Bab I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PERBANDINGAN. 5 bln. 8 bln

BAB V BILANGAN PECAHAN

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

Bab I A. LATAR BELAKANG

PELATIHAN SUPERVISI PENGAJARAN UNTUK SEKOLAH DASAR TANGGAL 19 JUNI S.D. 2 JULI 2003 DI PPPG MATEMATIKA YOGYAKARTA. Disusun Oleh: Dra. Sukayati, M.Pd.

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

CONTOH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Penulis: Dra. Sukajati, M.Pd. Penilai: Dra. Supinah Editor: Untung Trisna Swaji, S.Pd, M.Si. Ilustrator: Anang Heni Tarmoko

Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

BILANGAN PECAHAN. A. Pengertian Bilangan Pecahan dan Pecahan Senilai Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai

2 PECAHAN. Kata-Kata Kunci: jenis pecahan pengurangan pecahan bentuk pecahan perkalian pecahan penjumlahan pecahan pembagian pecahan

Kegiatan Pembelajaran Indikator Teknik Bentuk Instrumen. Tugas individu. Memberikan contoh bilangan bulat.

BAB VIII PENUTUP DAFTAR PUSTAKA Kunci Jawaban Soal-soal Latihan... 48

BILANGAN PECAHAN. Bilangan pecahan adalah bilangan yang disajikan/ditampilkan dalam bentuk ; a ; a, b bilangan bulat dan b 0 b

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika SD

1. Nilai Tempat Bilangan s.d Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai

PENGELOLAAN KELAS MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN

PAKET 2 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 UTAMA SD/MI MATEMATIKA

BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I

Bab 2. Relasi dan Fungsi. Standar Kompetensi

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Bab 5 Pecahan. Penghasilan Pak Rusdi selama 1 bulan sebesar Rp ,00. bagian dari penghasilannya digunakan untuk biaya pendidikan putraputrinya,

COVER LUAR.

BILANGAN PECAHAN. Ringkasan Materi

4. Melakukan penjumlahan. dan pengurangan bilangan sampai 20. dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah

SD kelas 4 - MATEMATIKA PECAHAN (K13 REVISI 2016)UJI KOMPETENSI PECAHAN (K13 REVISI 2016)

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah

Operasi Hitung Pecahan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Pengenalan Bilangan Pecahan

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB PECAHAN. Tujuan Pembelajaran

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Bab. Bilangan Riil. A. Macam-Macam Bilangan B. Operasi Hitung pada. Bilangan Riil. C. Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan D.

BILANGAN ASLI, CACAH DAN BULAT

a 2 e. 7 p 7 q 7 r 7 3. a. 8p 3 c. (2 14 m 3 n 2 ) e. a 10 b c a. Uji Kompetensi a. a c. x 3. a. 29 c. 2

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

Bab I PENDAHULUAN. diterima peserta didik jika dimulai dari tahapan kongkrit (enactive), kemudian tahapan

Prediksi Soal US/M SD/MI Tahun Pelajaran 2015/2016 1

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV

8 Silabus Matematika Kelas VI

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH DASAR ( SD ) PENGEMBANGAN SILABUS BERBASIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN M A T E M A T I K A

SILABUS PENDIDIKAN MATEMATIKA I (GD 301/ 3 SKS)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

14. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SD/MI

Pembelajaran Soal Cerita Berkait Penjumlahan Dan Pengurangan di SD. Penulis Drs. Marsudi Raharjo, M.Sc.Ed. Penilai Dra. Sukayati, M.Pd.

Prakata. iii. Penulis

pangkatnya dari bilangan 10 yang dipangkatkan ( 1

LAMPIRAN. Berikut ini adalah pertanyaan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Gabriel

Teknik Penentuan Rumus Suku Ke-n Barisan Bilangan Polinom Kelas IX SMP

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

Materi Olimpiade Tingkat Sekolah Dasar BIDANG ALJABAR

Pada isi pernyataan SKL yang kedua, memahami unsur-unsur dan sifatsifat bangun datar merupakan materi yang harus dikuasai siswa terlebih dahulu

FUNGSI-FUNGSI PADA TEORI BILANGAN DAN APLIKASINYA PADA PERHITUNGAN KALENDER. Sangadji *

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

SD kelas 4 - MATEMATIKA BAB 4. PECAHANLatihan Soal 4.2

Membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja disajikan

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

Berdasarkan kurikulum yang berlaku MATEMATIKA. Untuk SMP / MTS. Semester gasal. Nama :... Kelas :... Sekolah:...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1

LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP (SILABUS)

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan

BAB ANGAN. Tujuan Pembelajaran. Pernahkan kamu bermain ular tangga? Ada angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Termasuk bilangan apa angka di ular tangga?

PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KODE P2 UTAMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMPLB TUNARUNGU

PENGGUNAAN MEDIA MOBIL MAINAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNANETRA

- Burhan Mustaqim - Ary Astuty

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 2

Pembahasan Latihan Soal US SD/MI. Matematika. Latihan Soal Mata Pelajaran. Matematika. Oleh Team Uasbn.com

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO

Mengenal Bilangan Bulat

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

OPTIMALISASI MEDIA UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG EFEKTIF Oleh T. Wakiman, dosen PGSD UNY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA MELAKUKAN PENGERJAAN HITUNG UTAMA PADA PECAHAN Oleh: T. Wakiman, dosen PGSD FIP UNY

Operasi Hitung Bilangan 1

Kisi-Kisi Soal Pretest Matematika. 6.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya.

PELATIHAN SUPERVISI PENGAJARAN UNTUK SEKOLAH DASAR MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA PEMBELAJARAN PECAHAN DI SMP. Di sampaikan pada Pelatihan Nasional PMRI Untuk GuruSMP Di LPP Yogyakarta Juli 2008

SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. 1.2 Menggunakan. pengerjaan hitung bilangan

PENGEMBANGAN KISI-KISI UJIAN SEMESTER GANJIL TAHUN 2016/2017

Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMP/MTs Kelas/Semester : VII s/d IX/ 1-2. Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :...

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang. Penulis : Atik Wintarti Idris Harta

KELOMPOK KOMPETENSI C

PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KODE P1 UTAMA. Jawaban: = = 68.

Fatkul Anam Maria Pretty Tj Suryono. Matematika. untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas 4. Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP siklus 1)

Transkripsi:

A LATAR BELAKANG Bab I PENDAHULUAN Pecahan merupakan bagian matematika yang erat kaitannya dengan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari Sama halnya dengan bilangan asli, cacah, dan bulat, pecahan juga mulai diajarkan di Sekolah Dasar namun mulai diajarkannya di kelas III semester sesuai standar isi pada KTSP Pecahan termasuk bagian dari matematika yang diajarkan di jenjang sekolah dasar dan masih banyak yang menjadi permasalahan dalam pembelajarannya Melalui tulisan ini dicoba untuk memberikan gambaran konsep tentang beberapa kaidah dalam pecahan Konsep yang dimaksud diantaranya mengapa pada penjumlahan dan pengurangan pecahan yang berbeda penyebut untuk dapat melakukan operasinya harus disamakan dahulu penyebut-penyebutnya, mengapa pada perkalian dua pecahan hasilnya sama dengan pecahan yang pembilangnya sama dengan hasil kali pembilang pada pecahan-pecahan asal dan penyebutnya juga sama dengan pecahan yang penyebutnya sama dengan hasil kali penyebut pada pecahan-pecahan asal Masalah lainnya adalah mengapa hasil bagi dua pecahan hasilnya sama dengan perkalian antara pecahan pertama dengan pecahan kedua yang penyebutnya dibalik Sebagai bahasa tulis konsep-kosep yang dikemukakan diusahakan dimulai dari tahapan semi kongkrit (econic) dan diakhiri dengan tahapan abstrak Harapannya dengan kedua tahapan itu teman-teman guru sudah akan mampu untuk menerimanya dengan baik demikian pula dalam menyampaikan pembelajarannya kepada para muridnya Pembelajaran konsep-konsep pecahan didesaian sesuai dengan tahapan pembelajaran Bruner yakni dengan tanpa memandang usia pembelajaran matematika akan sukses diterima peserta didik jika dimulai dari tahapan kongkrit (enactive), kemudian tahapan semi kongkrit (econic), dan terakhir tahapan abstrak (symbolic) Menurut Bruner jika pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik dilakukan melalui ketiga tahapan itu secara urut, maka mereka (peserta didik) akan mampu mengembangkan pengetahuannya jauh melampaui apa yang pernah mereka terima dari gurunya Menurut Bruner (Jerome Bruner, 9 ) seorang psikolog berkebangsaan Amerika dengan tanpa memandang usia/kelompok usia pembelajaran matematika akan sukses diterima peserta didik jika dimulai dari tahapan kongkrit (enactive), kemudian tahapan semi kongkrit (econic), dan terakhir tahapan abstrak (symbolic) Menurut Bruner jika pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik dilakukan melalui ketiga tahapan itu secara urut, maka mereka (peserta didik) akan mampu mengembangkan pengetahuannya jauh melampaui apa yang pernah mereka terima dari gurunya B TUJUAN Mengenalkan kaidah/konsep-konsep pecahan dan terapannya agar para peserta lebih mampu dan lebih kompeten dalam membelajarkan pecahan kepada para siswanya C RUANG LINGKUP Mengenal pecahan sebagai bagian dari satuan utuh, menulis lambang pecahan berdasarkan gambar peragaannya, pecahan senilai, pecahan campuran, pecahan desimal, persen, menjumlah dan mengurangkan pecahan, mengali dan membagi dua pecahan, dan melakukan operasi hitung campuran Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0

BAGIAN II PENGINGATAN KEMBALI KONSEP-KONSEP PRASYARAT A KONSEP PECAHAN Pecahan sebagai bagian dari yang utuh, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan yang biasanya ditandai dengan arsiran sedangkan bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satu-satuan Contoh,,,, Bagian yang diarsir masing-masing menunjuk pada bilangan, selanjutnya bagian atas dari pecahan itu dinamakan pembilang dan bagian bawahnya dinamakan penyebut Contoh,,,,, Bagian yang diarsir masing-masing menunjuk pada bilangan Pecahan sebagai perbandingan Contoh Bola merahnya ada, bola seluruhnya ada, maka dikatakan bahwa bola merah bagian Sehingga nilai pecahan yang ditunjuk oleh bola merah Contoh Pada untaian manik-manik tersebut pecahan yang ditunjuk oleh manik-manik merah Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0

Contoh 80 cm cm 90 cm p cm p p Ali Budi Tinggi Ali dari tinggi Budi, jika satuan pembandingnya p cm 80 p, jika satuan pembandingnya p dengan p cm p B PECAHAN CAMPURAN No Gambar Pec Campuran Bagian Utuh Bagian Pecahan Nilai Pecahan Seluruhnya Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0

C PECAHAN DESIMAL Pecahan Desimal (Satu Tempat Desimal) N o Gambar Peragaan Bagian Utuh Bagian Persepulu han Nilai Pecahan Seluruhnya, Pecahan Desimal (Dua Tempat Desimal) N o Gambar Peragaan Bagian Utuh Bagian Persepuluhan Bagian Perseratusan Nilai Pecahan Seluruhnya, Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0

D PERSEN (% Artinya PERSERATUS) Persen artinya adalah perseratus Sehingga 0 0% artinya adalah 00 % artinya adalah 00 0 0% artinya adalah 00 0 0% artinya adalah 00 % artinya adalah 00 yakni 0% 0 00, yakni % 00, yakni 0% 0 00 yakni 0% 0 00 0 yakni % 00 0 Dan seterusnya E PERMIL ( 0 / 00 Artinya PERSERIBU) Permil artinya adalah perseribu Sehingga 00 o / oo artinya adalah 00 000 yakni 00 o / oo 00 000 00 o 00 / oo artinya adalah 000 0 o 0 / oo artinya adalah 000 0 o 0 / oo artinya adalah 000 Dan seterusnya F KONSEP PECAHAN SENILAI yakni 00 o / oo 00 000 0, yakni 0 o / oo 0 000, yakni 0 o / oo 0 000 00 8 Konsep pecahan senilai tersebut di atas kemudian ditindaklanjuti dengan tabel perkalian berikut, tujuannya agar siswa lebih cepat dapat mengerti polanya 7 8 9 0 7 8 9 0 8 0 8 0 9 8 7 0 8 0 8 0 0 0 0 0 0 Ternyata konsep pecahan senilai 8 dan seterusnya mudah Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0

Sekali diamati polanya berdasarkan tabel perkalian, selanjutnya dari tabel perkalian itu dapat diambil kesimpulan (berdasarkan pengamatan polanya) bahwa 7 8 9 0 dst 8 0 8 0 sejalan dengan iti, maka dapat pula disimpulkan antara lain bahwa: dan lain-lain 0 0 0 Perubahan nilai dari kiri ke kanan adalah perubahan nilai pecahan dari yang lebih sederhana menjadi pecahan lain yang lebih tidak sederhana tetapi nilainya tetap sama Sementara perubahan nilai pecahan dari yang lebih tidak sederhana menjadi pecahan yang sederhana Nilai pecahan yang ditunjukkan pada tabel kiri merupakan bentuk pecahan yang paling sederhana Contoh: Dengan melihat tabel perkalian itu dapat dilihat secara jelas bahwa bentuk paling sederhana 8 dari pecahan-pecahan seperti, dan berturut-turut adalah,, dan 0 Suatu cara yang dilakukan untuk mengubah suatu pecahan ke pecahan lain yang senilai dalam bentuk yang paling sederhana ialah dengan faktorisasi prima Hal ini dilakukan guru setelah siswa memahami kegunaan tabel perkalian dan guru kemudian menanyakan bagaimana caranya jika kita tidak disediakan tabel perkalian tetapi kita tetap dapat mengubah nilai suatu pecahan ke dalam bentuk pecahan lain yang paling sederhana Jawabannya adalah dengan faktorisasi prima untuk menemukan FPB dari pembilang dan penyebut pecahan itu dan kemudian meringkasnya sehingga menjadi pecahan lain yang senilai dan dalam bentuk yang paling sederhana Contoh: 8 Dengan melihat tabel, maka bentuk yang paling sederhana dari pecahan adalah, atau 8 Tanpa melihat tabel, maka pemecahannya dilakukan dengan faktorisasi prima seperti berikut 8 9 8 Sehingga Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0

Perhatikan bahwa bagian yang diringkas (dicoret) adalah FPB dari pembilang dan penyebut pecahan itu yakni FPB (8, ) adalah 9 Sehingga pengerjaan yang lebih cepat bila kita mengetahui bahwa FPB (8, ) 9 maka 8 9 9 G KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA PECAHAN Konsep menjumlah pada pecahan sama dengan menggabungkan kedua pecahan sementara konsep mengurang pada pecahan sama dengan mengambil sebagian dari pecahan itu Contoh: + dan dapat diperagakan seperti berikut Digabung Diambil Hasil + Hasil Artinya + Artinya Dengan bantuan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi gambar-gambar peragaan penjumlahan pecahan, siswa dapat menulis beberapa penjumlahan dua pecahan sekaligus menentukan hasil penjumlahannya Selanjutnya siswa diajak mengamati hasil penjumlahanpenjumlahan dari setiap dua pecahan yang telah dihasilkannya untuk menyimpulkan bahwa: Jika pecahan-pecahan penyebutnya sama, maka hasil jumlahnya adalah pecahan lain yang penyebutnya sama dengan penyebut pecahan-pecahan semula dan pembilangnya merupakan jumlah dari masing-masing pembilang pada pecahan semula Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0 7

Perlakuan yang sama (dengan memberikan LKS) dilakukan kepada siswa untuk pengurangan-pengurangan (dua) pecahan hingga siswa dapat mencapai kesimpulan bahwa: Jika (dua) pecahan penyebutnya sama, maka hasil pengurangannya adalah pecahan baru yang penyebutnya sama dengan pecahan semula dan pembilangnya merupakan hasil pengurangan dari pembilang semula Bagaimana peragaannya jika pada penjumlahan/pengurangan pecahan itu penyebutpenyebutnya tidak sama? jawabannya adalah tidak dapat langsung dikerjakan tetapi harus disamakan terlebih dahulu satuan-satuan pecahannya yang tidak lain adalah menyamakan terlebih dahulu penyebut-penyebutnya barulah kemudian melakukan operasi untuk pembilangnya Contoh ---- digabung ---- ---- digabung ---- Artinya Dari peragaan yang digambarkan di atas memperlihatkan bahwa hasil dari tidak jelas menunjuk nilai pecahan berapa (gambar di sebelah kiri) Penjumlahan kedua pecahan baru akan jelas jika satuan pecahannya disamakan (gambar kanan) artinya pecahan menjadi dan menjadi Dengan begitu peragaan hasil jumlahannya menjadi H KONSEP PERKALIAN PADA PECAHAN Ada kategori konsep perkalian pada pecahan, yaitu perkalian dari bilangan bulat dengan pecahan, pecahan dengan bilangan bulat, dan yang ketiga adalah pecahan dengan pecahan Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0 8

Bilangan Bulat dengan Pecahan Contoh: (dibaca kali ), artinya Jika dibalik (dibaca dari ), jadi tanda kali () di baca dari Peragaan selengkapnya adalah seperti berikut a Pada perkalian bilangan bulat + + + Jika ditinjau menurut baris maka banyaknya obyek, sebab ada baris dan tiap baris isinya maka Sementara jika ditinjau menurut kolom maka, sebab ada kolom dan isi tiap kolomnya ada Itu berarti atau sifat komutatif pada perkalian disebut b Pada perkalian bilangan bulat dengan pecahan + + dari Hasil Gambar peragaan di atas memperlihatkan bahwa sifat komutatif perkalian juga berlaku, yakni karena hasilnya sama-sama maka hasil kali yang ditunjukkan oleh tinjauan menurut baris sama dengan hasil kali yang ditunjukkan menurut kolom, yaitu: c Perkalian Pecahan Dengan Bilangan Bulat Perkalian pecahan dengan bilangan bulat jika hasilnya berupa bilangan bulat dapat diperagakan dengan cara, misalkan yang dikalikan adalah peragaan yang dimaksud adalah seperti berikut dengan, Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0 9

Peragaan dari Itu berarti secara konsep Peragaan Semuanya ada dari, atau Pembinaan keterampilan Yang dimaksud membina keterampilan adalah mengarahkan siswa agar dapat mengalikan pecahan dengan bilangan bulat dan sebaliknya secara cepat dan tepat Caranya adalah seperti berikut Pecahan dengan pecahan Perkalian pecahan dengan pecahan juga dibaca dari untuk tanda kalinya Berikut dicontohkan konsep untuk yang dibaca dari dari nya Dengan kronologi seperti itu untuk selanjutnya disimpulkan bahwa gambar seperti dibaca Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0 0

Sebagai tindak lanjut penanaman konsep ini kepada siswa dapat diberikan beberapa gambar untuk diarahkan pada kesimpulan bahwa pada perkalian pecahan hasilnya sama dengan pembilang dikalikan pembilang per penyebut dikalikan penyebut Caranya adalah seperti berikut, dengan melihat pola-pola hasilnya secara umum dapat I PEMBAGIAN PECAHAN disimpulkan bahwa Secara konsep, pembagi pemecahan dengan pecahan ialah mencari banyaknya satuan pengambilan pecahan pembagi sampai habis pada pecahan yang dibagi Contoh: : (artinya ada beberapa satuan pengambilan an sampai habis pada pecahan?) Karena satuan pecahannya belum sama maka untuk dapat menghitung banyaknya satuan pengambilan sampai habis harus disamakan terlebih dahulu satuan pecahannya, yaitu dengan menyamakan penyebut-penyebutnya Bilangan penyebut yang disamakan adalah KPK dari penyebut kedua pecahan Penyamaan penyebut dimaksudkan agar hasil perhitungannya mengarah pada bentuk pecahan yang paling sederhana Karena KPK (penyebut) KPK (, ) maka kedua pecahan kita nyatakan dalam perduabelasan, kemudian kita lihat hasilnya melalui peraga garis bilangan Perhatikan bahwa : : 8 : 8 a b c d a c b d sat sat sat 0 8 0 Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0

Karena ada satuan pengambilan an pada bilangan 8, maka 8 : Bentuk pembagian dari hasilnya itu bila dikembalikan ke pecahan semula dan pecahan campurannya dinyatakan kedalam bentuk pecahan biasa hasilnya adalah sebagai berikut: 8 :, dan jika dikembalikan ke bentuk semula menjadi 8 : Selanjutnya untuk mengarahkan siswa mencapai kesimpulan umum bahwa b a : d c b a d c caranya adalah a berikan soal pembagian pecahan lainnya dan beri kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara kelompok b teliti kebenaran hasil kerja mereka (siswa dalam kelompok) sementara setiap kelompok menuliskan hasil kerjasama di papan tulis c ajak siswa untuk membandingkannya dengan bentuk perkalian pecahan yang bersesuaian hingga kesimpulan yang diharapkan dapat tercapai Contoh: Berikan soal untuk kerja kelompok, misal Soal : jawaban yang diharapkan 9 : jawaban yang diharapkan 8 : jawaban yang diharapkan 0 Pengarahan selanjutnya siswa diminta menuliskan hasil-hasil perkalian pecahan yang bersesuaian itu ke bentuk pecahan biasa, yang dimaksud yaitu jawaban yang diharapkan 8 jawaban yang diharapkan 9 jawaban yang diharapkan 8 0 jawaban yang diharapkan Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0

Karena: Hasil pembagian : 8 hasil perkalian 8 : Hasil pembagian hasil perkalian 9 : 9 : Hasil pembagian : 8 hasil perkalian 8 Hasil pembagian : 0 hasil perkalian 0 Maka secara umum diesimpulkan bahwa : : a c : b d a b d c J OPERASI HITUNG CAMPURAN Yang dimaksud dengan operasi hitung campuran adalah operasi hitung yang melibatkan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian Jika dalam pengoperasian bilangan atau pecahan tidak terdapat tanda kurang maka urutan pengerjaannya berdasar konversi internasional adalah sebagai berikut Jumlahan dan pengurangan sama kuat, artinya mana yang letaknya lebih kiri dikerjakan terlebih dahulu Perkalian dan pembagian sama kuat, artinya mana yang letaknya lebih kiri dikerjakan terlebih dahulu Perkalian dan pembagian lebih kuat dari penjumlahan dan pengurangan Contoh: Hitunglah : + : Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0

Jawab: : + : + + + + + 8 K KONSEP KERJASAMA MENYELESAIKAN PEKERJAAN Masalah Misalkan suatu pekerjaan jika diselesaikan oleh Ali akan selesai dalam waktu hari Pekerjaan yang sama jika diselesaikan oleh Budi akan selesai dalam waktu hari Pertanyaanya adalah jika Ali dan Budi bekerjasama, dalam berapa hari pekerjaan itu dapat mereka selesaikan bersama? Jawab Ali Misalkan pekerjaan yang dimaksud adalah mengecat tembok Untuk memudahkan pemahaman, diatur misal Ali berangkat dari kiri dan Budi berangkat dari kanan Maka gambarannya adalah seperti berikut Budi Ali hari pekerjaan (lihat peragaan) Budi hari hari pekerjaan A dan B Jika keduanya bekerja sama maka dalam sehari pekerjaan yang dapat mereka selesaikan adalah hari I hari II hari II hari I hari ( + ) pekerjaan ( + ) pekerjaan Karena hari pekerjaan, maka pekerjaan hari hari Jadi jika mereka bekerja sama maka pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu hari Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0

Latihan Sederhanakan pecahan-pecahan berikut: a 8 Hitunglah a b c Hitunglah 9 b c 7 d e f d 0 a : + : b : Suatu pekerjaan dapat diselesaikan oleh A dalam waktu hari Jika pekerjaan itu dikerjakan oleh B selesai dalam waktu hari, dan jika C yang mengerjakan selesai dalam hari Berapa hari pekerjaan itu dapat diselesaikan jika A, B, dan C bekerjasama Suatu persegi panjang perbandingan panjang dan lebarnya adalah :, jika keliling persegipanjang itu 8 cm, tentukan luas persegipanjang itu Lima tahun yang lalu perbandingan umur adik dan kakaknya adalah : Sekarang perbandingan umur : Berapakah umur mereka masing-masing? 7 Suatu persegipanjang perbandingan panjang dan lebarnya adalah : Jika luas persegi panjang itu cm, tentukan kelilingnya 8 Delapan tahun lalu perbandingan antara umur Ali, Budi, dan Chandra adalah : : Jika perbandingan umur mereka sekarang tahun, berapakah umur mereka? a delapan tahun yang lalu b sekarang Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0

BAB III PENUTUP A KESIMPULAN Bilangan bulat yang kita kenal selama ini kita kenal dengan garis bilangan Kini bilangan bulat ditambah dengan pendekatan model kaidah yang berlaku pada muatan seperti muatan listrik Dalam pembelajaran bilangan ACB pada matematika Sekolah Dasar meliputi konsep bilangan dihubungkan dengan banyaknya satuan (unit) benda dalam suatu kumpulan Resep apa sebenarnya sehingga membuat matematika yang dibahas pada kegiatan diklat dapat menarik dan menyenangkan? Jawabnya tidak lain adalah karena sajian materinya diawali dengan mengikuti teori Bruner, yakni pembelajaran berangkat dari kongkrit, ditindaklanjuti dengan gambar-gambar (semi kongkrit), dan barulah dia-khiri dengan lambang yang sifatnya abstrak Menurut Bruner, jika pembelajaran berjalan seperti itu, maka siswa akan dapat mengembangkan pengetahuannya jauh lebih luas dari apa yang pernah mereka terima dari gurunya Apabila itu semua dialami oleh peserta diklat (guru), mengapa siswa tidak mengalaminya? Semuanya tentu tergantung kepada komitmen (niat baik) dan realisasi (pelaksanaan riil/ sesungguhnya) saat kembali ke tempat tugas masing-masing B SARAN Bagi para alumni diklat yang berkomitmen untuk merealisasikan komitmennya pada anak didik agar mereka menjadi senang dengan pelajaran matematika diberikan saran-saran sebagai berikut Laporkan kepada atasan langsung tentang pengalaman apa saja yang menarik selama menerima sajian akademik dalam kegiatan pelatihan Pikirkan perangkat kerja apa saja yang mendesak untuk dibuat dan segera diterapkan/diimplementasikan di lapangan, jika sebagai guru pertama adalah yang untuk diterapkan di kelas yang diampunya, kemudian kepada sesama guru di sekolahnya, kemudian lagi pada kegiatan KKG dan terakhir barulah cita-cita ke lingkup yang lebih luas Ciptakan segera perangkat tersebut dengan niat baik, tulus, dan iklas demi anak bangsa di masa depan Diskusikan rencana tindak lanjut Anda pasca pelatihan kepada kepala sekolah dan kepada pengawas Bersemboyanlah Apa yang terbaik yang saya miliki dan dapat saya perbuat untuk kemajuan bangsa ini sebagai andil dalam rangka mencerdaskan bangsa Tuhan maha mengetahui dan pasti akan memberikan ganjaran yang patut disyukuri berupa sesuatu yang tak terduga di masa depan Amin Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0

DAFTAR PUSTAKA Burton, David M (980) Elementary Number Theory Boston : Allyn and Bacon, Inc Depdiknas (00) Kurikulum 00 (Standar Kompetensi Mata pelajaran Matematika SD/MI) Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional ------------- (00) Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Estiningsih, Elly (99) KBM Matematika di Sekolah Dasar (Makalah Penataran) Yogyakarta: PPPG Matematika Edi Prayitno (997) KPK dan FPB (Paket Pembinaan Penataran) Yogyakarta : PPPG Matematika Kamus Besar Bahasa Indonesia Niven, Ivan Zuckerman, Hurbert S (978) An Introduction to the Theory of Numbers (Third Edition) New York : John Wiley & Sons, Inc Sukardjono (99) Berhitung Cepat di SD (Paket Pembinaan Penataran) Yogyakarta : PPPG Matematika Wirasto (99) Matematika Untuk Orang Tua Murid Dan Guru (Jilid I) Jakarta : PT Indira Marsudi R: Ringkasan Pecahan 0 7