The Forced Oscillator

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "The Forced Oscillator"

Transkripsi

1 The Forced Oscillator Behaviour, Displacement, Velocity and Frequency Apriadi S. Adam M.Sc Jurusan Fisika Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Update 5 November 2013 A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41 Overview 1 Vector form of Ohm s Law 2 The Impedance of a Mechanical Circuit 3 Behaviour of a Forced Oscillator 4 Behaviour of Velocity in Magnitude and Phase versus Driving Force 5 Behaviour of Displacement versus Driving Force 6 Power Supplied to Oscillator by the Driving Force 7 Variation of P av with ω. Absorption Resonance Curve 8 The Q-Value in Terms of the Resonance Absorption Bandwidth 9 The Q-Value as an Amplification Factor A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41

2 Vector form of Ohm s Law The Forced Oscillator in Circuit Hukum Ohm menyatakan hubungan antara V = IR, dimana V adalah tegangan yang melewati hambatan (resistor) R dan I adalah arus yang mengalir. Relasi tersebut membentuk kondisi dimana tegangan dan arus selalu dalam fase. Keduanya akan mengikuti bentuk kurva sin(ωt + φ) atau cos(ωt + φ) dan nilai φ akan selalu sama untuk arus dan tegangan. Namun, keberadaan salah satu atau keduanya dari dua komponen listrik yang lain, induktansi L dan kapasistansi C, akan memasukkan sebuah fase berbeda antara tegangan dan arus, dan Hukum Ohm dalam bentuk vektor dapat dituliskan V = IZ e dimana Z e disebut impedansi, menggantikan resistor, dan merupakan vektor jumlahan dari resistansi efektif dari R, L dan C dalam rangkaian. A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41 Vector form of Ohm s Law Ketika tegangan bolak balik V a dengan frekuensi ω melewati sebuah resistor, induktor, dan kondensor, maka kesetimbangan tegangan dapat dituliskan sebagai berikut V a = L di dt + RI + q C dan arus yang melalui rangkaian adalah I = I 0 e iωt. Tegangan yang melalui induktansi (1) V L = L di dt = Ld(I 0e iωt ) dt = iωli (2) A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41

3 Vector form of Ohm s Law Tapi ωl, berdimensi Ohm, maka nilai efektif resistansi digambarkan oleh sebuah induktansi L terhadap sebuah arus berfrekuensi ω, sehingga hasil ωli berdimensi tegangan (volt). Informasi yang didapatkan adalah bahwa fase tegangan yang melewati induktansi adalah 90 didepan arus yang melewati rangkaian. Dengan cara yang sama, tegangan yang melewati kondensor (kapasitor) adalah V C = q C = 1 Idt = 1 C C I 0 e iωt dt = ii (3) ωc 1/ωC diukur dalam Ohm, yaitu nilai efektif resistansi yang digambarkan oleh kondensor terhadapa arus yang berfrekuensi ω. Tegangan I/ωC melewati kondensor didahului oleh i dan oleh karena itu terlambat dari arus dengan fase sebesar 90. A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41 Vector form of Ohm s Law Sedangkan arus dan tegangan yang melewati resistor se-fase atau ωl = 1/ωC. Kuantitas ωl dan 1/ωC disebut reaktansi dan tanda kurung (ωl 1/ωC) sering dituliskan X e. Hukum Ohm dapat dituliskan V = IZ e = I[R + i(ωl 1/ωC)] dengan Z e = R + i(ωl 1/ωC) dan besarnya impedansi Z e = [ R 2 + ( ωl 1 ) ] 2 1/2 (4) ωc A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41

4 Vector form of Ohm s Law Vektor Z e boleh dinyatakan dalam besar dan fasenya yaitu sehingga Z e = Z e e iφ = Z e (cos φ + i sin φ) cos φ = R, sin φ = X e Z e Z e dan tan φ = X e R dimana φ adalah beda fase antara total tegangan yang melintasi rangkaian dan arus yang yang melewati rangkaian. Nilai dari φ bisa positif atau negatif, bergantung pada nilai relatif ωl dan 1/ωC: Ketika ωl > 1/ωC, φ positif, tapi frekuensinya bergantung dari komponen-komponennya, yang menunjukkan bahwa φ dapat berubah tanda dan ukuran. Besar Z e juga bergantung frekuensi dan mempunyai nilai minimum Z e = R ketika ωl = 1/ωC. A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41 Vector form of Ohm s Law Dalam bentuk vektor Hukum Ohm, jika V = V 0 e iωt dan Z e = Z 0 e iφ, maka kita punya I = V 0e iωt Z 0 e iωt = V 0 e i(ωt φ) (5) Z 0 dengan amplitudo arus V 0 /Z 0 yang lebih lambat dari tegangan dengan sudut fase φ. A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41

5 The Impedance of a Mechanical Circuit The Impedance of a Mechanical Circuit Impedansi mekanis didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menghasilkan kecepatan dalam osilator, yaitu Z m = F/v atau F = vz m. Impedansi mekanis dituliskan sebagai Z m = b + i ( ωm k ) = b + ix m (6) ω dimana Z m = Z m e iφ dan tan φ = X m /b. φ merupakan beda fase antara kecepatan dan gaya. Besar Z m = [b 2 + (ωm k/ω) 2 ] 1/2. Massa berkelakuan seperti induktansi, menghasilkan positif reaktansi mekanis sedangkan konstanta pegas berkelakuan seperti kapasistansi. A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41 Behaviour of a Forced Oscillator Behaviour of a Forced Oscillator Tinjau osilator mekanis (sistem pegas massa) bermassa m, konstanta pegas k dan koefisien redaman b yang digerakkan oleh gaya F 0 cos ωt, dengan F 0 amplitudo gaya. Ini analog dengan rangkaian RLC ketika diterapkan tagangan bolak-balik V 0 dalam rangkaian. Persamaan gerak mekanis yaitu kesetimbangan gaya, sebagai berikut dan persamaan tegangan dalam kasus listrik mẍ + bẋ + kx = F 0 cos ωt (7) L q + R q + q C = V 0 cos ωt (8) A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41

6 Behaviour of a Forced Oscillator Solusinya terdiri atas dua bentuk yaitu (1) Transient, bentuk yang lenyap seiring bertambahnya waktu, seperti yang didiskusikan pada bab sebelumnya, persamaan mẍ + bẋ + kx = 0 memiliki solusi x = Ce bt/2m e i(k/m b2 /4m 2 )t (9) (2) Steady state, menggambarkan kelakuan dari osilator setelah bentuk transient lenyap. Kedua bentuk tersebut berkontribusi terhadap solusi awal, tapi untuk sekarang kita fokuskan pada steady state. Untuk memulainya, kita tuliskan kembali persamaan gaya dalam bentuk vektor dan bentuk cos ωt digantikan dengan e ωt, mẍ + bẋ + kx = F 0 e ωt (10) Solusi vektor x akan memberikan besar dan fase berkenaan dengan gaya penggerak F 0 e ωt. Awalnya kita coba solusi x = Ae ωt, dimana A bisa kompleks, sehingga aoluai tersebut bisa jadi memiliki komponen-komponen didalam dan diluar fase karena gaya penggerak. Kecepatan dan percepatannya adalah ẋ = iωx, ẍ = ω 2 x (11) A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41 Behaviour of a Forced Oscillator Persamaan (10) menjadi ( Aω 2 m + iωab + Ak ) e ωt = F 0 e ωt (12) yang mana benar untuk semua t ketika A = F 0 iωb + (k ω 2 m) atau Sementara A = if 0 ωz m (13) x = if 0e i(ωt φ) ωz m (14) dimana Z m = [b 2 + (ωm k/ω) 2 ] 1/2. A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41

7 Behaviour of a Forced Oscillator Bentuk vektor perilaku steady state ini, memberikan tiga informasi dan secara lengkap mendefinisikan besar posisi x dan fasenya, yang sesuai dengan gaya penggerak setelah bentuk transient lenyap. Informasi itu adalah 1 Bahwa perbedaan fase φ ada, antara x dan gaya, oleh karena bagian reaktif (ωm k/ω) impedansi mekanis. 2 Bahwa sebuah tambahan perbedaan yang diperkenalkan oleh faktor i dan bahkan jika φ nol, posisi x akan ketinggalan dari F 0 cos ωt dengan sudut Bahwa maksimum amplitudo dari posisi x adalah F 0 /ωz m. Bisa dicek bahwa secara dimensi, ini benar, karena kecepatan x/t mempunyai dimensi F 0 /Z m. Digunakan F 0 e iωt untuk menyatakan bagian riil F 0 cos ωt sehingga bisa diperoleh nilai sebenarnya dari x. x = if 0e i(ωt φ) ωz m = if 0 ωz m [cos(ωt φ) + i sin(ωt φ)] = if 0 cos(ωt φ) + F 0 sin(ωt φ) ωz } m ωz {{}} m {{} F 0 sin ωt F 0 cos ωt (15) A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41 Behaviour of a Forced Oscillator Kedua solusi ini memenuhi syarat bahwa beda fase total antara posisi dan gaya adalah φ ditambah suku π/2yang diperkenalkan oleh faktor i. Ketika φ = 0, posisi x = (F 0 /ωz m ) sin ωt tertinggal dari gaya F 0 cos ωt dengan sudut persis 90. Kecepatan ayunan paksa dalam steady state dapat dituliskan Dari sini kita dapat mengetahui dua hal yaitu v = ẋ = F 0 Z m e i(ωt φ) (16) 1 Karena didepan tidak mengandung i, maka kecepatan dan gaya berbeda fasenya hanya oleh φ, dan ketika φ = 0 kecepatan dan gaya sefase. 2 Amplitudo kecepatan adalah F 0 /Z m, yang mana kita harapakan dari definisi diawal tentang impedansi mekanis yaitu Z m = F/v. Bagian riil dari vektor kecepatan adalah v = F 0 Z m cos(ωt φ) A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41

8 Behaviour of a Forced Oscillator Jadi kecepatan selalu eksak 90 didepan dari posisi dalam fase dan berbeda dari gaya hanya oleh sudut fase φ, dimana tan φ = ωm k/ω b = X m b sehingga gaya F 0 cos ωt memberikan posisi dan kecepatan x = F 0 ωz m sin (ωt φ), v = F 0 Z m cos(ωt φ) A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41 Behaviour of Velocity in Magnitude and Phase versus Driving Force Velocity in Magnitude and Phase versus Driving Force Amplitudo kecepatan yaitu F 0 Z m = F 0 [b 2 + (ωm k/ω) 2 ] 1/2 sehingga besarnya kecepatan akan bervariasi dengan frekeunsinya ω karena ωz m juga bergantung pada frekuensi. A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41

9 Behaviour of Velocity in Magnitude and Phase versus Driving Force Pada frekuensi rendah, suku k/ω adalah suku paling besar dalam Z m dan impeddansi dikatakan stiffness controlled. Pada frekuensi yang tinggi, ωm merupakan suku yang dominan dan impedansi dikatakan mass controlled. Pada frekuensi ω 0 dimana ω 0 m = kω 0, impednasi memiliki nilai minimumnya Z m = b dan merupakan besaran riil dengan reaktansi nol. Kecepatan F 0 /Z m kemudian meiliki nilai maksimum v = F 0 /b, dan ω 0 dikatakan sebagai frekuensi kecepatan resonansi. Catatan bahwa tan φ = 0 pada ω 0, kecepatan dan gaya sefase. Ketika ωm > k/ω, φ positif, kecepatan v akan tertinggal dari gaya karena φ tampak dalam bentuk kosinus. Ketika gaya penggerak berfrekuensi ω sangat tinggi dan ω, maka φ 90 dan kecepatan tertinggal dari gaya karena jumlah. Ketika ωm < k/ω, φ negatif, kecepatan v didepan dari gaya dalam fasenya, dan pada frekuensi penggerak yang rendah seperti ω maka suku k/ω dan φ -90. Pada frekuensi ω 0, ω 0 m = kω 0 dan φ = 0, sehingga kecepatan dan gaya sefase. A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41 Behaviour of Velocity in Magnitude and Phase versus Driving Force A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41

10 Behaviour of Displacement versus Driving Force Behaviour of Displacement versus Driving Force Frequency ω Fase posisi x = F 0 sin (ωt φ) ωz m pada waktu kapanpun, eksak 90 dibelakang dari kecepatan. Sementara grafik φ versus ω tetap sama, beda fase total antara posisi dan gaya, yaitu menyangkut perlambatan tambahan 90 yang diperkenalkan oleh operator i. Pada frekuensi rendah, dimana φ = π/2 radian dan kecepatan didepan dari gaya, posisi dan gaya sefase, seperti apa yang diharapkan. Pada frekuensi tinggi, posisi tertinggal dari gaya oleh π radian dan secara eksak keluar dari fase, sehingga gambar kurva menunjukkan sudut fase antara posisi dan gaya ekuivalen dengan kurva φ versus ω, digeser sebesar π/2 radian. Amplitudo dari posisi x = F 0 /ωz m, dan pada frekuensi rendah Z m = [b 2 + (ωm k/ω)] 1/2, sehingga x F 0 /k. Pada frekuensi tinggi Z m ωm, sehingga x F 0 /ω 2 m, yang mana cenderung menuju nol seperti ω yang menjadi sangat besar. Pada frekuensi tinggi, kemudian, Behaviour of Displacement versus Driving Force amplitudo posisi hampir nol oleh karena massa terkontrol atau efek dari inersial. A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41 Kecepatan resonnasi terjadi ketika ω0 2 = k/m, dimana Z m dari kecepatan amplitudo minimum, tetapi posisi resonansi akan terjadi, saat x = (F 0 /ωz m ) sin(ωt φ), ketika pembagi ωz m minimum. Ini terjadi ketika d dω (ωz m) = d dω ω[b2 + (ωm k/ω)] 1/2 = 0 Solusinya 2ω [ b 2 + 2m(ω 2 m k) ] = 0 ω = 0 atau ω 2 = ω 2 0 b2 2m 2 A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41

11 Behaviour of Displacement versus Driving Force Posisi resonansi terjadi ketika frekuensi sedikit lebih kecil dari ω 0, frekuensi kecepatan resonansi. Untuk b yang kecil atau massa m besar, terdapat dua resonansi, terjadi ketika frekuensinya ω 0. Frekuensi posisi resonansi diberikan oleh ω r = ( ) 1/2 k m b2 2m 2 dan posisi maksimum adalah x max = F 0 ω r Z m Nilai ω r Z m (dengan mudah dapat ditunjukkan) sama dengan ω b dimana ω 2 = k m b2 4m 2 = ω2 0 b2 4m 2 A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41 Behaviour of Displacement versus Driving Force Sehingga nilai dari posisi resonansi x adalah x max = F 0 ω b dimana ω = (ω 20 b2 4m 2 ) 1/2 A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41

12 Behaviour of Displacement versus Driving Force A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41 Power Supplied to Oscillator by the Driving Force Power Supplied to Oscillator by the Driving Force Berkaitan dengan sistem osilasi untuk kasus steady state dengan, gaya penggerak harus digantikan dengan energi yang hilang dalam setiap kali vibrasi karena adanya faktor redaman. Dalam kasus steady state, amplitudo dan fase osilator penggerak teratur sesuai dengan amplitudo dan fase mereka, sehingga rerata daya yang disediakan oleh gaya penggerak sama dengan yang terdisipasi oleh gaya hambat/gesek. Daya yang tersedia adalah hasil kali gaya penggerak dengan kecepatan pada saat/waktu itu, yakni Rerata daya P = F2 0 Z m cos ωt cos(ωt φ) (17) P av = Usaha total per getaran periode osilasi (18) A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41

13 Bukti: Power Supplied to Oscillator by the Driving Force P av = T 0 = F2 0 Z m T Pdt T T 0 cos ωt cos(ωt φ) cos ωt cos(ωt φ) = F2 0 2Z m cos φ (19) Daya yang disediakan oleh gaya penggerak tidak tersimpan dalam sistem, akan tetapi terdisipasi sebagai usaha dalam sistem yang bergerak, yaitu gaya hambat/gesek bẋ. Laju kerja yang dilakukan oleh gaya hambat adalah bẋẋ = bẋ 2 = b F2 0 Z 2 m cos 2 (ωt φ) A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41 Power Supplied to Oscillator by the Driving Force Rerata nilai ini dalam jangka waktu satu periode osilasi 1 bf0 2 2 Zm 2 = F2 0 2Z m cos φ untuk b Z m = cos φ Ini membuktikan bahwa pernyataan diawal bahwa daya yang tersedia sama dengan daya yang terdisipasi! Dalam rangkaian listrik, daya diberikan oleh VI cos φ, dimana V dan I adalah nilai akar perata kuadrat instan dari tegangan dan cos φ sebagai faktor daya. karena VI cos φ = V2 Z e cos φ = V2 0 2Z e cos φ V = V 0 2 A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41

14 Variation of P av with ω. Absorption Resonance Curve Variation of P av with ω Rerata daya yang tersedia P av maksimum ketika cos φ = 1, yaitu, ketika φ = 0 dan ωm k/ω = 0 atau ω 2 0 = k/m. Gaya dan kecepatan sefase dan Z m memiliki nilai minimumnya b, maka P av (max) = F 2 0 /2b. A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41 Variation of P av with ω. Absorption Resonance Curve Seperti halnya kurva posisi versus ω, kurva ini juga mengukur respon dari osilator; ketajaman dari puncaknya pada resonansi adalah juga ditentukan oleh nilai dari konstanta redaman b, yang mana merupakan satu-satunya bentuk yang tetap dalam Z m pada frekuensi resonansi ω 0. Puncak maksimum terjadi pada frekuensi kecepatan resonansi ketika daya yang diserap oleh sistem dari gaya penggerak maksimum; yang diketahui sebagai kurva penyerapan osilator. A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41

15 The Q-Value in Terms of the Resonance Absorption Bandwidth The Q-Value in Terms of the Resonance Absorption Bandwidth Ketajaman resonansi didefinisikan dengan rasio Q = ω 0 ω 2 ω 1 = ω 0 ω dimana ω 1 dan ω 2 adalah frekuensi yang dipilih ketika daya yang tersedia P av = 1 2 P av(maksimum) Perbedaan frekuensi ω = ω 2 ω 1 disebut sebagai lebar-pita (bandwidth) resonansi. Sekarang P av = bf 2 0/2Z 2 m = 1 2 P av(maksimum) = 1 2 F2 0/2b ketika Z 2 m = 2b 2, yakni ketika b 2 + X 2 m = 2b 2 atau X m = ωm k/ω = ±b A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41 The Q-Value in Terms of the Resonance Absorption Bandwidth Jika ω 2 > ω 1, maka ω 2 m k/ω 2 = +b ω 1 m k/ω 1 = b Dengan mengeliminasi k antara kedua persamaan diatas memberikan ω 2 ω 1 = b/m sehingga Q = ω 0 m/b dan ω 1 = ω 0 b/2m danω 2 = ω 0 + b/2m. Faktor kualitas sebuah rangkaian listrik diberikan oleh Q = ω 0L R dimana ω 2 0 = (LC) 1 Untuk nilai Q yang tinggi, dimana konstanta redaman b kecil, frekuensi ω dalam definisi Q = ω m/b bergerak sangat dekat terhadap frekuensi ω 0 dan dua definisi Q menjadi ekuivalen. A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41

16 The Q-Value as an Amplification Factor The Q-Value as an Amplification Factor Kembali pada posisi pada resonansi A maks = F 0 ω b dimana ω 2 = k m b2 4m 2 Pada frekuensi rendah (ω 0) posisi memiliki nilai A 0 = F 0 /k, sehingga ( ) 2 Amaks Q 2 = [1 1/4Q 2 ] Untuk Q yang besar A 0 A maks A 0 Q A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41 The Q-Value as an Amplification Factor A.S. Adam (UIN SUKA) The Forced Oscillator Update 5 November / 41

OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK

OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK 1 Last Time Induktansi Diri 2 Induktansi Diri Menghitung: 1. Asumsikan arus I mengalir 2. Hitung B akibat adanya I tersebut 3. Hitung fluks akibat adanya B tersebut

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah secara bergantian. Bentuk arus bolakbalik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Tegangan yang mengalir

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN MODEL RANGKAIAN LISTRIK

PEMBENTUKAN MODEL RANGKAIAN LISTRIK PEMBENTUKAN MODEL RANGKAIAN LISTRIK Pada sub bab ini akan membahas tentang sistem listrik. Pembahasan ini berperan sebagai suatu contoh yang mengesankan dari kenyataan penting, bahwa sistem fisis yang

Lebih terperinci

Husna Arifah,M.Sc :Ayunan (osilasi) dipakai.resonansi

Husna Arifah,M.Sc :Ayunan (osilasi) dipakai.resonansi Pembentukan Model Ayunan (Osilasi) Dipakai: Resonansi Di dalam Pasal.6 kita telah membahas osilasi bebas dari suatu benda pada suatu pegas seperti terlihat di dalam Gambar 48. Gerak ini diatur oleh persamaan

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK Berikut ini ditampilkan beberapa soal dan pembahasan materi Fisika Listrik Arus Bolak- Balik (AC) yang dibahas di kelas 12 SMA. (1) Diberikan sebuah gambar rangkaian

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

Arus & Tegangan bolak balik(ac)

Arus & Tegangan bolak balik(ac) Arus & Tegangan bolak balik(ac) Dede Djuhana E-mail:dede@fisika.ui.ac.id Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0 Pendahuluan Arus dan Tegangan AC Arus dan tegangan bolak balik adalah arus yang dihasilkan oleh sebuah

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi Catatan Kuliah FI111 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi Agus Suroso update: 4 November 17 Osilasi atau getaran adalah gerak bolak-balik suatu benda melalui titik kesetimbangan. Gerak bolak-balik tersebut

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK 1.Pengertian Tegangan dan Arus Listrik Bolak-Balik Yang dimaksud dengan arus bolsk-balik ialah arus listrik yang arah serta besarnya berubah berkala,menurut suatu cara tertentu.hal

Lebih terperinci

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Materi 1 Sumber arus bolak-balik (alternating current, AC) 2 Resistor pada rangkaian AC 3 Induktor

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG

GETARAN DAN GELOMBANG 1/19 Kuliah Fisika Dasar Teknik Sipil 2007 GETARAN DAN GELOMBANG Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id GETARAN Getaran adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif Resonansi paralel sederhana (rangkaian tank ) Kondisi resonansi akan terjadi pada suatu rangkaian tank (tank circuit) (gambar 1) ketika reaktansi dari kapasitor dan induktor bernilai sama. Karena rekatansi

Lebih terperinci

Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI. andhysetiawan

Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI. andhysetiawan Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI HARMONIK PENDAHULUAN Gerak dapat dikelompokan menjadi: Gerak di sekitar suatu tempat contoh: ayunan bandul, getaran senar dll. Gerak yang berpindah tempat contoh:

Lebih terperinci

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK FASO DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASA ANGKAIAN LISTIK 1. Fasor Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan arah (posisi sudut). Fasor utamanya digunakan untuk menyatakan gelombang sinus

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak-balik - Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0401 Version: 2016-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi

Lebih terperinci

Arus dan Tegangan Listrik Bolak-balik

Arus dan Tegangan Listrik Bolak-balik Arus dan Tegangan Listrik Bolak-balik Arus dan tegangan bolak-balik (AC) yaitu arus dan tegangan yang besar dan arahnya berubah terhadap waktu secara periodik. A. Nilai Efektif, Nilai Maksimum dan Nilai

Lebih terperinci

Generator menghasilkan energi listrik. Sumber: Dokumen Penerbit, 2006

Generator menghasilkan energi listrik. Sumber: Dokumen Penerbit, 2006 7 AUS DAN TEGANGAN LISTIK BOLAK-BALIK Generator menghasilkan energi listrik. Sumber: Dokumen Penerbit, 006 Sebagian besar energi listrik yang digunakan sekarang dihasilkan oleh generator listrik dalam

Lebih terperinci

Sumber AC dan Fasor. V max. time. Sumber tegangan sinusoidal adalah: V( t) V(t)

Sumber AC dan Fasor. V max. time. Sumber tegangan sinusoidal adalah: V( t) V(t) Mengapa AC? Dapat diproduksi secara langsung dari generator Dapat dikontrol oleh komponen elektronika seperti resistor, kapasitor, dan induktor Tegangan maksimumdapat diubah secara mudah dengan trafo Frekuensi

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak Balik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0699 Version: 2011-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi: v =140

Lebih terperinci

Analisis Ajeg dari Sinusoidal

Analisis Ajeg dari Sinusoidal Analisis Ajeg dari Sinusoidal Slide-08 Ir. Agus Arif, MT Semester Gasal 2016/2017 1 / 23 Materi Kuliah 1 Karakteristik Sinusoid Bentuk Umum Pergeseran Fase Sinus Kosinus 2 Tanggapan Paksaan thdp Sinusoid

Lebih terperinci

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-13 CAKUPAN MATERI 1. INDUKTANSI. ENERGI TERSIMPAN DALAM MEDAN MAGNET 3. RANGKAIAN AC DAN IMPEDANSI 4. RESONANSI

Lebih terperinci

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian

Lebih terperinci

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Menganalisis rangkaian listrik Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu ambar digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN 9. POKOK BAHASAN: GETARAN SELARAS (Lanjutan)

RENCANA PEMBELAJARAN 9. POKOK BAHASAN: GETARAN SELARAS (Lanjutan) RENCANA PEMBELAJARAN 9. POKOK BAHASAN: GETARAN SELARAS (Lanjutan) Di muka telah disebutkan adanya jenis getaran selaras teredam, yang persamaan differensial geraknya diberikan oleh (persamaan (8.1 3b)

Lebih terperinci

MINGGUKE KE-5. Learning Outcome:

MINGGUKE KE-5. Learning Outcome: 1/14/1 MINGGUKE KE-5 Learning Outcome: Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan : Mampu menjelaskan konsep gaya balik Mampu menyelesaikan persamaan gerak harmonik Mampu menyelesaikan kasus harmonik

Lebih terperinci

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Pertemuan GEARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (5B0809), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 06 Beberapa parameter yang menentukan karaktersitik getaran: Amplitudo

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA Pertemuan 2 GETARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (15B08019), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 2016 Beberapa parameter

Lebih terperinci

C.1 OSILASI GANDENG PEGAS

C.1 OSILASI GANDENG PEGAS Mata Kuliah GELOMBANG-OPTIK OPTIK TOPIK I SUB TOPIK OSILASI GANDENG C. SISTEM OSILASI DUA DERAJAT KEBEBASAN:OSILASI GANDENG Satu derajat kebebasan: Misalkan: pegas yang memiliki satu simpangan Dua derajat

Lebih terperinci

ARUS BOLAK BALIK. I m v. Gambar 1. Diagram Fasor (a) arus, (b) tegangan. ωt X(0 o )

ARUS BOLAK BALIK. I m v. Gambar 1. Diagram Fasor (a) arus, (b) tegangan. ωt X(0 o ) ARUS BOLAK BALIK Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai alat-alat seperti dinamo sepeda dan generator. Kedua alat tersebut merupakan sumber arus dan tegangan listrik bolak-balik. Arus bolak-balik atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rangkaian RLC merupakan suatu rangkaian elektronika yang terdiri dari Resistor, Kapasitor dan Induktor yang dapat disusun seri ataupun paralel. Rangkaian RLC ini merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS RANGKAIAN RLC

ANALISIS RANGKAIAN RLC ab Elektronika ndustri Fisika. AUS A PADA ESSTO ANASS ANGKAAN Jika sebuah resistor dilewati arus A sebesar maka pada resistor akan terdapat tegangan sebesar r. Sehingga jika arus membesar maka tegangan

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto Rangkaian Arus Bolak Balik Rudi Susanto Arus Searah Arahnya selalu sama setiap waktu Besar arus bisa berubah Arus Bolak-Balik Arah arus berubah secara bergantian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Arus Bolak-Balik

Lebih terperinci

20 kv TRAFO DISTRIBUSI

20 kv TRAFO DISTRIBUSI GENERATOR SINKRON Sumber listrik AC dari Pusat listrik PEMBANGKIT 150 k INDUSTRI PLTA PLTP PLTG PLTU PLTGU TRAFO GI 11/150 k TRAFO GI 150/20 k 20 k 20 k 220 BISNIS RUMAH TRAFO DISTRIBUSI SOSIAL PUBLIK

Lebih terperinci

Bab 7 Persamaan Differensial Non-homogen

Bab 7 Persamaan Differensial Non-homogen Bab 7 Persamaan Differensial Non-homogen Persamaan Differensial Orde- Non Homogen Bentuk hukum : d y dy + p( ) + Q( ) y R( ) (*) Dimana, P(), Q(), dan R() dapat juga berwujud suatu leoust Solusinya : y

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak-Balik. Balik (Rangkaian AC) Pendahuluan. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia

Rangkaian Arus Bolak-Balik. Balik (Rangkaian AC) Pendahuluan. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia Rangkaian Arus Bolak-Balik Balik (Rangkaian A) Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas ndonesia Pendahuluan Akhir abad 9 Nikola esla dan George Westinghouse memenangkan proposal pendistribusian

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 RESONANSI

PERCOBAAN 6 RESONANSI PERCOBAAN 6 RESONANSI TUJUAN Mempelajari sifat rangkaian RLC Mempelajari resonansi seri, resonansi paralel, resonansi seri paralel PERSIAPAN Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul rangkaian

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG

GETARAN DAN GELOMBANG GEARAN DAN GELOMBANG Getaran dapat diartikan sebagai gerak bolak balik sebuah benda terhadap titik kesetimbangan dalam selang waktu yang periodik. Dua besaran yang penting dalam getaran yaitu periode getaran

Lebih terperinci

Phasor dan Impedans. Slide-09. Ir. Agus Arif, MT. Semester Gasal 2016/2017

Phasor dan Impedans. Slide-09. Ir. Agus Arif, MT. Semester Gasal 2016/2017 Phasor dan Slide-09 Ir. Agus Arif, MT Semester Gasal 2016/2017 1 / 23 Materi Kuliah 1 Phasor Frekuensi Komplex Definisi Phasor Transformasi Phasor Hubungan Tegangan-Arus Hukum Ohm dan Kirchhoff Rangkaian

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana GERAK HARMONIK Pembahasan Persamaan Gerak untuk Osilator Harmonik Sederhana Ilustrasi Pegas posisi setimbang, F = 0 Pegas teregang, F = - k.x Pegas tertekan, F = k.x Persamaan tsb mengandung turunan terhadap

Lebih terperinci

OPTIMISASI Minimisasi Rugi-rugi Daya pada Saluran

OPTIMISASI Minimisasi Rugi-rugi Daya pada Saluran OPTIMISASI Minimisasi ugi-rugi Daya pada Saluran Oleh : uriman Anthony, ST. MT ugi-rugi daya pada saluran ugi-rugi pada saluran transmisi dan distribusi dipengaruhi oleh besar arus pada beban yang melewati

Lebih terperinci

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan

Lebih terperinci

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 8 A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC B. Sub Kompetensi 1. Mengukur besarnya arus dan daya pada beban RLC pada sumber tenaga tegangan

Lebih terperinci

MODUL 2 RANGKAIAN RESONANSI

MODUL 2 RANGKAIAN RESONANSI MODUL 2 RANGKAIAN RESONANSI Jaringan komunikasi secara berkala harus memilih satu band frekuensi dan mengabaikan (attenuasi) frekuensi yang tidak diinginkan. Teori filter modern menyediakan metode untuk

Lebih terperinci

Penerapan Bilangan Kompleks pada Rangkaian RLC

Penerapan Bilangan Kompleks pada Rangkaian RLC Penerapan Bilangan Kompleks pada Rangkaian RLC Hishshah Ghassani - 354056 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 0 Bandung 403, Indonesia

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RK13AR12FIS01PAS Version: 2016-11 halaman 1 01. Perhatikan rangkaian hambatan listrik berikut. Hambatan pengganti

Lebih terperinci

KONVERTER AC-DC (PENYEARAH)

KONVERTER AC-DC (PENYEARAH) KONVERTER AC-DC (PENYEARAH) Penyearah Setengah Gelombang, 1- Fasa Tidak terkontrol (Uncontrolled) Beban Resistif (R) Beban Resistif-Induktif (R-L) Beban Resistif-Kapasitif (R-C) Terkontrol (Controlled)

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran

Lebih terperinci

Fisika Study Center. Never Ending Learning. Menu. Cari Artikel Fisika Study Center. Most Read. Latest. English

Fisika Study Center. Never Ending Learning. Menu. Cari Artikel Fisika Study Center. Most Read. Latest. English Fisika Study Center Never Ending Learning Menu English Home Fisika X SMA Fisika XI SMA Fisika XII SMA Fisika SMP Soal - Soal Pengayaan Olimpiade Fisika UN Fisika SMA UN Fisika SMP Tips SKL UN Fisika Rumus

Lebih terperinci

Induktansi. Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009

Induktansi. Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009 Induktansi Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. Jurusan Fisika FMIPA UGM http:/setiawan.synthasite.com ikhsan_s@ugm.ac.id 1 Outline Induktansi Diri Rangkaian RL Energi

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA TEKNIK

MODUL MATEMATIKA TEKNIK MODUL MATEMATIKA TEKNIK Disusun oleh: Dwi Lestari, M.Sc email: dwilestari@uny.ac.id JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 Linear

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik Arus dan Tegangan AC Sinusoidal dan Phasor

Rangkaian Listrik Arus dan Tegangan AC Sinusoidal dan Phasor Rangkaian Listrik Arus dan Tegangan AC Sinusoidal dan Phasor Alexander Sadiku edited by Agus Virgono Ir. MT. & Randy E. Saputra Prodi S1-Sistem Komputer Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom - 2016

Lebih terperinci

Nama : Taufik Ramuli NIM :

Nama : Taufik Ramuli NIM : Nama : Taufik Ramuli NIM : 1106139866 Rangkaian RLC merupakan rangkaian baik yang dihubungkan dengan paralel pun secara seri, namun rangkaian tersebut harus terdiri dari kapasitor; Induktor; dan resistor.

Lebih terperinci

Gambar 1. Bentuk sebuah tali yang direnggangkan (a) pada t = 0 (b) pada x=vt.

Gambar 1. Bentuk sebuah tali yang direnggangkan (a) pada t = 0 (b) pada x=vt. 1. Pengertian Gelombang Berjalan Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudonya tetap. Pada sebuah tali yang panjang diregangkan di dalam arah x di mana sebuah gelombang transversal sedang berjalan.

Lebih terperinci

ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK

ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK 1. Tujuan Menera skala induktor variabel, mengamati keadaan resonansi dari rangkaian seri RLC arus bolak-balik, dan menera kapasitan dengan metode jembatan wheatstone.

Lebih terperinci

Tujuan Mempelajari pengertian impedansi Mempelajari hubungan antara impedansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL Mempelajari hub

Tujuan Mempelajari pengertian impedansi Mempelajari hubungan antara impedansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL Mempelajari hub Percobaan 5 Rangkaian RC dan RL EL2193 Praktikum Rangkaian Elektrik Tujuan Mempelajari pengertian impedansi Mempelajari hubungan antara impedansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL

Lebih terperinci

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALIK

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALIK AUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALK FSKA SMK PEGUUAN CKN Formulasi arus dan tegangan bolak-balik e e sin wt or v v sin wt Persamaan e and v di atas sesuai dengan persamaan simpangan pada gerak harmonik sederhanan,

Lebih terperinci

Daya Rangkaian AC [2]

Daya Rangkaian AC [2] Daya Rangkaian AC [2] Slide-11 Ir. Agus Arif, MT Semester Gasal 2016/2017 1 / 16 Materi Kuliah 1 Nilai Efektif Tegangan & Arus Efektif Nilai Efektif Gelombang Berkala Nilai RMS Gelombang Sinusoidal Nilai

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium

Lebih terperinci

PENENTUAN FREKUENSI OSILASI LC DARI KURVA TEGANGAN INDUKTOR DAN KAPASITOR TERHADAP FREKUENSI. Islamiani Safitri* dan Neny Kurniasih

PENENTUAN FREKUENSI OSILASI LC DARI KURVA TEGANGAN INDUKTOR DAN KAPASITOR TERHADAP FREKUENSI. Islamiani Safitri* dan Neny Kurniasih PENENTUAN FREKUENSI OSILASI LC DARI KURVA TEGANGAN INDUKTOR DAN KAPASITOR TERHADAP FREKUENSI Islamiani Safitri* dan Neny Kurniasih STKIP Universitas Labuhan Batu Email: islamiani.safitri@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

menganalisis suatu gerak periodik tertentu

menganalisis suatu gerak periodik tertentu Gerak Harmonik Sederhana GETARAN Gerak harmonik sederhana Gerak periodik adalah gerak berulang/berosilasi melalui titik setimbang dalam interval waktu tetap. Gerak harmonik sederhana (GHS) adalah gerak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Oleh : Yusron Feriadi ( ) dan Dianto ( ) Abstrack

I. PENDAHULUAN. Oleh : Yusron Feriadi ( ) dan Dianto ( ) Abstrack Oleh : Yusron Feriadi (07384004) dan Dianto (07384007) Abstrack Have been done by experiment as a mean to know relation between current strength with angular frequency and relation between impedance with

Lebih terperinci

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis 24 Diagram Satu Garis Dengan mengasumsikan bahwa sistem tiga fasa dalam keadaan seimbang, penyelesaian rangkaian dapat dikerjakan dengan menggunakan rangkaian 1 fasa dengan sebuah jalur netral sebagai

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam) Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum

Lebih terperinci

3.11 Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang stasioner dan gelombang berjalan pada berbagai kasus nyata. Persamaan Gelombang.

3.11 Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang stasioner dan gelombang berjalan pada berbagai kasus nyata. Persamaan Gelombang. KOMPETENSI DASAR 3.11 Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang stasioner dan gelombang berjalan pada berbagai kasus nyata INDIKATOR 3.11.1. Mendeskripsikan gejala gelombang mekanik 3.11.2. Mengidentidikasi

Lebih terperinci

SOAL SOAL TERPILIH 1. maksimum dan arus efektif serta frekuensinya?

SOAL SOAL TERPILIH 1. maksimum dan arus efektif serta frekuensinya? SOAL SOAL TERPILIH 1 1. Amplitudo arus dalam sebuah elemen pesawat radio adalah 250 A bila amplitudo tegangannya 3,6 V pada frekuensi 1,6 MHz. Berapakah besarnya arus dan tegangan efektifnya? 2. Hair dryer

Lebih terperinci

BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani

BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani Ruang Lingkup Materi : Rangkaian resonator paralel (loss less components) Rangkaian resonator dengan L dan C mempunyai rugirugi/ losses Transformator impedansi (tujuan

Lebih terperinci

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan.

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan. Untai Elektrik I Waveforms & Signals Dr. Iwan Setyawan Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana Secara umum, tegangan dan arus dalam sebuah untai elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga jenis

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB Getaran (Osilasi) : Gerakan berulang pada lintasan yang sama Ayunan Gerak Kipas Gelombang dihasilkan oleh getaran Gelombang bunyi Gelombang air

Lebih terperinci

HAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA

HAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA GELOMBAG : Gerak Harmonik Sederhana M. Ishaq Pendahuluan Gerak harmonik adalah sebuah kajian yang penting terutama jika anda bergelut dalam bidang teknik, elektronika, geofisika dan lain-lain. Banyak gejala

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Arus Bolak Balik (AC)

Konsep Dasar. Arus Bolak Balik (AC) Konsep Dasar Arus Bolak Balik (A) frekwensi f PN Hz 10 dimana : P = jumlah kutub magnit. N = putaran rotor permenit F = jumlah lengkap putaran perdetik.m.f (eletro motor force). 4, 44K K f Volt D dimana

Lebih terperinci

Pulsa Pada Hubungan Singkat, Rangkaian Open dan Matching

Pulsa Pada Hubungan Singkat, Rangkaian Open dan Matching Transien 2 Pulsa Pada Hubungan Singkat, Rangkaian Open dan Matching Load dan Generator unmatched Transien pada load induktif/kapasitif Dispersi Mudrik Alaydrus, Univ. Mercu Buana, 2008 Presentasi 10 1

Lebih terperinci

METODE NUMERIK PADA RANGKAIAN RLC SERI MENGGUNAKAN VBA EXCEL Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami 1, Neny Kurniasih 2

METODE NUMERIK PADA RANGKAIAN RLC SERI MENGGUNAKAN VBA EXCEL Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami 1, Neny Kurniasih 2 METODE NUMERIK PADA RANGKAIAN RLC SERI MENGGUNAKAN VBA EXCEL Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami 1, Neny Kurniasih 2 1,2 Departemen Fisika, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 40132 latifah_zamzami@yahoo.co.id

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com 1

drimbajoe.wordpress.com 1 drimbajoe.wordpress.com STK AUS SEAAH A. KUAT AUS STK Konsep Materi Kuat Arus istrik () Banyaknya muatan (Q) yang mengalir dalam selang (t). Besarnya Kuat arus listrik () sebanding dengan banyak muatan

Lebih terperinci

1. Alat Ukur Arus dan Tegangan

1. Alat Ukur Arus dan Tegangan 1. lat Ukur rus dan Tegangan lat ukur tegangan, araus dan hambatan listrik baik untuk DC maupun C dibuat menjadi satu alat ukur saja. lat ukur ini dikenal dengan nama VO-meter singkatan dari mpere, olt

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

RANGKAIAN RLC. I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui sifat rangkaian RLC.

RANGKAIAN RLC. I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui sifat rangkaian RLC. Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 155 I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui sifat rangkaian RLC. RANGKAIAN RLC 2. Untuk mengetahui aplikasi dari rangkaian RLC 3. Untuk mengetahui pengertian dari induktansi,

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU PDB orde satu dapat dinyatakan dalam: atau dalam bentuk: = f(x, y) M(x, y) + N(x, y) = 0 Penyelesaian PDB orde satu dengan integrasi secara langsung Jika

Lebih terperinci

Bab I. Bilangan Kompleks

Bab I. Bilangan Kompleks Bab I Bilangan Kompleks Himpunan bilangan yang terbesar di dalam matematika adalah himpunan bilangan kompleks. Himpunan bilangan real yang kita pakai sehari-hari merupakan himpunan bagian dari himpunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Gelombang dan klasifikasinya. Gelombang adalah suatu gangguan menjalar dalam suatu medium ataupun tanpa medium. Dalam klasifikasinya gelombang terbagi menjadi yaitu :. Gelombang

Lebih terperinci

Induksi elektromagnetik

Induksi elektromagnetik Induksi elektromagnetik Dede Djuhana E-mail:dede@fisika.ui.ac.id Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0 Pendahuluan Induksi Magnetik Dalam eksperimen Oersted, Biot-Savart dan Ampere menyatakan bahwa adanya gaya

Lebih terperinci

Analisis Sinusoida. Dibuat Oleh : Danny Kurnianto Diedit oleh : Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Analisis Sinusoida. Dibuat Oleh : Danny Kurnianto Diedit oleh : Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Analisis Sinusoida Dibuat Oleh : Danny Kurnianto Diedit oleh : Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto 1. Fungsi Pemaksa Sinusoida 1.1 Karakteristik sinusoida Kita

Lebih terperinci

V L V R V C. mth 2011

V L V R V C. mth 2011 Percobaan 6 Resonansi EL2193 Praktikum Rangkaian Elektrik Tujuan Mempelajari perilaku rangkaian RLC Mempelajari resonansi seri, paralel, dan resonansi seri paralel Review Rangkaian Resonansi Rangkaian

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral 2 Darpublic BB 7 Gabungan Fungsi Sinus 7.1. Fungsi Sinus Dan Cosinus Banyak peristiwa terjadi secara siklis sinusoidal, seperti

Lebih terperinci

Teori & Soal GGB Getaran - Set 08

Teori & Soal GGB Getaran - Set 08 Xpedia Fisika Teori & Soal GGB Getaran - Set 08 Doc Name : XPFIS0108 Version : 2013-02 halaman 1 01. Menurut Hukum Hooke untuk getaran suatu benda bermassa pada pegas ideal, panjang peregangan yang dijadikan

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK SEDERHANA

GERAK HARMONIK SEDERHANA GERAK HARMONIK SEDERHANA Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak harmonik

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER. Oleh: Supardi. Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta

ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER. Oleh: Supardi. Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER Oleh: Supardi Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta Penelitian tentang gejala chaos pada pendulum nonlinier telah dilakukan.

Lebih terperinci

PENENTUAN BATAS TEGANGAN STEADY STATE DENGAN MENGGUNAKAN KURVA PQ PADA TEGANGAN BEBAN SENSITIF

PENENTUAN BATAS TEGANGAN STEADY STATE DENGAN MENGGUNAKAN KURVA PQ PADA TEGANGAN BEBAN SENSITIF PENENTUAN BATAS TEGANGAN STEADY STATE DENGAN MENGGUNAKAN KURVA PQ PADA TEGANGAN BEBAN SENSITIF KHAIREZA HADI 2208100606 Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT NIP. 1964

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persamaan Diferensial Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel independen, suatu variabel dependen, dan satu atau lebih turunan dari

Lebih terperinci

Daya Rangkaian AC [1]

Daya Rangkaian AC [1] Daya Rangkaian AC [1] Slide-10 Ir. Agus Arif, MT Semester Gasal 2016/2017 1 / 21 Materi Kuliah 1 Daya Sesaat Definisi Daya Input Undak Daya Input Sinusoidal 2 Definisi Daya Input Sinusoidal Daya Resistif

Lebih terperinci

Untai Elektrik I. Untai Orde Tinggi & Frekuensi Kompleks. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I.

Untai Elektrik I. Untai Orde Tinggi & Frekuensi Kompleks. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Untai Elektrik I Untai Orde Tinggi & Frekuensi Kompleks Dr. Iwan Setyawan Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana Pada bagian sebelumnya, dibahas untai RC dan RL dengan hanya satu elemen penyimpan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 1.1 Tinjauan Teoritis Nama lain dari Rangkaian Resonansi adalah Rangkaian Penala. Dalam bahasa Inggris-nya adalah Tuning Circuit, yaitu satu rangkaian

Lebih terperinci