BAIQ NURHIDAYAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

BAB IV HASIL PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X MS 4 SMA NEGERI 2 BANJARMASIN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

Ari Semayang dan Rahmatsyah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Pengembangan Media Permainan Kartu Gambar Dengan Teknik Think Pair Share Pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Di Palopo

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Profil Sekolah Dasar di Kecamatan Posigadan

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) BERBASIS METODE RESITASI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII.1 SMPN 1 PRAYA BARAT PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BAIQ NURHIDAYAH Penddkan Matematka, FPMIPA IKIP Mataram Abstrak : Hasl observas dan wawancara yang dlaksanakan d SMPN 1 Praya Barat menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematka d kelas VIII metode yang dgunakan adalah metode ceramah, lathan dan demonstras metode n sedkt member peluang kepada sswa untuk berperan aktf karena proses pembelajarannya hanya berjalan satu arah atau monoton, sehngga tdak ada tmbal balk antara sswa maupun guru. Selan tu rendahnya prestas belajar matematka sswa dsebabkan karena beberapa permasalahan dantaranya mash banyak sswa yang belum memaham mater yang telah dajarkan oleh guru karena dsebabkan sswa tdak ada yang bertanya, kemungknan hal n dkarenakan sswa malu dan tdak beran untuk bertanya kepada gurunya, sehngga pada saat dber lathan soal sswa kesultan dan tdak bsa mengerjakan. Dsampng tu, mash sedktnya sswa yang berperan aktf dalam pembelajaran dan mau mengerjakan tugas. Hal n dtunjukkan dengan hanya beberapa orang sswa saja yang beran mengerjakan soal d depan kelas. Peneltan n bertujuan untuk menngkatkan aktvtas dan prestas belajar sswa kelas VIII.1 SMPN 1 Praya Barat dengan menerapkan pembelajaran Apttude Treatment Interacton (ATI) berbass metode restas pada mater pokok kubus dan balok. Jens peneltan n adalah Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan tndakan kelas adalah peneltan yang dlakukan oleh guru atau penelt d dalam kelas dengan tujuan untuk memperbak proses belajar dan pembelajaran sehngga aktvtas dan prestas belajar sswa menjad menngkat. Peneltan n dlaksanakan dalam 2 (dua) sklus. Dmana setap sklus terdr atas perencanaan, pelaksanaan, observas dan evaluas, dan refleks. Berdasarkan hasl peneltan, dperoleh nla rata-rata belajar sswa pada sklus I sebesar 78,75 dengan ketuntasan klaskal 62,50%. Karena pada sklus I belum memenuh ketuntasan belajar klaskal yang dsyaratkan yatu 85%, maka peneltan dlanjutkan ke sklus II. Hasl yang dperoleh pada sklus II, nla rata-rata sswa sebesar 81,25 dengan ketuntasan klaskal mencapa 87,50% yang artnya ketuntasan belajar klaskal sudah tercapa dan prestas belajar mengalam penngkatan. Sehngga dapat dsmpulkan dengan penerapan model pembelajaran Apttude Treatment Interacton (ATI) berbass metode restas dapat menngkatkan aktvtas dan prestas belajar sswa kelas VIII.1 SMPN 1 Praya Barat pada mater pokok kubus dan balok Tahun pelajaran 2012/2013. Kata kunc: Model Pembelajaran Apttude Treatment Interacton (ATI), Metode Restas, Penngkatan Aktvtas dan prestas belajar, Kubus dan Balok 1. PENDAHULUAN Penddkan pada dasarnya merupakan usaha dasar untuk menumbuh kembangkan potens sumber daya manusa (Sardman, 2007: 25). Penddkan merupakan suatu kegatan yang unversal dalam kehdupan manusa. Penddkan dpandang merupakan kegatan manusa untuk memanusakan sendr, yatu manusa berbudaya. Salah satu masalah yang mendasar dalam duna penddkan saat n adalah mash rendahnya prestas sswa dalam belajar matematka, faktor penyebabnya antara lan metode pengajaran yang kurang menark (Ranto, 2009: 117 ). Upaya untuk memecahkan permasalahan d atas adalah membutuhkan kreatvtas dan novas dar penddk dalam pelaksanaan pembelajaran. Setap kegatan pembelajaran yang dlaksanakan pada dasarnya memlk teknk, cara atau metode pendekatan. Pelaksanaan suatu kegatan pembelajaran yang ddahulu dengan pengertan akan pemahaman teor dan konsep basanya akan berjalan dengan lancar, sstemats, efektf, dan efesen. Karena salah satu tujuan departemen penddkan nasonal adalah mencerdaskan kehdupan bangsa. Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerntah telah melakukan berbaga upaya salah satunya adalah upaya penngkatan kualtas penddkan, lewat pembaruan-pembaruan pembelajaran. Model pembelajaran yang dharapkan dapat mencptakan proses belajar mengajar yang lebh efektf dan sesua dengan kehdupan nyata yang ada d masyarakat saat n (Depdknas, 2004). Kurkulum mata pelajaran matematka yang dkembangkan oleh departemen Penddkan Nasonal sekarang n, dapat dsesuakan berdasarkan keanekaragaman konds dan kebutuhan yang berkatan dengan potens sswa maupun potens lngkungan. Hal n memberkan kesempatan kepada guru untuk melakukan novas terhadap pendekatan, model, metode maupun teknk dalam mengajar. Pendekatan pembelajaran yang dkembangkan tersebut harus dapat membangktkan semangat belajar, dan motvas belajar 80

sswa, selan tu juga harus mampu membuat sswa berperan aktf dalam kegatan belajar mengajar. Berdasarkan nformas yang dperoleh melalu observas dan wawancara serta pengalaman selama mengkut kegtan praktek pengalaman lapangan (PPL) d SMPN 1 Praya Barat, metode yang dgunakan guru dalam proses mengajar yang domnan dterapkan adalah metode ceramah, lathan dan demontras, guru menerapkan metode n karena menganggap cocok untuk dterapkan, sementara metode n sedkt member peluang kepada sswa untuk berperan aktf karena proses pembelajarannya hanya berjalan satu arah atau monoton yatu aktvtas yang dlakukan sswa hanya duduk, mendengar, mengerjakan soal, dan menuls apa yang djelaskan oleh guru sehngga tdak ada tmbal balk antara guru dan sswa, hal n berpengaruh terhadap rendahnya prestas belajar sswa. Sepert yang terlhat dalam nla rata-rata md semester mata pelajaran matematka sswa kelas VIII semester II tahun pelajaran 2012/2013 dapat dlhat pada tabel 1.1. Tabel 1.1. Daftar nla rata-rata md semester kelas VIII SMP Neger 1 Praya Barat tahun pelajaran 2012/2013. No Kelas Rata-rata KK KKM 1 VIII.1 62,18 65,62% 2 VIII.2 65,62 68,75% 3 VIII.3 65,75 60,60% 4 VIII. 4 70,96 77,4 % (sumber data : Arsp guru matematka SMPN 1 Praya Barat 2012/2013) Berdasarkan tabel d atas dapat dketahu bahwa nla rata-rata dan ketuntasan klaskal kelas VIII.1 terletak pada poss yang rendah dbandngkan dengan kelas VIII.2, VIII.3 dan VIII.4. Dengan demkan kelas VIII.1 djadkan subyek dalam peneltan n. Secara umum rendahnya prestas belajar matematka dsebabkan karena beberapa permasalahan dantaranya mash banyak sswa yang belum memaham mater yang telah dajarkan oleh guru. Padahal setap kal guru selesa mengajarkan mater, selalu bertanya kepada sswa mengena kejelasan mater yang telah dsampakan tetap tdak ada sswa yang bertanya, kemungknan hal n dkarenakan sswa malu dan tdak beran bertanya kepada gurunya, sehngga pada saat dber lathan soal sswa kesultan dan tdak bsa mengerjakan. Dsampng tu, mash sedktnya sswa yang berperan aktf dalam pembelajaran dan mau mengerjakan tugas. Hal n dtunjukkan dengan hanya beberapa orang sswa saja yang beran mengerjakan soal d depan kelas. Berkut n dcantumkan tentang perolehan nla rata-rata ulangan haran mata pelajaran matematka 65 mater pokok lngkaran, kubus dan balok kelas VIII.1 semester II tahun pelajaran 2011/2012. Tabel 1.2. Nla rata-rata hasl belajar sswa kelas VIII.1 pada masng-masng mater semester II SMP Neger 1 Praya Barat tahun pelajaran 2011/2012. Kelas No Mater KKM. VIII.1 Rata KK 1 Lngkaran 76,62 92,5% 2 Gars Snggung 72,87 90,00% Lngkaran 65 3 Kubus dan Balok 60,00 50,00% 4 Prsma dan Lmas 75,25 87,5% (Sumber data : Arsp guru matematka SMPN 1 Praya Barat 20011/2012) Berdasarkan data d atas terlhat bahwa, nla rata-rata kelas VIII.1 pada mater pokok kubus dan balok tergolong rendah dar semua mater pokok. Dlhat dar nla rata-rata menunjukkan bahwa sswa kelas VIII.1 kurang memaham mater pokok kubus dan balok sehngga prestas belajar sswa mash rendah. Rendahnya prestas belajar matematka sswa kelas VIII.1 tentunya dpengaruh oleh banyak faktor, dantaranya faktor sswa yang mengalam masalah secara parsal dalam matematka, hal n dpengaruh oleh faktor nternal sswa sepert kesapan sswa, motvas, perhatan, mnat, dan bakat, sedangkan faktor eksternal melput faktor dar keluarga, faktor sekolah, dan faktor yang berasal dar masyarakat tempat tnggal sswa. Berdasarkan hal tersebut penelt mencoba menerapkan suatu metode lan untuk mengatas masalah-masalah tersebut d atas yang mengajak sswa untuk berperan aktf dalam berdskus dan bertanya kepada teman sejawatnya dalam proses belajar mengajar, dkarenakan sswa akan lebh nyaman dan cepat mengert apabla bertanya kepada teman sejawatnya. Untuk dapat menyajkan data dan menyampakan mater pengetahuan atau bdang stud dengan tepat, guru dtuntut menguasa strateg atau metode mengajar yang bak, dapat memlh dan menggunakan model-model nteraks belajar mengajar yang tepat, mengelola kelas, dan membmbng perkembangan sswa dengan tepat pula. Metode pengajaran sangat menentukan prestas belajar sswa, dengan kata lan prestas belajar sangat tergantung kepada metode pengajaran yang dgunakan oleh guru pada saat menyampakan atau memberkan mater.jad,dalam penggunaan metode pembeljaran hendaknya dkuasa oleh guru yang akan mengajar. Tanpa penguasaan mater yang bak maka aktvtas belajar mengajar akan kurang berhasl. 81

Upaya untuk memecahkan permasalahan d atas, dapat dcarkan suatu solus untuk menngkatkan aktvtas dan prestas belajar sswa kelas VIII.1 SMPN 1 Praya Barat pada mater pokok kubus dan balok, dengan menerapkan model pembelajaran Apttude Treatment Interacton (ATI) berbass metode Restas yatu model pembelajaran kelompok yang d serta dengan pemberan tugas secara bertahap yang bsa menngkatkan aktvtas sswa. Hal n ddasarkan pada karakterstk mater kubus dan balok yang kajannya bersfat abstrak namun banyak dterapkan dalam kehdupan sehar-har, sehngga dapat dajarkan dengan menggunakan Model pembelajaran Apttude Treatment Interacton (ATI) berbass Metode Restas. Berdasarkan uraan d atas, maka penelt melakukan peneltan dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Apttude Treatment Interacton ( ATI ) Berbass Metode Restas Dalam Menngkatkan Aktvtas dan Prestas Belajar Sswa Kelas VIII.1 SMPN 1 Praya Barat pada Mater Pokok Kubus dan Balok Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. METODE PENELITIAN Tujuan peneltan n adalah untuk mengetahu penerapan model pembelajaran Apttude Treatment Interacton (ATI) berbass Metode Restas dapat menngkatkan aktvtas dan prestas belajar sswa kelas VIII.1 pada mater pokok kubus dan balok SMPN 1 Praya Barat tahun pelajaran 2012/2013. Jens peneltan n adalah peneltan tndakan kelas. Peneltan tndakan kelas merupakan suatu peneltan yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dhadap oleh guru d lapangan (Anonm, 2003:25). Peneltan tndakan kelas adalah peneltan yang dlakukan guru/penelt d dalam kelas, dengan tujuan untuk memperbak knerja guru, sehngga hasl belajar sswa jad menngkat (Wardhan, 2007:14). Peneltan tndakan kelas n dlakukan untuk menngkatkan aktvtas dan prestas belajar sswa dengan menggunakan model pembelajran Apttude Treatment Interacton (ATI) berbass metode restas pada mater pokok kubus dan balok. Peneltan n dlaksanakan dalam dua sklus, masng-masng sklus terdr dar empat tahapan kegatan yatu perencanaan tndakan, pelaksanaan tndakan, observas dan evaluas, dan refleks dakhr tndakan. Teknk yang dgunakan dalam pengamblan data pada peneltan n adalah: 1. Data Hasl Belajar Sswa Data Hasl belajar sswa dperoleh dengan pemberan tes kemampuan sswa dalam bentuk soal evaluas. 2. Data Aktvtas Belajar Sswa Data aktvtas belajar sswa dperolah dengan menggunakan lembar observas. Penlaan terhadap aktvtas belajar sswa dlakukan pada seluruh sswa dengan menggunakan lembar observas berupa actvty check lst yatu daftar yang bers butr-butr pertanyaan keaktfan sswa selama proses belajar mengajar berlangsung yang djawab oleh pengamat (observer). 3. Data Aktvtas Guru Penlaan terhadap aktvtas guru dlakukan dengan menggunakan lembar observer berupa actvty check lst yang djawab pengamat (observer). Data aktvtas sswa danalss dengan cara berkut: a. Menentukan skor deskrptor aktvtas belajar sswa Data tentang aktvtas belajar sswa danalss secara deskrptf kualtatf. Indkator tentang aktvtas sswa yang damat adalah sebanyak 7 ndkator setap ndkator memlk 3 deskrptor. Skor tertngg setap ndcator adalah 4 dan skor terendah setap ndkator adalah 1. Pemberan skor untuk masng-masng deskrptor mengkut aturan berkut: 1. Skor 4 dberkan jka banyaknya sswa yang memenuh descrptor aktvtas sswa sebanyak 75% dar jumlah sswa yang hadr 2. Skor 3 dberkan jka banyakanya sswa yang memenuh descrptor aktvtas sswa sebnayak 50% dan < 75% dar jumlah sswa yang hadr. 3. Skor 2 dberkan jka banyaknya sswa yang memenuh descrptor aktvtas sswa sebanyak 25% dan < 50% dar jumlah sswa yang hadr. 4. Skor 1 dberkan jka banyaknya sswa yang memenuh descrptor aktvtas sswa sebnayak < 25% dar jumlah sswa yang hadr. b. Menentukan skor ndkator aktvtas belajar sswa Dalam menentukan skoe ndkator aktvtas belajar sswa dgunakan rumus sebaga berkut: x In = Keterangan: In = skor ndkator aktvtas belajar sswa x = jumlah skor deskrptor aktvtas sswa = banyaknya ndkator c. Menentukan skor aktvtas belajar sswa Skor aktvtas belajar sswa dapat dcar dengan menggunakan rumus sebaga berkut: As = In Keterangan: 82

As = skor aktvtas belajar sswa In = Total skor ndkator aktvtas belajar sswa d. Menentukan kategor aktvtas belajar sswa Dalam menentukan kategor aktvtas belajar sswa dapat menggunakan rumus berkut: MI = ½ x (skor tertngg + skor terendah) = ½ x (4 + 1) = 2,5 SDI = x MI = x 2,5 = 0,83 Tabel 2.1 Krtera Untuk Menentukan Aktvtas Belajar Sswa Bedasarkan Skor Standar Interval Kategor AS MI + 1,5 SDI Sangat Aktf MI + 0,5 SDI AS<MI+1,5 SDI Aktf MI 0,5 SDI AS < MI + 0,5 SDI Cukup Aktf MI 1,5 SDI AS < MI 0,5 SDI AS< MI 1,5 SDI Kurang Aktf Sangat kurang Aktf Keterangan: As = Skor aktvtas belajar sswa Untuk aktvtas sswa dkatakan berhasl apabla skor aktvtas belajar sswa mnmal berkategor Aktf. Data aktvtas guru Pengsan lembar observas aktvtas guru dalam proses pembelajaran adalah sebaga berkut: Ya : Dberkan jka aktvtas deskrptor dlakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran. Tdak : Dberkan jka aktvtas deskrptor tdak dlakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran. Penlaan aktvtas guru danalss secara deskrptf kualtatf. Indkator tentang aktvtas guru yang damat adalah sebanyak 6 ndkator setap ndkator terdr dar 3 deskrptor. Skor tertngg setap ndcator adalah 4 dan skor terendah setap ndkator adalah 1. Skor untuk setap ndkator prlaku guru pada peneltan n mengkut aturan sebaga berkut: a. Skor 4 dberkan jka semua deskrptor nampak b. Skor 3 dberkan jka 2 deskrptor nampak c. Skor 2 dberkan jka 1 deskrptor nampak d. Skor 1 dberkan jka tdak ada deskrptor nampak Untuk mengetahu aktvtas guru dalam pembelajaran, maka data hasl observas yang berupa skor dolah dengan menggunakan rumus sebaga berkut: AG x = Keterangan: AG = skor rata-rata aktvtas guru x = jumlah skor aktvtas guru = banyaknya ndkator Untuk menla kategor aktvtas guru, maka dtentukan terlebh dahulu mean deal (MI) dan standar devas (SDI) dengan menggunakann rumus sebaga berkut: MI = ½ x (skor tertngg + skor terendah) = ½ x (4 + 1) = 2,5 SDI = x MI = x 2,5 = 0,83 abel 2.2 Krtera Untuk Menentukan Aktvtas Guru Berdasarkan Skor Standar Interval Kategor AG MI + 1,5 SDI Sangat Aktf MI + 0,5 SDI AG<MI+1,5 SDI Aktf MI 0,5 SDI AG < MI + 0,5 SDI Cukup Aktf MI 1,5 SDI AG < MI 0,5 SDI AG< MI 1,5 SDI Kurang Aktf Sangat kurang Aktf Keterangan : AG = Aktvtas guru Untuk data aktvtas guru dkatakan berhasl apabla skor aktvtas guru mnmal berkategor Aktf. Data Prestas Belajar Sswa Setelah memperoleh data hasl belajar sswa, maka data tersebut danalss dengan mencar ketuntasan belajar, kemudan danalss secara kuanttatf. Untuk mengetahu ketuntasan belajar sswa dgunakan krtera ketuntasan sebaga berkut : 1. Rata-rata Skor Prestas Belajar Sswa Rata-rata skor prestas belajar sswa drumuskan sebaga berkut : N 1 X M = n Keterangan : M = Mean ( rata-rata) X = Skor yang dperoleh masng-masng sswa n = Banyaknya sswa 2. Ketuntasan Indvdu Setap sswa dalam proses belajar mengajar dnyatakan tuntas secara ndvdu, apabla sswa tersebut mampu memperoleh nla 65 sebaga ketuntasan belajar yang dtetapkan oleh sekolah tempat penelt melakukan peneltan. 3. Ketuntasan Klaskal Ketuntasan belajar sswa secara klaskal drumuskan sebaga berkut : n KB x100 % N Keterangan : KB = Ketuntasan Belajar N = Jumlah seluruh sswa yang mengkut tes n = Jumlah seluruh sswa yang memperoleh nla mnmal 65. 83

Sswa dkatakan tuntas secara klaskal terhadap mater yang telah dsajkan, jka mnmal 85% dar jumlah sswa yang memperolah nla 65. Yang menjad ndkator keberhaslan dalam peneltan n adalah penngkatan aktvtas dan prestas belajar sswa dengan ketuntasan sebaga berkut : 1. Aktvtas belajar sswa dkatakan menngkat apabla aktvtas belajar sswa secara klaskal mnmal berkategor tngg/sangat aktf 2. Prestas belajar sswa dkatakan menngkat apabla persentase ketuntasan belajar secara klaskal 85% 3. HASIL PENELITIAN Peneltan n dlaksanakan dalam 2 sklus dengan subyek peneltannya adalah sswa kelas VIII.1 SMPN 1 PRAYA BARAT yang berjumlah 32 orang. Pada peneltan n, data yang dperoleh berupa data kuanttatf dan data kualtatf. Data kuanttatf berupa data tentang prestas belajar sswa yang dperoleh dar hasl tes evaluas yang dlaksanakan tap akhr sklus, sedangkan data kualtatf berupa data tentang aktvtas guru dan sswa yang dperoleh dar hasl observas. Adapun hasl peneltan tap sklus adalah sebaga berkut: Sklus 1 1. Hasl Observas Aktvtas Sswa Berdasarkan hasl pengamatan yang dlakukan oleh observer dperoleh aktvtas sswa dalam belajar pada sklus I pertemuan I dan II adalah cukup aktf dengan rata-rata 2,37 dan 2,38, 2. Hasl Evaluas Evaluas dlaksanakan pada akhr tap sklus. Data hasl evaluas sklus I, dapat dlhat pada tabel berkut: Tabel 2.1. Data Hasl Evaluas Sklus I No Keterangan Nla 1. Nla Tertngg 100 2. Nla Terendah 45 3. Total Nla 2490 4. Nla Rata-rata 78,75 5. Jumlah Sswa yang mengkut 32 evaluas 6. Jumlah sswa yang tdak 0 mengkut evaluas 7. Jumlah sswa yang tuntas 20 8. Jumlah sswa yang tdak tuntas 12 9. Persentase ketuntasan 62,50 % Data datas menunjukkan bahwa ketuntasan belajar klaskal pada sklus I belum mencapa karena belum memenuh ndkator keberhaslan yang sudah dtetapkan yatu 85% (Nurkencana,1990 dalam Yun) sswa harus mendapatkan nla 65, Sesua dengan ketetapan d SMPN 1 Praya Barat. Berdasarkan hasl evaluas tersebut, guru harus lebh ntensf dalam membmbng sswa yang nlanya berada dbawah 65 dengan tdak lupa memberkan bmbngan kepada sswa yang lannya. Untuk tu, dperlukkan perbakan pada sklus berkutnya. Sklus II a. Hasl Observas Aktvtas Sswa Kegatan sswa dalam setap ndkator pada sklus II sudah tercapa. Berdasarkan hasl pengamatan yang dlakukan oleh observer, dperoleh kategor aktvtas sswa tergolong aktf dengan rata-rata 3,18 pada pertemuan I dan pada pertemuan II sebesar 3,31 b. Hasl observas aktvtas guru Dalam proses pembelajaran, guru sudah melaksanakan kegatan pembelajaran, sesua dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dbuat. Kategor aktvtas guru pada sklus II pertemuan I dan II adalah sangat aktf dengan rata-rata 4. c. Hasl Evaluas Evaluas dlaksanakan pada akhr tap sklus. Data hasl evaluas pada sklus II dapat dlhat dar tabel berkut: Tabel 4.2 Data Hasl Evaluas Sklus II No Keterangan Nla 1. Nla Tertngg 100 2. Nla Terendah 50 3. Total Nla 2600 4. Nla Rata-rata 81,25 5. Jumlah Sswa yang mengkut 32 evaluas 6. Jumlah sswa yang tdak 0 mengkut evaluas 7. Jumlah sswa yang tuntas 28 8. Jumlah sswa yang tdak tuntas 4 9 Persentase ketuntasan 87,50% Berdasarkan hasl observas dan hasl evaluas menunjukkan bahwa ndkator kerja sudah tercapa. Hal n terlhat dar aktvtas belajar sswa pada sklus II berkategor aktf. Begtu juga dengan hasl evaluas sswa pada sklus II yang telah memenuh ketuntasan belajar klaskal yatu banyaknya sswa yang tuntas 85%. Dengan demkan, model pembelajaran Apttude Treatment Interacton (ATI) berbass metode restas dapat dkatakan berhasl dan efektf dgunakan pada proses belajar mengajar pada mater pokok kubus dan balok. Pembahasan Peneltan tndakan kelas n dlakukan sebaga upaya untuk menngkatkan aktvtas dan prestas belajar matematka pada mater pokok kubus dan balok melalu penerapan model pembelajaran Apttude Treatment Interacton (ATI) berbass metode restas. 84

Berdasarkan hasl analss data pada tap-tap sklus, terlhat bahwa hasl dar sklus ke sklus mengalam penngkatan. Pada pelaksanaan pembelajaran dan hasl analss data sklus I, dperoleh aktvtas sswa dengan kategor cukup aktf dengan presentase ketuntasan belajar 62,50%. In berart keaktfan dan ketuntasan belajar klaskal sswa belum tercapa, karena sswa dkatakan tuntas secara klaskal jka mencapa nla 85% (Nurkencana, 1990 dalam Yun) Pada pelaksanaan pembelajaran sklus I mash terdapat kekurangan-kekurangan yatu dalam hal kesapan sswa untuk melaksanakan kegatan pembelajaran mash terjad kendala, terutama dalam penguasaan mater yang ddskuskan, salah satu penyebabnya guru terlalu cepat menunjukkan buktbukt lmah dan kurang menjelaskan secara detal konsep-konsep awal sehngga sswa tdak terlalu menguasa mater-mater yang dberkan, penyebab lannya guru tdak menark kesmpulan pada akhr kegatan sehngga sswa tdak memlk kesepahaman yang sama terhadap mater yang dajarkan hal n dkarenakan guru kurang mengalokaskan waktu yang terseda. Selanjutnya, pada saat pelaksanaan kegatan pembelajaran maupun saat pelaksanaan kus, mash ddomnas oleh sswa yang pntar, sedangkan yang lan mash malu dan takut salah dalam menjawab soal yang dberkan guru maupun temannya, hal n dsebabkan karena guru kurang mengontrol dan memberkan motvas kepada sswa. Hasl refleks sklus I mengsyaratkan perbakan tndakan selanjutnya antara lan bahwa peranan guru dalam mengorgansaskan aktvtasaktvtas belajar sswa perlu doptmalkan, guru harus berupaya menngkatkan keterlbatan sswa dengan melakukan bmbngan-bmbngan secara ndvdual maupun berkelompok serta membangktkan respon sswa dalam proses pembelajaran. Guru menghmbau dan memotvas sswa agar tdak malu untuk merespon pertanyaan kepada guru menngena hal-hal yang belum dmengert. Guru memberkan arahan kepada sswa agar sswa tdak malu untuk mempresentaskan hasl jawabannya. Guru menark kesmpulan bersama-sama sswa dengan mengaktfkan sswa dalam menympulkan mater yang telah dbahas dengan cara menunjuk beberapa sswa untuk menympulkan dan memnta sswa untuk memperbak jka ada yang mash kurang.\ Setelah dlakukan perbakan berdasarkan pengalaman dan kelemahan-kelemahan yang ada pada sklus I maka dlakukan tndakan atau perbakan pada sklus II, dalam usaha dan pencapaan proses belajar mengajar yang lebh bak. Pemahaman belajar sswa menngkat yatu rata-rata kelas dar 78,75 menngkat menjad 81,25 dan ketuntasan klaskal menngkat dar 62,5% menjad 87,5%, n menunjukkan bahwa ndkator ketuntasan belajar klaskal sudah tercapa. Hal n sesua dengan pendapat Nurkencana,1990 yang menyatakan ketuntasan belajar klaskal tercapa jka 85% sswa memperoleh nla ketuntasan yang telah dtetapkan sekolah yakn sebesar 65 yang akan terlhat pada hasl evalua tap-tap sklus. Selan prestas belajar yang menngkat terdapat aktvtas sswa dan gurupun menngkat, hal n terlhat dar aktvtas sswa dengan rata-rata 2,37 dan 2,38 dengan kategor cukup aktf pada sklus I terjad penngkatan pada sklus II dengan rata-rata 3,18 dan 3,31 dengan kategor aktf. Selan tu, pada aktvtas guru juga terjad penngkatan dengan rata-rata 3,5 dengan kategor aktf pada sklus I menngkat pada sklus II dengan rata-rata 4 dengan kategor sangat aktf. Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Apttude Treatment Interacton (ATI) berbass metode restas n terjad perubahan-perubahan pada sswa saat pembelajaran berlangsung. Perubahan yang terjad pada sswa adalah sswa lebh aktf dalam belajar, sswa dapat memecahkan konsep-konsep yang danggap sult, sswa lebh termotvas dan antusas sehngga perestas belajar sswa kut menngkat, hal n sesua dengan pendapat para ahl penddkan ( dalam Nngsh,2011:27) menyatakan bahwa Apttude Treatment Interacton (ATI) berasums bahwa optmalsa prestas akademk akan tercpta blamana perlakuan- perlakuan ( Treament) dalam pembelajran dsesuakan sedemkan rupa dengan perbedaan kemampuan ( Apttude) sswa,pendapat n dperkuat lag dengan pendapat dar roestyah,1991:113 yang manyatakan bahwa sswa akan lebh mudah menemukan dan memaham konsepkonsep yang sult apabla mereka dapat salng mendskuskan konsep-konsep tu dengan temannya dan juga sswa akan lebh paham dengan mater yang dajarkan jka dberkan tugas secara bertahap. Dengan demkan, model pembelajaran Apttude Treatment Interacton (ATI) berbass metode restas dapat dterapkan pada mater pokok Kubus dan Balok. Dalam peneltan n penelt bersama observer tdak menemukan kendala yang berart, semua kendala dapat datas berkat kerjasama penelt, observer dan sswa. Akhrnya penelt berkesmpulan penerapan model pembelajaran Apttude Treatment Interacton (ATI) berbass metode restas dapat menngkatkan aktvtas dan prestas belajar sswa kelas VIII.1 SMPN 1 Praya Barat pada mater pokok kubus dan balok Tahun Pelajaran 2012/2013. 85

4. PENUTUP a. Kesmpulan Berdasarkan hasl analss data akan pembahasan hasl peneltan n maka dsmpulkan bahwa: 1. Penerapan model pembelajaran Apttude Treatment Interacton (ATI) berbass metode restas dapat menngkatkan aktvtas belajar sswa kelas VIII.1 SMPN 1 Praya Barat pada mater pokok kubus dan balok Tahun Pelajaran 2012/2013, hal n terlhat dar penngkatan ratarata aktvtas belajar sswa pada sklus I yang berkategor cukup aktf dengan rata-rata sebesar 2,37 pada pertemuan I dan 2,38 pada pertemuan II, mengalam penngkatan pada sklus II yang berkategor aktf dengan rata-rata pada pertemuan I sebesar 3,18 dan pada pertemuan II sebesar 3,31. 2. penerapan model pembelajaran Apttude Treatment Interacton (ATI) berbass metode restas dapat menngkatkan prestas belajar sswa kelas VIII.1, hal n terlhat dar penngkatan rata-rata kelas hasl tes evaluas pada sklus I sebesar 78,75 dengan ketuntasan klaskal sebesar 62,5% menngkat pada sklus II dengan nla ratarata kelas sebesar 81,25 dan ketuntasan klaskal 87,5%. b. Saran Adapun saran-saran yang dapat dsampakan sehubungan dengan hasl peneltan n adalah: 1. Dalam mengatas kesultan belajar matematka, terutama dalam mengerjakan mater yang sult dpaham sswa, sebaknnya guru memlh metode yang dapat menngkatkan aktftas dan kreatvtas berpkr anak, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran Apttude Treatment Interacton (ATI) berbass metode restas. 2. Khusus kepada sswa yang mash lemah tngkat pemahaman dan pengetahuannya agar guru melakukan pendekatan dan memperhatkannya pada saat kegatan pembelajaran, supaya ada motvas anak tersebut untuk belajar. 3. Bag penelt selanjutnya yang ngn melanjutkan peneltan tentang model pembelajaran Apttude Treatment Interacton (ATI) berbass metode restas dharapkan agar dapat menerapkan metode pembelajaran n pada pokok bahasan lan atau mater pelajaran lan. DAFTAR PUSTAKA Arkunto, S. 2006. Prosedur Peneltan. Jakarta: PT. Asd Mahasatya. Asror, Muhammad. 2009. Peneltan Tndakan Kelas. Bandung: CV. Wacana Prma. Suroso. 2010. Metode Menghafal Cepat dan Menngkatkan Ketajaman Memor. Surabaya: SIC Hakm, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prma. Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurkulum dan Pembelajaran Matematka. Malang: Insttut Ilmu Keguruan dan Penddkan Malang. Irzan. 2009. Strateg Belajar Mengajar Matematka. Yogyakarta: Meda Grafndo Pers. IKIP, 2010. Pedoman Penulsan Skrps. Mataram: Insttut Keguruan dan Ilmu Penddkan Mataram. Mulyono, 2003. Penddkan Bag Anak Berkesultan Belajar. Jakarta: Rneka Cpta. Negoro dan Harahap. 2005. Matematka SMP Kelas VIII. Surabaya:SIC Rasyd dan Mansur. 2009. Penlaan Hasl Belajar. Bandung: CV. Wacana Prma. Ryanto, Yatm. 2010. Metodolog Peneltan Penddkan. Surabaya: SIC. Salamah, Um. 2005. Membangun Kompetens Matematka. Solo: PT. Wangsa Jatra Lestar. Sugyono. 2012. Statstka untuk Peneltan. Bandung: Alfabeta, cv. Sukdn, dkk. 2010. Manajemen Peneltan Tndakan Kelas. Jakarta: Insan Cendka. Sulhan, Najb. 2010. Pembangunan Karakter pada Anak. Surabaya: Surabaya Intelektual Club. Suslana dan Ryana. 2009. Meda Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prma. 86