diferensial dan integral yang dibangun dari konsep limit fungsi juga berlaku pada fungsi bernilai vektor. FUNGSI BERNILAI VEKTOR

dokumen-dokumen yang mirip
FUNGSI. Fungsi atau Pemetaan dari A ke B adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dengan setiap x Є A dipasangkan tepat dengan satu y Є B.

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

Nilai mutlak pada definisi tersebut di interpretasikan untuk mengukur jarak dua

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MODUL PEMBELAJARAN ANALISIS VARIABEL KOMPLEKS 2/22/2012 IKIP BUDI UTOMO MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

Geometri pada Bidang, Vektor

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

Pengantar Vektor. Besaran. Vektor (Mempunyai Arah) Skalar (Tidak mempunyai arah)

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga;

Geometri dalam Ruang, Vektor

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

tidak terdefinisi ketika x = 1, tetapi dapat kita peroleh

INTEGRAL. disebut integral tak tentu dan f(x) disebut integran. = X n+1 + C, a = konstanta

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

FUNGSI DAN LIMIT FUNGSI

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

Open Source. Not For Commercial Use. Vektor

II. LANDASAN TEORI ( ) =

Hendra Gunawan. 4 September 2013

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

Bab 2 Fungsi Analitik

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,

KALKULUS I TEOREMA NILAI RATAAN (Mean Value Theorem) SUTRIANI HIDRI Matematika B

Hand-Out Geometri Transformasi. Bab I. Pendahuluan

BAB I INTEGRAL TAK TENTU

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan

METODE GARIS SINGGUNG DALAM MENENTUKAN HAMPIRAN INTEGRAL TENTU SUATU FUNGSI PADA SELANG TERTUTUP [, ]

II. TINJAUAN PUSTAKA

Silabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real.

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN

Fungsi Analitik (Bagian Kedua)

Hendra Gunawan. 16 Oktober 2013

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGAJARAN HASIL KALI TITIK DAN HASIL KALI SILANG PADA VEKTOR SERTA BEBERAPA PENGEMBANGANNYA. Suwandi 1.

Turunan Fungsi dan Aplikasinya

Komposisi fungsi dan invers fungsi. Syarat agar suatu fungsi mempunyai invers. Grafik fungsi invers

NAMA : KELAS : SMA TARAKANITA 1 JAKARTA theresiaveni.wordpress.com

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

MODUL PEMBELAJARAN KALKULUS II. ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd

Bagian 2 Matriks dan Determinan

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada

HANDS-OUT PROGRAM APLIKASI KOMPUTER MATEMATIKA

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Sedangkan bilangan real yang tidak dapat dinyatakan sebagai pembagian dua bilangan bulat adalah bilangan irasional, contohnya

ANALISIS VARIABEL REAL 2

Fungsi tersebut tidak terdefinisi pada karena, namun yang

Asimtot.wordpress.com FUNGSI TRANSENDEN

Outline Vektor dan Garis Koordinat Norma Vektor Hasil Kali Titik dan Proyeksi Hasil Kali Silang. Geometri Vektor. Kusbudiono. Jurusan Matematika

VEKTOR. Makalah ini ditujukkan untuk Memenuhi Tugas. Disusun Oleh : PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TEMON

Analisis Riil II: Diferensiasi

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor

Himpunan dan Sistem Bilangan Real

KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS

Sub-sub Bab Turunan Fungsi

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

LIMIT DAN KEKONTINUAN

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

Kuliah 2: FUNGSI MULTIVARIABEL. Indah Yanti

Pertemuan : 4 Materi : Fungsi Bernilai Vektor dan Gerak Sepanjang Kurva Bab II. Diferensial Kalkulus Dari Vektor

KALKULUS (IT 131) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana. Bagian 4. Derivatif ALZ DANNY WOWOR

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

Ringkasan Materi Kuliah Bab II FUNGSI

Bil Riil. Bil Irasional. Bil Bulat - Bil Bulat 0 Bil Bulat + maka bentuk umum bilangan kompleks adalah

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange

: Pramitha Surya Noerdyah NIM : A. Integral. ʃ f(x) dx =F(x) + c

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

LEMBAR AKTIVITAS SISWA FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS FUNGSI Yang bukan merupakan fungsi nomor: Contoh: 1. y = f(x) g(x) 2. y = f(x) Syarat: f(x) 0

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

10. TEOREMA NILAI RATA-RATA

PENGANTAR KALKULUS PEUBAH BANYAK. 1. Pengertian Vektor pada Bidang Datar

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

II. TINJUAN PUSTAKA. lim f(x) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi sebelah kiri c 0 maka f(x)

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh

Staff Pengajar Jurusan Teknik Mesin, FT-Universitas Sebelas Maret Surakarta

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dikaji beberapa karakteristik ring dan ring faktor serta suatu

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

BAB VIII BENTUK-BENTUK TAKTENTU

FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd

KALKULUS 1. Oleh : SRI ESTI TRISNO SAMI, ST, MMSI /

MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL)

= F (x)= f(x)untuk semua x dalam I. Misalnya F(x) =

II. TINJAUAN PUSTAKA. modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian.

Transkripsi:

diferensial dan integral yang dibangun dari konsep limit fungsi juga berlaku pada fungsi bernilai vektor. DAFTAR PUSTAKA Anton, Howard. 2005. Aljabar linear elementer jilid 5. Erlangga, Jakarta. Anton, Howard. 2005. Penerapan aljabar linear. Erlangga, Jakarta. Edwin, J. Purcell dan dale Verberg. 2006. Kalkulus dan Geometri. Jilid II. Erlangga, Jakarta. Suwandi Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian Abstract The definition of function f is a role that relates between x of one items and single value f(x) of others items. It can be a real scalar and vector. Scalar function is coming from real counts items and a couple items or a result of a real count items. However, vector is coming from a real count items and the result vector items. They are not so different; vector has direction and value while the real counts only have value. Vector will be analyzed is to prove vector and differential theorem function used to vector in R 2. Keywords : Fuction, scalar, vector, differensial, value, limit PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengingat kembali pengertian sebuah fungsi f, yaitu sebuah kaidah yang memasangkan setiap anggota x dari sebuah himpunan (daerah asal) dengan nilai tunggal f(x) anggota himpunan lain (daerah kawan). x. f. (x) Gambar 1 Himpunan nilai-nilai f(x) disebut daerah nilai fungsi f. Namun, fungsi-fungsi yang diperoleh masih berupa fungsi 112 93

bernilai real (bernilai skalar) peubah real. Dengan kata lain, daerah asal maupun daerah nilai fungsi tersebut berupa himpunan bilangan-bilangan real. Contoh f(x), fungsi ini memasukkan setiap bilangan real x dengan bilangan real. Selanjutnya pada tulisan akan disajikan perluasan daerah nilai suatu fungsi dalam arti bahwa nilai fungsi dapat bernilai vektor yang berguna untuk menggambarkan kurva atau gafik pada bidang dan ruang. Dari gambar di atas diperoleh: H(x)(G0F) G(F(x)) Apabila xx+ x maka f(x) menjadi f(x+ x) F(x+ x)f(x)+ F(x)..(1) F(x)F(x+ x)-f(x)..(2) Berdasarkan rumus turunan x. F(x) Adapun tujuan dari penulisan ini adalah: Membuktikan teorema limit vektor dan teorema pendiferensialan fungsi bernilai vektor pada R 2. B. Tinjauan Pustaka 1) Fungsi a. Definisi Fungsi Relasi dari himpunan A ke himpunan B disebut fungsi atau pemetaan, jika setiap unsur (anggota) dalam himpunan A berpasangan tepat hanya dengan sebuah unsur (anggota) dalam himpunan B. A B 94.1.3.5 Gambar 2 Gambar 3.a.b.c Menurut persamaan (1) kita peroleh:. Menurut persamaan (2) kita peroleh:.. atau H'(x) G'(F(x)).F'(x) Terbukti KESIMPULAN Fungsi bernilai vektor merupakan perluasan dari fungsi bernilai real.sifat limit dan kekontinuan pada fungsi bernilai real juga berlaku pada fungsi bernilai vektor sehingga konsep 111

[ h(t)f ' 1 + h(t)f ' 2 ]+[h ' (t)f 1 (t)+ h ' (t)f 2 (t)] h(t) Bukti teorema 3.4 [F(t).G(t)] F(t) Andaikan F(t)f 1 (t)i+f 2 (t)j dan G(t)g 1 (t)i+g 2 (t)jdengan aturan hasil kali diperoleh [F(t) G(t)]D t [f 1 (t)g 1 (t)+f 2 (t)g 2 (t)] f 1 (t)g 1 (t)+g 1 (t)f 1 (t)+ f 2 (t)g 2 (t)+g 2 (t)f 1 2 (t) [f 1 (t)g 1 +f 2 (t)g 2 (t)]+ [f 1 (t)g 1 (t)+f 2 (t)g 2 (t)] F(t)..terbukti Bukti teorema 3.5 D t [F(t) x G(t)] F(t) Andaikan F(t)f 1 (t)i+f 2 (t)j dan G(t)g 1 (t)i+g 2 (t)j [F(t) G(t)]D t [f 1 (t)xg 1 (t)+f 2 (t)xg 2 (t)] f 1 (t)xg ' 1 (t)+g 1 (t)xf ' 1 (t)+ f 2 (t)xg ' 2 (t)+g 2 (t)xf ' 2 (t) [f 1 (t)xg ' 1 +f 2 (t)xg ' 2 (t)]+ [f ' 1 (t)xg 1 (t)+f ' 2 (t)xg 2 (t)] F(t)..terbukti Bukti teorema 3.6 D t [H(x)]G'(F(x)).F'(x) aturan rantai Perhatikan gambar berikut x F F(x) F(x+ x) G G(F(x)) Dari definisi tersebut, suatu relasi merupakan fungsi atau pemetaan jika dalam relasi itu tidak ada pasangan terurut yang memiliki absis sama. Misalnya f adalah suatu fungsi atau pemetaan dari himpunan A ke himpunan B, maka fungsi f dapat dilambangkan dengan f : A B. b. Fungsi Real Misalkan A, B R, fungsi f : A B adalah suatu aturan yang mengaitkan tiap unsur x A dengan tepat suatu unsur y B. Unsur y yang berkaitan dengan unsur x ini diberi lambing y f(x), yang dinamakan aturan fungsi bernilai real. Lambang y f(x), x A menyatakan sebuah fungsi dengan aturan y f(x) yang terdefinisi pada himpunan A. x dinamakan peubah bebas, dan y yang nilainya bergantung pada x dinamakan peubah tak bebas. Jika y f(x), x A maka daerah asal fungsi f adalah himpunan A, ditulis A D f, dan daerah nilai fungsi f adalah himpunan R f. Unsur f(x) B dinamakan nilai fungsi f di x. Daerah asal dan daerah nilai fungsi semua himpunan bagian dari R. Fungsi ini dinamakan fungsi dengan peubah real dam bernilai real disingkat dengan fungsi real. Fungsi y f(x) dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut: f R D f R 110 x+ x H G(F(x+ x)) (G0F)) Gambar 9 x f Gambar 4.f(x) c. Operasi Aljabar pada Dua Fungsi Pada dua fungsi yang daerah asalnya sama dapat mendefinisikan operasi aljabar, yaitu penjumlahan, f 95

pengurangan, perkalian, dan pembagian atas dua fungsi tersebut. Definisi Misalkan fungsi f dan g mempunyai daerah asal D. Jumlah, selisih, hasil kali dan hasil bagi dari f dan g, ditulis f + g, f g, fg, dan didefinisikan sebagai fungsi yang aturannya disetiap x D ditentukan oleh 1. (f +g) (x) f(x) + g(x) 3. (f.g) (x) f(x).g(x) 2. (f - g) (x) f(x) g(x)4. ( ) (x) f(x) / g(x), g(x) 0 2) Vektor a. Pengertian Vektor Banyak besaran yang dijumpai dalam ilmu pengetahuan misalnya panjang, massa, volume, yang dapat dinyatakan oleh suatu bilangan. Besaran demikian dinamakan skalar. Ada besaran lain misalnya kecepatan, gaya, besaran tersebut memiliki arah dan nilai yang dinamakan dengan vektor. Jadi vektor adalah suatu kuantitas yang memiliki nilai dan arah Vektor digambarkan sebagai anak panah (ruas garis yang terarah). Panjang panah adalah besarnya vektor dan arah panah adalah arah dari vektor. Gambar 5 panjang vektor adalah 3 satuan dan arahnya adalah 30 0 dari sumbu x yang positif. b. Operasi Vektor a) Penjumlahan dan Pengurangan Vektor Misalkan u<u 1,u 2 > dan v<v 1,v 2 > u±v<u 1,u 2 > ±<v 1,v 2 > <u 1 ±v 1,u 2 ±v 2 > b) Perkalian Vektor ( Hasilkali Titik) Misalkan u<u 1,u 2 > dan v<v 1,v 2 > u.v<u 1,u 2 >.<v 1,v 2 > u 1.v 1 + u 2.v 2 Hasil kali titik pada vektor menghasilkan bilangan skalar. c) Perkalian Vektor (Hasil kali silang) Misalkan u<u 1,u 2 > dan v<v 1,v 2 > 3) Teorema 3 (Aturan Pendiferensialan) Andaikan F, G dan H fungsi vektor yang dapat diferensialkan, h suatu fungsi bernilai real yang dapat diferensialkan dan c sebuah skalar. Maka: 1. [F(t) + G(t)] + 2. [cf(t)]c ) 3. [h(t) F(t)] h(t) 4. [F(t).G(t)] F(t)..hasil kali titik 5. D t [F(t) x G(t)]F(t)..hasil kali silang 6. D t [H(x)]G'(F(x)).F'(x) aturan rantai Bukti teorema 3.1 [F(t) + G(t)] + Andaikan F(t)f 1 (t)i+f 2 (t)j dan G(t)g 1 (t)i+g 2 (t)j Dengan aturan penjumlahan vektor diperoleh [F(t) + G(t)] D t [f 1 (t)+g 1 (t)+ f 2 (t)+g 2 (t)] f ' 1 (t)+g ' 1 (t)+ f ' 2 (t)+g ' 2 (t) [f ' 1 (t)+ f ' 2 (t)]+[g ' 1 (t) g ' 2 (t)] +.terbukti Bukti teorema 3.2 [cf(t)]c ) Andaikan F(t)f 1 (t)i+f 2 (t)j [cf(t)]d t [c(f 1 (t)+f 2 (t))] c D t [(f 1 (t)+f 2 (t))] c[f ' 1 (t)+f ' 2 (t)] cf ' (t) terbukti Bukti teorema 3.3 [h(t) F(t)] h(t) Andaikan F(t)f 1 (t)i+f 2 (t)j [h(t) F(t)] D t [ h(t) f 1 (t)+f 2 (t))] D t [ h(t)f 1 (t)+h(t)f 2 (t)] h(t)f ' 1 +h ' (t)f 1 (t)+ h(t)f ' 2 (t)+h ' (t)f 2 (t) 96 109

108 a <δ f(t)-a < dan diberikan sebarang sebarang є > 0, terdapat suatu δ > 0 sedemikian sehingga 0 < t c < δ f(t)-b <є. Pilih δ maka 0< f(t)-b <δ f(t)-b < sehingga0 < t c < δ F(t) -L f(t) a + g(t) b + є..terbukti. Dari bukti dan C. Turunan Fungsi Vektor Turunan F ' dari suatu fungsi vektor F didefenisikan dengan cara yang praktis sama seperti fungsi bernilai real sebagai berikut: F ' (t) jika limit ini ada. 1) Teorema 2 (Turunan Fungsi Vektor) Jika F(x)<f(t),g(t)>f(t)i+g(t)j dengan f dan g adalah fungsi yang dapat didifererensialkan maka F ' (t)<f'(t),g ' (t)>f ' (t)i+g י (t)j Bukti teorema 2 F ' (t) [F(t + t)-f(t)] [<f(t + t), g(t + t), - <f(t), g(t)>] <, > <, > <f ' (t), g ' (t)>--------------terbukti 2) Aturan Diferensialan Teorema berikut memperlihatkan bahwa rumus diferensialan untuk fungsi bernilai-real mempunyai rumusrumus rekanannya untuk fungsi bernilai-vektor. u x v<u 1,u 2 > x <v 1,v 2 > <u 2 v 1 -u 1 v 2,u 1 v 2 -u 2 v 1 > Hasil kali silang pada vektor menghasilkan vektor. c. Teorema Vektor Pada sebarang vektor, u,v, dan w dan sebarang skalar a dan b berlaku sifat-sifat sebagai berikut: 1. u + v v + u 2. (u + v) + w u + (v + w) 3. u + 0 0 + u u 4. u + (-u) 0 5. a(bu) (ab)u u(ab) 6. a(u + v) au + av 7. (a + b)u au + bu 8. 1uu 9. u.v v.u Bukti sifat 1 Misal: u<u 1,u 2 >, v<v 1,v 2 > u+v v + u u+v<u 1,u 2 >+<v 1,v 2 > <u 1 +v 1,u 2 +v 2 > <v 1 +u 1,v 2 +u 2 >.sifat komutatif pada penjumlahan <v 1,v 2 >+<u 1,u 2 > v+u terbukti Bukti sifat 2 Misal: u<u 1,u 2 >, v<v 1,v 2 > dan w<w 1, w 2 > (u + v) + w u + (v + w) (<u 1,u 2 >+ <v 1,v 2 >)+ <w 1, w 2 > <u 1 +v 1,u 2 +v 2 >+<w 1, w 2 > <(u 1 +v 1 )+w 1,(u 2 +v 2 )+w 1 > <u 1 +(v 1 +w 1 ),u 2 +(v 2 +w 2 )>.. sifat asosiatif pada penjumlahan <u 1,u 2 >+(<v 1 +w 1,v 2 +w 2 ) <u 1,u 2 >+(<v 1,v 2 >+<w 1,w 2 >) u+(v+w) terbukti 97

98 Bukti sifat 3 Misal: u<u 1,u 2 >, 0<0,0> u + 0 0 + u u <u 1,u 2 >+<0,0> <u 1 +0,u 2 +0> <0+u 1,0+u 2 > <0,0>+<u 1,u 2 > 0+u..terbukti 0 + u u <0,0>+<u 1,u 2 > <0+u 1,0+u 2 > <u 1,u 2 >..sifat identitas pada penjumlahan u terbukti Bukti sifat 4 Misal: u<u 1,u 2 >, -u<-u 1,-u 2 > u + (-u) 0 <u 1,u 2 > + <-u 1,-u 2 > (<u 1 +(-u 1 )>),(<u 2 +(-u 2 )>) <0,0> 0..terbukti Bukti sifat 5 a(bu) (ab)u misal:u<u 1,u 2 > a(b<u 1,u 2 >) a<bu 1,bu 2 > <(ab)u 1,(ab)u 2 ) (ab)<u 1,u 2 > (ab)u..terbukti a(bu) u(ab) a(b<u 1,u 2 >) (a<bu 1,bu 2 >) <abu 1, abu 2 > <u 1 (ab), u 2 (ab)> <u 1, u 2 >(ab) Gambar 8 Dari gambar 8 diperoleh u + (2) Sekarang andaikan F(t) L ai + bj. Ini berarti bahwa untuk sebarang є > 0 terdapat suatu δ>0 sedemikian sehingga 0< t c < δ F(t) L < є Menunjukkan f(t) a. f (t) a F(t) L Sehingga0 < t c < δ f (t) a < є...(3) terbukti bahwa f (t) a. kemudian akan dibuktikan g(t) b. andaikan F(t) L ai + bj. Ini berarti bahwa untuk sebarang є > 0 terdapat suatu δ> 0 sedemikian sehingga0< t-c <δ F(t) L < є Menunjukkan g(t) b. g(t) b F(t) L Sehingga 0 < t c < δ g(t) b < є...(4) jadi, terbukti bahwa g(t) b dari (3) dan (4) terbukti Bukti Teorema 1 ( ) akan dibuktikan [ u u 2 i u 1 j andaikan f(t) a dan g(t) bdan andaikan L ai + bj. diberikan sebarang є > 0, terdapat suatu δ> 0 sedemikian sehingga 0 < t c < δ f(t)-a <є. Pilih δ maka 0< f(t)- 107

106 B. Definisi Limit Fungsi Vektor Menyatakan bahwa berarti bahwa untuk tiap є>0 ada bilangan δ>0 sedemikian sehingga F(t)-L <є asal saja dipenuhi 0< t-c < δ, yaitu 0< t-c < δ F(t)-L <є. Simbol F(t)-L (gambar 7) menggambarkan panjang vektor F(t)-L. Apabila F(t) dinyatakan dengan komponenkomponen f(t) dan g(t), maka akan diperoleh teorema 1 (Teorema Limit Vektor ). Teorema 1 (Limit Vektor) Andaikan F(t)f(t)i+g(t)j maka F memiliki suatu limit di c jika dan hanya jika f dan g memiliki limit di c. Dalam hal ini berlaku Bukti teorema 1 ( ) Diketahui F(t) F(t)-L Gambar 7 : F memiliki limit di c atau Akan dibuktikan : f dan g memiliki limit di c atau, ambil sebarang vektor u i + j, perhatikan gambar 8 berikut L u(ab)---------terbukti. Bukti sifat 6 Misal: u<u 1,u 2 >, v<v 1,v 2 > a(u + v) au + av a(<u 1,u 2 >+< v 1,v 2 >) a<u 1 +v 1,u 2 +v 2 > <a(u 1 +v 1 ),a(u 2 +v 2) > <au 1 +av 1,au 2 +av 2 > <au 1,au 2 >+<av 1,av 2 > a< u 1,u 2 >+a<v 1,v 2 > au+av..terbukti Bukti sifat 7 Misal: u<u 1,u 2 > (a + b)u au + bu (a+b)u(a+b)<u 1,u 2 > <(a+b)u 1,(a+b)u 2 > <au 1 +bu 1,au 2 +bu 2 > a<u 1,u 2 >+b<u 1,u 2 > au+bu terbukti. Bukti sifat 8 Misal: u<u 1,u 2 > 1uu 1u1<u 1,u 2 > <1u 1,1u 2 > sifat identitas pada perkalian <u 1,u 2 > u..terbukti Bukti sifat 9 Misal: u<u 1,u 2 >, v<v 1,v 2 > u. v v.u <u 1,u 2 ><v 1,v 2 >) <u 1 v 1 +u 2 v 2 > <v 1 u 1 +v 2 u 2 ).sifat komutatif pada perkalian <v 1,v 2 ><u 1,u 2 > v.u..terbukti 99

100 3) Limit Fungsi a. Definisi Limit Fungsi Kalkulus diferensial dan integral dibangun berdasarkan konsep limit fungsi. Konsep ini dikenal sebagai suatu proses tak hingga, yang merupakan suatu ciri khas dari kalkulus. Misalkan fungsi y f(x) dan sebuah titik c. Agar peubah bebas x dapat bergerak menuju titik tetap c, kondisinya adalah di sekitar titik c harus terdapat tak hingga banyaknya titik dari daerah asal fungsi f. Dalam kontek ini, kondisi yang paling sederhana adalah daerah asal fungsi f berbentuk selang terbuka I yang meemuat c kecuali mungkin di c sendiri. Perhatikan gambar di bawah ini fungsi f yang terdefinisi pada I {c}, dimana I adalah selang terbuka yang memuat titik c. f(x) L f(x) 0 y x c x I Gambar 5 Perhatikan bahwa jika x dekat dengan c, dan x c maka f(x) dekat dengan L. Situasi ini dapat ditulis jika x mendekati c, maka f(x) mendekati L. f x e) maka di peroleh f(x)h(x).g(x) f'(x) h'(x)g(x)+g'(x)h(x) f'(x)-h'(x)g(x)g'(x).kalikan kedua ruas dengan g(x) diperoleh f'(x)g(x)-h'(x)g 2 (x)g'(x)f(x) h'(x)g 2 (x)f'(x)g(x)-g'(x)f(x) h'(x) maka diperoleh terbukti PEMBAHASAN A. Pengertian Fungsi Bernilai Vektor Selain fungsi bernilai real yang telah dibahas terlebih dahulu, didalam pembahasan ini akan dibahas mengenai fungsi bernilai vektor.fungsi bernilai vektor atau fungsi vektor adalah fungsi yang daerah asalnya berupa himpunan bilangan real dan daerah hasilnya berupa himpunan vektor. Suatu fungsi F bernilai vektor dengan peubah real t memasukkan tiap bilangan real t dengan satu vektor F (t). Jadi, F(t) f(t)i + g(t)j <f(t), g(t)> dengan f dan g fungsi-fungsi bernilai real. Contoh F(t) i + j <, >. Konsep paling mendasar pada fungsi vektor dalam kalkulus adalah limit suatu fungsi. Secara intuisi berarti bahwa vektor F(t) menuju ke vektor L apabila t menuju c atau vektor F(t) L menuju vektor 0 apabila t c. Definisi yang tepat є,δ adalah identik dengan yang diberikan untuk fungsi bernilai real. 105

b) (f+g) ' (x)f'(x)+g ' (x) Misalkan: (x) dan (x) (x) + (x) + (x) terbukti c) (f-g) ' (x)f ' (x)-g ' (x) Misalkan: (x) dan (x) (x) - (x) - (x) terbukti d) (x) (x) g(x) + (x) f(x) Misalkan: (x) dan (x) (x) Definisi:misalkan fungsi f terdefinisi pada selang I yang memuat c, kecuali mungkin di c sendiri. Limit fungsi f di c adalah L(ditulis f(x) L atau f(x) L bila x c) jika berarti untuk setiap є > 0 (betapa pun kecilnya) terdapat δ> 0 sedemikian sehingga 0 < x a < δ maka f(x)-l <є. Contoh 1: Buktikan (5x + 2) -3. Jawab: Diberikan є> 0, berarti ada suatu δ > 0 sehingga memenuhi 0< x + 1 < δ (5x + 2) + 3 <є,atau0 < x + 1 < δ 5 x + 1 <є. Pilih δ є, maka0 < x + 1 < δ є 5 x + 1 < 5. є (5x + 2) + 3 < є, Sehingga terbukti (5x + 2) -3. b. TeoremaUtama Limit Andaikan n suatu bilangan bulat positif, k konstanta, f dan g fungsi-fungsi yang mempunyai limit di c. maka: 1. 2. 3. 4. ± 5.. 6., asalkan 7. [ 8. asalkan 104 f(x)g'(x)+g(x)f'(x) f'(x)g(x)+g'(x)f(x)..terbukti 101

Bukti Sifat 3 Bukti, asalkan Misalkan: L, M Misalkan: L Bukti Sifat 4 ] Lk kl..sifat komutatif pada perkalian k..terbukti Misalkan: L, M Bukti Sifat 5 L±M Misalkan: L, M Bukti Sifat 6 LM ± ± ± terbukti... terbukti, asalkan, asalkan..terbukti 4) Turunan Turunan di suatu titik didefenisikan: misalkan fungsi fterdefenisi pada selang terbuka I yang memuat c. Turunan pertama (disingkat turunan) dari fungsi f di titik c, ditulis (c), didefinisikan sebagai (c). Bila limit ini ada. Jika x diganti dengan x c + a yang mengakibatkan x c h 0 dan x c h, turunan fungsi f di c dapat dituliskan dalam bentuk (c). a. Teorema turunan fungsi aljabar pada dua fungsi Jika f dan g mempunyai turunan dan c konstanta pada selang I maka cf, f+g, f-g, f.g dan juga mempunyai turunan pada selang I yang ditentukan: a) (cf) ' (x)cf'(x) Misalkan: (x) (cf) ' (x) cf'(x) (cf)'(x) (x) terbukti 102 103