BAB II V E K T O R. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. FISIKA KELAS X Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 52

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II V E K T O R. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. FISIKA KELAS X Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 52"

Transkripsi

1 FISIKA KELAS X Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. BAB II V E K T O R Pernahkah Kamu naik pesawat terbang? Antara penumpang dan pilot dan copilot di ruang kemudi dipisah dengan sekat. Tujuannya agar pilot dapat berkonsentrasi mengemudikan pesawat. Pernahkah Kamu bayangkan pesawat terbang di malam hari? Bagaimana pilot mengemudikan pesawat terbang di malam hari. Dengan sistem vektor yang dikalibrasikan dengan komputer navigasi pesawat pilot dapat memantau arah tujuan pendaratan pesawat. Jadi tidak pernah sebuah pesawat nyasar ke lain tempat. Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Kecepatan, percepatan, gaya, tekanan, momentum dan sebagainya adalah contoh-contoh besaran vektor. Penulisan vektor dengan vektor satuan mempermudah pengertian tentang arah vektor itu. Beberapa vektor dapat dijumlahkan maupun dikalikan. Pada bab ini Kamu akan memperdalam tentang vektor sebagai besaran yang memiliki nilai dan arah. Meliputi vektor dua dimensi dan vektor tiga dimensi. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 5

2 Tentunya Kamu pernah mempelajari jurusan tiga angka di SMP. Gambar di atas menggambarkan arah tiga kota yang menjadi rute penerbangan pesawat terbang. Kota berarah 15 dari kota 1, kota 3 berarah 300 dari kota, dan kota 1 berarah 079 dari kota 3. Jurusan tiga angka merupakan pelajaran vektor yang menyatakan arah dan besar perpindahan. Vektor menyatakan arah dan besar suatu besaran. Jurusan tiga angka, Analisi ruang, Navigasi penerbangan dan pelayaran selalu menggunakan vektor untuk keperluan itu. Peralatan navigasi membutuhkan perhitungan vektoris yang sudah dikalibrasikan dengan alat ukur sehingga menghasilkan keluaran manual atau digital. Keluaran itu dapat dibaca pada pada alat ukur yang menera besar dan arah secara bersamaan, sehingga bermanfaat bagi orang yang memantaunya. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 53

3 Tujuan Pembelajaran Menjumlahkan dua vektor atau lebih dengan cara grafis maupun analitis Menghitung jumlah dan selisih vektor-vektor dua dimensi Menjumlahkan vektor-vektor tiga dimensi menggunakan vektor satuan Peta Konsep Bab Penjumlahan Cara Grafis Vektor Analitis Poligon dimensi Perkalian 3 dimensi Segitiga Perkalian Dot Perkalian Cross Jajaran Genjang Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar Melakukan penjumlahan vektor Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 54

4 Kata Kunci (Key-words) Cara Analitis Cara Grafis Cara Jajaran Genjang Cara Poligon Cara Segitiga Perkalian Silang (cross product) Perkalian Titik (dot product) Resultan vektor Skalar Titik Tangkap Vektor Vektor Satuan Daftar Konstanta Cepat rambat cahaya c 3,00 x 10 8 m/s Konstanta Coulomb k 8,99 x 10 9 N.m /C Konstanta gas umum R 8,314 J/K.mol Konstanta gravitasi umum G 6,67 x N.m/kg Muatan elektron e 1,60 x C Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 55

5 BAB II VEKTOR A. Pengertian Vektor Penggolongan besaran-besaran dalam kehidupan sehari-hari telah diketahui menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Namun ada juga pengelompokan lain berdasarkan nilai dan arah besaran. Penggolongan semacam ini membedakan besaran-besaran menjadi dua kelompok, yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar diartikan sebagai besaran yang hanya memiliki nilai saja, sedangkan besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan memiliki arah. Jarak termasuk besaran skalar, sedangkan perpindahan dikatakan sebagai besaran vektor. Orang mengukur jarak adalah menghitung seluruh lintasan gerak yang ditempuh, sedangkan mengukur perpindahan berarti mengukur panjang dari titik awal ke arah titik akhir lintasan. Jadi kalau seorang siswa berlari dari suatu sudut mengelilingi lapangan sepak bola satu kali putaran, berarti Ia menempuh jarak keliling lapangan sepak bola itu, tetapi dikatakan perpindahannya nol. Contoh besaran skalar lainnya adalah panjang, massa, waktu, suhu, kelajuan. perlajuan, usaha, daya sedangkan contoh besaran vektor diantaranya perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, momentum dan sebagainya. Gambar berikut ini merupakan besaran vektor diantaranya kecepatan angin, kecepatan arus air laut yang menggerakkan kapal laut, kecepatan pesawat tempur. Tentu saja kecepatan kecepatan tersebut memiliki besar dan arah. Gambar 1. Kecepatan angin Gambar. Kecepatan pesawat Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 56

6 Menurut Alonso dan Finn, sebuah vektor dapat digambarkan berupa anak panah atau ruas garis berarah. Panjang anak panah atau ruas garis menyatakan nilai atau besar vektor, sedangkan arah anak, panah menyatakan arah vektor. Notasi besaran vektor dapat dinyatakan dengan huruf besar atau huruf kecil yang diberi tanda panah di atasnya. Misalnya: vektor ab atau AB B B. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor A Dua buah vektor atau lebih dapat dijumlahkan atau dikurangi. Ada beberapa cara penjumlahan dan pengurangan vektor. 1. Cara Grafis Cara ini menekankan pada cara menggambarnya. Yang termasuk dalam cara grafis adalah cara poligon, cara segitiga dan cara jajaran genjang. a. Cara Poligon Berikut ini adalah langkah-langkah penjumlah vektor poligon. r a b c dengan cara b c r c b a gambarkan salah satu vektor yang kita pilih, misalnya vektor a a a Berikut menggambarkan vektor b dengan cara pangkal vektor b berada diujung vektor a b c Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 57 a

7 Kemudian gambarkan vektor c dengan cara yang sama b Gambarkan resultan vektor r yang merupakan jumlah dari vektor a, b dan c dengan cara menggambarkan vektor dari pangkal vektor a ke a ujung vektor c, vektor resultan dinyatakan dengan besarnya atau penjang vektor resultan dan arahnya sesuai dengan hasil dari gambar yang didapat, seperti vektor berikut ini c r b. Cara Segitiga b Untuk cara segitiga, berlaku untuk tiap-tiap dua vektor. Semua pangkal vektor-vektor yang akan dijumlahkan digabung menjadi satu titik tangkap. Kemudian gambarkan vektor resultan dengan menghubungkan kedua ujung vektor tersebut. b a b r a r = a + b c. Cara Jajaran Genjang Untuk cara jajaran genjang, semua pangkal vektor-vektor yang akan dijumlahkan digabung menjadi satu titik tangkap. Kemudian gambarkan vektor bayangan masing-masing vektor. Selanjutnya gambarlah vektor resultan dari titik tangkap ke perpotongan vektor bayangan. Perhatikan contoh penjumlahan vektor secara jajaran genjang berikut ini. b b a Untuk vektor yang lebih dari dua; pertama kali tentukan a + b terlebih dahulu, r a r = a + b Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 58

8 kemudian ( a + b ) + c, perhatikan contoh berikut ini. c c a b b a c b a a + b c b a ( a + b )+ c. Cara analitis. Masing-masing vektor diuraikan menjadi komponen-komponen vektor searah sumbu x dan sumbu y dari sistem koordinat Cartesius. Vektor v x = v cos v y = v sin v 1 1 v 1 x = v cos 1 v 1 y = v sin 1 v v 3 3 v x = v cos v y = v sin v 3 x = v cos 3 v 3 y = v sin 3 v x =... v y =... Menurut Bresnick besar Resultan vektor dan arah ditentukan dengan : V R = ( vx ) ( vy ) Arah resultan : tg = v v Y X Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 59

9 C. Vektor dalam Bidang Datar Dengan mendefinisikan vektor satuan i dan j yang masing-masing searah sumbu X dan Y, untuk vektor dua dimensi akan berlaku r = x i + y j. Misalnya posisi titik A pada gambar 3 berikut ini. Hal yang sama ditunjukkan pada gambar 4 dengan mendefinisikan tiga vektor i, j, k, yang masing-masing sejajar dengan sumbu X. Y dan Z diperoleh r = x i + y j + z k. Koordinat titik P(x, y, z) sebagai vektor tiga dimensi. y z A (x, y) j y 0 i x x x i k i i i 0 i y i P (x, y, z) z x Gambar 3. Vektor Dua dimensi Gambar 4. Vektor Tiga Dimensi 1. Resultan Vektor-vektor dalam Bidang Datar Dimensi (x,y) a. Segaris F 1 F r F 1 F F 1 F 1 - F - F F 1 F r F 1 F ) ( Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 60

10 b.vektor yang membentuk sudut Besar resultan vektor a dan b dirumuskan: r = a + b + ab.cos = sudut apit antara vektor a dan b Batas besar resultan yang mungkin antara vektor a dan b adalah: a - b < r < a + b Arah vektor terhadap vektor maupun vektor dapat ditentukan dengan rumus sinus sebagai berikut: r sin α = a sin 1 = b sin c. Pengurangan Vektor Selisih antara vektor a dan b, besarnya dirumuskan: r = a + b ab.cos = sudut apit antara vektor a dan b. Menguraikan vektor menjadi komponen-komponen menurut sb. X dan sb. Y dalam satu bidang Suatu vektor v dapat diuraikan menjadi vektor v x dan v y dimana masing-masing menyatakan vektor komponen dalam arah sb. X dan sb. Y. Besarnya vektor komponen v x dan v y adalah : v x = v cos dan v y = v sin Y v = v x v y V y V = sudut apit antara v dan sumbu X positif X V x Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 61

11 Apabila yang membentuk sudut terhadap sumbu X lebih dari satu vektor maka: v = v x v y Contoh soal: 1. Dua buah vektor F 1 = 5 N, F = 1 N membentuk sudut = 60 0, maka tentukan resultan dari F 1 + F Jawab : R = F 1 + F + F 1 F.cos R = cos 60 R = , 5 = 54 = 15,94. Tentukan besar komponen gaya sumbu X dan Y Jawab F x = F cos = 60 cos 60 = 60 x 0,5 = 30 N F y = F sin = 60 sin 60 = 60 x 0,5 3 = 30 3 N F y Y 60 0 F x F=60N 3. Tentukan besar dan arah vektor yang memiliki komponen-komponen sebagai berikut : a. A x = 3 cm, A y = 4 cm b. F x = -3 N, F y = 3 N Jawab: a. A = A x + A y = tg = 3 4 = 5 A y 4 = (kuadran I) = A x 3 3 = 1 b. F = = F x + F y tg = F y 3 = Fx 3 (kuadrat II) = Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 6

12 4. Hitunglah resultan gaya pada gambar di samping secara analitis! Mengetahui: F 1 = 40 N F = 60 N F 3 = 30 N Jawab: R x = F 1 cos + F cos (10 ) + F 3 cos (40 ) = , ,5 = = - 5 F 60 0 F F 1 R y = F 1 sin + F sin (10 ) + F 3 sin (40 ) = , ,5 = = 15 R = R x R y = 5 15 = 50 = 15,81 Tugas Kerjakan jawabannya di buku tugasmu! 1. Dua buah gaya searah dan satu garis kerja bekerja pada sebuah benda. Masingmasing gaya besarnya 50 N dan 0 N. Tentukan besar resultan gaya yang bekerja pada benda itu!. Bagaimanakah menggambarkan gaya 8 N ke arah barat diteruskan gaya 6 N ke arah selatan secara vektor? Berapakah resultannya? 3. Tentukan resultan gaya-gaya yang saling tegak lurus seperti ditunjukkan gambar di bawah ini. Masing-masing gaya besarnya 0 N dan 50 N. 4. Dua buah vektor F 1 dan F saling membentuk sudut 10 o. F 1 = 50 N dan membentuk sudut 30 o dengan Resultan kedua vektor, Hitunglah besar F dan R. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 63

13 3.Vektor Pada Sistem Koordinat Ruang ( x, y, z ) Telah kamu lihat bagaimana suatu vektor diuraikan atas komponen-komponen pada sumbu x dan sumbu y. Untuk vektor yang terletak dalam ruang (3 dimensi), maka vektor dapat diuraikan atas komponen-komponen pada sumbu x, y dan z. Besaran vektor A A / AX / / AY / / AZ,, = masing-masing sudut antara vektor A dengan sumbu-sumbu x, y dan z A = A x + A y + A z atau A = A x i + A y j + A z k A x = A cos A y = A cos A z = A cos dan i, j, k masing-masing vektor satuan pada sumbu x, y dan z / 4. Vektor Satuan Vektor satuan adalah vektor yang besarnya satu. a. Penjumlahan Vektor Satuan i j k 1 Untuk bidang dimensi v = v x i v y j Untuk bidang dimensi 3 v = v x i v j v k y z j y i x Contoh: a = 4 i + j - k a + b = ( 4i + j - k ) + ( i - j + k ) b = i - j + k = (4 + 1)i + ( -1)j + (-1 + )k = 5 i + j + k b. Perkalian Vektor Satuan Perkalian titik (dot product) Arah sumbu x = i Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 64 j y i x z k z k

14 Arah sumbu y = j Arah sumbu z = k besar i j k 1 satuan Perkalian titik vektor satuan sejenis Perkalian titik vektor satuan lain jenis i. i = i. i cos i. j = i. j cos = 1. 1 cos 0 = 1. 1 cos 90 = = 1 satuan = = 0 satuan j. j = 1 j. k = 0 k. k = 1 i. k = 0 Jika vektor a diuraikan menjadi vektor proyeksinya Vektor satuan a = a xi + a yj + a zk Besar a = a x + a y + a z a yj 0 Y a xi a X Arah tg = a y a x Perkalian dot vektor a dengan vektor b a. b = a xi + b yj [ a ] = [b ] = a x + a y + a z b x + b y + b z a. b = [ a ][b ]cos cos = a. b [ a ][ b ] Contoh 1: a = i + j - 3 k a. b = ( i + j - 3k ). ( - i + 5 j - k ) b = -3 i + j k = ( 1 )( -) + ( )(5) + ( -3 )( -1) Contoh : Dua vektor p = 3 i - 4 j dan q = 4 i -3 j Hitung: a. p. q b. sudut apit antara p dan q = ( - ) + ( 10 ) + (3 ) = 11 Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 65

15 Jawab: a. p. q = (3 i - 4 j ). ( 4 i -3 j ) = ( 3 )( 4 ) + ( -4 )( -3 ) = ( 1 ) + ( 1 ) = 4 b. p = 3 4 = 5 q = 4 3 = 5 bila sudut apit antara p dan q adalah, maka p. q = p q cos cos = p. q p. q = 4 5 x 5 4 = = 0,96 5 = 16,6 Perkalian silang (cross product) - Perkalian silang vektor satuan sejenis - Perkalian silang vektor satuan lain jenis c a (+ (-) j i k b i x i -c = 1 x 1 sin j x j = 0 j x j = - k i x j = k = 1 x 1 sin 0 k x k = 0 i x k = - j j x k = i = 1 x 1 x 0 = 0 satuan k x j = - i k x i = j Memakai Determinan Contoh: a = i + 3 j + -4 k dan b = 3 i -4 j + k a x b = i (3)() + j (-4)(3) + k ()(4) - k (3)(3) - i (-4)(-4) - j ()() = 6 i + (-1) j + 8 k - 9 k + 8 i - 4 j Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 66 a x b = i 3 j 3-4 k -4 i 3 j k 16i 4j 6i -1j 8k

16 = 14 i - 16 j - k Besar a x b = a x b = = 59 Memakai Cara Praktis a = x i + y j + z k a x b = Contoh: i x p j y q k z r b = p i + q j + r k a = i + j -3 k dan b = -3 i + j + k = 8 i + 8 j + 8 k i x p Jawab: a x b = i j k i j = (.1. -3) i 1-3 +( ) j + (1.. -3) k j y q = (y.r q.z) i + (z.p x.r) j + (x.q y.p) k Tugas Kerjakan penyelesaian soal-soal berikut di buku tugasmu! 1. Dua vektor A = 3 i + 4 j B = - i + j a. Tentukan besar dan arah resultannya! b. Tentukan besar dan arah A - B c. Sudut antara A dan B. Diketahui vektor- vektor: A = 3 i + 4 j -5 k dan B = - i + j + k Tentukan : a. Besar resultannya. b. Hal yang sama bagi selisih A - B, dan c. Sudut antara A dan B 3. Diketahui: A = i + 3 j B = - i + j Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 67

17 Hitunglah : a. A B b. A x B c. Sudut antara A dan B Kegiatan Percobaan Tanggal/Jam : Kelas/ Smt : X/I Kelompok : A. Judul Percobaan : Penjumlahan Vektor B. Petunjuk Belajar : 1. Baca literatur yang berkaitan dengan vektor. Baca teori sebelum melakukan percobaan 3. Baca petunjuk percobaan sesuai dengan urutan langkah yang disajikan 4. Buatlah laporan hasil pekerjaan (tugas individual) dan kumpulkan kepada guru. C. Alat-alat dan Bahan : 1. pegas Newton 4. bensin. mikrometer sekrup 5. kertas HVS 3. neraca 8. katrol dan beban D. Informasi 1. Vektor adalah besaran fisika yang memiliki nilai dan arah. Contoh-contoh besaran vektor adalah gaya, kecepatan, arus listrik, percepatan, dan lain-lain. 3. Nilai vektor ditentukan oleh panjang garis dan arah vektor ditentukan oleh arah panah. 4. Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan atau dikurangkan 5. Hasil penjumlahan dapat bernilai lebih besar atau lebih kecil dari komponen vektornya. E. Langkah- langkah Kerja : 1. Sudut antara F 1 dan F = 0 = 90 dan 60 Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 68

18 a. Susun alat bahan seperti gambar b. Catat besarnya F 1, F dan F 3 yang ditunjukkan ketiga neraca ke dalam tabel c. Lakukan beberapa kali dengan F 1 dan F yang berbeda-beda 0 = = 60 0 No. F 1 F F 3 F 3 No. F 1 F F 3 F 3 F. Kesimpulan : Analisa Lakukan analisa setiap persoalan berikut, dan buatlah penyelesaiannya, bila dipandang perlu lakukan dengan perhitungan. Buatlah di buku tugasmu! 1. Siswa kelas X A kebingungan mendapatkan lima macam contoh besaran skalar dan lima contoh besaran vektor. Coba, bantulah siswa tersebut mengatasi kebingungannya. Pada alat speedometer seorang sopir dapat membaca besaran yang diinginkan. Besaran apakah yang dimaksud? 3. Tentukan resultan vektor berikut secara grafis dengan A a. Metode Poligon : A + B + C + D dan A - B b. Metode Jajaran Genjang : A + B + C c. Metode analitis A + B + C + D B C D 4. Sebuah Perahu motor akan menyeberang sungai yang lebarnya 35 3 dengan kecepatan arus air sungai 3 m/s. Jika kecepatan perahu untuk menyeberang 5 m/s.dengan arah 60 terhadap arah arus sungai. Maka tentukan : a. Kecepataran resultan perahu motor ketika menyeberang sungai. b. Lamanya perahu menyeberang. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 69

19 5. Pada gambar disamping, Tentukan komponen y vektor gaya F = 10 N menurut sumbu x dan y F Jika masing-masing kotak berukuran ( 1x1) cm Tentukan besar resultan vektor A + B x A B 7. Usaha W didefinisikan sebagai perkalian titik dari vektor gaya F dengan vektor perpindahan r. W = F. r Tentukan besarnya usaha W, jika F = i + j + 3 k N, r = 3 i + j + k m. 8. Suatu vektor gaya F = i + j + 3 k N bekerja pada suatu poros dengan lengan momen r = 3 i + j + k m, sehingga menghasilkan momen gaya. Momen gaya didefinisikan sebagai perkalian silang vektor gaya dengan vektor lengan momen. atau momen gaya = F x r. Tentukan besarnya momen gaya tersebut. 9. Dua buah vektor F 1 dan F saling membentuk sudut 10 o. F 1 = 50 N dan membentuk sudut 30 o dengan resultan kedua vektor, hitunglah besar F dan R. 10. Sebuah benda ditarik oleh dua buah gaya masing-masing besarnya 10 newton. Kedua gaya itu membentuk sudut Berapakah besar resultan kedua gaya tersebut? Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 70

20 Rangkuman 1. Besaran Skalar adalah besaran yang hanya ditentukan oleh besarnya atau nilainya saja. Contoh : panjang, massa, waktu, kelajuan, dan sebagainya.. Besaran Vektor adalah besaran yang selain ditentukan oleh besarnya atau nilainya, juga ditentukan oleh arahnya. Contoh : kecepatan, percepatan, gaya dan sebagainya. 3. Sifat-sifat vektor. a. A + B = B + A Sifat komutatif. b. A + ( B + C ) = ( A + B ) + C Sifat assosiatif. c. a ( A + B ) = a A + a B d. / A / + / B / / A + B / 4. Resultan Dua Vektor a. Cara Jajaran genjang α = sudut antara A dan B / R / = / A/ / B/ / A/ / B/ cos arahnya : / R / / / / / A B sin sin sin 1 b. Cara Poligon Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 71

21 v R adalah resultan dari A, B dan C c. Cara Analitis Vektor sudut vx = v cos vy = v sin V1 1 vx = v cos 1 vy = v sin 1 V vx = v cos vy = v sin V3 3 vx = v cos 3 vy = v sin 3 vx... vy... Resultan / v R / = Arah resultan : tg = ( v ) ( v ) v v Y X X Y 5. Vektor Pada Sistem Koordinat Ruang ( x, y, z ),, = masing-masing sudut antara vektor A dengan sumbu-sumbu x, y dan z Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 7

22 A = A x + A y + A z atau A = / A x / i + / A y / j + / A z / k / A x / = A cos / A y / = A cos / A z / = A cos Besar vektor A A / A / / A / / A / X Y Z dan i, j, k masing-masing vektor satuan pada sumbu x, y dan z 6. Perkalian Vektor a. Perkalian vektor dengan skalar. Suatu vektor jika dikalikan dengan suatu besaran skalar maka hasilnya adalah suatu vektor. b. Perkalian vektor dengan vektor. Dalam perkalian vektor dengan vektor, kita mengenal dua bentuk perkalian, yaitu : 1) Perkalian titik (Dot Product) ) Perkalian silang (Cross Product) 7. Dalam Perkalian Titik antara vektor A dengan vektor B akan diperoleh besaran skalar. Contoh : A B = C C besaran skalar yang besarnya C = / A / / B / cos dengan adalah sudut antara A dengan B 8. Dalam Perkalian Silang antara vektor A dengan vektor B akan diperoleh besaranvektor. Contoh : A x B = C C besaran skalar yang besarnya C = / A / x / B / sin dengan adalah sudut antara A dengan B Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 73

23 Tugas Akhir Bab Kerjakan penyelesaian permasalahan berikut di buku tugasmu! 1. Sebuah bola tenis dikenai tiga buah gaya seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Buatlah pemisalan sendiri besar ketiga gaya yang bekerja pada bola tenis. Menurut datamu, kemana arah resultan gayanya? Kemana arah gerak bola tenis tersebut?. Carilah resultan gaya gambar di bawah ini dengan cara analitis! 3. Hitunglah resultan gaya dari gambar di samping ini! Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 74

24 4. Berapakah kecepatan resultan perahu boat dan berapa sudut simpangnya dari arah sumbu +y? Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 75

25 Info Tambahan Sebuah program komputer yaitu Aplikasi Vektor telah diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Dengan program ini orang dapat bekerja menggunakan berbagai kaidah vektor. Bahkan dapat pula digunakan untuk membuat ilustrasi gedung misalnya. Hasilnya seperti pada gambar di bawah ini Soal Latihan Akhir Bab Soal Pilihan Ganda Pilihlah salah satu jawaban yang benar 1. Jika vektor F 1 = 8 N, vektor F = 6 N mempunyai titik tangkap sama membentuk sudut 60 o, besarnya resulatan kedua vektor tesebut adalah N a 3 37 b. 37 c. 74 d e Berapa sudut yang dibentuk oleh dua buah vektor gaya masing-masing 1 N dan 10 N yang tertitik tangkap sama. Jika besar resultannya 31 adalah a 30 o b c d e Dua buah vektor F1 = 9 N dan F = 4 N yang bertitik tangkap sama dan membentuk sudut Berapakah besar selisih kedua vektor tersebut. a 15 N b. 0 N c. 1 N d. 31 N e. 41 N Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 76

26 4. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan R = F 1 + F dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini N 5 N 4 N 3 N 8 N 8 N 5 N 5 N tg = 3/4 8 N tg = 3/4 yang sesuai dengan rumus vektor gaya resultan secara analitis adalah gambar a. 1, dan 3 b. 1 c.1 dan d. 1 dan 3 e. 5. Perhatikan diagram-diagram vektor berikut ini C A A A B C B B C (1) () (3) (4) C B A A (5) B C Diagram vektor di atas yang menunjukkan C = A B adalah a. (1 ) b. () c. (3) d. (4) e. (5) 6. Dari tiga buah vektor gaya berikut ini, besarnya resultan gaya adalah.n a. 0 3 F=0 N b o F1 = 30 N c o d. 45 e o F3 = 10 N 7. Sebuah gaya F = (i + 3j) N melakukan usaha dengan titik tangkapnya berpindah menurut r = (4 i + a j) m dan vektor i dan j berturut-turut adalah vektor satuan yang Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 77

27 searah dengan sumbu x dan sumbu y pada koordinat Cartesian. Bila usaha itu bernilai 6 J maka nilai a sama dengan a. 5 b. 6 c. 7 d. 8 e Dua buah vektor F1 dan F bertitik tangkap sama saling mengapit sudut A. Ternyata dipenuhi [ F1 + F] = [F1 F], maka besarnya sudut A adalah.. a b c.90 0 d e Besar resultan gaya pada gambar di bawah ini adalah y F 1 = 10 N F = 3 N F 3 = 5 3 N x a. 8 N b. 6 N c. 5 N d. 3 N e. N 10. Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 180 meter dan kecepatan arus airnya 4 m/s. bila perahu di arahkan menyilang tegak lurus sungai dengan kecepatan 3 m/s, maka setelah sampai diseberang perahu telah menempuh lintasan sejauh. meter a. 100 b. 40 c. 300 d. 30 e Vektor F 1 = 0 N berimpit sumbu x positif, Vektor F = 0 N bersudut 10 O terhadap F 1 dan F 3 = 4 N bersudut 40 derajat terhadap F 1. Resultan ketiga gaya pada pernyataan di atas adalah : a. 4 N searah F 3 b. 4 N berlawan arah dengan F 3 c. 10 N searah F 3 d. 16 N searah F 3 e. 16 N berlawanan arah dengan F 3 1. Dua buah gaya bernilai 4 N dan 6 N. Resultan gaya tersebut tidak mungkin bernilai.n Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 78

28 a. 1 b. c. 4 d. 6 e Jika sebuah vektor dari 1 diuraikan menjadi dua buah vektor yang saling tegak lurus dan yang sebuah dari padanya membentuk sudut 30 o dengan vektor itu, maka besar masingmasing adalah : a. 3 N dan 3 3 N b. 3 N dan 3 N c. 6 N dan 3 N d. 6 N dan 6 N e. 6 N dan 6 3 N 14. Dari hasil pengukuran di bawah ini yang termasuk vektor adalah a. Gaya, daya dan usaha b. Gaya, berat dan massa c. Perpindahan, laju dan kcepatan d. Kecepatan, momentum dan berat e. Percepatan, kecepatan dan daya 15. Dua buah vektor gaya masing-masing F 1 = 10 N dan F = 10 N, Resultannya 10 N, maka sudut apit kedua vektor tersebut adalah. a b c d e Soal Uraian Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar! 1. Dua vektor gaya A dan B saling mengapit sudut Resultan yang terbentuk membentuk sudut 60 0 terhadap vektor A. Tentukan besarnya vektor A dan B, bila resultan kedua vektor tersebut 0 N! Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 79

29 . Dua vektor setitik tangkap F 1 mendatar yang besarnya 10 N. Sudut antara resultan R dengan F = 30. Jika besar resultan vektor tersebut 10 3 newton, maka tentukan: a. sudut antara F 1 dan F b. sudut antara F 1 dan R c. besarnya F 3. Lima gaya pada bidang datar setitik tangkap masing-masing besarnya sama dengan 10 N. Vektor vektor tesebut terhadap sumbu X positif membentuk sudut 30, 60, 10, 40, dan 330. Tentukan besar resultan dan arahnya terhadap sumbu X positif! 4. Lima buah gaya tersusun seperti pada gambar. Tentukan: a. Harga resultan dari gaya-gaya itu b. Arah resultan terhadap sumbu X positif c. Memakai cara apakah menurutmu yang paling kamu sukai? 5. Isilah titik-titik berikut ini untuk : A B R a. 8 satuan 4 3 satuan b. 6 satuan satuan c. 5 satuan 10 satuan d. 3 satuan 4 satuan Dua vektor dari 4 satuan dan 3 satuan yang bertitik tangkap di suatu titik, menghasilkan vektor resultan sebesar 37 satuan. Hitunglah sudut yang di bentuk oleh kedua vektor tersebut. 7. Sebuah perahu bergerak arah utara dengan kecepatan 1 km/jam mendapat dorongan dari angin arahnya ke barat dengan kecepatan 5 km/jam. Tentukan kecepatan perahu dan arahnya 8. Dari titik A, Badu berjalan menuju arah Timur sejauh 5 km sampai di titik B dan melanjutkan perjalanannya dengan arah Utara sejauh 10 km sampai di titik C. Berapakah jarak AC? Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 80

30 9. Dua buah vektor v 1 = 1 satuan dan v = a satuan bertitik tangkap pada suatu titik. Jika jumlah kedua vektor itu 6 1 satuan, dan membentuk sudut 600. Berapa nilai a? 10. Tiga buah vektor bertitik tangkap sama dan sebidang. v 1 = 16 satuan; v = 8 satuan. Sudut antara v 1 dan v adalah Jika resultan ketiga vektor tersebut adalah nol. Berapakah besarnya v 3 dan berapa besar sudut yang dibentuk oleh v 1 dan v 3? 11. Gambarkan : a. A + B - 3 C b. C - 1 ( B - A ) 1. Empat buah vektor bertitik tangkap di titik 0 pada susunan salib sumbu Cartesius. v 1 berimpit dengan sumbu x + besarnya 3 satuan v membentuk sudut 45 0 dengan sumbu x + besarnya 4 satuan, v 3 besarnya 5 satuan dan membentuk sudut dengan sumbu x + dan v 4 besarnya 6 satuan, membentuk sudut 40 0 dengan sumbu x +. Gambarkan resultan keempat gaya tersebut dan hitung besarnya. (v 6 =,45 ; v 3 = 1,73 ; v = 1,41) 13. Lima buah vektor bertitik tangkap di 0 pada koordonat kartesius. Sudut yang dibentuk oleh masing-masing vektor dengan sumbu x + serta besar vektor tersebut adalah sebagai berikut : v satuan v satuan v satuan v satuan v satuan Tentukan resultan dari kelima vektor tersebut. 14. Dua buah gaya F 1 dan F saling membentuk sudut 600. Resultan kedua gaya tersebut 8 N. Jika F 1 : F = 5 : 3 maka berapa besar masing-masing F 1 dan F tersebut? 15. Dua buah vektor gaya F 1 dan F bertitik tangkap sama masing-masing sebesar 8 N dan 3 N saling mengapit sudut 600, tentukan selisih kedua vektor gaya tersebut! Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 81

31 16. Dua buah vektor gaya F 1 dan F saling membentuk sudut 10 0 akan memberikan resultan = 5 N. Jika sudut antara F 1 dengan resultan gaya adalah Tentukan besar vektor gaya F 1 dan F! 17. Sebuah titik A ( 0,4 ) dan sebuah titik B ( 3,4 ) pada sisitem koordinat cartesius. Jika a = OA dan b = OB, maka carilah : a. Besar vektor a b. Besar vektor b c. Besar penjumlahan vektor a dan b d. Besar pengurangan vektor a dan b 18. Tiga gaya K 1, K dan K 3 bekerja pada sebuah titik dan besar K 1 = 10 N, K = 5N dan K 3 = 5V3. Jika sudut K 1 = 0 0 terhadap sumbu x ; K = 10 0 terhadap K 1 ; K 3 = 90 0 terhadap K. Berapa besar resultan ketiga gaya tersebut. 19. Dua buah vektor A = i + 3 j + 4 k dan B = i - j + 3 k a. Tentukan besar tiap vektor. b. Tulis pernyataan untuk jumlah vektor A+B dengan menggunakan vektor satuan. c. Tentukan besar dan arah jumlah vektor A+B d. Tulis pernyataan untuk selisih vektor A-B dengan menggunakan vektor-vektor satuan. e. Tentukan besar dan arah selisih vektor A-B f. Tentukan A B g. Tentukan A x B 0. Tentukan sudut apit antara vektor a = i + 3 j + 4 k dan B = - i - j + k! Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 8

32 Glosarium Cara Analitis = cara menjumlahkan vektor-vektor dengan menyatukan semua vektor dalam satu titik tangkap di pangkal koordinat dan menguraikannya menjadi komponen mendatar dan vertikal. Kemudian menghitung resultannya dengan teorema pithagoras. Cara Grafis = cara menjumlahkan vektor-vektor dengan menggambarkan kemudian mengukur atau menghitung resultannya. Cara Jajaran Genjang = salah satu cara grafis dengan mempertemukan vektorvektor pada satu titik tangkap dan membuat vektor-bayangannya. Kemudian menghubungkan titik tangkap dengan perpotongan bayangan itu. Cara Poligon = salah satu cara grafis denganmempertemukan ujung dan pangkal tiap-tiap vektor. Kemudian menghubungkan pangkal mula-mula dengan ujung vektor akhir. Cara Segitiga = salah satu cara grafis dengan mempertemukan vektor-vektor pada satu titik tangkap, dan menghubungkan ujung-ujung kedua vektor. Perkalian Silang (cross product) = cara perkalian vektor-vektor yang menghasilkan bentuk vektor. Perkalian Titik (dot product) = cara perkalian vektor-vektor yang menghasilkan bentuk skalar. Resultan vektor = penjumlahan vektor-vektor. Skalar = besaran yang hanya memiliki arah. Titik Tangkap = titik pertemuan pangkal vektor-vektor. Vektor = besaran yang memiliki besar dan arah. Vektor Satuan = vektor yang besarnya satu meliputi i, j, k. Indeks Subjeks Halaman Analitis 59 Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 83

33 Determinan 66 Grafis 57 Jajaran Genjang 58 Perkalian Cross 66 Perkalian Titik 64 Poligon 57 Resultan 58 Segitiga 58 Vektor 56 Vektor Satuan 64 Indeks Author Halaman Alonso & Finn 57 Bresnick 59 Daftar Pustaka Alonso, Marcelo & Edward J. Finn (199), Dasar-dasar Fisika Universitas, Edisi Kedua, Jakarta, Penerbit Erlangga. Bresnick, Stephen D. (00), Intisari Fisika, Jakarta, Hipokrates. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 84

BESARAN VEKTOR B A B B A B

BESARAN VEKTOR B A B B A B Besaran Vektor 8 B A B B A B BESARAN VEKTOR Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan dua anak yang mendorong meja pada gambar di atas. Apakah dua anak tersebut dapat mempermudah dalam mendorong meja?

Lebih terperinci

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor BAB 1 BESARAN VEKTOR TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan definisi vektor, dan representasinya dalam sistem koordinat cartesius 2. Menjumlahan vektor secara grafis dan matematis 3. Melakukan perkalian vektor

Lebih terperinci

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor BAB 1 BESARAN VEKTOR Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan definisi vektor, dan representasinya dalam sistem koordinat cartesius 2. Menjumlahkan vektor secara grafis dan dengan vektor komponen 3. Melakukan

Lebih terperinci

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis BAB II RESULTAN (JUMLAH) DAN URAIAN GAYA A. Pendahuluan Pada bab ini, anda akan mempelajari bagaimana kita bekerja dengan besaran vektor. Kita dapat menjumlah dua vektor atau lebih dengan beberapa cara,

Lebih terperinci

B a b 2. Vektor. Sumber:www.tallship.org

B a b 2. Vektor. Sumber:www.tallship.org a b 2 Vektor Sumber:www.tallship.org Pada bab ini, nda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannya dengan cara melakukan penjumlahan vektor. Pernahkah nda mengarungi lautan

Lebih terperinci

VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B

VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B Amran Shidik MATERI FISIKA KELAS X 11/13/2016 VEKTOR A. Vektor Vektor adalah jenis besaran yang mempunyai nilai dan arah. Besaran yang termasuk besaran vektor antara lain perpindahan, gaya, kecepatan,

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS VEKTOR

BAB 2 ANALISIS VEKTOR BAB ANALISIS VEKTOR A. Tujuan Umum Mahasiswa memahami pengertian vektor, operasi vektor, penjumlahan, pengurangan, perkalian dan kaedah aljabar vektor. B. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat memahami konsep

Lebih terperinci

BAB II V E K T O R. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat.

BAB II V E K T O R. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat. .. esaran Vektor Dan Skalar II V E K T O R da beberapa besaran fisis yang cukup hanya dinyatakan dengan suatu angka dan satuan yang menyatakan besarnya saja. da juga besaran fisis yang tidak cukup hanya

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR VEKTOR DAN SKALAR Materi pokok pertemuan ke I: 1. Vektor dan skalar 2. Komponen vektor 3. Operasi dasar aljabar vektor URAIAN MATERI Masih ingatkah Anda tentang vektor? Apa beda vektor dengan skalar? Ya,

Lebih terperinci

Pesawat Terbang. gaya angkat. gaya berat

Pesawat Terbang. gaya angkat. gaya berat Sumber: www.staralliance.com Pesawat Terbang Terbayangkah kalian dengan teknologi pesawat terbang? Alat transportasi ini diciptakan dengan teknologi yang canggih. Salah satunya adalah saat merancang konstruksi

Lebih terperinci

BAB I BESARAN DAN SATUAN

BAB I BESARAN DAN SATUAN BAB I BESARAN DAN SATUAN A. STANDAR KOMPETENSI :. Menerapkan konsep besaran fisika, menuliskan dan menyatakannya dalam satuan dengan baik dan benar (meliputi lambang, nilai dan satuan). B. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai saja. Contoh :

Lebih terperinci

ujung vektor A bertemu dengan pangkal vektor B

ujung vektor A bertemu dengan pangkal vektor B . Pengertian Besaran Vektor Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki besar (nilai) saja. Beberapa besaran skalar di antaranya : semua besaran pokok, jarak, laju, usaha atau energi, daya, massa

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan. Memahami prinsip-prinsip pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung secara cermat, teliti dan objektif

Standar Kompetensi Lulusan. Memahami prinsip-prinsip pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung secara cermat, teliti dan objektif Standar Kompetensi Lulusan 1 Standar Kompetensi Lulusan Memahami prinsip-prinsip pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung secara cermat, teliti dan objektif Indikator Membaca hasil

Lebih terperinci

Rudi Susanto, M.Si VEKTOR

Rudi Susanto, M.Si VEKTOR Rudi Susanto, M.Si VEKTOR ESRN SKLR DN VEKTOR esaran Skalar esaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satuan). Contoh Catatan : waktu, suhu, volume, laju, energi

Lebih terperinci

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan. Vektor Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan. Skalar hanya memiliki besaran saja, contoh : temperatur,

Lebih terperinci

BAB 2 PENJUMLAHAN VEKTOR

BAB 2 PENJUMLAHAN VEKTOR BAB 2 PENJUMLAHAN VEKTOR A. Kompetensi Dasar dan Indikator 1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya. 2.1 Menunjukkan

Lebih terperinci

PanGKas HaBis FISIKA. Vektor

PanGKas HaBis FISIKA. Vektor Vektor PanGKas HaBis FISIKA Mari kita pandang sebuah perahu yang mengarungi sebuah sungai. Perahu itu, misalnya, berangkat dari dermaga menuju pangkalan bahan bakar. Jika dermaga dipakai sebagai titik

Lebih terperinci

PENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm

PENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm PENGUKURAN BESARAN A. Pengertian Mengukur Mengukur adalahmembandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang dijadikan standar satuan. Misalnya kita mengukur panjang benda, dan ternyata panjang benda

Lebih terperinci

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS OLEH

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS OLEH FISIKA UNTUK UNIVERSITAS OLEH BAB I VEKTOR Pendahuluan B esaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dalam bentuk angkaangka. Besaran fisika dapat dibagi menjadi besaran pokok dan besaran

Lebih terperinci

BAB II BESARAN VEKTOR

BAB II BESARAN VEKTOR BAB II BESARAN VEKTOR.1. Besaran Skalar Dan Vektor Dalam fisika, besaran dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran yang dinyatakan dengan

Lebih terperinci

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat, VEKTOR Dalam mempelajari fisika kita selalu berhubungan dengan besaran, yaitu sesuatu yang dapat diukur dan dioperasikan. da besaran yang cukup dinyatakan dengan nilai (harga magnitude) dan satuannya saja,

Lebih terperinci

HANDOUT FISIKA KELAS X BESARAN FISIKA DAN PENGUKURAN

HANDOUT FISIKA KELAS X BESARAN FISIKA DAN PENGUKURAN YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id HANDOUT

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka Jika kalian mempunyai rekaman terjadinya tsunami, tontonlah bersama teman-teman kalian. Kemudian, jawablah pertanyaanpertanyaan

Kata. Kunci. E ureka Jika kalian mempunyai rekaman terjadinya tsunami, tontonlah bersama teman-teman kalian. Kemudian, jawablah pertanyaanpertanyaan Kata Kunci Vektor Resultan vektor Penjumlahan vektor Penguraian vektor Dot product Cross product Di bab sebelumnya, kalian telah mempelajari besaran dan satuan. Pada bab ini, kita akan mempelajari pembagian

Lebih terperinci

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi BB 1 nalisa Vektor Vektor, dibedakan dari skalar, adalah suatu besaran yang memiliki besar dan arah. rtinya untuk mendeskripsikan suatu besaran vektor secara lengkap perlu disampaikan informasi tentang

Lebih terperinci

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT VEKTOR Oleh : Musayyanah, S.ST, MT 1 2.1 ESRN SKLR DN VEKTOR Sifat besaran fisis : esaran Skalar Skalar Vektor esaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satuan).

Lebih terperinci

MAKALAH VEKTOR. Di Susun Oleh : Kelas : X MIPA III Kelompok : V Adisti Amelia J.M.L

MAKALAH VEKTOR. Di Susun Oleh : Kelas : X MIPA III Kelompok : V Adisti Amelia J.M.L MAKALAH VEKTOR Di Susun Oleh : Kelas : X MIPA III Kelompok : V Adisti Amelia J.M.L PEMERINTAHAN KABUPATEN BOGOR SMAN 1 PAMIJAHAN 017 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Lebih terperinci

BESARAN, SATUAN & DIMENSI

BESARAN, SATUAN & DIMENSI BESARAN, SATUAN & DIMENSI Defenisi Apakah yang dimaksud dengan besaran? Besaran : segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka (kuantitatif). Apakah yang dimaksud dengan satuan? Satuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diktat-elemen mesin-agustinus purna irawan-tm.ft.untar

BAB 1 PENDAHULUAN. Diktat-elemen mesin-agustinus purna irawan-tm.ft.untar BAB 1 PENDAHULUAN Elemen mesin merupakan ilmu yang mempelajari bagian-bagian mesin dilihat antara lain dari sisi bentuk komponen, cara kerja, cara perancangan dan perhitungan kekuatan dari komponen tersebut.

Lebih terperinci

1. Besaran-besaran di bawah ini yang bukan termasuk besaran vektor adalah...

1. Besaran-besaran di bawah ini yang bukan termasuk besaran vektor adalah... Jawaban 1 A 11 C 21 D 31 D 2 D 12 D 22 B 32 C 3 E 13 E 23 C 33 D 4 E 14 B 24 E 34 B 5 C 15 E 25 C 35 B 6 D 16 A 26 D 36 C 7 D 17 B 27 A 37 E 8 B 18 B 28 D 38 B 9 D 19 E 29 E 39 C 10 A 20 B 30 D 40 E 1.

Lebih terperinci

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Analisis Vektor Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Analisis Vektor Analisis vektor meliputi bidang matematika dan fisika sekaligus dalam pembahasannya Skalar dan Vektor Skalar Skalar ialah

Lebih terperinci

Mata Diklat : Fisika Kelas : 1 MM Hari/Tanggal : Waktu :

Mata Diklat : Fisika Kelas : 1 MM Hari/Tanggal : Waktu : PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 6 JAKARTA Kelompok Bisnis dan Manajemen Jln. Prof. Jokosutono, SH. No.2A Kebayoran

Lebih terperinci

ULANGAN TENGAH SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MATA PELAJARAN : FISIKA : LINTAS FISIKA : SENIN, 7 OKTOBER 2013 ;120 MENIT

ULANGAN TENGAH SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MATA PELAJARAN : FISIKA : LINTAS FISIKA : SENIN, 7 OKTOBER 2013 ;120 MENIT PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 5 BALIKPAPAN Jl. Abdi Praja Blok F No. 119 Ring Road Balikpapan Telp.(0542) 878237,878421 Fax.873970 Web-Site : www.sma5balikpapan.sch.id E-mail:tu@sma5balikpapan.sch.id

Lebih terperinci

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor . Vektor.1 Representasi grafis sebuah vektor erdasarkan nilai dan arah, besaran dibagi menjadi dua bagian aitu besaran skalar dan besaran vektor. esaran skalar adalah besaran ang memiliki nilai dan tidak

Lebih terperinci

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan Bab 1 Vektor A. Pendahuluan Dalam mata kuliah Listrik Magnet A, maupun mata kuliah Listrik Magnet B sebagaii lanjutannya, penyajian konsep dan pemecahan masalah akan banyak memerlukan pengetahuan tentang

Lebih terperinci

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si. VEKTOR 1 A. Definisi vektor Beberapa besaran Fisika dapat dinyatakan dengan sebuah bilangan dan sebuah satuan untuk menyatakan nilai besaran tersebut. Misal, massa, waktu, suhu, dan lain lain. Namun, ada

Lebih terperinci

BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS) A. Pengertian LKS Lembar kerja siswa merupakan salah satu komponen dari perangkat pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur kemampuan serta pemahaman siswa terhadap

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab:

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab: TUGAS INDIVIDU 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab: 2. Panjang sebuah pensil ditunjukkan oleh nonius sebuah jangka sorong seperti gambar samping. Panjang pensil

Lebih terperinci

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor PERTEMUAN II VEKTOR BESARAN SKALAR DAN VEKTOR Sifat besaran fisis : Skalar Vektor Besaran Skalar Besaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satuan). Contoh : waktu,

Lebih terperinci

BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR

BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR I BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR Tujuan umum perkuliahan yang dicapai setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman dan kemampuan menganalisis serta mengaplikasikan konsep-konsep besaran satuan dan vektor pada

Lebih terperinci

BESARAN DAN SATUAN DISUSUN OLEH : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN PENGUKURAN JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP BESARAN DASAR FAKTOR SI SATUAN DIMENSI

BESARAN DAN SATUAN DISUSUN OLEH : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN PENGUKURAN JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP BESARAN DASAR FAKTOR SI SATUAN DIMENSI BESARAN DAN SATUAN DISUSUN OLEH : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN PENGUKURAN JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP CONTOH SOAL CONTOH SOAL CARA ANALITIS BESARAN DASAR FAKTOR SI SATUAN DIMENSI ANGKA PENTING KEGIATAN

Lebih terperinci

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII - 014 1. Dari besaran fisika di bawah ini, yang merupakan besaran pokok adalah A. Massa, berat, jarak, gaya B. Panjang, daya, momentum, kecepatan

Lebih terperinci

Bab 1 : Skalar dan Vektor

Bab 1 : Skalar dan Vektor Bab 1 : Skalar dan Vektor 1.1 Skalar dan Vektor Istilah skalar mengacu pada kuantitas yang nilainya dapat diwakili oleh bilangan real tunggal (positif atau negatif). x, y dan z kita gunakan dalam aljabar

Lebih terperinci

Pengantar KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK MATERI I ANALISIS VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT

Pengantar KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK MATERI I ANALISIS VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK Pengantar Definisi Arsitektur MATERI I ANALISIS VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT Operasional Sinkronisasi Kesimpulan & Saran Muhamad Ali, MT Http://www.elektro-uny.net/ali Pengantar

Lebih terperinci

Penjumlahan Vektor. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas X. (Telah disesuaikan dengan KTSP)

Penjumlahan Vektor. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas X. (Telah disesuaikan dengan KTSP) Penjumlahan Vektor Edisi Kedua Untuk SMA kelas X (Telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokumen : Copyright 008 009 GuruMuda.Com Seluruh dokumen di GuruMuda.Com dapat digunakan dan disebarkan secara bebas

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain VEKTOR y PENDAHULUAN PETA KONSEP a Vektor di R 2 Vektor di R 3 Perkalian Skalar Dua Vektor o 45 O x Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain Soal-Soal PENDAHULUAN Dalam ilmu pengetahuan kita sering

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Vektor Ada beberapa besaran fisis yang cukup hanya dinyatakan dengan suatu angka dan satuan yang menyatakan besarnya saja. Ada juga besaran fisis yang tidak

Lebih terperinci

BAB I BESARAN & PENGUKURAN --- alifis.wordpress.com

BAB I BESARAN & PENGUKURAN --- alifis.wordpress.com 1.1 PENGANTAR BAB I BESARAN & PENGUKURAN alifis@corner --- alifis.wordpress.com Untuk menggambarkan suatu fenomena fisika yang terjadi atau dialami suatu benda, diperlukan pengukuran berbagai besaran-besaran

Lebih terperinci

MATRIKS & TRANSFORMASI LINIER

MATRIKS & TRANSFORMASI LINIER MATRIKS & TRANSFORMASI LINIER Oleh : SRI ESTI TRISNO SAMI, ST, MMSI 082334051324 Daftar Referensi : 1. Kreyzig Erwin, Advance Engineering Mathematic, Edisi ke-7, John wiley,1993 2. Spiegel, Murray R, Advanced

Lebih terperinci

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak. BAB I. PENDAHULUAN Mekanika : Ilmu yang mempelajari dan meramalkan kondisi benda diam atau bergerak akibat pengaruh gaya yang bereaksi pada benda tersebut. Dibedakan: 1. Mekanika benda tegar (mechanics

Lebih terperinci

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R DOKUMEN ASaFN. Sebuah uang logam diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah. Ketebalan uang tersebut adalah... A. 0,0 cm B. 0, cm C. 0, cm D.

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik. Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik. Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Kelistrikan dan Kemagnetan Tanpa listrik dan magnet, maka dalam kehidupan jaman sekarang: tanpa motor

Lebih terperinci

MENJUMLAH VEKTOR. No Besaran Skalar Besaran Vektor

MENJUMLAH VEKTOR. No Besaran Skalar Besaran Vektor MENJUMLAH VEKTOR Kompetensi Siswa 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,

Lebih terperinci

Vpa = kecepatan perahu terhadap arus Vat = kecepatan arus terhadap tanah Vpt = kecepatan perahu terhadap tanah s = jarak tempuh perahu

Vpa = kecepatan perahu terhadap arus Vat = kecepatan arus terhadap tanah Vpt = kecepatan perahu terhadap tanah s = jarak tempuh perahu 1. Seekor lumba-lumba berenang dengan kecepatan 10 km/jam dalam arus laut dengan arah 30 terhadap arah arus laut. Arus laut sedang bergerak sejajar terhadap pantai pada kecepatan 3 km/jam. Berapakah vector

Lebih terperinci

Tri Widodo FISIKA untuk SMA/MA Kelas X

Tri Widodo FISIKA untuk SMA/MA Kelas X Tri Widodo FISIKA untuk SMA/MA Kelas X Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang FISIKA untuk SMA/MA Kelas X Penyusun : Tri Widodo Editor : Widha Sunarno : Arief Satiyo Nugroho

Lebih terperinci

PERSAMAAN BIDANG RATA

PERSAMAAN BIDANG RATA 1 KEGIATAN BELAJAR 5 PERSAMAAN BIDANG RATA Setelah mempelajari kegiatan belajar 5 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menentukan persamaan vektoris bidang rata 2. Menentukan persamaan linier bidang rata

Lebih terperinci

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius BAB III GERAK LURUS Pada bab ini kita akan mempelajari tentang kinematika. Kinematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gerak tanpa memperhatikan penyebab timbulnya gerak. Sedangkan ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/2014 A. PILIHAN GANDA 1. Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume d. Panjang, lebar, tinggi, tebal b. Kecepatan,waktu,jarak,energi

Lebih terperinci

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu. VEKTOR Kata vektor berasal dari bahasa Latin yang berarti "pembawa" (carrier), yang ada hubungannya dengan "pergeseran" (diplacement). Vektor biasanya digunakan untuk menggambarkan perpindahan suatu partikel

Lebih terperinci

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber: Kinematika Gerak B a b B a b 1 KINEMATIKA GERAK Sumber: www.jatim.go.id Jika kalian belajar fisika maka kalian akan sering mempelajari tentang gerak. Fenomena tentang gerak memang sangat menarik. Coba

Lebih terperinci

BESARAN DAN SATUAN. tindakan MKS. angka pasti CGS. angka taksiran. dimensi. notasi ilmiah BESARAN SATUAN. besaran pokok. besaran turunan.

BESARAN DAN SATUAN. tindakan MKS. angka pasti CGS. angka taksiran. dimensi. notasi ilmiah BESARAN SATUAN. besaran pokok. besaran turunan. 1 BESARAN DAN SAUAN Setelah mempelajari materi "Besaran dan Satuan" diharapkan Anda dapat menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur serta mampu mengukur besaran

Lebih terperinci

Outline Vektor dan Garis Koordinat Norma Vektor Hasil Kali Titik dan Proyeksi Hasil Kali Silang. Geometri Vektor. Kusbudiono. Jurusan Matematika

Outline Vektor dan Garis Koordinat Norma Vektor Hasil Kali Titik dan Proyeksi Hasil Kali Silang. Geometri Vektor. Kusbudiono. Jurusan Matematika Jurusan Matematika 1 Nopember 2011 1 Vektor dan Garis 2 Koordinat 3 Norma Vektor 4 Hasil Kali Titik dan Proyeksi 5 Hasil Kali Silang Definisi Vektor Definisi Jika AB dan CD ruas garis berarah, keduanya

Lebih terperinci

VEKTOR YUSRON SUGIARTO

VEKTOR YUSRON SUGIARTO VEKTOR YUSRON SUGIARTO Jurusan Keteknikan Pertanian FTP UB 2013 2 3 B E S A R A N Skalar besaran yang hanya memiliki besar (panjang/nilai) Vektor memiliki besar dan arah Massa Waktu Kecepatan Percepatan

Lebih terperinci

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika 14.1 APLIKASI INTEGRAL A. Usaha Dan Energi Hampir semua ilmu mekanika ditemukan oleh Issac newton kecuali konsep energi. Energi dapat muncul dalam berbagai

Lebih terperinci

A + ( B + C ) = ( A + B ) + C

A + ( B + C ) = ( A + B ) + C VEKTOR ANALISIS 1.1. Skalar dan Vektor Istilah skalar mengacu pada sebuah jumlah yang nilai dapat diwakili oleh satu ( positif atau negatif ) nomor asli. x, y, dan z yang kami gunakan dalam dasar aljabar

Lebih terperinci

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Modul 1 Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Drs. Susiswo, M.Si. K PENDAHULUAN ompetensi umum yang diharapkan, setelah mempelajari modul ini, adalah Anda dapat memahami konsep tentang persamaan linear dan

Lebih terperinci

VEKTOR 2 SMA SANTA ANGELA. A. Pengertian Vektor Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Dilambangkan dengan :

VEKTOR 2 SMA SANTA ANGELA. A. Pengertian Vektor Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Dilambangkan dengan : 1 SMA SANTA ANGELA VEKTOR A. Pengertian Vektor Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Dilambangkan dengan : A B Keterangan : Titik A disebut titik Pangkal Titik B disebut titik Ujung Dinotasikan

Lebih terperinci

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3 Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3 Kuliah Aljabar Linier Semester Ganjil 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U September 2015 MZI (FIF Tel-U) Ruang Vektor R 2 dan R 3 September 2015

Lebih terperinci

MODUL 3 BIDANG RATA. [Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat]

MODUL 3 BIDANG RATA. [Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat] 1 MODUL 3 BIDANG RATA Setelah mempelajari modul 1 dan 2 anda akan melanjutkan mempelajari modul 3 tentang bidang rata. Materi bidang rata ini berkaitan dengan materi pada modul sebelumnya. Pada modul 3

Lebih terperinci

Modul Sifat dan Operasi Gaya. Ir.Yoke Lestyowati, MT

Modul Sifat dan Operasi Gaya. Ir.Yoke Lestyowati, MT Modul Sifat dan Operasi Gaya Ir.Yoke Lestyowati, MT Konten E-Learning IDB 7in1 Terintegrasi PDITT 2015 BAB I SIFAT DAN OPEASI GAYA 1.1. Capaian Pembelajaran 1.1.1. Umum 1. Mampu menggunakan teori gaya

Lebih terperinci

Gambar 12.2 a. Melukis Penjumlahan Gaya

Gambar 12.2 a. Melukis Penjumlahan Gaya Bab 12 Gaya Sumber: image.google.com Gambar 12.1 Mengayuh sepeda Apakah kamu pernah naik sepeda? Jika belum pernah, cobalah. Apa yang kamu rasakan ketika naik sepeda? Mengapa sepeda dapat bergerak? Apakah

Lebih terperinci

a menunjukkan jumlah satuan skala relatif terhadap nol pada sumbu X Gambar 1

a menunjukkan jumlah satuan skala relatif terhadap nol pada sumbu X Gambar 1 1. Koordinat Cartesius Sistem koordinat Cartesius terdiri dari dua garis yang saling tegak lurus yang disebut sumbu Sumbu horizontal disebut sumbu X dan sumbu vertikal disebut sumbu Y Tiap sumbu mempunyai

Lebih terperinci

S M A 10 P A D A N G

S M A 10 P A D A N G Jln. Situjuh Telp : 071 71 Kode Pos : 19 Petuntuk : Silangilah option yang kamu anggap benar! 1. Grafik di samping menggabarkan posisi x sebagai fungsi dari waktu t. Benda mulai bergerak saat t = 0 s.

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Fisika Kelas XI SCI Semester I Oleh: M. Kholid, M.Pd. 43 P a g e 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan

Lebih terperinci

VII III II VIII HAND OUT PERKULIAHAN GEOMETRI ANALITIK

VII III II VIII HAND OUT PERKULIAHAN GEOMETRI ANALITIK HAND OUT PERKULIAHAN GEOMETRI ANALITIK A. Sistem Koordinat Tegak Lurus Suatu sistem koordinat tegak lurus disebut juga dengan sistem koordinat cartesian. Di dalam ruang, terdapat tiga buah garis lurus

Lebih terperinci

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1 VEKTOR 3/8/007 Fisika I 1 BAB I : VEKTOR Besaran vektor adalah besaran yang terdiri dari dua variabel, yaitu besar dan arah. Sebagai contoh dari besaran vektor adalah perpindahan. Sebuah besaran vektor

Lebih terperinci

MODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank

MODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank 1 MODUL 2 GARIS LURUS Gambar 4. 4 Mesin Antrian Bank Persamaan garis lurus sangat berperan penting terhadap kemajuan teknologi sekarang ini. Bagi programmer handal, banyak aplikasi yang membutuhkan persamaan

Lebih terperinci

DIKTAT MATEMATIKA II

DIKTAT MATEMATIKA II DIKTT MTEMTIK II (VEKTOR) Drs.. NN PURNWN, M.T JURUSN PENDIDIKN TEKNIK MESIN FKULTS PENDIDIKN TEKNOLOGI DN KEJURUN UNIVERSITS PENDIDIKN INDONESI 004 VEKTOR I. PENDHULUN 1.1. PENGERTIN Sepotong garis berarah

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR 1 BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Grafik disamping ini menggunakan posisi x sebagai fungsi dari waaktu t. benda mulai bergerak saat t = 0. Dari graaafik ini dapat diambil

Lebih terperinci

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah...

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah... Kelas X 1. Tiga buah vektor yakni V1, V2, dan V3 seperti gambar di samping ini. Jika dua kotak mewakili satu satuan vektor, maka resultan dari tiga vektor di atas adalah. 2. Dua buah vektor A dan, B masing-masing

Lebih terperinci

MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA

MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA 1 MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA Sumber: www.google.co.id Gambar 6. 6 Benda berbentuk lingkaran dan bola Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai benda-benda yang berbentuk bola maupun lingkaran.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI D I N A S P E N D I D I K A N

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI D I N A S P E N D I D I K A N PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI D I N A S P E N D I D I K A N Alamat : Komplek perkantoran Pemda Muaro Jambi Bukit Cinto Kenang, Sengeti UJIAN SEMESTER GANJIL SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII BAHAN AJAR 4 Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII GAYA LORENTZ Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap kutub magnet, bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik

Lebih terperinci

KERJA DAN ENERGI. 4.1 Pendahuluan

KERJA DAN ENERGI. 4.1 Pendahuluan IV KERJA DAN ENERGI Kompetensi yang ingin dicapai setelah mempelajari bab ini adalah kemampuan memahami, menganalisis dan mengaplikasikan konsep-konsep kerja dan energi pada kehidupan sehari-hari ataupun

Lebih terperinci

TRAINING CENTER OLIMPIADE INTERNASIONAL

TRAINING CENTER OLIMPIADE INTERNASIONAL TRAINING CENTER OLIMPIADE INTERNASIONAL 7 th International Junior Science Olympiad (IJSO) 11 th Initational World Youth Mathematics Intercity Competition (IWYMIC) MODUL FISIKA GERAK (Sumber: College Physics,

Lebih terperinci

Pentalogy BIOLOGI SMA

Pentalogy BIOLOGI SMA GENTA GROUP in PLAY STORE CBT UN SMA IPA Buku ini dilengkapi aplikasi CBT UN SMA IPA android yang dapat di-download di play store dengan kata kunci genta group atau gunakan qr-code di bawah. Kode Aktivasi

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi I.1 Pendahuluan Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam. Dalam mekanika teknik,

Lebih terperinci

VEKTOR. Notasi Vektor. Panjang Vektor. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor (,, ) (,, ) di atas dapat dinyatakan dengan: Matriks = Maka = =

VEKTOR. Notasi Vektor. Panjang Vektor. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor (,, ) (,, ) di atas dapat dinyatakan dengan: Matriks = Maka = = VEKTOR Notasi Vektor (,, ) (,, ) Vektor atau Matriks Maka di atas dapat dinyatakan dengan: Kombinasi linear vektor basis maka; ( ) + ( ) + ( ) + + (,, ) Panjang Vektor Misalkan + + (,, ), maka panjang

Lebih terperinci

Diferensial Vektor. (Pertemuan II) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Diferensial Vektor. (Pertemuan II) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TKS 4007 Matematika III Diferensial Vektor (Pertemuan II) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Definisi Secara Grafis : Dari gambar di samping, ada sebuah anak panah yang berawal

Lebih terperinci

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA 1 LAJU: Besaran Skalar. Bila benda memerlukan waktu t untuk menempuh jarak d, maka laju rata-rata

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB 2 GRAVITASI A. Medan Gravitasi B. Gerak Planet dan Satelit Rangkuman Bab Evaluasi Bab 2...

DAFTAR ISI. BAB 2 GRAVITASI A. Medan Gravitasi B. Gerak Planet dan Satelit Rangkuman Bab Evaluasi Bab 2... DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v BAB 1 KINEMATIKA GERAK... 1 A. Gerak Translasi... 2 B. Gerak Melingkar... 10 C. Gerak Parabola... 14 Rangkuman Bab 1... 18 Evaluasi

Lebih terperinci

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga;

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga; BAB I VEKTOR A. DEFINISI VEKTOR 1). Pada mulanya vektor adalah objek telaah dalam ilmu fisika. Dalam ilmu fisika vektor didefinisikan sebagai sebuah besaran yang mempunyai besar dan arah seperti gaya,

Lebih terperinci

GERAK PELURU (GERAK PARABOLA)

GERAK PELURU (GERAK PARABOLA) A. Pengertian Gerak Peluru GERAK PELURU (GERAK PARABOLA) Gerak peluru merupakan suatu jenis gerakan benda yang pada awalnya diberi kecepatan awal lalu menempuh lintasan yang arahnya sepenuhnya dipengaruhi

Lebih terperinci

Perkalian Titik dan Silang

Perkalian Titik dan Silang PERKALIAN TITIK DAN SILANG Materi pokok pertemuan ke 3: 1. Perkalian titik URAIAN MATERI Perkalian Titik Perkalian titik dari dua buah vektor dan dinyatakan oleh (baca: titik ). Untuk lebih jelas, berikut

Lebih terperinci

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA 1 LAJU: Besaran Skalar. Bila benda memerlukan waktu t untuk menempuh jarak d, maka laju rata-rata

Lebih terperinci

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya 1. Pendahuluan Penggunaan besaran vektor dalam kehidupan sehari-hari sangat penting mengingat aplikasi besaran vektor yang luas. Mulai dari prinsip gaya, hingga bidang teknik dalam memahami konsep medan

Lebih terperinci

FISIKA KELAS X Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. BAB III GERAK

FISIKA KELAS X Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. BAB III GERAK FISIKA KELAS X Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. BAB III GERAK Dapatkah kamu mengendarai sepeda sambil memperhatikan kecepatan sepedamu? Tentunya sangat sukar kamu lakukan karena sepeda tidak dilengkapi dengan

Lebih terperinci

Wardaya College. Denisi Posisi, Jarak dan Perpindahan. Posisi, Jarak dan Perpindahan. Posisi, Jarak dan Perpindahan. Part II

Wardaya College. Denisi Posisi, Jarak dan Perpindahan. Posisi, Jarak dan Perpindahan. Posisi, Jarak dan Perpindahan. Part II Posisi, Jarak dan Perpindahan Part I Denisi Posisi, Jarak dan Perpindahan Jarak dan perpindahan adalah besaran gerak yang memiliki dimensi yang sama dengan besaran pokok panjang. Part II Posisi, Jarak

Lebih terperinci