BAB II TINJAUAN PUSTAKA. return, mean, standard deviation, skewness, kurtosis, ACF, korelasi, GPD, copula,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi hal yang lumrah dilakukan dalam manajemen risiko. Salah satu strategi

ESTIMASI NILAI CONDITIONAL VALUE AT RISK MENGGUNAKAN FUNGSI GAUSSIAN COPULA

ABSTRAK. Kata Kunci : Portfolio, Value at Risk, Copula, Arhimedean Copula.

ESTIMASI NILAI CONDITIONAL VALUE AT RISK MENGGUNAKAN FUNGSI GAUSSIAN COPULA KOMPETENSI FINANSIAL SKRIPSI HERLINA HIDAYATI

ESTIMASI NILAI VaR PORTOFOLIO MENGGUNAKAN FUNGSI ARCHIMEDEAN COPULA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III VALUE AT RISK (VaR ) DAN PENDEKATAN COPULA

Estimasi Parameter Copula Dan Aplikasinya Pada Klimatologi

Peubah Acak, Fungsi Distribusi Bersama dan Copula

Value-at-Risk Pada Portofolio Berbasis Model Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedastik dan Copula

ANALISIS RISIKO INVESTASI SAHAM TUNGGAL SYARIAH DENGAN VALUE AT RISK (VAR) DAN EXPECTED SHORTFALL (ES) ABSTRACT

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Bab II Kajian Teori Copula

MA4181 MODEL RISIKO Enjoy the Risks

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang telah dilakukan. Dalam berinvestasi jika investor mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

MA6281 Topik Lanjut dalam Statistika ANALISIS DATA DENGAN COPULA Dependency is not necessarily bad

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi,

LANDASAN TEORI. Generalized Lambda Distribution (GLD) awalnya diusulkan oleh Ramberg dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ESTIMASI NILAI VALUE AT RISK PORTOFILIO MENGGUNAKAN METODE t-copula

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

IKG4A2 Kapita Selekta Dosen: Aniq A. Rohmawati, M.Si Data Deret Waktu dan i.i.d

Value-at-Risk Pada Portofolio Berbasis Copula

Pengukuran Value at Risk pada Aset Perusahaan dengan Metode Simulasi Monte Carlo

Pengenalan Copula. Sapto Wahyu Indratno

MA4181 MODEL RISIKO Enjoy the Risks

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

Value-at-Risk Pada Portofolio Berbasis Model Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedastik dan Copula

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Usman dan Warsono (2000) bentuk model linear umum adalah :

Korelasi Kendall (τ) untuk Estimasi Parameter Distribusi Clayton-copula Bivariat

PERTEMUAN 2 STATISTIKA DASAR MAT 130

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai Penerapan Metode Mean Conditional

ESTIMASI NILAI AVERAGE VALUE AT RISK PADA SAHAM PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen

TATAP MUKA IV UKURAN PENYIMPANGAN SKEWNESS DAN KURTOSIS. Fitri Yulianti, SP. MSi.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Selain itu dapat juga dilakukan investasi dalam bentuk saham dengan

INFERENSI PARAMETER MEAN POPULASI NORMAL DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji

ANALISIS RISIKO INVESTASI SAHAM TUNGGAL SYARIAH DENGAN VALUE AT RISK (VAR) DAN EXPECTED SHORTFALL (ES) SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu:

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

SKRIPSI. Disusun Oleh : OKTAFIANI WIDYA NINGRUM

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 2 Sinyal Acak

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM.

MA5181 PROSES STOKASTIK

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 nilai tukar kurs euro terhadap rupiah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penggunaan Metode VaR (Value at Risk) dalam Analisis Risiko Investasi Saham dengan Pendekatan Generalized Pareto Distribution (GPD)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

AK6083 Manajemen Risiko Kuantitatif. Referensi: McNeil, Frey, Embrechts (2005), Quantitative Risk Management: Concepts, Techniques and Tools.

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Nur Alamah Fauziyah. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Kata Kunci : Return,Risk,EVT, Portofolio, Saham JII, VaR,VaR-GEV.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esti Pertiwi, 2013

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi dan teorema yang berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 PROGRAM STOKASTIK

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

MA4183 MODEL RISIKO Control your Risk!

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner

III. METODE PENELITIAN

Peubah Acak dan Distribusi Kontinu

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

DISTRIBUSI ERLANG DAN PENERAPANNYA. Rini Kurniasih 1, Getut Pramesti 2 Mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS

Analisis Regresi Nonlinear (I)

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics

AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Risk: Quantify and Control. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

PENENTUAN VALUE AT RISK SAHAM KIMIA FARMA PUSAT MELALUI PENDEKATAN DISTRIBUSI PARETO TERAMPAT

BAB 2 MOMEN DAN ENTROPI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Estimasi Parameter Distribusi Marshall-Olkin Copula dengan Metode Maximum Likelihood

PENGUKURAN VALUE AT RISK PADA PORTOFOLIO SAHAM DENGAN METODE SIMULASI BOOTSTRAPPING

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penentuan Momen ke-5 dari Distribusi Gamma

MA4181 MODEL RISIKO Risk is managed, not avoided

MA4183 MODEL RISIKO Control your Risk!

Kuliah 4. Ukuran Penyebaran Data

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini dibahas mengenai materi dasar yang digunakan untuk bab

LANDASAN TEORI. Dalam proses penelitian pendugaan parameter dari suatu distribusi diperlukan

Pengantar Statistika Matematika II

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman Online di:

BAB 1 PENDAHULUAN. ii Bagaimana rata-rata atau nilai tengah dibuat oleh Stimulan eksternal.

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Forecast, assess, and control your risk. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas semua konsep yang mendasari penelitian ini yaitu return, mean, standard deviation, skewness, kurtosis, ACF, korelasi, GPD, copula, VaR, estimasi VaR dengan copula, dan CVaR. 2.1 Return Return merupakan hasil yang diperoleh oleh investor dari investasi yang dilakukan. Menurut Sunaryo (2007:31) perhitungan return dapat dirumuskan sebagai berikut: R t = S t S t 1 S t 1. (2.1) Persamaan (2.1) digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian (return) diskret atau disebut realized return, sedangkan untuk menghitung tingkat pengembalian (return) kontinu dapat dirumuskan sebagai berikut: R t = ln ( S t S t 1 ). (2.2) Persamaan (2.2) disebut juga logarithmic return, dengan R t menyatakan tingkat pengembalian (return) saham pada periode ke-t, S t menyatakan harga saham pada periode ke t, dan S t 1 menyatakan harga saham pada periode ke t 1. 6

7 2.2 Mean, Standard Deviation, Skewness, dan Kurtosis Untuk mengetahui karakteristik dari return saham portofolio, maka perlu dihitung nilai dari mean, standard deviation, skewness, dan kurtosis sebagai berikut: 1. Mean atau rata-rata disimbolkan dengan μ dan dirumuskan sebagai berikut: μ = 1 n n t=1 X t. (2.3) 2. Standard Deviation (SD) digunakan untuk mengukur risiko dari realized return, dirumuskan sebagai berikut: n SD = (X t μ) 2 n 1 t=1 (2.4) dengan X t menyatakan realized return pada periode ke-t, dan μ menyatakan rata-rata realized return pada periode ke-t. 3. Skewness dari variabel acak X dengan mean (μ) dan varians (σ 2 ) didefinisikan sebagai berikut (Franke et al., 2008:41): S(X) = E(X μ)3 σ 3. (2.5) Jika kurva suatu distribusi memiliki kemiringan ekor yang lebih memanjang ke kanan, maka disebut positive skewness. Sedangkan, jika kurva suatu distribusi memiliki kemiringan ekor yang lebih memanjang ke kiri, maka disebut negative skewness. Variabel acak berdistribusi normal memiliki skewness nol. Misalkan variabel X 1, X 2,, X n, skewness pada persamaan (2.5) dapat diestimasi sebagai berikut:

8 1 S (X) = n n t=1 (X t μ ) 3. σ 3 (2.6) 4. Kurtosis dari variabel acak X dengan mean (μ) dan varians (σ 2 ) didefinisikan sebagai berikut (Franke et al., 2008:41): Kurt(X) = E(X μ)4 σ 4. (2.7) Variabel acak berdistribusi normal memiliki kurtosis = 3. Kurtosis pada persamaan (2.7) dapat diestimasi sebagai berikut: Kurt (X) = 1 n n t=1 (X t μ ) 4. σ 4 (2.8) 2.3 Fungsi Autokorelasi (ACF) Fungsi autokorelasi (ACF) digunakan untuk mengukur ketergantungan bersama (mutual dependence) antara nilai-nilai yang berurutan pada variabel yang sama atau pada variabel itu sendiri. Fungsi autokorelasi (ACF) dari proses stokastik stasioner dalam kovarians dapat didefinisikan sebagai berikut (Franke et al., 2008:167): dengan dan untuk ρ t = γ t γ 0 (2.9) γ t = Cov(X t, X t+ t ) (2.10) γ 0 = σ 2 (X t ). σ 2 (X t+ t ). (2.11)

9 σ 2 (X t ) = σ 2 (X t+ t ). (2.12) Fungsi autokorelasi (ACF) disimbolkan dengan ρ t, sedangkan γ t merupakan simbol dari fungsi autokovarians. Fungsi autokorelasi sampel dapat dirumuskan sebagai berikut: ρ t = n t t=1 (X t X )(X t+ t X ) n t=1(x t X ) 2 (2.13) dengan nilai ρ t berada pada interval [-1,1]. 2.4 Korelasi Korelasi dapat diartikan sebagai nilai yang menunjukkan kekuatan dan arah hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam teori probabilitas dan statistika, korelasi juga disebut koefisien korelasi. Besaran dari koefisien korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih, tetapi hanya menjelaskan hubungan kebergantungan atau keterkaitan antara dua variabel tersebut. Korelasi merupakan suatu ukuran kebergantungan yang cukup populer, namun penggunaannya sering kali tidak melihat struktur kebergantungan yang tepat sehingga dapat menimbulkan hasil interpretasi yang tidak sesuai (Embrechts et al., 2001). Misalnya dengan mengasumsikan data return dari beberapa saham berkorelasi linear, padahal kenyataannya data return dari saham satu dengan saham lainnya sering kali terjadi korelasi yang tidak linear. Kesalahan asumsi tersebut dapat berakibat fatal karena dapat menimbulkan masalah yang serius dalam pengambilan keputusan.

10 Secara umum, nilai koefisien korelasi berada pada selang [-1,1]. Apabila nilai koefisien korelasi mendekati -1 atau +1, dapat diartikan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara kedua variabel. Jika nilai koefisien korelasi mendekati 0, maka terjadi hubungan yang lemah antara kedua variabel. Selain itu, arah hubungan negatif menunjukkan bahwa kedua variabel bergerak secara berlawanan. Sedangkan arah hubungan positif menunjukkan bahwa kedua variabel bergerak secara searah. Koefisien korelasi linear antara peubah acak X dan Y dapat ditulis sebagai berikut (Embrecht et al., 2001): Cov(X, Y) ρ(x, Y) = σ 2 (X) σ 2 (Y) (2.14) dengan Cov(X, Y) merupakan covariance antara X dan Y, sedangkan σ 2 (X) dan σ 2 (Y) merupakan variance dari X dan Y. Pada kasus bivariat, koefisien korelasi dapat dihitung menggunakan Kendall s tau. Data yang digunakan pada Kendall s tau memiliki skala ordinal, serta tidak harus memenuhi distribusi normal. Diberikan X dan Y variabel acak yang kontinu dengan copula C, diperoleh versi populasi dari Kendall s tau untuk X dan Y sebagai berikut (Nelsen, 2006:161): Pada Gaussian copula, Kendall s tau ditulis sebagai berikut: dengan ρ adalah koefisien korelasi. τ X,Y = 4 C(u, v)dc(u, v) 1. (2.15) I 2 τ = 2 π arcsin (ρ) (2.16)

11 2.5 Generalized Pareto Distribution (GPD) Sebagian besar data finansial memiliki kecenderungan adanya kasus ekor gemuk (heavy tail), hal ini menyebabkan terjadi peluang adanya nilai ekstrem. Untuk mengatasi nilai ekstrem tersebut, maka dilakukan pengukuran risiko menggunakan pendekatan Generalized Pareto Distribution (GPD). GPD dianggap sangat cocok digunakan karena dapat menganalisis nilai ekstrem yang sering terjadi pada data finansial. Cumulative density function (cdf) dari GPD adalah sebagai berikut: dengan dan G ξ,β = { 1 (1 + ξx 1 β ) ξ ; jika ξ 0 1 exp ( x β ) ; jika ξ = 0 (2.17) β > 0, x 0 jika ξ 0 0 x β ξ jika ξ < 0. Berdasarkan parameter bentuk (shape parameter) ξ, maka distribusi GPD dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu: 1. distribusi eksponensial (jika nilai ξ = 0), 2. distribusi Pareto (jika nilai ξ > 0), dan 3. distribusi beta (jika ξ < 0).

12 Semakin besar nilai ξ, maka distribusi akan memiliki ekor yang semakin gemuk (heavy tail). Dari ketiga distribusi tersebut, terlihat distribusi Pareto memiliki ekor yang paling gemuk (heavy tail) dibandingkan distribusi GPD lainnya. Distribusi Pareto adalah distribusi yang berisi Pareto tail. Pareto tail berfungsi sebagai estimator ekor untuk menganalisis adanya kasus ekor gemuk (heavy tail) pada data finansial. Melalui Pareto tail dapat dianalisis nilai ekstrem yang berada pada ekor bagian bawah dan ekor bagian atas, hal ini berguna untuk mengindikasi kemungkinan terjadinya kejadian-kejadian ekstrem. Selain itu Pareto tail juga berfungsi untuk mengetahui ketebalan suatu ekor pada data finansial. 2.6 Copula Copula berasal dari bahasa Latin yaitu copula yang berarti ikatan atau mengikat. Konsep copula pertama kali dipopulerkan oleh seorang matematikawan bernama Abe Sklar pada tahun 1959 yang teoremanya dikenal dengan nama Teorema Sklar. Fungsi copula memiliki konsep sebagai alat untuk mempelajari kebergantungan tidak linear antar kejadian dalam kasus multivariat. Copula memiliki beberapa keunggulan antara lain tidak memerlukan asumsi distribusi normal dan dapat menunjukkan adanya pola sebaran data pada ekor distribusi masing-masing variabel. Keluarga copula yang populer antara lain keluarga copula eliptik dan keluarga Archimedian copula. Anggota dari keluarga copula eliptik adalah Gaussian copula dan t-student copula. Sedangkan anggota dari keluarga Archimedian copula adalah Clayton copula, Frank copula, dan Gumbel copula.

13 2.6.1 Copula Bivariat Sebuah copula 2-dimensi (atau selanjutnya disebut dengan 2-copula atau hanya copula) merupakan fungsi C dari I 2 ke I yang memenuhi sifat (Nelsen, 2006:10): 1. Untuk setiap u, v dalam I berlaku: C(u, 0) = 0 = C(0, v) (2.18) dan C(u, 1) = u dan C(1, v) = v. (2.19) 2. Untuk setiap u 1, u 2, v 1, v 2, dalam I dengan u 1 u 2 dan v 1 v 2 berlaku: C(u 2, v 2 ) C(u 2, v 1 ) C(u 1, v 2 ) + C(u 1, v 1 ) 0 (2.20) dengan I 2 = [0,1] [0,1], dan I = [0,1]. Teorema I ( Sklar 1959., Nelsen, 2006:18) Misalkan F dan G masing-masing merupakan distribusi marginal, dan H adalah fungsi distribusi bersama. Terdapat sebuah copula C sedemikian sehingga untuk setiap x, y dalam R berlaku: H(x, y) = C(F(x), G(y)). (2.21) Jika F dan G kontinu, maka C pasti bernilai tunggal, selain itu C secara tunggal dijabarkan pada Range F Range G. Sebaliknya jika C adalah copula, F dan G masing-masing merupakan fungsi distribusi, ini berarti fungsi H didefinisikan oleh (2.21) yang merupakan fungsi distribusi bersama dengan margin F dan G.

14 2.6.2 Copula Eliptik Copula eliptik merupakan suatu copula dengan distribusi peluang yang densitas peluangnya membentuk kurva elips. Distribusi tersebut antara lain distribusi normal (Gaussian) dan t-student. Distribusi elips sering kali digunakan dalam berbagai penelitian terutama pada bidang finansial. Adapun anggota dari keluarga copula eliptik adalah Gaussian copula dan t-student copula. a) Copula Normal (Gaussian Copula) Gaussian copula merupakan salah satu jenis copula yang menggunakan distribusi normal. Bentuk Gaussian copula dapat ditulis sebagai berikut: C Ga R (u, v) = Φ 2 R (Φ 1 (u), Φ 1 (v)) (2.22) 2 dengan Φ R melambangkan fungsi distribusi bersama dari fungsi distribusi normal standar bivariat dengan matriks korelasi linear R, dan Φ 1 melambangkan balikan (invers) dari fungsi distribusi normal bivariat. Karena menggunakan distribusi normal standar bivariat, Gaussian copula dapat ditulis sebagai berikut: Φ 1 (u) Φ 1 (v) C R Ga (u, v) = 1 2π(1 R 12 2 ) 1 2 exp { s2 2R 12 st + t 2 2(1 R 2 } dsdt (2.23) 12 ) dengan s = Φ 1 (v), t = Φ 1 (u) dan R 12 adalah koefisien korelasi linear biasa yang sesuai distribusi normal bivariat dengan 1 < R 12 < 1 (Embrechts et al., 2001). b) t-student Copula t-student copula merupakan salah satu jenis copula yang menggunakan distribusi t-student. Bentuk t-student copula dapat ditulis sebagai berikut:

15 t C v,r (u, v) = t 2 v,r (t 1 v (u), t 1 v (v)) (2.24) 1 dengan t v melambangkan balikan (invers) dari distribusi marginal t 2 v,r. Karena menggunakan distribusi t-student bivariat, t-student copula dapat ditulis sebagai berikut: t V 1 (u) t V 1 (v) t C V,R (u, v) = 1 2π(1 R 2 12 ) 1 {1 + s2 2R 12 st + t 2 2 V(1 R 2 12 ) } (V+2) 2 dsdt (2.25) dengan s = t V 1 (v), t = t V 1 (u) dan R 12 adalah koefisien korelasi linear biasa yang sesuai distribusi normal bivariat. Sedangkan V adalah parameter derajat kebebasan dengan distribusi t V (Embrechts et al., 2001). 2.7 Value at Risk (VaR) Value at Risk (VaR) merupakan suatu ukuran risiko yang menghitung besarnya kerugian maksimum yang mungkin dialami dalam suatu periode tertentu. VaR telah menjadi ukuran risiko yang umum digunakan untuk manajemen risiko finansial karena konsepnya sederhana, mudah dalam perhitungan, serta dapat diterapkan secara langsung (Yamai and Yoshiba, 2005). Penggunaan VaR dalam mengukur risiko sering kali menggunakan asumsi bahwa data return dari suatu saham berdistribusi normal. Padahal kenyataannya dengan mengasumsikan data return saham berdistribusi normal dapat berdampak pengukuran risiko menjadi kurang akurat, karena probabilitas nilai kerugian yang dihasilkan cenderung lebih besar daripada nilai kerugian yang telah ditetapkan. VaR merupakan salah satu bentuk pengukuran risiko yang cukup populer, namun VaR juga memiliki kelemahan. Seperti yang dikemukakan oleh Artzner et

16 al. (1999) bahwa VaR hanya mengukur persentil dari distribusi keuntungan atau kerugian tanpa memperhatikan setiap kerugian yang melebihi tingkat VaR, dan VaR tidak koheren karena tidak memiliki sifat sub-additive. Selain itu VaR tidak menjelaskan tentang kerugian terburuk di luar dari tingkat keyakinan yang ditetapkan. Pengukuran VaR sering kali mengandung kesalahan dikarenakan perbedaan penggunaan jumlah data dan periode yang digunakan akan mengakibatkan nilai VaR yang berbeda pula. Misalkan w = (w 1, w 1,, w d ) T ε R d adalah suatu vektor portofolio yang terdiri dari sejumlah d saham, dan S t = (S 1,t,, S d,t ) T merupakan vektor acak yang mempresentasikan harga saham atau indeks saham pada periode ke t, dengan t adalah indeks waktu. Nilai portofolio V t dengan bobot w didefinisikan sebagai berikut: d V t = w j S j,t j=1 (2.26) dengan j = 1,2,3,, d merupakan jumlah saham pada portofolio, dan variabel acaknya dapat ditulis sebagai berikut: P t+ t atau L t+ t = (V t+ t V t ). (2.27) Persamaan (2.27) disebut fungsi profit and loss (P dan L) yang mendefinisikan perubahan nilai portofolio pada interval waktu t. Fungsi profit P t+ t digunakan apabila V t+ t V t bernilai positif, sedangkan fungsi loss L t+ t digunakan apabila V t+ t V t bernilai negatif. Diberikan log return X t+ t pada periode t dapat ditulis sebagai berikut: X t+ t = log S t+ t log S t (2.28)

17 jika t = 1 maka persamaan (2.27) dapat ditulis sebagai berikut: P t+ t atau L t+ t = d j=1 w j S j,t (exp(x j,t+1 ) 1). (2.29) Selanjutnya fungsi distribusi dari variabel acak tanpa memperhatikan indeks waktu dapat dirumuskan sebagai berikut: F L (x) = P(L x). (2.30) Nilai VaR pada tingkat kepercayaan α pada portofolio dengan bobot w didefinisikan sebagai kuantil α dari F L, yaitu: VaR(α) = F 1 L (α). (2.31) Sebuah proses log return (X t ) dapat dimodelkan sebagai berikut: X j,t = μ j,t + σ j,t ε j,t (2.32) dengan ε t = (ε 1,t,, ε d,t ) T merupakan inovasi independent and identically distributed (i.i.d) yang terstandar dengan syarat E(ε j,t ) = 0, E(ε 2 j,t ) = 1; dan μ j,t merupakan conditional mean saat F t 1 yang dapat ditulis sebagai berikut: μ j,t = E[X j,t F t 1 ] (2.33) sedangkan, untuk conditional varians saat F t 1 dapat dituliskan sebagai berikut: σ 2 j,t = E[(X j,t μ j,t ) 2 F t 1 ]. (2.34) Untuk inovasi ε = (ε 1,, ε d ) T mempunyai distribusi bersama F ε sedangkan ε j mempunyai distribusi marginal kontinu F j, dengan j = 1,, d (Franke et al., 2008:354). 2.8 Estimasi VaR dengan Copula Pembahasan estimasi VaR dengan copula dijabarkan oleh Franke et al. (2008:354) sebagai berikut:

18 Inovasi ε memiliki fungsi distribusi sebagai berikut: F ε (ε 1, ε 2,, ε d ) = C θ (F 1 (ε 1 ), F 2 (ε 2 ),, F d (ε d )) (2.35) dengan C θ merupakan salah satu keluarga copula parametrik. Untuk memperoleh nilai VaR menggunakan copula, parameter dependensi dan fungsi dari residual diestimasi pada sampel log return yang kemudian digunakan untuk membangkitkan sampel simulasi Monte Carlo P dan L. Kuantil yang digunakan berada pada tingkat kepercayaan α yang merupakan estimator untuk menentukan VaR. Semua prosedur tersebut dapat dirangkum sebagai berikut: Untuk suatu portofolio dengan bobot w pada d-saham dan sampel T (x j,t ) t=1 dengan j = 1,2,, d pada log return, VaR pada tingkat kepercayaan α dapat diestimasi menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Estimasi residual ε t. 2. Spesifikasikan dan estimasi distribusi marginal F j (ε t ). 3. Spesifikasikan keluarga copula parametrik C yang akan digunakan, serta estimasi parameter dependensi θ. 4. Bangkitkan sampel Monte Carlo dari inovasi ε dan kerugian L. 5. Estimasi VaR (α) dan kuantil α secara empiris dari kerugian L. 2.9 Conditional Value at Risk (CVaR) Conditional Value at Risk (CVaR) merupakan suatu ukuran risiko yang memperhitungkan kerugian melebihi tingkat VaR. CVaR digunakan sebagai alternatif dalam pengukuran risiko yang berfungsi untuk mengurangi masalah yang terjadi pada VaR. CVaR disebut juga Mean Excess Loss, Mean Shortfall, atau Tail

19 VaR, dan dianggap sebagai ukuran risiko yang yang lebih konsisten dari VaR (Rockfellar and Uryasev, 2000). CVaR memiliki kelebihan antara lain merupakan ukuran risiko yang koheren serta bersifat convex dan sub-additive (Rockfellar and Uryasev, 2000). CVaR dikatakan koheren apabila memenuhi aksioma-aksioma sebagai berikut (Artzner et al., 1999): 1. Invarian Terhadap Translasi Untuk setiap X G dan semua bilangan real α berlaku: CVaR(X + a. r) = CVaR(X) a. 2. Sub-additive Untuk setiap X 1, X 2 G berlaku: CVaR(X 1 + X 2 ) CVaR(X 1 ) + CVaR(X 2 ). 3. Positif Homogen Untuk setiap λ 0 dan untuk setiap X G berlaku: CVaR(λX) = λ CVaR (X). 4. Kemonotonan Untuk setiap X, Y G dengan X Y berlaku: CVaR(Y) CVaR(X). CVaR dikatakan convex apabila memenuhi aksioma sub-additive dan positif homogen. Selain kelebihan tersebut, CVaR juga dapat menghitung risiko pada data berdistribusi normal maupun tidak normal, sehingga CVaR dapat merefleksikan dengan tepat efek diversifikasi untuk meminimumkan risiko. Karena kelebihan tersebut, CVaR sering kali dikatakan sebagai pengembangan lebih lanjut dari VaR,

20 dan CVaR didefinisikan sebagai ekspektasi ukuran risiko yang nilainya di atas VaR. CVaR pada selang kepercayaan a [0,1] dapat ditulis sebagai berikut (Letmark, 2010): CVaR(a) = 1 1 a VaR(a) r. p(r)dr (2.36) dengan p(r) adalah fungsi densitas peluang. Persamaan (2.36) dapat juga ditulis sebagai berikut: CVaR(a) = E[x x VaR(a)]. (2.37)