BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Botumoito Kabupaten Boalemo, dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari laki-laki 8 orang dan perempuan 12 orang. Permasalahan dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui model pembelajaran Numbered Heads Together. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus II dilaksanakan setelah hasil yang diperoleh dari pembelajaran siklus I belum mencapai target yang diharapkan. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, yang masing-masing pertemuan dalam waktu 2 x 40 menit. Sebelumnya peneliti melakukan observasi awal terhadap subjek penelitian sebagai data awal yang akan menjadi dasar untuk melihat hasil penelitian. Dari hasil observasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dari 20 orang siswa yang diobservasi adalah 3 orang (15%) yang masuk kategori tuntas dalam mengikuti proses belajar mengajar, sedangkan 17 orang siswa (85%) yang tidak masuk kategori tuntas. Untuk lebih jelasnya hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dideskripsikan sebagai berikut : 30
4.1.1 Observasi Awal a. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Pengamatan proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra yang bertindak sebagai pengamat dalam penelitian ini. Lembar pengamatan guru terdiri dari aspek keaktifan siswa membahas tema pembelajaran, ketekunan siswa mencari data yang berhubungan dengan tema pembelajaran, dan ketepatan siswa dalam membuat kesimpulan tema yang dibahas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 Hasil Pengamatan Guru pada Observasi Awal Aspek Yang Diamati Frekuensi Jumlah (A) Keaktifan siswa membahas tema pembelajaran (B) Ketekunan siswa mencari materi yang berhubungan dengan tema pembelajaran (C) Ketepatan siswa dalam membuat kesimpulan tema yang dibahas Presentasi Rata-rata SA 3 5 A 2 KA 4 7 TA 3 ST 3 5 T 2 KT 9 11 TT 2 ST 3 5 T 2 10 STM 15 35% KTM 28 68% KT 6 TT 3 Keterangan : SA = sangat aktif A = aktif KA = kurang aktif TA = tidak aktif ST = sangat tekun T = tekun KT = kurang tekun TT = tidak tekun 31
ST = sangat tepat T = tepat STM = sangat termotivasi KTM = kurang termotivasi KT = kurang tepat TT = tidak tepat Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada aspek keaktifan siswa membahas tema pembelajaran untuk kriteria aktif 5% dan kriteria kurang aktif 7%. Pada aspek ketekunan siswa mencari data yang berhubungan dengan tema pembelajaran diperoleh 5% kriteria tekun, dan kriteria kurang tekun 11%. Selanjutnya pada aspek ketepatan siswa dalam membuat kesimpulan tema yang dibahas kriteria tepat 5%, dan kurang tepat 10%. Pada kriteria memiliki motivasi diperoleh 35% dan kurang memiliki motivasi 68%. a. Hasil Pembelajaran Hasil pembelajaran Observasi awal (Pra siklus) nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik adalah 56,3. Nilai siswa di bawah KKM masih 17 siswa atau 85%. Siswa yang mencapai KKM baru 3 orang atau 15%. b. Refleksi hasil penelitian tindakan Berdasarkan deskripsi hasil tindakan, dapat dikatakan refleksi sebagai berikut : a. Sebagian besar siswa belum memiliki motivasi dalam pembelajaran PKn. b. Aspek-aspek yang dipelajari pada materi pembelajaran PKn belum dipahami dengan jelas. c. Sebagian besar siswa tidak menyelesaikan tugas yang diberikan guru. 32
Dari data tersebut diperoleh gambaran tentang model belajar siswa dalam pembelajaran PKn yang akan diupayakan peningkatannya. Untuk itu peneliti merancang pembelajaran, menyiapkan media yang akan digunakan dalam pelaksanaan siklus I, sehubungan dengan model pembelajaran yang akan dilaksanakan. 4.1.2 Siklus I a. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pengamatan proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra yang bertindak sebagai pengamat dalam penelitian ini. Lembar pengamatan guru terdiri dari aspek keaktifan siswa membahas tema pembelajaran, ketekunan siswa mencari materi yang berhubungan dengan tema pembelajaran, dan ketepatan siswa dalam membuat kesimpulan tema yang dibahas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : 33
Tabel 2 Hasil Pengamatan Guru pada Siklus I Aspek Yang Diamati Frekuensi Jumlah (A) Keaktifan siswa membahas tema pembelajaran (B) Ketekunan siswa mencari materi yang berhubungan dengan tema pembelajaran (C) Ketepatan siswa dalam membuat kesimpulan tema yang dibahas Presentasi Rata-rata Keterangan : SA 5 10 A 5 KA 7 10 TA 3 ST 6 9 T 3 KT 9 11 TT 2 ST 6 10 T 4 9 STM 29 50,95% KTM 30 46,05% KT 6 TT 3 SA = sangat aktif A = aktif KA = kurang aktif TA = tidak aktif ST = sangat tepat T = tepat ST = sangat tekun T = tekun KT = kurang tekun TT = tidak tekun STM = sangat termotivasi KTM = kurang termotivasi KT = kurang tepat TT = tidak tepat Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada aspek keaktifan siswa membahas tema pembelajaran untuk kriteria aktif 10% dan kriteria kurang aktif 10%. Pada aspek ketekunan siswa mencari materi yang berhubungan dengan tema pembelajaran diperoleh 9% kriteria tekun, dan kriteria kurang tekun 11%. 34
Selanjutnya pada aspek ketepatan siswa dalam membuat kesimpulan tema yang dibahas kriteria tepat 10%, dan kurang tepat 9%. Pada kriteria memiliki motivasi diperoleh 50,95% dan kurang memiliki motivasi 46,05%. a. Hasil Belajar Siswa Pengukuran hasil belajar siswa pada siklus I dilakukan dengan menggunakan tes (evaluasi) tindakan secara tertulis. Tes yang diberikan kepada siswa untuk mengevaluasi tindakan pada siklus I sebanyak 5 butir soal Pilihan Ganda, dengan bobot maksimal capaian siswa 100, dan skor masing-masing soal adalah 10. Dari hasil analisis tes pada siklus I menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa yang dikenai tindakan 7 orang siswa (35%) memperoleh nilai 75 ke atas, dan 13 orang siswa (65%) memperoleh nilai kurang 75 dengan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 65,1. Hal ini belum mencapai ketuntasan belajar dan masih dilakukan perbaikan sebagai tindak lanjut pada siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : No Tabel 3 Analisis hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I Rata rata Nilai Tes Akhir Persentase Siswa yang Mencapai KKM Persentase Siswa yang belum Mencapai KKM 1. 65,1 35% 65% Cukup Tuntas Belum tuntas b. Refleksi hasil pelaksanaan tindakan Berdasarkan hasil refleksi bersama dengan guru mitra, bahwa dalam pelaksanaan penelitian tindakan pada siklus I ini agar diharapkan siswa dapat 35
memiliki motivasi dalam pembelajaran PKn. Dan hasilnya menunjukkan sudah 35% siswa sudah mencapai KKM sehubungan dengan data-data di atas penulis berhipotesis bahwa kelemahan-kelemahan yang muncul dalam pembelajaran dimungkinkan oleh hal-hal sebagai berikut : a. Siswa masih kurang aktif dan kurang tertib dalam berdiskusi kelompok. Hal itu dikarenakan siswa belum terbiasa melakukan pembelajaran dengan model berkelompok. b. Kesiapan siswa untuk menerima pelajaran melalui model pembelajaran Numbered Heads Together belum maksimal. Hasil refleksi di atas pada akhirnya memberikan saran untuk perbaikan pembelajaran pada siklus II yaitu : a. Guru harus lebih baik dalam mengkondisikan siswa untuk belajar dengan berkelompok. b. Guru harus mengoptimalkan penggunaan media dalam pembelajaran c. Guru harus membantu siswa dalam memberikan komentar pada saat kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. d. Guru harus lebih baik dalam mengatur waktu proses pembelajaran Berdasarkan hasil refleksi bersama dengan guru pengamat, maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh pada siklus I belum memuaskan karena belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka guru pengamat dan peneliti sepakat untuk menindak lanjuti hasil yang diperoleh pada siklus I ke siklus selanjutnya. 36
4.1.3 Siklus II Siklus II dilaksanakan untuk menyempurnakan tindakan yang dilaksanakan pada siklus I. Hal ini dilaksanakan karena aspek-aspek yang dilaksanakan belum secara pengumpulan data dalam siklus I lebih dimaksimalkan lagi pada siklus II. a. Hasil pengamatan kegiatan guru Pengamatan proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra yang bertindak sebagai pengamat dalam penelitian ini. Lembar pengamatan guru terdiri dari aspek keaktifan siswa membahas tema pembelajaran, ketekunan siswa mencari data yang berhubungan dengan tema pembelajaran, dan ketepatan siswa dalam membuat kesimpulan tema yang dibahas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4 Hasil pengamatan guru pada siklus II Aspek yang Diamati Frekuensi Jumlah (A) Keaktifan siswa membahas tema pembelajaran (B) Ketekunan siswa mencari materi yang berhubungan dengan tema pembelajaran (C) Ketepatan siswa dalam membuat kesimpulan tema yang dibahas Presentasi Rata-rata SA 6 19 A 13 KA 1 1 TA - ST 8 18 T 10 KT 2 2 TT - ST 7 19 T 12 1 STM 56 96,85% KTM 4 15% KT 1 TT - Keterangan : SA = sangat aktif ST = sangat tekun 37
A = aktif KA = kurang aktif TA = tidak aktif ST = sangat tepat T = tepat T = tekun KT = kurang tekun TT = tidak tekun STM = sangat termotivasi KTM = kurang termotivasi KT = kurang tepat TT = tidak tepat Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada aspek keaktifan siswa membahas tema pembelajaran untuk kriteria aktif 13% dan kriteria kurang aktif 1%. Pada aspek ketekunan siswa mencari materi yang berhubungan dengan tema pembelajaran diperoleh 10% kriteria tekun, dan kriteria kurang tekun 2%. Selanjutnya pada aspek ketepatan siswa dalam membuat kesimpulan tema yang dibahas kriteria tepat 12%, dan kurang tepat 1%. Pada kriteria memiliki motivasi diperoleh 96,85% dan kurang memiliki motivasi 15%. b. Hasil belajar siswa Pengukuran hasil belajar siswa pada siklus II dilakukan dengan menggunakan tes (evaluasi) tindakan secara tertulis sebagaimana tertera pada lampiran 3. Tes yang diberikan kepada siswa untuk mengevaluasi tindakan pada siklus II sebanyak 5 butir soal essay, dengan bobot maksimal capaian siswa 100, dan skor masing-masing soal adalah 10, 30,15,15, dan 30. Dari hasil analisis tes pada siklus II menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa yang dikenai tindakan 19 orang siswa (95%) memperoleh nilai 75 ke atas, 38
dan 1 orang siswa (5%) memperoleh nilai kurang 75 dengan nilai rata-rata kelas adalah 75,15. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : No Tabel Analisis hasil evaluasi belajar siswa siklus II Rata rata Nilai Tes Akhir Persentase Siswa yang Mencapai KKM Persentase Siswa yang belum Mencapai KKM 1. 75,15 95% 5% Baik Tuntas Belum tuntas Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa 95% siswa telah mencapai ketuntasan dan dapat dikatakan berhasil. Sehingga tidak diperlukan siklus berikutnya. c. Refleksi hasil pelaksanaan tindakan Berdasarkan diskripsi hasil tindakan siklus II maka dapat dipaparkan analisis sebagai berikut : Semua aspek yang diamati mengalami peningkatan sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran PKn. Model pembelajaran yang digunakan guru, sesuai dengan tujuan pembelajaran, yakni merangsang siswa berpikir aktif dan kreaktif. Peningkatan yang terjadi pada setiap aspek yang dinilai, atas dasar kerja sama guru sebagai peneliti dan guru mitra, dalam memotivasi siswa untuk belajar. Berdasarkan penjelasan di atas dapat digambarkan hasil perkembangan dari pelaksanaan Pra Siklus (observasi awal), Siklus I dan Siklus II pada diagram di bawah ini : 39
Presentase Siswa Presentase Rata-rata Belajar Siswa 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 96,85 50,95 35 Pra Siklus Siklus I Siklus II Motivasi Belajar Siswa Diagram 4.1 Perbandingan Rata-Rata Nilai Tes Akhir Pada Pra Siklus, Siklus I, Dan Siklus II 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 96,85 68 50,95 46,05 35 15 Pra Siklus Siklus I Siklus II % Yang Termotivasi % Yang belum Termotivasi Diagram 4.2 Perbandingan Persentase KKM pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II 40
Bertolak dari gambar grafik tersebut maka dapat diketahui perolehan ratarata hasil nilai tes akhir siswa. Pada setiap tahapan, siswa mengalami peningkatan yang cukup meningkat. 4.2 Pembahasan Pada hakikatnya kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa namun, dalam prosesnya sering kali dijumpai siswa yang kurang tertarik dan kurang memahami materi yang diajarkan. Untuk menghindari hal tersebut perlu adanya model pembelajaran yang efektif. Model pembelajaran digunakan adalah model pembelajaran Numbered Heads Together. Dalam proses pembelajaran Numbered Heads Together ini bertujuan untuk menarik perhatian dan keaktifan siswa, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Kegiatan penelitian tindakan kelas ini pada pembelajaran khususnya, dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran Numbered Heads Together, memiliki indikator kinerja 80% dari jumlah siswa kelas VII-4 telah memiliki motivasi belajar. Atau meningkat dari 7 orang (35%) menjadi 19 orang (95%) dari jumlah siswa 20 orang. Berdasarkan standar tersebut, penelitian tindakan kelas ini menunjukkan hasil sebagaimana grafik di bawah ini. Grafik 1. Analisis Hasil Persentase Rata-rata Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn 41
Grafik Pencapaian Rata-rata Nilai Presentase Rata-rata Motivasi Siswa 120 100 96,85 80 60 40 20 35 50,95 Grafik pencapaian rata-rata motivasi belajar siswa 0 Pra Siklus Siklus I siklus II Grafik 4.1 Pencapaian rata-rata Motivasi Belajar Siswa dalam pembelajaran 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 95 % 35 % 15 % Pra Siklus Siklus I Siklus II % yang mencapai KKM Grafik 4.2 Pencapaian persentase KKM siswa pada pembelajaran Berdasarkan data pengamatan kegiatan belajar siswa dan data hasil belajar siswa, yang dilaksanakan pada siklus I mengalami peningkatan dan dari pengamatan kegiatan belajar siswa belajar mengajar yakni dari 50,95% meningkat menjadi 96,85%, dibanding data hasil belajar dari 35% menjadi 95%. Peningkatan 42
yang terjadi pada setiap siklus disebabkan, antara peneliti dan guru mitra terdapat persepsi yang sama dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Untuk menyikapi hal ini diupayakan bagaimana siswa memahami dirinya sebagai siswa sehingga memiliki motif yang kuat untuk merealisasikan tujuan pembelajaran. Pada observasi awal, masih terdapat sebagian besar siswa yang belum termotivasi di mana rata-rata persentase yang dicapai 35%, pada proses pembelajaran, siswa kurang aktif, keluar masuk kelas, kesibukan yang tidak jelas. Untuk itu pada pelaksanaan siklus I, model pembelajaran lebih diarahkan pada memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, sehingga hasil yang dicapai ratarata 50,95%. Selanjutnya pada siklus II, pembelajaran dirancang dengan membentuk kelompok-kelompok diskusi sesuai tema pembelajaran, hal ini menambah motivasi siswa. Tema yang didiskusikan dalam kelompok menimbulkan rasa ingin tahu sebagai salah satu teknik dalam memotivasi siswa. Hal ini menimbulkan semacam konflik konseptual yang membuat siswa merasa penasaran, dengan sendirinya menyebabkan siswa tersebut berupaya keras untuk memecahkannya. Dalam upaya yang keras itulah motivasi siswa bertambah, sehingga hasil yang dicapai pada siklus I rata-rata meningkat menjadi 96,85% pada siklus II. Hal ini berarti menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VII-4 SMP Negeri 1 Botumoito, meskipun dalam pelaksanaannya cukup dengan dua siklus saja 43