PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 2 SISTEM LINEAR TIME-INVARIANT (LTI)
|
|
- Ade Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 2 SISTEM LINEAR TIME-INVARIANT (LTI) A. Tujuan 1. Mahasiswa dapat memahami sistem yang berbentuk LTI. 2. Mahasiswa dapat menganalisis suatu kasus sistem LTI dan mensimulasikannya dengan MATLAB. 3. Mahasiswa dapat memahami konsep konvolusi waktu diskrit maupun waktu kontinu dengan baik dan benar. 4. Mahasiswa dapat menggunakan konsep konvolusi untuk menganalisis suatu sistem waktu diskrit maupun waktu kontinu. B. Dasar Teori 1. Konvolusi Waktu-Diskrit (Jumlah Konvolusi) Suatu isyarat waktu diskrit secara umum dapat di-representasikan sebagai kombinasi linear dari deretan impuls yang tertunda. Kenyataan ini bersama sifat-sifat linear dan invariansi-waktu yang memungkinkan kita untuk mengembangkan karakterisasi yang sempurna dari setiap sistem LTI dalam lingkup tanggapan sistem terhadap unit impuls (tanggapan-impuls h[n]). Representasi ini biasa disebut jumlah-konvolusi. Diagram kotak (Block Diagram) sistem LTI waktu-diskrit adalah sebagai berikut : Isyarat masukan x[n] Tanggapan impuls h[n] Isyarat keluaran y[n] Hubungan isyarat masukan x[n], isyarat keluaran y[n] dan tanggapan impuls h[n] dapat ditulis dengan persamaan : y [ n] x[ n]* h[ n] x[ k]. h[ n k] k
2 2. Konvolusi Waktu-Kontinu (Integral-Konvolusi) Proses konvolusi dalam waktu kontinu memiliki karakteristik yang sama dengan sistem waktu diskrit. Dimana masukan sistem x(t) dan keluaran sistem y(t) dihubungkan oleh tanggapan impuls h(t). Kombinasi linear dan invariasi waktu tentu memegang peranan penting dalam representasi sinyal keluaran y(t) terhadap masukan x(t). Representasi ini biasanya disebut integral-konvolusi. Diagram kotak (Block Diagram) sistem LTI waktu-kontinu adalah sebagai berikut : Isyarat masukan x(t) Tanggapan impuls h(t) Isyarat keluaran y(t) Hubungan isyarat masukan x(t), isyarat keluaran y(t) dan tanggapan impuls h(t) dapat dituliskan dengan persamaan : y(t) = x(t)*h(t) = Sifat-sifat dasar sistem LTI yang dapat digunakan untuk menganalisa sinyal waktu kontinu dan sinyal waktu diskrit adalah sebagai berikut : 1. Sifat komutatif 2. Sifat distributif 3. Sifat asosiatif 4. Stabilitas sistem-sistem LTI 5. Invertibilitas sistem-sistem LTI 6. Sistem-sistem LTI dengan dan tanpa memori 7. Tanggapan unit step sistem LTI 8. Kausalitas untuk sistem-sistem LTI C. Petunjuk Praktikum Cobalah setiap listing dan perintah lebih lanjut dari bagian ini sebagai persiapan dalam menjalani praktikum.
3 1) Contoh Konvolusi Waktu-Diskrit (jumlah-konvolusi) Diketahui isyarat masukan sistem dan tanggapan impuls, berturut-turut sebagai berikut: x 1 [n] = u[n] u[n-5] h 1 [n] = δ[n] - δ[n-1] + 3δ[n-2] + δ[n-4] Jika isyarat x 1 [n] dimasukan pada sebuah sistem dengan tanggapan impuls h 1 [n], maka untuk menghitung keluarannya y 1 [n] kita lakukan langkah di bawah ini: 1. Ubah x 1 [n] dan h 1 [n] dalam ranah waktu dengan variabel-bebas k, yaitu x 1 [k] dan h 1 [k]: 2. Ubah h 1 [k] menjadi h 1 [-k], selanjutnya menjadi h 1 [n-k]:
4 3. Masukan nilai n agar h 1 [n-k] bertumpuk dengan x 1 [k]. Perhatikan bahwa setiap pemilihan nilai n < 0 maka h 1 [n-k] belum bertumpuk pada x 1 [k]. Misalnya saat n = -1 maka gambar x 1 [k] dan h 1 [n-k] seperti berikut: y[ y[ y[ 1] 1] 1] k x[ k]. h[ 1 (0)(1) (0)(0) 0 k] (0)(3) (0)( 1) (0)(1) Saat n = 0 maka gambar x 1 [k] dan h 1 [n-k] ialah sbb.:
5 y[0] k y[0] =... + x[-4].h[-4]+ x[-3].h[-3]+ x[-2].h[-2]+ x[-1].h[-1]+ x[-1].h[-1]+ x[0].h[0] y[0] =... + (0)(1)+ (0)(0)+ (0)(3)+ (0)(-1)+ (1)(1) y[0] =1 x[ k]. h[ + x[1].h[1] + x[2].h[2] + x[3].h[3] + x[4].h[4] + x[5].h[5] k] Dengan cara seperti di atas, kita dapat memperoleh nilai y[n] selanjutnya, yaitu: y[1] = 0 y[3] = 3 y[5] = 3 y[7] = 1 y[2] = 3 y[4] = 4 y[6] = 4 y[8] = 1 Perhatikan pula saat pemilihan nilai n > 8, maka h 1 [n-k] sudah tidak bertumpuk pada x 1 [k], sehingga nilai y 1 [n] yang dihasilkan akan sama dengan 0. Misalnya saat n = 9 maka gambar x 1 [k] dan h 1 [n-k] nya: Jadi, y 1 [n] memiliki nilai saat 0 n 8, atau dengan kata lain kita dapat menyimpulkan bahwa jangkauan nilai n yang membuat y 1 [n] bernilai tertentu (bukan nol) adalah: n = (batas bawah x[n] + batas bawah h[n]) sampai (batas atas x[n] + batas atas h[n])
6 Dalam kasus di atas, nilai y 1 [n] nya: Dalam MATLAB terdapat fungsi conv untuk menghitung konvolusi dari 2 buah isyarat. Untuk kasus di atas, kita dapat menuliskan contoh program berikut: x1=[ ]; nx1=0:4; h1=[ ]; nh1=0:4; y1=conv(x1,h1); %atau bisa juga x1=ones(1,5); ny1=min(nx1)+min(nh1):max(nx1)+max(nh1); subplot(311);stem(nx1,x1);grid on;title('x1[n]'); subplot(312);stem(nh1,h1);grid on;title('h1[n]'); subplot(313);stem(ny1,y1);grid on;title('y1[n]'); 2) Contoh Konvolusi Waktu-Diskrit (integral-konvolusi) Diketahui isyarat masukan sistem dan tanggapan impuls, berturut-turut sebagai berikut: x(t) = 2 u(t), untuk 4 t 6 h(t) = u(t), untuk 0 t 4 t t
7 Teknik penyelesaian konvolusi pada MALTAB di ranah waktu kontinu sangat berbeda dengan di ranah waktu diskrit. Jika isyarat x(t) dimasukan pada sebuah sistem dengan tanggapan impuls h(t), maka untuk menghitung keluaran sistem y(t) kita perlu melakukan pendekatan matematis terlebih dahulu, kemudian manfaatkan fungsi int yang disediakan MATLAB. Langkah-langkah pendekatan matematis ini sebagai berikut: 1. Ubah isyarat x(t) ke ranah waktu dengan variabel-bebas τ, sehingga: x(τ) = 2 u(τ), untuk 4 τ Ubah pula isyarat h(t) ke ranah waktu dengan variabel-bebas τ, sehingga: h(τ) = u(τ), untuk (0 τ 4). - Kemudian ubah kembali h(τ) menjadi h(-τ), sehingga: h(-τ) = u(-τ), untuk (0 -τ 4) (-4 τ 0). - Dan pada akhirnya kita perlu mengubah ke bentuk h(t-τ), sehingga: h(t-τ) = u(t-τ), untuk (0 t-τ 4) (t-4 τ t-0). 3. Kemudian kedua isyarat akan dikonvolusikan. Berbeda dengan konvolusi isyarat waktu diskrit dimana terkadang kita dapat memperkirakan nilai variabel bebas n berapa-pun sehingga mengetahui keluaran sistem y[n] dengan mudah, dalam proses perhitungan konvolusi waktu kontinu, untuk mengetahui keluaran sistem y(t) kita perlu menentukan 5 siklus konvolusi. Pendekatan 5 siklus ini sangat membantu kita membayangkan proses terjadinya tumpangtindih antara sinyal x(τ) dan h(t-τ) dalam ranah waktu variabel-bebas τ. Berikut hasil konvolusi kedua sinyal dengan pendekatan 5 siklus tersebut: Siklus sebelum isyarat h(t-τ) masuk kedalam kawasan x(τ) sehingga antara kedua isyarat tidak saling tumpang-tindih yaitu : saat t < 4 maka y(t) = 0 Siklus setelah isyarat h(t-τ) memasuki sebagian kawasan x(τ) sehingga kedua sinyal saling tumpang-tindih sebagian yaitu: Saat 4 t < 6 maka Siklus setelah isyarat h(t-τ) memasuki penuh kawasan x(τ) sehingga kedua sinyal saling tumpang-tindih penuh yaitu: Saat 6 t < 8 maka
8 Siklus setelah isyarat h(t-τ) mulai meninggalkan kawasan x(τ) sehingga kedua isyarat masih tumpang-tindih yaitu: Saat 8 t 10 maka Siklus sebelum isyarat h(t-τ) keluar seluruhnya dari kawasan x(τ), sehingga antara kedua isyarat tidak saling tumpang-tindih yaitu: saat t > 10, maka y(t) = 0 note : Apabila salah satu isyarat memilik nilai amplitude yang lebih dari satu (bervariasi) pada setiap interval waktunya, pendekatan batas konvolusi ini bisa saja lebih dari 5 siklus. Untuk kasus di atas, kita dapat menuliskan contoh program berikut: %membuat grafik tanggapan impuls sinyal h(t) h=ones(1,5); h1=zeros(1,4); h2=zeros(1,2); subplot(3,1,1); hold on; axis([ ]); t1=0:4; t2=-3:0; t3=4:5; plot(t1,h,'b');title('tanggapan impuls'); plot(t2,h1,'b-');xlabel('t');ylabel('h(t)'); plot(t3,h2,'b-'); grid on; hold off;
9 %membuat grafik sinyal input x(t) subplot(3,1,2); x=2.*ones(1,3); x1=zeros(1,5); x2=zeros(1,5); hold on; axis([ ]); t11=4:6; t22=0:4; t33=6:10; plot(t11,x,'b');title('masukan'); plot(t22,x1,'b');xlabel('t');ylabel('x(t)'); plot(t33,x2,'b-'); grid on; hold off; %membuat grafik konvolusi x(t) dan h(t) subplot(3,1,3); syms t y u; hold on ezplot(0,[0 4]) y=int(2,u,4,t) ezplot(y,[4 6]); y=int(2,u,4,6); ezplot(y,[6 8]); y=int(2,u,t-4,6); ezplot(y,[8 10]); ezplot(0,[10 15]); axis([ ]); grid on; y(t) hint : ingat-ingat fungsi int pada praktikum topik 1 (gunakan menu HELP pada MATLAB). ~GBU~
TKE 3105 ISYARAT DAN SISTEM. Kuliah 5 Sistem LTI. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.
TKE 3105 ISYARAT DAN SISTEM Kuliah 5 Sistem LTI Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Lebih terperinciPRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 1 ISYARAT DAN SISTEM
PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 1 ISYARAT DAN SISTEM A. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengenali jenis-jenis isyarat dasar. 2. Mahasiswa dapat merepresentasikan isyarat-isyarat dasar tersebut pada MATLAB
Lebih terperinciIsyarat dan Sistem. Sistem adalah sebuah proses yang menyusun isyarat input x(t) atau x[n] ke isyarat output y(t) atau y[n].
Sistem adalah sebuah proses yang menyusun isyarat input x(t) atau x[n] ke isyarat output y(t) atau y[n]. x(t) y(t) x[n] y[n] Jadi sistem sapat dipandang sebagai sebuah proses pemetaan atau transformasi
Lebih terperinciTE Sistem Linier. Sistem Waktu Kontinu
TE 226 - Sistem Linier Jimmy Hasugian Electrical Engineering - Maranatha Christian University jimlecture@gmail.com - http://wp.me/p4scve-g Sistem Waktu Kontinu Jimmy Hasugian (MCU) Sistem Waktu Kontinu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SINYAL DASAR ATAU FUNGSI SINGULARITAS Sinyal dasar atau fungsi singularitas adalah sinyal yang dapat digunakan untuk menyusun atau mempresentasikan sinyal-sinyal yang lain. Sinyal-sinyal
Lebih terperinciSISTEM WAKTU DISKRIT, KONVOLUSI, PERSAMAAN BEDA. Pengolahan Sinyal Digital
SISTEM WAKTU DISKRIT, KONVOLUSI, PERSAMAAN BEDA Pengolahan Sinyal Digital 1 PENGANTAR Definisi SISTEM Proses yang menghasilkan sebuah sinyal keluaran dalam rangka merespon sebuah sinyal masukan Gambaran
Lebih terperinciBab Persamaan Beda dan Operasi Konvolusi
Bab 3. 3. Persamaan Beda dan Operasi Konvolusi Oleh: Tri Budi Santoso Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS Tujuan: -Siswa mampu membedakan persamaan beda dengan persamaan diferensial -Siswa mampu
Lebih terperinciBAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT
BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT A. Pengertian Sinyal Waktu Diskrit Sinyal waktu diskrit merupakan fungsi dari variabel bebas yaitu waktu yang mana nilai
Lebih terperinciBAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT
BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT A. Pengertian Sinyal Waktu Diskrit Sinyal waktu diskrit merupakan fungsi dari variabel bebas yaitu waktu yang mana nilai variabel bebasnya adalah bilangan bulat.
Lebih terperinciInvers Transformasi Laplace
Invers Transformasi Laplace Transformasi Laplace Domain Waktu Invers Transformasi Laplace Domain Frekuensi Jika mengubah sinyal analog kontinyu dari domain waktu menjadi domain frekuensi menggunakan transformasi
Lebih terperinciSINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014
SINYAL DISKRIT DUM 1 September 2014 ADC ADC 3-Step Process: Sampling (pencuplikan) Quantization (kuantisasi) Coding (pengkodean) Digital signal X a (t) Sampler X(n) Quantizer X q (n) Coder 01011 Analog
Lebih terperinciRepresentasiSistem. (b) Sistem dengan sinyal input dan sinyal output banyak(lebih dari satu)
SISTEM Outline Modul A. Representasi Sistem B. Sistem Deterministik dan Sthocastic C. Sistem Waktu Kontinyu dan Sistem Waktu Diskrit D. Sistem Dengan Memori dan Tanpa Memori E. Sistem Kausal dan Non Kausal
Lebih terperinciTE Sistem Linier
TE 226 - Sistem Linier Jimmy Hasugian Electrical Engineering - Maranatha Christian University jimlecture@gmail.com - http://wp.me/p4scve-g KLASIFIKASI SINYAL - SISTEM Jimmy Hasugian (MCU) Klasifikasi Sinyal
Lebih terperinciSINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014
SINYAL DISKRIT DUM 1 September 2014 ADC ADC 3-Step Process: Sampling (pencuplikan) Quantization (kuantisasi) Coding (pengkodean) Digital signal X a (t) Sampler X(n) Quantizer X q (n) Coder 01011 Analog
Lebih terperinciProbabilitas dan Proses Stokastik
Probabilitas dan Proses Stokastik Tim ProStok Jurusan Teknik Elektro - FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 04 O U T L I N E. Capaian Pembelajaran. Pengantar dan Teori 3. 4. Ringkasan 5. Latihan
Lebih terperinciPada Sinyal Kontinyu dan Diskrit
Konvolusi Pada Sinyal Kontinyu dan Diskrit Konvolusi Kontinyu Keluaran sistem dengan tanggapan impuls t) dan masukan x(t) dapat direpresentasikan sebagai: εx( τε ) δ ( t y ( t) τε ) allτ y ( t) t (2.4)
Lebih terperinciTKE 3105 ISYARAT DAN SISTEM. B a b 2 S i s t e m. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.
TKE 3105 ISYARAT DAN SISTEM B a b 2 S i s t e m Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2009 51 B A B I I S I S
Lebih terperinciRencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 1 Kode & Nama : TE141334 Sinyal dan Sistem 2 Kredit : 3 sks 3 Semester : II (dua) 4 Dosen :
Lebih terperinciModul 1 : Respons Impuls
Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Kontinyu sebagai bagian dari Mata Kuliah ET 2004 Modul 1 : Respons Impuls Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.. Respon Impuls Akustik Ruangan. Respon impuls akustik suatu ruangan didefinisikan sebagai sinyal suara yang diterima oleh suatu titik (titik penerima, B) dalam ruangan akibat suatu
Lebih terperinciTE Sistem Linier. Sistem Waktu Kontinu
TE 226 - Sistem Linier Jimmy Hasugian Electrical Engineering - Maranatha Christian University jimlecture@gmail.com - http://wp.me/p4scve-g Sistem Waktu Kontinu Jimmy Hasugian (MCU) Sistem Waktu Kontinu
Lebih terperinciSIMULASI HASIL PERANCANGAN LPF (LOW PASS FILTER) DIGITAL MENGGUNAKAN PROTOTIP FILTER ANALOG BUTTERWORTH
Simulasi Hasil Perancangan LPF (Low Pass Filter) Digital....Hanafi SIMULASI HASIL PERANCANGAN LPF (LOW PASS FILTER) DIGITAL MENGGUNAKAN PROTOTIP FILTER ANALOG BUTTERWORTH Hanafi Dosen Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciMATERI PENGOLAHAN SINYAL :
MATERI PENGOLAHAN SINYAL : 1. Defenisi sinyal 2. Klasifikasi Sinyal 3. Konsep Frekuensi Sinyal Analog dan Sinyal Diskrit 4. ADC - Sampling - Aliasing - Quantiasasi 5. Sistem Diskrit - Sinyal dasar system
Lebih terperinci1. Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut. 2. X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi gabungan causal dan anti causal pada
1. Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut 2. X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi gabungan causal dan anti causal pada 3. X + (z) mempunyai sifat sifat seperti yang disebutkan di bawah
Lebih terperinciKULIAH 9 FILTER DIGITAL
KULIAH 9 FILTER DIGITAL TEKNIK PENGOLAHAN ISYARAT DIGITAL Kuliah 9 Filter Digital Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu
Lebih terperinciPENGENALAN KONSEP DASAR SINYAL S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015
PENGENALAN KONSEP DASAR SINYAL S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015 PEMBAGIAN SINYAL Alfin H.,ST.,MT 2 Jenis jenis sinyal Sinyal kontinyu dan diskrit Sinyal
Lebih terperinciKERANGKA BAHAN AJAR. Mata Kuliah : Sistem Linier Semester: 3 Kode: TE-1336 sks: 3 Jurusan : Teknik Elektro Dosen: Yusuf Bilfaqih
KERANGKA BAHAN AJAR Mata Kuliah : Sistem Linier Semester: 3 Kode: TE-1336 sks: 3 Jurusan : Teknik Elektro Dosen: Yusuf Bilfaqih SISTEM LINIER (TE-1336, 3/0/0 ) Tinjauan Mata Kuliah a. Deskripsi Singkat
Lebih terperinciModul 1 : Respons Impuls dan Deret Fourier
Program Studi Teknik Telekomunikasi - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Praktikum Pengolahan Sinyal dalam Waktu Kontinyu sebagai bagian dari Mata Kuliah ET 2004 Modul 1
Lebih terperinciMODUL 2 PEMBANGKITKAN SINYAL
MODUL 2 PEMBANGKITKAN SINYAL I. TUJUAN - Mahasiswa dapat membangkitkan beberapa jenis sinyal dasar yang banyak digunakan dalam analisa Sinyal dan Sistem. II. DASAR TEORI 2.1 Sinyal Sinyal merupakan sebuah
Lebih terperinciSIMULASI PENGOLAHAN SINYAL DISKRIT UNTUK MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MATLAB ABSTRAK
SIMULASI PENGOLAHAN SINYAL DISKRIT UNTUK MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MATLAB Discrete Signal Processing Simulation Module for Learnning Using Matlab Muhammad Iqbal 1, Indrarini Dyah ST,.MT [2]., Yuli
Lebih terperinciKuliah 8 KONVOLUSI DAN KORELASI
TEKNIK PENGOLAHAN ISYARAT DIGITAL Kuliah 8 KONVOLUSI DAN KORELASI Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas
Lebih terperinciBy : MUSAYYANAH, S.ST, MT
By : MUSAYYANAH, S.ST, MT 1 Pengertian Sistem Contoh sistem Klasifikasi Sistem Macam-macam sistem Uji sistem Linier dan Bukan Linier Time invariant atau bukan 2 Sistem bagian dari lingkungan yang menghubungkan
Lebih terperinciSINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT
1 SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT List Of Content 2 Pengertian Sinyal Pengertian Sistem Jenis-Jenis Sinyal dan Aplikasinya Pengertian Sinyal 3 sinyal adalah suatu isyarat
Lebih terperinciBab 1 Pengenalan Dasar Sinyal
Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal Tujuan: Siswa mampu menyelesaikan permasalahan terkait dengan konsep sinyal, menggambarkan perbedaan sinyal waktu kontinyu dengan sinyal waktu diskrit. Siswa mampu menjelaskan
Lebih terperinciSINYAL DAN SISTEM DALAM KEHIDUPAN
SINYAL DAN SISTEM DALAM KEHIDUPAN DUM 27 Agustus 2014 Definisi Sinyal Sinyal merupakan sebuah fungsi yang berisi informasi mengenai keadaan tingkah laku dari sebuah sistem secara fisik, Meskipun sinyal
Lebih terperinciSIMULASI PENGOLAHAN SINYAL DISKRIT UNTUK MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MATLAB ABSTRAK
ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.2, No.3 December 2016 Page 1343 SIMULASI PENGOLAHAN SINYAL DISKRIT UNTUK MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MATLAB Discrete Signal Processing Simulation
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL
EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL Dosen: Ir. Arjuni BP, MT : Sinyal dan Pemrosesan Sinyal Tujuan pembelajaran umum : Para mahasiswa mengetahui tipe-tipe sinyal, pemrosesan dan aplikasinya Jumlah pertemuan
Lebih terperinciSISTEM PENGOLAHAN ISYARAT
TKE 243 SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT Kuliah 1 Filter Digital Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 29 1 KULIAH 1
Lebih terperinciSISTEM PENYAMA ADAPTIF DENGAN ALGORITMA GALAT KUADRAT TERKECIL TERNORMALISASI
SISTEM PENYAMA ADAPTIF DENGAN ALGORITMA GALAT KUADRAT TERKECIL TERNORMALISASI Oleh Caesar Aji Kurnia NIM : 612008079 Skripsi ini untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik dalam Konsentrasi
Lebih terperinciFungsi Alih & Aljabar Diagram Blok. Dasar Sistem Kendali 1
Fungsi Alih & Aljabar Diagram Blok Dasar Sistem Kendali 1 Fungsi Alih Dasar Sistem Kendali 2 Model Matematis Sistem Pada Kuliah sebelumnya kita telah mengenal sistem mekanis berikut Kita menurunkan persm.
Lebih terperinciRoot Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya).
Nama NIM/Jur/Angk : Ardian Umam : 35542/Teknik Elektro UGM/2009 Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya).
Lebih terperinciTE Sistem Linier. Sistem Waktu Kontinu
TE 226 - Sistem Linier Jimmy Hasugian Electrical Engineering - Maranatha Christian University jimlecture@gmail.com - http://wp.me/p4scve-g Sistem Waktu Kontinu Jimmy Hasugian (MCU) Sistem Waktu Kontinu
Lebih terperinciBAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE)
BAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE) KOMPETENSI Kemampuan untuk menjelaskan pengertian tentang state space, menentukan nisbah alih hubungannya dengan persamaan ruang keadaan dan Mengembangkan analisis
Lebih terperinciPENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi.
PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal yang mempunyai kaitan dengan penyajian,perubahan bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi. Pengolahan
Lebih terperinci2. Sinyal Waktu-Diskret dan Sistemnya
2.1 Sinyal Waktu-Diskret Sinyal waku diskret x(n) : 2. Sinyal Waktu-Diskret dan Sistemnya Sinyal waktu diskret didefinisikan untuk setiap nilai n integer untuk - < n
Lebih terperinciSistem Kontrol Digital
Proses Sampling (Diskritisasi) Sistem Kontrol Digital Eka Maulana, ST, MT, MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Selasa, 19 Februari 2013 Kerangka Materi [Proses Sampling] Tujuan: Memberikan pemahaman
Lebih terperinciII LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:
5 II LANDASAN TEORI 2.1 Keterkontrolan Untuk mengetahui persoalan sistem kontrol mungkin tidak ada, jika sistem yang ditinjau tidak terkontrol. Walaupun sebagian besar sistem terkontrol ada, akan tetapi
Lebih terperinciLAMPIRAN PEDOMAN PENGGUNAAN ALAT
LAMPIRAN PEDOMAN PENGGUNAAN ALAT Simulator modulasi digital menggunakan perangkat lunak Matlab ini akan menampilkan hasil proses modulasi dan demodulasi, mulai dari isyarat masukan, isyarat pembawa, isyarat
Lebih terperinciIkhtisar Sinyal dan Sistem Linier
Ikhtisar Sinyal dan Sistem Linier Waktu Kontinu dan Waktu Diskrit Oleh: Armein Z R Langi dan Erwin Cahyadi Kelompok Riset dan Teknologi Pemrosesan Sinyal Digital Kelompok Keilmuan Teknologi Informasi Sekolah
Lebih terperinciBAB 4 SIMULASI MODEL MATEMATIS CSTR BIODIESEL
BAB 4 SIMULASI MODEL MATEMATIS CSTR BIODIESEL Pada Bab ini akan dilakukan simulasi model matematis yang didapat di dari Bab sebelumnya. Simulasi akan dilakukan pada model CSTR yang lengkap dan model CSTR
Lebih terperinciKarena deret tersebut konvergen pada garis luarnya, kita dapat menukar orde integrasi dan penjumlahan pada ruas kanan.
Transformasi- 3. Invers Transformasi- Formasi inversi untuk memperoleh dari x(n) dari X() dapat diperoleh menggunakan teorema integral Cauchy yang merupakan teorema penting dalam variabel kompleks. Transformasi-
Lebih terperinciIsyarat dan Sistem TE200
TE200 Bondhan Winduratna 2004 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UGM Topics bahasan dalam MK TE200 : Pendahuluan, Isyarat dan Sistem Tanggapan Impuls, tanggapan step, Konvolusi Model Persamaan Deferensial
Lebih terperinciANALISA SINYAL DAN SISTEM TE 4230
ANALISA SINYAL DAN SISTEM TE 430 TUJUAN: Sinyal dan Sifat-sifat Sinyal Sistem dan sifat-sifat Sisterm Analisa sinyal dalam domain Waktu Analisa sinyal dalam domain frekuensi menggunakan Tools: Transformasi
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
Topik Bahasan : Konsep sinyal dan sistm Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa dapat memaparkan tentang konsep dasar sinyal dan sistem, dasar-dasar sinyal dan sistem. Jumlah : 1 (satu) kali dan memahami
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan teori teori yang diperlukan untuk
BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini penulis akan menjelaskan teori teori yang diperlukan untuk mewujudkan sistem penyamaan adaptif dengan algoritma galat kuadrat terkecil ternormalisasi pada suatu titik.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL. No. Percobaan : 01 : Pengenalan Matlab Nama Praktikan : Janita Dwi Susanti NIM :
LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL No. Percobaan : 01 Judul : Pengenalan Matlab Nama Praktikan : Janita Dwi Susanti NIM : 3.33.12.0.13 Kelas : TK-3A PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN
Lebih terperinciHAND OUT EK. 353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL
HAND OUT EK. 353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL Dosen: Ir. Arjuni BP, MT PENDIDIKAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang
TUGAS AKHIR RESUME PID Oleh: Nanda Perdana Putra MN 55538 / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL (PID) Pendahuluan Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. himpunan vektor riil dengan n komponen. Didefinisikan R + := {x R x 0}
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Misalkan R menyatakan himpunan bilangan riil. Notasi R n menyatakan himpunan vektor riil dengan n komponen. Didefinisikan R + := {x R x } dan R n + := {x= (x
Lebih terperinciTransformasi Fourier 3.4 Transformasi Fourier
Transformasi Fourier Ibnu Pradipta, 07/252949/TK/33237 Firman Nanda, 07/257710/TK/33529 Jurusan Teknik Elektro & Teknologi Informasi FT UGM, Yogyakarta 3.4 Transformasi Fourier Untuk membandingkan gambaran
Lebih terperinciREPRESENTASI ISYARAT ISYARAT FOURIER
REPRESENTASI ISYARAT ISYARAT FOURIER Ridzky Novasandro (32349) Yodhi Kharismanto (32552) Theodorus Yoga (34993) Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 3.
Lebih terperinciMODUL 5 FILTER FIR DAN WINDOW
MODUL 5 FILTER FIR DAN WINDOW I. Tugas Pendahuluan Perintah atau fungsi pada MATLAB dapat dilihat dan dipelajari dengan online help pada Command window. Contoh ketiklah : help plot. Maka arti dari perintah
Lebih terperinciSISTEM DINAMIK LINEAR KOEFISIEN KONSTAN. Caturiyati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
1 SISTEM DINAMIK LINEAR KOEFISIEN KONSTAN Caturiyati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Abstrak Dalam artikel ini, konsep sistem dinamik linear disajikan dengan sistem
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN STMIK PARNA RAYA MANADO TAHUN 2010
TAHUN PERTEMUAN : 1 : 100 MENIT Mahasiswa dapat menjelaskan dan Memahami tentang dasardasar Sinyal dan sistem Definisi sinyal dan sistem Ssinyal waktu kontinu dan diskrit Tipe sinyal khusus: eksonential,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformasi Laplace Salah satu cara untuk menganalisis gejala peralihan (transien) adalah menggunakan transformasi Laplace, yaitu pengubahan suatu fungsi waktu f(t) menjadi
Lebih terperinciDepartemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
MSK dan GMSK Dr. Risanuri Hidayat Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Minimum-Shift Keying (MSK) adalah salah satu jenis modulasi frequency-shift
Lebih terperinciMODUL 4 SAMPLING SINYAL
MODUL 4 SAMPLING SINYAL I. TUJUAN - Mahasiswa dapat menyampling sinyal kontinu ke diskrit menggunakan Fs dan Ts yang berguna dalam pengolahan sinyal Analog ke Digital. II. DASAR TEORI Pada pengolahan sinyal
Lebih terperinciKONVOLUSI SINYAL DENGAN FUNGSI SINGULARITAS SKRIPSI. Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
KONVOLUSI SINYAL DENGAN FUNGSI SINGULARITAS SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains RONAL SINAGA 030801050 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Lebih terperinciMODUL 7 TRANSFORMASI FOURIER DISKRIT
MODUL 7 TRANSFORMASI FOURIER DISKRIT I. TUJUAN - Siswa mampu memahami konsep dasar transformasi sinyal awaktu diskrit dan mampu menyusun program simulasinya. II. TEORI DASAR Sebelum kita berbicara tentang
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dalam penyajian data menggunakan bentuk grafik. Grafik sering juga disebut sebagai diagram, bagan, maupun chart. Pada
Lebih terperinciMODUL 5 OPERASI KONVOLUSI
MODUL 5 OPERASI KONVOLUSI I. TUJUAN - Siswa dapat memahami proses operasi konvolusi pada dua sinyal - Siswa dapat membuat sebuah program operasi konvolusi dan mengetahui pengaruhnya pada suatu sinyal II.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM PENYAMA
BAB III PERANCANGAN SISTEM PENYAMA Pembahasan pada bab ini berisi perancangan sistem medan jauh penyuara dalam bentuk program pada perangkat lunak Python yang akan dijalankan oleh Rasberry Pi B. Pada subbab
Lebih terperinciDeret Fourier dan Respons Frekuensi
Program Studi Teknik Telekomunikasi - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Kontinyu sebagai bagian dari Mata Kuliah ET 2004 Modul 2 : Deret
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.
BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang penurunan model persamaan gelombang satu dimensi. Setelah itu akan ditentukan persamaan gelombang satu dimensi dengan menggunakan penyelesaian analitik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. terdiri dari bagian atas yang disebut serambi (atrium) dan bagian bawah yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sinyal Suara Jantung (PCG) Jantung adalah organ tubuh yang berfungsi untuk memompa darah dan terdiri dari bagian atas yang disebut serambi (atrium) dan bagian bawah yang disebut
Lebih terperinci2.1. Filter. Gambar 1. Bagian dasar konverter analog ke digital
2.1. Filter Filter adalah suatu alat untuk memisahkan sinyal sinyal yang diinginkan dari sinyal-sinyal yang tidak diinginkan. [1]. Filter berkembang dalam pemakaiannya di bidang Elektroteknik menjadi sebagai
Lebih terperinciKONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT
KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT Sinyal Sinusoidal Waktu Kontinyu T=/F A A cos X Acos Ft a 0 t t Sinyal dasar Eksponensial dng α imajiner X Ae a j t Ω = πf adalah frekuensi dalam
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software maupun hardware yang digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR PENGOLAHAN SINYAL
BAB I PENGANTAR PENGOLAHAN SINYAL Tujuan: 1. Menjelaskan definisi sinyal 2. Menjelaskan klasifikasi sinyal 3. Menjelaskan aplikasi pengolahan sinyal PENDAHULUAN Sinyal memegang peranan penting dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan dari suatu sistem. Dalam aplikasinya, suatu sistem kontrol memiliki tujuan
BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Masalah Sistem kontrol merupakan suatu alat untuk mengendalikan dan mengatur keadaan dari suatu sistem Dalam aplikasinya, suatu sistem kontrol memiliki tujuan atau sasaran
Lebih terperinciDesign FIR Filter. Oleh: Tri Budi Santoso Group Sinyal, EEPIS-ITS
Design FIR Filter Oleh: Tri Budi Santoso Group Sinyal, EEPIS-ITS 1 Filter Digital Sinyal input = x(n) Respon impuls filter = h(n) Sinyal output = y(n) Ouput merupakan konvolusi respon impuls filter dengan
Lebih terperinciPRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 0 TUTORIAL PENGENALAN MATLAB
PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 0 TUTORIAL PENGENALAN MATLAB A. Tujuan 1. Mahasiswa mengenal lingkungan MATLAB dan mampu menggunakannya. 2. Mahasiswa mampu menggunakan fungsi-fungsi dasar MATLAB yang
Lebih terperinciPSALM: Program Simulasi untuk Sistem Linier
PSALM: Program Simulasi untuk Sistem Linier Hany Ferdinando Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra hanyf@petra.ac.id Abstrak Dalam mempelajari Sistem Linier, mahasiswa
Lebih terperinciMODUL 3 OPERASI DASAR PADA SINYAL
MODUL 3 OPERASI DASAR PADA SINYAL I. TUJUAN - Mahasiswa dapat memperlihatkan proses-proses aritmatika sinyal dan menerapkan sebagai proses dasar dari pengolah sinyal audio. II. DASAR TEORI 2.1. Operasi
Lebih terperinciKata kunci: Fourier, Wavelet, Citra
TRANSFORMASI FOURIER DAN TRANSFORMASI WAVELET PADA CITRA Oleh : Krisnawati Abstrak Tranformasi wavelet merupakan perbaikan dari transformasi Fourier. Transformasi Fourier hanya dapat menangkap informasi
Lebih terperinciMODUL 3 SINYAL WAKTU DISKRIT DALAM KAWASAN FREKUENSI
MODUL 3 SINYAL WAKTU DISKRIT DALAM KAWASAN FREKUENSI I. Tugas Pendahuluan Perintah atau fungsi pada MATLAB dapat dilihat dan dipelajari dengan online help pada Command window. Contoh ketiklah : help plot.
Lebih terperinciPraktikum Sistem Komunikasi
UNIT V Modulasi BPSK dan DPSK 1. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui perbedaan komunikasi analog dengan komunikasi digital 2. Mengetahui jenis-jenis format data coding 3. Mampu memahami sistem komunikasi digital
Lebih terperinciKesalahan Tunak (Steady state error) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 6
Kesalahan Tunak (Steady state error) Review Perancangan dan analisis sistem kontrol 1. Respons transien : orde 1 : konstanta waktu, rise time, setting time etc; orde 2: peak time, % overshoot etc 2. Stabilitas
Lebih terperinciBAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT
29 BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT 4.1 Perumusan Penduga Misalkan adalah proses Poisson nonhomogen
Lebih terperinciKALKULUS MULTIVARIABEL II
Pada Bidang Bentuk Vektor dari KALKULUS MULTIVARIABEL II (Minggu ke-9) Andradi Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta, Indonesia Pada Bidang Bentuk Vektor dari 1 Definisi Daerah Sederhana x 2 Pada Bidang
Lebih terperinciSUMBER: Arwin DW, TEKNOLOGI SIMULATOR PESAWAT TERBANG DARI MASA KE MASA
DEFINISI DAN ISTILAH PEMODELAN DAN SIMULASI Pemodelan dan Simulasi PEMODELAN DAN SIMULASI MODEL adalah representasi dalam bahasa tertentu dari suatu sistem nyata (realita PEMODELAN adalah tahapan atau
Lebih terperinciSOAL UAS PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL WADARMAN JAYA TELAUMBANUA
SOAL UAS PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL WADARMAN JAYA TELAUMBANUA 1304405027 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA JIMBARAN 2015 Rancang Filter low pass digital IIR Butterworth
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan yang
199 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan
Lebih terperinciTE Sistem Linier. Sistem Waktu Kontinu
TE 226 - Sistem Linier Jimmy Hasugian Electrical Engineering - Maranatha Christian University jimlecture@gmail.com - http://wp.me/p4scve-g Sistem Waktu Kontinu Jimmy Hasugian (MCU) Sistem Waktu Kontinu
Lebih terperinciPraktikum Sistem Kontrol Digital Eksperimen 1 : Simulasi Sistem Waktu Diskrit
Tujuan Praktikum Sistem Kontrol Digital Eksperimen 1 : Simulasi Sistem Waktu Diskrit 1. Memahami perbedaan kontrol kontinu dan kontrol digital yang bersifat sistem diskrit. 2. Mensimulasikan waktu diskrit
Lebih terperinciDISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU
DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU TUGAS PAPER ANALISA DISAIN SISTEM PENGATURAN Oleh: FAHMIZAL(2209 05 00) Teknik Sistem Pengaturan, Teknik Elektro ITS Surabaya Identifikasi plant Identifikasi
Lebih terperinciQUASI-COINCIDENT, INTERIOR DAN CLOSURE PADA TOPOLOGI FUZZY
QUASI-COINCIDENT, INTERIOR DAN CLOSURE PADA TOPOLOGI FUZZY Siska Dewi Oktaviana 1, Dwi Juniati 2 1 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya, 60321
Lebih terperinciMODUL 4 PEMFILTERAN PADA SINYAL WICARA
MODUL 4 PEMFILTERAN PADA SINYAL WICARA I. TUJUAN - Mahasiswa mampu menyusun filter digital dan melakukan pemfilteran pada sinyal wicara II. DASAR TEORI 2.1. Filter IIR Yang perlu diingat disini bahwa infinite
Lebih terperinciAplikasi Fungsi Sinus Sebagai Pembangkit Sinyal Suara
Aplikasi Fungsi Sinus Sebagai Pembangkit Sinyal Suara Erna Zuni Astuti Abstract : Movement back and forth around the equilibrium point with the same trajectory, called the oscillation or vibration. Periodic
Lebih terperinciKALKULUS MULTIVARIABEL II
Definisi KALKULUS MULTIVARIABEL II (Minggu ke-7) Andradi Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta, Indonesia Definisi 1 Definisi 2 ontoh Soal Definisi Integral Garis Fungsi f K R 2 R di Sepanjang Kurva
Lebih terperinci