FUNGSI, SISTEM PERSAMAAN LINIER DAN MENGGAMBAR GRAFIK

dokumen-dokumen yang mirip
MATEMATIKA EKONOMI ( FUNGSI LINIER, GRAFIK FUNGSI DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER )

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan

KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

JENIS JENIS FUNGSI 2. Gambar. Jenis Fungsi. mengandung banyak suku (polinom) dalam variabel bebas y = a 0 + a 1 x + a 2 x a n x n

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

Modul Matematika 2012

A. Persamaan Linier Dua

Sistem Persamaan linier

BAB XI PERSAMAAN GARIS LURUS

Peta Konsep. Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi. persamaan garis lurus

(2) Titik potong kurva dengan sumbu y, bila x = 0, diperoleh x = 0 y = mx + n y = m(0) + n y = n Jadi, titik potongnya dengan sumbu y, adalah (0, n) y

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier

A. PERSAMAAN GARIS LURUS

Fungsi Linier & Grafik Fungsi Aplikasi dalam Ekonomi

Modul Matematika MINGGU 4. g. Titik Potong fungsi linier

Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi

Jenis Jenis--jenis jenis fungsi dan fungsi linier Hafidh Munawir

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

BEBERAPA FUNGSI KHUSUS

5 F U N G S I. 1 Matematika Ekonomi

Persamaan Linear dan non Linier. Dr. Ananda Sabil Hussein

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

PERSAMAAN & SISTEM PERSAMAAN LINEAR

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

KETIDAKSAMAAN. A. Pengertian

PERTEMUAN 2-3 FUNGSI LINIER

5. PERSAMAAN LINIER. 1. Berikut adalah contoh SPL yang terdiri dari 4 persamaan linier dan 3 variabel.

A. Menentukan Letak Titik

Sistem PERSAMAAN dan PERTIDAKSAMAAN linier

III. FUNGSI POLINOMIAL

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR

MATEMATIKA EKONOMI 1 FUNGSI DAN GRAFIK. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi.

x X dapat dipetakan ke setiap y Y. hanya jika (jikka) satu x X dapat dipetakan ke satu y Y. RELASI : F: X Y menghasilkan himpunan pasangan berurut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

PERSAMAAN GARIS BAHAN BELAJAR MANDIRI 4

MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 2012

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk :

Matematika Ekonomi KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA HIPERBOLA

Mata Pelajaran Wajib. Disusun Oleh: Ngapiningsih

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

PERSAMAAN GARIS LURUS

Bab. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Pengertian SPLDV Penyelesaian SPLDV Penerapan SPLDV

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks

Institut Manajemen Telkom

MODUL 3 BIDANG RATA. [Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat]

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN PERSAMAAN LINEAR

4. SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

Contoh Soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan Pembahasannya

PERSAMAAN & PERTIDAKSAMAAN

MAKALAH FUNGSI KUADRAT GRAFIK FUNGSI,&SISTEM PERSAMAAN KUADRAT

fungsi Dan Grafik fungsi

1. Fungsi Objektif z = ax + by

Matematik Ekonom Fungsi nonlinear

PERSAMAAN GARIS LURUS

Pertemuan 13 persamaan linier NON HOMOGEN

BAB II SISTEM PERSAMAAN LINEAR. Sistem persamaan linear ditemukan hampir di semua cabang ilmu

MODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank

Pengertian Persamaan Garis Lurus 1. Koordinat Cartesius a. Menggambar Titik pada Koordinat Cartesius b. Menggambar Garis pada Koordinat Cartesius

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

A. Sistem Persamaan Linier dengan dua Variabel

FUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit.

MATEMATIKA BISNIS FUNGSI LINIER

SISTEM PERSAMAAN LINEAR, KUADRAT DAN PERTIDAKSAMAAN SATU VARIABEL

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

PERSAMAAN GARIS. Dua garis sejajar mempunyai gradien sama, sehingga persamaan garis yang sejajar l dan melalui titik (3,4) adalah

12. PERSAMAAN GARIS LURUS

SUDUT DAN JARAK ANTARA DUA BIDANG RATA

SISTEM KOORDINAT. Berikut ini kita akan mempelajari bagaimana menentukan sistem koordinat dibidang dan diruang.

MODUL MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Pertemuan 1 Sistem Persamaan Linier dan Matriks

Modul 05 Persamaan Linear dan Persamaan Linear Simultan

PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

dimana a 1, a 2,, a n dan b adalah konstantakonstanta

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

OSK Matematika SMP (Olimpiade Sains Kabupaten Matematika SMP)

MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA

PROGRAM LINEAR. sudir15mks

MATEMATIKA EKONOMI 1 HIMPUNAN BILANGAN. Dosen : Fitri Yulianti, SP. MSi

Bank Soal dan Pembahasan Persamaan Garis Lurus

APLIKASI TURUNAN ALJABAR. Tujuan Pembelajaran. ) kemudian menyentuh bukit kedua pada titik B(x 2

Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS

Pembahasan Soal SNMPTN 2012 SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS.

Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) LOGO

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

MATEMATIKA BISNIS BAB 2 FUNGSI LINIER

MODUL MATEMATIKA SEKOLAH

Persamaan dan Pertidaksamaan

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI

PTE 4109, Agribisnis UB

OSN MATEMATIKA SMA Hari 1 Soal 1. Buktikan bahwa untuk sebarang bilangan asli a dan b, bilangan. n = F P B(a, b) + KP K(a, b) a b

Fungsi Non-Linear. Modul 5 PENDAHULUAN

Dalam bentuk SPL masalah ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

Transkripsi:

FUNGSI, SISTEM PERSAMAAN LINIER DAN MENGGAMBAR GRAFIK TUGAS MATEMATIKA EKONOMI DISUSUN OLEH : DENY PRASETYA 01212074 IAN ANUGERAH 01212035 M. UMAR A 01212016 ARON GARDIKA 01212140 SAIFUL RAHMAN 01212020 FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN UNIVERSITAS NAROTAMA 2012

1 FUNGSI, SISTEM PERSAMAAN LINIER DAN MENGGAMBAR GRAFIK 1. PENDAHULUAN FUNGSI PERSAMAAN LINIER Fungsi polinomial dengan satu variabel bebas telah didefinisikan dengan bentuk umum: Y=a 0 +a 1 X 1 +a 2 X 2 +...+a k X k (1.1) Dimana Y adalah variabel terikat (dependent), X adalah menyatakan variabel bebas, dan k adalah bilangan bulat nonnegatif yang merupakan tingkat dari polinomial. Bila persamaan (1.1) di atas nilai k=1, maka fungsinya akan menjadi, (1.2) Y= a 0 +a 1 X 1 Dimana a 1 tidak sama dengan nol. Berdasarkan bentuk fungsi polinomial (1.1) di atas, maka fungsi linier dapat dikatakan sebagai turunanan dari fungsi polinomial, apabila k=1 dan a 1 0. Fungsi linier adalah fungsi paling sederhana karena hanya mempunyai satu variabel bebas dan berpangkat satu pada variabel tersebut. Fungsi ini sering digunakan dalam penerapan ekonomi dan bisnis untuk menjelaskan hubungan-hubungan ekonomi dan bisnis secara linier. Dan fungsi ini merupakan dasar untuk memperlajari fungsi-fungsi lainnya yang lebih rumit dalam penyelesaiannya. Makalah ini akan menyajikan beberapa topik yang berhubungan dengan fungsi linier. Ini mencakup kemiringan (slope) garis dan titik potong sumbu (intercept) dari suatu garis lurus, bentuk standar/umum persamaan linier, dan hubungan dua garis lurus.

2 2. KEMIRINGAN DAN TITIK POTONG SUMBU Suatu fungsi linier bila digambarkan dalam bidang Cartesius, maka grafiknya merupakan suatu garis lurus. Kemiringan pada setiap titik yang terletak pada garis lurus tersebut adalah sama. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien a 1 pada persamaan Y=a 0 +a 1 X. Koefisien a 1 ini untuk mengukur perubahan nilai variabel terikat (dependent) Y sebagai akibat dari perubahan variabel bebas (independent) X sebesar satu unit. Kemiringan (slope) dari fungsi linier dengan satu variabel bebas X adalah sama dengan perubahan dalam variabel terikat (dependent) dibagi dengan perubahan dalam variabel bebas (independent). Dan biasanya dilambangkan dengan huruf m. Jadi, Kemiringan = m = atau (1.3) Sebagai contoh, Y = 15-2X, kemiringannya adalah -2. Ini berarti untuk setiap kenaikan satu unit variabel X akan menurunkan 2 unit variabel Y. Serupa dengan itu penurunan satu unit dalam variabel X akan meningkatkan 2 unit variabel Y. Secara geometri, kemiringan suatu garis lurus adalah tangent (tg) dari sudut yang dibentuknya terhadap sumbu absis X. Sudut tangent (tg) adalah perbandingan anatara sumbu vertikal Y dengan sumbu horizontal X. Hal ini bisa diperhatikan pada Gambar 1.1 Y (a) Kemiringan Positif Y (b) Kemiringan Negatif 0 X 0 X Y (c) Kemiringan Nol Y (d) Kemiringan Tak Tentu 0 X 0 X

3 Pada Gambar 1.1 (a) garisnya mempunyai kemiringan positif, karena menarik dari kiri ke bawah ke kanan atas sehingga jika X menaik maka Y menaik juga; Gambar 1.1 (b) garis mempunyai kemiringan negatif, karena menurun dari kiri atas ke kanan bawah sehingga jika X menaik maka Y akan menurun; Gambar 1.1 (c) kemiringan garisnya nol, karena X bertambah, Y tetap konstan; Gambar 1.1 (d) kemiringan garis tak tentu, karena X konstan, Y tak tentu. Parameter lainnya dalam fungsi linier Y=a 0 +a 1 X adalah konstanta a0, atau yang disebut sebagai titik potong dengan sumbu Y, bila X sama dengan nol. Titik potong sumbu Y (Intercept Y) dari suatu fungsi linier dengan satu variabel bebas adalah sama dengan nilai dari variabel terikat bila nilai dari variabel bebas sama dengan nol. Sebagai contoh persamaan linier Y=15-2X, maka titik potonbg dengan sumbu Y adalah 15. Hal ini dikarenakan bila X=0, maka Y=15. 3. BENTUK UMUM FUNGSI LINIER Suatu fungsi linier yang mencakup satu variabel bebas dan satu variabel terikat mempunyai bentuk umum, Y= a 0 +a 1 X (1.4) di mana a 1 tidak sama dengan nol. Bentuk ini disebut sebagai bentuk kemiringan titik potong (slopeintercept). Bentuk seperti ini bila dilihat dari letak kedua variabel X dan Y, maka bentuk ini dapat disebut sebagai bentuk eksplisit. Karena variabel bebas X dan variabel terikat Y saling terpisah oleh tanda sama dengan (=). Untuk fungsi linier bentuk seperti ini nilai kemiringannya adalah a dan nilai potong titik sumbu Y adalah (0,a0). Sebagai contoh, Y = 5 + 3X,

4 maka nilai kemiringannya adalah 3 dan titik potong dengan sumbu Y adalah (0,5). Akan tetapi, fungsi linier dapat juga berbentuk implisit, yaitu kedua variabel X dan variabel Y berada pada satu ruas (kiri) dan ruas kanan dijadikan nol. Bentuk implisit ini adalah : AX+BY+C=0 Dimana nilai kemiringannya adalah (1.5) dan titik potong dengan sumbu Y adalah (0, ). Hal ini dapat dibuktikan dengan langkah-langkah berikut. 1. AX + BY + C = 0 2. BY = -C AX 3. Y = - -.X Sebagai contoh 4X+5Y-20 = 0, maka nilai kemiringannya adalah - = -0,8 dan titik potong dengan sumbu Y adalah (0, 4). 4. MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS Untuk menentukan persamaan garis lurus terdapat beberapa metode antara lain : metode dua titik dan dua metode satu titik dan satu kemiringan. METODE DUA TITIK Suatu garis lurus g dapat digambarakan dengan cara menghubungkan dua titik pada bidang Cartesius XY. Tetapi, persamaan garis lurus tersebut tidak dapat diketahui apabila kita tidak mengetahui letak dari dua titik tersebut dalam bidang Cartesius XY. Oleh karena itu, untuk menentukan persamaan garis lurus tersebut, kita harus mengetahui kedua titik terlebih dahulu.

5 Jika kedua titik diketahui, misalnya B(X 1,Y 1 ) dan C(X 2,Y 2 ), maka kemiringan garisnya dapat diperoleh dengan cara membagi perubahan dalam Y dengan perubahan dalam X, atau kemiringan garis =. Apabila terdapat titik lain misalnya A(X,Y) yang terletak pada garis tersebut, maka dapat dinyatakan menjadi, kemiringan garis. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.2 Y A (X,Y) B(X 1,Y 1 ) C (X 2,Y 2 ) 0 X Karena kemiringan garis lurus adalah sama pada setiap titik yang terletak pada garis tersebut, maka dapat dinyatakan dengan rumus berikut. = (1.6) Rumus (1.6) di atas menunjukkan bahwa cara untuk memperoleh persamaan garis lurus dengan menggunakan dua titik yang diketahui adalah dengan mensubstitusikan nilai-nilai X 1, X 2, Y 1 dan Y 2 yang telah diketahui pada rumus diatas sehingga akan menghasilkan persamaan Y=a 0 +a 1 X atau AX+BY+C=0.

6 Contoh 1.1 Mencari persamaan garis yang melalui titik (3,2) dan (4,6) Penyelesaikan : X1 = 3, X2 = 4, Y1 = 2 dan Y2 = 6 = = Y-2 = 4 (X-3) Y = 4X 12 + 2 Y = -10 + 4X Persamaan garis Y = -10 + 4X ini digrafiknya adalah Gambar 1.3 Y Y=-10+4X 0 1 2 2,5 3 X -10 (0,-10) Persamaan garis lurus Y=-10+4X METODE SATU TITIK DAN SATU KEMIRINGAN Selain metode dua titik untuk menentukan persamaan garis lurus, terdapat metode lain yaitu : metode satu titik dan satu kemiringan. Sebenarnya metode ini bersal dari metode dua titik. Melihat kembali persamaan (1.6)

7 = Apabila (X-X 1 ) dipindahkan ke ruas kanan persamaan maka, Y-Y 1 = (X-X 1) Sebagaimana telah disebutkan terdahulu bahwa rumus kemiringan garis lurus (1.3) adalah : m =, maka persamaan diatas akan menjadi Y-Y 1 = m (X-X 1 ) (1.7) Rumus (1.7) adalah untuk menentukan persamaan garis lurus bila diketahui satu titik dan satu kemiringan. Contoh 1.2 Mencari persamaan garis yang melalui titik (6,4) dan kemiringannya - Penyelesaian : Diketahui (X, Y) = (6,4) dan m= - Y-Y 1 = m (X-X 1 ) Y-4 = - (X-6) Y = - X + 4 + 4 Y = - X + 8 atau = 8 - X Persamaan garis Y = 8 - Xgrafiknya adalah Gambar 1.4

8 Y 8 (0,8) Y= 8 - X 0 12 (12,0) X Persamaan garis lurus Y= 8 - X 5. HUBUNGAN DUA GARIS LURUS Sebagaimana telah disebutkan, bahwa setiap garis lurus mempunyai kemiringan dan titik potong. Apabila dua garis yang mempunyai kemiringan yang berbeda-beda atau sama dan juga bila titik potong dengan sumbu Y berbeda-beda atau sama, maka bila digambarkan dalam bidang Cartesius XY akan terdapat kemungkinan : (a) dua garis lurus saling berpotongan, (b) dua garis lurus saling sejajar, (c) dua garis lurus saling berhimpit dan (d) dua garis lurus saling tegak lurus atau membentuk sudut 90 o. Gambar 1.5. Pada Gambar 1.5 (a) kedua kemiringan garis, yaitu a 1 dan b 1 adalah tidak sama atau a 1 b 1 dan kedua titik potong sumbu Y, a 0 dan b 0 tidak sama; Gambar 1.5 (b) kedua kemiringan garis adalah sama (a=b) dan kedua titik potong sumbu Y tidak sama; Gambar 1.5 (c) kedua kemiringan garis adalah sama dan kedua titik potong dengan sumbu Y adalah sama; Gambar 1.5 (d) kedua kemiringan garis adalah tidak sama tetapi nilai perkaliannya menghasilkan -1, dan kedua titik potong dengan sumbu Y tidak sama.

9 Y a 1 b 1 Y a 1=b 1 a 0 b 0 a 0 b 0 0 X 0 X (a) Berpotongan (b) Sejajar Y a 1=b 1 Y a 1. b 1 = -1 a 0=b 0 a 0 b 0 0 X 0 X (c) Berhimpit (d) Tegak Lurus Gambar 1.5 Empat Macam Kombinasi Dua Garis Lurus 6. PENDAHULUAN SISTEM PERSAMAAN LINIER Dalam fungsi persamaan linier di atas telah dijelaskan persamaan linier tunggal yang berbentuk implisit yaitu Y = a 0 +a 1 X. Sedangkan dalam pembahasan sistem persamaan linier ini, mengenai dua persamaan linier yang berbentuk imlisit yaitu AX+BY=C, dimana nilai C tersebut dalam penerapan ekonomi dan bisnis sering disebut dengan kendala dari sumber daya. Kebanyakan model ekonomi yang berbentuk matematis mempunyai lebih dari satu kendala dan variabel dalam himpunan persamaannya. Jika setiap kendala dinyatakan sebagai suatu persamaan linier maka himpunan persamaan-persamaan linier ini disebut sebagai sistem persamaan linier. Dengan kata lain, suatu sistem persamaan linier adalah suatu himpunan yang tediri atas dua atau lebih persamaan linier. Banyaknya persamaan dan variabel dalam suatu sistem persamaan linier dapat dilihat dalam dimensinya. Jika sistem persamaan linier terdiri

10 atas m persamaan dan n variabel, maka dapat dinyatakan bahwa sistem persamaan linier ini adalah sistem m x n. 7. PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER : DUA PERSAMAAN DENGAN DUA VARIABEL Penyelesaian suatu sistem persamaan linear adalah suatu himpunan nilai yang memenuhi secara serentak (stimultan) semua persamaanpersamaan dari sistem tersebut. Untuk sistem persamaan linear terdapat tiga kemungkinan yaitu: (1) ada penyelesaain tunggal (unik); (2) tidak ada penyelesaian; atau (3) sejumlah penyelesaian yang tidak terbatas. Gambar 1.6 Tiga Penyelesaian yang Mungkin Untuk Sistem dengan Dua Persamaan dan Dua Variabel. Y Y Y Persamaan 1 Persamaan 1 Persamaan 1 0 X 0 X 0 X Persamaan 2 Persamaan 2 Persamaan 2 Tiga kemungkinan ini dapat diuraikan secara mudah dengan memisalkan suatu sistem dengan dua persamaan dan dua variabel. Suatu sistem dengan dua persamaan dan dua variabel mempunyai penyelesaian tunggal (unik) dapat disajikan secara grafik dengan melihat titik potong dari dua garis (persamaan) tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.6 (a). Selanjutnya, pada kasus tidak ada penyelesaian untuk suatu sistem dengan dua persamaan dan dua variabel ditunjukkan oleh dua garis yang sejajar (paralel) atau tidak ada titik potong. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1.6 (b). Situasi dimana terdapat sejumlah penyelesaian yang tidak

11 terbatas untuk suatu sistem persamaan dapat ditunjukkan oleh dua garis yang sama atau saling berimpit. Ini disajikan pada gambar 1.6 (c). Jadi, unyuk suatu persamaan linier, terdapat tiga penyelesaian yang mungkin, yaitu: 1. Suatu sistem persamaan linier mempunyai suatu penyelesaian yang tunggal (unik) adalah suatu sistem persamaan yang konsisten 2. Suatu sistem persamaan linier tidak mempunyai suatu penyelesaian adalah suatu sistem persamaan yang tidak konsisten 3. Suatu sistem persamaan linier mempunyai sejumlah penyelesaian yang tidak terbatas adalah suatu sistem persamaan yang saling ketergantungan diantara satu dengan lainnya. Untuk memperoleh nilai-nilai penyelesaian dari sistem persamaan linier, dapat digunakan tiga metode, yaitu: (1) metode eliminasi; (2) metode subtitusi; (3) metode matriks (determinan). Tetapi pada saat ini yang dibahas dua metode yaitu: metode eliminasi dan metode subtitusi. METODE ELIMINASI Metode eliminasi ini merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk memperoleh penyelesaian dari sistem persamaan linier. Di samping itu, metode ini juga dapat memberikan suatu petunjuk untuk mendeteksi sistem persamaan yang tidak mempunyai penyelesaian atau sejumlah penyelesaian yang tidak terbatas. Metode eliminasi ini bertujuan untuk menghapus sementara salah satu variabel. Caranya akan ditunjukkan oleh langkah-langkah berikut ini: 1. Pilihlah salah satu variabel yang akan dieliminasi 2. Kalikan kedua persamaan dengan suatu nilai konstanta tertentu bila diperlukan sehingga koefisien darivariabel yang dipilih akan menjadi sama. 3. Jika tanda pada kedua koefisien dari variabel yang dipilih sama maka kedua persamaan dikurangkan. Akan tetapi, bila tanda

12 pada kedua koefisien dari variabel yang dipilih berbeda maka kedua persamaan dijumlahkan. 4. Carilah nilai dari variabel yang tidak tersisa dan subitusikan kembali nilai ini ke dalam persamaan mula-mula untuk menentukan nilai dari varianel yang telah dipilih tersebut. Sebagai nustrasi dari metode eliminasi ini lihatlah contoh berikut ini. Contoh 1.3 Pada hari Minggu Yanita dan Reza pergi ke toko. Yanita membeli dua pensil dan dua buku dengan harga Rp. 14.000. sedangkan Reza membeli satu pensil dan tiga buku yang bermerek sama dengan yang dibeli Yanita, dengan harga Rp. 17.000. Berapa harga sebuah pensil dan sebuah buku? Misal : X=pensil, Y=buku 2X + 2Y = 14.000 (1.8) X + 3Y = 17.000 (1.9) Penyelesaian: 1. Variabel yang akan dieliminasi adalah variabel Y. 2. Karena variabel Y yang dipilih, maka persamaan (1.9) harus dikalikan dengan konstanta 2, dan persamaan (1.8) dikalikan dengan konstanta 1, sehingga kedua persamaan menjadi, 2X + 2Y = 14.000 (kalikan dengan 1), maka 2X + 2Y =14.000 X + 3Y = 17.000 (kalikan dengan 2), maka 2X + 6Y = 34.000 3. Karena kedua koefisien dari variabel X tandanya sama, maka harus dikurangkan sehingga menjadi, 2X + 2Y = 14.000 2X + 6Y = 34.000 - -4Y = -20.000 Y = 5.000

13 4. Subtitusikan nilai Y = 5.000 ke dalam salah satu persamaan semula agar diperoleh nilai X. Apabila disubtitusikan pada persamaan (1.9), maka akan menghasilkan 2 X + 2 (5.000) = 14.000 2 x + 10.000 = 14.000 X = (14.000-10.000)/2 X =2.000 Jadi, harga sebuah pensil Rp. 2.000 dan harga sebuah buku adalah Rp. 5.000. METODE SUBTITUSI Selain metode eliminasi dalam menyelesaikan sistem persamaan linier. Ada pula metodelain, yaitu metode subtitusi. Untuk memperoleh himpunan penyelesaian dari kedua variabel yang memenuhi kedua persamaan dalam metde subtitusin ikutilah langkah-langkah berikut ini. 1. Pilihlah salah satu variabel dalam satu persamaan, kemudian buatlah koefisien dalam variabel tersebut menjadi 1. 2. Bila persamaan pertama yang dipilih, maka subtitusikanlah persamaan ini ke dalam persamaan kedua. 3. Carilah nilai variabel yang tidak dipilih dengan aturan-aturan matematika 4. Subtitusikan kembali nilai dari variabel yang diperoleh kedalam persamaan mula-mula untuk memperoleh nilai variabel yang dipilih. Untuk dapat lebih memahami metode subtitusi ini, lihat contoh berikut ini, Contoh 1.4 Uang Aprita Rp. 150.000 lebih dari uang Budi. Jika tiga kali uang prita ditambah dua kali uang Budi jumlahnya adalah Rp. 950.000. Tentukan masing-masing besar uang prita dan uang budi. Misal Besar uang APrita = x Besar uang Budi = Y

14 X = Y + 150.000 (2.0) 3X + 2Y = 950.000 (2.1) Misalakan variabel X yang dipilih pada persamaan (2.0) maka akan menjadi, 3X + 2Y = 950.000 3 (Y + 150.000) +2Y= 950.000 3 Y + 450.000 +2Y = 950.000 5Y = 950.000 450.000 5Y = 500.000 Y = 100.000 Subtitusikan nilai Y = 1 ini kedalam salah satu persamaan mula-mula, misalkan persamaan (2.0), sehingga memperoleh hasil, X = 100.000 + 150.000 X = 250.000 Jadi besar uang Aprita adalah Rp. 250.000 dan uang Budi adalah Rp. 100.000 METODE MATRIK / DETERMINAN Determinan dari matriks bujursangkar A berorde n adalah jumlah dari semua permutasi n (n!) hasil kali bertanda dari elemen-elemen matriks tersebut. Determinan dari suatu matriks A dituliskan Contoh : det(a) atau A = (j 1, j 2,.,j n ). a 1 j 1, a 2 j 2, a m j n a 11 a 12 A= a 21 a 22 Maka n=2, terdapat 2! = 2*1=2

15 Hasil kalinya sebagai berikut : 1. a 11 a 22 permutasi (1,2), banyaknya inversi=0 (permutasi genap). Maka (1,2)= +1 jadi +a 11 a 22. 2. a 21 a 12 permutasi (2,1), banyaknya inversi=1 (permutasi ganjil). Maka (2,1)= -1 jadi -a 21 a 12 3. Maka det(a)= A =+a 11 a 22 -a 21 a 12 Mencari Determinan a d b = ae db e Andaikan kita menghadapi dua persamaan dengan dua bilangan : ax + by = e dx + ey = f Penyelesaian untuk x dan y dapat dilakukan sebagai berikut : X = Y = = = = = Contoh 1.5 Harga satu barang untuk permintaan 40 unit adalah Rp. 10.000, sedangkan harga satu barang untuk 20 unit adalah Rp. 15.000. maka fungsi permintaan adalah : P = 20.000 250Q 8. PERSAMAAN KETERGANTUNGAN LINIER DAN KETIDAKKONSISTENAN

16 Sebagaimana telah dijelaskan dan diilustrasikan dalam contohcontoh pada yang tadi bahwa kedua persamaan mempunyai penyelesaian yang unik. Akan tetapi, ada kalanya suatu sistem persamaan linier dengan dua persamaan dan dua variabel tidak terdapat penyelesaian (no solution) atau penyelesaian yang jumlahnya tidak terbatas. Apabila kedua persamaan mempunyai kemiringan yang sama, maka gambarnya akan terdapat dua kemungkinan, yaitu : 1. Kedua garis adalah sejajar dan tidak mempunyai titik potong sehingga tidak ada penyelesaian. Kedua persamaan ini disebut sebagai sistem persamaan linier yang tidak konsisten. 2. Kedua garis akan berimpit sehingga penyelesaiannya dalam jumlah yang tidak terbatas. Kedua persamaan ini disebut senagai sistem persamaan linier yang tergantung secara linier. Kedua persamaan yang mempunyai kemiringan yang sama akan ditunjukkan dalam contoh-contoh berikut ini. Contoh 1.5 2X + 3Y = 7 (2.2) 4X + 6Y = 12 (2.3) Persamaaan (1.8) dan (1.9) kedua-duanya adalah tidak konsisten, karena kedua persamaan ini mempunyai kemiringan yang sama, tetapi berbeda nilai intercept-nya. Jadi, bila digambarkan kedua persamaan ini akan sejajar satu sama lainnya. Contoh 1.6 5X + 2Y = 10 (2.4) 20X + 8Y = 40 (2.5) Persamaaan (2.4) dan (2.5) kedua-duanya tergantung secara linier, karena kedua persamaan ini mempunyai kemiringan dan nilai intercept yang sama. Jadi, apabila digambarkan kedua persamaan ini akan berimpit satu dengan lainnya.