BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING)

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

Nama : Johanes Susanto NIM : Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian. Work Sampling

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

practicum apk industrial engineering 2012

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Lamp n (menit) x/n

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EPSIKER LABORATORY 2016

BAB II LANDASAN TEORI

Lampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal

WORK SAMPLING STUDI KASUS PEKERJAAN BERTENDER PADA SEBUAH CAFE TUTI SARMA SINAGA ST MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE

PENGUKURAN WAKTU KERJA

BAB 2 LANDASAN TEORI

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG

BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.

WORK SAMPLING. Modul Work Sampling Praktikum Genap 2011/2012 I. TUJUAN PRAKTIKUM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Lampiran A. Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Seminar Nasional IENACO ISSN: APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR FINISHING SORTIR DENGAN METODE WORK SAMPLING (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

ANALISIS WAKTU STANDAR PELAYANAN DAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS BEBAN KERJA PEGAWAI DI SEKSI VERSAIGAMONANG DEVISI DEPRODUGAMONANG PERUM PERURI KARAWANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRACT...

BAB 2 LANDASAN TEORI

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.4 Juni 2017 ( ) ISSN:

practicum apk industrial engineering 2012

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Lakukan Pekerjaanmu secara Efektif & Efisien

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

practicum apk industrial engineering 2012

JURNAL PENGUKURAN WAKTU KERJA : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

BAB 3 LANDASAN TEORI. pengukuran kerja ( work measurement ) yang meliputi teknik-teknik pengukuran waktu

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam analisa dan pemecahan masalah secara sistematis dan teratur perlu

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

IMPLEMENTASI METODE WORK SAMPLING GUNA MENGUKUR PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI CV.SINAR KROM SEMARANG

Riduwan Arif Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN KOTAK KARTON MELALUI PERBAIKAN DESAIN FASILITAS KERJA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk

Analisa Penetapan Upah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar di PT. Semen Tonasa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. Halaman. viii

ERGONOMI & APK - I KULIAH 9: PENGUKURAN WAKTU KERJA (LANJUTAN)

BAB III METODE PENELITIAN. mulai dari bulan Maret 2016 sampai dengan bulan April pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini.

Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 7. work sampling

EVALUASI JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DAN WORK FORCE ANALYSIS (WFA) DI PT.

MODUL II WORK MEASUREMENT

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO. Ronny Walangitan ABSTRAK

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI. ABSTRAK i. KATA PENGANTAR.. ii. DAFTAR ISI. iv. DAFTAR TABEL. vii. DAFTAR GAMBAR. viii BAB I PENDAHULUAN.. 1

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring

BAB III LANDASAN TEORI

PENINGKATAN EFSIENSI DAN PRODUKTIVITAS KINERJA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS RANGKED POSITIONAL WEIGHT METHOD PT. X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selesai sesuai dengan kontrak. Disamping itu sumber-sumber daya yang tersedia

PRESENTASI TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta)

MENGUKUR PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN SEVEN ELEVEN MANGGA DUA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pekerjaan yang diamati pada praktikum kali ini adalah produktifitas kasir hypermart oleh dua operator. Proses kinerja kasir tersebut adalah kasir tersebut diam di tempat kerjanya untuk menunggu konsumen yang akan melakukan pembayaran terhadap barang belanjaan konsumen tersebut, kemudian kasir melayani dan memasukkan barang belanjaan konsumen tersebut. Pembahasan dalam modul work sampling terdapat beberapa pembahasan dan perhitungan. Berikut adalah pembahasan dan perhitungan yang dibahas: 4.1.1 Perhitungan Presentase Produktif dan Non Produktif Perhitungan total waktu produktif dan non produktif terbagi menjadi dua bagian yaitu untuk operator 1 dan operator. Berikut adalah perhitungannya. a. Total Perhitungan Produktif dan Non Produktif untuk Operator 1 Tabel 4.1 Total Perhitungan Produktif dan Non Produktif Operator 1 Kegiatan Frekuensi teramati pada observasi ke- 1 3 4 5 Jumlah Produktif 14 13 17 1 0 30 110 Non Produktif 7 3 4 0 10 130 Jumlah 40 40 40 40 40 40 40 % Non Produktif 0, 5 0, 75 0,575 0,0 0,50 0,5 Dimana P = Presentase Non Produktif Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk mencari nilai P 1 untuk operator 1: Jumlah Non Produktif P = Jumlah Produktif + Jumlah Non Produktif P 1 = = 0,5 14 + CIV-1

CIV- Perhitungan diatas juga berlaku untuk mencari nilai P, P 3, P 4 dan P 5 P. Maka untuk % non produk seperti perhitungan dibawah ini: 0.5 + 0.75 + 0.575 + 0.0 + 0.50 + 0,5 P = = 54,17% b. Total Perhitungan Produktif dan Non Produktif untuk Operator Tabel 4. Total Perhitungan Produktif dan Non Produktif Operator Kegiatan Frekuensi teramati pada observasi ke- 1 3 4 5 Jumlah Produktif 10 1 15 9 8 3 110 Non Produktif 30 4 5 31 1 8 130 Jumlah 40 40 40 40 40 40 40 % Non Produktif 0, 75 0,0 0,5 0,775 0,30 0,0 Dimana P = Presentase Non Produktif Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk mencari nilai P 1 untuk operator 1: Jumlah Non Produktif P = Jumlah Produktif + Jumlah Non Produktif 30 P 1 = = 0,75 10 + 30 Perhitungan diatas juga berlaku untuk mencari nilai P, P 3, P 4 dan P 5 P. Maka untuk % non produk seperti perhitungan dibawah ini: 0.75 + 0.0 + 0.5 + 0.775 + 0.30 + 0,0 P = = 54,17% 4.1. Perhitungan Uji Kecukupan Data Perhitungan uji kecukupan data terbagi menjadi dua bagian yaitu untuk operator 1 dan operator. Berikut adalah perhitungannya. a. Perhitungan Uji Kecukupan Data untuk Operator 1 Perhitungan ini dihitung untuk setiap pengamatan. Berikut adalah perhitungannya dengan kepercayaan 95% dan ketelitian 5%, karena menggunakan

CIV-3 tingkat kepercayaan 95% maka digunakan nilai konstanta sebesar. berikut rumus perhitungan selengkapnya. N = Dimana: N = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan P = Rata-rata % non produktif (P-bar perhitungan kumulatif) k = Konstanta (Untuk kepercayaan; 95 % = ) s = Tingkat ketelitian (5% = 0.05) 1. Uji kecukupan data pada pengamatan 1 Dengan = 0.5 k (1 ) 1 S (1 0,5) (0,05 ) 0,5 = 81,53 8 kali Pengamatan. Uji kecukupan data pada pengamatan 0,5 0,75 0,5 (1 0,5) 0,05 0,5 815,09 81 kali Pengamatan 3. Uji kecukupan data pada pengamatan 3 0,5 0,75 0,575 0,4 3 (1 0,4) 3 900 kali Pengamatan 0,05 0,4 4. Uji kecukupan data pada pengamatan 4

CIV-4 0,5 + 0,75 + 0,575 + 0,0 4 0,5 (1 0,5) 4 90 kali Pengamatan 0,05 0,5 5. Uji kecukupan data pada pengamatan 5 0,5 + 0,75 + 0,575 + 0,0 + 0,50 5 (1 0,) 0,05 0, 5 0, 10, 107 kali Pengamatan. Uji kecukupan data pada pengamatan 0,5 + 0,75 + 0,575 + 0,0 + 0,50 + 0,5 (1 0,54) 0,05 0,54 0,54 13,9 133 kali Pengamatan b. Perhitungan Uji Kecukupan Data untuk Operator Perhitungan ini dihitung untuk setiap pengamatan. Berikut adalah perhitungannya dengan kepercayaan 95% dan ketelitian 5%. N = Dimana: N = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan P = Rata-rata % non produktif (P-bar perhitungan kumulatif) k = Konstanta (Untuk kepercayaan; 95 % = ) s = Tingkat ketelitian (5% = 0.05)

CIV-5 1. Uji kecukupan data pada pengamatan 1 Dengan = 0.75 k (1 ) (1 0,75) 1 533,33 534 kali Pengamatan S 0,05 0,75. Uji kecukupan data pada pengamatan 0,75 + 0, 0,8 (1 0,8) 0,05 0,8 3 75,94 753 kali Pengamatan 3. Uji kecukupan data pada pengamatan 3 0,75 + 0, + 0,5 3 0,58 (1 0,58) 0,05 0,58 3 831.1 83 kali Pengamatan 4. Uji kecukupan data pada pengamatan 4 0,75 + 0, + 0,5 + 0,775 4 (1 0,875) 0,05 0,875 4 0,875 77,7 78 kali Pengamatan 5. Uji kecukupan data pada pengamatan 5 075 + 0, + 0,5 + 0,775 + 0,3 P 5 (1 0,1) 0,05 0,1 5 0,1 10,95 103 kali Pengamatan

CIV-. Uji kecukupan data pada pengamatan 0,75 + 0, + 0,5 + 0,775 + 0,3 + 0, (1 0,54) 0,05 0,54 0,54 13,9 133 kali Pengamatan 4.1.3 Pengujian Uji Keseragaman Data Pengujian uji keseragaman data pada perhitungan ini terdapat dua bagian. Berikut adalah perhitungannya. a. Perhitungan Uji Keseragaman Data Untuk Operator 1 Uji keseragaman data untuk operator 1 tahap pertama menghitung rata-rata non produktif. Apabila nilai rata-rata non produktifnya didapatkan kemudian menghitung nilai BKA dan BKB, langkah yang terakhir adalah membuat Grafik. Berikut adalah perhitungannya. 0.5 + 0.75 + 0.575 + 0.0 + 0.50 + 0,5 P = = 0,5417 Dimana: P = rata-rata dari presentase Non produktif BKA = P + 3 = 0,5417 + 3 = 0,5417 + 0,1 = 1,15 3 (1 ) n 0,5417(1 0,5417) 0,5417 3 = 0,5417 0. 1 = - 0.07 0

CIV-7 Gambar 4.1 Grafik Kontrol Operator 1 b. Perhitungan Uji Keseragaman Data Untuk Operator Uji keseragaman data untuk operator tahap pertama menghitung rata-rata non produktif. Apabila nilai rata-rata non produktifnya telah didapatkan kemudian menghitung nilai BKA dan BKB, langkah yang terakhir adalah membuat Grafik. Berikut adalah perhitungannya. 0.75 + 0.0 + 0.5 + 0.775 + 0.30 + 0,0 P = = 0,5417 Dimana: P = rata-rata dari presentase Non produktif 3 (1 ) n 0,5417 3 0,5417(1 0,5417) = 0,5417 0. 1 = - 0.07 0

CIV-8 Gambar 4. Grafik Kontrol Operator 4.1.4 Perhitungan Waktu Baku Perhitungan waktu baku pada perhitungan ini terdapat dua bagian. Bagian pertama operator 1 dan bagian kedua adalah operator. Berikut adalah perhitungannya. a. Perhitungan Waktu Baku Untuk Operator 1 Perhitungan waktu baku didapatkan dengan beberapa langkah. Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan hingga dihasilkan waktu baku operator 1. 1. Jumlah Pengamatan = 40 x = 40 pengamatan. Jumlah Produktif = 110 produktif 3. Pr esentasi produktif 100% pengamatan 4. Jumlah Menit Pengamatan (JMP) = 0 x = 30 menit % produktif 5. Jumlah menit produktif = x JMP 100 45,83 = x 30 = 14,98 menit 100. Jumlah Output Selama Pengamatan = 110

CIV-9 7. Waktu yang diperlukan perbuah Jumlah menit pengamatan Jumlah output selama pengamatan = = 1,49 menit 8. Faktor penyesuaian: Keterampilan : Good (C) = +0,03 Usaha : Excellent (B) = +0,08 Kondisi kerja : Good (C1) = +0.0 Konsistensi : Average (D) = 0.00 + P = (1+0,13) = 1.13 0.13 Good + = 75 P = 75 / 0 = 1,5 9. Waktu Normal Waktu Normal dengan metode Shumard Wn = Ws x P =1,49 x 1,13 = 1,8 menit 10. Waktu normal dengan metode Westinghouse Wn = Ws x P = 1,49 x 1,5 = 1,8 menit 11. Kelonggaran: Tabel 4.3 Faktor Kelonggaran Operator 1 Faktor Kondisi Kelonggaran (%) Tenaga yang dikeluarkan Sangat ringan,0 Sikap kerja Berdiri diatas dua kaki 1 Gerakan Kerja Normal 0 Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus Suhu tempat kerja Normal 1 Keadaan atmosfer Baik 0

CIV-10 Tabel 4.3 Faktor Kelonggaran Operator 1 (Lanjutan) Faktor Kondisi Kelonggaran (%) Keadaan lingkungan yang Siklus kerja berulang-ulang antara 1 baik 5 10 detik Kelonggaran untuk Mengobrol, makan, minum 4 kebutuhan pribadi Kelonggaran yang tak terhindarkan Padamnya listrik, rusaknya alatalat 0 Jadi allowace-nya adalah + 1 + 0 + + 1 + 0 + 1 + 4 = 11% 1. Waktu Baku Waktu Baku dengan metode Shumard WB = 1,8 + (1,8 x 11%) =,1 menit 13. Waktu Baku dengan metode Westinghouse WB =1,8 + (1,8 x 11%) =,0 menit b. Perhitungan Waktu Baku Untuk Operator Perhitungan waktu baku didapatkan dengan beberapa langkah. Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan hingga dihasilkan waktu baku operator. 1. Jumlah Pengamatan = 40 x = 40 pengamatan. Jumlah Produktif = 110 produktif 3. Pr esentasi produktif 100% pengamatan = x 100% = 45,83 % 4. Jumlah Menit Pengamatan (JMP) = 0 x = 30 menit % produktif 5. Jumlah menit produktif = x JMP 100

CIV-11 45,83 = x 30 = 15 menit 100. Jumlah Output Selama Pengamatan = 110 Jumlah menit pengamatan 7. Waktu yang diperlukan perbuah Jumlah output selama pengamatan 8. Faktor penyesuaian: Keterampilan : Good (C) = +0,03 Usaha : Excellent (B) = +0,08 Kondisi kerja : Good (C1) = +0.0 Konsistensi : Average (D) = 0.00 + 0.13 P = (1+0,13) = 1.13 Good + = 75 P = 75 / 0 = 1,5 9. Waktu Normal Waktu Normal dengan metode Shumard Wn = Ws x P = 1,5 x 1,13 = 1,4 menit 10. Waktu normal dengan metode Westinghouse Wn = Ws x P = 1,5 x 1,5 = 1,5 menit 11. Kelonggaran: = = 1,5 menit Tabel 4.4 Faktor Kelonggaran Operator Faktor Kondisi Kelonggaran (%) Tenaga yang dikeluarkan Sangat ringan,0 Sikap kerja Berdiri diatas dua kaki 1 Gerakan Kerja Normal 0 Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus Suhu tempat kerja Normal 1

CIV-1 Tabel 4.4 Faktor Kelonggaran Operator (Lanjutan) Faktor Kondisi Kelonggaran (%) Keadaan atmosfer Baik 0 Keadaan lingkungan yang baik Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi Kelonggaran yang tak terhindarkan Siklus kerja berulang-ulang antara 5 10 detik Mengobrol, makan, minum 4 Padamnya listrik, rusaknya alatalat Jadi allowace-nya adalah + 1 + 0 + + 1 + 0 + 1 + 4 = 11% 1. Waktu Baku Waktu Baku dengan metode Shumard WB = 1,4 + (1,4 x 11%) = 1,58 menit 13. Waktu Baku dengan metode Westinghouse WB = 1,5 + (1,5 x 11%) = 1,73 menit 1 0 4.1.5 Perhitungan Uji Ketelitian Data Perhitungan uji ketelitian data pada perhitungan ini terdapat dua bagian. Berikut adalah perhitungannya. a. Perhitungan Uji Ketelitian Data untuk Operator 1 Perhitungan uji ketelitian data dihitung untuk setiap pengamatannya. Berikut adalah perhitungannya dengan tingkat kepercayaan 95%. S = Dimana: N = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan P = Rata-rata % non produktif (P-bar perhitungan kumulatif) k = Konstanta (Untuk kepercayaan; 95 % = ) S = Tingkat ketelitian

CIV-13 1. Uji ketelitian pada data pengamatan 1 Dengan = 0.5 dimana, N = 40 k (1 ) (1 0.5) S 0.3 = 3% N. P 40x0.5. Uji ketelitian pada data pengamatan 0.5 0.75 0.5 dimana, N = 40 + 40 = 80 (1 0.5) S 0.15 = 15% 80x0.5 3. Uji ketelitian pada data pengamatan 3 0.5 0.75 0.755 0.4 dimana, N = 40 + 40 + 40 = 10 3 (1 0.4) S 0.13 = 13% 10x0.4 4. Uji ketelitian pada data pengamatan 4 0,5 + 0,75 + 0,575 + 0,0 0.5 dimana, N = 40+40+40+40+40= 10 4 (1 0.5) S 0.1 = 1% 10x0.5 5. Uji ketelitian pada data pengamatan 5 0,5 + 0,75 + 0,575 + 0,0 + 0,50 5 dimana, N =40+40+40+40+40= 00 0.

CIV-14 (1 0.) S 0.115 = 11,5% 00x0.. Uji ketelitian pada data pengamatan 0,5 + 0,75 + 0,575 + 0,0 + 0,50 + 0,5 dimana, N = 40 + 40 + 40 + 40 + 40 + 40 = 40 (1 0.54) S 0.11 = 11% 40x0.54 0.54 7. Perhitungan Uji Ketelitian Data untuk Operator Perhitungan uji ketelitian data dihitung untuk setiap pengamatannya. Berikut adalah perhitungannya dengan tingkat kepercayaan 95%. S = Dimana: N = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan P = Rata-rata % non produktif (P-bar perhitungan kumulatif) k = Konstanta (Untuk kepercayaan; 95 % = ) S = Tingkat ketelitian 1. Uji ketelitian pada data pengamatan 1 Dengan = 0.75 dimana, N = 40 k (1 ) (1 0.75) S 0.18 = 18% N. P 40x0.75. Uji ketelitian pada data pengamatan 0.75 0. 0,8 dimana, N = 40 + 40 = 80

CIV-15 (1 0.8) S 0.15 = 15 % 80x0,8 3. Uji ketelitian pada data pengamatan 3 0.75 0. 0.5 0.58 dimana, N = 40 + 40 + 40 = 10 3 (1 0.58) S 0.13= 13% 10x0.58 4. Uji ketelitian pada data pengamatan 4 0.75 0. 0.5 0.775 0.875 4 dimana, N = 40 + 40 + 40 + 40 + 40 = 10 (1 0.875) S 0.11= 11% 10x0.875 5. Uji ketelitian pada data pengamatan 5 0.75 0. 0.5 0.775 0.3 0.1 5 dimana, N = 40 + 40 + 40 + 40 + 40 = 00 (1 0.1) S 0.11= 11% 00x1. Uji ketelitian pada data pengamatan 0.75 0. 0.5 0.775 0.3 0. 0.54 dimana, N = 40 + 40 + 40 + 40 + 40 + 40 = 40 (1 0.54) S 0.11= 11% 40x0.54

CIV-1 4.1 Analisis Analisis merupakan penjelasan hasil yang telah diperoleh dari perhitungan. Analisis biasanya membandingkan hasil perhitungan yang ada pada operator 1 dengan hasil perhitungan yang ada pada operator. 4..1 Analisis Persentase Produktif dan Non Produktif Perhitungan persentase non produktif yang dilakukan terhadap operator 1 dan operator yaitu mendapatkan hasil rata-rata persentase non produktif yang sama dari kali pengamatan sebesar 54,17%. Hal Ini menggambarkan bahwa kedua operator tersebut produkif pada pekerjaannya dalam melayani konsumen karena jumlah idle lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kerja. Sehingga dapat disimpulkan produktifitas diantara kedua operator tersebut adalah sama. 4.. Analisis Uji Kecukupan Data Uji kecukupan data yang didapat dari pehitungan yang telah dilakukan diatas dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5 % didapat hasil untuk masing-masing operator. Nilai pada perhitungan uji kecukupan ini dari pengamatan 1 sampai pengamatan semakin kecil dikarenakan jumlah pengamatan yang semakin bertambah dari setiap pengamatan. Pengamatan kelima dan keenam pada operator 1 didapat sebesar 107 kali pengamatan dan 133 kali pengamatan, pengambilan data pada pengamatan kelima dan keenam ini hanya dilakukan sebanyak 00 dan 40 pengamatan, karena pada pengamatan kelima dan keenam belum mencukupi, maka untuk mencukupi data tersebut masih membutuhkan 87 dan 113 kali pengamatan lagi. Pengamatan kelima dan keenam pada operator didapat sebesar 103 kali pengamatan dan 133 kali pengamatan, pengambilan data pada pengamatan kelima dan keenam ini hanya dilakukan sebanyak 00 dan 40 pengamatan, karena pada pengamatan kelima dan keenam belum mencukupi, maka untuk mencukupi data tersebut masih membutuhkan 83 dan 113 kali pengamatan lagi.

CIV-17 4..3 Analisis Pengujian Keseragaman Data Analisis keseragaman data dapat dilihat melalui grafik keseragaman data. Nilai keseragaman data operator 1 dan operator memiliki hasil yang sama yaitu BKA sebesar 1,15 dan BKB sebesar 0 dengan nilai rata-ratanya 0,5417. Gambar grafik keseragaman data pada operator 1 dapat dilihat bahwa persentase non produktif dari operator 1 masih dalam batas kontrol atas dan batas kontrol bawah penyebarannya tidak jauh dari P ini berarti produktifitas operator 1 masih dalam taraf normal. Gambar grafik keseragaman data pada operator dapat dilihat bahwa persentase non produktif dari operator masih dalam batas kontrol atas dan batas kontrol bawah penyebarannya tidak jauh dari P ini berarti produktifitas operator masih dalam taraf normal. 4..4 Analisis Perhitungan Waktu Baku Analisis perhitungan baku operator 1 yang telah dilakukan sebanyak 40 kali pengamatan didapatkan waktu Non produktif sebesar 130 dengan persentasi produktif sebesar 54,17% yang berarti bahwa operator 1 bekerja cukup Non produktif. Jumlah menit pengamatan adalah jumlah waktu pengamatan yang dilakukan terhadap operator yaitu sebesar 30 menit. waktu yang dibutuhkan operator 1 dalam menyelesaikan pekerjaanya sebesar 10 Menit. Waktu normal dengan metode Shumard sebesar 1,8 dan dengan metode Westinghouse sebesar 1,8, waktu baku dengan metode Shumard sebesar,1 dan dengan metode Westinghouse sebesar,0 menit yang artinya waktu yang dibutuhkan oleh seorang kasir dalam menyelesaikan pekerjaannya. Operator telah melakukan sebanyak 40 kali pengamatan didapatkan waktu Non produktif sebesar 130 dengan persentasi produktif sebesar 54,17% yang berarti bahwa operator 1 bekerja cukup produktif. Jumlah menit pengamatan adalah jumlah waktu pengamatan yang dilakukan terhadap operator yaitu sebesar 30 menit. waktu yang dibutuhkan operator dalam menyelesaikan pekerjaanya sebesar 1,5 Menit. Waktu normal dengan metode Shumard sebesar 1,4 dan metode Westinghouse sebesar 1,5, waktu baku dengan metode Shumard sebesar

CIV-18 1,58 dan metode Westinghouse sebesar 1,73 menit yang artinya waktu yang dibutuhkan oleh seorang kasir dalam menyelesaikan pekerjaannya. 4..4 Analisis Uji Ketelitian Data Uji ketelitian data menjelaskan bahwa apakah data yang telah dibuat telah memenuhi syarat ketelitian yang diinginkan atau belum. Tingkat ketelitian yang digunakan adalah 5%. Semua perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai ketelitian yang berada diatas batas ketelitian 0,05. Pengamatan pertama pada operator 1 didapat nilai ketelitian sebesar 3% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 8 kali pengamatan lagi. Pengamatan kedua pada operator 1 didapat nilai ketelitian sebesar 15% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 73 kali pengamatan lagi. Pengamatan ketiga pada operator 1 didapat nilai ketelitian sebesar 13% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 740 kali pengamatan lagi. Pengamatan keempat pada operator 1 didapat nilai ketelitian sebesar % yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 800 kali pengamatan lagi. Pengamatan kelima pada operator 1 didapat nilai ketelitian sebesar 11.5% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 87 kali pengamatan lagi. Pengamatan keenam pada operator 1 didapat nilai ketelitian sebesar 11% yang artinya

CIV-19 merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 113 kali pengamatan lagi. Pengamatan pertama pada operator didapat nilai ketelitian sebesar 18% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 494 kali pengamatan lagi. Pengamatan kedua pada operator didapat nilai ketelitian sebesar 15% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 73 kali pengamatan lagi. Pengamatan ketiga pada operator didapat nilai ketelitian sebesar 13% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 71 kali pengamatan lagi. Pengamatan keempat pada operator didapat nilai ketelitian sebesar 11% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 58 kali pengamatan lagi. Pengamatan kelima pada operator didapat nilai ketelitian sebesar 11% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 83 kali pengamatan lagi. Pengamatan keenam pada operator didapat nilai ketelitian sebesar 11% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 113 kali pengamatan lagi. Pengamatan didapat dari hasil perhitungan uji kecukupan data.