HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

dokumen-dokumen yang mirip
ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

Aljabar Linear Elementer

Hendra Gunawan. 5 Maret 2014

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan:

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

Mata Kuliah: Aljabar Linier Dosen Pengampu: Darmadi, S. Si, M. Pd

Trihastuti Agustinah

Trihastuti Agustinah. TE Teknik Numerik Sistem Linear

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai

vektor ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

(a) (b) Gambar 1. garis singgung

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

Trihastuti Agustinah

BEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

Vektor di Bidang dan di Ruang

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

Matematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

MATA KULIAH : ALJABAR MATRIKS (2 SKS) KODE: MT 304

19. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah θ. = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a. a =

Soal No. 1 Perhatikan gambar berikut, PQ adalah sebuah vektor dengan titik pangkal P dan titik ujung Q

EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN

Penerapan Masalah Transportasi

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

Vektor di ruang dimensi 2 dan ruang dimensi 3

Diferensial fungsi sederhana

81 Bab 6 Ruang Hasilkali Dalam

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

Vektor Ruang 2D dan 3D

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga;

Jika titik O bertindak sebagai titik pangkal, maka ruas-ruas garis searah mewakili

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Aljabar Linier Elementer. Kuliah ke-9

BAB III RUANG VEKTOR R 2 DAN R 3. Bab ini membahas pengertian dan operasi vektor-vektor. Selain

Fisika Ebtanas

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

VEKTOR 2 SMA SANTA ANGELA. A. Pengertian Vektor Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Dilambangkan dengan :

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

VEKTOR. Notasi Vektor. Panjang Vektor. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor (,, ) (,, ) di atas dapat dinyatakan dengan: Matriks = Maka = =

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT

VEKTOR. maka a c a c b d b d. , maka panjang (besar/nilai) vector u ditentukan dengan rumus. maka panjang vector

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

VEKTOR DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

18. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah. a = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a = 2. Penjumlahan, pengurangan, dan perkalian vektor dengan bilangan real:

MATEMATIKA. Sesi VEKTOR 2 CONTOH SOAL A. DEFINISI PERKALIAN TITIK

TUGAS TERSTRUKTUR KALKULUS PEUBAH BANYAK. Dari Buku Kalkulus Edisi Keempat Jilid II James Stewart, Penerbit Erlangga.

VEKTOR II. Tujuan Pembelajaran

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi.

Program Studi Teknik Mesin S1

METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

1. Perhatikan tabel berikut ini! No Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg m s -1 MLT -1 2 Gaya kg m s -2 MLT -2 3 Daya kg m s -3 MLT -3

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa

WALIKOTA BANJARMASIN

PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pemodelan Matematika Rentang Waktu yang Dibutuhkan dalam Menghafal Al-Qur an

Integra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik

Konsep Dasar. Modul 1 PENDAHULUAN

Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial Indramayanti Syam 1,*, Nur Erawaty 2, Muhammad Zakir 3

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Kata Pengantar. Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan hingga modul ajar ini dapat terselesaikan.

Geometri pada Bidang, Vektor

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS

MATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 )

Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial

Himpunan dan Sistem Bilangan Real

Transkripsi:

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da ektor tidak seperti perkalian diantara da bilangan real. Perkalian diantara da bilangan real hasil kalinya adalah sebah bilangan real lagi. Namn hasil kali da ektor belm tent demikian. Ada beberapa jenis perkalian ektor dengan notasi dan hasil yang berbeda. Ada perkalian titik (dot prodct), ada perkalian silang (cross prodct), dan ada pla perkalian bar (bar prodct). Khss dalam kegiatan belajar yang ini, hanya akan dibahas tentang perkalian titik ata hasil kali skalar dari da ektor. Hal ini disesaikan dengan Garis-garis Besar Program Pengajaran Mata Kliah Aljabar Linear.. Kita perhatikan da bah ektor yang bkan merpakan ektor nol, misalnya = dan = dan yang dimaksd dengan hasil kali skalar (scalar prodct) dari da ektor, yait ektor dan ektor adalah bentk.. Cos dengan adalah sdt yang dibentk diantara dan, o 8 o (definisi).

Gambar 4. 7 Apakah Anda masih ingat salah sat atran (rms Cosins) yang berlak dalam segitiga ABC? (Trigonometri). Tentnya salah sat diantaranya seperti berikt (Gambar 4. 7). Ras kanan : BC AC AC.. Cos. Sekarang kita perhatikan ras kiri dan ras kanan dari rms di atas, yait : AC AB AC. AB. Cos.. Cos... () Ras kiri : BC BA AC. = ( ) ( ) = ( - ) + ( - ) = - + + - + = ( + ) + ( + ) - ( + ) = - ( + ), sebab dan BC = - ( + )... ()

Karena ras kiri sama dengan ras kanan dari rms cosins di atas, maka () = (), ata.. Cos = - ( + ).. Cos = -( + ).. Cos = + Kombinasi bentk + diberi nama dan lambang yang khss, yait sebagai perkalian titik (dot prodct) ata hasil kali skalar (scalar prodct), dan diberi lambang.. Karena penlisan ini, maka perkalian titik it adalah :. = + =.. Cos Kita sdah mengetahi, bahwa jika sdt lancip, maka tentnya Cos adalah positif, berarti. positif. Sedangkan jika sdt tmpl, maka Cos adalah negatif, berarti. negatif. Demikian pla sebaliknya jika. positif, maka Cos adalah positif dan adalah sdt lancip. Sedangkan jika. negatif, maka Cos adalah negatif dan adalah sdt tmpl. Contoh 4. 4 Jika = [, ] dan = [, ], maka Gambar 4. 8 a) Hasil kali skalarnya :. =. 4 b) Cosins sdt diantara dan =. 4 +. = Cos =..

= 9 9 6 = 5 = 8 = Tentnya besar sdt dapat kita cari (pakai kalklator ata daftar matematika) c) Sdt diantara dan ( ). Karena. positif dan Cos jga positif, maka adalah sdt lancip. Sekarang bagaimana jika keda ektor it saling tegak lrs? Karena keda ektor dan saling tegak lrs, maka sdt diantara kedanya adalah 9 o ata = 9 o, berarti Cos =. Karena. =.. Cos, maka keda ektor dan saling tegak lrs jika dan hanya jika dot prodctnya sama dengan nol, ata tegak lrs Cos =. =. Contoh 4. 5 Misalnya kita akan memperlihatkan bahwa titik-titik A(,5), B(,), dan C(- 4,) adalah titik-titik pncak segitiga sik-sik. Menrt Gambar 4. 9 ternyata bahwa segitiga ABC adalah sik-sik di titik sdt A. Jadi kita dapatkan : AB = AC = 5 4 5, dan 5 5, maka AB. AC =. (-5) + (-). (-5) = - + = Karena perkalian titiknya nol, maka terbktilah bahwa segitiga ABC adalah segitiga sik-sik, dalam hal ini sik-sik di titik sdt A. 4

Gambar 4. 9. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Dalam kegiatan belajar. telah kita pelajari perkalian titik diantara da ektor di R, dan dalam kegiatan belajar ini akan kita bahas perkalian titik diantara da ektor di R. Sama seperti halnya ektor-ektor di R, bahwa jika dan adalah ektorektor di rang (R ) dan sdt diantara dan, maka hasil kali skalar ata perkalian titik (dot prodct) dan didefinisikan oleh :. =. Cos θ jika jika dan dan Contoh 4. 6 Diperlihatkan dalam Gambar 4. 4, bahwa sdt diantara ektor = [,, ] dan ektor = [,, ] adalah 45 o. Jadi,. =.. Cos =.. cos 45 o = ().( )( ). 5

Gambar 4. 4 Misalkan = [,, ] dan = [,, ] adalah da bah ektor yang tak nol dengan adalah sdt antara dan (Gambar 4. 4). Dengan menggnakan rms cosins, kita dapatkan : PQ =.. Cos... () Karena PQ = -, maka kita dapat menliskan () menjadi -.. Cos.. Cos = - ata. = - Sbstitsikan : = + + = + +, dan - = ( - ) + ( - ) + ( - ) Selanjtnya kita dapatkan :. = {( + + ) + ( + + ) - ( + + + + + ) - - - )}. = + +... () 6

Jika = [, ] dan = [, ] da ektor di R, maka menrt rms () :. = + Bandingkan dengan kegiatan belajar bagian A. yang telah lal. Gambar 4. 4 Contoh 4. 7 Perhatikan ektor-ektor = [, -, ] dan = [,, ]. Carilah. dan tentkan pla sdt, yait sdt antara dan. Penyelesaian :. = + + = ()() + (-)() + ()() = Karena 6, maka Cos =.. 6 6 Jadi, = 6 o. Contoh 4. 8 rsknya. Carilah sdt diantara sebah diagonal sat kbs dengan salah sat Penyelesaian : Misalkan k adalah panjang kbs tersebt (Gambar 4. 4) 7

Gambar 4. 4 Jika kita misalkan = [ k,, ], = [, k, ], dan = [,, k ], maka ektor d = [ k, k, k ] = + + adalah diagonal kbs tersebt. Sdt antara diagonal dengan sisi memenhi cos =.d k. d (k)( k ) = Cos - 54 o 44. Teorema sdt memperlihatkan bagaimana perkalian titik kaitannya dengan sdt antara da ektor dan kaitan yang penting antara panjang sebah ektor dengan perkalian titik. Teorema. Misalkan dan adalah ektor-ektor di rang ata rang. (a). = sehingga (.) (b) Jika dan adalah ektor-ektor yang tidak nol dan keda ektor tersebt, maka adalah lancip, jika dan hanya jika. > adalah sdt diantara 8

adalah tmpl, jika dan hanya jika. < =, jika dan hanya jika. = Bkti : (a) Karena sdt antara dengan adalah o ( = o ), maka. = cos = cos. (b) Karena,, dan. =. cos, maka. bertanda sama dengan cos. Karena memenhi o, berarti sdt lancip jika dan hanya jika cos <, tmpl jika dan hanya jika cos <, dan = jika dan hanya jika cos =. Contoh 4. 9 Jika = [, -, ], = [ -, 4, ], dan w = [, 6, ], maka. = ()(-) + (-)(4) +()() = -5. w = (-)() + (4)(6) +()() =. w = ()() + (-)(6) + ()() = Sehingga dan membentk sdt tmpl, dengan w membentk sdt lancip, dan dengan w saling tegak lrs. Beberapa sifat perhitngan tama dari perkalian titik dimat dalam teorema beriktnya. Teorema. Jika, dan w ektor-ektor di rang ata rang dan k adalah sembarang skalar, maka (a). =. (b). ( + w) =. +. w (c) k(. ) = (k). =. (k) (d). > jika dan. = jika = Bkti: Kita akan membktikan bagian (c) dalam rang dan yang lainnya diberikan sebagai latihan. Misalkan = [,, ] dan = [,, ], maka 9

k(. ) = k( + + ) = (k ) + (k ) + (k ) = (k).. Menrt bagian (b) dari teorema pertama tadi, kita mendefinisikan da ektor dan yang saling tegak lrs ata ortogonal (ditliskan ) jika. =. Berarti, jika sat ektor membentk sdt dengan ektor lainnya, maka da ektor it saling ortogonal dan secara geometris keda ektor it saling tegak lrs dan sebaliknya. B. Proyeksi Ortogonal Sat Vektor Terhadap Vektor lain Perkalian titik ata hasil kali skalar da ektor akan kita pakai ntk mengraikan sat ektor menjadi jmlah da ektor yang saling tegak lrs. Jika dan adalah ektor-ektor yang tidak nol di rang ata rang, maka selal memngkinkan ntk menliskan ektor menjadi = w + w dengan w kelipatan skalar dari, dan w tegak lrs terhadap (Gambar 4. 4). Vektor w disebt proyeksi ortogonal dari pada, dan ektor w disebt komponen dari yang ortogonal terhadap kepada. Jadi Gambar 4. 4 Karena w adalah kelipatan skalar dari, maka dapat kita tliskan w = k. = w + w = k + w... ()

Dengan melakkan perkalian titik pada keda ras () dengan, dan menrt teorema pertama serta teorema keda, kita dapatkan. = (k + w ). = k(. ) + w. = k + w. Karena w tegak lrs terhadap, kita dapatkan w. =, sehingga persamaan di atas menghasilkan Karena w = k, kita dapatkan : k =. w = proy =. (proyeksi ortogonal dari pada ) Dengan menyelesaikan w + w ntk w memberikan w = - proy = - w = -., (komponen dari yang ortogonal pada ). Proyeksi ortogonal dari pada, yait w dapat pla kita cari dengan langkah-langkah sebagai berikt : Dengan memperhatikan gambar.7 di atas, maka menrt definisi fngsi cosins dalam trigonometri : Cos = w ata w. Cos... () Dari rms hasil kali skalar (perkalian titik) antara dan, yait. =.. Cos ata Cos =.... (). Dari () dan () :

w =... =. Karena setiap ektor yang tidak nol, termask w selal mempnyai ektor satan yang searah dengan w misalkan e, maka : e = w w dengan e Demikian pla dengan ektor akan mempnyai ektor satan, misal namanya e, maka e = dengan e Karena w segaris dengan (mngkin searah ata berlawanan arah), maka w proyeksi pada (lihat ambar 4. 4), maka ektor satan w akan sama dengan ektor satan, yang berarti e = e =... () Untk setiap ektor termask w selal berlak w = w. e dengan e ektor satan w... (4) Dari () dan (4) w =... (proyeksi ortogonal pada ) Contoh 4. Karena Perhatikan ektor-ektor = [, -, ] dan = [ 4, -, ]. = ()(4) + (-)(-) + ()() = 5 dan = 4 + (-) + = maka proyeksi ortogonal dari pada adalah w =. = 5 Komponen dari yang ortogonal kepada adalah [ 4, -, ] = [ 7, 5 7, 7 ]

w = - w = [, -, ] - [ 7, 5 7, 7 ] = [ 6 7, 7, 7 ] Untk mengeceknya, maka para pembaca dapat membktikan bahwa w tegak lrs kepada dengan mennjkkan bahwa w. =. Untk mengetahi tingkat pemahaman Anda dalam mempelajari materi Kegiatan Belajar di atas, kerjakanlah soal-soal latihan berikt. Latihan. Gambarlah ektor-ektor ntk mencari besar sdt B dari segitiga dengan titiktitik sdt A(-,), B(-,), dan C(,4).. Jika a = a i + a j + a k dan b = b i + b j + b k dengan i =, j = dan k = bertrt-trt adalah ektor-ektor satan pada smb x, smb y, dan smb z. Tentkanlah hasil kali skalar antara a dan b.. Jelaskan mengapa bentk. (. w) tidak berarti? 4. Diketahi p = [, -, ] dan q = [,, - ] adalah ektor-ektor di R, sedangkan r adalah ektor proyeksi dari p dan q. Tlislah r dalam bentk komponen. 5. Jika = i - j + k dan = i + j + k, tentkan panjang proyeksi ektor dan. Setelah Anda mencoba menyelesaikan soal-soal latihan di atas, bandingkanlah jawabannya dengan petnjk jawaban latihan berikt. Petnjk Jawaban Latihan

. Sdt B terletak antara BA dan BC dengan BA = dan BC = sehingga BA. BC = BA. BC. Cos Cos B = BA.BC BA. BC =. ( ). 8. 8 Cos B = Jadi B = 9 o.. a. b = (a i + a j + a k)(b i + b j + b k) = a b (i. i) + a b (i. j) + a b (i. k) + a b (j. i ) + a b (j. j) + a b (j. k) + a b (k. i) + a b (k. j) + a b (k. k). = a b () + a b () + a b () + a b () + a b () + a b () + a b () + a b () + a b (). = a b + a b + a b Gambar 4. 44.. (. w) tidak berarti, sebab. w hasilnya adalah skalar, sedang. k yait perkalian titik diantara ektor dengan skalar tidak didefinisikan. 4. Menrt rms pyoyeksi ortogonal : 4

r = p. q q. + (-). +. (-) q = 9 4 [,, ] = 7 [,, - ] = [,, ] 7 7 7 5. Misal proyeksi pada adalah w, maka menrt rms proyeksi w =. dan panjang proyeksi ektor pada adalah. w =. w. = ( i - j + k). (i + j + k) 4 4 w. Sekarang coba Anda bat rangkman dari Kegiatan Belajar, kemdian bandingkan dengan rangkman berikt. Rangkman. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R (Perkalian Titik dari Da Vektor) Jika =, =, (,) =, maka. =.. Cos = +. Hasil kali Skalar Da Vektor di R (Perlasan Perkalian Titik di R ) 5

Jika = [,, ], = [,, ], (,) =, maka : = i + j + k = i + j + k. = + + =.. Cos. Proyeksi Ortogonal Sat Vektor Terhadap Vektor Jika dan da ektor yang bkan ektor nol, maka w =.. disebt proyeksi ortogonal dari pada, dan w = -.. disebt komponen dari yang ortogonal pada. Kerjakanlah soal-soal Tes Formatif berikt dengan cara memberi tanda silang (X) di depan pernyataan yang menrt Anda paling tepat. Tes Formatif. Sdt antara ektor = [ 6,, ] dengan = [ 4,, - ] A. lancip C. ortogonal B. tmpl D. A, B, C salah. Jika = [, k ], = [ -, 4 ], dan tegak lrs terhadap, maka k = A. B. 6 5 C. D. 6 5. Cosins sdt diantara ektor = [,, ] dan =, 4, ] A. 5 C. 5 6

B. 5 D. 5 4. Jika,, dan w sembarang ektor dan k skalar real, maka diantara pernyataan berikt yang terdefinisikan (mempnyai arti) A.. C. k( + ) B. (. ) + w D. (. ) + k 5. Untk setiap o, maka. mempnyai panjang A. C. B. D. - 6. Jika titik P(4, 7, ), Q(6,, -6), dan titik R(, 9, ) maka kran sdt QPR = A. o C. 6 o B. 45 o D. 9 o 7. Proyeksi ortogonal dari ektor = 6 pada ektor = 9 A. [, ] C. [, ] B. [, ] D. [, ] 8. Komponen ektor = 6 yang ortogonal pada ektor = 9 A. [ -9, ] C. [, -9 ] B. [ 6, ] D. [, 6 ] 9. Proyeksi ortogonal ektor p = I + j + 4k pada ektor q = I + j - k A. 7 i + 77 j - 4 k C. 77 i + 7 j - 4 k B. 7 i + 7 j - 7 k D. 4 i + 77 j - 7 k 7

. Panjang proyeksi ektor a = i - 6j + k pada ektor b = 4i + j - 4k A. C. 4 B. 4 D. 4 KUNCI JAWABAN TES FORMATIF. A. = 6 4 6. = 6 Karena. >, maka (, ) = lancip. B Karena berarti. = k 5-6 + 5k = k = 6 5. C. =.. Cos = + + =. 5.Cos = + + = 5 Cos = Cos = 5 4. D Sebab (. ) + k diawali oleh. yang hasilnya skalar dan ditambah skalar k hasilnya tent berpa skalar lagi. Sedangkan pernyataan lainnya semanya tidak mempnyai arti (tidak didefinikan dalam ektor). 8

5. B Untk setiap di R ata di R panjang = =. = 6. D Misal PQ wakil dari a, PR wakil dari b, dan adalah sdt QPR, maka : a = q p = 6 6 4 7 6, dan b = r p = 9 4 7 Dengan menggnakan a.b = 6 6 6 sehingga Cos = a. b a. b =, maka = 9 o 7. D Proyeksi ortogonal = [, 6 ] pada = [ -9, ] adalah w =. = = 9 [ -9, ] = [, ]. (-9) + 6. () [ -9, ] ( 8 + 9) 8. D Karena w = [, ], dari soal nomor 7 di atas, maka komponen dari yang ortogonal pada adalah w = w = [, 6 ] [, ] = [, 6 ] 9

9. A Proyeksi ortogonal p = i + j + 4k pada ektor q = i + j k adalah w = p. q q = (i + j + 4 k). ( i + j - k) ( i + j - k) q ( ( ) ) = 8 5 ( i + j - k) = 7 (i + j - k) = 7 i 77 j 4 k. C Panjang proyeksi ektor a pada ektor b a. b b b a. b b b a. b b = ( i - 6 j - k ). ( 4 i + j - 4 k 4 ( 4) 4

DAFTAR PUSTAKA Ayres, Frank, JR.Ph.D, (98). Theory and Problems of Matrices, Singapore: Scham s Otline, Mc-Graw Hill Book Company. Anton Howard, (987), Elementary Linear Algebra, 5 th Edition New York: John Wiley & Sons. Larry Smith. (998). Linear Algebra. Gottingen: Springer. Raisinghania & Aggarwal, R.S, (98), Matrices, New Delhi: S.Chan & Company Ltd. Roman Steen (99). Adanced Linear Algebra, New York, Berlin, Herdelberg, London, Paris, Tokyo, Hongkong, Barcelona, Bdapest: Springer-Velag. Seymor Lipschtz. (98). Linear Algebra, Singapore: Scham s Otline, Mc- Graw Hill Book Company.