ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONVEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON

dokumen-dokumen yang mirip
Bab III. Menggunakan Jaringan

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS

Transformasi Laplace Bagian 1

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu

Modul ini adalah modul ke-4 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

Model Rangkaian Elektrik

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

ANALISIS INSTRUMEN. Evaluasi Pendidikan

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM)

15. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah seperti yang digambarkan pada grafik berikut ini.

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Model dan Contoh Numerik

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

KINEMATIKA GERAK LURUS

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems)

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita

ANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas

Fitra Hamdani, Naif Fuhaid, Muhammad Agus Sahbana (2013), PROTON, Vol. 5, No.2 / Hal 35-40

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

Chapter 7. hogasaragih.wordpress.com

PENGUKURAN KONSENTRASI PARTIKEL ASAP ROKOK DENGAN MENGGUNAKAN P-TRAK SMOKE PARTICLE CONCENTRATION MEASURING USING P-TRAK

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

BAB 2 LANDASAN TEORI

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

BAB IV PERHITUNGAN MUATAN ANGKUTAN SEDIMEN

STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK

Lag: Waktu yang diperlukan timbulnya respons (Y) akibat suatu aksi (X)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

Matriks Transformasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN

SIMULASI KESTABILAN SISTEM KONTROL PADA PERMUKAAN CAIRAN MENGGUNAKAN METODE KURVA REAKSI PADA METODE ZIEGLER- NICHOLS BERBASIS BAHASA DELPHI

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

III. METODE PENELITIAN

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PEMBUBUTAN BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KERAMIK

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

PENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hubungan antara koefesien konsolidasi arah horizontal dan vertikal

BAB I PERSAMAAN GERAK

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

IV METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Xpedia Fisika. Mekanika 01

Hitung penurunan pada akhir konsolidasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu #3

Transkripsi:

Jurnal Dinami,olume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492 ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON Ir.Alfian Hami, MSc.* Abrak Bel Conveyor adalah ala pemindah bahan yang alah aunya digunakan ebagai ala ranporai maerial yang berbenuk bulk. Maerial pair adalah alah au conoh maerial yang diangku dengan bel conveyor unuk proe mixer bahan baku dari beon, ini akan meningkakan efiieni kerja dari pabrik pembuaan beon rebu. Unuk meningkakan performani bel conveyor erebu perlu dilakukan analia preai bel conveyor. Maerial yang akan diranfer adalah pair, yang diamai adalah pengaruh ukuran buiran dan ingka kelembaban pair yaiu 12 %, 16 %, dan 18 % erhadap kapaia ranfer bel conveyor. Hail peneliian diperoleh kondii kerja yang paling efekeif pada eiap ukuran buir dan ingka kelembaban pair adalah pada maerial pair kaar ( ukuran 1,3 mm ), unuk maerial pair kaar ( ukuran 1,3 mm ) yang lembab, pada ingka kelembaban pair 16 %, unuk maerial pair medium ( ukuran 0,3 mm ) yang lembab, adalah pada ingka kelembaban pair 12 %, unuk maerial pair halu ( ukuran 0,13 mm ) yang lembab, adalah pada ingka kelembaban pair 12 %. Kaa kunci : Bel Conveyor ; kapaia ranfer bel ; pair beon ; hopper I.PENDAHULUAN Bel conveyor adalah uau ala pemindah bahan yang berbai eknologi inggi di ebagian bear induri yang edang berkembang di negara Indoneia Dengan menggunakan bel conveyor, peruahaan mampu menghema biaya produki yang anga inggi, era meningkakan laju produki dengan kecepaan yang ignifikan dan abil. Melakukan analia/peneliian yang mengkaji enang performani bel conveyor yang bekerja unuk memindahkan beban umpukan (bulk) maerial berupa pair yang dipakai dalam campuran pembuaan iang beon, dalam hal ini merupakan uau hal yang anga pening dilakukan agar kinerja bel conveyor dapa eranalii dengan baik dan pekerjaan yang dibebankan kepada bel conveyor dapa dimakimalkan e-efiien mungkin. 2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Mein Pemindah Bahan Mein pemindah bahan merupakan alah au peralaan mein yang digunakan unuk memindahkan muaan dilokai pabrik yang berkapaia menengah ampai kapaia bear, eperi lokai konruki, lokai induri, empa penyimpanan dan pembongkaran muaan dan ebagainya. Jumlah dan bear muaan yang dapa dipindahkan erbaa, demikian juga dengan jaraknya. Mein pemindah bahan dalam operainya dapa diklaifikaikan aa : a.peawa pengangka Peawa pengangka dimakudkan unuk keperluan mengangka dan memindahkan muaan dari uau empa ke empa lain dengan jangkauan yang relaif erbaa. Conoh peawa pengangka: elevaor, crane, ecavaor, lif. b.peawa pengangku Peawa pengangku dapa memindahkan muaan ecara berkeinambungan anpa berheni dan juga dapa mengangku muaan dalam jarak relaif jauh. Conoh mein pengangku adalah Konveyor. 2.2.Definii Pair 14

Jurnal Dinami,olume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492 Pair merupakan maerial alam yang banyak dan bia kia dapakan dipermukaan bumi ini. Pair adalah maerial yang dibenuk oleh ilikon diokida, eapi di beberapa panai ropi dan ubropi umumnya dibenuk dari bau kapur. Buiran pair umumnya berukuran anara 0,0625 ampai 2 milimeer. Pair merupakan meerial alam yang anga fungional dalam kehidupan uma manuia dimuka bumi ini, eperi induri pembuaan kaca yang menggunakan unur pair kuara, pada pengecoran baja, pair ilika dimanfaakan unuk memiahkan kooran dari baja cair, dalam kegiaan konruki bangunan eperi pada pembuaan beon, peranan pair anga uama hingga ke-induri kerajinan, dekorai maupun kegiaan lainnya. Pair ermauk dalam kelompok bulk maerial dan karakeriik bulk dienukan oleh ifa mekanik dan ifa fiik eperi: ukuran bongkah, bera peifik, kelembaban, mobilia parikel, angle of repoe(udu umpukan) dan abraivia. 2.3. Angle Of repoe Sudu anara kemiringan umpukan maerial dengan gari horizonal diebu angle of repoe yang dilambangkan dengan φ. Bearnya udu φ erganung pada mobilia parikel. Angle of repoe aik bia dienukan dengan peralaan ederhana eperi ilinder berlubang pada Gambar. 1 Maerial dimaukkan kedalam ilinder dan dibiarkan ercurah ke lanai ampai berbenuk kerucu. Sudu yang dibenuk oleh kerucu maerial dengan bidang horizonal iulah diebu angle of repoe aik Gambar 1 Angel Of Repoe aik [1] 2.4. Bera olume Pair dan Pengaruhnya Segumpal pair erdiri dari dua aau iga bagian. Dalam pair yang kering, hanya akan erdiri dari dua bagian, yaiu buir-buir anah dan pori-pori udara. Dalam pair yang jenuh juga erdapa dua bagian, yaiu bagian pada aau buiran dan air pori. Dalam keadaan idak jenuh, pair erdiri dari iga bagian, yaiu bagian pada aau buiran, pori-pori udara, dan air pori. Bagianbagian pair dapa digambarkan dalam benuk diagram fae eperi gambar.2 dibawah ini. Gambar. 2 Diagram fae pair. Pada gambar.2 diaa menunjukkan elemen pair yang mempunyai volume dan bera oal W dan hubungan bera dan volumenya. Dari gambar erebu dapa dibenuk peramaan beriku : W = W + W w dan = + w + a 15

Jurnal Dinami,olume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492 v = w + a dimana : W = bera buiran pada W w = bera air = volume buiran pada w = volume air a = volume udara 2.5. Ukuran Buiran pair Ukuran buiran pair erganung pada diameer parikel pair yang membenuk maa anah iu. Karena pemerikaan makrokopi maa buiran anah menunjukkan bahwa hanya ediki paikel-parikel yang bundar,eperi erliha pada gambar 3. Kaar Sedang Halu Gambar. 3 Jeni dan bear buiran pair Kelembaban aau kadar air pair dapa didefinidikan ebagai raio bera air di dalam pori-pori pair erhadap buiran air aau diebu dengan ingka kebaahan pair. Perbedaan elah dibua anara penenuan kadar air yang dilakukan di laboraorium lewa ejumlah jeni pair yang menunjukkan nilai pada uau aa di lapangan Unuk mengeahui pengaruh kebaahan erhadap kapaia ranfer maka pair erebu diberi air dan diukur kelembabannya dengan menggunakan Formula di bawah ini : Kelembaban = baah - kering ker ing x 100 % Pemilihan kapaia dari peralaan pemindah maerial yang bergerak koninu erganung pada bera dari beban per meer panjang mein (q dalam auan kg/m) dan pada laju pemindahan (v dalam auan m/d). Jika laju aliran pada conveyor adalah kg/d, maka kapaia perjamnya adalah : [1] 3600 = qv = 3,6 qv on/jam 1000 3. Proedur Pengujian Pengujian dilakukan dengan udu kemiringan bel conveyor (β) = 0 dengan 3 variai nilai bulk weigh (γ) pair berdaarkan pada bear buirannya. Nilai bulk weigh (γ) pair buiran kaar : 0,79 on/m³, buiran medium 1,4 on/m³ dan buiran halu yaiu 1,6 on/m³. Langkah pengujian : 1. Terlebih dahulu lakukan proe creening pada meerial uji pair unuk mendapakan ukuran yang diinginkan. 2. Hiung maa pair dengan menggunakan imbangan digial. 3. Slide regulaor dan accumulaor diiapkan unuk mengaur puaran pada moor penggerak dan pada moor udu hopper. 4. Kemudian volae lide regulaor diaur ehingga didapakan bel dengan kecepaan erenu. Kecepaan bel dihiung dengan peramaan = S/ 5. Maerial uji pair dialirkan ampai habi keeluruhan dan diukur wakunya dengan opwach, beramaan dengan iu puaran udu pada Hopper (n) dan panjang linaan (S) yang diempuh bel dicaa. 6. Waku yang dibuuhkan unuk memindahkan eluruh maerial uji pair dicaa dengan opwach dan digunakan unuk menghiung kapaia aliran. 7. Kapaia aliran dihiung dengan peramaan = m/, dengan m adalah maa maerial uji yang dipindahkan dan waku () pemindahan. 8. Lakukan percobaan dengan kecepaan () bel berbeda. 16

Jurnal Dinami,olume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492 9. Tambahkan air pada maingmaing ukuran buir pair dengan ingka kelembaban 12 %, 16 % dan 18 %. 10. Kemudian lakukan percobaan dengan kecepaan yang berbeda pula eperi percobaan pada pair kering. 4.HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian yang dilakukan haru didahului dengan beberapa pengukuran karakeriik maerial uji. Karakeriik maerial uji yang diukur yaiu : maa jeni pair (ρ), ukuran buiran maerial pair (γ) dan angel of repoe (φ). Maa jeni pair yang digunakan ekiar 1,8 on/ m³ (1800 kg/m³). Sedangkan buiran maerial (γ) unuk iga jeni kekaaran : a. Pair Kaar (0,6 mm 2 mm), γ = 790 kg/m³ b. Pair medium (0,2 mm 0,6 mm), γ = 1400 kg/m³ c. Pair halu (0,0625 mm 0,2 mm), γ = 1600 kg/m³ 4.1.Pengaruh Ukuran Buir Pair Terhadap Performani Bel Conveyor Semakin kecil ukuran buiran pair maka maa jeninya akan emakin bear, ehingga akan mengurangi/menurunkan kapaia angku () dan kecepaan (), yang kecepaan () dapa dihiung dengan menggunakan formula eperi dibawah ini : = m, dan = Dimana : = Kapaia angku bel conveyor (kg/m) = Kecepaan bel conveyor (m/) m = Maa (kg) = Jarak empuh bel (m) = waku (d) Sebagai conoh akan diambil au ampel dari ukuran buir pair kaar ebagai beriku : = m = 6kg = = 0,491 kg/d 12,2d = 1,77 on/jam 14,03m = = 1,15 m/d 12,2d Dengan rumu yang ama, nilai dan eerunya dapa dienukan unuk mendapakan nilai elah yang erera pada able.2 beriku ini : Tabel.2 Daa pengujian pengaruh ukuran buir pair Penguji -an olae lide regulaor (vol) Pair kaar kering ( 1,3 mm ) Kecepaan bel kapaia bel conveyor Pair medium kering ( 0,3 mm ) Kecepaa n bel kapaia bel conveyor Pair halu kering ( 0,13 mm ) Kecepa an bel kapaia bel conveyor I 110 1,149 1,769 1,043 1,752 0,954 1,586 II 120 1,163 1,831 1,143 1,813 1,049 1,628 III 130 1,248 1,934 1,284 1,876 1,200 1,634 I 140 1,432 2,006 1,414 1,912 1,377 1,780 150 1,514 2,083 1,644 1,977 1,593 1,823 Raaraa - 1,305 1,9088 1,3056 1,866 1,2346 1,6902 diebu dalam hal ini adalah Performani dari bel conveyor. Hal ini dapa diunjukkan pada abel 1. Nilai dari kapaia angku () dan 4.2.Pengaruh Tingka Kelembaban Pair Terhadap Performani Bel Conveyor 17

Jurnal Dinami,olume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492 Beriku ini adalah daa hail pengujian erhadap pair yang diberi penambahan air dengan kelembaban yang bervariai. Pengujian ini akan dilakukan pada ukuran pair kaar, medium dan halu dengan kadar air 18 %, 16 %, dan 12 %. 4.3.Pengaruh Tingka Kelembaban Pair Kaar Nilai dari kapaia angku () dan kecepaan () dapa dihiung dengan menggunakan formula eperi dibawah ini : = m, dan = Dimana : = Kapaia angku bel conveyor (kg/m) = Kecepaan bel conveyor (m/) m = Maa (kg) = Jarak empuh bel (m) = waku (d) Sebagai conoh akan diambil au ampel dari ukuran buir pair kaar kering ebagai beriku : = m = Tabel. 3. Daa pengujian kelembaban pair kaar Dengan cara yang ama maka unuk pair kelembapan medium dan halu abelnya dapa diliha pada able.3 dan able.4. =m/, Dan = / Dimana : = Kapaia angku bel conveyor (kg/m) = Kecepaan bel conveyor (m/) m = Maa (kg) = Jarak empuh bel (m) = waku (d) Sebagai conoh akan diambil au ampel dari ukuran buir pair halu kering ebagai beriku : = m/ = 0,583 kg/d = 1,574 on/jam = 9,833m = = 0,955 m/d 10,29d Dengan rumu yang ama, nilai dan eerunya dapa dienukan unuk mendapakan nilai elah yang erera pada abel 4 beriku ini : Pengujian olae lide regulaor (vol) Pair Kaar Kering Pair Kaar Baah Kelembaban 12 % Kelembaban 16 % Kelembaban 18 % I 110 1,149 1,769 0,902 1,138 0,677 1,012 0,658 0,623 II 120 1,163 1,831 1,212 1,186 1,046 1,052 1,001 0,715 III 130 1,248 1,934 1,281 1,231 1,078 1,063 1,045 0,997 I 140 1,432 2,006 1,497 1,303 1,322 1,166 1,181 1,002 150 1,514 2,083 1,882 1,421 1,725 1,252 1,503 1,061 Raa-raa - 1,301 1,924 1,354 1,255 1,169 1,109 1,078 0,879 18

Jurnal Dinami,olume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492 Tabel 4 Daa pengujian kelembaban pair Halu Unuk maerial pair halu ( ukuran 0,13 mm ) yang lembab, kondii kerja Pair Halu Baah Pair Halu olae Kering Kelembaban Kelembaban Kelembaban Pengujia lide 12 % 16 % 18 % n regulaor (vol) I 110 0,958 1,586 0,601 0,538 0,514 0,523 0,498 0,514 II 120 1,049 1,628 0,699 0,597 0,472 0,585 0,655 0,472 III 130 1,2 1,634,753 0,634 0,591 0,617 0,701 0,591 I 140 1,377 1,78 1,301 0,712 0,656 0,69 1,110 0,656 150 1,593 1,823 1,640 0,741 0,687 0,704 1,275 0,687 Jumlah raa-raa - 1,235 1,690 0,999 0,644 0,584 0,623 0,848 0,584 5.KESIMPULAN DAN SARAN Dari hail peneliian preai bel conveyor erhadap pair yang elah dilakukan dapa diambil beberapa keimpulan yaiu : Performani bel conveyor anga dipengaruhi oleh kapaia curah hopper, ukuran buir pair, maa jeni pair (γ) dan kelembaban pair yang diranfer. Unuk variai ukuran buir, kondii kerja bel conveyor yang paling efekif dan efiien adalah pada maerial pair kaar ( ukuran 1,3 mm ). Unuk maerial pair kaar ( ukuran 1,3 mm ) yang lembab, kondii kerja yang paling efekif dan efiien adalah pada ingka kelembaban pair 16 %. Unuk maerial pair medium ( ukuran 0,3 mm ) yang lembab, kondii kerja yang paling efekif dan efiien adalah pada ingka kelembaban pair 12 %. yang paling efekif dan efiien adalah pada ingka kelembaban pair 12 %. Semakin inggi kelembaban pair maka puaran hopper (n), kecepaan bel conveyor () dan kapaia ranfer () akan menurun ecara koninu. Unuk dapa memproleh performani yang maximum dari bel conveyor, maka haru dirancang ebuah bel conveyor yang berkapaia 25 kg dengan daya moor minimal 130 vol. Dan dalam perancangan hopper haru diperhiungkan ukuran buir maerial yang akan diangku, dalam hal ini puaran hopper yang dibuuhkan unuk maerial pair adalah 1000 rpm, agar dapa digunakan dalam eiap komdii kerja. 19

Jurnal Dinami,olume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492 DAFTAR PUSTAKA 1. Dyachkov, ; pivackovky, A. Conveyor and Relaed equimen, Peace Publiher, mocow, 1975 2. Zainuri, ST. Muhib, Mein Pemindah Bahan (Maerial Handling Equipmen), Penerbi Andi, 2006. 3. Charle G. Wilon head Agronomi, Milwaukee ewerage Comiion. PDF file. 1964.Sugaa Kiyokau; ularo, Daar Perancangan dan Pemilihan Elemen Mein, PT.Pradnya Paramia, Jakara 1987 4. Spo, MF, Machine Elemen, Prinice Hall of India Privaed Limied, 1985 5. Afrizal, Perancangan Dimeni Bel Conveyor Skala Laboraorium, Laporan Tuga Akhir, Padang, 1998. 6. Bell, Idler An Pulley Caalogue, PTY. LTD. Incorporaed IN. WA 7. Meriadi, Perawaan Pada Uni Bel Bucke Elevaor, Perpuakaan Semen Padang, padang, 2005. 8. hp://www.ummerlo.com/cerwfee d.hml, Summerlo Engineered Produc, Inc (jeni-jeni feeder). 9. hp://www.hkyem.com, convey or. 10. Hardyano, Hary Chriiady, Mekanika Tanah 1 Edii 4, PT. Granedia Puaka Uama, Jakara 1992. 11. Ahmad, Ir.Roman, Bahan Bangunan Sebagai Daar Pengeahuan, 20