SISTEM WAKTU DISKRIT, KONVOLUSI, PERSAMAAN BEDA. Pengolahan Sinyal Digital

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

TKE 3105 ISYARAT DAN SISTEM. Kuliah 5 Sistem LTI. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

RepresentasiSistem. (b) Sistem dengan sinyal input dan sinyal output banyak(lebih dari satu)

PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 2 SISTEM LINEAR TIME-INVARIANT (LTI)

BAB II LANDASAN TEORI

TKE 3105 ISYARAT DAN SISTEM. B a b 2 S i s t e m. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

Bab Persamaan Beda dan Operasi Konvolusi

Isyarat dan Sistem. Sistem adalah sebuah proses yang menyusun isyarat input x(t) atau x[n] ke isyarat output y(t) atau y[n].

Bab 2 Pengenalan Tentang Sistem

ANALISA SINYAL DAN SISTEM TE 4230

PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 1 ISYARAT DAN SISTEM

Karena deret tersebut konvergen pada garis luarnya, kita dapat menukar orde integrasi dan penjumlahan pada ruas kanan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

By : MUSAYYANAH, S.ST, MT

TE Sistem Linier

KULIAH 9 FILTER DIGITAL

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

1. Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut. 2. X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi gabungan causal dan anti causal pada

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

HAND OUT EK. 353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA BAHAN AJAR. Mata Kuliah : Sistem Linier Semester: 3 Kode: TE-1336 sks: 3 Jurusan : Teknik Elektro Dosen: Yusuf Bilfaqih

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PENGENALAN KONSEP DASAR SINYAL S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

2.1. Filter. Gambar 1. Bagian dasar konverter analog ke digital

Pada Sinyal Kontinyu dan Diskrit

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Random Process

Modul 1 : Respons Impuls

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : TEORI DAN ANALISA SISTEM LINIER / IT SEMESTER / SKS : III / 2

SIMULASI HASIL PERANCANGAN LPF (LOW PASS FILTER) DIGITAL MENGGUNAKAN PROTOTIP FILTER ANALOG BUTTERWORTH

Model Matematis, Sistem Dinamis dan Sistem Kendali

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:

SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT

SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : ANALISIS SISTEM LINIER / 3 KODE / SKS / SIFAT : IT / 3 SKS / LOKAL

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT

Analisa Numerik. Teknik Sipil. 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah. 3x 2 x 3 + 2x 2 x + 1, f (n) (c) = n!

III Sistem LTI Waktu Diskrit Sistem LTI Operasi Konvolusi Watak sistem LTI Stabilitas sistem LTI Kausalitas sistem LTI

s(t) = C (2.39) } (2.42) atau, dengan menempatkan + )(2.44)

ANALISIS PERFORMANSI FILTER DIGITAL IIR DARI PROTOTYPE BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV 1

BAB II LANDASAN TEORI

Model Matematika dari Sistem Dinamis

LIMIT KED. Perhatikan fungsi di bawah ini:

Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB 2 LANDASAN TEORI. variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan

MODUL I SINYAL WAKTU DISKRIT. X(n) 2 1,7 1,5

Modul 1 : Respons Impuls dan Deret Fourier

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

Bentuk umum : SPL. Mempunyai penyelesaian disebut KONSISTEN. Tidak mempunyai penyelesaian disebut TIDAK KONSISTEN TUNGGAL BANYAK

KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT

2. Sinyal Waktu-Diskret dan Sistemnya

SISTEM DINAMIK LINEAR KOEFISIEN KONSTAN. Caturiyati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

SINYAL DAN SISTEM DALAM KEHIDUPAN

Invers Transformasi Laplace

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SIMULASI PENGOLAHAN SINYAL DIJITAL FILTER ADAPTIF MENGGUNAKAN ALGORITMA LMS, RLS, FAST KALMAN, DAN GAL

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER KANAL ADAPTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SATO

SIMULASI PENGOLAHAN SINYAL DISKRIT UNTUK MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MATLAB ABSTRAK

Kesalahan Tunak (Steady state error) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 6

BAB VII MATRIKS DAN SISTEM LINEAR TINGKAT SATU

Aljabar Linier & Matriks

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIMULASI PENGOLAHAN SINYAL DISKRIT UNTUK MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MATLAB ABSTRAK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

matematika LIMIT ALJABAR K e l a s A. Pengertian Limit Fungsi di Suatu Titik Kurikulum 2006/2013 Tujuan Pembelajaran

Konvolusi. Esther Wibowo Erick Kurniawan

BAB II TI JAUA PUSTAKA

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

Design FIR Filter. Oleh: Tri Budi Santoso Group Sinyal, EEPIS-ITS

3. Metode identifikasi, yaitu kriteria pemilihan model dari himpunan model berdasarkan

BAB II LANDASAN TEORI

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

BAB III INDUKSI MATEMATIK dan KOMBINATORIK

Part II SPL Homogen Matriks

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk :

TE Sistem Linier. Sistem Waktu Kontinu

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika.

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Transformasi Laplace Peninjauan kembali variabel kompleks dan fungsi kompleks Variabel kompleks Fungsi Kompleks

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

Komunikasi Data POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA. Lecturer: Sesi 5 Data dan Sinyal. Jurusan Teknik Komputer Program Studi D3 Teknik Komputer


Persamaan Diferensial

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Program Dinamik

Ikhtisar Sinyal dan Sistem Linier

BAB II DASAR TEORI. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan teori teori yang diperlukan untuk

Transkripsi:

SISTEM WAKTU DISKRIT, KONVOLUSI, PERSAMAAN BEDA Pengolahan Sinyal Digital 1

PENGANTAR Definisi SISTEM Proses yang menghasilkan sebuah sinyal keluaran dalam rangka merespon sebuah sinyal masukan Gambaran dasar sistem 2

Beberapa Contoh Sistem 1. Sebuah sistem komunikasi dengan input berupa sinyal yang ditransmisi dan output berupa sinyal yang diterimanya. 2. Sebuah sistem biologi seperti alat pendengaran manusia (telinga) dengan input berupa sinyal suara yang masuk ke gendang telinga dan output berupa rangsangan syaraf yang selanjutnya diolah di otak untuk pengambilan keputusan informasi apa yang masuk. 3. Sebuah manipulator robot dengan input berupa torsi yang diaplikasikan ke robot dan output berupa posisi akhir salah satu lengannya. 4. Proses manufaktur, dimana input berupa bahan mentah yang dimasukkan dan outputnya berupa jumlah barang yang diproduksinya. 3

MODEL MATEMATIK SISTEM Hubungan antar komponen (sinyal) dalam suatu sistem digambarkan dalam suatu bentuk persamaan - persamaan matematika MODEL MATEMATIKA representasi input & output state Model matematik pada suatu sistem biasanya merupakan represeantasi ideal pada sistem. Dengan kata lain, banyak sistem aktual (dalam ujud fisik yang sebenarnya) tidak dapat digambarkan dengan suatu model matematik. 4

Klasifikasi Sistem 1) Sistem Waktu Kontinu Penggambaran sistem waktu kontinyu selalu berkaitan dengan bentuk representasi matematik yang mengambarkan sistem tersebut dalam keseluruhan waktu dan berkaitan dengan penggunaan notasi f(t). 2) Sitem Waktu Diskrit Penggambaran sistem waktu disktrit berkaitan dengan pengambilan sampel pada waktu-waktu tertentu dari sistem yang biasanya dengan penggunaan notasi f[n]. 5

SISTEM WAKTU DISKRIT Sistem Waktu Diskrit Divais atau algoritma yang beroperasi pada sinyal waktu diskrit (masukan /eksitasi) untuk menghasilkan sinyal waktu diskrit lain (keluaran/respon sistem) y[n] = T[ x[n] ] atau x[n] T y[ n] T : Transformasi (operator), atau pemrosesan dilakukan dengan sistem pada x[n] untuk menghasilkan y[n] 6

SISTEM WAKTU DISKRIT Contoh: Tentukan respon dari sistem-sistem berikut terhadap sinyal : x[n] = n, 0, 3 yang n 3 lain a) y[n]=x[n] b) y[n]=x[n-1] c) y[n]=x[n+1] d) y[n]=1/3[x[n+1]+x[n]+x[n-1]] e) y[n]=maks{x[n+1], x[n], x[n-1]} 7

Sifat-Sifat Sistem Waktu Diskrit 1. Sistem dengan dan tanpa memori 2. Kausalitas 3. Linearitas 4. Stabilitas 5. Invariansi Waktu 8

Sifat-Sifat Sistem Waktu Diskrit 1. Sistem Statis Vs Sistem Dinamis Sistem Statis (tanpa memori) jika keluarannya untuk setiap harga variabel bebas pada waktu yang diberikan bergantung hanya pada masukan waktu yang sama. Contoh : y[n]=(2x[n]-x 2 [n]) 2 Sistem Dinamis (menggunakan memori) jika sistem dapat menahan atau menyimpan informasi mengenai harga masukan yang bukan harga masukan saat ini Contoh : y[n]=σx[n-k] ; y[n]=x[n-1] ; delay 9

Sifat-Sifat Sistem Waktu Diskrit 2. Sistem Linear Vs Sistem Nonlinear Sistem Linear jika memenuhi prinsip superposisi respon sistem terhadap jumlah bobot sinyal masukan akan sama dengan jumlah bobot yang sesuai dengan dari respon sistem terhadap masing-masing sinyal masukan individual Teorema. Sistem adalah linear jika dan hanya jika [ a x [n] + a x [n]] [ [n]] a T[ x [n]] T 1 1 2 2 = a1t x1 + 2 2 untuk setiap masukan x 1 [n] dan x 2 [n] yang berubah-ubah dan setia kontanta a 1 dan a 2 yang berubah-ubah Sistem Nonlinear Jika sistem tidak memenuhi prinsip superposisi 10

Sifat-Sifat Sistem Waktu Diskrit 2. Sistem Linear Vs Sistem Nonlinear Contoh Tentukan apakah sistem-sistem berikut ini linear atau non linear! a) y[n] = nx[n] b) y[n]=x 2 [n] c) y[n]=x[n 2 ] d) y[n]=ax[n]+b 11

Sifat-Sifat Sistem Waktu Diskrit 3. Sistem Causal Vs Sistem Non-Cuasal Sistem Causal (Sebab-Akibat) Jika keluaran sistem untuk setiap waktu n (yaitu, y[n]) hanya bergantung pada masukan sekarang dan sebelumnya (yaitu, x[n], x[n-1],...), tetapi tdk bergantung pada masukan yang akan datang (yaitu, x[n+1], x[n+2], dst). Dalam matematis: y[n] = T x[n], [ x[n -1], x[n - 2],L] Sistem Non-Causal Jika sistem tidak memenuhi definisi di atas (sistem causal) 12

Sifat-Sifat Sistem Waktu Diskrit 3. Sistem Causal Vs Sistem Non-Cuasal Contoh Tentukan apakah sistem-sistem berikut ini causal atau non causal! a) y[n] = x[n]-x[n-1] b) y[n]=x[n 2 ] c) y[n]=ax[n] d) y[n]=x[-n] e) y[n]=x[n]+3x[n+4] f) y[n]=x[an] g) y[n]= k = x[k] n 13

Sifat-Sifat Sistem Waktu Diskrit 4. Sistem Invarian Waktu Vs. Sistem Varian Waktu Sistem Invarian Waktu (Time Invarian) Jika karakteristik sinyal masukan-keluaran tidak berubah terhadap waktu Teorema. Sistem adalah invarian waktu jika dan hanya jika T x[ n] y[ n] yang memberikan bahwa T x[ n k] y[ n k] Untuk setiap sinyal masukan x[n] dan setiap pergeseran waktu k Sistem Time Varian Jika sistem tidak memenuhi definisi di atas (sistem time invarian) 14

Sifat-Sifat Sistem Waktu Diskrit 4. Sistem Invarian Waktu Vs. Sistem Varian Waktu Contoh Tentukan apakah sistem-sistem berikut ini invarian waktu atau varian waktu! a) y[n] = x[n]-x[n-1] b) y[n]=x[n 2 ] c) y[n] = nx[n] 15

Sifat-Sifat Sistem Waktu Diskrit 4. Sistem Invarian Waktu Vs. Sistem Varian Waktu Untuk memahami sistem invarian atau varian waktu, perhatikan sistem diatas dan lakukan langkah2 berikut: a) Buat sketsa x[n] b) Tentukan dan buat sketsa y[n]=t[x[n]] c) Buat sketsa sinyal y 2 [n]=y[n-2] d) Tentukan dan buat sketsa x 2 [n]=x[n-2] e) Tentukan dan buat sketsa y 2 [n]=t[x 2 [n]] f) Bandingkan sinyal y 2 [n] dengan y 2 [n]. Apa kesimpulan Anda? x[ n ] = 1 untuk 0 n < 0 untuk lainnya 16 3

Soal-Soal Latihan Dari serangkaian sistem yang memiliki hubungan input/output berikut ini coba anda periksa apakah kausal atau non kausal, dengan memori atau tanpa memori, linear atau non linear, dan time variant atau time invariant. a) x[-n] b) X[2n] c) X[n]u[n] d) X[n]+nx[n+1} 17

Soal-Soal Latihan Sebuah sistem penyimmpanan uang di bank memiliki model matematik seperti berikut: y[n+1] (1+I/4)y[n]=x[n+1] Dimana: y[n] adalah jumlah yang ada setelah penghitungan pada quarter ke-n, x[n] adalah jumlah yang didepositkan dalam quarter ke-n, I adalah interest rate tahunan dalam bentuk desimal. Untuk I = 10%, hitung y[n] untuk n = 1,2,3, ketika y[0] =1000 dan x[n] =1000 untuk n >1. 18

Teknik-Teknik Analisis Sistem Linear (LTI System) Terdapat 2 metode dasar untuk menganalisis sikap atau respon sistem linear terhadap sinyal masukan tertentu : Konvolusi Sinyal solusi langsung dari persamaan masukan-keluaran untuk sistem Persamaan beda (diffrence eq.) 19

KONVOLUSI Rumus konvolusi muncul dari adanya sifat linieritas dan invarian waktu pada sistem. Sebagai konsekwensinya, respon sistem terhadap setiap sinyal masukan yang berubah-ubah dapat dinyatakan dari segi respon cuplikan unit sistem Misal dipunyai sinyal x[n] yang berubah-ubah, maka x[n] dapat didekomposisi menjadi jumlahan bobot(skala) deret cuplikan unit yang digeser (impuls) + k = x [ n] = x[ k] δ[ n k] Contoh. Perhatikan kasus barisan berhingga sbb: x[n] = {2, 4, 0, 3} Pisahkan x[n] menjadi jumlah bobot deret impuls! 20

RUMUSAN KONVOLUSI Misal, jika sinyal masukan x[n] dinyatakan sebagai jumlahan bobot impuls, yakni: x [ n ] = x[ k ] δ [ n k ] = + k = + k = Maka, respon sistem terhadap x[n] adalah jumlah bobot keluaran yang tepat, + yakni y[ n ] = T [ x[ n ]] = T x[ k ] δ [ n k ]] k = x[ k ] T [ δ [ n k ]] Jika respon sistem LTI terhadap deret cuplikan unit, δ [n ], dinotasikan dengan h[n], yakni: h[ n ] = T [ δ [ n ]], maka dengan sifat invarian waktu, respon sistem terhadap tunda deret cuplikan unit (respon impuls), δ [ n k ], adalah 21 [ δ [ n ]] h[ n k ] = T k Sehingga, persamaan diatas dapat ditulis sbb: + k = y [ n ] = x[ k ] h[ n k ] Rumus konvolusi Masukan x[n] berkonvolusi dgn h[n] untuk menghasilkan keluaran y[n]

KONVOLUSI Jadi Konvolusi menggabungkan tiga buah sinyal sinyal masukan, sinyal keluaran, dan respon impuls Konvolusi adalah cara matematik untuk mengkombinasikan dua buah sinyal menjadi sinyal dalam bentuk lain. Notasi Konvolusi y [ n ] = x[ n ] * h[ n Konvolusi bersifat komutatif y [ n ] = h[ n ] * y[ n ] ] 22

KONVOLUSI Langkah-langkah Konvolusi y(n)=x[n]*h[n] + k = y [ n ] = x[ k ] h[ n k ] a) Pencerminan(folding). Cerminkan h[k] pada k=0 untuk memperoleh h[-k] b) Pergeseran (Shifting). Geser h[-k] dengan n 0 ke kanan (kiri) jika n 0 positif (negatif) untuk memperoleh h[n 0 -k] c) Perkalian (multiplication). Kalikan x[k] dengan h[n 0 -k] untuk memperoleh produk v n0 [k]=x[k]h[n 0 -k] d) Penjumlahan(summation). Jumlahkan seluruh nilai deret produk v n0 [k] untuk memperoleh nilai pada waktu n=n 0 23

CONTOH KONVOLUSI Respon impuls dari suatu sistem LTI adalah h[n]={1, 2, 1,-1} Tentukan respon sistem terhadap sinyal masukan x[n]={1, 2, 3,1} Penyelesaian: Untuk menjawab permasalahan diatas dapat dilakukan Dengan 2 cara secara grafik dan secara analitik 24

Proses KONVOLUSI h[n]={1, 2, 1,-1} x[n]={1, 2, 3,1} 3.5 h[k] 3.5 x[k] n=2 4 h[2-k] 6 v 2 [k]=8 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0-0.5-1 -1.5-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 5 n=0 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0-0.5-1 -1.5-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 5 h[-k] kalikan v 0 [k] =4 3.5 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0-0.5-1 -1.5-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 5 n=-1 3.5 h[-1-k] 5 4 3 2 1 0-1 -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 3.5 V -1 [k]=-1 3 3 3 3 2.5 2.5 2.5 2.5 2 2 2 2 1.5 1.5 1.5 1.5 1 1 1 1 0.5 0.5 0.5 0.5 0 0 0 0-0.5-0.5-0.5-0.5-1 -1-1 -1-1.5-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 5 n=1 3.5 h[1-k] -1.5-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 5 4 v 1 [k]=8-1.5-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 5 n=-2 3.5 h[-2-k] -1.5-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 5 3.5 V -2 [k]=0 3 3.5 3 3 2.5 3 2.5 2.5 2 1.5 1 0.5 0 2.5 2 1.5 1 0.5 0 2 1.5 1 0.5 0 2 1.5 1 0.5 0-0.5-0.5-0.5-0.5-1 -1-1 -1-1.5-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 5-1.5-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 5-1.5-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 5-1.5-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 5 x[k]*h[k]={, 0, 0, 1, 4, 8, 8, 3, -2, -1, 0, 0, } 25

Proses KONVOLUSI x[n]={1, 2, 3,1} h[n]={1, 2, 1,-1} Sinyal pertama : Sinyal kedua : Pembalikan sinyal kedua Sinyal pertama : Sinyal kedua : x[n]= {1, 2, 3, 1} h[n]={1, 2, 1, -1} {1, 2, 3, 1} h[n]={-1, 1, 2, 1} Pergeseran n=0 & penjumlahan Sinyal pertama : x[n]= {1, 2, 3, 1} Sinyal kedua : h[n]={-1, 1, 2, 1} Product & sum : {0, 0, 2, 2, 0, 0}=4 Pergeseran n=-1 & penjumlahan Sinyal pertama : x[n]= {1, 2, 3, 1} Sinyal kedua : h[n]={-1, 1, 2, 1} Product & sum : { 0, 0, 0, 1, 0, 0, 0}=1 Pergesearan n=-2 & penjumlahan Sinyal pertama : x[n]= {1, 2,3, 1} Sinyal kedua : h[n]={ -1, 1, 2, 1} Product & sum : {0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0} = 0 Pergesearan n=1 & penjumlahan Sinyal pertama : x[n]= {1, 2, 3,1} Sinyal kedua : h[n]= {-1,1, 2, 1} Product & sum : {0, 1, 4, 3, 0} = 8 Pergesearan empat step & penjumlahan Sinyal pertama : x[n]= { 1, 2, 3, 1} Sinyal kedua : h[n]= {-1,1, 2, 1} Product & sum : {-1, 2, 6, 1} = 8 Pergesearan lima step & penjumlahan Sinyal pertama : x[n]={1, 2, 3, 1} Sinyal kedua : h[n]= {-1,1, 2, 1} Product & sum : {0,-2, 3, 2, 0} = 3 Pergesearan enam step & penjumlahan Sinyal pertama : x[n]={1, 2, 3, 1} Sinyal kedua : h[n]= {-1,1, 2, 1} Product & sum : {0, 0,-3, 1, 0, 0} =-2 Pergesearan tujuh step & penjumlahan Sinyal pertama : x[n]={1, 2, 3, 1} Sinyal kedua : h[n]= {-1,1, 2, 1} Product & sum : {0, 0, 0,-1, 0, 0, 0} = -1 x[k]*h[k]={0, 1, 4, 8, 8, 3, -2, -1} 26

Proses pemfilteran dengan KONVOLUSI pada sinyal bernoise konvolusi dapat digunakan pada proses pemfilteran 27

SOAL LATIHAN 1. Diketahui fungsi sinyal sebagai berikut : 1 untuk 0 > = n < 3 x[ n ] = 2 untuk n 3 0 untuk n 3 Jika respon impuls, h[n]={1,1,2}, maka tentukan keluaran y[n]! 2. Dari soal no. 1, bila h[n]={0,0,2,1,0}, maka tentukan y[n]! 3. Tentukan respon sistem yang memiliki respon impuls h[n] terhadap sinyal masukan x[n] = = n ( 1 ) u(n) 2 2 n u(n) 28

Persamaan Beda Sebuah sistem LTI bisa dinyatakan melalui persamaan beda: Jika a N N k = 0 a k y[n k] = M k = 0 b k x[n 0, maka persamaan beda berorde-n Pers. (1) dapat ditulis sbb: y ( n ) = M k = 0 N k = 1 k ] b k x[n k] a k y[n k] Penyelesaian persamaan beda ini dalam bentuk: (1) ( 2 ) y(n) = y h (n) + y p (n) Bagian homogen Bagian partikulir 29

SOLUSI HOMOGEN (respon masukan nol) Solusi homogen diperoleh dengan meng-nol-kan bagian kiri dari pers. (1). Bentuk umumnya dinyatakan dengan N y ( n ) = c z h dengan z k, k=1,, N merupakan N akar dari persamaan karakteristik: k = 1 k n k N k = 0 a z k k = 0 Persamaan karakteristik ini dapat digunakan untuk menentukan stabilitas sistem. Jika akar-akar z k memenuhi kondisi berikut: z k Sistem dalam Pers. (1) stabil < 1, k = 1, L, N 30

CONTOH Tentukan solusi homogen dr sistem yang dinyatakan dengan pers. Beda berikut: y[ n ] 3 y[ n 1] 4 y[ n 2 ] = x[ n ] + 2 x[ n 1] Dengan x[n] adalah sinyal unit step. 31

SOLUSI PARTIKULIR solusi partikulir(khusus), y p [n], dibutuhkan untuk memenuhi pers beda untuk sinyal masukan khusus, x[n], n>= 0. Dengan kata lain, y p [n] adalah setiap solusi khusus yang memenuhi: N k = 0 untuk menyelesaikannya, diasumsikan y p [n] adalah suatu bentuk yang bergantung pada bentuk sinyal masukan x[n]. M a k y p [n k] = b k x[n k] k = 0 Bentuk Umum Solusi partikulir Sinyal masukan x[n] A (konstanta) AM n An M Solusi khusus y[n] K KM n K 0 n M +K 1 n M-1 +.+K M A n n M A n (K 0 n M +K 1 n M-1 +.+K M ) Acos (w 0 n) K 1 cos(w 0 n)+k 2 sin(w 0 n) Asin(w 0 n) K 1 cos(w 0 n)+k 2 sin(w 0 n) 32

CONTOH (1) Tentukan solusi partikulir dr sistem yang dinyatakan dengan pers. Beda berikut: y [ n ] = 5 y[ n 1] 1 y[ n 2 ] + x[ n ] 6 6 Dengan x[n]=2 n u[n] adalah sinyal unit step. ( 2 ) Tentukan solusi total dr sistem yang dinyatakan dengan pers. Beda berikut: y[ n ] 3 y[ n 1] 4 y[ n 2 ] = x[ n ] + 2 x[ n 1] Dengan x[n]=4 n u[n] 33

Respon Impuls dalam Sistem Reekursif Respon impuls, h[n], dari suatu sistem LTI yang dinyatakan dalam pers. beda (sistem reekursif) sama dengan respon keadaan nol sistem bila masukan x[n]= d[n]. Sedangkan solusi khususnya y p [n]=0. Contoh: Tentukan respon impuls h[n] untuk sistem yang didefinisikan dengan persamaan beda orde ke-2 y[ n ] 3 y[ n 1] 4 y[ n 2 ] = x[ n ] + 2 x[ n 1] 34

FIR dan IIR Sistem LTI berdasarkan respon impulsnya Respon Impuls berhingga (FIR) Respon Impuls tak berhingga (IIR) h[n] = 0, n<0 dan n>= M 35

Soal-Soal Latihan (1) Tentukan solusi total dan respon impuls dari persamaan beda berikut: y [ n ] = 5 y[ n 1] 6 1 y[ n 2 ] + x[ n ] 6 Bila x[n]=2 n u[n] (2 ) Tentukan respon impuls dari sistem yang dideskripsikan persamaan beda berikut: a ) b ) y[ n ] y[ n ] = = 0.6 y[ n 0.7 y[ n 1] 1] 0.08 y[ n 2 ] + x[ n ] 0.1 y[ n 2 ] + 2 x[ n ] x[ n 2 ] 36

Soal-Soal Latihan (3) Tentukan solusi total dan respon impuls dari persamaan beda berikut: y [ n ] 16 y[ n 1] + 15 y[ n 2 ] = x[ n ] Bila x[n]=5n-2 37