri Bola Untuk membuktikan Teorema Butterfly di Geometri Bola, perlu diketahui gambar Teorema Butterfly di geometri bola tersebut. Langkah-langkah untuk menggambar Teorema Butterfly di geometri bola adalah sebagai berikut : 1. Ambil 2 titik sembarang di permukaan bola, yaitu titik P dan titik Q. 2. Buat garis melalui titik P dan titik Q dengan syarat bahwa garis PQ berimpit dengan lingkaran besar. 3. Misalkan titik tengah dari garis PQ adalah M. 4. Ambil 4 titik sembarang di permukaan bola yaitu A, B, C dan D. Buat garis dari titik A dan titik B melalui titik M dan buat garis dari titik C dan titik D melalui titik M. Dengan syarat bahwa garis AB dan garis CD berimpit dengan lingkaran besar. 5. Titik A, B, C, D, P dan Q terletak pada satu garis dengan syarat garis terebut sejajar dengan lingkaran besar. 6

6. Buat garis dari titik A ke titik D dan Dari titik C ke titik B dengan syarat garis AD dan garis CB tegak lurus dengan garis ABCDPQ. 7. Garis AD dengan garis PQ berpotongan di titik X. Garis CB dengan garis PG berpotongan di titik Y. Gambar 7. Teorema Butterfly di Geometri Bola Setelah gambar Teorema Butterfly di geometri bola diketahui, langkah selanjutnya adalah buat bidang E yang tegak lurus terhadap garis OM. Seperti gamba berikut : Gambar 8. Geometri Bola menyinggung bidang E 7

Kemudian, buat sebuah garis dari titik O yang melalui titik A hingga menembus bidang E dititik N. Begitu juga untuk garis dari titik O yang melalui titik B, C, D, P, Q, X, dan Y hingga menembus bidang E masing-masing di titik H, J, L, S, T, K dan I. Seperti gambar dibawah ini : Gambar 9. Garis dari titik O Berdasarkan gambar diatas, diketahui bahwa titik J, T, H, L, S dan N merupakan perpanjangan garis dari titik O ke masing-masing titik C, Q, B, D, P dan A, dan telah diketahui sebelumnya bahwa titik C, Q, B, D, P dan A berada pada satu garis yang sama sehingga panjang MJ = MT = MH = LM = MS = MN. Kemudian lihat gambar yang terletak dibidang E. Tampak gambar sebagai berikut : 8

Gambar 10. Bangun datar hasil dari titik pusat O Buat garis u 1 yang tegak lurus terhadap garis JM dan melalui titik I, garis u 2 yang tegak lurus terhadap garis HM dan melalui titik I, garis v 1 tegak lurus terhadap garis LM dan melalui titik K, dan garis v 2 tegak lurus terhadap garis NM dan melalui titik K. Misalkan IM = U dan KM = V. Gambar 11. Bangun datar hasil dari titik pusat O 9

Dengan menggunakan perbandingan konsep kesebangunan didapat : Sehingga Misalkan SM = MT = a, sehingga u v = u 1 v 1 dan u v = u 2 v 2 u 1 = IJ v 1 KL = KT SI dan u 2 = IH v 2 NK = IT SK u 2 v 2 = u 1. u 2 IJ. IH = v 1. v 2 NK. KL u 2 v 2 = IJ. IH SK. KT = NK. KL SI. IT u 2 (a u)(a + u) = v2 (a + v)(a v) = a2 u 2 a 2 v 2 u 2 v 2 = a2 u 2 a 2 v 2 u 2 a 2 u 2 v 2 = a 2 v 2 u 2 v 2 a 2 u 2 a 2 v 2 = u 2 v 2 + u 2 v 2 u 2 = v 2 u = v Dari pembahasan di atas, didapat u = v yang berarti IM = MK. Titik I merupakan garis dari titik O yg melalui titik X menembus bidang E dititik I dan titik K merupakan garis dari titik O yang melalui titik Y menembus bidang E dititik K. Karena IM = MK, sehingga XM = YM yang berarti M adalah titik tengah garis XY. (Terbukti) 10

4. KESIMPULAN Teorema Butterfly berbunyi, misalkan M adalah titik tengah dari garis PQ dari sebuah lingkaran, di mana dua garis lain AB dan CD diambil, AD memotong PQ di X dan BC memotong PQ di Y. Buktikan bahwa M adalah juga titik tengah XY. Teorema Butterfly ini dapat dibuktikan di geometri bola dengan menggunakan bidang datar yang menyinggung bola sehingga akan didapatkan titik-titik yang merupakan garis dari titik pusat lingkaran yang melalui titik pada permukaan bola yang membentuk Teorema Butterfly sehingga Teorema Butterfly tergambarkan di bidang P. Dengan begitu, pembuktian tersebut dilakukan di bidang P dengan menggunakan konsep kesebangunan. 5. DAFTAR PUSTAKA E-book/pdf, Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar, hlm 5. Fiatna, Pitra. 2015. Jenis-Jenis Segitiga yang Terbentuk Akibat Terbentuknya Sebuah Segiempat Pada Sebuah Bola. Skripsi. Yogyakarta: FKIP Universitas Negeri Yogyakarta. Jwilson. 2016. Spherical Geomatry Essay. http://jwilson.coe.uga.edu/emat6680 f a11/frailey/sphericalgeometryessay.htm.(diakses pada 26 januari 2016). Ludwig, Rudolf. F. Aspects of the Butterly Theorem. Germany. University of Maunchen. Wikipedia. 2016. Butterfly Theorem. https://en.wikipedia.org/wiki/butterfly theorem. (Diakses pada 26 januari 2016). Yudistira, Reno. 2015. Aturan cosinus pada geometri bola (Spherical Geometry). Disajikan dalam Seminar Matematika, April 2015, FKIP Universitas Sriwijaya Palembang. 11