BAB IV BILANGAN OKSIDASI DAN TATA NAMA SENYAWA 1. BILANGAN OKSIDASI Bilangan oksidasi suatu unsur menggambarkan kemampuan unsur tersebut berikatan dengan unsur lain dan menunjukkan bagaimana peranan elektron dalam suatu senyawa. Bilangan oksidasi (biloks) adalah jumlah muatan yang dimiliki atom atau unsur jika bergabung dengan atom atau unsur lain. Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi diterangkan berdasarkan komposisi senyawa, keelektronegatifan relatif unsur, dan menurut beberapa aturan. Aturan penentuan bilangan oksidasi : 1. Bilangan oksidasi atom dalam bentuk unsur bebasnya sama dengan 0. Bilangan oksidasi atom Na, Mg, Fe, C, H 2, O 2, Cl 2, P 4, S 8 = 0 2. Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan muatan ionnya. Bilangan oksidasi K + = 1 Bilangan oksidasi Na + = +1 Bilangan oksidasi Mg 2+ = +2 Bilangan oksidasi Al 3+ = +3 Bilangan oksidasi Cl = 1 Bilangan oksidasi S2 = 2 Bilangan oksidasi Fe 3+ = +3 Bilangan oksidasi Cu 2+ = +2 3. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa netral sama dengan 0, sedangkan jumlah bilangan oksidasi atomatom dalam ion poliatom sama dengan muatan ionnya. Jumlah bilangan oksidasi NaCl = 0 Jumlah bilangan oksidasi MgO = 0 Jumlah bilangan oksidasi NH 4 + = +1 Jumlah bilangan oksidasi NO 3 = 1 Jumlah bilangan oksidasi SO 4 2 = 2 Jumlah bilangan oksidasi PO 4 3 = 3 1
4. Jika berikatan dengan atom nonlogam, bilangan oksidasi atom H = +1. Bilangan oksidasi H dalam HCl dan H 2 S = +1 5. Jika berikatan dengan atom logam, bilangan oksidasi atom H = 1. Bilangan oksidasi H dalam NaH dan MgH 2 = 1 6. Bilangan oksidasi atom O selalu 2, kecuali dalam senyawa biner fluorida, peroksida, dan superoksida. Bilangan oksidasi O dalam Na 2 O, MgO, dan H 2 O = 2 Bilangan oksidasi O dalam OF 2 = +2 Bilangan oksidasi O dalam H 2 O 2 = 1 Bilangan oksidasi O dalam KO 2 = 1/2 7. Bilangan oksidasi atom logam golongan IA, IIA, dan IIIA dalam senyawanya sesuai dengan nomor golongannya. Bilangan oksidasi Na dalam NaCl = +1 Bilangan oksidasi Mg dalam MgCl 2 = +2 Bilangan oksidasi Al dalam AlCl 3 = +3 8. Bilangan oksidasi atom F dalam senyawanya selalu = 1 Bilangan oksidasi F dalam NaF dan BrF = 1 9. Jika berikatan dengan atom logam, bilangan oksidasi atom nonlogam dalam senyawa binernya sama dengan muatan ionnya. Bilangan oksidasi S dalam H 2 S = 2 Bilangan oksidasi Cl dalam KCl = 1 10. Jika berikatan dengan atom nonlogam, bilangan oksidasi atom nonlogam yang lebih elektronegatif dalam senyawa binernya sama dengan muatan ionnya. Bilangan oksidasi Cl dalam ICl = 1 karena Cl lebih elektronegatif dibandingkan dengan I. 2
Contoh: 1. Zn(s) + 2 HCl(aq) ZnCl 2 (aq) + H 2 (g) Bilok Zn (unsur bebas) = 0 Bilok Zn dalam ZnCl 2 = +2 Berarti Zn mengalami kenaikkan bilok, maka Zn mengalami reaksi oksidasi. Bilok H dalam HCl = +1 Bilok H dalam H 2 (unsur bebas) = 0 Jadi, H mengalami penurunan bilok, maka H mengalami reaksi reduksi. 2. Reaksi Zn + 2 NH 4 Cl ZnCl 2 + 2 NH 3 + H 2 Bilok Zn (unsur bebas) = 0 Bilok Zn pada ZnCl 2 = +2 Berarti Zn mengalami kenaikkan bilok, maka Zn mengalami reaksi oksidasi. Bilok H pada NH 4 Cl = +1 Bilok H pada H 2 (unsur bebas = 0) Berarti H mengalami penurunan bilok, maka H mengalami reaksi reduksi. 3. Reaksi pengolahan bijih besi Fe 2 O 3 + 3 CO 2 Fe + 3 CO 2 Bilok Fe pada Fe 2 O 3 = +3 Bilok Fe (unsur bebas) = 0 Berarti Fe mengalami penurunan bilok, maka Fe mengalami reaksi reduksi. Bilok C pada CO = +2 Bilok C pada CO 2 = +4 Berarti C mengalami kenaikkan bilok, maka C mengalami reaksi oksidasi. 4. Reaksi penyepuhan/pelapisan logam. Cu + 2 AgNO 3 Cu(NO 3 ) 2 + 2 Ag Bilok Cu (unsur bebas) = 0 Bilok Cu pada Cu(NO 3 ) 2 = +2 Berarti Cu mengalami kenaikkan bilok, maka Cu mengalami reaksi oksidasi. Bilok Ag pada AgNO 3 = +1 Bilok Ag (unsur bebas) = 0 Berarti Ag mengalami penurunan bilok, maka Ag mengalami reaksi reduksi. 3
Pada reaksi yang terjadi kenaikan bilok (reaksi oksidasi) dan penurunan bilok (reaksi reduksi) secara bersama-sama disebut reaksi redoks. 2. TATA NAMA SENYAWA Dahulu zat kimia diberi nama sesuai dengan nama penemunya, nama tempat, nama zat asal, sifat zat, dan lain-lain. Dengan semakin bertambahnya jumlah zat yang ditemukan baik alami ataupun buatan, maka perlu adanya tata nama yang dapat memudahkan penyebutan nama suatu zat. IUPAC (International Union Pure and Applied Chemistry) merupakan badan internasional yang membuat tata nama zat kimia yang ada di dunia ini. Akan tetapi, untuk kepentingan tertentu nama zat yang sudah lazim, masih sering digunakan karena telah diketahui khalayak. Contohnya nama asam cuka lebih dikenal dibanding asam asetat atau asam etanoat. 2.1. Tata Nama Senyawa Biner yang Tersusun atas Unsur Logam dan Nonlogam Suatu senyawa dapat tersusun atas dua atau lebih unsur kimia. Senyawa yang tersusun atas dua unsur kimia disebut senyawa biner. Berikut tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur logam dan nonlogam. a. Tulislah nama logam tanpa modifikasi dan diikuti dengan penulisan nama unsur nonlogam melalui pencantuman akhiran ida. b. Jumlah unsur yang menyusun senyawa tidak berpengaruh terhadap penamaan senyawa. Berikut ini nama-nama kation dan anion yang sering Anda temui dalam kehidupan sehari-hari. 4
Tabel 1. Penamaan Kation dan Anion Perhatikan contoh penamaan senyawa KCl berikut. Senyawa KCl terdiri atas unsur kalium dan klor. Kalium bertindak sebagai kation sehingga namanya tidak diubah. Klor bertindak sebagai anion sehingga ditambahkan akhiran -ida yaitu klorida. Jadi, nama senyawa KCl adalah kalium klorida. Contoh Soal 1 : Berilah nama pada senyawa berikut: a. NaBr c. AlCl 3 b. MgCl 2 d. Na 2 S a. NaBr tersusun atas kation Na+ (atom natrium) dan anion Br (atom brom). Nama kation sama dengan nama atomnya dan nama anion sama dengan nama atom diberi akhiran ida (bromida). Dengan demikian nama NaBr menjadi natrium bromida. b. MgCl 2 = magnesium klorida c. AlCl 3 = aluminium klorida d. Na 2 S = natrium sulfida 5
Contoh Soal 2 : Tuliskanlah rumus senyawa dari nama-nama senyawa berikut: a. litium sulfida b. magnesium oksida c. barium iodida d. aluminium hidrida e. seng klorida f. kalium iodida a. litium = Li + dan sulfida = S 2 Rumus senyawanya : Li 2 S b. magnesium= Mg 2+ dan oksida = O 2 Rumus senyawa : MgO c. barium = Ba 2+ dan iodida = I Rumus senyawanya : BaLi 2 d. aluminium = Al 3+ dan hidrida = H Rumus senyawanya : AlH 3 e. seng = Zn 2+ dan klorida = Cl Rumus senyawanya : ZnCl 2 f. kalium = K + dan iodida = I Rumus senyawanya : KaI 2.2. Tata Nama Senyawa Biner yang Tersusun atas Nonlogam dan Nonlogam Senyawa biner dari nonlogam dan nonlogam disebut dengan senyawa kovalen biner. Cara penamaan senyawa kovalen biner adalah sama seperti senyawa ion, yaitu diberi akhiran "ida". Jika pasangan unsur hanya membentuk satu jenis senyawa, angka indeks (jumlah atom) tidak perlu disebutkan. Contoh: HCl = hidrogen klorida Beberapa pasang unsur dapat pula membentuk lebih dari satu senyawa biner. Penamaan senyawa harus disebutkan jumlah atomnya dalam angka latin dengan indeks dalam bahasa Yunani. 1 = mono 6 = heksa 2 = di 7 = hepta 3 = tri 8 = okta 4 = tetra 9 = nona 5 = penta 10 = deka 6
Indeks angka satu untuk unsur pertama umumnya tidak pernah disebutkan. Contoh: CO = karbon monoksida CO 2 = karbon dioksida N 2 O 3 = dinitrogen trioksida N 2 O 5 = dinitrogen pentoksida HBr = hidrogen bromida HF = hidrogen fluorida CS 2 = karbon disulfida Contoh Soal 3 : Berilah nama pada senyawa-senyawa berikut: a. SO 2 c. CCl 4 b. SO 3 d. N 2 O 4 a. SO 2 tersusun atas satu atom belerang dan dua atom oksigen sehingga namanya menjadi belerang dioksida (indek angka satu unsur pertama tidak disebutkan) b. SO 3 = belerang trioksida c. CCl 4 = karbon tetraklorida d. N 2 O 4 = dinitrogen tetraoksida Contoh Soal 4 : Tuliskan rumus kimia dari nama-nama senyawa berikut: a. boron triklorida b. belerang heksafluorida c. dinitrogen pentoksida d. disulfur diklorida a. boron triklorida berarti tersusun dari satu atom boron dan tiga atom klor sehingga rumus kimianya sama dengan BCl 3 b. belerang heksafluorida = SF 6 c. dinitrogen pentoksida = N 2 O 5 d. disulfur diklorida = S 2 Cl 2 7
2.3. Tata Nama Senyawa Poliatom Senyawa poliatom dibentuk oleh lebih dari dua atom yang berbeda. Pada umumnya senyawa ini dibentuk oleh ion-ion poliatomik. Ion-ion poliatomik itu sendiri adalah ion-ion yang terdiri atas dua atom atau lebih yang terikat bersama, umumnya dijumpai tersusun atas unsur-unsur nonlogam. Tabel 2. Rumus dan Nama Ion-Ion Poliatomik Contoh Soal 5 : Tuliskanlah rumus senyawa ion poliatom dan beri nama dari gabungan ion berikut: a. ion K + dan ion CN b. ion NH 4 + dan ion Cl c. ion Mg 2+ dan 2 ion OH d. 2 ion Na + dan ion CO 3 2 e. 3 ion Ca 2+ dan 2 ion PO 4 3 a. 1 ion K + dengan 1 ion CN = KCN kalium sianida b. 1 ion NH 4 + dengan 1 ion Cl = NH 4 Cl amonium klorida c. 1 ion Mg 2+ dengan 2 ion OH = Mg(OH) 2 magnesium hidroksida d. 2 ion Na + dengan 1 ion CO 3 2 = Na 2 CO 3 natrium karbonat e. 3 ion Ca 2+ dengan 2 ion PO 4 3 = Ca3(PO 4 ) 2 kalsium fosfat 8
Contoh Soal 6 : Tuliskanlah rumus senyawa ion dari nama-nama senyawa berikut: a. seng nitrat b. kalsium sulfat c. magnesium fosfat d. natrium oksalat e. tembaga(ii) nitrat a. seng: Zn 2+, nitrat: NO 3 = Zn(NO 3 ) 2 b. kalsium: Ca 2+, sulfat: SO 4 2 = CaSO 4 c. magnesium: Mg 2+, fosfat: PO 4 3 = Mg 3 (PO 4 ) 2 d. natrium: Na +, oksalat: C2O 4 2 = Na 2 (C 2 O 4 ) e. tembaga(ii): Cu 2+, nitrat: NO 3 = Cu(NO 3 ) 2 2.4. Tata Nama Asam Asam adalah senyawa kovalen yang terdiri atas ion H + (sebagai kation) dan suatu anion. Penamaan asam didahului dengan kata asam yang diikuti nama anion. Contoh: HBr = asam bromida H 2 SO 4 = asam sulfat HNO 3 = asam nitrat Contoh Soal 7 : Tentukanlah nama asam berikut: a. HCl b. HCN c. H 2 S d. H 2 CO 3 e. H 3 PO 4 f. CH 3 COOH a. HCl = asam klorida b. HCN = asam sianida c. H 2 S = asam sulfida d. H 2 CO 3 = asam karbonat e. H 3 PO 4 = asam fosfat f. CH 3 COOH = asam asetat 9
2.5. Tata Nama Basa Pada umumnya basa adalah senyawa ion dari logam dengan ion OH. Penamaannya diawali dengan menyebutkan ion logam dan diikuti dengan hidroksida. Contoh: KOH = kalium hidroksida Mg(OH) 2 = magnesium hidroksida Fe(OH) 2 = besi(ii) hidroksida Contoh Soal 8 : Tentukan nama basa berikut: a. NaOH b. Ca(OH) 2 c. Al(OH) 3 d. Zn(OH) 2 e. Ba(OH) 2 a. NaOH = natrium hidroksida b. Ca(OH) 2 = kalsium hidroksida c. Al(OH) 3 = aluminium hidroksida d. Zn(OH) 2 = seng hidroksida e. Ba(OH) 2 = barium hidroksida 10