BAB V HIMPUNAN TAK BERHINGGA. Mahasiswa memahami himpunan berhingga dan tak-berhingga, himpunan

dokumen-dokumen yang mirip
Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami pengertian relasi, relasi ekuivalen, hasil ganda suatu

TEORI HIMPUNAN. Bahan Ajar - PS S1 Matematika - FMIPA UGM. Sri Wahyuni. Tahun Laboratorium ALJABAR, Jurusan MATEMATIKA, FMIPA UGM

Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB 1. PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas sekilas mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan himpunan dan fungsi.

ANALISIS REAL 1. Perkuliahan ini dimaksudkan memberikan

BAB 1 PENGANTAR. 1.1 Himpunan

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

BAB 3 FUNGSI. 1. Pengertian Fungsi. dengan satu dan hanya satu elemen B; f disebut fungsi dari A ke B, ditulis f : A

PENDAHULUAN. 1. Himpunan

INF-104 Matematika Diskrit

1 P E N D A H U L U A N

Mendeskripsikan Himpunan

TEORI HIMPUNAN Penyajian Himpunan

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan

OPERASI BINER. Yus Mochamad Cholily Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

Grup Permutasi dan Grup Siklis. Winita Sulandari

ANALISIS REAL 1 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

Aljabar Linier Lanjut. Kuliah 1

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat dari Grup Faktor

Matematika

Mendeskripsikan Himpunan

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

BAB I HIMPUNAN. Contoh: Himpunan A memiliki 5 anggota, yaitu 2,4,6,8 dan 10. Maka, himpunan A dapat dituliskan: A = {2,4,6,8,10}

BAB V RELASI DAN FUNGSI

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN

PERTEMUAN 5. Teori Himpunan

BAB 3 FUNGSI. f : x y

FUNGSI. Modul 3. A. Definisi Fungsi

HAND OUT ANALISIS REAL 1 (MT403) KOSIM RUKMANA

Oleh : Winda Aprianti

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

Pengantar Matematika Diskrit

MODUL 1. A. Himpunan 1. Pengertian Himpunan Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang berlainan yang memenuhi suatu syarat keanggotaan tertentu.

Uraian Singkat Himpunan

Pengantar Analisis Real

TEORI HIMPUNAN. A. Penyajian Himpunan

HIMPUNAN (Pengertian, Penyajian, Himpunan Universal, dan Himpunan Kosong) EvanRamdan

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

RELASI DAN FUNGSI. 2. Misalkan A = {2,3,4,5} dan B = {2,3,4,5,6}. Buatlah relasi dari A ke B yang

INF-104 Matematika Diskrit

II. KONSEP DASAR GRUP. abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu

Matematika Diskrit 1

POLINOM (SUKU BANYAK) Menggunakan aturan suku banyak dalam penyelesaian masalah.

Logika Matematika Modul ke: Himpunan

INF-104 Matematika Diskrit

Relasi & Fungsi. Kuliah Matematika Diskrit 20 April Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami pengertian relasi, relasi ekuivalen, hasil ganda suatu

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

PERTEMUAN Relasi dan Fungsi

Materi 1: Teori Himpunan

BAB III HIMPUNAN DAN FUNGSI

2.4 Relasi dan Fungsi

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

BAB II RELASI DAN FUNGSI

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN

Mata Kuliah : Peng. Logika Matematika dan Himpunan Hari/tanggal : Rabu, 31 Oktober 2012 Waktu : 120 menit Sifat : Buku Tertutup Dosen : Budi S.

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

Produk Cartesius Relasi Relasi Khusus RELASI

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Bilangan Bulat, Bilangan Rasional, dan Bilangan Real. dengan huruf kecil. Sebagai contoh anggota himpunan A ditulis ;

Matematika Terapan. Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 1

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

Pertemuan 1 HIMPUNAN. a.himpunan Kosong Ǿ adalah himpunan yang mempunyai nol anggota(tidak mempunyai elemen.)

SUPER EDGE-MAGIC LABELING PADA GRAPH ULAT DENGAN HIMPUNAN DERAJAT {1, 4} DAN n TITIK BERDERAJAT 4

Sifat 1 Untuksebarang bilangan rasional a tak nol dan sebarang bilangan bulat m dan n, berlaku a m. a m = a m + n

9.1 RELATIONS AND THEIR PROPERTIES

BAB III PELABELAN KOMBINASI

BAB I SET DAN RELASI

RELASI BINER. 1. Hasil Kali Cartes

Bahan kuliah Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Didin Astriani P, M.Stat. Fakultas Ilkmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

Matriks. Contoh matriks simetri. Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1. Contoh matriks 0/1:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari polinomial permutasi atas finite field.

RELASI FUNGSI. (Kajian tentang karakteristik, operasi, representasi fungsi)

STRUKTUR ALJABAR 1. Kristiana Wijaya

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Pertama, daftarkan kedua himpunan vektor: himpunan yang merentang diikuti dengan himpunan yang bergantung linear, perhatikan:

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,

MATEMATIKA DASAR PENDIDIKAN BIOLOGI UPI 0LEH: UPI 0716

Komposisi fungsi dan invers fungsi. Syarat agar suatu fungsi mempunyai invers. Grafik fungsi invers

Sistem Bilangan Real. Apa yang dimaksud dengan bilangan real, rasional dan bilangan irasional?

22 Matematika Diskrit

Aljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 5

Diktat Kuliah. Oleh:

1 Pendahuluan I PENDAHULUAN

Teori Dasar Himpunan. Julan HERNADI. December 27, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo

Modul ke: Penyajian Himpunan. operasi-operasi dasar himpunan. Sediyanto, ST. MM. 01Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

Materi Kuliah Matematika Komputasi FUNGSI

INDUKSI MATEMATIS Drs. C. Jacob, M.Pd Pengantar Apakah suatu formula untuk jumlah dari n bilangan bulat positif ganjil

Aljabar 1. Modul 1 PENDAHULUAN

PEMBAHASAN. Teorema 1. Tidak ada bilangan asli N yang lebih besar dari semua bilangan bulat lainnya.

BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS. beberapa sifat khusus yang selanjutnya akan dibuktikan bahwa sifat-sifat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

TEOREMA SISA 1. Nilai Sukubanyak Tugas 1

Transkripsi:

BAB V HIMPUNAN TAK BERHINGGA Tujuan Instuksional Umum Mahasiswa memahami himpunan berhingga dan tak-berhingga, himpunan denumerabel dan non-denumerabel, himpuna countabel dan non-countabel. Tujuan Instruksional Khusus 1) Mahasiswa dapat menyebutkan himpunan berhingga 2) Mahasiswa dapat menyebutkan himpunan tak-berhingga 3) Mahasiswa dapat menyebutkan himpunan denumerabel 4) Mahasiswa dapat menyebutkan himpunan non-denumerabel 5) Mahasiswa dapat menyebutkan himpunan countabel 6) Mahasiswa dapat menyebutkan himpunan non-countabel 5.1 Ketakberhinggaan Kita ingat kembali bahwa dua himpunan S dan T equipoten jhj dapat ditemukan suatu fungsi bijektif diantara dua himpunan itu. Sekarang disajikan dua definisi himpunan tak berhingga. Yang pertama mendefinisikan lebih dahulu himpunan berhingga, dengan ingkarannya himpunan tak berhingga. Sedangkan yang kedua sebaliknya, yaitu dimulai dengan suatu definisi himpunan tak berhingga dengan ingkarannya himpunan berhingga, dimana kedua definisi tersebut ekuivalen. Definisi 1 : Suatu himpunan S disebut berhingga atau induktif jika dan hanya jika S ekuipoten dengan suatu himpunan bagian sejati dari himpunan bilangan- bilangan asli,

yaitu apabila ada bilangan asli n sedemikian sehingga S memuat n anggota. Apabila tidak demikian maka S disebut tidak berhingga atau non-induktif. Definisi 2 : Suatu himpunan S disebut tak-berhingga atau refleksif jika dan hanya jika S ekuipoten dengan himpunan bagian sejati dari diri sendiri. Apabila tidak demikian maka S disebut berhingga atau non refleksif. 5.2 Denumerabilitas Definisi : Suatu himpunan yang ekuipoten dengan himpunan bilangan-bilangan asli disebut himpunan denumerabel, sedangkan himpunan yang tidak memenuhi syarat diatas disebut non-denimerabel. Suatu fungsi tertentu yang memperlihatkan denumerabilitas disebut suatu enumerasi. Contoh : Himpunan bilangan-bilangan genap positif adalah denumerabel.suatu enimerasi terlihat dibawah ini. 1 2 3 4 5 6 7... n... 2 4 6 8 10 12 14... 2n... Teorema 1. Apabila dari suatu himpunan yang denumarbel ditambahkan anggota yang berhingga banyaknya maka hasilnya tetap denumarbel. Apabila darinya dikeluarkan anggota-anggota yang berhingga banyaknya maka sisanya tetap denumerabel. Bukti :

Perhatikan bahwa dimungkinkannya menggunakan himpunan indeks I = {1,2,3, } untuk anggota-anggota suatu himpunan, memperlihatkan bahwa himpunan itu denumerabel. Jadi S = { s 1, s 2, s 3,... }, misalnya kepada S ditambahkan p 1, p 2,... p n. Maka S 1 = { p 1, p 2,... p n, s 1, s 2,...}. Suatu enumerasi didapat demikian S 1 : s 1 s 2 s 3... s n s n+1 s n+2 S : p 1 p 2 p 3... p n s 1 s 2 Bagian kedua dibuktikan secara analog. Teorema 2. Gabungan dari dua himpunan A dan B yang kedua-duanya denumerabel adalah himpunan denumerabel. A : a 1 a 2 a 3... B : b 1 b 2 b 3... Suatu enumerasi dari A B adalah a 1, b 1, a 2, b 2, a 3,... yang didapat dengan mengikuti lintasan anak panah. Teorema 3. Gabungan dari suatu keluarga himpunan dengan anggota yang denumerabel banyaknya, sedangkan setiap anggota keluarga himpunan tersebut denumerabel adalah himpunan denumerabel. A 1 : a 11 a 12 a 13 a 14 A 2 : a 21 a 22 a 23 A 3 : a 31 a 32 a 33

A n : a n1 a n2 a n3 Suatu enumerasi dari A A A... A... umpamanya adalah A A A... A... : a,a, a, a, a,... Catatan Perhatikan bahwa anggota-anggota setiap himpunan kita sajikan dengan menggunakan dua indeks, yaitu indeks pertama sama dengan indeks dari himpunannya, sedangkan indeks kedua memperlihatkan enumerasi dari himpunan yang bersangkutan. Teorema 4. Himpunan semua pasangan terurut dari bilangan-bilangan asli adalah denumerabel. Bukti : Pasangan-pasangan itu kita susun dalam aturan sebagai berikut : (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) dan seterusnya. Suatu enumerasi didapat dengan mengikuti jalannya arah anak-anak panah. (1,1) (2,1) (1,2) (3,1) (2,2) (1,3)... 1 2 3 4 5 6... 4.2 Himpunan Countabel Definisi : Suatu himpunan disebut countabel (terbilang) jika himpunan tersebut merupakan himpunan berhingga atau denumerabel. Suatu himpunan disebut himpunan uncountabel jika tak-berhingga dan non-denumerabel. Catatan 1) Suatu subset dari himpunan countabel merupakan himpunan cauntabel

2) Gabungan dari suatu keluarga himpunan dengan anggota yang countabel, sedangkan setiap anggota keluarga himpunan itu countabel adalah himpunan cauntabel. Contoh-Contoh Soal 1) Jika A = {1, 2, 3,...} dan B = { 2, 4, 6...} a) Apakah himpunan A ekivalen dengan himpunan B? b) Apakah himpunan A infinit? Jawab : a) Dari himpunan A dapat dibuat fungsi f ke B yang didefinisikan sebagai f(x) = 2x. Karena setiap anggota yang berbeda dari A dipasangkan dengan anggota yang berbeda dari B, dan semua anggota B akan menjadikan pasangan anggota A, maka A B. b) Himpunan A infinit, karena A ekivalen dengan himpunan bagian sejati dari dirinya sendiri, dalam hal ini himpunan B ( B subset dari A) 2) Ditentukan K = { 1, ½, 1/3,..., 1/n,... } M = { 1, -2, 3, -4,..., (-1) n - 1 n,...} N = {(1,1), (4,8), (3,27),..., (n 2, n 3 ),... } Periksalah mana yang merupakan himpunan denumerabel? Jawab : Pada K atau M atau N dapat dibuat fungsi f(n) =a n yang domainnya adalah himpunan bilangan asli, sehingga menjadi barisan infinit a 1, a 2, a 3,.... Jika a n merupakan elemenelemen yang berbeda, maka fungsi itu merupakan fungsi satu-satu dan onto. Jadi K, M dan N merupakan himpunan denumerabel.

Rangkuman 1) Himpunan S disebut berhingga atau induktif jika dan hanya jika S ekuipoten dengan suatu himpunan bagian sejati dari himpunan bilangan- bilangan asli, yaitu apabila ada bilangan asli n sedemikian sehingga S memuat n anggota. Apabila tidak demikian maka S disebut tidak berhingga atau non-induktif. 2) Himpunan yang ekuipoten dengan himpunan bilangan-bilangan asli disebut himpunan denumerabel, sedangkan himpunan yang tidak memenuhi syarat diatas disebut non-denimerabel. 3) Himpunan disebut countabel (terbilang) jika himpunan tersebut merupakan himpunan berhingga atau denumerabel. Suatu himpunan disebut himpunan uncountabel jika tak-berhingga dan non-denumerabel. Latihan Soal-Soal 1) Buktikan bahwa relasi A B dalam himpunan adalah relasi ekivalen 2) Buktikan bahwa : a) Himpunan bagian dari suatu himpunan denumerabel merupakan himpunan finit atau denumerabel. b) Interval satuan A = [0,1] bukan himpunan denumerabel. 3) Himpunan bilangan bulat B dapat dikorespondensikan satu-satu dengan himpunan bilangan asli A sebagai berikut : 1 2 3 4 5 6 7 0 1-1 2-2 3-3 Dapatkan rumus yang mendefinisikan fungsi f : A B

4) Buktikan bahwa jika A dan B adalah himpunan denumerabel maka A x B merupakan himpunan denumerabel. 5) Buktikan bahwa himpunan bilangan-bilangan rasional positif adalah denumerabel. 6) Himpunan semua bilangan-bilangan rasional (positif, nol, negatif) adalah denumerabel. Buktikan!. 7) Buktikan bahwa himpunan semua himpunan berhingga yang terdiri dari bilanganbilangan asli adalah denumerabel.