ANALISIS KONTROL SISTEM PENDULUM TERBALIK MENGGUNAKAN REGULATOR KUADRATIK LINEAR

dokumen-dokumen yang mirip
Proceeding Tugas Akhir-Januari

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-58

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

STABILISASI SISTEM KONTROL LINIER INVARIANT WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACKERMANN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK

Analisis Pengendalian Gerak Model Robot Keseimbangan Beroda Dua Menggunakan Pengendali Linear Quadratic Regulator (LQR)

KARAKTERISTIK PERSAMAAN ALJABAR RICCATI DAN PENERAPANNYA PADA MASALAH KENDALI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-47

Stabilisasi Robot Pendulum Terbalik Beroda Dua Menggunakan Kontrol Fuzzy Hybrid

KONTROL TRACKING FUZZY UNTUK SISTEM PENDULUM KERETA MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINEAR MATRIX INEQUALITIES

BAB I PENDAHULUAN. himpunan vektor riil dengan n komponen. Didefinisikan R + := {x R x 0}

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

Kontrol Tracking Fuzzy untuk Sistem Pendulum Kereta Menggunakan Pendekatan Linear Matrix Inequalities

DESAIN KONTROLER FUZZY UNTUK SISTEM GANTRY CRANE

DESAIN LINEAR QUADRATIC REGULATOR PADA SISTEM INVERTED PENDULUM. Muhammad Wakhid Musthofa 1

Teori kendali. Oleh: Ari suparwanto

BAB II LANDASAN TEORI

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

Desain Kontroler Fuzzy untuk Sistem Gantry Crane

Desain Kontroler Fuzzy untuk Sistem Gantry Crane

PERILAKU TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR DENGAN METODA PENEMPATAN KUTUB DALAM DOMAIN WAKTU

III. PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK

Vol: 2 No.2 September 2013 ISSN:

OPTIMALISASI CRANE ANTI AYUN KONTROLER PD-LQR DENGAN ALGORITMA UPSO UNTUK MENINGKATKAN EFESIENSI PROSES BONGKAR MUAT

Desain Kontrol Optimal Fuzzy Menggunakan Pendekatan PDC Modifikasi Untuk Sistem Pendulum Kereta

Perancangan Kontroler State Dependent Riccati Equation Untuk Stabilisasi Pendulum Terbalik Dua Tingkat

PENGOPTIMALAN UMPAN BALIK LINEAR QUADRATIC REGULATOR PADA LOAD FREQUENCY CONTROL MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditemukannya sistem kontrol proporsional, sistem kontrol integral

ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR)

5/12/2014. Plant PLANT

BAB II PEMODELAN MATEMATIS SISTEM INVERTED PENDULUM

BAB IV SIMULASI STABILISASI INVERTED PENDULUM DENGAN MENGGUNAKAN PENGONTROL FUZZY

Desain dan Implementasi Self Tuning LQR Adaptif untuk Pengaturan Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

DESAIN KONTROL INVERTED PENDULUM DENGAN METODE KONTROL ROBUST FUZZY

IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HALAMAN JUDUL KONTROL TRACKING OPTIMAL UNTUK ROBOT PENDULUM TERBALIK BERODA DUA

EKSISTENSI PENGENDALI SUBOPTIMAL. Widowati Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang. Abstrak

ANALISIS KESTABILAN ROUTH HURWITZ DAN ROOT LOCUS

SISTEM KONTROL LINIER

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

Perancangan Sistem Kendali Sliding-PID untuk Pendulum Ganda pada Kereta Bergerak

Perancangan dan Simulasi MRAC PID Control untuk Proses Pengendalian Temperatur pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)

1.1. Definisi dan Pengertian

Kontrol Tracking Fuzzy Menggunakan Model Following untuk Sistem Pendulum Kereta

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

DESAIN KONTROL INVERTED PENDULUM DENGAN METODE KONTROL ROBUST FUZZY

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi

Penyelesaian Penempatan Kutub Umpan Balik Keluaran dengan Matriks Pseudo Invers

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Kontrol Optimal pada Balancing Robot Menggunakan Metode Linear Quadratic Regulator

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Inverted Pendulum, Proporsional Integral Derivative, Simulink Matlab. Kata kunci:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

EVALUASI KESTABILAN DAN KEKOKOHAN SINGLE MACHINE INFINITE BUS (SMIB) DENGAN METODA LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) ( STUDI KASUS : PLTA SINGKARAK )

CATATAN TENTANG PERSAMAAN LYAPUNOV DAN PERSAMAAN ALJABAR RICCATI

Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 untuk Sistem Pendulum-Kereta

Studi Perancangan Sistem Kontrol Kinematik Dan Dinamik Non Linier Watanabe Pada Wahana Nirawak Quadrotor

Penyelesaian Penempatan Kutub Umpan Balik Keluaran dengan Matriks Pseudo Invers

State Space(ruang keadaan)

ESTIMASI PENGUBAH KEADAAN MELALUI PENGOLAHAN MASUKAN DAN KELUARAN

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane

MAKALAH. Sistem Kendali. Implementasi Sistim Navigasi Wall Following. Mengguakan Kontrol PID. Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL

Bab 4 HASIL SIMULASI. 4.1 Pengontrol Suboptimal H

PENGGUNAAN PENYELESAIAN PERSAMAAN ALJABAR RICCATI WAKTU DISKRIT PADA KENDALI OPTIMAL LINIER KUADRATIK

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.

Stabilitas Sistem. Nuryono S.W., S.T.,M.Eng. Dasar Sistem Kendali 1

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI ADAPTIVE SWITCHING FUZZY LOGIC CONTROLER SEBAGAI PENGENDALI LEVEL AIR PADA TIGA BEJANA BERINTERAKSI

Pengaturan Kecepatan pada Motor DC Shunt Menggunakan Successive Sliding Mode Control

Penggunaan Penyelesaian Persamaan Riccati Aljabar Waktu Diskrit pada Kendali Optimal Linier Kuadratik dan Sifat-Sifatnya

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perancangan Perangkat Keras

BAB 2 LANDASAN TEORI

Abdul Halim Dosen Pembimbing Dr. Trihastuti Agustinah, ST., MT

APLIKASI KONTROL OPTIMAL LQG UNTUK PENGENDALIAN WATER LEVEL STEAM DRUM BOILER Di PG. Kebon Agung Malang Jawa Timur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE)

SISTEM KENDALI POSISI SUDUT ANGGUK UNTUK ROKET RKX-300 DENGAN METODE KENDALI LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) DAN POLE PLACEMENT

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada

PENGGUNAAN MODEL NOISE PADA METODE ITERATIVE FEEDBACK TUNING UNTUK PENGHILANGAN GANGGUAN SISTEM PENGENDALIAN

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma)

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps,

1. Mahasiswa dapat mengetahui blok diagram sistem. 2. Mahasiswa dapat memodelkan sistem kendali analog

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE)

Oleh: Dimas Avian Maulana Dosen Pembimbing: Subchan, Ph.D

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 8 NO. 1 Maret 2015

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel

Transkripsi:

Jurnal INEKNA, ahun XII, No., Mei : 5-57 ANALISIS KONROL SISEM PENDULUM ERBALIK MENGGUNAKAN REGULAOR KUADRAIK LINEAR Nurmahaludin () () Staf Pengajar Jurusan eknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Beragam metode digunakan dalam sistem kontrol untuk mendapatkan respon sistem yang diinginkan. Regulator Kuadratik Linear pada dasarnya merupakan upaya memperoleh Gain umpan balik melalui pemilihan parameter yang akan meminimumkan indeks performansi. Pada penelitian ini metode tersebut digunakan untuk mengontrol sistem pendukum terbalik kemudian dilakukan analisis terhadap respon dan kestabilan sistem. Pengujian dilakukan untuk nilai Q dan R berbeda, kemudian dilakukan pengamatan terhadap respon yang dihasilkan yaitu posisi kereta dan sudut pendulum. Kriteria performansi yang diinginkan adalah waktu mapan kurang dari lima detik, waktu bangkit kurang dari dua detik, serta simpangan pendulum maksimum 5 o. Nilai Q dan R kemudian digunakan untuk menghasilkan Gain umpan balik K dan sinyal kontrol optimal u*. Hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk mencapai kriteria performansi yang ditentukan, nilai Q x =5, Q theta =, dan R= memberikan hasil yang cukup baik. Kata Kunci : Pendulum erbalik, Regulator Kuadratik Linear, Gain Umpan Balik. PENDAHULUAN Pada teori kontrol konvensional yang dianggap penting hanyalah sinyal-sinyal masukan, keluaran, dan sinyal kesalahan. Analisis dan desain sistem kontrol dilakukan dengan menggunakan fungsi alih. Kelemahan pokok dari teori kontrol konvensional adalah bahwa pada umumnya teori ini hanya dapat diterapkan pada sistem linear parameter konstan yang mempunyai satu masukan dan satu keluaran. eori ini tidak dapat diterapkan untuk sistem dengan multi input multi output (MIMO) ataupun sistem non linear. Sistem pendulum terbalik merupakan sistem dengan multi input multi output sehingga analisisnya akan lebih mudah dilakukan menggunakan pendekatan state space. Agar pendulum terbalik mempunyai respon yang cepat dan stabil dengan tetap menjaga pendulum tidak jatuh, diperlukan suatu pengontrolan. Sistem kontrol yang dirancang untuk mengatur state sekaligus mengatur sinyal kontrol agar optimal dikenal dengan sistem kontrol optimal. Sistem kontrol tersebut dilakukan melalui pengaturan indeks performansi. Salah satu metode yang sering digunakan dalam kontrol optimal adalah Regulator Kuadratik Linear. ujuan dari penelitian adalah mendesain suatu kontroler menggunakan metode Regulator Kuadratik Linear pada sistem pendulum terbalik serta menganalisis pengaruh perubahan parameter Q dan R terhadap keluaran sistem yaitu posisi kereta dan simpangan sudut pendulum.. INJAUAN PUSAKA Kontrol otomatis telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Sebagai contoh, kontrol otomatik sangat diperlukan dalam operasi-operasi di industri untuk mengontrol tekanan, temperatur, kelembaban, viskositas, dan aliran, pengerjaan dalam mesin-mesin perkakas, penanganan dan perakitan bagian-bagian mekanik dalam industri manufaktur dan sebagainya. Ruang Keadaan (State Space) Kecenderungan dalam pengendalian adalah menuju sistem yang semakin kompleks dan ketelitian yang makin tinggi. Sistem yang kompleks mungkin mempunyai multi masukan multi keluaran. Karena perlu penyesuaian antara persyaratan performansi sistem kontrol yang semakin berat dan semakin kompleknya sistem, maka teori kontrol modern yang merupakan pendekatan baru dalam analisis dan desain sistem yang kompleks telah dikembangkan. Pendekatan baru ini didasarkan pada konsep keadaan (state). Variabel keadaan suatu sistem adalah himpunan dari variabel yang menentukan keadaan sistem dinamik. Secara praktis hendaklah dipilih variabel yang dapat diukur secara mudah. Jika diperlukan n variabel keadaan untuk menggambarkan secara lengkap perilaku suatu sistem yang diberikan, maka n variabel keadaan ini dapat dianggap sebagai n komponen suatu vektor x(t). Vektor semacam ini disebut vektor keadaan. Penggunaan notasi matriks akan sangat

Analisis Kontrol Sistem Pendulum erbalik Menggunakan Regulator Kuadratik Linear (Nurmahaludin) menyederhanakan penyajian matematik dari sistem persamaan. Regulator Kuadratik Linear Sebuah sistem dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan keadaan sebagai berikut; x Ax Bu (.) Y = Cx + Du (.) Jika keadaan awal adalah nol, kemudian diasumsikan bahwa semua keadaan dapat diukur maka dapat dicari variabel keadaan kendali umpan balik (state variable fedback control). Gambar. Regulator Kuadratis Linear Persamaan sistem menjadi: u = - Kx (.3) x = (A-BK)x = A c x (.4) dimana A c adalah matriks sistem lup tertutup dan K adalah gain umpan balik. Untuk mendesain sebuah gain umpan balik yang optimal didefinisikan suatu indeks performansi ; J = Q u Rut x (.5) J = (Q K RK) t (.6) Matriks Q adalah semi definit sehingga x Qx akan selalu berharga positif atau nol tiap saat. Sedang R adalah definit positif agar nilai u Ru akan selalu positif. Matriks Q dan R dapat dipilih dalam mendesain sistem kontrol. ergantung bagaimana parameter ini dipilih, sistem lup tertutup akan menunjukkan respon yang berbeda. Secara umum jika pemilihan Q besar maka untuk menjaga agar sistem tetap optimal dengan meminimalisasi J, state x harus dipilih kecil. Demikian pula jika R yang dipilih berharga besar maka input kontrol u harus kecil. Ini berarti bahwa dengan memperbesar nilai Q, secara umum akan menyebabkan pole dari matriks sistem lup tertutup A c = (A -BK) menjadi lebih jauh ke kiri dalam bidang s. Jika plant adalah linear dan persamaan (.5) adalah kuadratik, maka masalah penentuan matriks K dengan meminimasi J disebut Regulator Kuadratik Linear. Untuk menemukan K yang optimal dimisalkan terdapat matriks P sedemikian sehingga ; (x t Px) x (Q K RK)x (.7) dengan subsitusi ke dalam persamaan (.6) indeks performansi: J = -/ ( P) t = ½ x () Px() (.8) t Diasumsikan bahwa sistem lup tertutup adalah stabil jika x menuju nol pada saat tak terhingga, maka: A P + PA + Q PBR - B P = (.9) Persamaan.9 dikenal dengan persamaan Riccati. Sehingga jika diberikan matriks P maka dapat dicari gain umpan balik K. K = R - B P Prosedur untuk menentukan nilai K pada LQR:. Pilih parameter matriks Q dan R. Pecahkan persamaan Riccati untuk P 3. entukan matrik K = R - B P Prosedur desain LQR akan memberikan feedback yang menstabilkan sistem sehingga dengan pemilihan matriks Q dan R akan diperoleh perfomansi lup tertutup yang diinginkan. Kontrol Optimal Berdasarkan Indeks Performansi Kuadratik Dalam mendesain sistem kontrol, seringkali kita tertarik untuk memilih sinyal kontrol u sedemikian sehingga indeks performansi yang diberikan minimum. Pada indeks performansi J: J = Q u Rut Dua suku yang terlibat dalam pengendalian;. Bentuk kuadrat x Qx yang menyatakan simpangan keadaan x dari kondisi mula, disebut matriks bobot keadaan.. Suku u Ru yang menyatakan besarnya pengendalian, disebut matriks bobot pengendalian Pada umumnya penyelesaian masalah optimalisasi dilakukan secara trial and error dengan kompromi kedua suku dalam persamaan di atas. Pole-pole dari kalang tertutup dapat ditempatkan di sembarang tempat di sebelah kiri sumbu khayal pada bidang kompleks, sehingga sistem akan stabil. api dengan memilih penempatan pole yang terlalu jauh ke kiri akan membuat konvergensi ke nol dengan cepat. Untuk membuat sistem bergerak cepat dibutuhkan input yang besar. Permasalahan ini mempengaruhi formulasi optimalisasi yaitu harus mempertimbangkan antara kecepatan konvergensi dengan besar input yang diberikan. Namun seringkali dipilih kriteria waktu transien yang cepat sehingga pendekatannya lebih mengarah pada optimalisasi waktu daripada optimalisasi energi. Dengan demikian dipilih matriks bobot pengendalian R lebih kecil dari pada matriks bobot keadaan Q. Perlu diingat bahwa

Jurnal INEKNA, ahun XII, No., Mei : 5-57 syarat matriks bobot definit/semidefinit positif harus dipenuhi, sehingga dapat dicari solusi optimal sistem. 3. MEODE PENELIIAN Diagram alir metodologi penelitian ditunjukkan dalam Gambar. Gambar. Diagram Alir Metodologi Penelitian Pemodelan Sistem Perancangan kontrol optimal dimulai dengan model matematis dari sistem. Sistem pendulum terbalik terdiri dari kereta yang digerakkan oleh motor DC dan sebuah pendulum yang diletakkan terbalik yang berada diatasnya (gambar 3.). Kereta bergerak sepanjang lintasan harisontal sedangkan pendulum bergerak dalam range sudut tertentu terhadap garis vertikal. Sistem pendulum terbalik merupakan model sederhana dari peluncuran roker luar angkasa. Keluaran yang diamati adalah sudut pendulum (theta) dan posisi (x). Keterangan : M : massa kereta m : massa pendulum l : panjang pendulum x : posisi kereta : sudut pendulum Gambar 3.. Sistem Pendulum erbalik Model matematis sistem diberikan ( engin. umch.edu): I ml - mgl = ml x (3.) M m x + b x - ml = u (3.) Pembentukan State Space Pada penelitian ini untuk lebih menyederhanakan, diasumsikan gesekan pada kereta (b) dan inersia (I) diabaikan, sehingga: ml - mgl = ml x (3.3) M m x - ml = u (3.4) Persamaan state pertama : Dari persamaan (3.3) diperoleh : mlx mglθ θ ml Substitusikan ke dalam persamaan (3.4) mlx mgl θ ( M m)x ml( ) u ml (M m)x (mx mg) u M x mg u mg x u (3.5) M M Persamaan state kedua : Dari persamaan (3.4) diperoleh: ml u x M m Substitusikan ke dalam persamaan (3.3) ml u ml mgl ml( ) M m ml (M m)g u (M m) g u (3.6) ml ml Sehingga persamaan ruang keadaan (state space) adalah sebagai berikut : x x x mg = x M + M u g(m m ) Ml Ml Output sistem adalah sudut pendulum ( ) dan posisi (x), sehingga persamaan output da - lam bentuk state space menjadi: x y = x + u 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kontrol optimal menggunakan Regulator Kuadratis Linear bertujuan untuk mendapatkan sinyal kontrol optimal (u*) yang akan memindah-

Analisis Kontrol Sistem Pendulum erbalik Menggunakan Regulator Kuadratik Linear (Nurmahaludin) kan state awal sistem menuju state akhir yang akan meminimumkan indeks performansi kuadrat. Sistem Lup erbuka Jika diberikan nilai variabel massa kereta kg, massa dan panjang pendulum masingmasing gr dan 3cm, serta gravitasi 9.8 m/s, maka persamaan state menjadi: x x x =.96 x + u 39. 3.33 x y = x + u Dari persamaan keadaan di atas diperoleh : A =.96 ; B = 39. 3.33 C = ; D = Dari matriks sistem A, dapat dicari pole dari sistem: s = s = s 3 = 6.6 s 4 = -6.6 Dapat dilihat bahwa terdapat pole bernilai positif, terletak di sebelah kanan dari sumbu imajiner sehingga mengakibatkan sistem menjadi tidak stabil. Kemudian ditambahkan suatu gain umpan balik yang akan mengubah nilai sinyal kendali u sehingga sistem mencapai keadaan yang diinginkan. Untuk mendapatkan gain K, keluaran state harus diumpan balikkan seperti pada gambar 4. x Ax Bu u Kx Gambar 4. Struktur Gain Umpan Balik X C Y Persamaan keadaan yang baru menjadi: u = - Kx x = (A-BK)x = A c x Matriks sistem A berubah menjadi Ac yang akan mengubah karakteristik sistem menjadi lebih baik. Pemilihan nilai K akan mempengaruhi sinyak kendali u yang dihasilkan. Analisis Respon Sistem Kontrol Pengujian dilakukan dengan memberikan input referensi melalui slider yang bernilai antara - dan (kereta bergerak maju atau mundur maksimal m). Nilai-nilai Q dan R diisikan dan kemudian dilakukan pengamatan terhadap respon posisi kereta dan simpangan sudut pendulum (gambar 5). Parameter Q terdiri dari Q x dan Q theta, masing-masing berhubungan dengan keluaran yang diamati yaitu posisi (x) dan sudut (theta). Gambar 5. GUI Respon Posisi Kereta dan Sudut Pendulum Keluaran pada akhirnya mencapai keadaan stabil dengan kereta akan mengikuti posisi masukan yang diberikan dan simpangan sudut a- kan mencapai nilai nol dari sumbu vertikal. Dapat diamati pengaruh perubahan parameter Q dan R terhadap tanggapan sistem dari grafik yang dibentuk. Kriteria performansi ditetapkan sebagai berikut: Waktu mapan ( settling time) kereta dalam mencapai posisinya yang baru dan pendulum kembali tegak adalah kurang dari 5 detik Simpangan/lonjakan maksimum (maximum o- vershoot) pendulum kurang dari 5º (.6 radian) Waktu bangkit (rise time) kurang dari detik Pengaruh Q x erhadap Respon Sistem Pengaruh Q x terhadap posisi dan sudut pendulum ditunjukkan dalam gambar 4.3 dan 4.4. Nilai Q theta dan R dibuat tetap, yaitu Q theta = dan R = Dari grafik dapat diamati bahwa jika Q x diperbesar maka kereta akan memiliki rise time dan mencapai waktu mapan (settling time) lebih cepat. Namun hal sebaliknya terjadi pada pendulum yang mengalami lonjakan bertambah besar dengan kenaikan tesebut. Hal ini dapat dije-

Jurnal INEKNA, ahun XII, No., Mei : 5-57 laskan bahwa jika dinginkan kereta semakin cepat mencapai posisinya yang baru, maka pendulum yang berada di atasnya akan mengalami osilasi (simpangan) yang besar. Bagian real dari pole dominan semakin bergeser ke sebelah kiri dengan bertambahnya Q x, mengakibatkan respon semakin cepat dan waktu mapan semakin singkat. Sedangkan komponen imajiner dari pole yang makin besar menyebabkan pendulum akan cenderung semakin berosilasi dari sumbu vertikalnya yang ditandai dengan lonjakan pada grafik...8 Posisi Kereta Pada Input Pengaruh Q theta erhadap Respon Sistem Respon terhadap perubahan nilai Q theta ditunjukkan dalam gambar 8 dan 9..6.4. -. 3 4 5 6 7 8 9 Gambar 6. Respon Posisi erhadap Input Pada Q x =, Q x =, dan Q x = 5..8.6.4. Posisi Kereta Pada Input.5..5 sudut pendulum pada input -. 3 4 5 6 7 8 9 Gambar 8. Respon Posisi erhadap Input Pada Q theta =, Q theta =, Q theta = -.5 -. -.5 -. 3 4 5 6 7 8 9 Gambar 7. Respon Sudut erhadap Input Pada Q x =, Q x =, dan Q x = 5..5 -.5 -. -.5 -. sudut pendulum pada input Keterangan: ------- : Respon pada Q x =... : Respon pada Q x = : Respon pada Q x = 5 Letak pole sistem diperoleh dari eigen matriks A c seperti pada tabel 6. abel. Letak Pole Pada Beberapa Nilai Q x Nilai Q x Nilai Eigen A c Q x = -6.73 +.476i -6.73 -.476i -.566 +.56i -.566 -.56i Q x = -6.79 +.478i -6.79 -.478i -.8 +.986i -.8 -.986i Q x = 5-6.73 +.488i -6.73 -.488i -.554 +.447i -.554 -.447i -.5 3 4 5 6 7 8 9 Gambar 9. Respon Sudut erhadap Input Pada Q theta =, Q theta =, Q theta = abel. Letak Pole Pada Beberapa Nilai Q heta Nilai Q heta Nilai Eigen A c Q heta = -6.99 +.837i -6.99 -.837i -.73 +.658i -.73 -.658i Q heta = -6.73 +.488i -6.73 -.488i -.554 +.447i Q heta = -.554 -.447i -7.76 + 3.34i -7.76-3.34i -.45 +.39i -.45 -.39i Jika Q theta diperbesar maka respon posisi akan melambat. Hal ini dapat dilihat pada pole yang bergerak ke kanan bidang kompleks sehingga memperlambat tanggapan sistem. Respon pendulum akan berhasil mengurangi lonjakan yang terjadi. Sehingga kalau diinginkan simpangan sudut pendulum yang kecil maka kereta

Analisis Kontrol Sistem Pendulum erbalik Menggunakan Regulator Kuadratik Linear (Nurmahaludin) harus dipindahkan secara perlahan-lahan menuju posisinya yang baru sesuai input yang diberikan. Pengaruh R erhadap Respon Sistem Jika parameter Q berhubungan dengan state dari sistem, maka R mempunyai kaitan dengan sinyal kendali u. Pengaruh nilai R terhadap tanggapan sistem jika Q x = 5 dan Q theta = ditunjukkan pada gambar dan...8.6.4. Posisi Kereta Pada Input -. 3 4 5 6 7 8 9 Gambar Respon Posisi erhadap Input Pada R =, R =, dan R =..5..5 -.5 -. -.5 -. -.5 -.3 sudut pendulum pada input -.35 3 4 5 6 7 8 9 Gambar Respon Sudut erhadap Input Pada R =, R =, dan R =. Keterangan Gambar : ------- : Respon pada R = : Respon pada R =... : Respon pada R =. Dari grafik dapat dilihat bahwa jika nilai R diperbesar, repon posisi akan semakin lambat mencapai waktu mapan. Agar indeks performansi tetap berharga minimum, maka jika nilai R diperbesar, sinyal kendali u harus diperkecil. Akibatnya tanggapan juga melambat. Hal sebaliknya juga terjadi jika nilai R diperkecil. Letak pole sistem terhadap perubahan nilai R ditunjukkan dalam tabel 3. Untuk mendapatkan kriteria respon sesuai dengan yang diharapkan, maka dilakukan pengujian terhadap parameter Q dan R dan kemudian diamati keluarannya. Jika dikehendaki tanggapan yang mempunyai waktu mapan cepat untuk keluaran posisi, maka harus terdapat kompromi antara memperbesar bobot Q x namun sekaligus menjaga agar pendulum tidak terjatuh karena dengan memperbesar Q theta lonjakan sudut pendulum akan semakin besar yang menyebabkan pendulum semakin berosilasi. abel 3. Letak Pole Pada Beberapa Nilai R Nilai R Nilai Eigen A c R = -6.35 +.835i -6.35 -.835i -.955 +.943i -.955 -.943i R = -6.73 +.488i -6.73 -.488i -.554 +.447i -.554 -.447i R =. -8.7 + 6.5i -8.7-6.5i -.945 +.65i -.945 -.65i Jika kriteria yang diinginkan adalah waktu mapan kurang dari 5 detik, waktu bangkit kurang dari detik, dan simpangan sudut kurang dari 5 o, maka nilai Q x = 5, Q theta =, dan R= memberikan tanggapan seperti yang diharapkan. Indeks performansi menjadi: J (5x ) u t Gain umpan balik dan sinyal kendali optimal adalah: K = [-7.7-6.78 43.7 6.978] Sinyal kendali optimal: u* = -Kx = -7.7 x - 6.78 x + 43.7 + 6.978 Letak pole sistem: s = -6.73 +.488i s = -6.73 -.488i s 3 = -.554 +.447i s 4 = -.554 -.447i Pole-pole A c berharga negatif (disebelah kiri bidang kompleks) sehingga sistem stabil. 5. PENUUP Kesimpulan Pengujian dilakukan untuk melihat tanggapan sistem pendulum terbalik terhadap perubahan parameter Q dan R dalam desain regulator kuadratik linear. Beberapa kesimpulan dari hasil pengujian adalah sebagai berikut:. Penentuan gain umpan balik K berhubungan dengan pemilihan nilai Q dan R yang memberikan tanggapan yang baik.. Pada sistem pendulum terbalik, penentuan nilai Q x dan Q theta harus terdapat kompromi. Karena dengan memperbesar salah satu nilai Q akan menyebabkan keluaran yang lain menjadi lambat ataupun mengalami lonjakan/simpangan yang lebih besar.

Jurnal INEKNA, ahun XII, No., Mei : 5-57 3. Untuk kriteria performansi yang ditentukan yaitu waktu mapan kereta dalam mencapai posisinya yang baru dan waktu mapan pendulum untuk kembali ke posisinya semula (tegak vertikal) kurang dari 5 detik, simpangan sudut maksimum pendulum kurang dari 5 o (.6 radian), dan waktu bangkit kurang dari detik, nilai R=, Q x =5 dan Q theta = memberikan hasil yang cukup baik. Saran. Penentuan nilai Q dan R dalam pengujian ini adalah bukan nilai terbaik, sangat dimungkinkan terdapat nilai lain yang akan memberikan tanggapan yang lebih baik terhadap posisi kereta dan sudut pendulum.. Pemilihan nilai parameter Q dan R dalam penelitian ini dilakukan secara trial and error. Dimungkinkan penggunaan algoritma optimasi untuk mendapatkan bobot Q dan R yang optimal dalam penelitian berikutnya. 6. DAFAR PUSAKA. Ogata, Katsuhiko, (989), eknik Kontrol Automatik Jilid, Erlangga, Jakarta. Ogata, Katsuhiko, (989), eknik Kontrol Automatik Jilid, Erlangga, Jakarta 3. Hespanha, Joao, (5), Lecture Notes on LQG/LQR Controller Design 4. Wahyu, homas & Agung, Wahyu, (3), Analisis dan Desain Sistem Kontrol dengan MALAB, Andi, Yogyakarta 5. Hanselman & Littlefield, (996), Mastering MALAB, Prentice Hall Inc., New Jersey 6. Friedland, Bernard, (987), Control System Design, McGraw-Hill Book Company, New York 7. Jacquot R., (98), Modern Digital Control Systems, Marcel Dekker Inc., New York IN