BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

INSTRUMEN IMPLEMENTASI RPP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS II DENGAN METODE KARTU BILANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 6 31 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan hasil penelitian, maka

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas II SDN Babalan Kecamatan Gabus Kabupaten Pati tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 15 siswa pada pembelajaran Matematika, hasil ulangan harian siswa dapat dijelaskan melalui tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Distribusi Skor Tes Pada Kondisi Prasiklus Skor Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) 40 1 6,67 50 3 20 60 3 20 70 3 20 80 5 33,33 JUMLAH 15 100 Berdasarkan tabel 4.1 distribusi skor tes pada kondisi prasiklus di atas, nampak bahwa persentase siswa yang tertinggi 33,33% (5 siswa) memperoleh skor 80 yang merupakan skor maksimal yang dicapai siswa pada kondisi prasiklus. Hal ini menunjukkkan bahwa 33 % siswa memiliki kemampuan berhitung pada golongan paling atas. Sedangkan skor minimal sebesar 40 dicapai oleh satu siswa (6,67%) saja. Kondisi rata-rata kelas dicapai sebanyak 9 siswa (60 %) yakni memperoleh skor antara 50-70. Angka ini masih ditunjukkan banyaknya siswa yang memperoleh dibawah KKM sebanyak 6 dari 9 siswa pada golongan tengah. Ketidak merataan perolehan skor ini, dimungkinkan sekali karena pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas lebih bersifat individual, sehingga kemampuan berhitung siswa satu tidak dapat disharekan kepada siswa yang lain. 24

25 Tabel di bawah akan menunjukkan distribusi persentase skor tes berdasarkan ketuntasan berhitung pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Distribusi Ketuntasan Berhitung Pada Prasiklus Skor Ketuntasan Jumlah siswa Presentase (%) < 70 Belum tuntas 7 46,67 70 Tuntas 8 53,33 Jumlah 15 100 Nilai Rata-rata 65,33 Berdasarkan tabel 4.2 di atas, terlihat jelas perbandingan antara siswa yang mencapai ketuntasan berhitung (KKM 70) adalah sebanyak 8 siswa (53,33 %) dengan siswa yang belum mencapai ketuntasan berhitung sebanyak 7 siswa (46,67 %) siswa. Hal ini juga ditunjang dengan skor rata-rata yang berada di bawah KKM yaitu sebesar 65,33. Perbandingan ketuntasan berhitung ini juga dijelaskan melalui gambar 4.1 grafik ketuntasan belajar. Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Berhitung Pada Prasiklus

26 Setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata 7 siswa yang belum tuntas, itu memiliki kekurangan tidak dapat menangkap materi pembelajaran yang disampaikan guru dengan menggunakan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah mengakibatkan siswa kurang tertarik dengan pembelajaran, tidak antusias dalam menjawab pertanyaan guru. Hal ini berbeda dengan 8 siswa yang lain, yang dapat menangkap materi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. 4.2 Diskripsi Pelaksanaan Siklus I 4.2.1 Perencanaan Tindakan Pembelajaran dirancang dengan menggunakan metode pembelajaran demontrasi untuk siswa kelas II semester I tahun 2011/2012 pada mata pelajaran Matematika. Dalam tahap perencanaan ini, guru telah mempersiapkan: 1. perangkat pembelajaran berupa kartu bilangan dan materi pelajaran yang menunjang tujuan pembelajaran. 2. RPP (lihat lampiran) 3. LKS 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu: 1. Kegiatan Awal a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, perkenalan, berdoa, mengabsensi siswa, mengatur suasana di ruangan kelas dan menanyakan kabar atau keadaan siswa. b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Kegiatan Inti a. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa

27 b. Guru memberi nama atau nomor kelompok pada setiap siswa dalam kelompok c. Guru memperlihatkan sebuah kartu bilangan d. Guru menjelaskan pengertian tentang kartu bilangan e. Guru menjelaskan cara penggunaan kartu bilangan f. Guru mendemonstrasikan materi dengan kartu bilangan g. Guru memberikan pertanyaan dengan kartu bilangan kepada setiap kelompok h. Kelompok menjawab pertanyaan guru i. Kelompok lain memberi tanggapan 3. Kegiatan akhir a. Guru bersama siswa membuat rangkuman b. Guru melakukan penilaian terhadap siswa secara berkelompok. c. Guru memberikan umpan balik d. Guru memberi tes objektif dan tes uraian Hasil tes yang dilakukan dalam siklus I dapat dijelaskan melalui tabel 4.3 di bawah ini Tabel 4.3 Distribusi Skor Tes Pada Siklus I Skor Siklus I Jumlah siswa Presentase (%) 60 6 40.00 70-0.00 80 8 53.33 90 1 6.67 JUMLAH 15 100 Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan distribusi perolehan skor yang tidak merata. Hal ini nampak pada persentase perolehan skor maksimal 90 hanya dicapai oleh 6,67 % dari seluruh siswa yang ada. Ini artinya pemberian tindakan tidak memiliki dampak yang berarti bagi siswa pada golongan teratas. Tindakan pada siklus satu, mendorong satu orang untuk menaikkan skor maksimal dari 80 pada prasiklus

28 menjadi 90. Ada kenaikan 10, oleh karena pemberian tindakan dengan metode demonstrasi. Sedangkan persentase perolehan skor minimal 60 dicapai oleh 40 % dari seluruh siswa yang ada atau 6 siswa. Ini artinya pemberian tindakan memiliki dampak yang berarti bagi siswa pada golongan bawah, karena telah menaikkan skor minimal dari 40 pada prasiklus menjadi 60 pada siklus 1, sehingga terjadi kenaikan 20. Dari sisi jumlah siswa yang memperoleh skor 60 kebawah sebanyak 7 siswa pada prasiklus menjadi menurun 6 siswa. Penurunan jumlah siswa yang memperoleh skor di bawah KKM 70, ini berarti ada kemajuan kemampuan siswa dengan diberikannya tindakan. Keadaan ketuntasan berhitung pada siklus 1 dijelaskan melalui tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Distribusi Ketuntasan Berhitung Pada Siklus I Siklus I Skor Ketuntasan Jumlah siswa Presentase (%) < 70 Belum tuntas 6 40 70 Tuntas 9 60 Jumlah 15 100 Rata-rata 72,67 Berdasarkan tabel 4.4 terlihat jelas perbandingan antara siswa yang mencapai ketuntasan berhitung (KKM 70) sebanyak 9 siswa (60 %) dan siswa yang belum mencapai ketuntasan berhitung sebanyak 6 siswa (40%). Persentase ketuntasan berhitung mengalami kenaikan dibanding dengan pembelajaran yang tidak diberi tindakan yakni 53,33 %. Kenaikan yang terjadi sebesar 6,67 % atau satu siswa. Meskipun kenaikan ketuntasan berhitung ini tidak berarti, namun dapat mengangkat satu siswa dari yang belum tuntas menjadi tuntas. Berdasarkan tabel 4.4 di atas juga menunjukkan bahwa skor ratarata 72,67 yang telah menunjukkan adanya kenaikan dari skor tes

29 sebelumnya yakni 65,33. Kenaikan skor rata-rata 7,34 telah mengangkat rata-rata kelas menjadi tuntas. Penjelasan lebih rinci disajikan melalui gambar 4.2. di halaman berikutnya. Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Ketuntasan Berhitung Pada Siklus I 4.2.3 Refleksi Hasil pengamatan yang dilakukan di SDN Babalan Gabus Pati berupa data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi dan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes formatif siswa yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan tindakan siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran, masih terdapat kekurangan siswa antara lain kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan masih kurang, siswa sudah cukup baik dalam memperhatikan penjelasan dan guru, hanya sebagian siswa yang aktif dalam diskusi kelompok, hanya sebagian siswa yang bisa menjawab soal. Sedangkan kelebihan siswa dalam pembelajaran antara lain sebagian besar siswa senang dengan demonstrasi yang dilakukan, sebagian siswa sudah dapat membuat kesimpulan dari materi yang

30 dipelajari, sebagian siswa sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran, semua siswa dapat mengerjakan soal evaluasi tanpa menyontek jawaban teman. Hasil pengamatan tersebut, secara rinci disajikan dalam tabel 4.5 di halaman berikut. Berdasarkan tabel 4.5 tentang pelaksanaan pembelajaran dengan metode demontrasi pada siklus I, dari 20 item yang seharusnya dilakukan oleh guru ternyata hanya 15 saja yang dilakukan guru. Dengan demikian pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi ini hanya mencapai 75 %. Dalam pelaksanaan kegiatan masih ada yang kekurangannya yaitu belum melakukan identifikasi kebutuhan siswa, tidak memberikan apersepsi, tidak mengumpulkan tugas siswa, tidak memberikan contoh sederhana kepada siswa, dan belum menanyakan kepada siswa tentang kesulitan materi pembelajaran. Kondisi seperti ini perlu ada perbaikan. Dari hasil refleksi siklus I diharapkan praktikan memperbaiki Kekurangan siswa dalam pembelajaran antara lain kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan masih kurang, siswa sudah cukup baik dalam memperhatikan penjelasan dan guru. hanya sebagian siswa yang aktif dalam diskusi kelompok, hanya sebagian siswa yang bisa menjawab soal. Sedangkan kelebihan siswa dalam pembelajaran antara lain sebagian besar siswa senang dengan demonstrasi yang dilakukan, sebagian siswa sudah bisa menyimpulkan dan materi yang sudah di pelajari. Pada siklus II dilakukan perbaikan agar dalam pelaksanaan pembelajaran berikutnya menjadi lebih baik

31 KEGIATAN INTI Tabel 4.5 Hasil Penilaian Implementasi RPP pada Siklus I Aspek No Indikator Dilaksanakan Ya Tidak 1 Mengidentifikasikan kebutuhan belajar siswa PERSIAPAN 2 Merumuskan Tujuan Pembelajaran 3 Menyiapkan masalah yang akan dipecahkan 4 Menyiapkan alat yang diperlukan Kegiatan Awal 5 Membuka pelajaran dengan salam 6 Apersepsi kepada siswa 7 Melaksanakan apersepsi 8 Mengumpulkan tugas Kegiatan Inti 9 Memperlihatkan gambar timbangan sederhana 10 Menjelaskan kronologis sebuah peristiwa 11 Memberikan contoh tentang berat benda dengan beberapa istilah sederhana 12 Guru memberikan contoh cara menggunakan timbangan sederhana 13 Guru membagi siswa menjadi kelompok dan mempersiapkan pelaksanaan kegiatan permainan kartu dengan membagikan kartu jawaban kepada siswa 14 Guru melaksanakan permainan kartu bilang an dengan memberikan pertanyaan tentang berat benda 15 Melakukan hasil penilaian hasil permainan kartu bilangan 16 Guru menceritakan kronologis peristiwa yaitu berupa pembelajaran tentang berat benda dan cara penggunaan alat ukur lalu siswa menyalin tentang hal yang didengar Kegiatan AKhir 17 Guru melakukan menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dimengerti PENUTUP 18 Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang baru diajarkan 19 Guru merangkum tentang materi yang baru diberikan 20 Melakukan tes formatif untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran JUMLAH 15 5

32 4.3 Diskripsi Pelaksanaan Siklus II 4.3.1 Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka diadakan perbaikanperbaikan pembelajaran, terutama ketika guru melaksanakan pembelajaran harus menguasai betul langkah-langkah yang dilakukan. Dengan demikian, guru merancang RPP (lihat Lampiran) dengan skenario pembelajaran yang mantap dan mempersiapkan perangkat pembelajaran lainnya. 4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu: 1. Kegiatan Awal a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, perkenalan, berdoa, mengabsensi siswa, mengatur suasana di ruangan kelas dan menanyakan kabar atau keadaan siswa. b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Kegiatan Inti a. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa b. Guru memberi nama atau nomor kelompok pada setiap siswa dalam kelompok c. Guru memperlihatkan sebuah kartu bilangan d. Guru menjelaskan pengertian tentang kartu bilangan e. Guru menjelaskan cara penggunaan kartu bilangan f. Guru mendemonstrasikan materi dengan kartu bilangan g. Guru memberikan pertanyaan dengan kartu bilangan kepada setiap kelompok h. Masing-masing kelompok menjawab pertanyaan guru i. Kelompok lain memberi tanggapan

33 3. Kegiatan akhir a. Guru bersama siswa membuat rangkuman b. Guru melakukan penilaian terhadap siswa secara berkelompok. c. Guru memberikan umpan balik d. Guru memberi tes objektif dan tes uraian Hasil tes yang dilakukan dalam siklus II dapat dijelaskan melalui tabel 4.6 di bawah ini Tabel 4.6 Distribusi Skor Tes Pada Siklus II Skor Siklus II Jumlah siswa Presentase (%) 70 2 13.33 80 7 46.67 90 5 33.33 100 1 6.67 JUMLAH 15 100 Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan distribusi perolehan skor yang tidak merata antara golongan atas dan golongan bawah. Hal ini nampak pada persentase perolehan skor maksimal 100 hanya dicapai oleh 6,67 % dari seluruh siswa yang ada. Ini artinya pemberian tindakan tidak memiliki dampak yang berarti bagi siswa pada golongan teratas. Tindakan pada siklus satu, mendorong satu orang untuk menaikkan skor maksimal dari 90 pada prasiklus menjadi 100. Ada kenaikan 10, oleh karena pemberian tindakan dengan metode demonstrasi. Sedangkan persentase perolehan skor minimal 70 dicapai oleh 13.33 % dari seluruh siswa yang ada atau 2 siswa. Ini artinya pemberian tindakan memiliki dampak yang kurang berarti bagi siswa pada golongan bawah, karena menaikkan skor minimal dari 60 pada prasiklus menjadi 70 pada siklus 1, sehingga terjadi kenaikan 10. Dari sisi jumlah siswa yang memperoleh skor 60 kebawah sebanyak 6 siswa pada siklus I menjadi menurun 0 siswa, namun masih ada 2 siswa yang belum mencapai

34 KKM 70, ini berarti ada peningkatan kemampuan berhitung siswa dengan diberikannya tindakan. Jadi ketuntasan berhitung pada siklus II telah mencapai 100 % tuntas. 4.2.3 Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran, kekurangan siswa telah teratasi antara lain adanya kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, siswa sudah baik dalam memperhatikan penjelasan dan guru, siswa telah aktif dalam diskusi kelompok, siswa telah dapat menjawab soal. Sedangkan kelebihan siswa dalam pembelajaran antara lain sebagian besar siswa semakin senang melaksanakan demonstrasi, siswa telah dapat membuat kesimpulan, siswa sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran, semua siswa dapat mengerjakan soal evaluasi tanpa menyontek jawaban teman. Hasil pengamatan tersebut, secara rinci disajikan dalam tabel 4.7 di halaman berikut. Berdasarkan tabel 4.7 tentang pelaksanaan pembelajaran dengan metode demontrasi pada siklus II, dari 20 item yang seharusnya dilakukan oleh guru ternyata sudah mencapai 19 yang dilakukan guru. Dengan demikian pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi ini telah mencapai 95%. Dalam pelaksanaan kegiatan masih ada yang kekurangannya yaitu guru tidak mengumpulkan tugas pekerjaan rumah. Kondisi seperti ini perlu ada perbaikan.

35 KEGIATAN INTI Tabel 4.7 Hasil Penilaian Implementasi RPP pada Siklus II Aspek No Indikator Dilaksanakan Ya Tidak 1 Mengidentifikasikan kebutuhan belajar siswa PERSIAPAN 2 Merumuskan Tujuan Pembelajaran 3 Menyiapkan masalah yang akan dipecahkan 4 Menyiapkan alat yang diperlukan Kegiatan Awal 5 Membuka pelajaran dengan salam 6 Apersepsi kepada siswa 7 Melaksanakan apersepsi 8 Mengumpulkan tugas Kegiatan Inti 9 Memperlihatkan gambar timbangan sederhana 10 Menjelaskan kronologis sebuah peristiwa 11 Memberikan contoh tentang berat benda dengan beberapa istilah sederhana 12 Guru memberikan contoh cara menggunakan timbangan sederhana 13 Guru membagi siswa menjadi kelompok dan mempersiapkan Pelaksanaan kegiatan permainan kartu dengan membagikan kartu jawaban kepada siswa 14 Guru melaksanakan permainan kartu bilangan dengan memberikan pertanyaan tentang berat benda 15 Melakukan hasil penilaian hasil permainan kartu bilangan 16 Guru menceritakan kronologis peristiwa yaitu berupa pembelajaran tentang berat benda dan cara penggunaan alat ukur lalu siswa menyalin tentang hal yang didengar Kegiatan AKhir 17 Guru melakukan menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dimengerti 18 Guru melakukan tanya jawab tentang materi PENUTUP yang baru diajarkan 19 Guru merangkum tentang materi yang baru diberikan 20 Melakukan tes formatif untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran JUMLAH 19 1

36 Pada akhir pembelajaran siklus II dilaksanakan evaluasi dengan menggunakan tes objektif dan tes uraian. Hasil tes menunjukkan 100 % siswa tuntas. Skor minimal yang dicapai 70, dan skor maksimal 100. Dari data tersebut menunjukkan adanya peningkatan baik dari persentase ketuntasan, maupun capaian skor yang meningkat. Begitu pula jumalh siswa yang memperoleh skor tinggi juga mengalami peningkatan. Hal ini juga ditunjukkan oleh besarnya skor rata-rata sebesar 83,33. Dengan demikian, materi matematika tentang perkalian dapat teratasi dengan metode demonstrasi yang berupa permainan kartu bilangan. 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil refleksi menunjukkan adanya perubahan kemampuan belajar siswa Kelas II SDN Babalan yang signifikan setelah pembelajaran perkalian diupayakan dengan menggunakan metode demonstrasi yang berupa permainan kartu bilangan. Hal ini nampak pada tabel 4.8 tentang perbandingan distribusi skor yang diperoleh dari keadaan prasiklus, siklus I dan siklus II berikut ini. Tabel 4.8 Perbandingan Distribusi Skor Antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Skor Prasiklus Siklus I Siklus II Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % 40 1 6.67 50 3 20.00 60 3 20.00 6 40.00 70 3 20.00 0 0.00 2 13.33 80 5 33.33 8 53.33 7 46.67 90 1 6.67 5 33.33 100 1 6.67 Jumlah 15 100 15 100 15 100 Rata-rata 65.33 72.67 83.33 Ketuntasan 53.33 60 100

37 Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan kenaikan besarnya skor minimal yakni pada prasiklus 40 naik 20 pada siklus I menjadi 60, dan naik 10 menjadi 70 pada siklus II. Skor maksimal pun juga mengalami kenaikan dari 80, naik menjadi 90 dan akhirnya naik menjadi 100 pada siklus II. Jumlah siswa terbanyak (33.33 %) memperoleh skor maksimal 80 pada prasiklus, begitu pula pada siklus I sejumlah 53,33 % siswa memperoleh skor yang tinggi 80, bukan skor maksimal 90, dan pada siklus II sejumlah 46,67 % siswa memperoleh skor 80. Capaian skor baik pada prasiklus, siklus I dan siklus II sama yakni 80, dengan persentase yang fluktuatif. Jadi pemberian tindakan penggunaan metode demonstrasi, dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa kelas II melalui kenaikan skor minimal dan kenaikan skor maksimal. Di samping itu, rata-rata kelas juga mengalami kenaikan dari 65,33, naik menjadi 72,67 dan akhirnya menjadi 83,33. Begitu pula ketuntasan siswa juga mengalami kenaikan yang tajam yakni dari 53,33 %, meningkat menjadi 60 % dan meningkat lagi mencapai optimal 100 %. Kondisi ini juga ditunjukkan melalui tabel 4.9 dan gambar 4.3 berikut. Tabel 4.9 Perbandingan Ketuntasan Berhitung Prasiklus, Siklus I, Siklus II Prasiklus Siklus I Siklus II Ketuntasan Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Belum Tuntas 7 46.67 6 40 0 0 Tuntas 8 53.33 9 60 15 100

38 Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Ketuntasan Berhitung Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II