Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu #3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu #3"

Transkripsi

1 Sudarano Sudirham AnaliiRangkaian RangkaianLirik di awaanwaku #3

2 Bahan uliah Terbuka dalam forma pdf eredia di dalam forma pp beranimai eredia di

3 Teori dan Soal ada di buku AnaliiRangkaian RangkaianLirik LirikJilid Jilid (pdf) eredia di dan

4 Penganar Periiwa ranien dalam rangkaian lirik, ang walaupun berlangung hana beberapa aa namun jika idak diangani ecara benar dapa menebabkan erjadina hal-hal ang anga merugikan pada rangkaian Dalam pelajaran ini analii ranien dilakukan di kawaan waku melipui Analii Tranien Rangkaian Orde- Analii Tranien Rangkaian Orde-

5

6 Yang dimakud dengan analii ranien adalah analii rangkaian ang edang dalam keadaan peralihan aau keadaan ranien. Periiwa ranien biaana berlangung hana beberapa aa namun jika idak diangani ecara baik dapa menebabkan erjadina hal-hal ang anga merugikan pada rangkaian Periiwa ranien imbul karena pada aa erjadi perubahan keadaan rangkaian, mialna penuupan aau pembukaan aklar, rangkaian ang mengandung elemen dinamik cenderung memperaahankan au ang dimilikina ebelum perubahan erjadi

7 Dalam pembahaan model pirani paif kia pelajari bahwa egangan kapaior adalah peubah au kapaior; dan aru indukor adalah peubah au indukor. Pada aa-aa erjadi perubahan rangkaian, kapaior cenderung memperahankan egangan ang dimilikina eaa ebelum erjadi perubahan Pada aa-aa erjadi perubahan rangkaian, indukor cenderung memperahankan aru ang dimilikina eaa ebelum erjadi perubahan Peubah au idak dapa berubah ecara mendadak

8 ia ambil conoh rangkaian eri R dan C S R C A C B Apabila eaa ebelum aklar S diuup kapaior idak beregangan, maka eelah aklar diuup egangan kapaior akan meningka mulai dari nol. Tegangan kapaior idak dapa berubah ecara mendadak. ia ambil conoh lain, rangkaian eri R dan L S R i L A B L Seaa ebelum aklar dibuka, aru pada indukor adalah i L /R. Pada waku aklar dibuka, aru indukor akan urun menuju nol dalam waku erenu karena aru indukor idak dapa berubah ecara mendadak. Sebelum mencapai nol aru indukor mengalir melalui dioda.

9 arena hubungan anara aru dan egangan pada indukor maupun kapaior merupakan hubungan linier diferenial, maka peramaan rangkaian ang mengandung elemen-elemen ini juga merupakan peramaan diferenial Peramaan diferenial ini dapa berupa peramaan diferenial orde perama dan rangkaian ang demikian ini diebu rangkaian aau iem orde perama Jika peramaan rangkaian berbenuk peramaan diferenial orde kedua maka rangkaian ini diebu rangkaian aau iem orde kedua

10 Conoh Rangkaian Orde Perama Rangkaian Orde e-dua

11 Rangkaian Orde Perama biaana mengandung hana au elemen dinamik, indukor aau kapaior Rangkaian RC Seri S R A in i i C C B HT eelah aklar eruup: ir RC d d RC Inilah peramaan rangkaian ang merupakan peramaan diferenial orde perama dengan egangan ebagai peubah rangkaian

12 Rangkaian RL Seri S R A i i L L B HT eelah aklar eruup: Ri L Ri L di di L Ri Inilah peramaan rangkaian ang merupakan peramaan diferenial orde perama dengan aru ebagai peubah rangkaian

13 Rangkaian Orde e-dua biaana mengandung dua elemen dinamik, indukor dan kapaior Rangkaian RLC Seri S L in R i C di Ri L in arena i i C C d/, maka: d d LC RC in Inilah peramaan rangkaian ang merupakan peramaan diferenial orde ke-dua dengan egangan ebagai peubah rangkaian

14 Rangkaian RLC Paralel A i i R R i L i L i C C B i i i L L di/, ehingga i R /R dan i C R L C i C d/ i C R d i LC d i L di R i aau i Inilah peramaan rangkaian ang merupakan peramaan diferenial orde ke-dua dengan aru ebagai peubah rangkaian

15

16 Benuk Umum Peramaan Rangkaian Orde-

17 Benuk Umum Peramaan Rangkaian Orde Perama d a b x() adalah fungi keluaran Fungi x() adalah maukan pada rangkaian ang dapa berupa egangan aaupun aru dan diebu fungi pemaka aau fungi penggerak. eapan a dan b dienukan oleh nilai-nilai elemen ang membenuk rangkaian Peramaan diferenial eperi di aa mempunai olui ang diebu olui oal ang merupakan jumlah dari olui homogen dan olui khuu

18 Solui homogen adalah fungi ang dapa memenuhi peramaan homogen di mana x() bernilai nol: a d b Mialkan olui peramaan ini Solui khuu adalah fungi ang dapa memenuhi peramaan alina di mana x() idak bernilai nol d a b x() Mialkan olui peramaan ini p Solui oal adalah jumlah dari kedua olui. Jadi oal ( p )

19 Tanggapan Alami Tanggapan Paka Tanggapan Lengkap

20 Dalam rangkaian lirik, fungi pemaka x() adalah bearan ang mauk ke rangkaian dan memaka rangkaian unuk menanggapina; bearan ini biaana daang dari umber. Dalam rangkaian ini x() S R i i L A L B Dalam rangkaian lirik olui homogen adalah anggapan rangkaian apabila x() dan anggapan ini diebu anggapan alami Dalam rangkaian lirik olui khuu adalah anggapan rangkaian apabila x() dan anggapan ini diebu anggapan paka Dalam rangkaian lirik olui oal diebu anggapan lengkap ang merupakan jumlah dari anggapan alami dan anggapan paka

21 Tanggapan Alami Tanggapan alami adalah olui khuu dari peramaan homogen : a d b a d aau b Dalam kuliah ini kia akan mencari olui peramaan homogen ini dengan cara pendugaan Peramaan homogen ini memperlihakan bahwa diambah dengan uau eapan kali urunan, ama dengan nol unuk emua nilai Hal ini hana mungkin erjadi jika dan urunanna berbenuk ama; fungi ang urunanna mempunai benuk ama dengan fungi iu endiri adalah fungi ekponenial. Jadi kia dapa menduga bahwa olui dari peramaan homogen ini mempunai benuk ekponenial e

22 Jika olui dugaan ini kia maukkan ke peramaanna, kia peroleh a e b e aau ( a b) Salah au olui adalah, namun ini bukanlah olui ang kia cari edangkan adalah eapan ang Inilah ang haru bernilai Ini diebu peramaan karakeriik. Peramaan ini akan menenukan benuk anggapan rangkaian. a b Akar peramaan ini adalah (b/a) Jadi anggapan alami ang kia cari adalah a e e ( b / a) Teapan ini maih haru kia cari. Nilai eapan ini diperoleh dari anggapan lengkap pada waku Unuk mencari anggapan lengkap kia mencari lebih dulu anggapan paka, p

23 Tanggapan Paka Tanggapan paka adalah olui dari peramaan: d a b Jika olui peramaan ini kia ebu p (), maka benuk p () harulah edemikian rupa ehingga jika p () dimaukkan ke peramaan ini maka rua kiri dan rua kanan peramaan akan berii benuk fungi ang ama. x() Hal ini berari x(), p (), dan d p () / haru berbenuk ama ia liha beberapa kemungkinan benuk fungi pemaka, x():. x(). Jika fungi pemaka bernilai nol maka hana akan ada anggapan alami; anggapan paka.. x(). Jika fungi pemaka bernilai eap maka anggapan paka p juga haru merupakan eapan karena hana dengan cara iu d p / akan bernilai nol ehingga rua kanan dan kiri dapa berii benuk fungi ang ama. 3. x() Ae α. Jika fungi pemaka berupa fungi ekponenial, maka anggapan paka p haru juga ekponenial karena dengan cara iu urunan p juga akan berbenuk ekponenial, dan fungi di rua kiri dan kanan peramaan rangakaian akan berbenuk ama.

24 4. x() Ainω. Jika fungi pemaka berupa fungi inu, maka anggapan paka akan berupa penjumlahan fungi fungi inu dan coinu karena fungi inu merupakan penjumlahan dari dua fungi ekponenial komplek. in x e e Meliha idenia ini, maka kia bia kembali ke kau 3; perbedaanna adalah kia menghadapi ekponenial komplek edangkan di kau 3 kia menghadapi fungi ekponenial naa. Dalam hal ini maka Solui ang kia cari akan berbenuk jumlah fungi inu dan coinu. jx jx 5. x() Acoω. au ini hampir ama dengan kau 4, hana berbeda pada idenia fungi coinu e co x jx e jx

25 Ringkaan benuk anggapan paka maupun coinu. inu fungi adalah benuk umum in co in co maka, co ) ( Jika in co maka, in ) ( Jika ekponenial maka ekponenial, ) ( Jika konan maka konan, ) ( Jika maka, ) ( Jika A x A x e Ae x A x x c c p c p p p p ω ω ω ω ω ω ω ω α α Perhaikan :

26 Tanggapan Lengkap Dugaan anggapan p a p e lengkap adalah Ini maih dugaan karena anggapan alami juga maih dugaan anggapan paka Dugaan anggapan alami maih haru dienukan melalui penerapan kondii awal aiu kondii pada ondii Awal ondii awal adalah iuai eaa eelah penuupan rangkaian (jika aklar diuup) aau eaa eelah pembukaan rangkaian (jika aklar dibuka); Seaa ebelum penuupan/pembukaan aklar dinaakan ebagai - Seaa eudah penuupan/pembukaan aklar dinaakan ebagai. Pada indukor, aru pada ama dengan aru pada - Pada kapaior, egangan pada ama dengan egangan pada -

27 Jika kondii awal kia maukkan pada dugaan olui lengkap akan kia peroleh nilai p ( ) ( ) p ( ) ( ) A Dengan demikian anggapan lengkap adalah p A e Ini merupakan komponen manap dari anggapan lengkap; ia memberikan nilai erenu pada anggapan lengkap pada Ini merupakan komponen ranien dari anggapan lengkap; ia bernilai pada

28 Proedur Mencari Tanggapan Lengkap Rangkaian. Carilah nilai peubah au pada ; ini merupakan kondii awal.. Carilah peramaan rangkaian unuk >. 3. Carilah peramaan karakeriik. 4. Carilah dugaan anggapan alami. 5. Carilah dugaan anggapan paka. 6. Carilah dugaan anggapan lengkap. 7. Terapkan kondii awal pada dugaan anggapan lengkap ang akan memberikan niali-nilai eapan ang haru dicari. 8. Dengan diperolehna nilai eapan, didapalah anggapan rangkaian ang dicari

29 Conoh: x() Saklar S elah lama pada poii. Pada S dipindah ke poii. Carilah anggapan rangkaian. V S RkΩ C.µF.. Pada - kapaior elah erii penuh dan ( ) V Peramaan rangkaian unuk > : arena i i i R R R C d C maka d d RC RC d 3. Peramaan karakeriik:

30 Peramaan karakeriik : 4. Dugaan anggapan alami: A e a 5. Dugaan an ggpan paka : ( idak ada fungi pemaka) p 6. Dugaan anggapan lengkap : p A e A e 7. ondii awal : ( ) ( ) V. Penerapan kondii awal pada dugaan anggapan lengkap memberikan: A A 8. Tanggapan lengkap menjadi : e V

31 Conoh: x() A Saklar S elah lama eruup. Pada aklar S dibuka. Carilah anggapan rangkaian 5 V S R kω R 3 kω L.6 H i Sebelum aklar dibuka: 5 i( ) 5 ma Peramaan rangkaian pada > : Simpul A: A i 3 arena A L L di/, Peramaan karakeriik:,6 3 3 L di di,6 3 i i di,6 3 i

32 Peramaan karakeriik:,6 3 Dugaan anggapan alami: i a A e 5 Dugaan a nggapan paka : i p (ak ada fungi pemaka) Dugaan anggapan lengkap: i i p A 5 e A e 5 ondii awal : i( ) i( ) 5 ma. Penerapan kondii awal memberikan pada dugaan anggapan lengkap : 5 A Tanggapan lengkap menjadi : i 5 e 5 ma

33 Conoh: x() A - V S kω,µf i Saklar S elah lama pada poii. Pada aklar dipindah ke poii. Carilah anggapan rangkaian. Pada - kapaior idak bermuaan; egangan kapaior ( - ). ( ) Peramaan rangkaian pada > : 4 i arena i i C C d/, 4 3 d Peramaan karakeriik: 3 6 d

34 Peramaan karakeriik : 3 / 3 Dugaan anggapan alami: a A e Dugaan anggapan paka : p Maukkan p dugaan ini ke peramaan p rangkaian : Dugaan anggapan lengkap : A e V ondii awal : ( Penerapan kondii awal memberikan : A Tanggapan lengkap ) (). A menjadi : e V [V] -e..4

35 Conoh: x() Acoω A Rangkaian di amping ini mendapa maukan egangan inuoidal ang muncul pada. 5co u() V 5Ω i C /3 F Ω ( ) ondii awal dinaakan bernilai nol: ( ) Peramaan rangkaian unuk > : Simpul A: ic ic i C C d/ d d 5 co Peramaan karakeriik: 5 5

36 Peramaan karakeriik: 5 5 Dugaan anggapan alami : a A e 5 Dugaan a nggapan paka : p Ac co A in Subiui anggapan dugaan ini ke peramaan rangkaian memberikan : A A A in A A 5A Tanggapan paka : c c c dan A p co 5A c 5A A 5A 4co 8in co 5A 4 dan Dugaan anggapan lengkap : 4co 8in A e c c c A c in co A 8 5 ondii awal ( Penerapan kondii awal ) : 4 A A 4 Jadi egangan Aru kapaior : kapaior : 4co 8in 4e i C d C ( 4in 8 co e ),33in,66 co,66 e V 5 A

37 onana Waku

38 Lama waku ang diperlukan oleh uau periiwa ranien unuk mencapai akhir periiwa (kondii manap) dienukan oleh konana waku ang dimiliki oleh rangkaian. Tinjauan pada Conoh ebelumna S C R i R Seelah aklar S pada poii, peramaan raqngkaian adalah: d RC RC Fungi karakeriik: RC Dugaan anggapan alami: a e RC Tanggapan alami ini ang akan menenukan komponen ranien pada anggapan lengkap

39 Tanggapan alami: a e RC Tanggapan alami dapa diulikan: a e / τ dengan: τ RC Tanggapan lengkap menjadi: p a p e / τ Tanggapan paka τ diebu konana waku. Ia dienukan oleh bearna elemen rangkaian. Ia menenukan eberapa cepa ranien menuju akhir. Makin bear konana waku, makin lamba anggapan rangkaian mencapai nilai akhirna (nilai manapna), aiu nilai komponen manap, p

40 Tinjauan pada Conoh ebelumna A Pada aklar S dibuka S R R L i Peramaan rangkaian eelah aklar dibuka adalah: L di R i Peramaan karakeriik: di R i L L R Tanggapan alami: i a e R L R L Tanggapan alami ini juga akan menenukan komponen ranien pada anggapan lengkap eperi halna injauan pada Conoh-.

41 Tanggapan alami: i a e R L Tanggapan alami dapa diulikan: Tanggapan lengkap: i a i i p e / τ dengan: i a i p τ L R e / τ τ diebu konana waku. Tanggapan paka Ia dienukan oleh bearna elemen rangkaian. Ia menenukan eberapa cepa ranien menuju akhir. Makin bear konana waku, makin lamba ranien mencapai nilai akhirna aiu nilai komponen manap, i p.

42 Tinjauan pada Conoh ebelumna S i R - C Pada, S dipindahkan ke poii. Peramaan rangkaian eelah aklar pada poii : Tanggapan alami: a e Ri arena i i C C d/ d RC Peramaan karakeriik: RC ( / RC) / τ e τ RC Ri / RC Tanggapan lengkap: p a p e / τ

43 Tinjauan pada Conoh ebelumna i C C d/ R C τ Simpul A: R d C R R R R Peramaan karakeriik: C R R R R R R Tanggapan alami: τ / ) / ( C R a e e C R / Tanggapan lengkap: τ / p a p e i C A R C R Acoω u() R i R R C

44 Dari injauan conoh- /d 4, dengan menggambarkan rangkaian unuk meliha anggapan alami aja, kia bua ringkaan beriku: C R R L τ RC τ L / R R C R τ R * C R R R RR onana waku dienukan oleh bear elemen-elemen rangkaian Unuk rangkaian R-C : τ RC Unuk rangkaian R-L : τ L/R

45 onana waku dienukan oleh bear elemen-elemen rangkaian Unuk rangkaian R-C : τ RC Unuk rangkaian R-L : τ L/R onana waku juga dienukan oleh berapa bear energi ang emula erimpan dalam rangkaian (ang haru dikeluarkan) Makin bear C dan makin bear L, impanan energi dalam rangkaian akan makin bear karena wc C dan wl Li Oleh karena iu konana waku τ berbanding luru dengan C aau L Pengurangan energi berlangung dengan mengalirna aru i dengan deipai daa ebear i R. Dalam kau rangkaian R-C, di mana adalah peubah au, makin bear R akan makin bear τ karena aru unuk deipai makin kecil. Dalam kau rangkaian R-L di mana peubah au adalah i makin bear R akan makin kecil τ karena deipai daa i R makin bear

46 Tanggapan Maukan Nol dan Tanggapan Sau Nol

47 Periiwa ranien dapa pula diliha ebagai gabungan dari anggapan maukan nol dan anggapan au nol Tanggapan Maukan Nol adalah anggapan rangkaian jika idak ada maukan. Periiwa ini elah kia kenal ebagai anggapan alami Tanggapan Sau Nol adalah anggapan rangkaian jika ada maukan maukan pada rangkaian edangkan rangkaian idak memiliki impanan energi awal (impanan energi ebelum erjadina perubahan rangkaian). Pengerian enang anggapan au nol ini muncul karena eungguhna anggapan rangkaian ang mengandung elemen dinamik erhadap adana maukan merupakan periiwa ranien walaupun rangkaian idak memiliki impanan energi awal

48 Tanggapan Maukan Nol C C R R L i L Benuk anggapan rangkaian anpa fungi pemaka ecara umum adalah m ( ) e / τ anggapan maukan nol C ( ) aau i L ( ) maing-maing menunjukkan adana impanan energi energi awal dalam rangkaian di kapaior ebear ½C C di indukor ebear ½Li L peubah au, C dan i L, idak dapa berubah ecara mendadak Pelepaan energi di kapaior dan indukor erjadi epanjang periiwa ranien, ang diunjukkan oleh perubahan egangan kapaior dan aru indukor

49 Tanggapan Sau Nol Jika ebelum periiwa ranien idak ada impanan energi dalam rangkaian, maka anggapan rangkaian kia ebu anggapan au nol. Benuk anggapan ini ecara umum adalah f f ( ) e / τ Tanggapan au nol Sau final Bagian ini merupakan reaki elemen dinamik (kapaior aaupun indukor) dalam mencoba memperahankan au rangkaian. Oleh karena iu ia beranda negaif. f ( ) adalah nilai anggapan pada ang ama bear dengan f ehingga pada anggapan au nol.

50 ia ambil conoh Rangkaian R-C - V S kω,µf i Pada rangkaian R-C, kapaior akan mencoba berahan pada au ang dimiliki ebelum pemindahan aklar, aiu. Pada aa final (aa akhir ranien) egangan kapaior adalah V Tanggapan au nol adalah f f e ( / τ ) e / τ Unuk rangkaian R-C : τ RC

51 Dengan demikian anggapan lengkap rangkaian dapa dipandang ebgai erdiri dari anggapan au nol dan anggapan maukan nol τ τ / / ) ( ) ( ) ( f f m e e onana waku τ dienukan oleh elemen rangkaian

52

53 Benuk Umum Peramaan Rangkaian Orde e-dua

54 Benuk Umum Peramaan Rangkaian Orde e-dua d d a b c x( ) anggapan rangkaian ang dapa berupa egangan aaupun aru fungi pemaka aau fungi penggerak. eapan a dan b dienukan oleh nilainilai elemen ang membenuk rangkaian Peramaan diferenial orde ke-dua muncul karena rangkaian mengandung kapaior dan indukor dengan egangan ebagai peubah au dengan aru ebagai peubah au edangkan peubah dalam peramaan rangkaian haru alah au di aarana, egangan aau aru

55 Tanggapan Alami Tanggapan alami adalah olui peramaan rangkaian di mana x() bernilai nol: a d d b c Dugaan olui berbenuk fungi ekponenial a e dengan nilai dan ang maih haru dienukan. alau olui ini dimaukkan ke peramaan, akan diperoleh a e be ce aau e ( ) a b c Bagian ini ang haru bernilai nol ang memberikan peramaan karakeriik a b c

56 a b c Peramaan karakeriik ang berbenuk peramaan kwadra iu mempunai dua akar aiu, b ± b a 4ac Dengan adana dua akar erebu maka kia mempunai dua olui homogen, aiu a e dan e a Tanggapan alami ang kia cari akan berbenuk a e e Seperi halna pada rangkaian orde perama, eapan-eapan ini diperoleh melalui penerapan kondii awal pada anggapan lengkap

57 Tanggapan Paka Tanggapan paka adalah olui peramaan rangkaian di mana x() : d d a b c x( ) Benuk anggapan paka dienukan oleh benuk x() ebagaimana elah diula pada rangkaian orde perama, aiu Jika x( ) Jika x( ) Jika Jika Jika x( ) x( ) x( ), maka A Ae Perhaikan : α konan, Ain ω, ekponenial, Acoω, maka fungi maka c p maka inu p p coω p maka c c in ω konan p coω coω maupun coinu. ekponenial in ω in ω adalah benuk umum e α

58 Tanggapan Lengkap Tanggapan lengkap adalah jumlah anggapan alami dan anggapan paka p a p e e Teapan ini diperoleh melalui penerapan kondii awal Jika rangkaian mengandung C dan L, dua elemen ini akan cenderung memperahankan auna. Jadi ada dua kondii awal ang haru dipenuhi aiu ( C ) C ( dan i ( L ) i L ( ) )

59 ondii Awal Secara umum, kondii awal adalah: ( d ) ( ) dan ( ) '( Nilai eaa ebelum dan eudah penuupan/pembukaan aklar haru ama, dan laju perubahan nilaina juga haru koninu ) Pada rangkaian orde perama d/( ) idak perlu koninu Pada rangkaian orde kedua d/( ) haru koninu ebab ada d / dalam peramaan rangkaian ang hana erdefinii jika d/( ) koninu

60 Tiga emungkinan Benuk Tanggapan Peramaan karakeriik a b c dapa mempunai iga kemungkinan nilai akar, aiu: a). Dua akar riil berbeda,, jika {b 4ac } > ; b). Dua akar ama,, jika {b 4ac } ; c). Dua akar komplek konjuga, α ± jβ jika {b 4ac } <. Tiga kemungkinan akar ini akan memberikan iga kemungkinan benuk anggapan

61 Peramaan karakeriik dengan dua akar riil berbeda,, {b 4ac } >

62 Conoh- S H i i C 5 V 8,5 kω,5 µf Saklar S elah lama berada pada poii. Pada aklar dipindahkan ke poii. Carilah perubahan egangan kapaior. Pada - : i( ) dan ( ) V Peramaan Rangkaian pada > : arena i -i C -C d/, maka: L di Ri d LC RC d d R L d LC d 3 d 6 8,5 4

63 Peramaan karakeriik: 8, akar - akar : 3, 45 ± (4,5) 4 5, 8 Dugaan anggapan lengkap: e 5 e 8 Tak ada fungi pemaka ondii awal: ( ) 5 V dan ( ) C i i L L arena peramaan rangkaian menggunakan ebagai peubah maka kondii awal aru i L ( ) haru diubah menjadi dalam egangan dc ( ) ( ) ic ( ) C d C ( )

64 ondii awal: ( ) 5 V d( ) Dugaan anggapan lengkap: e 5 e (5 ) Tanggapan lengkap menjadi: 6e 5 8 e V (hana ada anggapan alami). Ini adalah pelepaan muaan kapaior pada rangkaian R-L-C eri

65 Tanggapan lengkap: 6e 5 8 e V Perhaikan bahwa pada egangan kapaior adalah 5 V Pada waku kapaior mulai melepakan muaanna, ada perlawanan dari indukor ang menebabkan penurunan egangan pada aa-aa awal agak landai

66 Conoh- H S i i C 9 V 8,5 kω,5 µf Saklar S elah lama eruup. Pada aklar dibuka. Tenukan perubahan egangan kapaior dan aru indukor. Sebelum aklar dibuka aru hana melalui indukor. Dioda idak konduki. il 9 ( ) 85 Peramaan Rangkaian pada > : ma C di L ( ) Ri d d d C i ic C LC RC d R L d V LC d 3 d 6 8,5 4

67 Peramaan karkeriik : 8, akar-akar :, 45± 3 (4,5) 4 5, 8 Dugaan anggapan lengkap : e 5 e 8 Tak ada fungi pemaka ondii awal: il ( ) ma dan C ( ) V arena peramaan rangkaian menggunakan ebagai peubah maka kondii awal i L ( ) haru diubah menjadi dalam i L ( ) i C ( d ) C C ( C 3 d C ( ) ) 3

68 d( ) 3 ondii awal: ( ) 8 6,5 3 Dugaan anggapan lengkap : e 5 e ,6 75 Tegangan kapaior menjadi :,6e 5 8 e V Aru indukor : i L i C 33 Ini adalah pengiian kapaior oleh aru indukor pada rangkaian R-L-C eri C d 3 e,5 5 e 6 8 ( 5 8 ) 53e 8e ma

69 Tanggapan lengkap:,6e 5 8 e V [V] Perhaikan bahwa pada awalna egangan kapaior naik karena menerima pelepaan energi dari indukor enaikan egangan kapaior mencapai puncak kemudian menurun karena ia melepakan muaan ang pada awalna dierima.

70 6e 5 8 e V,6e 5 8 e V 6 [V] [V]. 5 Pelepaan energi indukor Unuk kedua periiwa ini ang di-plo erhadap waku adalah egangan kapaior Seandaina idak ada indukor, penurunan egangan kapaior akan erjadi dengan konana waku τ RC aau /τ 47,6. Teapi karena ada indukor, konana waku menjadi lebih kecil ehingga /τ 5. Inilah ang erliha pada uku perama. Suku ke-dua adalah pengaruh indukor, ang jika idak ada kapaior nilai /τ R/L 85. arena ada kapaior nilai ini menjadi 8 pada uku ke-dua. 6-6

71 Peramaan arakeriik Memiliki Dua Akar Riil Sama Bear, {b 4ac }

72 Dua akar ang ama bear dapa kia ulikan ebagai dengan ; dan δ δ Tanggapan lengkap akan berbenuk p p e e e e ) ( δ Tanggapan alami Tanggapan paka ondii awal perama ) ( ) ( ) ( ) ( A p p ondii awal kedua ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( B p p δ δ δ δ δ A B A A B B A dan

73 Tanggapan lengkap menjadi p e e A B A ) ( δ δ δ lim lim e e δ δ δ δ δ δ δ [ ] p e A B A ) ( [ ] b a p e dienukan oleh kondii awal dienukan oleh kondii awal dan endiri dienukan oleh nilai elemenelemen ang membenuk rangkaian dan idak ada kaianna dengan kondii awal

74 Conoh-3. S H i i C 5 V 4 kω,5 µf Sakalar elah lama di poii. Pada di pindah ke poii. Tenukan perubahan egangan kapaior. Sebelum aklar dipindahkan: (Digani dengan 4 kω dari conoh ebelumna) ( ) 5 V ; i( ) di Peramaan rangkaian unuk > : L ir d d arena i i C C d/ LC RC d 3 d Peramaan karakeriik:

75 Peramaan karakeriik : akar - akar :, ± arena peramaan karakeriik memiliki akar ama bear maka anggapan lengkap akan berbenuk : p ( ) e ( ) e a b a b Tak ada fungi pemaka ondii ondii awal awal perama ( kedua d d ( ( ) ( ) ) b ) ( d a ) 5 b e b. ( ) a a a b e 3 Jadi : ( 5 3 ) e V

76 ( 5 3) e V 5 3 e e -5

77 Dua akar komplek konjuga {b 4ac } < α jβ dan α jβ

78 Akar-Akar omplek onjuga α jβ dan α jβ Tanggapan lengkap akan berbenuk p e ( α jβ) e ( α jβ) p jβ jβ α ( e e ) e (coβ j inβ) (coβ j in β) ( )coβ j( ) in β p α ( coβ in β) e a b a coβ inβ b ondii awal perama: ( ) p ( ) a a ( ) p ( ) ondii awal kedua: ( ) ( p ( p ) {( α ) α a b β b a β)in β ( b β α a ) coβ} e α α a β b ( ) p ( )

79 Conoh-4. S H i i C 5 V kω,5 µf Saklar S udah lama pada poii. Pada dipindah ke poiii. Carilah perubahan egangan kapaior. (Digani dengan kω dari conoh ebelumna) Pada : ( ) 5 V ; i( ) di L ir Peramaan rangkaian unuk > : arena i i C C d/ d d LC RC d 3 d 6 4 Peramaan karakeriik: 4 3 6

80 Peramaan karakeriik : d 4 6 akar - akar :, 5 ± ± j5 5 dua akar komplek konjuga Tanggapan lengkap akan berbenuk: α ( coβ in β) e ondii awal perama ( ) 5 a a α ± jβ dengan α 5 ; β b 5 5 ondii awal kedua Tanggapan lengkap : d ( ) α b α β a a β b ( ) 5 5co(5 5 ) 5 in(5 5 ) e V

81 5 ( 5co(5 5 ) 5 in(5 5 ) ) e V [V] co(5 5 5 in(5 5 )

82 Perbandingan anggapan rangkaian: Dua akar riil berbeda: anga eredam, Dua akar riil ama bear : eredam krii, 6e Dua akar komplek konjuga : kurang eredam, 5 8 e V ( 5 3) e V 5 ( 5co(5 5 ) 5 in(5 5 ) ) e V

83 Conoh Tanggapan Rangkaian Dengan Maukan Sinal Sinu 6co3 u() V i 5Ω H 6 F Rangkaian mendapa maukan inal inu ang muncul pada. Tenukan perubahan egangan dan aru kapaior, apabila kondii awal adalah i() A dan () 6 V Pada : i( ) A dan ( ) 6 V Peramaan rangkaian unuk > : 5 6 Ri L d 6 di d d i RC LC d 6co3 d d co3

84 Peramaan karakeriik : akar - akar : 5 6 ( )( 3);,, 3 Dugaan a nggapan paka : p Ac co3 A in 3 Peramaan rangkaian ( 9A 5A 6A ) co3 ( 9A 5A 6A ) 3A c c A 5A c 56 dan 56 ; 3 75 c d d 5 5A A c 3A 6 56co Tanggapan paka : p co3 in 3 c in 3 56co3 Dugaan anggapan lengkap : co3 in 3 e e 3 maih haru dienukan melalui penerapan kondii awal

85 ondii Aplikai Aplikai Tanggapan awal : kondii kondii i lengkap : co3 in 3 6e 6 ( d awal awal ) 6 dan perama kedua 6 in 3 5co3 e : d i( ) ( 6 : 6 3 e 3 3 A d ) ( ) 8 e 3 V [V] i [A] 3 Ampliudo egangan menurun Ampliudo aru meningka - i [] - -3

86 Bahan uliah Terbuka Analii Rangkaian Lirik di awaan Waku #3 Analii Tranien Rangkaian Orde- dan Orde- Sudarano Sudirham

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB 4 PENGANAISAAN RANGAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINGGI Oleh : Ir. A.Rachman Haibuan dan Naemah Mubarakah, ST 4. Pendahuluan Pada umumnya peramaan diferenial homogen orde dua

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudarano Sudirham Sudi Mandiri Fungi dan Grafik Difrnial dan Ingral Sudarano Sudirham, Fungi dan Grafik, Difrnial dan Ingral Darublic 6 Pramaan Difrnial Ord Dua 6.. Pramaan Difrnial Linir Ord Dua Scara

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 4 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku.. endahuluan ada bab ini, akan dibaha mengenai perancangan uau iem konrol ingleinpu-ingle-oupu linier ime-invarian

Lebih terperinci

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE MODUL 7 APLIKASI TRAFORMASI LAPLACE Tranformai Laplace dapa digunaan unu menyeleaian bai peroalan analia maupun perancangan iem. Apliai Tranformai Laplace erebu berganung pada ifa-ifa ranformai Laplace,

Lebih terperinci

Model Rangkaian Elektrik

Model Rangkaian Elektrik Tuga Siem Linier Model Rangkaian Elekrik Model model unuk beberapa rangkaian elekrik, eperi: reiani, kapaiani, dan indukani ecara ederhana diperlihakan dalam gambar dibawah. Dalam gambar erebu juga di

Lebih terperinci

Bab III. Menggunakan Jaringan

Bab III. Menggunakan Jaringan Bab III Pembuaan Jadwal Pelajaran Sekolah dengan Menggunakan Jaringan Pada bab ini akan dipaparkan cara memodelkan uau jaringan, ehingga dapa merepreenaikan uau jadwal pelajaran di ekolah. Tahap perama

Lebih terperinci

Transformasi Laplace Bagian 1

Transformasi Laplace Bagian 1 Modul Tranformai aplace Bagian M PENDAHUUAN Prof. S.M. Nababan, Ph.D eode maemaika adalah alah au cabang ilmu maemaika yang mempelajari berbagai meode unuk menyeleaikan maalah-maalah fii yang dimodelkan

Lebih terperinci

Matriks Transformasi

Matriks Transformasi Marik Tranformai A Marik Tranformai dan Koordina Homogen Kombinai benuk perkalian dan ranlai unuk ranformai geomeri 2D ke dalam uau marik dilakukan dengan mengubah marik 2 2 menjadi marik 3 3 Unuk iu maka

Lebih terperinci

v dan persamaan di C menjadi : L x L x

v dan persamaan di C menjadi : L x L x PERSMN GELOMBNG SSIONER. Pada proses panulan gelombang, erjadi gelombang panul ang mempunai ampliudo dan frekwensi ang sama dengan gelombang daangna, hana saja arah rambaanna ang berlawanan. hasil inerferensi

Lebih terperinci

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA Nama No Aben Kela ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA Romawi I 1. Gerak umbuhan yang dipengaruhi oleh rangangan dari dalam umbuhan iu endiri diebu... a. Endonom c. Higrokopi b. Eionom

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham Analisis angkaian Lisrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham, Analisis angkaian Lisrik () BAB 3 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 27/ 28 UJIAN SEMESTER GANJIL Maa Pelajar Fiika Kela XII IPA Waku 12 meni 1. Hubungan anara jarak () dengan waku () dari

Lebih terperinci

JAWABAN SOAL FISIKA OSN Medan, 1 7 Agustus 2010

JAWABAN SOAL FISIKA OSN Medan, 1 7 Agustus 2010 JAWABAN SOAL FISIKA OSN 00 Medan, 7 Aguu 00 Gaya gaya yang ekeja pada ola diunjukkan pada gama diamping. Peamaan geak unuk pua maa ola adalah () () dan pada ola yang eoai elaku Syaa aga ola menggelinding

Lebih terperinci

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC Bab I, Efek Transien Hal: 04 BAB I EFEK TANSIEN Kapasior pada sinyal D Jika sinyal D berikan pada kapasior (mula-mula ak ermuai) yang -seri-kan dengan hambaan, maka pada saa hubungkan ( 0 s) akan ada arus

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENDAHULUAN Laar Belakang Salah au maalah aru dalam uau nework adalah penenuan pah erpendek. Maalah pah erpendek ini merupakan maalah pengopimuman, karena dengan diperolehnya pah erpendek diharapkan dapa

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE

TRANSFORMASI LAPLACE BAB 2 Pokok Pembahaan : Prinip Daar Linieria Singularia Perkalian dan Pembagian Dengan Waku Pergeeran Tranformai Fungi-fungi Elemener . PRINSIP DASAR Tranformai Laplace adalah ranformai dari uau fungi

Lebih terperinci

Bab 9 Transformasi Laplace

Bab 9 Transformasi Laplace Meode Maemaika Aronomi- Bab 9 Tranformai aplace 9-. Definii Tranformai aplace Mialkan f() uau fungi real dengan variable dan >. Tranformai aplace didefiniikan ebagai: T f ( ) F( ) lim f ( ) e d f ( ) e

Lebih terperinci

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2) FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS BAB KINEMATIKA GERAK LURUS.Pada ekiar ahun 53, eorang ilmuwan Ialia,Taraglia,elah beruaha unuk mempelajari gerakan peluru meriam yang diembakkan. Taraglia melakukan ekperimen dengan menembakkan peluru

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

Laplace Transform. Pengantar Matematika Teknik Kimia. Muthia Elma

Laplace Transform. Pengantar Matematika Teknik Kimia. Muthia Elma Lalace Tranform Penganar Maemaika Teknik Kimia Muhia Elma Penemu Pierre-Simon LPLCE 749 87 hli Maemaika dari Peranci Lalace Tranform Rumu lain.. ω σ π σ σ j d e j x d e x j j.. 0 [x] x - [] Kone variabel

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s 8/5/ Sudaryano Sudirham Analii angaian Liri Di Kawaan 8/5/ Kuliah Terbua ppx beranimai eredia di www.ee-cafe.org Buu-e Analii angaian Liri Jilid eredia di www.buu-e.lipi.go.id dan www.ee-cafe.org 8/5/

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku 2-2 Sudaryano Sudirham, Analisis Rangkaian Lisrik (1) BAB 2 Besaran Lisrik Dan Model Sinyal Dengan mempelajari besaran lisrik dan model sinyal,

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m Ulangan Bab 3 I. Peranyaan Teori. Seekor cheeah menempuh jarak 6 m dalam waku dua meni. Jika kecepaan cheeah eap, berapakah bearnya kecepaan cheeah erebu? Pembahaan : Dikeahui : = 6 m = meni = ekon 6 m

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA RELA SEPTIANI RIKA OCTALISA ULPA ARISANDI RIRIN BRILLIANTI

Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA RELA SEPTIANI RIKA OCTALISA ULPA ARISANDI RIRIN BRILLIANTI Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA 759 RELA SEPTIANI 7433 RIKA OCTALISA 7447 ULPA ARISANDI 745 RIRIN BRILLIANTI 7467 KELAS : 6.L MATA KULIAH : MATEMATIKA LANJUTAN DOSEN PENGASUH : FADLI, S.Si FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik ENEGI LISTIK Tujuan : Menenukan fakor fakor yang mempengaruhi besar energi lisrik Ala dan bahan : 1. ower Suplay. Amperemeer 3. olmeer 4. Hambaan geser 5. Termomeer 6. Sopwach 7. Saif 8. Kawa nikelin 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2 Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Jilid 2 Darpublic Hak cipa pada penulis, 21 SUDIRHAM, SUDARYATNO Analisis Rangkaian Lisrik (2 Darpublic, Bandung are-71 edisi Juli 211 hp://ee-cafe.org Alama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran. Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan hal-hal berikut.

Tujuan Pembelajaran. Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan hal-hal berikut. Tujuan Pembelajaran Saa kueleaikan bab ini, kuingin dapa melakukan hal-hal beriku. Menyeleaikan model dinamik linear orde au dan dua ecara analii Menyaakan model dinamik kedalam fungi alih ranfer funcion

Lebih terperinci

B a b. Aplikasi Dioda

B a b. Aplikasi Dioda Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudi Mandiri Fungi dan Grafik Difrnial dan Ingral olh Sudarano Sudirham i Hak cia ada nuli, SUDIRHM, SUDRYTNO Fungi dan Grafik, Difrnial dan Ingral Olh: Sudaramo Sudirham Darublic, andung fdg- dii Juli

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1 TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2 Sudaryatno Sudirham nalii angkaian itrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalii angkaian itrik nalii angkaian Menggunakan Tranformai aplace Setelah mempelajari bab ini kita akan memahami konep impedani di kawaan.

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham nalii angaian itri Di Kawaan - Sudaryatno Sudirham, nalii angaian itri 3 nalii angaian Menggunaan Tranformai aplace Setelah mempelajari bab ini ita aan memahami onep impedani di awaan.

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION Bayu Seio Handhoko Ir. Agung Wario DHET Sumardi, ST, MT Juruan Teknik Elekro Fakula Teknik Univeria Diponegoro Semarang Abrak - Semenjak

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2 Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Jilid Sudaryano Sudirham, Analisis Rangkaian Lisrik () BAB 5 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi masukan,

Lebih terperinci

daerah domain 0 t 100, tentukan nilai λ(64). a b c d => b

daerah domain 0 t 100, tentukan nilai λ(64). a b c d => b AAI4 Tipe Soal A Pembenukan Tabel Moralia. Survival Diribuion didefiniikan ebagai. / didalam daerah domain, enukan nilai 64. a.. b..5 c..4 d.. > b..5. Survival Diribuion didefiniikan ebagai. 5 / didalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi

Lebih terperinci

SIMULASI KESTABILAN SISTEM KONTROL PADA PERMUKAAN CAIRAN MENGGUNAKAN METODE KURVA REAKSI PADA METODE ZIEGLER- NICHOLS BERBASIS BAHASA DELPHI

SIMULASI KESTABILAN SISTEM KONTROL PADA PERMUKAAN CAIRAN MENGGUNAKAN METODE KURVA REAKSI PADA METODE ZIEGLER- NICHOLS BERBASIS BAHASA DELPHI SIMUSI KESTIN SISTEM KNT PD PEMUKN CIN MENGGUNKN METDE KUV EKSI PD METDE ZIEGE- NICS ESIS S DEPI Munhidhoul Ummah STK Dalam bidang eknologi elah dikembangkan uau pengonrol yang dapa mengaur keinggian cairan

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran

Lebih terperinci

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR FORMAT JAWABAN NQURY CAPASTOR Eksperimen 1 : Hambaan Ohmik dan Non Ohmik 1. Apakah lampu pijar merupakan hambaan ohmik? 2. Dapakah kalian membukikannya? 3. Bagaimana caranya kia mengukur hambaan lampu

Lebih terperinci

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR FORMAT JAWABAN NQURY CAPASTOR Eksperimen 1 : Hambaan Ohmik dan Non Ohmik 1. Amai lampu pijar! nformasi apa yang dapa kamu emukan? Dan apa ari informasi ersebu! 2. Apakah lampu pijar merupakan hambaan ohmik?

Lebih terperinci

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang Fakula Teknik Juruan Teknik Sipil Univeria Brawijaya Malang erubahan emperaur ekpani (+) aau konraki (-) bahan egangan dan regangan 1 Dimana : ε = regangan ermal α = koefiien ekpani ermal (1 / C) Δ = 1

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH TERKENDALI. fasa thyristor. Tegangan keluaran penyearah terkendali dapat divariasikan dengan

BAB II PENYEARAH TERKENDALI. fasa thyristor. Tegangan keluaran penyearah terkendali dapat divariasikan dengan BAB PENYEAAH TEKENDA Unuk menghalkan egangan keluaran yang erkenal gunakan pengenal faa hyror. Tegangan keluaran penyearah erkenal apa varakan engan mengonrol aau mengaur uu penyalaan hyror. Thyror nyalakan

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

Arus Listrik. Arus dan Gerak Muatan. Q t. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Satuan SI untuk arus: 1 A = 1 C/s.

Arus Listrik. Arus dan Gerak Muatan. Q t. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Satuan SI untuk arus: 1 A = 1 C/s. Arus Lisrik Surya Darma, M.Sc Deparemen Fisika Universias Indonesia Arus Lisrik Arus dan Gerak Muaan Arus lisrik didefinisikan sebagai laju aliran muaan lisrik yang melalui suau luasan penampang linang.

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

15. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah seperti yang digambarkan pada grafik berikut ini.

15. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah seperti yang digambarkan pada grafik berikut ini. NAMA : NO ABSEN : ULANGAN HARIAN KELAS VIII D SISTEM GERAK PADA TUMBUHAN DAN BENDA Rabu, 03 Sepember 2014 A. Pilihlah au jawaban yang paling epa 1. Gerak pada umbuhan yang dipengaruhi rangangan dari luar

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 28 Maret 2014

Hendra Gunawan. 28 Maret 2014 MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semeser II, 013/014 8 Mare 014 Kuliah ang Lalu 1.1 Fungsi dua aau lebih peubah 1. Turunan Parsial 1.3 Limi dan Kekoninuan 1.4 Turunan ungsi dua peubah 1.5 Turunan berarah

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Perencanaan dan pembuaan Perangka Keras Dalam pembuaan kunci jarak jauh dengan menggunakan minimum sisem 8088, digunakan meode pemodelan. Sebab pemodelan lebih

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode: Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems)

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems) Siem Komunikai II (Digial Communicaion Syem) Topik: Lecure #2: Modulai Baeband (Baeband Modulaion) 2. Mapping (Formaing). - Binary (2-Level) PAM / PCM. - M-ary (Muli-Level) PAM / PCM. 2.2 Pule Shaping

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL

UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL Univeria Indoneia Fakula Ekonomi dan Bini UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL 2017-2018 Hari /gl : Rabu, 18 Okober 2017 Waku : 120 Meni Pengajar : Riyano Sifa : Caaan

Lebih terperinci

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaan Seelah mempelajai maei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beiku. 1. Mengeahui pesamaan laju eaksi.. Memahami ode eaksi dan konsana laju

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semeser II, 016/017 9 Mare 017 Kuliah yang Lalu 11 Fungsi dua (aau lebih) peubah 1 Turunan Parsial 13 Limi dan Kekoninuan 14 Turunan ungsi dua peubah 15 Turunan berarah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 robabilias 2.1.1 Definisi robabilias adalah kemungkinan yang daa erjadi dalam suau erisiwa erenu. Definisi robabilias daa diliha dari iga macam endekaan, yaiu endekaan klasik,

Lebih terperinci

REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL

REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL Proiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-6-6--9 hal 5-4 November 6 hp://jurnal.fkip.un.ac.id REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL Chaarina Enny Murwaningya,,

Lebih terperinci

ANALISIS BIFURKASI MODEL PERTUMBUHAN TUMOR DENGAN PERSAMAAN LOGISTIK WAKTU TUNDA. Febriana Dewi 1 dan Sutimin 2

ANALISIS BIFURKASI MODEL PERTUMBUHAN TUMOR DENGAN PERSAMAAN LOGISTIK WAKTU TUNDA. Febriana Dewi 1 dan Sutimin 2 ANALISIS BIFURASI MODEL PERTUMBUHAN TUMOR DENGAN PERSAMAAN LOGISTI WATU TUNDA Febriana Dewi Suimin, Program Sudi Maemaika Juruan Maemaika FMIPA UNDIP Jl Prof H Soedaro, SH, Semarang, 575 Abrac In hi paper

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial Sudaratno Sudirham Integral dan Persamaan Diferensial Bahan Kuliah Terbuka dalam format pdf tersedia di www.buku-e.lipi.go.id dalam format pps beranimasi tersedia di www.ee-cafe.org Bahasan akan mencakup

Lebih terperinci

Pertemuan IX, X V. Struktur Portal

Pertemuan IX, X V. Struktur Portal ahan jar Saika ulai, ST, T Peremuan IX, X Srukur Poral 1 Pendahuluan Pada srukur poral, ang erdiri dari balok dan iang ang dibebani muaan di aasna akan imbul lenuran pada balok saja, dan akan meneruskan

Lebih terperinci

Holt-Winter Exponential Smoothing. Minggu 5-6

Holt-Winter Exponential Smoothing. Minggu 5-6 Hol-Winer Exponenial Smoohing Minggu 5-6 Hol Exponenial moohing Meode Hol wo parameer exponenial moohing adalah pengembangan dari exponenial moohing ederhana. Menambahkan fakor perumbuhan (fakor ren) pada

Lebih terperinci

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral Maeri XII Tujuan :. Mahasiswa dapa memahami menyelesiakan persamaan inegral yang lebih kompleks. Mahasiswa mampunyelesiakan persamaan yang lebih rumi 3. Mahasiswa mengimplemenasikan konsep inegral pada

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT 2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami

Lebih terperinci