Teori Dasar Logika (Lanjutan)

dokumen-dokumen yang mirip
PENARIKAN KESIMPULAN/ INFERENSI

BAB III DASAR DASAR LOGIKA

DASAR DASAR LOGIKA. Kalimat Deklaratif (Proposisi) adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya.

kusnawi.s.kom, M.Eng version

LOGIKA INFORMATIKA PROPOSITION LOGIC. Materi-2. Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM Yogyakarta

kusnawi.s.kom, M.Eng version

Argumen premis konklusi jika dan hanya jika Tautolog

Materi-3 PROPOSITION LOGIC. Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences

PROPOSITION LOGIC LOGIKA INFORMATIKA. Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences. Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM Yogyakarta

LOGIKA & PEMBUKTIAN. Anita T. Kurniawati, MSi LOGIKA

Logika Matematika BAGUS PRIAMBODO. Silogisme Silogisme Hipotesis Penambahan Disjungsi Penyederhanaan Konjungsi. Modul ke: Fakultas FASILKOM

Dasar-dasar Logika. (Review)

PTI 206 Logika. Semester I 2007/2008. Ratna Wardani

ARGUMENTASI. Kalimat Deklaratif Kalimat Deklaratif (Proposisi) adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya.

Materi 4: Logika. I Nyoman Kusuma Wardana. STMIK STIKOM Bali

Program Kuliah Fondasi Matematika Pertemuan 4-7

Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Matematika Industri I

1. Memahami pengertian proposisi dan predikat. 3. Memahami penggunaan penghubung dan tabel kebenaran

EKSKLUSIF OR (XOR) DEFINISI

Selamat Datang. MA 2151 Matematika Diskrit. Semester I, 2012/2013. Rinovia Simanjuntak & Edy Tri Baskoro


Selamat Datang. MA 2251 Matematika Diskrit. Semester II, 2016/2017. Rinovia Simanjuntak & Saladin Uttunggadewa

2.1. Definisi Logika Proposisi Logika proposisi Atomic proposition compound proposition

Selamat Datang. MA 2151 Matematika Diskrit. Semester I 2008/2009

Proposition Logic. (Logika Proposisional) Bimo Sunarfri Hantono

LOGIKA MATEMATIKA Talisadika Maifa

LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN

Logika Proposisi. Pertemuan 2 (Chapter 10 Schaum, Set Theory) (Chapter 3/4 Schaum, Theory Logic)

Logika Matematika BAGUS PRIAMBODO. Tautologi dan Kontradiksi Argumen 1/Penarikan kesimpulan yang valid: modus ponen, modus tolen.

Inference Method.

Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si.

Pertemuan 5. Proposisi Lanjutan. Dosen Ir. Hasanuddin Sirait, MT STMIK Parna Raya Manado HP :

ARGUMEN (ARGUMENT) Drs. C. Jacob, M.Pd LOGIKA BERUSAHA UTK MEMBEDAKAN ARGUMEN VALID (CORRECT) & INVALID (INCORRECT)

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

Definisi : predikat (first order) adalah suatu Kata (simbol) yg jika di berikan pada kalimat terbuka, dapat berubah menjadi kalimat tertutup.

MATEMATIKA DISKRIT. Logika

LOGIKA MATEMATIKA. MATEMATiKA DISKRET S1-SISTEM INFORMATIKA STMIK AMIKOM. proposisi conjungsi tautologi inferensi

PENGERTIAN. Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya. Nama lain proposisi: kalimat terbuka.

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012

Materi Kuliah IF2091 Struktur Diskrit. Pengantar Logika. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Informatika STEI - ITB

Suatu pernyataan akan memiliki bentuk susunan minimal terdiri dari subjek diikuti predikat, baru kemudian dapat diikuti objeknya.

Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1

Cerdik Matematika. Bambang Triatma. Matematika. Cerdik Pustaka [Type the phone number] [Type the fax number]

Modul ke: Logika Matematika. Proposisi & Kuantor. Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO. Program Studi SISTEM INFORMASI.

LOGIKA DAN PEMBUKTIAN

MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA

Matematika Diskrit. Nelly Indriani Widiastuti S.Si., M.T Prodi Teknik Informatika UNIKOM

Pengantar Logika. Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat UIGM

KUANTOR. A. Fungsi Pernyataan

BAHAN KULIAH LOGIKA MATEMATIKA

BAB 1 : DASAR-DASAR LOGIKA

1 INDUKSI MATEMATIKA

Berpikir Komputasi. Sisilia Thya Safitri, MT Citra Wiguna, M.Kom. 3 Logika Proposisional (I)

BAB 4 PROPOSISI. 1. Pernyataan dan Nilai Kebenaran

DASAR-DASAR LOGIKA. Pemetaan Dasar. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat

REPRESENTASI PENGETAHUAN

PENDAHULUAN INDUKSI MATEMATIKA Di dalam Matematika, sebuah pernyataan atau argumen dan bahkan sebuah rumus sekalipun tidak hanya sekedar dibaca.

Metoda Pembuktian: Induksi Matematika

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit

Matematika diskrit Bagian dari matematika yang mempelajari objek diskrit.

LOGIKA MATEMATIKA. Tabel kebenarannya sbb : p ~ p B S S B

Bab 5 Proposisi Lanjutan 29 BAB V PROPOSISI LANJUTAN TUJUAN PRAKTIKUM TEORI PENUNJANG

LOGIKA PREDIKAT. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

LOGIKA. Arum Handini Primandari

LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA)

ARGUMEN DAN METODE PENARIKAN KESIMPULAN

- Mahasiswa memahami dan mampu membuat kalimat, mengevaluasi kalimat dan menentukan validitas suatu kalimat

Pertemuan 2. Proposisi Bersyarat

METODE INFERENSI (1)

PERTEMUAN KE 3 F T T F T F T F

BAB 6 LOGIKA MATEMATIKA

PERTEMUAN Logika Matematika

METODE INFERENSI. Level 2. Level 3. Level 4

Logika Proposisi. Adri Priadana ilkomadri.com

Silogisme Hipotesis Ekspresi Jika A maka B. Jika B maka C. Diperoleh, jika A maka C

Artificial Intelegence. Representasi Logica Knowledge

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements).

q = Socrates is a man r = Socrates is mortal Bila dibuat tabel kebenaran, hasilnya invalid.

BAB 1 PENDAHULUAN MATEMATIKA DISKRIT 1. 1 APAKAH MATEMATIKA DISKRIT ITU?

MATERI 1 PROPOSITIONAL LOGIC

Materi Kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Logika (logic) Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd

Program Studi Teknik Informatika STMIK Tasikmalaya

LOGIKA Matematika Industri I

Materi Kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Logika (logic) Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB

ARGUMEN DAN METODE DEDUKSI

Refreshing Materi Kuliah Semester Pendek 2010/2011. Logika dan Algoritma. Heri Sismoro, M.Kom.

1.6 RULES OF INFERENCE

CALCULUS PREDICATE, SENTENCES REPRESENTATION LECTURE 8. DR. Herlina Jayadianti., ST., MT

Representasi Pengetahuan (Bagian 3) Logika dan Himpunan. Pertemuan 6

REPRESENTASI PENGETAHUAN. Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M. Kom

Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa p q = q p.

TABEL KEBENARAN. Liduina Asih Primandari, S.Si.,M.Si. P a g e 8

BAB 1. Logika. Benteng kehidupan yang terkuat adalah kebenaran. (Anonim)

KUANTIFIKASI (QUANTIFICATION) Drs. C. Jacob, M.Pd

Oleh: Anita T. Kurniawati, MSi Diah Arianti, S.Kom

BAB I LOGIKA MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat?

LOGIKA SIMBOLIK. Bagian II. September 2005 Pengantar Dasar Matematika 1

Transkripsi:

Teori Dasar Logika (Lanjutan)

Inferensi Logika Logika selalu berhubungan dengan pernyataan-pernyataan yang ditentukan nilai kebenarannya. Untuk menentukan benar tidaknya kesimpulan berdasarkan sejumlah kalimat yang diketahui nilai kebenarannya Metode-metode Inferensi Modus Ponens Modus Tollens Penambahan Disjungtif Penyederhanaan Konjungtif Silogisme Disjungtif Silogisme Hipotesis Dilema Konjungsi

Valid arguments Penalaran Deduktif : proses untuk mendapatkan kesimpulan (conclusion) q dari proposisi p 1, p 2,, p n. Proposisi p 1, p 2,, p n disebut premise atau hypothesis. Semua pernyataan yang mempunyai bentuk: If p1 and p2 and pn, then q dikatakan valid jika dan hanya jika (iff) pi, i=1, 2, n is true. Dan q juga true Selain itu dikatakan invalid

Notasi Sebuah argumen adalah deretan dari proposisi2 yang ditulis sbb: p1 p2... pn \q p 1, p 2,, p n = hipotesa Q = conclusion

Valid Argumen Untuk mengecek apakah suatu argumen merupakan kalimat yang valid, dapat dilakukan langkah2 sbb : Tentukan hipotesa dan kesimpulan kalimat Buat tabel yang menunjukkan nilai kebenaran untuk semua hipotesa dan kesimpulan Carilah baris kritis yaitu baris di mana semua hipotesa bernilai benar. Dalam baris kritis tersebut, jika semua nilai kesimpulan benar, maka argumen itu valid. Jika diantara baris kritis tersebut ada baris dengan kesimpulan yang salah maka argumen tersebut adalah invalid.

Modus Ponens p q, p / \ q p q p q p q T T T T F F F T T F F T T T F F T F T F p q and p adalah true maka q juga true Sehingga argumen ini valid

Contoh Modus Ponens Jika digit terakhir suatu bilangan adalah 0, maka bilangan tersebut habis dibagi 10. Digit terakhir suatu bilangan adalah 0 /Bilangan tersebut habis dibagi 10

Modus Tollens p q ~q / ~p Contoh : Jika Zeus seorang manusia, maka ia dapat mati Zeus tidak dapat mati / Zeus bukan seorang manusia

Penambahan Disjungtif Didasarkan atas fakta bahwa suatu kalimat dapat digeneralisasi dengan penghubung V, karena penghubung V bernilai benar jika salah satu komponennya benar. p / p q q / p q Contoh : Kalimat yang diucapkan Monde, Saya suka jeruk (bernilai benar). Kalimat tersebut akan tetap bernilai benar jika ditambahkan kalimat lain, dengan penghubung v. Jadi kalimat Saya suka jeruk atau durian tetap bernilai benar dan tidak tergantung pada suka/tidaknya Monde akan durian.

Penyederhanaan Konjungtif Merupakan kebalikan dari inferensi Penambahan Disjungtif. Jika beberapa kalimat dihubungkan dengan penghubung ^, kalimat tersebut dapat diambil salah satunya secara khusus. Penyempitan kalimat ini merupakan kebalikan dari Penambahan Disjungtif yang merupakan perluasan suatu kalimat p ^ q / p p ^ q / q Contoh : Lina menguasai bahasa Basic and Pascal Lina menguasai bahasa Basic

Silogisme Disjungtif Apabila kita dihadapkan pada satu diantara dua pilihan (A atau B) Jika tidak memilih A maka pilihan yang mungkin adalah B p q ~p / q Contoh : Kunci kamarku ada di sakuku atau tertinggal di rumah Kunci kamarku tidak ada di sakuku Kunci kamarku tertinggal di rumah

Silogisme Hipotesis Prinsip : sifat transitif pada implikasi. Jika p q dan q r keduanya bernilai benar maka p r bernilai benar pula. p q q r / p r Contoh : Jika 18486 habis dibagi 18, maka 18486 habis dibagi 9 Jika 18486 habis dibagi 9, maka jumlah digit-digitnya habis dibagi 9. Jika 18486 habis dibagi 18, maka jumlah digit-digitnya habis dibagi 9.

Example Let p: I study hard, q: I get A s, r: I get rich Now, consider this argument: if I study hard, then I get A s if I don t get rich, then I don t get A s ------------------------------------------------ \ I get rich First, formulate it Next, determine whether it s valid

Example p: I study hard, q: I get A s, r: I get rich if I study hard, then I get A s if I don t get rich, then I don t get A s ------------------------------------------------ \ I get rich Formulating: p q ~r ~q ------------ \ r

Example p: I study hard, q: I get A s, r: I get rich p q ~r ~q ------------ \ r If the argument is valid, then whenever p q and ~r ~q are true, r must be also true Construct a truth table and see if such propositions hold

Example p q p q ~r ~q r T T T F T T F F F T T T T T F F F T T F Note that when both hypotheses are true, the consequence is false The argument is therefore invalid

Another Example (from book) Let p: 2 = 3, q: I ate my hat Now, consider this argument: if 2 = 3, then I ate my hat I ate my hat ------------------------------------------------ \ 2 = 3 So we have: p q q --------- \ p

Another Example p q p q p T T T T T F F T F T T F F F T F p q q --------- \ p Inspect the third row: hypotheses are true but conclusion is false, thus argument is invalid Another way by avoiding truth table. If argument is valid, then whenever p q and q are both true, p must also be true. Suppose both hypotheses are true. This is possible if p is false and q is true. In this case, p, the conclusion, is not true. Thus, argument is invalid

Rules of inference (1) 1. Law of detachment or modus ponens p q p Therefore, q 2. Modus tollens p q ~q Therefore, ~p

Rules of inference (2) 3. Rule of Addition p Therefore, p q 4. Rule of simplification p ^ q Therefore, p, or Therefore, q. Why? 5. Rule of conjunction p q Therefore, p ^ q

Rules of inference (3) 6. Rule of hypothetical syllogism (I know it as transitivity) p q q r Therefore, p r 7. Rule of disjunctive syllogism p q ~p Therefore, q

Contoh : Pada suatu hari ini, Anda pergi ke kampus dan baru sadar bahwa Anda tidak memakai kacamata. Setelah mengingatingat, ada beberapa fakta yang Anda pastikan kebenarannya : Jika kacamataku ada di meja dapur, maka aku pasti sudah melihatnya ketika sarapan pagi Aku membaca koran di ruang tamu atau aku membacanya di dapur Jika aku membaca koran di ruang tamu, maka pastilah kacamata kuletakkan di meja tamu Aku tidak melihat kacamataku pada waktu sarapan pagi Jika aku membaca buku di ranjang, maka kacamata kuletakkan di meja samping ranjang. Jika aku membaca koran di dapur, maka kacamataku ada di meja dapur.

Contoh : P : kacamataku ada di meja dapur Q : Aku melihat kacamataku ketika sarapan pagi R : Aku membaca koran di ruang tamu S : Aku membaca koran di dapur T : kacamata kuletakkan di meja tamu U : Aku membaca buku di ranjang W : kacamata kuletakkan di meja samping ranjang Dengan simbol2 tersebut maka fakta2 diatas dapat ditulis sbb : P Q R V S R T ~Q U W S P

Inferensi P Q ~Q \ ~P (Modus Tollen) R V S ~S \ R (Silogisme Disjungtif) S P ~P \ ~S (Modus Tollen) R T R \ T (Modus Ponen) Kesimpulan : Kacamata ada di meja tamu

Contoh : Buktikan kevalidan argumen di bawah ini! P ^ Q (P V Q) R \R Penyelesaian P ^ Q \ P Penyederhanaan Konjungtif P \PVQ Penambahan Disjungtif (P V Q) R (P V Q) \R Modus Ponen

Predikat & Kuantifier

Predikat & Kuantifier Pernyataan x > 3 punya 2 bagian, yakni x sebagai subjek dan adalah lebih besar 3 sebagai predikat P (Fungsi Proposisi). Kita dpt simbolkan pernyataan x > 3 dengan P(x). Sehingga kita dapat mengevaluasi nilai kebenaran dari P(4) dan P(1). P(x) benar untuk semua nilai x dalam domain pembicaraan ditulis x P(x).

Predikat P(x) = X 3 > 5 Apa nilai kebenaran dari P(2)? Apa nilai kebenaran dari P(8)? Apa nilai kebenaran dari P(9)? false false true

Predikat Misal terdapat Fungsi Proposisi Q(x, y, z) yang didefinisikan sbb : x + y = z. Disini Q adalah predikat dan x,y dan z adalah variabel Apa nilai kebenaran dari Q(2, 3, 5)? Apa nilai kebenaran dari Q(0, 1, 2)? Apa nilai kebenaran dari Q(9, -9, 0)? true false true

Predikat & Kuantifier Soal. Tentukan nilai kebenaran x (x 2 x) jika x bilangan bulat. Untuk menunjukkan x P(x) salah cukup dengan hanya menunjukkan/mencari satu nilai x dalam domain shg P(x) salah. Nilai x tersebut selanjutnya dikatakan counter-example dari pernyataan x P(x).

Soal Dengan domain himp bil real Apakah nilai kebenaran dari x P(x), dimana P(x) adalah x 2 0? xp(x) benar karena untuk setiap bilangan real x, kalau dikuadratkan akan bernilai positif atau nol. Apakah nilai kebenaran pernyataan x P(x) dimana P(x) adalah x 2 1 > 0 salah karena jika x = 1, proposisi 1 1 > 0 salah. Karena terdapat satu nilai pada daerah Domain yang salah maka pernyataan kuantor universal x, x 2 1 > 0 adalah salah.

Benar atau Salah? Apakah nilai kebenaran dari n P(n), dimana P(n) jika n genap maka n 2 + n + 19 adalah bil prima. n adalah bilangan bulat positif Jawab : Salah Misal n = 38 Maka 38 * 38 + 38 + 19 = 19(2*38 + 2 + 1) = 19 * 79 (Bukan bilangan prima)

Benar atau Salah? Untuk setiap bilangan real x, jika x>1 maka x + 1 > 1 (p q) Jawab : Benar Harus dibuktikan bahwa jika x>1 maka x + 1 > 1 untuk setiap bil real x Ingat tabel kebenaran untuk implikasi. Jika x > 1 (B) maka x + 1 > 1 akan bernilai Benar

Predikat & kuantifier Ada nilai x dalam domain pembicaraan sehingga P(x) bernilai benar ditulis x P(x). x P(x) dapat diartikan : Hanya ada satu x sedemikian sehingga P(x) bernilai benar Ada minimal satu x sedemikian sehingga P(x) bernilai benar Soal. Tentukan nilai kebenaran dari x P(x) bila P(x) menyatakan x 2 > 12 dan domain pembicaraan meliputi semua bilangan bulat positif tidak lebih dari 4.

Soal Apakah nilai kebenaran dari x P(x) dimana P(x) adalah x/(x 2 +1) = 2/5? x P(x) bernilai benar. Cari paling sedikit satu bil real yang benar. Misal x = 2

Soal P(x) menyatakan x > 3. x P(x)? D = {real} P(x) x = x + 1. x P(x)? D = {real} P(x) menyatakan x 2 >10. x P(x)? D = {1,2,3,4}

Soal P(x) menyatakan x > 3. x P(x)? D = {real} True, misal x = 4 maka 4 > 3 P(x) x = x + 1. x P(x)? D = {real} False karena setiap x bernilai salah P(x) menyatakan x 2 >10. x P(x)? D = {1,2,3,4} True karena 4 2 > 10

Kuantifier Pernyataan Kapan Benar? Kapan Salah? x P(x). P(x) benar untuk setiap x Ada sebuah nilai x dimana P(x) bernilai salah x P(x) Ada sebuah x sehingga P(x) bernilai benar P(x) salah untuk setiap x

Negasi Setiap mhs dalam kelas ini telah mengambil Kalkulus I [ x P(x)] (P(x) adalah x yang telah mengambil Kalkulus) negasi dari pernyataan ini.? Tidak semua mhs dalam kelas ini yang telah mengambil Kalkulus Ξ Ada seorang mhs dalam kelas ini belum mengambil Kalkulus I [ x P(x)] Jadi, x P(x) x P(x).

Negasi Pernyataan x P(x) x P(x) Negasi x P(x). x P(x)

Negasi Soal Carilah negasi dari pernyataan berikut: bilangan prima x, x adalah bilangan ganjil. Tidak ada politikus yang jujur. Beberapa hacker usianya lebih dari 40 tahun Solusi bilangan prima x, maka x bukan bilangan ganjil politikus x, maka x adalah orang yang jujur atau dalam statement informal : Beberapa politikus bersifat jujur. Tidak ada hacker yang usianya lebih dari 40 tahun atau Semua hacker usianya 40 tahun atau kurang dari itu.

Multiply Quantified Statement Terdapat P(x) yang menyatakan x+y = y+x. Apakah nilai kebenaran dari Kuantifier x y P(x,y)? x y P(x,y) menyatakan proposisi Untuk semua bil real x dan untuk semua bil real y memenuhi x+y = y+x Karena P(x,y) true untuk semua bil real x dan untuk semua bil real y memenuhi x+y = y+x maka x y P(x,y) adalah true y x P(x,y)? Salah Untuk satu bil real y sedemikian sehingga terdapat semua bil real x sehingga Q(x,y) benar (Tidak masalah berapapun nilai y yang diambil, tetapi hanya ada satu nilai x)

Soal Terdapat Q(y) menyatakan x + y = 0. Apakah nilai kebenaran dari y x Q(x,y) dan x y Q(x,y)? y x Q(x,y) There is a real number y such that for every real number x, Q(x,y) is true No matter what value of y is chosen, there is only one value of x for which x + y = 0. Since there is no real number y such that x + y = 0 for all real number x, the statement y x Q(x,y) is false

Soal x y Q(x,y) For every real number x there is a real number y such that Q(x,y) is true Given a real number x, there is a real number y such that x + y = 0; namely y = -x Hence the statement x y Q(x,y) is true

De Morgan s laws ~(p q) (~p)^(~q) ~(p ^ q) (~p) (~q) ~( x P(x)) x: ~P(x) ~( x P(x)) x: ~P(x) ~ (=, ~=) (~=, =) ~ (<, <=, >, >=) (>=, >, <=, <)

Quantifier dua variabel x y P(x,y) ; y x P(x,y) True : P(x,y) benar untuk setiap pasangan x dan y False : Terdapat satu pasang x,y pada P(x,y) yang bernilai salah. x y P(x,y) True : Untuk tiap x terdapat satu y sehingga P(x,y) benar False : Terdapat satu x sedemikian sehingga P(x,y) salah untuk setiap y

x y P(x,y) Quantifier dua variabel True : Terdapat satu x yang mana P(x,y) benar untuk tiap y False : Untuk setiap x terdapat satu y sehingga p(x,y) salah x y P(x,y) y x P(x,y) True : Terdapat satu pasang x,y sehingga P(x,y) benar False : P(x,y) adalah salah untuk setiap pasang x,y

Soal Apakah(~q ^ (p q)) ~p adalah tautology? Tunjukkan bahwa (p q) r dan p (q r) tidak ekivalen Gunakan prinsip inferensi untuk menurunkan ~s dari hipotesa : (s V q) p ~a p a

Soal Terdapat P(x) = the word x contains the letter a. Apa nilai kebenarannya? P(orange) P(lemon) P(true) P(false) P(x) adalah x = x 2, apa nilai kebenaran msg2 di bawah ini? P(0) P(1) P(2) P(-1) xp(x) xp(x)

Soal Tentukan nilai kebenaran masing2 statement di bawah ini! Dengan domain bilangan bulat. n(n 2 0) n(n 2 = 2) n(n 2 n) n m(n 2 < m) n m(n < m 2 ) n m(n + m = 0) n m(nm=m) n m(n 2 + m 2 = 5)