TKE 3105 ISYARAT DAN SISTEM. Kuliah 5 Sistem LTI. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

dokumen-dokumen yang mirip
TKE 3105 ISYARAT DAN SISTEM. B a b 2 S i s t e m. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

Isyarat dan Sistem. Sistem adalah sebuah proses yang menyusun isyarat input x(t) atau x[n] ke isyarat output y(t) atau y[n].

PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 2 SISTEM LINEAR TIME-INVARIANT (LTI)

TE Sistem Linier. Sistem Waktu Kontinu

PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 1 ISYARAT DAN SISTEM

Pada Sinyal Kontinyu dan Diskrit

SISTEM WAKTU DISKRIT, KONVOLUSI, PERSAMAAN BEDA. Pengolahan Sinyal Digital

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KULIAH 9 FILTER DIGITAL

Modul 1 : Respons Impuls

TE Sistem Linier. Sistem Waktu Kontinu

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

Invers Transformasi Laplace

RepresentasiSistem. (b) Sistem dengan sinyal input dan sinyal output banyak(lebih dari satu)

BAB II LANDASAN TEORI

TE Sistem Linier

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

Probabilitas dan Proses Stokastik

Ikhtisar Sinyal dan Sistem Linier

By : MUSAYYANAH, S.ST, MT

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

Kuliah 8 KONVOLUSI DAN KORELASI

KERANGKA BAHAN AJAR. Mata Kuliah : Sistem Linier Semester: 3 Kode: TE-1336 sks: 3 Jurusan : Teknik Elektro Dosen: Yusuf Bilfaqih

REKAYASA GEMPA. Respon Struktur SDOF Akibat Beban Umum. Oleh Resmi Bestari Muin

Bab Persamaan Beda dan Operasi Konvolusi

SINYAL DAN SISTEM DALAM KEHIDUPAN

PENGENALAN KONSEP DASAR SINYAL S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015

Karena deret tersebut konvergen pada garis luarnya, kita dapat menukar orde integrasi dan penjumlahan pada ruas kanan.

SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Modul 1 : Respons Impuls dan Deret Fourier

1. Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut. 2. X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi gabungan causal dan anti causal pada

MODUL 2 PEMBANGKITKAN SINYAL

Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 2 Penjamakan Digital

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 1 Sinyal Deterministik

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT

Bab III Respon Sinusoidal

TE Sistem Linier. Sistem Waktu Kontinu

SISTEM PENYAMA ADAPTIF DENGAN ALGORITMA GALAT KUADRAT TERKECIL TERNORMALISASI

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

III Sistem LTI Waktu Diskrit Sistem LTI Operasi Konvolusi Watak sistem LTI Stabilitas sistem LTI Kausalitas sistem LTI

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 6 Modulasi Digital

ANALISA SINYAL DAN SISTEM TE 4230

BAB 3 INVERS LAPLACE Pokok Pembahasan :

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 5 Modulasi Pulsa

Isyarat. Oleh Risanuri Hidayat. Isyarat. Bernilai real, skalar Fungsi dari variabel waktu Nilai suatu isyarat pada waktu t harus real

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT

Transformasi Fourier 3.4 Transformasi Fourier

HAND OUT EK. 353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 1 Pendahuluan

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 7 Telefoni

SIMULASI HASIL PERANCANGAN LPF (LOW PASS FILTER) DIGITAL MENGGUNAKAN PROTOTIP FILTER ANALOG BUTTERWORTH

Isyarat dan Sistem TE200

SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : ANALISIS SISTEM LINIER / 3 KODE / SKS / SIFAT : IT / 3 SKS / LOKAL

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 4 Modulasi Frekuensi

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR

ANALISIS SISTEM KENDALI

REPRESENTASI ISYARAT ISYARAT FOURIER

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : TEORI DAN ANALISA SISTEM LINIER / IT SEMESTER / SKS : III / 2

Sistem Kontrol Digital

BAB II DASAR TEORI. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan teori teori yang diperlukan untuk

B a b 1 I s y a r a t

SISTEM DINAMIK LINEAR KOEFISIEN KONSTAN. Caturiyati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

B a b 1 I s y a r a t

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan dari suatu sistem. Dalam aplikasinya, suatu sistem kontrol memiliki tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL I SINYAL WAKTU DISKRIT. X(n) 2 1,7 1,5

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIMULASI TAPIS FINITE IMPULSE RESPONSE (FIR) DENGAN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

PERFORMANSI DETEKSI SUMBER AKUSTIK BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE TIME- REVERSAL

Kuliah 5 Pemrosesan Sinyal Untuk Komunikasi Digital

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 5 Edge Sharpening. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM KOMPUTER Semester : 2

BAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE)

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 4 Neighborhood Processing. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

BAB I PENDAHULUAN. Kata topologi berasal dari bahasa yunani yaitu topos yang artinya tempat

KONSEP SINYAL. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani February EL2032 Sinyal dan Sistem

BAB II LANDASAN TEORI

s(t) = C (2.39) } (2.42) atau, dengan menempatkan + )(2.44)

3. Metode identifikasi, yaitu kriteria pemilihan model dari himpunan model berdasarkan

PSALM: Program Simulasi untuk Sistem Linier

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Random Process

Transformasi Laplace

BAB 2 LANDASAN TEORI. Himpunan fuzzy adalah bentuk umum himpunan biasa yang memiliki tingkat

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STMIK PARNA RAYA MANADO TAHUN 2010

(GBPP) BARU JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNDIP

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 8 Jaringan Telefon

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Bab 2 Pengenalan Tentang Sistem

LECTURE NOTES MATEMATIKA DISKRIT. Disusun Oleh : Dra. D. L. CRISPINA PARDEDE, DEA.

Transkripsi:

TKE 3105 ISYARAT DAN SISTEM Kuliah 5 Sistem LTI Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2009

64 B A B I I I S I S T E M L T I Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa dapat melakukan analisis dan sintesis sistem yang sangat bermanfaat untuk menunjang kreativitas perekayasaan terutama dalam desain sistem. 2. Khusus Setelah menyelesaikan bab ini, diharapkan: - Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian tentang sistem LTI. - Mahasiswa dapat memahami tentang jumlah konvolusi sistem LTI waktu diskrit. - Mahasiswa dapat memahami tentang integral konvolusi sistem LTI waktu kontinyu. - Mahasiswa dapat menjelaskan tentang sifat-sifat sistem LTI. 3.1. Pengertian Sistem LTI Dua sifat sistem yang sangat penting adalah sifat linearitas dan sifat waktu invarian. Sistem yang mempunyai kedua sifat penting ini disebut dengan sistem linear waktu invarian (Linear Time Invariance atau LTI). Berbagai pemrosesan fisik dapat dinyatakan sebagai sistem LTI. Pada subbab berikut akan dibahas tentang sistem LTI, baik untuk waktu kontinyu maupun waktu diskrit. 3.2. Sistem LTI Waktu Diskrit dan Jumlah Konvolusi Isyarat waktu diskrit dapat dinyatakan sebagai jumlahan dari perkalian isyarat x[n] dan impuls satuan yang tergeser waktu, atau dinyatakan sebagai

65 [ ] x n x[ k ] δ [ n k ] k... + x[ 2 ] δ [ n + 2 ] + x[ 1] δ [ n + 1] + + x[1] δ [ n 1] + x[ 2 ] δ [ n 2 ] +... x[0 ] δ [ n ] Gambar 3.1 memperlihatkan suatu isyarat x[n] dan gambar 3.2 mengilustrasikan proses jumlahan konvolusi untuk membentuk x[n]. x[n] -1 2 3-3 -2 0 1 n Gambar 3.1 Isyarat x[n] Perlu diingat bahwa x[ n] δ [ n k ] x[ k ] 0 ; n k ; n k x[3] δ[n+3] (a) -3-2 -1 0 1 2 3 n x[2] δ[n+2] (b) x[1] δ[n+1] -3-2 -1 0 1 2 3 n -1-3 -2 0 1 2 3 n (c)

66 x[0] δ[n] (d) -3-2 -1 0 1 2 3 n x[1] δ[n1] (e) -3-2 -1 0 1 2 3 n x[2] δ[n2] 2-3 -2-1 0 1 3 n (f) x[3] δ[n3] (g) -3-2 -1 0 1 2 n 3 Gambar 3.2 Perkalian x[ δ[n dengan < k < + Pada gambar 3.2 terlihat bahwa jika isyarat (a) hingga (g) dijumlahkan, maka akan diperoleh isyarat x[n]. Jika h[n] adalah keluaran sistem LTI saat masukannya δ[n] dan isyarat x[n] dapat dinyatakan sebagai x[n] k x[ δ [n maka keluaran sistem LTI dapat dinyatakan sebagai

67 y[n] k x[ h [n dengan x[n] adalah masukan sistem. Keluaran y[n] sebagai hasil sering disebut dengan jumlah konvolusi atau jumlah superposisi. Sedangkan operasinya disebut dengan konvolusi deret x[n] dan h[n] dan ditulis sebagai y[n] x[n] h[n] + k x[ h[n Deret h[n] sering disebut dengan tanggapan impuls, yaitu tanggapan sistem saat masukannya berupa impuls satuan δ[n]. 3.3. Sistem LTI Waktu Kontinyu dan Integral Konvolusi Dengan cara analogi (seperti pada sistem LTI waktu diskrit), maka pada sistem LTI waktu kontinyu, masukan x(t) dapat dinyatakan sebagai () τ x(t) x δ(t τ)dτ Dan jika h(t) merupakan tanggapan impuls sistem LTI saat masukannya δ(t), maka keluaran sistem LTI saat masukannya x(t) adalah () τ y(t) x h (t τ)dτ Keluaran y(t) sebagai hasil sering disebut dengan integral konvolusi atau integral superposisi, dan ditulis sebagai y(t) x(t) h(t) x () τ h (t τ) dτ 3.4. Sifat-sifat Sistem LTI Berikut akan dipelajari beberapa sifat-sifat penting yang melekat pada sistem LTI, baik sistem LTI waktu kontinyu maupun sistem LTI waktu diskrit. 1. Sifat komutatif

68 Sistem LTI mempunyai sifat komutatif, yaitu: x(t) h(t) h(t) x(t) x () τ h(t τ) dτ h() τ k x[ h[n x(t τ) dτ untuk sistem LTI waktu kontinyu. Sedangkan untuk sistem waktu diskrit berlaku x[n] h[n] h[n] x[n] k h[ x[n 2. Sifat distributif Sistem LTI mempunyai sifat distributif, yaitu: x(t) { h 1 (t) + h 2 (t) } x(t) h 1 (t) + x(t) h 2 (t) untuk sistem LTI waktu kontinyu. Sedangkan untuk sistem LTI waktu diskrit berlaku x[n] { h 1 [n] + h 2 [n] } x[n] h 1 [n] + x[n] h 2 [n] Dan sebagai akibat sifat komutatif dan distributif sistem LTI, maka berlaku pula { x 1 (t) + x 2 (t) } h(t) x 1 (t) h(t) + x 2 (t) h(t) untuk sistem LTI waktu kontinyu. Sedangkan untuk sistem LTI waktu diskrit berlaku { x 1 [n] + x 2 [n] } h[n] x 1 [n] h[n] + x 2 [n] h[n] 3. Sifat Asosiatif Sistem LTI mempunyai sifat asosiatif, yaitu: x(t) { h 1 (t) h 2 (t) } { x(t) h 1 (t) } h 2 (t) untuk sistem LTI waktu kontinyu, atau x[n] { h 1 [n] h 2 [n] } { x[n] h 1 [n] } h 2 [n] untuk sistem LTI waktu diskrit. 4. Sistem LTI dengan dan tanpa memori

69 Sistem LTI tanpa memori mempunyai ciri: h(t) 0 untuk t 0 (sistem LTI waktu kontinyu) atau h[n] 0 untuk n 0 (sistem LTI waktu diskrit) sehingga tanggapan impulsnya akan berbentuk: h(t) k δ(t) (sistem LTI waktu kontinyu) atau h[n] k δ[n] (sistem LTI waktu diskrit) dengan k adalah konstanta yang besarnya sama dengan h(0) atau h[0]. Dengan demikian, maka keluaran sistem LTI tanpa memori adalah: y(t) k x(t) (sistem LTI waktu kontinyu) atau y[n] k x[n] (sistem LTI waktu diskrit) Jika k 1, maka sistem LTI menjadi sistem identitas dimana keluaran sama dengan masukannya. Sistem LTI dengan memori tidak mempunyai ciri seperti pada sistem LTI tanpa memori, karena sistem LTI dengan memori mempunyai keluaran yang juga bergantung pada masukan yang telah lalu maupun yang akan datang. 5. Invertibilitas sistem LTI Sistem LTI disebut invertibel jika terdapat sistem inversinya. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut. x(t) h(t) y(t) h w(t)x(t) 1 (t) Gambar 3.3 Sistem invertibel waktu kontinyu Jika suatu sistem dengan tanggapan impuls h(t) mempunyai sifat invertibel, maka terdapat sistem inversinya (yaitu dengan tanggapan impuls h 1 (t)). Jika kedua sistem disusun seperti pada gambar 3.3, maka

70 akan diperoleh keluaran akhir yang sama dengan masukannya, yaitu x(t). Hal yang sama juga berlaku pada sistem LTI waktu diskrit. Pada gambar 3.3, agar w(t) x(t) maka harus dipenuhi syarat: h(t) h 1 (t) δ(t) Dengan cara yang sama, maka untuk sistem LTI waktu diskrit juga harus dipenuhi syarat dimana h[n] h 1 [n] δ[n] h(t) : tanggapan impuls sistem LTI waktu kontinyu h[n] : tanggapan impuls sistem LTI waktu diskrit h 1 (t) : tanggapan impuls sistem inversi waktu kontinyu h 1 [n] : tanggapan impuls sistem inversi waktu diskrit 6. Kausalitas untuk sistem LTI Sistem kausal merupakan sebuah sistem yang keluarannya bergantung pada masukan saat ini dan masukan yang telah lalu. Untuk sistem LTI, maka kausalitas menghendaki y[n] yang tidak bergantung pada x[ untuk k > n atau dapat dinyatakan dengan h[n 0 untuk k > n atau h[n] 0 untuk n < 0 Sedangkan untuk sistem LTI waktu kontinyu harus dipenuhi: h(t) 0 untuk t < 0 Dengan demikian, untuk sistem LTI kausal berlaku: y[n] k n k 0 x[ h[ h[n x[n untuk sistem LTI waktu diskrit, dan untuk sistem LTI waktu kontinyu berlaku: y(t) t t 0 x( τ)h(t τ)dτ h( τ(τ)x τ)dτ

71 7. Stabilitas sistem LTI Sistem LTI stabil jika untuk setiap masukan terbatas maka akan dihasilkan keluaran yang terbatas pula. Untuk sistem LTI waktu diskrit dengan masukan x[n] terbatas sebagai berikut x[n] < B untuk semua n harus menghasilkan keluaran yang terbatas. Keluaran sistem dengan masukan yang terbatas tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut: y[n] k k B h [ k ] k h[x[n h[ x[n Dari persamaan di atas, supaya keluaran y[n] mempunyai nilai yang terbatas maka h[ k < Dengan cara yang sama, maka untuk sistem LTI waktu kontinyu, stabilitas mensyaratkan y(t) B h( τ) dτ atau h( τ) dτ <

72 3.5. Contoh Soal dan Penyelesaian 1. Jika 1, ; n 0 u[n] 0, ; n < 0 maka nyatakan u[n] sebagai jumlahan impuls-impuls satuan tergeser. Penyelesaian: u[n] k k 0 k 0 u[ δ[k 1 δ [n δ [n 2. Untuk sistem LTI waktu diskrit dengan tanggapan impuls h[n] dan masukan x[n] pada gambar 3.4 berikut ini, tentukanlah y[n] x[n] h[n]. h[n] 1 (a) -1 0 1 2 n x[n] 2 (b) 0,5-1 0 1 2 n Gambar 3.4 (a) Tanggapan impuls untuk soal no. 2 (b) Masukan untuk soal no. 2

73 Penyelesaian: Cara 1 Jumlah konvolusi antara x[n] dan h[n] dapat dijelaskan dengan ilustrasi pada gambar 3.5. y[n] x[n] h[n] k 1 k 0 x[ h[n x[ h[n x[0] h[n 0] + x[1] h[n 1] 0,5 h[n] + 2 h[n 1] 0,5 h[n] (a) 0,5-1 0 1 2 3 n 2 h[n1] 2 (b) -1 0 1 2 3 n 2,5 y[n] 2 (c) 0,5-1 0 1 2 3 n Gambar 3.5 Grafis penyelesaian soal no. 2

74 Cara 2 Cara yang kedua ini adalah dengan mencari nilai y[n] untuk tiap harga n. y[n] k x[h[n Dengan memasukkan harga-harga n, maka akan diperoleh nilai y[n] sebagai berikut. y[0] y[1] y[2] y[3] k k 0,5 k 0,5 + 2 2,5 k 0,5 + 2 2,5 k x[ h[0 x[ h[ x[ h[1 x[ h[2 x[ h[3 2 Nilai y[n] untuk n yang lain sama dengan nol. Dengan menggambarkannya secara grafis maka akan diperoleh ilustrasi seperti pada gambar 3.5c. Untuk cara yang ke-dua ini harus diperhatikan proses penggeseran dan pembalikan waktu pada tanggapan impuls h[n]. 3. Jika masukan x(t) dan tanggapan impuls h(t) seperti pada gambar 3.6, maka tentukanlah keluaran sistem LTI waktu kontinyu yang dihasilkan. e x(t) 0 at ;t 0 ;t < 0

75 x(t) 1 a > 0 (a) 0 t h(t) u(t) 1 (b) 0 t Gambar 3.6 Isyarat x(t) dan h(t) untuk soal no. 3 Penyelesaian: Penjelasan secara grafis diperlihatkan pada gambar 3.7. Untuk menentukan hasil integral konvolusi antara x(t) dan h(t), maka perlu diketahui terlebih dahulu harga-harga τ dimana x(τ) dan h(t τ) saling tumpang tindih (overlap), sehingga hasil perkalian kedua isyarat ini tidak sama dengan nol, yaitu x(τ).h(t τ) 0. Pada gambar 3.7b, x(τ) 0 dan h(t τ) 0, tidak saling tumpang tindih, sehingga x(τ).h(t τ) 0 untuk semua nilai τ. Pada gambar 3.7c, x(τ) 0 dan h(t τ) 0, saling tumpang tindih pada 0 < τ < t, sehingga x(τ).h(t τ) 0 untuk nilai τ pada jangkauan tersebut. Sedangkan untuk harga τ yang lain, nilai x(τ).h(t τ) 0. Dengan demikian, maka keluaran sistem untuk jangkauan t 0 sama dengan t t dapat ditentukan sebagai berikut:

76 y(t) x(t) h(t) 0 t x( τ)h(t 1.e aτ d τ τ)dτ 1 a 1 a 1 a 1 a e t aτ 0 at 0 [ e e ] at [ e 1] at [ 1 e ] Dan untuk semua harga t, keluaran y(t) dapat dinyatakan sebagai y(t) 1 a at [ 1 e ] u(t) Isyarat keluaran y(t) diperlihatkan pada gambar 3.8. 3.6. Soal-soal Tambahan 1. Buktikan sifat komutatif sistem LTI. 2. Buktikan sifat distributif sistem LTI. 3. Jelaskan mengapa untuk sistem LTI tanpa memori, tanggapan impuls untuk n 0 dan t 0 harus mempunyai nilai nol. 4. Jelaskan pula mengapa kondisi pada soal no. 3 tidak berlaku pada sistem LTI dengan memori. 5. Jelaskan tentang sistem inversi pada sebuah sistem yang invertibel.

77 h(-τ) 1 (a) 0 τ h(t-τ) ; t < 0 h(t-τ) ; t > 0 1 1 t 0 τ 0 t τ x(τ) x(τ) 1 a > 0 1 a > 0 0 τ 0 τ (b) (c) Gambar 3.7 Penjelasan grafis penyelesaian soal no. 3

78 y(t) 1/a t Gambar 3.8 Isyarat y(t) untuk penyelesaian soal no. 3