Hasil kali kartesian antara himpunan A dan himpunan B, ditulis AxB adalah semua pasangan terurut (a, b) untuk a A dan b B.

dokumen-dokumen yang mirip
Matematika Diskret. Mahmud Imrona Rian Febrian Umbara RELASI. Pemodelan dan Simulasi

BAB II RELASI DAN FUNGSI

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit

Matriks. Contoh matriks simetri. Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1. Contoh matriks 0/1:

KALKULUS (Relasi) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Relasi. Oleh Cipta Wahyudi

22 Matematika Diskrit

MATEMATIKA DISKRIT RELASI

DEFINISI. Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B).

Matriks. Contoh matriks simetri. Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1. Contoh matriks 0/1:

R = {(Amir, IF251), (Amir, IF323), (Budi, IF221), (Budi, IF251), (Cecep, IF323) }

BAB 5 POSET dan LATTICE

KALKULUS (Relasi Ekivalen) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Relasi. Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B).

RELASI BINER. 1. Hasil Kali Cartes

Matematika Komputasi RELASI. Gembong Edhi Setyawan

Relasi dan Fungsi. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

BAB 5 POSET dan LATTICE

Pengantar Matematika Diskrit

Oleh : Winda Aprianti

RELASI SMTS 1101 / 3SKS

KALKULUS (Relasi Ekivalen) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 2

Makalah Himpunan dan Logika Matematika Poset dan Lattice

Diktat Kuliah. Oleh:

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

1 P E N D A H U L U A N

RELASI. Cece Kustiawan, FPMIPA, UPI

RELASI DAN FUNGSI. /Nurain Suryadinata, M.Pd

MATEMATIKA DASAR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Relasi Adalah hubungan antara elemen himpunan dengan elemen himpunan yang lain. Cara paling mudah untuk menyatakan hubungan antara elemen 2 himpunan

POLITEKNIK TELKOM BANDUNG

RELASI DAN FUNGSI. Nur Hasanah, M.Cs

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1

Definisi 1. Relasi biner R antara A dan B adalah himpunan bagian dari A x B. A x B = {(a, b) a A dan b B}.

Matriks. Matriks adalah adalah susunan skalar elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom.

Matriks, Relasi, dan Fungsi

2. Matrix, Relation and Function. Discrete Mathematics 1

Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN

Diketahui : A = {1,2,3,4,5,6,7} B = {1,2,3,5,6,12} C = {2,4,8,12,20} (A B) C = {1,3,5,6} {x x ϵ A dan x ϵ B} (B C) = {2,12}

Teori Himpunan. Author-IKN. MUG2B3/ Logika Matematika 9/8/15

Matematika Diskrit 1

PERKALIAN CARTESIAN DAN RELASI

Pertemuan 2 Matriks, part 2

Materi 3: Relasi dan Fungsi

Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami pengertian relasi, relasi ekuivalen, hasil ganda suatu

9.1 RELATIONS AND THEIR PROPERTIES

Definisi 1. Relasi biner R antara A dan B adalah himpunan bagian dari A x B. A x B = {(a, b) a A dan b B}.

ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc

MATEMATIKA DISKRIT BAB 2 RELASI

H i m p u n a n. Himpunan. Oleh : Panca Mudji Rahardjo, ST. MT.

Modul 03 HIMPUNAN. Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang keanggotaannya didefinisikan dengan jelas.

Aljabar Linier Lanjut. Kuliah 1

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan

HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com

Definisi Aljabar Boolean

PENDAHULUAN. 1. Himpunan

TEORI HIMPUNAN. A. Penyajian Himpunan

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

KONSTRUKSI SISTEM BILANGAN

Matematika Diskret (Relasi dan Fungsi) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

MATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 )

Relasi dan Fungsi Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LOGIKA MATEMATIKA. 3 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

MODUL 1: PENGANTAR TEORI BAHASA

MATEMATIKA DASAR (Himpunan Terurut Parsial (Poset))

RELASI KLASIK 5.1 PENDAHULUAN

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

HIMPUNAN. Arum Handini Primandari, M.Sc Ayundyah Kesumawati, M.Si

HIMPUNAN MATEMATIKA. Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma

I. Aljabar Himpunan Handout Analisis Riil I (PAM 351)

Himpunan dapat dikomposisikan satu sama lain. Komposisi yang menyangkut dua himpunan disebut operasi biner, seperti Gabungan (union),

BAB II RELASI & FUNGSI

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Materi Ke_2 (dua) Himpunan

II. SISTEM BILANGAN RIIL. Handout Analisis Riil I (PAM 351)

Relasi & Fungsi. Kuliah Matematika Diskrit 20 April Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

PERTEMUAN Relasi dan Fungsi

Relasi dan Fungsi. Ira Prasetyaningrum

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

RINGKASAN CATATAN KULIAH PENDAHULUAN TEORI HIMPUNAN

DASAR-DASAR ALJABAR MODERN: TEORI GRUP & TEORI RING

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB V BILANGAN BULAT

MATEMATIKA 1. Pengantar Teori Himpunan

BAB I PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN RELASI

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

1.1 Pengertian Himpunan. 1.2 Macam-macam Himpunan. 1.3 Relasi Antar Himpunan. 1.4 Diagram Himpunan. 1.5 Operasi pada Himpunan. 1.

Matematika Komputasional. Himpunan. Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB

Matematika Diskrit 1

BAHAN KULIAH LOGIKA MATEMATIKA

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

MODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

Transkripsi:

III Relasi Banyak hal yang dibicarakan berkaitan dengan relasi. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal istilah relasi bisnis, relasi pertemanan, relasi antara dosen-mahasiswa yang disebut perwalian atau juga perkuliahan, produsen-distributor, distributor-konsumen, dll. Ada banyak relasi yang mungkin terbentuk antar dua himpunan yang sama, contoh: antara mahasiswa dan matakuliah, dapat dibentuk relasi pengambilan matakuliah, bisa juga dibentuk relasi nilai matakuliah, serta dapat juga dibentuk relasi biaya matakuliah. Relasi juga bisa berarti keterhubungan atau keterkaitan antar dua objek atau lebih. Dalam bab ini akan dibicarakan definisi relasi beserta sifat-sifatnya, cara penyajian relasi, yang menjadi titik penting dari bab ini adalah relasi ekivalen dan kelas ekivalen yang akan membentuk partisi, dan relasi terurut parsial dan diagram Hasse. A. Relasi dan Sifatnya. Pengertian Relasi Definisi (Hasil Kali Kartesian) Hasil kali kartesian antara himpunan A dan himpunan B, ditulis AxB adalah semua pasangan terurut (a, b) untuk a A dan b B. Contoh Jika A = {, 2, 3} dan B = {a, b}, maka AxB = {(, a), (2, a), (3, a), (, b), (2, b), (3, b)} Banyaknya himpunan yang terlibat dalam operasi ini mempengaruhi nama operasinya, jika operasi tersebut hanya melibatkan dua himpunan, disebut operasi biner. Definisi 2 (Relasi)

Relasi, dilambangkan dengan huruf besar R, adalah Subset dari hasil kali Cartesian (Cartesian product). Jika (x, y) R, maka x berelasi dengan y. {x A (x, y) R untuk suatu y B} disebut domain dari R. Sedangkan Range dari R= {y B (x, y) R untuk suatu x A} Contoh 2 Pada contoh, kita dapat membuat relasi: R = {(, a), (, b)} R 2 = {(, a), (2, a), (3, a)} R 3 = {(, b), (2, b), (, a} R 4 = {(, a), (2, a), (3, a), (, b), (2, b), (3, b)} R 5 = R 6 ={(a, ), (2, a)} Himpunan pasangan terurut R, R 2, R 3, R 4, R 5, merupakan subset dari AxB, dan membentuk suatu relasi, tetapi R 6 bukan relasi dari AxB, karena (a, ) AxB Sebuah pasangan terurut menjadi anggota relasi R, ditulis: (, a) R atau R a. Dan jika (2, a) bukan anggota relasi R, ditulis: (2,a) R atau 2 R a. Definisi 3 (Relasi biner atas satu himpunan A) Relasi biner atas himpunan A adalah relasi biner dari A ke A. Relasi yang demikian ini, seringkali muncul dalam kehidupan seharihari, di dalam kalkulus I, kita kenal relasi dari R ke R, dari bilangan riil ke bilangan riil. Contoh 3 Masing-masing relasi berikut adalah relasi biner atas bilangan bulat (Z): R = {(a, b) a b, dan a, b Z} R 2 = {(a, b) a < b, dan a, b Z} R 3 = {(a, b) a=b atau a=-b, dan a, b Z} R 4 = {(a, b) a=b, dan a, b Z} R 5 = {(a, b) a = b+, dan a, b Z} R 6 = {(a, b) a + b 3, dan a, b Z} R 7 = {(a, b) a b, dan a, b Z, dan b } Contoh 4 D={a, b, c} (D)={, {a}, {b}, {c}, {a, b}, {a, c}, {b,c}, {a, b, c}}

2. Operasi Relasi Karena relasi merupakan himpunan, maka operasi pada himpunan juga berlaku dalam relasi:. Operasi (intersection) 2. Operasi (union) 3. Operasi (symmetric difference) 4. Operasi - (difference) 5. Operasi komplemen (komplemen relative terhadap Cartesian product) Contoh 5 Jika A = {, 2, 5, 6}, R = {(, ), (2, 2), (5, 5), (6, 6), (2, 5)} dan R 2 = {(, ), (2, 2), (2, 5), (, 2), (, 6), (5, 6)}, maka: R R 2 = {(, ), (2, 2), (2, 5)} R R 2 = {(, ), (2, 2), (5, 5), (6, 6), (2, 5), (, 2), (, 6), (5,6)} R R 2 = {(5, 5), (6, 6), (, 2), (, 6), (5, 6)} R - R 2 = {(5, 5), (6, 6)} (R R 2 ) C = AxA (R R 2 ) = {(, 5), (2, ), (2, 6), (5, ), (5, 2), (6, ), (6, 2), (6, 5)} Operasi komposisi, merupakan gabungan dari dua buah relasi yang harus memenuhi syarat tertentu, yaitu jika R relasi dari A ke A dan R 2 relasi dari A ke A, maka relasi komposisi R dan R 2, dinyatakan oleh R 2 R berarti relasi R diteruskan oleh relasi R 2. Syarat tersebut adalah jika (a, b) R dan (b, c) R 2, maka (a, c) R 2 R. Contoh 6 Dengan menggunakan contoh 5, didapat: R 2 R = {(, ), (, 2), (, 6), (2, 2), (2, 5), (5, 6), (2, 6)} Yang diperoleh dengan cara: Jika A = {, 2, 5, 6}, R = {(, ), (2, 2), (5, 5), (6, 6), (2, 5)} dan R 2 = {(, ), (2, 2), (2, 5), (, 2), (, 6), (5, 6)}, maka: R R 2 R 2 R R R 2 R 2 R (, ) (, ) (, ) (2, 2) (, ) - (, ) (2, 2) - (2, 2) (2, 2) (2, 2) (, ) (2, 5) - (2, 2) (2, 5) (2, 5) (, ) (, 2) (, 2) (2, 2) (, 2) - (, ) (, 6) (, 6) (2, 2) (, 6) - (, ) (5, 6) - (2, 2) (5, 6) - R R 2 R 2 R R R 2 R 2 R (5, 5) (, ) - (6, 6) (, ) - (5, 5) (2, 2) - (6, 6) (2, 2) -

(5, 5) (2, 5) - (6, 6) (2, 5) - (5, 5) (, 2) - (6, 6) (, 2) - (5, 5) (, 6) - (6, 6) (, 6) - (5, 5) (5, 6) (5, 6) (6, 6) (5, 6) - R R 2 R 2 R (2, 5) (, ) - (2, 5) (2, 2) - (2, 5) (2, 5) - (2, 5) (, 2) - (2, 5) (, 6) - (2, 5) (5, 6) (2, 6) Sedangkan R R 2 = {(,), (2, 2), (2, 5), (, 2), (, 5), (,6), (5,6} Yang didapat dari rincian berikut: R 2 R R R 2 R 2 R R R 2 (, ) (, ) (, ) (2, 2) (, ) - (, ) (2, 2) - (2, 2) (2, 2) (2, 2) (, ) (5, 5) - (2, 2) (5, 5) - (, ) (6, 6) - (2, 2) (6, 6) - (, ) (2, 5) - (2, 2) (2, 5) (2, 5) R 2 R R R 2 R 2 R R R 2 (2, 5) (, ) - (, 2) (, ) - (2, 5) (2, 2) - (, 2) (2, 2) (, 2) (2, 5) (5, 5) (2, 5) (, 2) (5, 5) - (2, 5) (6, 6) - (, 2) (6, 6) - (2, 5) (2, 5) - (, 2) (2, 5) (, 5) R 2 R R R 2 R 2 R R R 2 (, 6) (, ) - (5, 6) (, ) - (, 6) (2, 2) - (5, 6) (2, 2) - (, 6) (5, 5) - (5, 6) (5, 5) - (, 6) (6, 6) (, 6) (5, 6) (6, 6) (5, 6) (, 6) (2, 5) - (5, 6) (2, 5) - Tentunya operasi komposisi ini tidak hanya berlaku pada relasi atas satu himpunan saja, melainkan dapat pula digunakan untuk relasi yang melibatkan dua himpunan. Jika S relasi dari himpunan A ke himpunan B, dan R relasi dari himpunan B ke himpunan C, maka R S, komposisi S diteruskan ke R adalah jika (a,b) S, dan (b,c) R, maka (a, c) R S. Contoh 7

Diberikan: A = {, 2, 3}, B = {a, b}, C = {z, x, y}, S={(, a), (2,a), (2, b), (3, b)}, R = {(a, x), (a, y), (b, z)}. Tentukan R S. Untuk menjawab persoalan ini, perhatikan: R S = {(, x), (, y), (2, x), (2, y), (2, z), (3, z)}, yang didapat dari tabel berikut: S R R S (, a) (a, x) (, x) (a, y) (, y) (2, a) (a, x) (2, x) (a, y) (2, y) (2, b) (b, z) (2, z) (3, b) (b, z) (3, z) Lebih lanjut lagi dengan konsep komposisi relasi atas satu himpunan, dapat dibangun operasi pangkat terhadap bilangan asli, yaitu: n R, jika n = R = n R o R, jika n > Contoh: A={, 2, 5, 7} R ={(,), (,2),(,5),(2,5),(2,2),(5,7)} Tentukan R 4! Jawab: R 2 =R R ={(,5),(,2),(,7),(2,7),(2,5),(,),(2,2)} R 3 =R 2 R ={(,5),(,2),(,7),(2,7),(2,5),(,),(2,2)} R 4 =R 3 R ={(,5),(,2),(,7),(2,7),(2,5),(,),(2,2)} Kebetulan dalam soal ini R 4, R 3, dan R 2 bernilai sama Operasi invers, jika (a, b) R, maka (b, a) R -. Dimana relasi R - adalah invers dari R. Contoh 8 Jika R = {(, ), (, 2), (2, ), (2, 2), (3, 4), (4, ), (4, 4)}, maka invers R adalah R - ={(,), (2,), (,2), (2,2),(4,3),(,4),(4,4)} 3. Sifat Relasi Sifat relasi:. Reflexive: a A, maka (a, a) R 2. Symmetry: a, b A, jika (a, b) R (b, a) R 3. Antisymmetry: a, b A, jika (a, b) R a b (b, a) R {ini setara dengan (a,b) R (b,a) R a=b} 4. Transitivity: a, b, c A, jika (a, b) R (b, c) R (a, c) R

Sifat simetri dan antisimetri tidak saling berlawanan, boleh jadi suatu relasi bersifat tidak simetri dan sekaligus tidak antisimetri, tetapi tidak mungkin suatu relasi sekaligus bersifat simetri dan antisimetri. Perbedaan antara symmetry dan variasinya. Symmetry : a, b A berlaku arb bra 2. Nonsymmetry : a, b A berlaku (a,b) R (b,a) R 3. Non antisymmetry : a, b A berlaku (a,b) R (b,a) R (a b) 4. Antisymmetry : a, b A berlaku (a,b) R (b,a) R a=b Contoh 9: Jika A = {, 2, 3, 4}, berikut diberikan relasi atas A: R = {(, ), (, 2), (2, ), (2, 2), (3, 4), (4, ), (4, 4)} R 2 = {(, ), (, 2), (2, )} R 3 = {(, ), (, 2), (, 4), (2, ), (2,2), (3, 3), (4, ), (4,4)} R 4 = {(2, ), (3, ), (3, 2), (4, ), (4, 2), (4, 3)} R 5 = {(, ), (, 2), (, 3), (, 4), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (3, 3), (3,4), (4, 4)} R 6 = {(3, 4)} R 7 = {(, )} R 8 = {(, ), (, 2), (3, 4), (4, 3)} Manakah dari kedelapan relasi di atas yang masing-masing bersifat: refleksif, simetri, anti simetri, transitif, dan yang bukan simetri sekaligus bukan antisimetri. Jawab: Pada relasi-relasi di atas yang bersifat refleksif adalah: R 3, dan R 5. R tidak refleksif karena (3, 3) R. Relasi yang bersifat simetri: R 2, R 3, dan R 7. Relasi yang bersifat antisimetri: R 4, R 5, R 6, dan R 7. Relasi yang bersifat transitif: R 5, R 6, dan R 7. Untuk melihat R 3 tidak bersifat transitif, dapat menggunakan tabel berikut: (a,b) (b,c) (a,c) Keterangan (,) (,2) (,2) Anggota R 3 (,2) (2,2) (,2) Anggota R 3 (,4) (4,) (,) Anggota R 3 (2,) (,4) (2,4) Bukan anggota R 3 (2,2) (2,) (2,) Anggota R 3 Untuk melihat R 5 bersifat transitif, lihat tabel berikut: R 5 = {(, ), (, 2), (, 3), (, 4), (2,2), (2,3), (2,4), (3, 3), (3, 4), (4, 4)}

(a,b) (b,c) (a,c) Keterangan (,) (,2) (,2) Anggota R 5 (,2) (2,2) (,2) Anggota R 5 (,3) (3,3) (,3) Anggota R 5 (,4) (4,) (,) Anggota R 5 (2,2) (2,4) (2,4) Bukan anggota R 3 (2,3) (2,) (2,) Anggota R 3 (2,4) (3,3) (3,4) (4,4) Relasi yang bukan simetri dan bukan pula antisimetri: R, dan R 8. Contoh Jika A, B Z + xz +, dimana A=(a, b) dan B=(c, d). (A, B) R, jika memenuhi ad = bc. Apakah R bersifat: refleksif, simetri, antisimetri, dan transitif? Jawab: Refleksif, karena A=(a, b) dan A=(a, b), berlaku ab=ba, maka (A,A) R. Simetri, karena jika (A, B) R, berarti diperoleh ad=bc, dengan menggunakan sifat komutatif bilangan bulat tak negatif, maka diperoleh cb = da, yang berarti (B, A) R. Karena bersifat simetri, sudah pasti tidak akan bersifat antisimetri. Transitif, karena jika (A, B) R, misalkan A=(a, b), B=(c, d), berlaku ad=bc ( ) dan, jika (B, C) R, misalkan C=(e, f), berlaku cf=de ( 2) Dari () didapat: bc d = a Subtitusi ke (2), didapat: bc cf = e a Dengan pencoretan c dan perkalian silang, maka didapat: af = be

berarti (A,C) R Contoh Jika A, B Z-{} x Z-{}, dimana A=(a, b) dan B=(c, d), dan relasi R didefinisi, sebagai berikut: (A, B) R, jika memenuhi c a = d b, dimana c, dan d. Apakah R bersifat: refleksif, simetri, antisimetri, dan transitif? Jawab: Refleksif, karena A=(a, b) dan A=(a, b) dengan relasi ini didapat: a b ==, karena a dan b, berarti (A,A) R. a b a b Simetri, karena jika (A,B) R, dan A=(a,b), B=(c,d), berarti =, c d dengan perkalian silang, didapat: d c c d = atau =, ini berarti (B,A) R b a a b Karena simetri, maka relasi R tidak mungkin bersifat antisimetri. Transitif, karena jika (A,B) R, dan A=(a,b), B=(c,d), berarti a b =, ( 3) c d dan (B,C) R, C=(e,f), berarti c d = e f ( 4) Dengan melakukan perkalian silang pada (3), didapat: ad c = b ( 5) Subtitusi ke (4), didapat: ad d = be f Pencoretan d, dan perkalian silang, didapat: a b = e f Ini berarti (A,C) R. 4. Representasi Relasi Relasi dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk untuk memudahkan melihat dan memahami karakteristik relasi tersebut. a. Pasangan terurut

R = {(a, b) a, b A} Letak entry sangat menentukan di sini, karena itu antara (a, b) dan (b, a) berbeda arti. Contoh 2: A = {, 2, 3, 4} R = {(a, b) a b, dan a, b A} Jawab: Dengan pasangan terurut: R={(4, 4), (4, 3), (4, 2), (4, ), (3, 3), (3, 2), (3, ), (2, 2), (2, ), (, )} b. Matrik zero-one: Adalah matrik yang entry-nya ditentukan dengan aturan sebagai berikut: - jika (a, b) R, maka baris a dan kolom b diberi tanda, - sedangkan jika (a, b) R, maka baris a dan kolom b diberi tanda Contoh 3 Relasi pada contoh sebelumnya dapat ditulis dalam bentuk tabel, sebagai berikut: 2 3 4 2 3 4 Sehingga matrik zero-one nya adalah: M R = Dengan matrik zero-one kita dapatkan ciri untuk relasi refleksif, simetri, dan antisimetri, sebagai berikut: O Relasi Refleksif Relasi simetri Relasi antisimetri Keuntungan dari representasi matrik zero-one dapat mengakomodasi operasi himpunan antar dua relasi, dengan menggunakan operasi logika pada Aljabar Boolean.

M R R2 = M R M R2 {operasi OR pada Aljabar Boolean} M R R2 = M R M R2 {operasi AND pada Aljabar Boolean} Contoh Jika M R = dan M R2 =, maka M R R2 = = M R R2 = = Contoh 2 Diberikan A = {a, b, c}, R ={(a, a), (a, b), (b, b), (b, c)}, dan R 2 ={(b, a), (b, b), (c, c)}. Tentukan matrik zero-one dari R R 2, dan R R 2. Jawab: M R =, M R2 = M R R2 = = M R R2 = = Dengan menggunakan Hasil Kali Dalam Boolean didapat matrik zero-one untuk operasi komposisi M S R = M R ΘM S Hasil Kali Dalam Boolean: Misalkan A=[a ij ] adalah matrik zero-one berordo mxk dan B=[b jp ] matrik zero-one berordo kxn, Hasil Kali Dalam Boolean, ditulis AΘB=C, adalah matrik berordo mxn dengan entry ke (i,p) [c ip ] dirumuskan sebagai berikut: c ip = (a i b p ) (a i2 b 2p )... (a ik b kp ) Contoh 4 Jika A= dan B=, hitung AΘB.

Jawab C = AΘB = c 3 = (a b 3 ) (a 2 b 23 ) (a 3 b 33 ) = ( ) ( ) ( )= c 25 = (a 2 b 5 ) (a 22 b 25 ) (a 23 b 35 ) = ( ) ( ) ( ) = Contoh 3 Diberikan A = {a, b, c}, R ={(a, a), (a, b), (b, b), (b, c)}, dan R 2 ={(b, a), (b, b), (c, c)}. Tentukan matrik zero-one dari R R 2. Jawab: M R R2 = M R2 ΘM R = Θ = c. Digraph (graph berarah). Anggota himpunan dinyatakan sebagai node dari graph dan relasi dinyatakan oleh kurva berpanah. Jika (2, ) R, dinyatakan oleh garis beranak panah dari 2 ke. Gambar anak panah dari ke disebut loop. 2 3 4 Dari digraph di atas dapat dilihat, bahwa semua node memiliki loop, sehingga relasi yang digambarkan oleh digraph di atas bersifat refleksif. Tidak ada anak panah yang berkebalikan berarti bersifat antisimetri. Untuk melihat sifat transitif dapat dilihat dengan anak panah yang berkelanjutan.

Dengan digraph persoalan relasi simetri, antisimetri, dan yang bukan simetri sekaligus bukan antisimetri dapat diperlihatkan sebagai berikut:. Symmetric 2. Not symmetric dan not antisymmetric 3. Antisymmetric 4. Symmetric dan antisymmetric B. Relasi Ekivalen. Pengertian Relasi Ekivalen Definisi 4 (Relasi Ekivalen) Adalah relasi yang memenuhi sifat: refleksif, simetri, dan transitif Contoh 5 R={(a, b) a=b atau a=-b, a, b Z} Pada relasi ini, jelas dipenuhi a=a, a Z, berarti (a, a) R atau bersifat refleksif. Untuk sifat simetri, terdapat dua kemungkinan: - Jika a=b, berarti (a, b) R, a, b Z maka b=a, berarti (b, a) R - Jika a=-b, berarti (a, b) R, a, b Z maka b=-a, berarti (b,a) R, Sehingga R bersifat simetri. Untuk sifat transitif, mempunyai empat kemungkinan: - Jika a=b, dan b=c, maka a=c, berarti (a, c) R, a,b,c Z - Jika a=b, dan b=-c, maka a=-c, berarti (a, c) R, a,b,c Z - Jika a=-b, dan b=c, maka a=-c, berarti (a, c) R, a,b,c Z

- Jika a=-b, dan b=-c, maka a=c, berarti (a, c) R, a,b,c Z Sehingga R bersifat transitif. Jadi, R relasi ekivalen. Contoh 6 R= {(a, b) a-b Z, a, b R} Jelas kita dapatkan a-a = Z, berarti (a, a) R, berarti R bersifat refleksif Jika a-b Z, maka b-a = -(a-b) Z, berarti (b, a) R, berarti R bersifat simetri Jika a-b Z dan b-c Z, maka a-c=(a-b) + (b-c), berarti a-c R, berarti R bersifat transitif. Z Z Jadi, R relasi ekivalen. 2. Kelas Ekivalen dan Partisi Definisi 5 Jika R relasi ekivalen atas A, dapat didefinisikan kelas ekivalen dari a A adalah: [a] R ={x A (a,x) R} Dua elemen yang direlasikan oleh relasi ekivalen disebut ekivalen. Hal ini dikarenakan relasi ekivalen bersifat simetri, yang berarti bolak-balik. Dari sifat refleksif didapat, suatu elemen akan ekivalen dengan dirinya sendiri. Sedangkan dari sifat transitif, jika (a, b) R dan (b,c) R, maka didapat a dan c ekivalen juga. Jika b [a] R, b disebut representative dari class ekivalen ini. Contoh 4 A={-2, -,, } R={(a,b) a=b atau a=-b, dan a, b A } Tentukan semua kelas ekivalen yang terbentuk. Jawab: R={(-2,-2), (-,-), (-,), (,), (,), (,-)} [-] R = {-, } [] R ={-, } Akibatnya []=[-], berarti dan - ekivalen. [] R ={} [-2] R ={-2} Contoh 5 A={,, 2, 6, 9}

R={(a, b) 2 habis membagi a b, dan a, b A} Tentukan semua kelas ekivalen yang terbentuk. Jawab: R={(,), (,2), (,6), (,), (, 9), (2, ), (2, 2), (2, 6), (6,), (6,2), (6,6), (9,), (9,9)} []=[2]=[6]={, 2, 6} []=[9]={, 9} Class ekivalen membentuk partisi dari himpunan A. Partisi dari himpunan A adalah sub-sub himpunan A yang mempunyai sifat: jika A, A 2,..., A n A, maka dipenuhi dua hal sekaligus: i. A A 2... A n = A ii. A i A j = Ø, jika i j, dan i, j=, 2,..., n Pada contoh di atas memenuhi sifat: ) [] [-2] []= A 2) [] [-2]=Ø, [] []=Ø, dan [] [-2]=Ø Jadi, partisi A terhadap relasi R adalah: [], [-2], dan [] Contoh: A = {-2, -, 3, 4, 5, 8} R = {(a, b) 2 habis membagi (a-b), a, b A} Partisi dari A terhadap relasi R adalah: [-2]={-2, 4, 8} [-]= {-, 3, 5} Contoh: R= {(a, b) a-b Z, a, b R } Ada strongly connected component (scc), yang didefinisikan sebagai berikut: Definisi: Untuk relasi transitif refleksif R atas A, strongly connected component, scc, dari a A adalah: scc(a) = {x x A, (a, x) R (x, a) R} Contoh: A = {-2, -, 3, 4, 5, 8} R = {(a, b) 2 habis membagi (a-b), a, b A} Scc(-2)={-2, 4, 8}

SCC(-)={-, 3, 5} Proposisi: Himpunan dari semua scc dari relasi transitif, refleksif atas A adalah partisi dari A. C. Relasi Terurut Parsial, Diagram Hasse. Relasi Terurut Parsial Definisi 6 (Relasi Terurut Parsial): Relasi atas S yang memenuhi sifat refleksif, antisimetri, dan transitif disebut Relasi Terurut Parsial. Himpunan S bersama-sama dengan Relasi Terurut Parsial R disebut Poset (Partially Ordered Set), ditulis (S,R). Contoh 7 Relasi Terurut Parsial: Apakah ketiga relasi di bawah ini termasuk Relasi Terurut Parsial?. A = {, 2, 3, 4} dengan R = {(a, b) a b, a, b A } 2. A = {, 2, 3, 4, 6, 9, 8} dengan R = {(a, b) a habis membagi b, dan a, b A} 3. S = {a, b} dengan R = {(A, B) A B, dan A, B (S)} Jawab: Kita dapatkan matrik zero-one sebagai berikut: 2 3 4 2 3 4 Karena pada diagonal utama semua entry bernilai, maka R bersifat refleksif Karena untuk semua entry a ij bernilai, maka a ji bernilai, berarti relasi R bersifat antisimetri Untuk memperlihatkan sifat transitif digunakan diagram digraph:

2 3 4 a b dan b c, maka didapat a c jadi bersifat transitif Terlihat bahwa setiap (a, b) R dan (b, c) R, maka selalu ada (a,c) R, berarti transistif. Jadi R Relasi Terurut Parsial Untuk no. 2, kita dapatkan matrik zero-one sebagai berikut: 2 3 4 6 9 8 2 3 4 6 9 8 Terlihat semua entry pada diagonal utama selalu, berarti refleksif Terlihat pula untuk entry a ij yang bernilai, maka selalu a ji bernilai, dan ketika a ij bernilai, maka a ji bernilai juga, berarti antisimetri

Untuk memperlihatkan sifat transitif lebih enak jika menggunakan diagram digraph: 8 4 6 9 2 3 Terlihat bahwa jika ada (a,b) R dan (b,c) R, maka ada (a,c) R, sehingga R transitif. Jadi R relasi terurut parsial. (S) = {, {a}, {b}, {a, b}} {a} {b} {a, b} {a} {b} {a, b} Terlihat bahwa semua entry pada diagonal utama bernilai, berarti refleksif Terlihat pula bahwa semua a ij yang bernilai, maka a ji bernilai, dan jika a ij yang bernilai, maka a ji bernilai, berarti antisimetri Transitif diperlihatkan dengan menggunakan digraph (coba dibuat digraph-nya). Definisi: Pada Poset notasi a b, berarti (a, b) R, juga dikenal istilah comparable antara dua anggota Poset, jadi a dan b disebut comparable jika a b atau b a. Jika tidak memenuhi disebut incomparable. Contoh: Pada poset (Z +, ) apakah 3 dan 9 comparable? Apakah 5 dan 8 comparable? Apakah 2 dan 4 comparable?

Definisi: Jika (S, ) sebuah poset dan setiap dua elemen dari S comparable, S disebut totally ordered atau linearly ordered set, dan disebut total order atau linear order. Sebuah totally ordered set disebut chain. Contoh: Poset (Z, ) adalah totally ordered, karena a b atau b a, untuk setiap a,b Z. Contoh: Poset (Z +, ) bukan totally ordered karena ada anggota yang incomparable, contohnya 5 dan7. Definisi: (S, ) adalah well-ordered set jika merupakan poset sedemikian sehingga adalah total ordering dan sehingga setiap subset tak kosong dari S mempunyai elemen terkecil. Contoh: Himpunan pasangan terurut dari bilangan bulat positif, Z + xz +, dengan (a, a 2 ) (b, b 2 ), jika a < b, atau jika a =b dan a 2 b 2, adalah well-ordered set. Relasi dalam contoh ini disebut lexicographic ordering. discreet discrete 2. Diagram Hasse Untuk membentuk Diagram Hasse, lakukan langkah-langkah berikut:. Buat digraph-nya 2. Buang semua loop 3. Buang semua panah yang dibentuk dari sifat transitif 4. Gambarkan panah tanpa anak panah 5. Pahamilah bahwa semua titik panah ke atas Contoh 6 A = {, 2, 3, 4} R = {(a, b) a b, a, b A} 2 3 4 langkah

2 3 4 langkah 2 2 3 4 langkah 3 2 3 4 langkah 4 Diagram Hasse 8 8 4 6 9 Langkah 2 3 8 8 4 6 9 Langkah 2 2 3

8 8 4 6 9 2 3 Langkah 3 8 8 4 6 9 2 3 Langkah 4 Diagram Hasse dari habis membagi S={a, b, c} (S)={, {a}, {b}, {c}, {a, b}, {a, c}, {b, c}, {a, b, c}} R = {(A, B) A B, A, B (S)} {a, b, c} {a, b} {a, c} {b, c} {a} {b} {c}

3. Elemen Maksimal dan Minimal Elemen a S, disebut maksimal pada poset (S, b S, sehingga a b. Elemen a S, disebut minimal pada poset (S, sehingga b a. ) jika tidak ada ) jika tidak ada b S, Contoh:. S={2, -4, 5, 7, -} dan R = {(a, b) a b, a, b S} a. Apakah R relasi terurut parsial? Jelaskan! b. Gambarkan diagram Hassenya. c. Tentukan elemen maksimal dan minimalnya? d. Apakah R relasi terurut total? 2. A = {, 2, 3}, S=AxA dan R = {(B, C) B=(a, b), C=(c,d), a d, b c, B, C S} Pertanyaan seperti di atas 3. A = {, 2, 3}, S=AxA dan R = {(B, C) B=(a, b), C=(c,d), a c, b d, B, C S} Pertanyaan seperti di atas Jawab: S={(,), (,2), (,3),(2,), (2,2), (2,3),(3,), (3,2), (3,3)} R (,) (,2) (,3) (2,) (2,2) (2,3) (3,) (3,2) (3,3) (,) (,2) (,3) (2,) (2,2) (2,3) (3,) (3,2) (3,3) Refleksif karena entry pada diagonal utama semuanya adalah Antisimetri karena setiap ada pada entry baris ke-i dan kolom ke-j maka entry pada baris ke-j dan kolom ke-i bernilai Transitif, karena jika a b dan b c maka a c, akibatnya jika (A, B) R dan (B, C) R, misalkan A=(a, b), B=(c, d) dan C=(e,f), didapat: a c, c e, maka a e dan b d, d f, maka b f, sehingga (A, C) R

(3,3) (2,2) (3,2) (2,3) (3,) (,2) (2,) (,3) (,) Digrah R (3,3) (2,2) (3,2) (2,3) (3,) (,2) (2,) (,3) (,) Buang loop (3,3) (2,2) (3,2) (2,3) (3,) (,2) (2,) (,3) (,) Buang busur transitif

(3,3) (3,2) (2,2) (2,3) (3,) (,2) (2,) (,3) (,) Buang panah Elemen maksimal: (3,3), (3, 2), (2,2), dan (2,3) Elemen minimal: (,) Kesamaan dari kedua relasi tersebut adalah: refleksif dan transitif Ada strongly connected component (scc), yang didefinisikan sebagai berikut: Definisi 7: Untuk relasi transitif refleksif R atas A, strongly connected component, scc, dari a A adalah: scc(a) = {x x A, (a, x) R (x, a) R} Soal latihan:. A={2, 3, -5, -9, 8}, R={(a, b) a = b atau a < + b dan a, b anggota A} Apakah R relasi terurut parsial? Jelaskan! Jika ya, buat diagram Hasse-nya. Diberikan A = {a, b, c}. Hasil kali cartes dari A ke dirinya sendiri adalah A. {(a, a), (b, b), (c, c)}. B. {(a, b), (b, c), (c, a)}. C. {(a, b), (b, a), (b, c), (c, b), (c, a), (a, c)}. D. {(a, a), (a, b), (a, c), (b, a), (b, b), (b, c), (c, a), (c, b), (c, c)}. 2. Diberikan A = {-2, -,,, 2} dan R = {(x, y) x, y A, x - y < } A x A. Maka anggota-anggota R adalah A. {(-2, ), (-2, ), (-2, 2), (-, ), (-, ), (-, 2), (, ), (, 2), (, 2)}. B. {(-2, -), (-2, ), (-2, ), (-2, 2), (-, ), (-, ), (-, 2)}. C. {(-2, -), (-2, ), (-2, ), (-2, 2), (-, ), (-, ), (-, 2), (, ), (, 2), (, 2)}. D. {(-2, -2), (-2, -), (-2, ), (-, -2), (-, -), (-, ), (, ), (, 2), (, 2)}. 3. Diberikan A = {, 2, 3, 4, 5}. Relasi pada A yang memenuhi sifat transitif adalah A. R = {(x, y) x, y A, x - y < }. B. R = {(x, y) x, y A, xy bilangan genap}.

C. R = {(x, y) x, y A, x + y 5}. D. R = {(x, y) x, y A, x - y 2}. 4. Diberikan A = {, 2, 3, 4, 5}. Relasi pada A yang memenuhi sifat simetris adalah A. R = {(x, y) x, y A, x - y < }. B. R = {(x, y) x, y A, xy bilangan genap}. C. R = {(x, y) x, y A, x y}. D. R = {(x, y) x, y A, x - y 2}. 5. Diberikan A = {-2, -,,, 2}. Relasi pada A yang memenuhi sifat refleksif adalah A. R = {(x, y) x, y A, xy }. B. R = {(x, y) x, y A, xy }. C. R = {(x, y) x, y A, xy bilangan genap}. D. R = {(x, y) x, y A, xy bilangan ganjil}. 6. Diberikan A = {-2, -,,, 2}. Relasi pada A yang memenuhi sifat anti simetris adalah A. R = {(x, y) x, y A, xy }. B. R = {(x, y) x, y A, xy bilangan ganjil}. C. R = {(x, y) x, y A, x - y }. D. R = {(x, y) x, y A, x < y }. 7. Diberikan A = {, 2, 3, 4, 5}. Relasi pada A yang ekivalen adalah A. R = {(x, y) x, y A, xy bilangan genap}. B. R = {(x, y) x, y A, x - y < }. C. R = {(x, y) x, y A, xy bilangan ganjil}. D. R = {(x, y) x, y A, x + y }. 8. Diberikan A = {-2, -,,, 2}. Relasi pada A yang tidak ekivalen adalah A. R = {(x, y) x, y A, xy 4}. B. R = {(x, y) x, y A, xy }. C. R = {(x, y) x, y A, x + y -4}. D. R = {(x, y) x, y A, x + y -8}. 9. Diberikan A = {-2, -,,, 2}. Relasi pada A yang menyebabkan himpunan A poset adalah A. R = {(x, y) x, y A, x-y }. B. R = {(x, y) x, y A, x+y }. C. R = {(x, y) x, y A, xy }. D. R = {(x, y) x, y A, xy 4}.. Pernyataan berikut yang benar adalah A. setiap poset merupakan rantai. B. setiap rantai merupakan poset. C. ada rantai yang bukan poset. D. poset dan rantai merupakan dua himpunan yang saling terpisah.. (P, ) yang merupakan rantai adalah

A. P = {, 2, 3, 4, 5} dan x y jika dan hanya jika xy bilangan genap}. B. P = {, 2, 3, 4, 5} dan x y jika dan hanya jika x+y }. C. P = {-2, -,,, 2} dan x y jika dan hanya jika x - y }. D. P = {-2, -,,, 2} dan x y jika dan hanya jika xy }. 2. Diberikan A = {2, 3, 4, 6, 9, 2, 8, 24, 36}. Didefinisikan x y sebagai y habis dibagi x (x, y A). Diagram Hasse dari (A, ) adalah 3. Diagram Hasse berikut yang merupakan rantai adalah 4. Diberikan A = {2, 3, 4, 6, 9, 2, 8, 24, 36}. Didefinisikan x y sebagai y habis dibagi x (x, y A). Pernyataan berikut yang benar adalah A. Batas atas dari {4, 6} adalah 2, 24, 36. B. Batas bawah dari {24, 36} adalah 8, 2, 6, 3, 2. C. Supremum dari {4, 6} adalah 36. D. Infimum dari {24, 36} adalah 2. 5. Diberikan A = {-2, -,,, 2}. Didefinisikan x y sebagai x - y. Batas bawah dari {} adalah A. dan 2. B.. C. - dan -2. D. -. 6. Diberikan A = {2, 3, 4, 6, 9, 2, 8, 24, 36}. Didefinisikan x y sebagai y habis dibagi x (x, y A ). Pernyataan berikut yang benar adalah

A. Batas atas dari {4, 6} adalah : 2, 8, 24, 36. B. Batas atas dari {24, 36} adalah 2, 6, 3. C. Supremum dari {4, 6} adalah : 2. D. Infimum dari {24, 36} adalah : 3 7. Diberikan A = {-2, -,,, 2}. Didefinisikan x y sebagai x - y. Infimum dari {} adalah A.. B. - C., 2. D. -, -2. 8. Didefinisikan himpunan P. untuk setiap a, b P didefinisikan a b sebagai b habis dibagi a. Himpunan P di bawah yang menyebabkan (P, ) letis adalah A. P = {2, 3, 4, 6, 9, 2, 8. 24. 36}. B. P = {, 3, 4, 8, 2, 24}. C. P = {, 2, 3, 4, 5}. D. P = {-2, -,,, 2}. 9. Didefinisikan himpunan P. Untuk setiap a, b P didefinisikan a b sebagai b habis dibagi a, Himpunan P di bawah yang menyebabkan (P, ) bukan letis adalah A. P = {2, 4, 6}. B. P = {3, 6, 9, 8}. C. P = {3, 4, 2, 8, 24, 36, 72}. D. P = {2, 4, 6, 8, 6, 24, 48}. 2. Diagram yang merupakan letis adalah 2. Diagram yang bukan letis adalah

22. Diberikan L adalah letis, untuk setiap a, b dan c L berlaku A. a b c a b a c. B. a b = b a b. C. a b = a a b. D. a b c a b a c 23. Diberikan L adalah letis. Untuk setiap a, b, c, L berlaku A. a b a c a b c. B. a b = a a b. C. a b a b = b. D. a b a c a b c. 24. Diberikan letis L = {a, b, d} dan L 2 = {a, c, e}. Hasil kali cartes L x L 2 adalah A. {(a, c), (a, e), (b, a), (b, c), (b, e), (d, a), (d, c), (d, e)}. B. {(a, a), (a, c), (a, e), (b, a), (b, c), (b, e), (d,a), (d, c), (d, e)}. C. {(a, a), (c, a), (e, a), (a, b), (c, b), (e, b), (a, d), (c, d), (e, d)}. D. {(a, a), (c, b), (e, d)}. 25. Diberikan letis (L, ) dengan L = {, 3, 4, 2, 4} Definisikan : a b b habis dibagi a, a 2 b a b Fungsi f : L L homomorfisma letis jika A. f(x) = x untuk setiap x L. B. f() =, f(3) = 3, f(4) = 2, f(2) = 24, f(24) = 4. C. f() = 3, f(3) = 4, f(4) = 2, f(2) = 24, f(24) =. D. f(x) = untuk setiap x L. 26. Diberikan letis L = {a, b, c, d, e} dan L 2 = {p, q, r, s, t}. Diagram Hasse dari L dan L 2 adalah

Fungsi g : L L 2 homomorfisma letis jika = A. g(a) = t, g(b) = s, g(c) = r, g(d) = q, g(e) = p. B. g(a) = t, g(b) = s, g(c) = p, g(d) = q, g(e) = r. C. g(a) = p, g(b) = q, g(c) = s, g(d) = r, g(e) = t. D. g(a) = p, g(b) = s, g(c) = q, g(d) = t, g(e) = r. 27. Diberikan letis L yang diagramnya seperti di bawah ini Pernyataan yang benar tentang letis L tersebut adalah A. a = B. d =. C. L letis tak terbatas.. D. L letis terbatas. 28. Di bawah ini adalah letis terbatas, kecuali A. (Z, ) dengan Z adalah himpunan semua bilangan bulat dan adalah relasi lebih kecil atau sama dengan pada Z. B. (Zn, ) dengan Zn = {,, 2,... n -} untuk suatu bilangan asli n dan adalah relasi lebih kecil atau sama dengan pada Zn. C. (L, ) dengan L = {, 2, 4, 6,..., 2n} untuk suatu bilangan asli n dan adalah relasi lebih kecil atau sama dengan pada L. D. (P, ) dengan P = {, 2, 3, 4, 5} dan adalah relasi lebih kecil atau sama dengan pada P. 29. Diberikan letis L yang diagramnya seperti di bawah ini Pernyataan yang benar tentang letis L di atas adalah

A. a =. B. d =. C. komplemen b adalah e. D. komplemen b adalah c. 3. Diberikan letis L yang diagramnya seperti di bawah ini: Pernyataan yang benar tentang letis L di atas adalah A. a = o. B. f =. C. komplemen c adalah b. D. komplemen f adalah a. 3. Diberikan L adalah letis distributif. Untuk setiap a, b, c L berlaku pernyataan berikut, kecuali A. (a b = a c) (a b = a c) b = c. B. b c (a b a c) (a b a c). C. a (b c) = (a b) (a c) D. a (b c) = (a b) (a c). 32. (L, ) yang merupakan letis distributif adalah A. P = {, 2, 3, 4, 5} dan x y jika dan hanya jika xy bilangan genap}. B. P = {, 2, 3, 4, 5} dan x y jika dan hanya jika x+y }. C. P = {-2, -,,, 2} dan x y jika dan hanya jika x - y }. D. P = {-2, -,,, 2} dan x y jika dan hanya jika xy }. 33. Didefinisikan a b sebagai b habis dibagi a, a b adalah pembagi persekutuan terbesar dari {a, b} dan a b adalah kelipatan persekutuan terkecil dari {a, b} untuk setiap a, b B. (B,,, ) yang merupakan aljabar Boole adalah A. B = {, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 2, 24}. B. B = {, 2, 3, 6}. C. B = {2, 3, 4, 6, 2}. D. B = {, 2, 3, 4, 6}. 34. Pernyataan berikut yang benar adalah A. aljabar Boole adalah letis distributif. B. aljabar Boole adalah letis berkomplemen.

C. Aljabar Boole adalah rantai berkom-plemen. D. Aljabar Boole adalah poset yang bukan rantai.