BAB II TEORI GRAF DAN PELABELAN GRAF. Dalam bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf adalah bagian dari matematika diskrit yang banyak digunakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

SUPER (a,d) EDGE ANTIMAGIC TOTAL LABELING PADA GRAF PETERSEN RAHMAT CHAIRULLOH

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi dan

PELABELAN TOTAL (a,d)-simpul ANTIAJAIB UNTUK GABUNGAN TAK-ISOMORFIK GRAF MATAHARI DAN GABUNGAN TAK-ISOMORFIK GRAF PETERSEN DIPERUMUM

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

Pelabelan Total (a, d)-simpul Antimagic pada Digraf Matahari

PENGERTIAN GRAPH. G 1 adalah graph dengan V(G) = { 1, 2, 3, 4 } E(G) = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) } Graph 2

PELABELAN TOTAL (a, d)-titik ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF PETERSEN YANG DIPERUMUM P (n, 3) DENGAN n GANJIL, n 7

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 GRAF PRIMITIF. Gambar 2.1. Contoh Graf

PELABELAN TOTAL SISI ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penugasan Sebagai Masalah Matching Bobot Maksimum Dalam Graf Bipartisi Lengkap Berlabel

EDGE-MAGIC TOTAL LABELING PADA BEBERAPA JENIS GRAPH

BAB II LANDASAN TEORI

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB PADA GRAF BINTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Edge-Magic Total Labeling pada Graph mp 2 (m bilangan asli ganjil) Oleh Abdussakir

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF

BAB II Graf dan Pelabelan Total Sisi-Ajaib Super

UNIVERSITAS INDONESIA PELABELAN HARMONIS PADA KOMBINASI GABUNGAN GRAF CATERPILLAR DAN GRAF FIRECRACKER TERATUR

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF SIKLUS DENGAN BANYAK TITIK GENAP

Abstract

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3

BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

DEFISIENSI SISI-AJAIB SUPER DARI GRAF KIPAS

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H

v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

DEKOMPOSISI - -ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF GENERALIZED PETERSEN

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PELABELAN TOTAL BUSUR AJAIB b-busur BERURUTAN SKRIPSI SRI WAHYUNI WULANDARI

UNIVERSITAS INDONESIA. PELABELAN TOTAL (a, d)-busur ANTI AJAIB PADA GABUNGAN GRAF KORONA DAN GABUNGAN GRAF PRISMA TESIS

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Graf

STUDI BILANGAN PEWARNAAN λ-backbone PADA GRAF SPLIT DENGAN BACKBONE SEGITIGA

Super (a, d)-h-antimagic Total Selimut pada Graf Triangular Cycle Ladder untuk Pengembangan Ciphertext

Khunti Qonaah, Mania Roswitha, dan Pangadi Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga

Unnes Journal of Mathematics

LOGIKA DAN ALGORITMA

II.TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang definisi serta konsep-konsep yang mendukung

Graf dan Operasi graf

Super (a,d)-h- antimagic total covering of connected amalgamation of fan graph

BAB 2. Konsep Dasar. 2.1 Definisi graf

BAB 2 LANDASAN TEORI

3 Program Studi Matematika FKIP Universitas Jember. Abstract

Pelabelan Selimut-H Ajaib pada Graf Bipartit Lengkap untuk Pendisainan Skema Pembagi Rahasia

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB PADA GRAF PETERSEN IKHWAN AL AMIN

G r a f. Pendahuluan. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kend al. Salatiga.

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

BAB II LANDASAN TEORI

Graf Ajaib (Super) dengan Sisi Pendan

Pelabelan Total Sisi-Ajaib (Super)

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

aisy 3 Program Studi Matematika FKIP Universitas Jember, Abstract

BAB III PELABELAN KOMBINASI

Kode MK/ Matematika Diskrit

Super (a,d)-h-antimagic Total Covering of Connected Semi Jahangir Graph

LATIHAN ALGORITMA-INTEGER

BILANGAN AJAIB MAKSIMUM DAN MINIMUM PADA GRAF SIKLUS GANJIL

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi

Super (a, d)-h-antimagic Total Selimut pada Graf Shackle Kipas F 4

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN

BAB III PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER. 3.1 Pelabelan Total Sisi-Ajaib Super Pada Graf Lintasan

PELABELAN SISI AJAIB DAN SISI AJAIB SUPER PADA GRAF KIPAS, GRAF TANGGA, GRAF PRISMA, GRAF LINTASAN, GRAF SIKEL, DAN GRAF BUKU

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA SUBDIVISI GRAF BINTANG

SUPER EDGE-MAGIC LABELING PADA GRAPH ULAT DENGAN HIMPUNAN DERAJAT {1, 4} DAN n TITIK BERDERAJAT 4

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan. Swiss, Leonhard Euler ( ). Saat itu graf digunakan untuk

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF DAN GRAF

Transkripsi:

BAB II TEORI GRAF DAN PELABELAN GRAF Dalam bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dari teori graf, serta akan dijelaskan beberapa jenis pelabelan graf yang akan digunakan pada bab-bab selanjutnya.. Teori Graf Suatu graf G = (V,E) terdiri atas himpunan V = {v, v,...} yang disebut himpunan simpul, dan himpunan E = {e, e,...}, dimana anggotanya disebut busur yang dinyatakan sebagai pasangan tak-terurut dari simpulsimpul pada V. Himpunan busur dapat berupa himpunan kosong (disebut juga graf kosong). Banyak simpul yang ada pada graf G dinyatakan sebagai V(G) atau V. Banyak busur yang ada pada graf G dinyatakan sebagai E(G) atau E. Apabila V berhingga, maka graf G disebut graf berhingga. Suatu graf G disebut graf berarah bila anggota himpunan busur dari graf G merupakan pasangan terurut dari simpul-simpul di V(G). Apabila anggota himpunan busur dari graf G bukan merupakan pasangan terurut dari simpul, maka graf G disebut graf tak-berarah. 6 Pelabelan Total..., Andrea Parestu, FMIPA UI, 008

7 Pada suatu graf, dua simpul dikatakan bertetangga bila terdapat satu atau lebih busur yang menghubungkan keduanya. Suatu busur dikatakan hadir pada suatu simpul bila simpul itu merupakan salah satu ujung dari busur tersebut. Suatu busur yang memiliki simpul ujung yang sama disebut gelang. Dua busur pada suatu graf dikatakan busur ganda bila kedua busur tersebut memiliki simpul ujung yang sama. Graf yang tidak mengandung gelang dan busur ganda disebut sebagai graf sederhana. Suatu graf secara umum direpresentasikan dalam bentuk gambar, dimana simpul-simpul direpresentasikan sebagai titik-titik dan busur-busur direpresentasikan sebagai segmen garis yang menghubungkan simpulsimpul. Pada Gambar.. diberikan graf G yang mempunyai V(G ) = {v, v, v, } dan E(G ) = {e, e, e, e, e 5, e 6 }, dimana e 5 merupakan gelang dan {e,e 6 } merupakan busur ganda dari G. Jumlah simpul dan busur pada graf G adalah n = dan e = 6. e 5 e v v e e e 6 v e Gambar..: Contoh Graf. Jumlah busur yang hadir pada suatu simpul v disebut sebagai derajat (degree) dari simpul v (ditulis d(v)). Simpul dengan d(v) = 0 disebut simpul terpencil (isolated vertex) dan simpul dengan d(v) = disebut simpul Pelabelan Total..., Andrea Parestu, FMIPA UI, 008

8 terminal (terminal vertex). Derajat terkecil dari suatu graf G dinyatakan sebagai δ = δ ( G) = min v V d( v ) dan derajat terbesar dinyatakan sebagai Δ=Δ ( G) = max d( v ). Apabila δ = Δ=r, maka graf G disebut graf teratur v V berderajat r (r-regular graph). Pada Gambar.., graf G memiliki δ = ( dv ( )) dan Δ= ( dv ( )), dimana graf G bukan graf teratur. Suatu deretan busur-busur yang membentuk suatu sambungan yang tidak putus pada G disebut jalan (walk). Apabila pada jalan memiliki deretan busur-busur yang tidak berulang, maka jalan tersebut adalah jalur (trail). Jalur dengan deretan simpul-simpul yang tidak berulang disebut juga lintasan (path). Suatu lintasan dari dua simpul ialah barisan busur yang menghubungkan kedua simpul tersebut. Suatu graf tak-berarah G disebut graf terhubung (connected graph) bila terdapat suatu lintasan yang menghubungkan setiap pasang simpul di G. Apabila tidak terdapat suatu lintasan yang menghubungkan satu pasang atau lebih simpul di G, maka graf G disebut graf tak-terhubung (disconnected graph). Dua graf G dan G disebut isomorfik (isomorphic) bila terdapat pemetaan satu-satu f dari G ke G dan memenuhi syarat bahwa f(v ) dan f(v ) bertetangga jika dan hanya jika v dan v bertetangga, dimana hal ini berlaku untuk semua simpul di G dan G. Kedua graf pada Gambar.. dikatakan isomorfik karena terdapat pemetaan satu-satu f : {( v, v ),( v, v ),( v, v ), ( v, v ),( v, v ),( v, v ),( v, v ),( v, v )}, dimana terlihat bahwa jika kedua 5 5 6 6 7 7 8 8 Pelabelan Total..., Andrea Parestu, FMIPA UI, 008

9 simpul v i dan v j bertetangga pada graf G, peta dari kedua simpul tersebut, v i ' dan v j ' juga bertetangga untuk i =,,, 8, j =,,, 8, dan i j. v v v v 7 v v v v8 v5 v 6 v 5 v7 v6 v v 8 Gambar..: Contoh dua graf isomorfik. Dalam skripsi ini akan digunakan graf berhingga, sederhana, dan takberarah. Gabungan graf yang akan dibahas pada bab selanjutnya merupakan graf tak-terhubung yang terdiri dari komponen terhubung yang isomorfik atau tak-isomorfik. Pada bagian berikut akan diberikan jenis-jenis graf yang ada hubungannya dengan pembahasan selanjutnya.. Jenis-jenis Graf Suatu graf terhubung yang teratur dan berderajat disebut graf lingkaran (cycle graph). Graf lingkaran dengan n simpul, n dinyatakan sebagai C n. Dalam graf lingkaran C n berlaku VC ( ) = EC ( ). Pada Gambar.. diberikan graf lingkaran dengan 0 simpul (C 0 ). n n Pelabelan Total..., Andrea Parestu, FMIPA UI, 008

0 v v v v 0 v 9 v 8 v 7 Gambar..: Graf C 0. Graf matahari (sun graph) adalah suatu graf lingkaran C n yang ditambahkan satu simpul terminal pada setiap simpul di C n. Graf matahari dinyatakan sebagai S n dengan VS ( ) = { v i n} { u i n } dan n i i ES ( ) = { vv i n} { uv i n }, dimana v i adalah simpul dalam n i i+ i i (inner vertex) dan u i adalah simpul luar (outer vertex) dari S n, serta indeks merupakan modulo n. Nilai n menyatakan ukuran dari graf matahari dan mengarah pada banyaknya simpul pada graf lingkaran yang digunakan untuk membentuk graf matahari tersebut. Dalam graf matahari S n berlaku VS ( ) = ES ( ) = n. Gabungan berhingga graf matahari dinyatakan sebagai S n j j S K S dengan VS ( S... S ) = { v i n, j t} { u n nt n n nt i i j j j j i n, j t } dan ES ( n Sn... Sn ) = { vv i i+ i n, j t} { uv i i t i n, j t }. Dalam gabungan t graf matahari S S K S n n nt n n berlaku V( S S... S ) = E( S S... S ) = n. n n nt n n nt l l = t Pelabelan Total..., Andrea Parestu, FMIPA UI, 008

Pada Gambar...a diberikan graf matahari S 6 dengan banyak simpul (dan busur) adalah n = (6) =. Pada Gambar...b diberikan u u u u v v v v u6 u v u v u v v v (a) u (b) u u u u u v v u v v u v v v v v u u u (c) Gambar..: Graf S 6 (a); Gabungan isomorfik S S S S (c). 6 5 S (b); Gabungan tak-isomorfik 6 6 contoh gabungan isomorfik dua graf matahari S S dengan banyak simpul 6 6 (dan busur) adalah (n) = ((6)) = () =. Pada Gambar...c diberikan contoh gabungan tak-isomorfik tiga graf matahari S S6 S 5 dengan banyak simpul (dan busur) adalah ( 60. l l = n ) = ((+6+5)) = (0) = Pelabelan Total..., Andrea Parestu, FMIPA UI, 008

Graf petersen diperumum (generalized petersen graph) merupakan graf yang terdiri dari n simpul luar u i, n busur luar uu i i+, n jeruji uv i i, n simpul dalam v i dan n busur dalam vv i i+ m, i n dengan indeks merupakan modulo dari n. Bentuk standar dari graf petersen diperumum adalah P(5,). Graf petersen diperumum dinyatakan sebagai P(n,m) dengan nilai n menyatakan banyaknya simpul luar (sama dengan banyak simpul dalam) dan nilai m menyatakan lompatan busur dalam, dimana n n, m. Graf petersen diperumum memiliki VPnm ( (, )) = { v i n} { u i n } dan i i E( P( n, m)) = { uu i n} { uv i n} { vv i n }. Graf i i+ i i i i+ m petersen diperumum merupakan graf teratur berderajat (r = ). Dalam graf petersen diperumum P(n,m) berlaku V( Pnm (, )) = EPnm ( (, )). Gabungan sejumlah berhingga graf petersen diperumum dapat dinyatakan sebagai Pn (, m) Pn (, m) L Pn (, m ) dengan VPn ( (, m ) t t j j Pn (, m) L Pn (, m)) = { v i n, j t} { u i n, j t } dan t t i i EPn ( (, m) Pn (, m) L Pn (, m)) = { uv i n, j t} { vv j j j j t t i i i i+ m i n }. Gambar...a merupakan graf petersen diperumum P(8,) yang terdiri dari 8 simpul luar, 8 busur luar, 8 jeruji, 8 simpul dalam dan 8 busur dalam dengan lompatan busur dalam ialah m =. Gambar...b ialah gabungan tak-isomorfik graf petersen diperumum P(8,) P (8,). Gambar Pelabelan Total..., Andrea Parestu, FMIPA UI, 008

...c adalah contoh gabungan tak-isomorfik graf petersen diperumum P (5,) P(8,) P(5,) P (6,). u u u u u u u v v v u v v v u v v v u 8 v 8 v 7 u 8 v 8 v 7 u 8 v 8 v 7 u 7 (a) u 7 (b) u 7 u u u u u u v v v u u v v v u v v v u u v v v u u 8 v 8 v 7 u 7 (c) Gambar..: Contoh graf P(8,) (a); Gabungan graf P(8,) P (8,) (b); Gabungan graf P(5,) P(8,) P(5,) P (6,) (c). Pada bagian selanjutnya akan diberikan beberapa definisi pelabelan graf yang akan digunakan dalam skripsi ini. Jenis-jenis graf yang akan dibahas dalam pembahasan selanjutnya adalah graf matahari dan graf petersen diperumum.. Pelabelan Graf Suatu pelabelan dari graf G(V, E) merupakan suatu pemetaan bijektif dari V E ke himpunan asli berurutan yang dimulai dari. Apabila daerah Pelabelan Total..., Andrea Parestu, FMIPA UI, 008

asal dari pelabelan berupa himpunan simpul (atau himpunan busur), maka pelabelan tersebut merupakan pelabelan simpul (atau pelabelan busur). Apabila daerah asal merupakan gabungan dari himpunan simpul dan busur, maka pelabelan disebut pelabelan total. Dalam pelabelan graf diperkenalkan juga pelabelan ajaib, pelabelan antiajaib, dan pelabelan (a,d)-antiajaib. [Bača dkk. 00] memperkenalkan definisi pelabelan total simpul antiajaib (PTSAA) dan pelabelan total (a,d)-simpul antiajaib ((a,d)-ptsaa). Jumlah dari label simpul dan semua label busur yang hadir pada simpul tersebut sebagai bobot simpul (weight of vertex). Secara matematis, suatu pemetaan λ dari V E ke {,, K, V + E } dengan bobot simpul x adalah λ ( x) λ( ) + ( ) y N x xy, dimana N(x) merupakan himpunan semua simpul yang bertetangga dengan x. Bobot simpul x atas pelabelan λ dinyatakan sebagai w ( ) λ x. Pada PTSAA berlaku syarat bahwa semua bobot simpul berbeda nilai. Pada (a,d)-ptsaa berlaku syarat bahwa semua bobot simpul membentuk barisan aritmatika. Definisi dari PTSA dan (a,d)-ptsaa dari graf G didefinisikan sebagai berikut Definisi. [Bača dkk. 00] Suatu pelabelan λ : V E {,, K, V + E } disebut PTSAA dari graf G = G(V,E) bila bobot simpul wλ ( x), x V saling berbeda nilai. Pelabelan Total..., Andrea Parestu, FMIPA UI, 008

5 Definisi. [Bača dkk. 00] Suatu pelabelan λ : V E {,, K, V + E } disebut (a,d)-ptsaa dari graf G(V,E) bila himpunan semua bobot simpul adalah ( ) { λ } {,, K, ( ) } W = w x x V = a a+ d a+ n d untuk suatu bilangan bulat positif a dan d, dimana a > 0 dan d 0. Misalkan suatu graf G mempunyai suatu (a,d)-ptsaa dan δ adalah derajat terkecil dari G, diperoleh bahwa kemungkinan bobot simpul terkecil terjadi pada simpul dengan derajat terkecil. Bobot simpul terkecil adalah + +... + ( δ + ) atau ( δ + )( δ + ). Sehingga batas nilai a dari suatu (a,d) PTSAA adalah sebagai berikut ( δ + )( δ + ) a. (.) Jika Δ adalah derajat terbesar dari G, maka kemungkinan bobot terbesar adalah ( V + E Δ) + ( V + E Δ + ) +... + ( V + E ) + ( V + E ). Sehingga diperoleh ( ) ( Δ + ) ( ( V + E ) Δ) a+ V d. (.) Dari (.) dan (.), diperoleh batas dari d dari suatu (a,d) PTSAA adalah sebagai berikut d ( Δ+ )( ( V + E ) Δ) ( δ + )( δ + ) ( V ). (.) Pelabelan Total..., Andrea Parestu, FMIPA UI, 008

6 Nilai d yang terkecil pada suatu (a,d)-ptsaa adalah d = 0 yang disebut juga pelabelan total simpul ajaib (vertex magic total labeling) dan dapat disingkat PTSA. Pelabelan ini diperkenalkan oleh [MacDougall dkk. 00] dan didefinisikan sebagai berikut Definisi. [MacDougall dkk. 00] Suatu pelabelan λ : V E {,, K, V + E} disebut PTSA dari graf G = G(V,E) bila terdapat suatu konstanta k sehingga semua bobot simpul bernilai k. Secara matematis, ( ) λ( ) λ x + xy = k ( ) y N x dan k disebut konstanta ajaib dari pelabelan λ. Jika suatu graf teratur memiliki suatu (a,d)-ptsaa, maka dapat dibentuk suatu pelabelan baru dari pelabelan tersebut. Misalkan pada { K } λ : V E,,, V + E didefinisikan suatu pelabelan λ pada V E seperti berikut ( ) λ( ) λ x = V + E + x, x V ( ) λ( ) λ xy = V + E + xy, xy E Sehingga diperoleh λ ( ) = + + λ( ) = {,, K, + } V E V E V E V E. Terlihat bahwa pelabelan bersifat bijektif dari V E ke {,, K, V + E }. Pelabelan λ disebut dual dari λ. Pelabelan dual dari suatu (a,d)-ptsaa mempunyai syarat yang harus dipenuhi, seperti yang diyatakan dalam proposisi berikut. Pelabelan Total..., Andrea Parestu, FMIPA UI, 008

7 Proposisi. [Bača dkk. 00] Dual dari suatu (a,d) - PTSAA pada graf adalah (a,d) - PTSAA untuk suatu nilai a jika dan hanya jika G adalah graf teratur. Hasil-hasil penelitian yang telah dipublikasikan lebih banyak membahas tentang pelabelan simpul-ajaib total dari graf terhubung. Untuk graf takterhubung, [Wallis 00] telah membuktikan teorema berikut Teorema. [Wallis 00] Misalkan G adalah suatu graf teratur berderajat r yang mempunyai suatu PTSA. (i) Jika r genap, maka tg mempunyai PTSA untuk bilangan ganjil t. (ii) Jika r ganjil, maka tg mempunyai PTSA untuk semua bilangan bulat positif t. Pelabelan yang digunakan dalam skripsi ini adalah PTSA dan (a,d)- PTSAA dari suatu gabungan graf tak-terhubung yang dibedakan menjadi dua jenis gabungan, yaitu gabungan isomorfik dan gabungan tak-isomorfik dari suatu gabungan graf tak-terhubung. Pada bab selajutnya akan diberikan beberapa teorema mengenai pelabelan dan konstruksi (a,d)-ptsaa dari gabungan tak-terhubung sejumlah berhingga graf matahari. Pelabelan Total..., Andrea Parestu, FMIPA UI, 008