BAB 2 : DETERMINAN. 2. Tentukan banyaknya permutasi dari himpunan bilangan bulat {1, 2, 3, 4}

dokumen-dokumen yang mirip
Definisi : det(a) Permutasi himpunan integer {1, 2, 3,, n}:

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

Part III DETERMINAN. Oleh: Yeni Susanti

Aljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 5

DETERMINAN. Determinan matriks hanya didefinisikan pada matriks bujursangkar (matriks kuadrat). Notasi determinan matriks A: Jika diketahui matriks A:

BAB 2. DETERMINAN MATRIKS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS (WAJIB)

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 7

Trihastuti Agustinah

MODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI

Banyaknya baris dan kolom suatu matriks menentukan ukuran dari matriks tersebut, disebut ordo matriks

ALJABAR LINIER DAN MATRIKS

Contoh. C. Determinan dan Invers Matriks. C. 1. Determinan

Tujuan. Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse

BAB 3 : INVERS MATRIKS

Modul 2.2 Matriks dan Sistem Persamaan Linear (Topik 3) A. Pendahuluan Matriks dan Sistem Persamaan Linear

Operasi Pada Matriks a. Penjumlahan pada Matriks ( berlaku untuk matriks matriks yang berukuran sama ). Jika A = a ij. maka matriks A = ( a ij)

Matriks Jawab:

Pertemuan 2 Matriks, part 2

Matematika Teknik DETERMINAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

6- Operasi Matriks. MEKANIKA REKAYASA III MK Unnar-Dody Brahmantyo 1

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

KAJIAN METODE KONDENSASI CHIO PADA DETERMINAN MATRIKS

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

a11 a12 x1 b1 Lanjutan Mencari Matriks Balikan dengan OBE

Nama Peserta : No Peserta : Asal Sekolah : Asal Daerah :

DETERMINAN, INVERS, PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

MENGHITUNG DETERMINAN MATRIKS MENGGUNAKAN METODE SALIHU

MATRIKS. a A mxn = 21 a 22 a 2n a m1 a m2 a mn a ij disebut elemen dari A yang terletak pada baris i dan kolom j.

Determinan. Untuk menghitung determinan ordo n terlebih dahulu diberikan cara menghitung determinan ordo 2

Sebelum pembahasan tentang invers matriks lebih lanjut, kita bahas dahulu beberapa pengertian-pengertian berikut ini.

IV. MATRIKS PEMADANAN MAKSIMAL

Matematika Teknik I: Matriks, Inverse, dan Determinan. Oleh: Dadang Amir Hamzah STT DR. KHEZ MUTTAQIEN 2015

a 2 e. 7 p 7 q 7 r 7 3. a. 8p 3 c. (2 14 m 3 n 2 ) e. a 10 b c a. Uji Kompetensi a. a c. x 3. a. 29 c. 2

MATRIKS. Perhatikan tabel yang memuat data jumlah siswa di suatu sekolah Tabel Jumlah Siswa Kelas Laki-laki Wanita

II. TINJAUAN PUSTAKA. nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian matematika yang. disebut dunia matematika (mathematical world).

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS

Lampiran 1 Pembuktian Teorema 2.3

Matriks. Matriks B A B. A. Pengertian Matriks. B. Operasi Hitung pada Matriks. C. Determinan dan Invers

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER JURUSAN : TEKNIK KOMPUTER JUMLAH SKS : Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 2.

3 Langkah Determinan Matriks 3x3 Metode OBE

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks

MATRIKS Nuryanto, ST., MT.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER KODE / SKS : IT / 2 SKS

Matriks. Baris ke 2 Baris ke 3

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pertemuan 8 Aljabar Linear & Matriks

MATRIKS. Matematika. FTP UB Mas ud Effendi. Matematika

1.1. Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 1.2. Susunan Koordinat Ruang R n 1.3. Vektor di dalam R n 1.4. Persamaan garis lurus dan bidang rata

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN

Penerapan Teorema Mesh dalam Penyederhanaan Arus Bolak Balik serta Penyelesaian Matriks (Minor, Kofaktordan Determinan)

(Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, / 66

PELATIHAN INSTRUKTUR/PENGEMBANG SMU 28 JULI s.d. 12 AGUSTUS 2003 MATRIKS. Oleh: Drs. M. Danuri, M. Pd.

DIKTAT PERKULIAHAN. EDISI 1 Aljabar Linear dan Matriks

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dibicarakan yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Bentuk umum dari matriks bujur sangkar adalah sebagai berikut:

Kata Pengantar. Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan hingga modul ajar ini dapat terselesaikan.

Vektor. Vektor. 1. Pengertian Vektor

MATRIKS Matematika Industri I

BAB I PENDAHULUAN. 3) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan invers matriks. 4) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan determinan matriks

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

Matriks biasanya dituliskan menggunakan kurung dan terdiri dari baris dan kolom: A =

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

INVERS SUATU MATRIKS TOEPLITZ MENGGUNAKAN METODE ADJOIN

MODUL PEMBELAJARAN KALKULUS II. ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd

ALJABAR LINEAR ELEMENTER

MATRIKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS :

MATRIKS Matematika Industri I

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

KONSTRUKSI MATRIKS SINGULAR DARI SUATU MATRIKS YANG MEMENUHI SIFAT KHUSUS TUGAS AKHIR

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Matriks - Definisi. Sebuah matriks yang memiliki m baris dan n kolom disebut matriks m n. Sebagai contoh: Adalah sebuah matriks 2 3.

BAB 4 : SISTEM PERSAMAAN LINIER

E-learning matematika, GRATIS

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

M AT E M AT I K A E K O N O M I MATRIKS DAN SPL I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR

Aljabar Matriks. Aljabar Matriks

METODE MATRIKS (MATRIKS) Mekanika Rekayasa IV. Norma Puspita, ST. MT. a 11 a 12 a 13 a 1n a 21 a 22 a 23 a 2n

MATA KULIAH ALJABAR LINIER

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

Matriks. Modul 1 PENDAHULUAN

Program Studi Sistem Informasi

STANDAR KOMPETENSI : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks

SILABUS MATA KULIAH : ALJABAR MATRIKS (2 SKS) KODE: MT304. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Matriks dan Operasinya. 1. Pengertian Matriks

Minggu ke II. Dua isomer hidrokarbon dengan rumus molekul C 4 H 10 disajikan pada Gambar 2.1. H H H H C C C C H H H H H H H H. Gambar 2.

BAB II LANDASAN TEORI

7. NILAI-NILAI VEKTOR EIGEN. Nilai Eigen dan Vektor Eigen Diagonalisasi Diagonalisasi Ortogonal

MATEMATIKA INFORMATIKA 2 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA FENI ANDRIANI

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN disebut vektor eigen dari matriks A =

BAB 2 GRAF PRIMITIF. Gambar 2.1. Contoh Graf

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

II. M A T R I K S ... A... Contoh II.1 : Macam-macam ukuran matriks 2 A. 1 3 Matrik A berukuran 3 x 1. Matriks B berukuran 1 x 3

Transkripsi:

BAB 2 : DETERMINAN PERMUTASI Kita sudah cukup mengenal fungsi-fungsi sinus, fungsi kuadrat, juga fungsi konstant yang memetakan suatu bilangan riil ke bilangan riil. Pada bagian ini akan dipelajari mengenai suatu fungsi yang memetakan suatu matriks ke bilangan riil yang disebut dengan fungsi determinan. Untuk itu sebelumnya akan dibahas tentang konsep permutasi yang menjadi dasar perhitungan determinan. Definisi Permutasi (i) Suatu permutasi himpunan bilangan bilat {1,2,3,,n} merupakan suatu penyusuan bilangan-bilangan bulat tersebut dalam sutu urutan tertentu tanpa penghilangan (Omission) ataupun perulangan (repetition). (ii) Barisan bilangan-bilangan (j1, j2, j3,.jn) dimana berlaku j i j k untuk i k (i=1,2,3,n dan k=1, 2, 3, m) serta j i adalah salah satu bilangan asli (1,2,3,..,n). 1. Terdapat 6 permutasi yang berbeda dari himpunan bilangan bulat {1, 2, 3} yaitu (1, 2, 3), (1, 3, 2), (2, 3, 1), (2, 1, 3), (3, 1, 2), (3, 2, 1). Suatu metode yang sistematis untuk menampilkan semua permutasi adalah dengan pohon permutasi. 1 2 3 2 1 3 3 3 2 3 1 2 1 2. Tentukan banyaknya permutasi dari himpunan bilangan bulat {1, 2, 3, 4} Catatan Apabila kita mempunyai n buah bilangan asli 1, 2, 3,, n maka banyaknya permutasi yang dapat kita bentuk ada n!. misal n=3, maka banyaknya permutasi = 3! = 3*2*1 = 6. jadi ada 6 buah permutasi (seperti tampak pada contoh 1). Definisi Inversi Permutasi (i) Yang dimaksud inversi pada suatu permutasi (j 1, j 2,.,j n ) ialah adanya j k <j i (j k mendahului j i ) padahal j i <j k (i dan k=1, 2,..n). (ii) Suatu inversi dikatakan terjadi di dalam permutasi ((j 1, j 2,.,j n ) apabila ditemukan bilangan bulat yang lebih besar berada di depan bilangan yang lebih kecil dalam urutan permutasi tersebut.

(iii) Sebuah permutasi dikatakan genap jika jumlah total inversi yang terjadi genap dan dikatakan ganjil jika jumlah total inversi yang terjadi ganjil. (iv) Jika sebuah permutasi adalah permutasi genap maka tanda (sign) dari permutasi tersebut adalah (+) dan jika suatu permutasi adalah permutasi ganjil maka tanda dari permutasi tersebut adalah (-). 1. Misalkan ada permutasi (2,1,4,3), berapa banyaknya inversi pada permutasi tersebut? Misalkan 2 1 4 3 j 1 j 2 j 3 j 4 Terlihat bahwa : j 1 =2 mendahului j 2 =1, padahal 1<2 j 3 =4 mendahului j 4 =3, padahal 3<4 Total inversi adalah 2 dan termasuk inversi genap. 2. Diketahui permutasi (4,3,1,2). Tentukan banyaknya inversi permutasi tersebut!. Misalkan 4 3 j 1 j 2 j 3 j 4 Terlihat bahwa : j 1 =4 mendahului j 2 =3, padahal 3<4 j 1 =4 mendahului j 3 =1, padahal 1<4 j 1 =4 mendahului j 4 =2, padahal 2<4 j 2 =3 mendahului j 3 =1, padahal 1<3 j 2 =3 mendahului j 4 =2, padahal 2<3 Total inversi adalah 5 dan termasuk permutasi ganjil. 3. Tentukan inversi dari permutasi (1,2,3,4)!. Karena urutannya sudah benar (terurut dari nilai terkecil ke nilai terbesar) maka total inversinya adalah 0 dan termasuk permutasi genap. DETERMINAN Konsep inversi permutasi yang sudah dijabarkan diatas akan digunakan untuk menghitung determinan dari suatu matriks. Sekarang pandang matriks bujursangkar A berorde (berukuran) n a 11 a 21 a n1 a 12.a 1n a 22.a 2n a n2. a nn

Definisi Determinan Determinan dari matriks bujursangkar A berorde n adalah jumlah dari semua permutasi n (n!) hasil kali bertanda dari elemen-elemen matriks tersebut. Determinan dari suatu matriks A dituliskan det(a) atau A = σ (j 1, j 2,.,j n ). a 1 j 1, a 2 j 2, a m j n a 11 a 12 a 21 a 22 Maka n=2, terdapat 2! = 2*1=2 Hasil kalinya sebagai berikut : 1. a 11 a 22 permutasi (1,2), banyaknya inversi=0 (permutasi genap). Maka σ (1,2)= +1 jadi +a 11 a 22. 2. a 21 a 12 permutasi (2,1), banyaknya inversi=1 (permutasi ganjil). Maka σ (2,1)= -1 jadi -a 21 a 12 3. Maka det(a)= A =+a 11 a 22 -a 21 a 12 NILAI DETERMINAN Nilai atau harga suatu determinan dapat diperoleh dengan berbagai cara antara lain : Langsung dengan aturan SARRUS (inversi permutasi) Metode ekspansi dengan MINOR dan KOFAKTOR. A. METODE SARRUS Metode Sarrus pada dasrnya menggunakan inversi permutasi, tetapi metode ini hanya berlaku untuk menghitung nilai atau harga determinan yang berorde sampai dengan 3. sedangkan untuk determinan matriks berorde lebih dari 3 digunakan metode ekspansi. Misalkan diketahui matriks berorde 3 a 11 a 12 a 13 a 21 a 22 a 23 a 31 a 32 a 33 n=3 berarti hasil kalinya 3!=3.2.1=6, yaitu a 11 a 22 a 33, permutasi (1,2,3). Banyaknya inversi=0 (+) a 12 a 23 a 31 permutasi (2,3,1). Banyaknya inversi=2 (+) a 13 a 21 a 32 permutasi (3,1,2). Banyaknya inversi=2 (+) a 13 a 22 a 31 permutasi (3,2,1). Banyaknya inversi=3 (-) a 11 a 23 a 32 permutasi (1,3,2). Banyaknya inversi=1 (-) a 12 a 21 a 33 permutasi (2,3,1). Banyaknya inversi=1 (-) Untuk lebih mudahnya dapat digambarkan

a 11 a 12 a 13 a 21 a 22 a 23 a 31 a 32 a 33 a 11 a 12 a 21 a 22 a 31 a 32 = a 11 a 22 a 33 +a 12 a 23 a 31 +a 13 a 21 a 32 -a 13 a 22 a 31 -a 11 a 23 a 32 -a 12 a 21 a 33 (-) (+) 3 1. Diketahui matriks A = hitunglah A 4 1 5 3 2 4 3 4 1 5 3 2 4 4 1 3 2 = 1.1.4+2.5.3+3.4.2-3.1.3-1.5.2-2.4.4 = 4+30+24-9-10-32 = 7 2. Hitunglah A jika 0 6 0 8 6 8 3 2 2 0 6 0 8 6 8 3 2 2 0 6 8 6 3 2 = 0.6.2+6.8.3+0.3.2-0.6.3-0.8.2-6.3.2 = 0+144+0-0-0-96 = 48 B. METODE EKSPANSI MINOR dan KOFAKTOR Andaikan ada sebuah determinan dengan orde ke-n maka yang dimaksud dengan MINOR unsur a ij adalah determinan yang berasal dari determinan orde ke-n tadi dikurangi dengan baris ke-i dan kolom ke-j. a 11 a 12 a 13 a 14 D= a 21 a 22 a 23 a 24 a 31 a 32 a 33 a 34 a 41 a 42 a 43 a 44 Maka MINOR unsur a 33 adalah minor baris ke-3 kolom ke-2 M 32 = a 11 a 13 a 14 a 21 a 23 a 24 a 41 a 43 a 44

Sedangkan yang dimaksud dengan KOFAKTOR suatu unsur determinan a ij adalah C ij = (-1) i+j M ij. Maka KOFAKTOR unsur a 32 = C 32 = (-1) 3+2 M32 2 5 6 7 8 9 1 2 4 Minor a 32 =M 32 = = 2.7-4.5 = 14-20 = -6 5 7 Kofaktor a 32 = C 32 = (-1) 3+2.(-6) = 6 Untuk mencari harga suatu determinan dengan orde ke-n (n>2) yang pad ahakekatnya melukiskan polinomial homogen dengan orde ke-n dapat dilakukan dengan ekspansi menurut ekspansi baris atau kolom. Menurut Teorema LAPLACE Determinan dari suatu matriks sama dengan jumlah perkalian elemenelemen dari sembarang baris atau kolom dengan kofaktor-kofaktornya. Dengan kata lain n A = a ij c ij = a i1 c i1 +a i2 c i2 +..+ a in c in, dengan i sembarang. Disebut j=1 uraian baris ke-i (Ekspansi Baris). n A = a ij c ij = a 1j c 1j +a 2j c 2j +..+ a nj c nj, dengan j sembarang. Disebut j=1 uraian kolom ke-i (Ekspansi Kolom). Hitung determinan matriks 3 2 1 5 7 dengan minor dan kofaktor Misalkan minor dan kofaktornya dicari dengan melakukan ekspansi kolom ke-1 dari matriks A. Maka minor a 11 =M 11 = = 3.7-4.5=1 5 7 2 3 Minor a 21 =M 21 = = 2.7-3.5=-1 5 7 2 3 Minor a 31 =M 31 = = 2.4-3.3=-1

Mencari kofaktor dengan rumus C ij = (-1) i+j M ij. Kofaktor a 11 = C 11 = (-1) 1+1 M 11 = (-1) 2.1 = 1 Kofaktor a 21 = C 21 = (-1) 2+1 M 21 = (-1) 3.(-1) = 1 Kofaktor a 31 = C 31 = (-1) 3+1 M 31 = (-1) 4.(-1) =-1 n Maka A = a ij c ij = a 11 C 11 + a 21 C 21 + a 31 C 31 = 1.1+2.1+1.(-1)=1 j=1 Catatan Dalam pemilihan kolom atau baris mana yang diekspansi, tidak menjadi persoalan karena hasilnya akan sama saja. SIFAT-SIFAT DETERMINAN Diberikan beberapa sifat penting dalam determinan 1. Apabila semua unsur dalam satu baris atau satu kolom = 0, maka harga determinan = 0. 0 0 =0.5-0.4=0-0=0 4 5 2. Harga determinan tidak berubah apabila semua baris diubah menjadi kolom atau semua kolom diubah menjadi baris. Dengan kata lain A = A T. A = 2 1 5 7 maka A =2.7-1.5=9 AT= 2 5 1 7 maka A =2.7-5.1=9 3. Pertukaran tempat antara baris dengan baris atau kolom dengan kolom pada suatu determinan akan mengubah tanda determinan. maka A =1.4-2.3=-2 Jika baris 1 ditukar dengan baris 2 menjadi maka A =3.2-4.1=2 Jika kolom 1 ditukar dengan kolom 2 menjadi 2 1 maka A =2.3-4.1=2 4 3 4. Apabila suatu determinan terdapat 2 baris atau 2 kolom yang identik, maha harga determinan itu = 0. 0 B= maka A = 0 0 3-1 1

5. Apabila semua unsur pada sembarang baris atau kolom dikalikan dengan sebuah faktor (yang bukan 0), maka harga determinannya dikalikan dengan faktor tersebut. maka A =1.4-2.3=-2 Misalkan baris 1 dikalikan dengan 2 maka A 1 = = = 2.4-4.3=-4 Terlihat bahwa A 1 =2 A Misalkan kolom 1 dikalikan dengan 3 maka A 2 = = = 3.4-2.9=-6 Terlihat bahwa A 2 =3 A 6. Tanpa mengubah harga determinan, semua unsur sembarang pada baris atau kolom dapat dikalikan dengan sebuah faktor (bukan 0) dan menambahkannya pada atau mengurangi dari sembarang baris atau kolom yang lain. 1*2 2*2 1 *3 2 3* maka A =1.4-2.3=-2 H 12 (3) A 1 = maka A 1 =-2 H 1 +3.H 2 Terlihat bahwa A 1 = A 2 4 3 2 9 4 10 14 7. Bila A dan B bujursangkar maka A.B = A. B. Buktikan! 8. Jika suatu matriks merupakan matriks segitiga atas atau segitiga bawah, maka hasil determinanya merupakan hasil kali dari elemenelemen yang terletak pada diagonal utamanya. 2 1 3 0 4 1 0 0 1 maka A =2.4.1=8 2 0 0 B= 1 3 0 maka B =2.3.2=12 4

SOAL LATIHAN 1. Carilah banyaknya inversi pada permutasi-permutasi a. (4,1,2,3), (4,3,2,1), (1,3,2,4) b. (5,3,2,1,4), (1,3,5,4,2), (2,3,5,4,1) 2. Hitunglah determinan matriks 2 3 a. b. c. 1 4 1-2 - - 2 3 2 2 2 3. Carilah determinan dari matriks-matriks berikut t-2 2 a. b. -4 t-1 t-5 7-1 t+3 4. Carilah determinan dari matriks-matriks berikut dengan menggunakan metode sarrus. 2 1 1 3-2 -4 a. 0 5-2 b. 2 5-1 c. 1-0 6 1 2-4 1 1-2 3 5 1-1 5. Carilah determinan dari matriks-matriks berikut dengan metode ekspansi. 5 4 2 1 2 3 1-2 a. b. -5-7 -3 9 1-2 -1 4 2 1 3 2 3 0 1-2 1-1 4 3 2 2-1 1