Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,

dokumen-dokumen yang mirip
BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor

Rudi Susanto, M.Si VEKTOR

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

BAB II V E K T O R. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat.

PanGKas HaBis FISIKA. Vektor

BAB 1 Vektor. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

Vektor Ruang 2D dan 3D

MODUL PERTEMUAN KE 2. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Definisi Vektor, Komponen Vektor, Penjumlahan Vektor, Perkalian Vektor.

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

BAB II BESARAN VEKTOR

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

a menunjukkan jumlah satuan skala relatif terhadap nol pada sumbu X Gambar 1

Bab 1 : Skalar dan Vektor

BESARAN VEKTOR B A B B A B

VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B

Matematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

B a b 2. Vektor. Sumber:

BESARAN, SATUAN & DIMENSI

Geometri pada Bidang, Vektor

Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik. Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

DIKTAT MATEMATIKA II

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya

Outline Vektor dan Garis Koordinat Norma Vektor Hasil Kali Titik dan Proyeksi Hasil Kali Silang. Geometri Vektor. Kusbudiono. Jurusan Matematika

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.

VEKTOR. Makalah ini ditujukkan untuk Memenuhi Tugas. Disusun Oleh : PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Diferensial Vektor. (Pertemuan II) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

KATA SAMBUTAN. Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK. iii

ANALISA VEKTOR. Skalar dan Vektor

Vektor di ruang dimensi 2 dan ruang dimensi 3

VEKTOR. Notasi Vektor. Panjang Vektor. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor (,, ) (,, ) di atas dapat dinyatakan dengan: Matriks = Maka = =

9.1. Skalar dan Vektor

L mba b ng n g d a d n n n o n t o asi Ve V ktor

MATRIKS & TRANSFORMASI LINIER

BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR

VEKTOR YUSRON SUGIARTO

VEKTOR YUSRON SUGIARTO

a11 a12 x1 b1 Definisi Vektor di R 2 dan R 3

GEOMETRI ANALITIK PERTEMUAN2: GARIS LURUS PADA BIDANG KOORDINAT. sofyan mahfudy-iain Mataram 1

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

Vektor di Bidang dan di Ruang

Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol

B. Pengertian skalar dan vektor Dalam mempelajari dasar-dasar fisika, terdapat beberapa macam kuantitas kelompok besaran yaitu Vektor dan Skalar.

Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

Pengantar KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK MATERI I ANALISIS VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT

Pesawat Terbang. gaya angkat. gaya berat

ujung vektor A bertemu dengan pangkal vektor B

VEKTOR GAYA. Gambar 1. Perkalian dan pembagian vektor

BAB I ANALISIS VEKTOR

L mba b ng n g d a d n n n o n t o asi Ve V ktor

Geometri pada Bidang, Vektor

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga;

BAB 2 ANALISIS VEKTOR

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan

A + ( B + C ) = ( A + B ) + C

PENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm

BAB 2 PENJUMLAHAN VEKTOR

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1

BAB II V E K T O R. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. FISIKA KELAS X Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 52

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

BAB I BESARAN DAN SATUAN

VEKTOR Matematika Industri I

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

BAB III RUANG VEKTOR R 2 DAN R 3. Bab ini membahas pengertian dan operasi vektor-vektor. Selain

Mekanika Rekayasa/Teknik I

Matematika Lanjut 1. Sistem Persamaan Linier Transformasi Linier. Matriks Invers. Ruang Vektor Matriks. Determinan. Vektor

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

KEDUDUKAN DUA GARIS LURUS, SUDUT DAN JARAK

VEKTOR II. Tujuan Pembelajaran

Standar Kompetensi Lulusan. Memahami prinsip-prinsip pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung secara cermat, teliti dan objektif

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

19. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah θ. = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a. a =

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor

Modul Sifat dan Operasi Gaya. Ir.Yoke Lestyowati, MT

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS OLEH

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola. Tim Kalkulus II

Hukum Newton dan Penerapannya 1

Jika titik O bertindak sebagai titik pangkal, maka ruas-ruas garis searah mewakili

18. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah. a = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a = 2. Penjumlahan, pengurangan, dan perkalian vektor dengan bilangan real:

Pentalogy BIOLOGI SMA

Pengantar Vektor. Besaran. Vektor (Mempunyai Arah) Skalar (Tidak mempunyai arah)

MAKALAH VEKTOR. Di Susun Oleh : Kelas : X MIPA III Kelompok : V Adisti Amelia J.M.L

VEKTOR 2 SMA SANTA ANGELA. A. Pengertian Vektor Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Dilambangkan dengan :

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

FISIKA XI SMA 3

2. Tentukan persamaan garis yang melalui titik P (x 1,y 1,z 1 ) dan R (x 2,y 2,z 2 ) seperti yang ditunjukkan pada gambar. Z P Q R

Ilmu Gaya : 1.Kesimbangan gaya 2.Superposisi gaya / resultante gaya

Transkripsi:

VEKTOR Dalam mempelajari fisika kita selalu berhubungan dengan besaran, yaitu sesuatu yang dapat diukur dan dioperasikan. da besaran yang cukup dinyatakan dengan nilai (harga magnitude) dan satuannya saja, tidak perlu ditambahkan penjelasan lain. Besaran ini disebut skalar. Contoh besaran skalar antara lain waktu, massa, temperatur, dan sebagainya. Pengoperasian besaran skalar sama dengan pengoperasian bilangan dalam aljabar biasa; penjumlahan dan perkaliannya sama dengan yang kita kenal sehari-hari. da juga besaran yang disamping nilai dan satuannya perlu juga dinyatakan arahnya. Besaran semacamini disebut vector. Contoh besaran vektor adalah kecepatan, percepatan, gaya, dan sebagainya. turan pengoperasian vektor tidak sama dengan bilangan yang biasa kita pakai sehari-hari. Penjumlahan dan perkalian vektor mempunyai aturan tersendiri. turan ini akan kita pelajari, seperti yang tercantum di bawah ini. 1. Representasi Vektor Besaran vektor biasa dituliskan dengan huruf vokal tebal, contoh, atau dengan huruf biasa yang diberi panah di atasnya, contoh. Besar atau nilai vektor (tidak peduli arahnya) dinyatakan dengan atau cukup saja. Nilai vektor adalah skalar dan tidak pernah negatif. Vektor dapat direpresentasikan secara grafis dengan menggunakan anak panah P rah anak panah menyatakan arah vektor tersebut, dan panjang anak panah sebanding dengan nilai vektornya. Titik pangkal vektor (P) disebut titik tangkap vektor, dan garis yang berimpit dengan vektor disebut garis kerja vektor. Vektor dapat juga direpresentasikan secara analitis dengan menyebutkan nilainya dan arahnya. Misalnya vektor kecepatan angin

besarnya 0,5 m/s ke arah barat, atau gaya F = 50 newton membentuk sudut 30 0 dengan garis vertikal. Cara lain menyatakan vektor adalah dengan menggunakan komponen dalam sistem koordinat tertentu. Di titik tangkap vektor tersebut kita bayangkan ada tiga buah sumbu koordinat yang saling tegak lurus, sebut saja sumbu x, sumbu y, dan sumbu z. Proyeksi vektor dalam arah sumbu x disebut x, dalam arah sumbu y disebut y, dan dalam arah sumbu z disebut z. Ketiga proyeksi ini, x, y, dan z disebut komponen vektor. Dalam notasi ini dapat dituliskan sebagai pasangan terurut ketiga komponennya, =,, atau = ı + ȷ + k Vektor ı, ȷ, dan k berturut-turut adalah vektor yang panjangnya satu dalam arah x, y, dan z. Dimana panjangan vektor dapat dituliskan sebagai berikut : = = + + rahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh dengan ketigas umbu koordinat, cos α =, cos β =, cos γ = 2. Operasi Dasar Vektor a. Kesamaan Vektor dinyatakan sama dengan vektor B bila besarnya dan arahnya sama. Titik tangkap dan garis kerjanya tidak harus sama. Dalam notasi komponen kedua vektor dikatakan sama bila ketiga komponennya sama, = B = B, = B, = B b. Perkalian dengan Skalar Vektor B = m adalah sebuah vektor yang panjangnya m kali panjang vektor dan arahnya sama bila m positif dan arahnya berlawanan bila m

negatif. Jika m = 0, maka diperoleh vektor nol yang panjangnya nol dan arahnya tak tentu. Dalam notasi komponen, Jika B = m maka = mb, = mb, = mb Vektor satuan adalah vektor dalam arah yang panjangnya satu. Jadi, = Khususnya vektor satuan dalam arah sumbu x, y, dan z biasa dinyatakan dengan ı, ȷ, dan k atau e, e, dan e c. Penjumlahan Vektor Jumlah vektor dan B adalah sebuah vektor C yang diperoleh lewat aturan jajaran-genjang atau dengan menempatkan vektor B di ujung vektor, lalu pangkal vektor dihubungkan dengan ujung vektor B untuk mendapatkan vektor C. Jumlah ini dituliskan sebagai C = + B. Selisih dua buah vektor didefinisikan sebagai B = + B = + ( )B dapun panjang resultan C = ± B adalah C = C = + B ± 2B cos θ Dengan adalah sudut yang diapit oleh vektor dan vektor B. rahnya diberikan oleh C sin θ = B sin β = sin α Dengan adalah sudut apit dan C, dan β adalah sudut apit B dan C. Bila dituliskan dalam komponen, maka untuk C = ± B, kita dapatkan : C = ± B, C = ± B, C = ± B dapun sifat-sifat berikut berlaku bagi operasi dasar vektor : a. + B = B + (Hukum Komutatif bagi penjumlahan) b. + B + C = + B + C (Hukum sosiatif bagi penjumlahan) c. m = m (Hukum Komutatif bagi Perkalian dengan Skalar)

d. mn = 2(mn) (Hukum sosiatif bagi Perkalian dengn Skalar) e. (m + n) = m + n (Hukum Distributif) f. m + B = m + mb (Hukum Distributif) 3. Perkalian ntar Vektor Perkalian antar vektor adalah hal yang baru, karena itu perlu didefinisikan dahulu aturannya. da tiga macam perkalian vektor, yaitu perkalian titik. B, perkalian silang B, dan perkalian dyadic B ; masing-masing mempunyai arti dan sifat yang sangat berlainan, karena itu hati-hatilah dalam menuliskan perkalian vektor, jangan dikacaukan satu dengan yang lainnya. a. Perkalian Titik (Dot Product) Perkalian titik didefinisikan sebagai. B = B cos θ, 0 θ π Dengan adalah sudut yang diapit oleh dan B. Hasil perkalian ini adalah skalar bukan vektor, karena itu perkalian titik sering juga disebut perkalian skalar. Bila dinyatakan dalam komponen, perkalian titik menjadi. B = B + B + B Jelas dari defenisi di atas bahwa panjang suatu vektor dapat dituliskan sebagai perkalian titik, = =. = + + Secara geometri, perkalian titik mengandung arti proyeksi. Bila B = B cos adalah panjang proyeksi B sepanjang, maka. B = B Khususnya, bila adalah vektor satuan, maka panjang proyeksi B pada adalah : B = B cos θ = B. = B.

Jadi bila ı, ȷ, dan k berturut-turut adalah vektor satuan dalam arah sumbu x, y, dan z, maka komponen-komponen suatu vektor dapat dituliskan sebagai : = ı., = ȷ., = k. Perkalian titik dapat juga dipakai untuk mencari sudut antara dua buah vektor dengan menggunakan persamaan : cos θ =. B B = B + B + B + + B + B + B Sifat-sifat berikut berlaku bagi perkalian titik : a.. B = B. (Hukum Komutatif) b.. B + C =. B +. C (Hukum Distributif) c. m. B = m.. B =. m. B =. B m d. ı. ı = ȷ. ȷ = k. k = 1; ı. ȷ = ȷ. k = k. ı = 0 e. Jika. B = 0 dan dan B bukan vektor nol, maka haruslah tegak lurus B b. Perkalian Silang Berlainan dengan perkalian titik, hasil perkalian silang B adalah vektor. Perkalian silang didefinisikan sebagai : B = (B sin θ)n, 0 θ π Dengan adalah sudut antara dan B. Vektor satuan n adalah vektor yang tegak lurus kepala bidang yang dibentuk oleh dan B dan berarah menuruti gerak sekrup yang berputar dari ke B melalui sudut. Dalam komponen perkalian silang ditulis sebagai : B = ı B B + ȷ ( B B ) + k B B a. B = B b. B + C = B + C c. m( B ) = m B = mb = B m d. ı ı = ȷ ȷ = k k = 0; ı ȷ = k, ȷ k = ı, k ı = ȷ

e. B = luas jajaran genjang yang dibentuk oleh dan B f. Jika B = 0 dan dan B bukan vektor nol, maka haruslah sejajar dengan B g. B C =. C B (. B )C c. Perkalian Dyadic Perkalian dyadic B menghasilkan suatu besaran baru yang bukan vektor, bukan pula skalar. Besaran baru ini disebut dyadic atau tensor rank 2. Skalar cukup dinyatakan dengan sebuah bilangan, vektor membutuhkan 3 bilangan (komponen) untuk menetapkannya, sedangkan dyadic membutuhkan 9 bilangan (komponen) untuk menetapkannya. Contoh besaran dyadic adalah tensor tegangan (stress), tensor regangan (strain), tensor konduktivitas untuk bahan non isotropik, dan sebagainya. 4. Sistem Koordinat Polar Telah disebutkan di depan bahwa sembarang vektor dapat dinyatakan dengan menuliskan komponen-komponennya dalam sistem koordinat (xyz) atau disebut juga sistem koordinat kartesian, yaitu = ı + ȷ + k Dimanapun letak vektor tersebut, vektor satuan ı, ȷ, dan k selalu sama, baik besar maupun arahnya. Sistem koordinat lain yang banyak dipakai, khususnya untuk membahas gerak dalam bidang, adalah sistem koordinat polar. Dalam hal ini komponen-komponen vektor dinyatakan dalam komponen radial r dan komponen tangensial θ. = r + θ rah vektor satuan radial r adalah dari titik asal koordinat ke titik tangkap vektor (radial ke luar), sedangkan arah vektor satuan tangensial adalah tegak lurus kepada vektor radial ke arah membesarnya sudut polar. dapun hubungan antara koordinat polar dan koordinat kartesian dapat ditunjukkan dengan mudah, x = r cos θ; r = x + y

y = r sin θ; θ = tan y x Sedangkan hubungan antara vektor-vektor satuannya adalah : r = cos θ ı + sin θ ȷ θ = sin θ ı + cos θ ȷ