II. TINJAUAN PUSTAKA. Suatu matriks didefinisikan dengan huruf kapital yang dicetak tebal, misalnya A,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar, definisi-definisi serta teorema

BAB 2 LANDASAN TEORI

Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari objek yang diatur berdasarkan baris (row) dan kolom (column). Objek-objek dalam susunan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 )

6 Sistem Persamaan Linear

Bab 2 LANDASAN TEORI

Penggunaan Dekomposisi QR Dalam Estimabilitas Parameter-Parameter Model Linier

Analisa Numerik. Matriks dan Komputasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS :

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

Lampiran 1 Pembuktian Teorema 2.3

MATRIKS. Definisi: Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk segiempat siku-siku yang terdiri dari baris dan kolom.

MATRIKS Nuryanto, ST., MT.

(Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, / 66

BAB II LANDASAN TEORI

Pertemuan 4 Aljabar Linear & Matriks

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS

a11 a12 x1 b1 Kumpulan Materi Kuliah #1 s/d #03 Tahun Ajaran 2016/2016: Oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.

PELATIHAN INSTRUKTUR/PENGEMBANG SMU 28 JULI s.d. 12 AGUSTUS 2003 MATRIKS. Oleh: Drs. M. Danuri, M. Pd.

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

Tujuan. Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse

GENERALIZED INVERSE. Musafir Kumar 1)

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dibicarakan yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Bentuk umum dari matriks bujur sangkar adalah sebagai berikut:

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan

Minggu II Lanjutan Matriks

APLIKASI INVERS SEMU (PSEUDOINVERSE) DENGAN METODE GREVILLE S PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA. Abstract

Pertemuan 2 Matriks, part 2

TINJAUAN PUSTAKA. Model Linier dengan n pengamatan dan p variable penjelas biasa ditulis sebagai

2. MATRIKS. 1. Pengertian Matriks. 2. Operasi-operasi pada Matriks

Part II SPL Homogen Matriks

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

I. TINJAUAN PUSTAKA. distribusi normal multivariat, yaitu suatu kombinasi linier dari elemen-elemennya adalah

Vektor. Vektor. 1. Pengertian Vektor

BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

Matriks Jawab:

Matriks. Modul 1 PENDAHULUAN

Matriks. Baris ke 2 Baris ke 3

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

Konsep Dasar. Modul 1 PENDAHULUAN

MATRIK dan RUANG VEKTOR

MATRIKS VEKTOR DETERMINAN SISTEM LINEAR ALJABAR LINEAR

untuk setiap x sehingga f g

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

PERSAMAAN KUADRAT. Persamaan. Sistem Persamaan Linear

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3

BAB II KAJIAN TEORI. Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan.

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi

Operasi Pada Matriks a. Penjumlahan pada Matriks ( berlaku untuk matriks matriks yang berukuran sama ). Jika A = a ij. maka matriks A = ( a ij)

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

BAB 5 RUANG VEKTOR A. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data

MENENTUKAN INVERS MOORE PENROSE DARI MATRIKS KOMPLEKS

& & # = atau )!"* ( & ( ( (&

Matematika Teknik I: Matriks, Inverse, dan Determinan. Oleh: Dadang Amir Hamzah STT DR. KHEZ MUTTAQIEN 2015

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Chapter 5 GENERAL VECTOR SPACE Row Space, Column Space, Nullspace 5.6. Rank & Nullity

BAB II KAJIAN TEORI. Bab ini akan membahas mengenai pengertian-pengertian dasar yang akan

TRANSFORMASI MATRIKS. Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

ALJABAR LINEAR BASIS RUANG BARIS DAN BASIS RUANG KOLOM SEBUAH MATRIKS. Dosen Pengampu: DARMADI, S.Si, M.Pd. Oleh: Kelompok III

MODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Ruang Baris, Ruang Kolom, dan Ruang Null (Kernel)

1.1 MATRIKS DAN JENISNYA Matriks merupakan kumpulan bilangan yang berbentuk segi empat yang tersusun dalam baris dan kolom.

SOLUSI PENDEKATAN TERBAIK SISTEM PERSAMAAN LINEAR TAK KONSISTEN MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS (WAJIB)

BAB III REGRESI PADA DATA SIRKULAR

MATRIKS. a A mxn = 21 a 22 a 2n a m1 a m2 a mn a ij disebut elemen dari A yang terletak pada baris i dan kolom j.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

MATRIKS. 2. Matriks Kolom Matriks kolom adalah matriks yang hanya mempunyai satu kolom. 2 3 Contoh: A 4 x 1 =

MATRIKS DAN OPERASINYA. Nurdinintya Athari (NDT)

Modul Praktikum. Aljabar Linier. Disusun oleh: Machudor Yusman IR., M.Kom. Ucapan Terimakasih:

02-Pemecahan Persamaan Linier (1)

Invers Tergeneralisasi Matriks atas Z p

MATRIKS. 3. Matriks Persegi Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai baris dan kolom yang sama.

MATRIKS INVERS MOORE-PENROSE DALAM PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER

BAB I PENDAHULUAN. 3) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan invers matriks. 4) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan determinan matriks

Pertemuan 1 Sistem Persamaan Linier dan Matriks

BAB II DASAR DASAR TEORI

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 7

M AT E M AT I K A E K O N O M I MATRIKS DAN SPL I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR

BAB 7 TRANSFORMASI LINEAR PADA RUANG VEKTOR

MODUL IV SISTEM PERSAMAAN LINEAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sistem Persamaan Linier dan Matriks

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Usman dan Warsono (2000) bentuk model linear umum adalah :

MATEMATIKA INFORMATIKA 2 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA FENI ANDRIANI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Komponen Utama (AKU, Principal Componen Analysis) bermula dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep Matriks Definisi Matriks Suatu matriks didefinisikan dengan huruf kapital yang dicetak tebal, misalnya A, B, X, Y. Elemen-elemen di dalamnya disebut skalar yang berasal dari lapangan F. Kita asumsikan lapangannya adalah bilangan real, kecuali untuk syarat yang sudah ditentukan sebelumnya. Himpunan bilangan real dinotasikan dengan R. Matriks A memiliki element yang dinotasikan dengan a ij, dimana j merupakan banyaknya kolom, dan i merupakan banyaknya baris. A = [ a ij ] Suatu matriks identitas dinotasikan dengan I (untuk menunjukkan ukuran dari matriks identitas, biasanya digunakan notasi I n untuk merepresentasikan matriks identitas n x n), dan 0 untuk notasi dari matriks null. Inverse Matriks Misalkan A adalah matriks bujur sangkar, jika ada matriks B sedemikian sehingga AB = I, maka B disebut sebagai inverse dari matriks A, dinotasikan dengan A -1. Jika AB = I, maka dapat ditunjukkan pula bahwa BA = I. Dimana bila ada matriks B sedemikian sehingga AB = BA = I. Matriks A yang memiliki inverse dikatakan

5 non-singular, sebaliknya apabila matriks A tidak memiliki inverse maka dikatakan singular. Transpose Matriks Jika baris dan kolom dari matriks A saling bertukar, menghasilkan matriks yang disebut sebagai transpose dari A dan dinotasikan sebagai A. Jika A memiliki ukuran m x n, maka A memiliki ukuran n x m. Rank Matriks Matriks A nxm dikatakan mempunyai rank r min (m,n). Jika submatriks nonsingular terbesarnya adalah r x r. Trace Matriks Suatu matriks yang jumlah baris dan kolomnya sama dikatakan matriks bujur sangkar, jika A matriks n x n maka trace (A) didefinisikan sebagai berikut : ( ) Generalized Inverse Misalkan A adalah matriks m x n, jika ada matriks yang memenuhi kondisi berikut, a. b. c. ( ) d. ( )

6 jika terpenuhi kondisi a) maka disebut generalized inverse (g-inverse) dari A. Jika terpenuhi kondisi a) dan b) maka disebut generalized reflexive inverse dari A, dan apabila keempat kondisi tersebut terpenuhi maka disebut sebagai Moore- Penrose pseudoinverse (Graybill, 1983). 2.2 Definisi Desain Model Model Linear Umum Y =Xβ + ε ( 1 ) dimana, Y = [ ], X = [ ] β = [ ], ε = [ ] dinamakan desain model jika dan hanya jika X terdiri dari angka 0 dan 1, dan X memiliki bentuk tertentu. Dari (1) dengan rank [X] = k : a. Jika p = k maka model dikatakan model berperingkat penuh b. Jika k < p maka model dikatakan model berperingkat tak penuh (Usman dan Warsono, 2009). 2.3 Definisi Fungsi Estimable Misalkan dalam model linear umum Y =Xβ + ε, fungsi linear dari parameter β, misalkan l β dikatakan estimable jika dan hanya jika terdapat penduga tak bias l β yang merupakan fungsi linear Y i dari Y (Usman dan Warsono, 2009).

7 2.4 Karakteristik Estimabilitas 2.4.1 Teorema 1 (Karakteristik Estimabilitas Berdasarkan Matriks X) Vektor Lβ adalah estimable dimana L adalah kombinasi linear dari baris X, Y =Xβ + ε, jika dan hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi : a. L = BX, untuk sebarang matriks B b.. / ( ) c. * ( )+ ( ) ( ), untuk suatu g-inverse d. untuk suatu g-inverse e. adalah invarian untuk setiap kuadrat terkecil g-inverse f. ( ) adalah invarian untuk setiap kuadrat terkecil g-inverse g. ( ) ( ) untuk setiap kuadrat terkecil g-inverse Jika salah satu dari kondisi tersebut terpenuhi maka (c), (d), (f), dan (g) memenuhi untuk semua g-inverse dan (Alalouf and Styan, 1979). 2.4.2 Lemma 1 Untuk matriks kesesuaian E dan F dan untuk sebarang pilihan masing-masing g- inversenya dan a.. / ( ) * ( )+ * ( )+ ( ) b. ( ) ( ) *( ) + *( ) + ( ) Bukti : Karena matriks. / adalah nonsingular, didapatkan

8 a.. / {. /} ( ( ) ) ( ) * ( )+. / {. /}. ( ) / * ( )+ ( ) b. ( ) *( ) +. ( ) / *( ) + ( ) ( ) *( ) + ( ( ) ) ( ) *( ) + (Marsaglia and Styan, 1974). 2.5 Uji Hipotesis 2.5.1 Teorema 2 Misal diberikan hipotesis, H 0 : Lβ = 0 vs H 1 : Lβ 0, dimana Lβ merupakan kombinasi linear estimable. Model terbatas yang digunakan untuk memperoleh jumlah kuadrat karena hipotesis adalah, ( ) Bukti : Misalkan F full rank matriks sedemikian sehingga ( ), catatan bahwa F F = I p-k, misalkan L matriks p x p [L,F], dimana K -1 = [,F], maka model linear-nya dapat ditulis sebagai berikut : pada saat hipotesis nolnya bernilai benar, Lβ = 0 maka modelnya menjadi ( )

9 model tersebut merupakan model yang diinginkan. Jumlah kuadrat karena galat untuk model terbatas adalah, ( ), ( )- - jumlah kuadrat karena galat untuk model linear adalah ( ) ( ) ( ) dengan menggunakan Principle of Conditional Error, jumlah kuadrat karena hipotesisnya adalah * ( ), ( )- + (Milliken, 1971) 2.5.2 Teorema 3 Misalkan : * ( ), ( )- +, - dan ( ) maka Q 1 adalah peubah acak berdistribusi nonsentral khi-kuadrat dengan derajat bebas k dan parameter nonsentralitas ( ( ), ( )- ) Q 2 adalah peubah acak berdistribusi sentral khi-kuadrat dengan derajat bebas n-k, dan Q 1 dan Q 2 adalah independen. Bukti : Untuk bentuk kuadrat y Ly suatu peubah acak berdistribusi khi-kuadrat dengan derajat bebas r, matriks bentuk kuadratik L, harus idempoten dengan rank r.

10 Kondisi ini dengan mudah dapat diperiksa untuk Q 1 dan Q 2. Parameter nonsentralitas dari bentuk kuadratiknya adalah ( ) ( ) Parameter nonsentralitasnya dengan mudah dapat diperoleh untuk Q 1 dan Q 2. Produk dari dua matriks bentuk kuadrat adalah nol, yang merupakan syarat dan perlu agar kedua bentuk kuadratik independen (Milliken, 1971). 2.6 Echelon Baris Matriks X Asumsikan model linear (1), b β adalah fungsi estimable jika ada vektor a, n x 1 sedemikian sehingga b = a X [Graybill, 1976]. Sebagai contoh, jika β = [β 1,β 2,..., β p ] dan kita tertarik untuk menduga β 1, β 1 estimable jika ada a sedemikian sehingga a X = [1, 0,..., 0]. Bilamana X berperingkat penuh, (X X) -1 ada, dan baris-baris matriks p x n,(x X) -1 X sebagai himpunan vektor yang diperlukan karena {(X X) -1 X }Xβ = β. Dengan kata lain semua parameter β estimable jika X berperingkat penuh. Jika X tidak berperingkat penuh, kita dapat mereduksinya ke dalam bentuk echelon baris untuk menentukan parameter β yang estimable. Materi ini mencakup rangkaian operasi matriks, seperti mengurangi baris satu sama lain, atau mengurangi dengan mengalikan baris satu sama lain, atau mengalikan baris dengan konstanta, atau pertukaran dua baris. Tujuannya untuk mendapatkan k x p submatriks terbesar [dimana rank(x) = k] berada dalam bentuk echelon baris dan sisa barisnya merupakan vektor nol. Setiap operasi baris ekuivalen dengan perkalian X oleh n x n matriks berperingkat penuh. Sebagai contoh, menggantikan

11 baris kedua X dengan selisih antara baris kedua dan pertama ekuivalen dengan perkalian X oleh A, dimana A =, [ ] Dengan melakukan operasi matriks yang sesuai, katakan r kali, bentuk echelon baris dari X dapat dinyatakan sebagai berikut : A r A r-1... A 1 X = X*, dimana setiap A j adalah peringkat penuh matriks n x n dan X* ada dalam echelon baris. Dengan mendefinisikan A = A r A r-1... A 1, perhatikan bahwa A adalah peringkat penuh matriks n x n, dan AX = X*. Karena X* ada dalam echelon baris, bagian bawah submatriks (n k) x p menjadi matriks null, oleh sebab itu kita hanya tertarik pada baris pertama k dari X* dan baris pertama k dari A. Dengan mendefinisikan sebagai baris pertama k dari X*, dapat ditulis sebagai berikut : [ ], dimana adalah vektor p x 1 untuk i = 1, 2,..., k. Dengan cara yang sama, definisikan A k sebagai baris pertama k dari A, dan A k = [ ],

12 dimana a i adalah vektor n x 1 untuk i = 1, 2,..., k. Berdasarkan definisi estimabilitas, setiap adalah fungsi estimable karena = untuk i = 1, 2,..., k. Echelon baris matriks X* dapat diinterpretasikan sebagai berikut, misalkan kita ingin mengetahui estimabilitas dari β j (1 j p). Pertama temukan baris X* dimana pertama entri j 1 adalah 0 dan entri ke-j nya 1. Jika sisa entri p j adalah 0, maka β j estimable. Tetapi jika, sisa entri p j adalah 0 kecuali entri ke (j + 1) nya 1, maka β j + β j+1 estimable karena setiap baris X*β adalah fungsi estimable (Elswick, 1991).