BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. design penelitian menyatakan, baik struktural masalah penelitian maupun. mengenai hubungan hubungan dalam masalah.

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN NERACA DAN LABA RUGI CV IRSA TAHUN 2003 SESUAI UU PERPAJAKAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

Kata Kunci : Manajemen Pajak, Efisiensi Beban Pajak, Kewajiban Pajak.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. dengan 8 orang karyawan dengan kapasitas produksi yang dihasilkan hanya tidak

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

KUISIONER PERENCANAAN PAJAK

ABSTRAK. Kata kunci : Leasing, kredit dari bank. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan sebuah usaha yang bergerak di bidang pariwisata. PT Mitra Wisata Permata

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN PADA PKP RI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah

By Afifudin PSP FE Unisma 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS ABSTRAK

B. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Objek yang digunakan sebagai penelitian dalam skripsi adalah PT. Dipta

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Perihal : Permohonan Menjadi Responden Penelitian

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

ANALISIS KOREKSI FISKAL TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL PT TIMUR JAYA NUSANTARA

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

Analisis Koreksi Fiskal untuk Menentukan Besarnya Pajak Terutang pada PT Furaya Transport

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pukul WIB kecuali pada hari minggu akan buka pada pukul 11.00

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Pajak, Penghematan Pajak. vi Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Express Clean Bersaudara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pada umumnya. Jasa yang diberikan khususnya berupa jasa laundry dan dry clean. CV. Express Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta pendirian awal tertanggal 21 agustus 1995 dihadapan notaris Maria Martha Lomanto, SH. Merupakan salah satu perusahaan yang membidik segmentasi pada tingkat pasar menengah keatas. Dengan fasilitas yang lengkap dan modern serta telah memenuhi standart laundry pada umunya. Tidak hanya melayani laundry pakain dari pelanggan yang datang tetapi juga perlengkapan kamar & table seperti sprei, bed cover, taplak meja dll dari beberapa hotel & apartemen besar disurabaya meliputi, Somerset, Puri Matahari dan lain sebagainya. 4.1.2 Struktur Organisasi Bagi perusahaan struktur organisasi sangatlah penting, karena didalam struktur organisasi digambarkan pembagian tugas, tanggung jawab, wewenang serta hubungan antar bagiannya. Sedang yang dimaksud dengan struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi dimana karyawan tersebut mengetahui dengan jelas tugas dan tanggung jawabnya sendiri-sendiri, sehingga 51

52 tidak akan terjadi kesimpangsiuran dalam melaksanakan tugas masing-masing bagian. Secara umum yang dimaksud dengan organisasi adalah sistem saling mempengaruhi antar orang dalam kelompok kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya uraian diatas, maka struktur organisasi dari CV. EXPRES CLEAN BERSAUDARA adalah sebagai berikut. Gambar 4.1 Struktur Organisasi Direktur Kepala Staff Keuangan Kepala Staff Produksi Staff Administrasi Staff Tax Kasir Washer Setrika Pressing Packing Sumber data : CV. Xpress Clean Bersaudara 1. Direktur Direktur mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan b. Mengambil inisiatif dan kebijaksanaan dalam perusahaan

53 c. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan operasi perusahaan. d. Mencari ide-ide baru dalam perkembangan perusahaan. 2. Kepala Staff Keuangan Kepala Staff Keuangan bertanggung jawab atas kegiatan pencatatan transaksi, pengolahan data, dan penyusunan laporan keuangan. Bagian ini merupakan pusat pengolahan data dengan komputer. Bagian keuangan, bertanggung jawab atas hal-hal yang berhubungan dengan keuangan perusahaan, antara lain merencanakan dan mengawasi arus dana perusahaan yang diperlukan untuk membiayai aktivitas perusahaan serta membayar gaji karyawan. 3. Staff Administrasi Tugas utama bagi seorang staff administrasi adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kantor, penyedia fasilitas dan layanan administrasi perkantoran, sesuai yang berlaku untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan. Melaksanakan kegiatan surat-menyurat, dokumentasi, dan pengarsipan. Membuat rencana dan mengevaluasi kerja harian dan bulanan untuk memastikan tercapainya kualitas target kerja yang dipersyaratkan. Melaksanakan akan adanya kebutuhan dan mengadaan alat tulis kantor, peralatan kantor, peralatan kebersihan dan kemanan kantor. 4. Staff Tax Staff Tax mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

54 a. Melaksanakan semua kewajiban perpajakan perusahaan seperti menghitung, menyetorkan dan melaporkan pajak terutang dalam Surat Pemberitahuan Masa dan Surat Pemberitahuan Tahunan. b. Menyusun dan menyimpan semua dokumen yang berhubungan dengan perpajakan. 5. Kasir a. Menerima daftar penerimaan kas, bukti kas masuk dan cek b. Bertanggung jawab dalam menerima dan mengelurkan uang kas c. Melaksanakan tunjangan gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya. 6. Staff Kepala Produksi Mengawasi seluruh aktifitas produksi dalam pelaksanaan jasa laundry dari mulai pencucian, setrika, pressing dan pengepakan. 7. Washer Bertugas melakukan pencucian dan pengeringan pakaian atau pun bahan lainnya yang dilaundry. 8. Setrika Bertugas menyetrika pakaian atau bahan yang telah selesai dilaundry.

55 9. Pressing Pressing adalah proses perapian pakaian atau bahan yang telah selesai dilaundry agar tambak lebih rapi. 10. Packing Bertugas mengepak dan membungkus pakaian yang telah selesai dilaundry. Packing merupakan langkah akhir terhadap pakaian atau bahan yang telah selesai dilaundry. 4.2 Analisis Data Dalam kegiatan operasional perusahaan, pajak merupakan biaya yang harus diperhitungkan oleh CV. Express Clean Bersaudara dalam mencapai laba yang maksimal yang telah ditetapkan. Dalam hal ini perusahaan belum melaksanakan manajemen pajak agar beban pajak lebih efisien. 4.2.1 Kebijakan Perusahaan Tentang Pendapatan dan Beban Perusahaan menggunakan metode akrual dalam mencatat pendapatannya, berarti pendapatan diakui pada saat diperolehnya atau saat pengakuan pendapatan berasal dari jasa laundry. Disisi lain pemilik CV. Express Clean Bersaudara mempunyai jasa cuci mobil. Perusahaan juga mencatat dan mengakui biaya dengan menggunakan metode akrual.

56 4.2.2 Kebijakan Perusahaan Tentang Penyusutan Aktiva Tetap Dalam Undang-undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008 Pasal 1 dan 2 menyatakan ada dua jenis metode penyusutan yang boleh dipakai wajib pajak untuk menyusutkan aktiva tetapnya, yaitu metode garis lurus dan saldo menurun ganda. Dalam hal ini, CV. Express Clean Bersaudara menggunakan metode garis lurus. CV. Express Clean Bersaudara Mempunyai pertimbangan bahwa seiring berjalannya waktu, suatu aktiva tetap akan memberikan hasil/output yang semakin menurun pula karena komposisi aktiva tetap yang ada didominasi oleh inventaris kantor, mesin laundry dan kendaraan. 4.2.3 Memaksimalkan Penghasilan Yang Dikecualikan Dalam melaksanakan manajemen pajak wajib pajak berupaya untuk mengefisiensi/meminimalkan pajak, salah satunya adalah memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan. Usaha memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan adalah usaha memaksimalkan penghasilan yang bukan objek pajak. Karena itu, perlu diketahui penghasilan yang menjadi objek pajak, penghasilan yang dikenakan pajak final dan penghasilan yang bukan objek pajak. Penghasilan yang menjadi objek pajak ialah penghasilan-penghasilan yang termasuk dalam pasal 4 ayat 1

57 Undang-undang No.17 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang No. 36 Tahun 2008. 4.3 Proyeki Laba Rugi Tanpa Manajemen Pajak Pada proyeksi laporan laba rugi tanpa Manajemen Pajak, proyeksi dilakukan dengan cara pendapatan usaha dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan dan biaya operasional yang akan menghasilkan laba kotor. Kemudian laba kotor dikurangi dengan beban usaha dan penghasilan lain-lain menghasilkan laba bersih yang belum dilakukan penyesuaian fiskal.

58 Tabel 4.1 PENDAPATAN PENDAPATAN 486.744.520,00 HARGA POKOK PENJUALAN PERSEDIAAN AWAL 10.097.792,67 PEMBELIAN 83.685.350,00 93.783.142,67 PERSEDIAAN AKHIR (16.187.499,09) PEMAKAIAN BAHAN 77.595.643,58 BIAYA OPERASIONAL : GAJI OPERATOR 18.850.000,00 UPAH TENAGA KERJA CUCI 80.187.000,00 BIAYA LISTRIK 23.882.489,10 BIAYA AIR 5.964.603,00 128.884.092,10 JUMLAH HPP. (206.479.735,68) LABA BRUTO 280.264.784,32 BIAYA USAHA GAJI KARYAWAN 84.300.000,00 BIAYA SUB AGEN 86.048.989,00 BIAYA TELEPON 4.338.505,00 BIAYA LISTRIK 4.214.556,90 BIAYA AIR 1.052.577,00 BIAYA KEPERLUAN KANTOR 6.194.200,00 BIAYA SPAREPART KENDARAAN 3.132.500,00 BIAYA BENSIN, PARKIR 21.875.000,00 BIAYA SEWA BANGUNAN 12.000.000,00 BIAYA PBB 2.385.530,00 BIAYA ADMINISTRASI BANK 417.500,00 BIAYA STP TAHUN 2011 61.396,00 BIAYA LAIN - LAIN 19.875.073,00 BIAYA PENYUSUTAN KENDARAAN 8.093.750,00 BIAYA PENYUSUTAN INVENTARIS 1.676.041,67 JUMLAH BIAYA USAHA. (255.665.618,57) PENDAPATAN & BIAYA LAIN - LAIN PENDAPATAN LAIN - LAIN 29.204.670,00 PENDAPATAN CUCI MOBIL BERSIH 98.970.560,00 PENDAPATAN JASA GIRO BERSIH 105.620,00 128.280.850,00 LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK 152.880.015,76 (Data diolah Penulis) CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA LAPORAN LABA / RUGI (Sebelum Manajemen Pajak) PERIODE : JANUARI S/D DESEMBER 2012 ( DALAM RUPIAH )

59 Tabel 4.2 CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TAHUN 2012 (DALAM RUPIAH) PEREDARAN BRUTO TAHUN 2012 486.744.520,00 PENDAPATAN ATAS LABA / PKP 152.880.015,76 PPH TERUTANG : 50 % X 25% x 152.880.050,00 = 19.110.006,25 PPH PASAL 25 TAHUN 2012 (3.455.700,00) PPH PASAL 23 TAHUN 2012 (202.529,00) KURANG (LEBIH) BAYAR 15.451.777,25 ANGSURAN PPH PASAL 25 THN. 2013 18.907.477,25 / 12 = 1.575.623,10 (data diolah penulis) Dari laporan keuangan CV. Express Clean Bersaudara diketahui laba kotornya Rp. 280.264.784,32. Untuk perhitungannya total semua biaya-biaya yang dikeluarkan guna memenuhi kewajiban perpajakannya sebesar Rp. 255.665.618,57 dan dikurangi oleh pendapatan & biaya lain-lain sebesar Rp. 128.280.850 yang hasilnya laba bersih yang akan diperhitungkan beban pajaknya. Dalam hal ini CV. Express Clean Bersaudara melakukan kewajiban perpajakannya sesuai dengan kewajiban yang dikeluarkan oleh Dirjen pajak sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pengisian SPT yang dibayarkan melalui SSP paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dan pelaporan SPT paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya.

60 4.4 Proyeksi Laba Rugi dengan Manajemen Pajak Pada proyeksi Laba Rugi dengan Manajemen Pajak, proyeksi dilakukan sama dengan yang dilakukan pada proyeksi tanpa manajemen pajak yaitu pendapatan usaha dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan dan biaya operasional yang akan menghasilkan laba kotor. Kemudian laba kotor dikurangi dengan beban usaha dan penghasilan lain-lain menghasilkan laba bersih yang menjadi dasar perhitungan beban pajak. 4.4.1 Penerapan Manajemen Pajak atas Beban Penyusutan Penerapan manajemen pajak atas beban penyusutan merupakan salah satu strategi dalam pengontrolan pajak sebagai mana dalam Undangundang Perpajakan No. 36 tahun 2008 pasal 1 dan 2 menyatakan ada dua jenis metode penyusutan yang boleh dipakai wajib pajak untuk menyusutkan aktiva tetapnya yaitu garis lurus dan saldo menurun ganda. Secara komersial perusahaan menyusutkan aktiva tetap menggunakan metode garis lurus. Untuk menerapkan manajemen pajak agar bisa menghemat beban pajak metode penyusutan dapat dilakukan dengan mengubah metode penyusutan yang selama ini menggunakan metode garis lurus menjadi saldo menurun, tetapi dari segi perusahaan tetap menggunakan metode garis lurus dan selanjutnya akan di koreksi fiskal.

61 4.4.2 Koreksi Fiskal Menurut undang-undang no. 36 Tahun 2008 menjelaskan bahwa koreksi fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak sebelum menghitung pajak penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan dan orang pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung penghasilan kena pajak). Untuk melakukan koreksi fiskal terdapat 2 perbedaan yaitu Beda waktu terjadi karena adanya ketidaksamaan waktu pengakuan penghasilan dan beban antara peraturan perpajakan dengan SAK. Perbedaan waktu terjadi kerena perbedaan perlakuan akuntansi dan perlakuan perpajakan. Perbedaan tetap terjadi karena ada biaya yang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku tidak boleh menjadi pengurang penghasilan bruto. 4.4.2.1 Koreksi Fiskal atas Perbedaan Tetap Terhadap pengakuan pendapatan dan biaya yang terjadi pada CV. Express Clean Bersaudara periode 2012 di atas, akan dilakukan evalusai dan analisa lebih lanjut sehingga dapat diketahui pendapatan dan biaya atau beban yang diperkenankan dalam undang-undang pajak yang berlaku yaitu: a. Biaya STP tahun 2011 sebesar Rp. 61.396,00 harus dikoreksi positif artinya dalam perlakuan perusahaan itu sendiri biaya STP tahun 2011 boleh diakui sebagai biaya namun dalam peraturan perpajakan biaya tersebut tidak boleh diakui sebagai biaya tetapi

62 harus dikoreksi fiskal yang artinya tidak boleh dibiayakan sehingga akan menyebabkan laba kena pajak akan bertambah yang akhirnya akan mengakibatkan PPh terutang menjadi lebih besar. b. Gaji Karyawan Gaji Karyawan Rp. 84.300.000,00 Gaji karyawan adm. Cuci mobil Rp. (2.560.000,00) (koreksi positif) Jumlah Setelah Dikoreksi Rp. 81.740.000,00 Pemilik CV. Express Clean Bersaudara mempunyai usaha lain yaitu jasa pencucian mobil. Gaji karyawan sebesar Rp 84.300.000,00, secara komersial dari segi pemilik gaji karyawan jasa pencucian mobil digabungkan pada gaji karyawan CV. Express Clean karena menganggap hanya satu karyawan sebagai administrasi jasa pencucian mobil, sedangkan menurut pajak seharusnya pada laporan laba rugi, pembukuan tidak dapat digabungkan antara biaya usaha CV. Express Clean Bersaudara dengan biaya diluar kegiatan perusahaan tersebut. c. Biaya Lain-lain Biaya Lain-lain Rp.19.875.073,00 Biaya sabun,pengkilap mobil (koreksi positif)rp. 6.320.530,00

63 Jumlah setelah dikoreksi Rp. 13.554.543,00 Pemilik menggabungkan pembukuan CV. Express Clean bersaudara dengan usaha di luar kegiatan perusahaan. Biaya Lainlain Rp. 19.875.073,00 terdapat biaya diluar kegiatan perusahaan. d. Pendapatan Jasa Giro sebesar Rp. 105.620,00 harus dikoreksi negatif artinya penghasilan yang diakui oleh akuntansi komersial namun secara fiskal harus dikoreksi baik itu karena bukan merupakan objek pajak maupun karena telah dikenakan PPh final, akan menyebabkan laba kena pajak akan berkurang yang akhirnya akan menyebabkan PPh terutang akan lebih kecil. Pendapatan jasa giro merupakan pendapatan yan dikenakan pajak langsung oleh pihak bank. berdasarkan Undang-undang Perpajakan No. 7 Tahun 1983 sebaimana telah diubah terakhir dalam Undang-undang Perpajakan No. 36 tahun 2008. e. Pendapatan Cuci Mobil bersih Berdasarkan pada penjelasan sebelumnya bahwa pemilik CV. Express Clean Bersaudara mempunyai usaha lain yaitu jasa pencucian mobil. Pendapatan cuci mobil sebesar Rp. 98.970.560,00, menurut pajak dalam laporan laba rugi, pembukuan pendapatan cuci mobil tidak dapat digabungkan dengan pendapatan CV. Express Clean Bersaudara karena bukan

64 pendapatan yang berasal dari kegiatan CV. Express Clean Bersaudara sehingga perlu dilakukan koreksi fiskal negatif. 4.4.2.2Koreksi Fiskal atas Beda Waktu Dalam analisa perbedaan waktu akan dapat diketahui perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya tertentu menurut undang-undang pajak yang berlaku: Adapun kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan penyusutan aktiva tetap adalah sebai berikut: a. Biaya Penyusutan Kendaraan Dalam kebijakan perusahaan atas metode penyusutan. Secara komersial perusahaan menyusutkan aktiva tetap menggunakan metode garis lurus. Untuk menerapkan manajemen pajak agar bisa menghemat beban pajak metode penyusutan dapat dilakukan dengan mengubah metode penyusutan yang selama ini menggunakan metode garis lurus menjadi saldo menurun, maka terdapat perbedaan tarif secara komersial pada tabel 4.5, kendaraan dikenakan tarif 12,5% dengan masa manfaat 8 tahun menggunakan metode garis lurus sedangkan secara fiskal pada tabel 4.6, kendaraan dikenakan tarif 25% menggunakan metode saldo menurun. Sehingga perlu di koreksi negatif.

65 Biaya penyusutan sebelum koreksi (komersial) Rp. 8.093.750 Koreksi Negatif Rp. 8. 093.750 Biaya Penyusutan Setelah Koreksi (Fiskal) Rp. 16.187.500 b. Biaya Penyusutan Inventaris Dalam kebijakan perusahaan atas metode penyusutan. Secara komersial perusahaan menyusutkan aktiva tetap menggunakan metode garis lurus. Untuk menerapkan manajemen pajak agar bisa menghemat beban pajak metode penyusutan dapat dilakukan dengan mengubah metode penyusutan yang selama ini menggunakan metode garis lurus menjadi saldo menurun, maka terdapat perbedaan tarif secara komersial pada tabel 4.5, inventaris kantor dikenakan tarif 25% (kelompok 1) dengan masa manfaat 4 tahun menggunakan metode garis lurus sedangkan secara fiskal pada tabel 4.6, inventaris kantor dikenakan tarif 50% menggunakan metode saldo menurun. Sehingga perlu di koreksi negatif. Biaya Penyusutan Sebelum Koreksi (Komersial) Rp. 1.676.041,67 Koreksi Negatif Rp. 1.676.041,67 Biaya Penyusutan Setelah Koreksi Rp. 3.352.083,34

66 PENDAPATAN : POSITIF NEGATIF PENDAPATAN 486.744.520,00 - - 486.744.520,00 HARGA POKOK PENJUALAN : PERSEDIAAN AWAL 10.097.792,67 - - 10.097.792,67 PEMBELIAN 83.685.350,00 - - 83.685.350,00 93.783.142,67 - - 93.783.142,67 PERSEDIAAN AKHIR (16.187.499,09) - - (16.187.499,09) PEMAKAIAN BAHAN 77.595.643,58 - - 77.595.643,58 BIAYA OPERASIONAL : GAJI OPERATOR 18.850.000,00 - - 18.850.000,00 UPAH TENAGA KERJA CUCI 80.187.000,00 - - 80.187.000,00 BIAYA LISTRIK 23.882.489,10 - - 23.882.489,10 BIAYA AIR 5.964.603,00 - - 5.964.603,00 128.884.092,10 - - 128.884.092,10 JUMLAH HPP (206.479.735,68) - - (206.479.735,68) LABA BRUTO 280.264.784,32 - - 280.264.784,32 BIAYA USAHA URAIAN Tabel 4.3 CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA LAPORAN LABA / RUGI "FISKAL" PERIODE : JANUARI S/D DESEMBER 2012 L/R KOMERSIAL KOREKSI ( DALAM RUPIAH ) L/R FISKAL GAJI KARYAWAN 84.300.000,00 2.560.000,00-81.740.000,00 BIAYA SUB AGEN 86.048.989,00 - - 86.048.989,00 BIAYA TELEPON 4.338.505,00 - - 4.338.505,00 BIAYA LISTRIK 4.214.556,90 - - 4.214.556,90 BIAYA AIR 1.052.577,00 - - 1.052.577,00 BIAYA KEPERLUAN KANTOR 6.194.200,00 - - 6.194.200,00 BIAYA SPAREPART KENDARAAN 3.132.500,00 - - 3.132.500,00 BIAYA BENSIN, PARKIR 21.875.000,00 - - 21.875.000,00 BIAYA SEWA BANGUNAN 12.000.000,00 - - 12.000.000,00 BIAYA PBB 2.385.530,00 - - 2.385.530,00 BIAYA ADMINISTRASI BANK 417.500,00 - - 417.500,00 BIAYA STP TAHUN 2011 61.396,00 61.396,00 - - BIAYA LAIN - LAIN 19.875.073,00 6.320.530,00-13.554.543,00 BIAYA PENY. KENDARAAN 8.093.750,00-8.093.750,00 16.187.500,00 BIAYA PENY. INVENTARIS 1.676.041,67-1.676.041,67 3.352.083,34 JUMLAH BIAYA USAHA 255.665.618,57 8.941.926,00 9.769.791,67 256.493.484,24 24.599.165,76 8.941.926,00 (9.769.791,67) 23.771.300,09 PENDAPATAN & BIAYA LAIN-LAIN PEND.LAIN-LAIN 29.204.670,00 - - 29.204.670,00 PEND.CUCI MOBIL BERSIH 98.970.560,00 98.970.560,00 - PEND.JASA GIRO BERSIH 105.620,00-105.620,00 - LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK 152.880.015,76 8.941.926,00 (108.845.971,67) 52.975.970,09 (Data diolah Penulis)

67 Tabel 4.4 CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TAHUN 2012 (DALAM RUPIAH) PEREDARAN BRUTO TAHUN 2012 486.744.520,00 PENDAPATAN ATAS LABA / PKP 52.975.970,09 PPH TERUTANG : 50 % X 25% x 52.976.000,00 = 6.622.000,00 PPH PASAL 25 TAHUN 2012 (3.455.700,00) PPH PASAL 23 TAHUN 2012 (202.529,00) KURANG (LEBIH) BAYAR 2.963.771,00 ANGSURAN PPH PASAL 25 THN. 2013 6.419.471,00 / 12 = 534.955,92 (Data diolah Penulis) Dari penjelasan tersebut dapat dilihat perbedaan Laporan laba rugi dengan proyeksi tanpa manajemen pajak dan dengan menggunakan manajemen pajak, sebagai berikut: Besarnya penghematan pajak atas PPh terutang: Sebelum manajemen pajak Rp. 19.110.006,25 Setelah manajemen pajak Rp. 6.622.000,00 Penghematan pajak Rp. 12.488.006,25 Manajemen tidak hanya mencakup perencanaan pajak, melainkan juga mencakup pengontrolan pajak dan pelaksanaan kewajiban perpajakan seperti yang sudah dibahas pada sub bab di atas tentang kebijakan-kebijakan perusahaan dalam

68 pelaksanaan pajaknya. Dari perbandingan proyeksi laporan laba rugi tanpa manajemen pajak dan dengan menggunakan manajemen pajak dapat terlihat pada penyesuaian pada pos-pos laba rugi dan manajemen pajak terhadap metode penyusutan, maka perusahaan dapat menghemat pajak sebesar Rp. 12.488.006,25 dari PPh yang terutang.