(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan

dokumen-dokumen yang mirip
Suara Di Ruang Tertutup

(6.38) Memasukkan ini ke persamaan (6.14) (dengan θ = 0) membawa kita ke faktor refleksi dari lapisan

s(t) = C (2.39) } (2.42) atau, dengan menempatkan + )(2.44)

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

ACOUSTICS An Introduction Book of : Heinrich Kuttruff

BAB 5. PROPERTIS FISIK BUNYI

C.1 OSILASI GANDENG PEGAS

BAB V DISTRIBUSI NORMAL. Deskripsi: Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep distribusi normal dalam pengukuran.

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]

Aplikasi Deret Fourier (FS) Deret Fourier Aplikasi Deret Fourier

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi==

Analisis Mode Gelombang Suara Dalam Ruang Kotak

KONSEP SINYAL. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani February EL2032 Sinyal dan Sistem

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

Akustik Bangunan. Bab

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan.

Total bunyi dalam titik bidang P diperoleh dengan pengintegrasian atas area yang aktif dari radiator: p(r,, t) =

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Section 14.4 airborne sound insulation of double-leaf partitions Section 14.5 structure-borne sound insulation

Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

SIGNAL & SPECTRUM O L E H : G U TA M A I N D R A. Rangkaian Elektrik Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik 2017

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

Scientific Echosounders

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB

Transmisi Bunyi di Dalam Pipa

SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT

Interferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

3. Analisis Spektral 3.1 Analisis Fourier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Transformasi Fourier

BAB IV SIMULASI NUMERIK

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

GERAK HARMONIK SEDERHANA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA

FONON I : GETARAN KRISTAL

BAB III. Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB

MODUL 2 SINYAL DAN SUARA

Bab 4 DINDING SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

BAB 2 LANDASAN TEORI

GETARAN DAN GELOMBANG

Fisika Dasar I (FI-321)

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

BAB II PARAMETER PARAMETER AKUSTIK RUANGAN

Modulasi Sudut / Modulasi Eksponensial

TERMINOLOGI PADA SENSOR

Distribusi Medan Akustik dalam Domain Interior dengan Metode Elemen Batas (Boundary Element Method)

BAB IV DERET FOURIER

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

BAB III KONDUKSI ALIRAN STEDI - DIMENSI BANYAK

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Dasar Teori Serat Alami

Tanggapan Frekuensi Pendahuluan

BAB II TEORI TERKAIT

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Spektrum dan Domain Sinyal

1. Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut. 2. X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi gabungan causal dan anti causal pada

The Forced Oscillator

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR NOTASI. A : sebuah konstanta, pada Persamaan (5.1)

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

MODUL 2 PEMBANGKITKAN SINYAL

BAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA. C. 7,5 m D. 15 m E. 30 m. 01. Persamaan antara getaran dan gelombang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 DATA DAN METODA

Teori Dasar Gelombang Gravitasi

PENERAPAN DERET FOURIER PADA SISTEM PENDENGARAN MANUSIA. (The Application of Fourier Series on Human Earing)

Kekerasan (loudness) yang cukup Kekerasan menjadi masalah karena ukuran ruang yang besar Energi yang hilang saat perambatan bunyi karena penyerapan da

ANALISIS LINIER DAN NON-LINIER DARI PENGARUH GAYA SERET TERHADAP RESPONS SEBUAH STRUKTUR JALUR PIPA DI PERMUKAAN LAUT

Bagian 4 Terapan Differensial

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN

Transkripsi:

Getaran Teredam Dalam Rongga Tertutup pada Sembarang Bentuk Dari hasil beberapa uji peredaman getaran pada pipa tertutup membuktikan bahwa getaran teredam di dalam rongga tertutup dapat dianalisa tidak hanya dalam bentuk 1 dimensi tetapi juga dalam bentuk tiga dimensi pada sembarang bentuk. Jika sebelumnya kita menganalisa suatu getaran harmonik dengan frekuensi sudut ω. Kemudian persamaan gelombang kita ubah ke dalam bentuk persamaan Helmholtz (dengan k = ω/c) maka, 0 (1) Setelah itu kita mencoba mencari solusi dari persamaan ini tetapi disesuaikan dengan bentuk rongga yang ada dan dengan melihat karakteristik sifat akustiknya. Misalkan solusi terakhir yang didapatkan pada suatu impedansi dinding adalah memenuhi persamaan berikut, (2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan (3) Turunan dari merupakan sebuah komponen normal dari grad p seperti yang ditunjukkan dalam rumus difraksi Kirchhoff. Sehingga syarat batas tersebut dapat ditulis dalam suatu bentuk persamaan, 0 (4) Hal ini menunjukkan bahwa solusi dari persamaan (1) yang memenuhi syarat batas persamaan (4) untuk nilai-nilai diskrit tertentu hanyalah k n. Nilai-nilai ini umumnya adalah kompleks dan biasanya disebut eigenvalues atau nilai karakteristik dari suatu rongga tertutup. Beberapa dari nilai-nilai tersebut berhubungan dengan frekuensi sudut ω n = cre {k n } dan eigen frekuensinya f n = ω n /2π. Solusi yang terkait dengan eigenvalues ini bisanya disebut dengan eigenfunctions (fungsi eigen) dan merupakan bentuk persamaan matematis dari sebuah mode normal p n (r) dari suatu rongga. Simbol r memberikan arti 1

sebagai posisi suatu titik yang dinyatakan oleh 3 koordinat ruang sesuai pilihan. Dengan demikian, n merupakan simbol dari tiga bilangan bulat, misalnya untuk l, m, dan n. Sehingga pada mode normal pun dapat dianggap sebagai suatu gelombang berdiri tiga dimensi. Hanya saja, bentuk permukaannya secara umum tidak datar seperti yang kita bayangkan sebagai sebuah ruang persegi yang panjang. Solusi yang kita dapatkan dari masalah syarat batas yang kita uraikan di sini, hanya dapat berhasil untuk bentuk ruangan yang sederhana dengan distribusi impedansi pada dinding yang sederhana pula. Salah satu masalah yang terjadi adalah pada suatu ruang persegi yang panjang dengan dinding keras yang dianalisa dengan persamaan, dalam kondisi yang berbeda-beda. Untuk rongga tertutup yang mempunyai geometri yang lebih umum dan mempunyai syarat batas tertentu, mode normal dan eigenfrekuensi-nya harus dihitung dengan metode numerik, seperti metode elemen tak hingga atau elemen batas yang tidak akan kami jelaskan di sini. Dalam hal apapun bidang suara dipaksa bisa dibayangkan terdiri dari mode normal yang sama seperti di berikan oleh persamaan (5) Jika suatu ruangan dibangkitkan oleh sebuah sumber titik dengan kecepatan volume exp tekanan suara pada titik yang terletak di r adalah : (6) Koefisien C n tergantung pada posisi sumber suara. Sehingga, diasumsikan bahwa (7) Keadaan tersebut sesuai dengan persamaan (5). Namun, eigenfrekuensi sudut ω n atau eigenfrekuensi f n pada kasus ini tidak disusun teratur sepanjang sumbu frekuensi seperti pada bentuk satu dimensi. Demikian halnya, konstanta δ n dan oleh karena itulah setengah lebar 2(Δf) n dari persamaan 2 dapat dianggap mempunyai nilai yang berbeda. Sekarang kita mempunyai 2 kasus yang harus dibedakan dan mempunyai batas masing-masing: Jarak antara eigenfrequencies yang berdekatan di sepanjang sumbu frekuensi secara signifikan adalah lebih besar dari setengah lebar dari resonansi. Kemudian fungsi p ω (r) menunjukkan suatu rangkaian yang jelas yang dipisahkan oleh kurva resonansi. Hal ini ditunjukkan oleh Gambar 1.a, setiap puncak pada kurva ini adalah sesuai dengan salah satu eigenfrequency. Di sekitar frekuensi resonansi 2

ω n, istilah nth dari hasil penjumlahan sejauh ini merupakan kontribusi dominan untuk p ω (r), dan oleh karena itu mode normal dapat dikembangkan dan diamati hampir secara independen satu sama lain dengan memilih frekuensi berjalan yang sesuai dengan eigenfrekuensi terkait. Eigenfrekuensi antara satu sama lain sangat dekat inin menunjukkan bahwa beberapa atau banyak dari eigenfrekuensi terletak pada setengah lebar dari resonansi, oleh karena itu kurva resonansi menunjukkan tumpang tindih yang sangat kuat (Gambar 1.b). Kemudian pada frekuensi berjalan yang lain beberapa atau bahkan banyak istilah penjumlahan pada persamaan (6) memiliki nilai yang signifikan dan berkontribusi dengan fase yang cukup berbeda untuk seluruh tekanan suara p ω (r). Hal ini diperlihatkan pada gambar 2. Di sini setiap fasor merupakan salah satu istilah pada persamaan (6) dalam bidang kompleks; Panjangnya sebanding dengan besarnya, dan arahnya sesuai dengan fasenya. Diagram berlaku untuk satu frekuensi tertentu, jika frekuensi (atau titik pengamatan) berubah, sifat/ karakter yang muncul akan sama, akan tetapi secara rinci akan berbeda sepenuhnya, begitu juga dengan tentunya dengan fasor yang dihasilkan. Gambar 1 Ketergantungan frekuensi dari amplitudo tekanan suara setelah persamaan (6): (a) tumpang tindih resonansi diabaikan, (b) tumpang tindih yang kasar. 3

Gambar 2 Diagram fasor memperlihatkan kontribusi berbagai mode ruang pada frekuensi berjalan tertentu, kasus 2. Fasor penuh: menghasilkan tekanan amplitudo. Besar maksimum dari p ω terjadi ketika banyak istilah penjumlahan pada persamaan (6) terjadi untuk berkontribusi dengan fase yang sama yang pada Gambar 2 sesuai dengan banyak fasor yang ditunjukkan dengan arah yang sama. Sebaliknya, amplitudo tekanan suara minimum datang ketika ada keadaan di mana kontribusinya adalah meniadakan yang pada gambar 2 ditunjuakkan oleh panah pendek. Pada kasus ini, tumpang tindih yang begitu kasar, mode normal tidak dapat dibangkitkan secara terpisah. Sekarang kita tahu dari persamaan 4 bahwa kerapatan rata-rata dari eigenfrekuensi dn f /df bertambah besar sebanding dengan kuadrat dari frekuensi. Sehingga dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa kasus 1 terjadi pada frekuensi yang sangat rendah, sedangkan kasus 2 adalah pada frekuensi yang tinggi. Untu mencari pendekatan frekuensi yang memisahkan keduanya kita akan berbicara mengenai sesuatu yang signifikan yang tumpang tindih pada reratanya, sehingga setidaknya ada 3 eigenfrekuensi yang jatuh pada interval 2, yang merupkan setengah dari lebar resonansinya. Hal ini benar jika dn f /df 3/2, atau dengan persamaan 4 dan 2. (8) berarti merupakan konstanta δ n. (9) 4

Getaran Bebas Pada akustik ruang salah satunya fokus permasalahan adalah pada sinyal yang merupakan variabel dari waktu. Untuk alasan inilah kita sekarang akan membahas sifat-sifat yang tidak tetap dari suatu ruangan tertutup, yaitu pengaruhnya terhadap eksitasi variabel. Prototipe dari sinyal teriksitasi yang tidak tetap mempunyai impuls yang ditunjukkan oleh fungsi Dirac δ(t), dan sinyal keluaran dari sistem yaitu tekanan suara yang diterima pada titik pengamatan merupakan respon impulsnya. Secara formal, dapat dihitung sesuai dengan bagian 2.9 dengan melakukan transformasi Fourier pada fungsi transfer yang diberikan oleh Pers. (9). Sehingga hasilnya adalah. cos. (10) yang dapat diverifikasi dengan transformasi kembali ke dalam domain frekuensi. Itu dibentuk oleh beberapa getaran harmonik yang teredam dengan frekuensi dan fase yang berbeda, dan konstanta δn sebagai ditunjukkan oleh persamaan komponen ini. yang berubah menjadi konstanta peluruhan dari Sebagai contoh seperti gambar impulse response (gambar 3) yang menunjukkan superposisi dari tiga suku dengan jumlah frekuensi yang berbeda, faktor amplitudo B n, fase sudut dan konstanta peluruhan. Gambar 3 Respon impuls dari sebuah ruangan yang terdiri dari tiga mode peluruhan. Getaran parsial dengan kontansa peluruhan terbesar akan hilang pertama kali dari getaran yang digabung, dan respon pada ekornya sebagian besar terdiri dari komponen terkecil dengan peluruhan konstan. 5

Hal-hal ini akan menjadi lebih jelas jika tidak ada peluruhan dari tekanan suara yang dianggap akan tetepi kerapatan energi adalah sebanding dengan kuadrat dari tekanan. Pertama kita mencari dengan menggunakan persmaan (10):. cos cos. for t 0 (11) Berikutnya, beberapa rata-rata waktu singkat dari ekspresi ini dilakukan dengan waktu rata-rata yang jauh lebih lama daripada periode fungsi kosinus. Akan tetapi terlihat lebih kecil dari 1/δ n atau 1/δ m yang mungkin disebabkan oleh kondisi persamaan (7). Hasil dari fungsi kosinus dapat ditulis sebagai berikut.. (12) Untuk m n masing-masing dari istilah ini merupakan fungsi cepat bervariasi dengan nilai mean 0, sehingga akan hilang karena adanya proses rata-ratanya. Satu-satunya pengecualian adalah istilah kedua yaitu untuk m = n yang menjadi ½. Karena itulah rata-rata waktu pendek Pers. (11) menghasilkan ekspresi yang lebih sederhana:.. for t 0 (13) Jika konstanta peluruhan tidak terlalu berbeda, maka hal itu dapat digantikan dengan rata-rata. Sehingga kemudian, kerapatan energi di medan suara yang meluruh adalah sebanding dengan kuadrat dari tekanan suara, menjadi for t 0 (14) Pada akustik ruangan, proses peluruhan memainkan peranan penting. Proses tersebut disebut gema dan sering kali hal itu mengikuti hukum eksponensial seperti ditunjukkan pada Pers. (14). Biasanya, durasi peluruhan tidak ditandai dengan 1 /, hal itu dikarenakan oleh waktu dengung yang juga biasa disebut waktu peluruhan. Ini adalah waktu di mana kerapatan energi menurun sampai sepersejuta nilai awalnya (lihat Gambar 4). Dari persamaan 10 diperoleh.. (15) 6

Gambar 4 Definisi dari waktu dengung. Dengan hubungan ini dan nilai numerik dari kecepatan suara pada udara merupakan kondisi penting dari persamaan (8) dapat kita lihat 2000 (16) Hal ini sering disebut kondisi kamar besar' dan f s dikenal sebagai 'frekuensi Schroeder'. Sifat-sifat Statistik dari Fungsi Transfer Untuk ruangan yang lebih besar dari kondisi persamaan (16) adalah terpenuhi pada seluruh rentang frekuensi dimanahal pentingnya adalah f dibawah 100Hz. Oleh karena itu yang membatasi kasus 2 dalam bagian 9.5 dapat digunakan untuk tipe dari kebanyakan auditoria, bioskop, runang kuliah, dll. Kemudian persamaan (9) berisi ratusan istilah yang signifikan pada frekuensi yang diberikan di mana perlu dipertimbangkan dalam perhitungan medan suara yang tepat dan benar. Dari sudut pandang praktis ini hal itu sangatlah mustahil, apalagi pengetahuan yang tepat dari fungsi transfer sebuah ruangan adalah digunakan pada praktik yang kecil. Sebaliknya, kita akan mencoba membatasi diskusi untuk menjelaskan sifat-sifat statistik secara umum dari fungsi transfer tersebut, mengikuti ide dari M. R. Schroeder. Pertama-tama kita mempertimbangkan rentang di mana nilai absolut dari fungsi transfer G (ω) bervariasi. Misalkan suatu ruangan diberikan suatu sinyal sinus dengan frekuensi yang bervariasi cukup perlahan untuk memastikan pada kondisi yang tetap. Kemudian tingkat tekanan suara direkam secara 7

bersamaan pada beberapa hasil pengamatan yang disebut dengan sebuah kurva respon frekuensi. Sebuah contoh khusus seperti pada kurva yang ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar tersebut detail akan tetapi tidak ditampikan secara umum, tergantung pada ruang tertutup serta posisi sumber suara dan penerima. Ini adalah representasi logaritmik dari nilai absolut dari fungsi transfer ruang G (ω). Seperti ditunjukkan dalam bagian pertama, pada bagian ini bagian nyata G 1 serta G 2 merupakan bagian imajiner dari fungsi transfer ruangan yang terdiri dari sejumlah besar komponen yang dapat dianggap hampir independen dari satu sama lain. Dalam kondisi ini, teorema limit sentral dari teori probabilitas dapat diterapkan sesuai dengan yang G 1 dan G 2 mematuhi distribusi normal (distribusi Gauss). Kemudian nilai mutlak 2 1 2 2 juga merupakan variabel acak, namun mengikuti distribusi Rayleigh. Jika kita menunjukkan dengan z nilai absolut dari tekanan suara dibagi dengan ratarata maka kemungkinan untuk bertemu pada beberapa frekuensi (atau di beberapa titik ruang) nilai antara z dan z + dz adalah: / Distribusi ini ditunjukkan pada Gambar 6. Ini berarti standar deviasinya adalah (17) Gambar 5 Kurva respon frekuensi khusus sebuah ruangan (bagian). Sekitar 67% dari semua nilai yang terletak dalam rentang dari 1 - σ z untuk 1 + σ z (lihat garis titiktitik). Hal ini sama saja dengan pernyataan bahwa sekitar 67% dari nilai ordinat dari kurva frekuensi yang terdapat dalam sebuah band dengan lebar 1 0.523 (18) 8

Selanjutnya, pernyataan tertentu dapat dilakukan pada hasil yang maksimal sepanjang kurva frekuensi. Jadi jarak rata-rata dua maksimal berdekatan (atau minimal) adalah: 20.. 10. dimana T adalah waktu dengung dijelaskan pada bagian sebelumnya. (19) Menurut distribusi (persamaan 17) tidak ada batas atas untuk tingkat yang terjadi dalam kurva frekuensi, meskipun menghadapi kemungkinan nilai-nilai yang sangat tinggi adalah sangat kecil. Gambar 6 distribusi Rayleigh ( / Sekarang tidak semua nilai-nilai kurva frekuensi independen satu sama lain, bahkan, denominator resonansi pada persamaan (6) dan (9) merupakan penghubung yang kuat yang menghubungkan nilai-nilai fungsi pada frekuensi terdekat satu sama lain. Oleh karena itu bagian terbatas kurva frekuensi dapat diwakili oleh sejumlah pembatas dari sampel yang diambil pada frekuensi berjarak sama. Dalam keadaan seperti ini ada tingkat absolut maksimum yang terjadi pada bagian yang dipertimbangkan, ditandai dengan probabilitas maksimum yang terjadi. Tingginya di atas nilai rata-rata kuadrat dari kurva frekuensi. 4.34 lnln (20) dengan B yang menunjukkan bandwidth dari bagian yang dipertimbangkan dalam satuan Hz. Menurut rumus ini kurva frekuensi sebuah ruangan dengan waktu dengung 2 detik menunjukkan masing-masing 2 Hz adalah nilai maksimum rata-ratanya. Selanjutnya, niai absolut maksimum dalam 9

rentang frekuensi 10 000 Hz lebih nilai rata-ratanya hampir 10 db. Nilai ini merupakan arti penting bagi kinerja sistem suara di ruang tertutup. Sungguh luar biasa bahwa sifat statistik kurva frekuensi seperti diuraikan sebelumnya adalah sama untuk semua jenis ruangan, yaitu, bahwa mereka tidak mencerminkan kekhususan-kekhususan individual dari ruang terpisah dari waktu dengungnya. Hal ini tampaknya bertentangan dengan pernyataan kita sebelumnya bahwa fungsi transfer dari sistem linier berisi semua sifatnya. Pada kenyataannya, tentu saja ini juga benar untuk sebuah ruangan. Namun, sifat akustik mereka pada sebuah ruangan yang signifikan kita dengar di dalamnya tidak muncul dengan jelas dalam fitur kurva frekuensi, tetapi lebih pada respon impuls. Referensi : Kuttruff, Heinrich. 2004. Acoustics An Introduction (Ch.9.5-9.7/p.178 188). London & New York : Taylor & Francis Group 10